You are on page 1of 13

ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS

I Gede Suasta, S.Pd


SMP Bhaktiyasa Singaraja
e-mail: gedesuasta63@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted in SMP Bhaktiyasa Singaraja in the Academic


Year 2009/2010 with the purpose of improving the activity and learning
achievement of grade VIII-D students in the social sciences subjects. The
classroom action research was conducted in three cycles, in which each cycle
consists of four phases, namely planning, action, observation, and reflection.
The data of the students’ activity were collected from the observation, and the
data of the learning achievement were collected from the achievement test. The
data were analyzed by using descriptive qualitative analysis. The result of this
research showed an improvement in the students’ activity and learning
achievement in social sciences subject, shown by the positive progress of the
result in each cycle. In the preliminary reflection, the average of students;
learning activity was 25,33 the mean score was 70,03 and the learning mastery
was 59,38%. At the end of the first cycle, the average students’ learning activity
was 65,05 the mean score was 75,49 and the learning mastery was 57,81%. At
the end of the second cycle, the average of the students’ learning activity was
80,78 the mean score was 84,48 and the learning mastery was 87.50%. At the
end of the third cycle, the average of the students’ learning activity was 89,43
the mean score was 87,50 and the learning mastery was 96,88%.

Keyword: cooperative learning type Group Investigation, learning


activity, learning achievement.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bhaktiyasa Singaraja pada Tahun Pelajaran


2009/2010 dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa kelas VIII-D, dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaan
tindakan selama tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan
kegiatan yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data
aktivitas belajar siswa diperoleh melalui observasi, data prestasi belajar
diperoleh melalui tes prestasi belajar, data tersebut selanjutnya dianalisis
dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan social, terlihat dari adanya perkembangan hasil yang positif
masing-masing siklus. Gambaran kondisi awal kualitas pembelajaran melalui
refleksi awal; rata-rata aktivitas belajar siswa 25,33 kategori sangat kurang,
rata-rata nilai hasil belajar 70,03 dengan ketuntasan belajar 59,38%. Hasil
siklus pertama rata-rata aktivitas belajar siswa 65,05 kategori cukup, rata-rata
nilai hasil belajar 75,49 dengan ketuntasan belajar 57,81%. Siklus kedua rata-
rata aktivitas belajar siswa 80,78 kategori baik, rata-rata nilai hasil belajar 84,48
dengan ketuntasan 87,50%. Siklus ketiga rata-rata aktivitas belajar siswa 89,43

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 35


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

dikategori amat baik, rata-rata nilai hasil belajar 87,50 dengan ketuntasan
96,88%.

Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, aktivitas


siswa, prestasi belajar.

PENDAHULUAN pembelajaran kooperatif Tipe


Tujuan utama pembelajaran Group Investigation. Dalam
ilmu pengetahuan sosial ialah pembelajaran kooperatif model ini,
untuk mengembangkan potensi siswa bekerja sama dalam
peserta didik agar peka terhadap kelompok kecil yang heterogen,
masalah sosial yang terjadi di terjadi ketergantungan positif
masyarakat, memiliki sikap mental (saling membutuhkan), saling
positif terhadap perbaikan segala membantu, dan saling memberikan
ketimpangan yang terjadi, dan motivasi.
terampil mengatasi setiap masalah Hasil observasi awal
yang terjadi sehari-hari baik yang menunjukan bahwa nilai prestasi
menimpa dirinya sendiri maupun hasil belajar Ilmu Pengetahuan
yang menimpa masyarakat. Sosial siswa kls VIII-D SMP
Melalui pembelajaran ilmu sosial Bhaktiyasa Singaraja sangat
diharapkan lahir manusia rendah, dan tidak memenuhi target
Indonesia yang memiliki kesadaran pencapaian minimal. Hal ini
dan kepedulian terhadap disebabkan olah; (1) dominasi guru
masyarakat atau lingkungannya, yang berlebihan selama
memahami nilai-nilai sejarah dan pembelajaran, (2) komunikasi
kebudayaan masyarakat, pembelajaran hanya bersifat satu
memahami konsep dasar dan arah, (3) metode ceramah adalah
mampu menggunakan metode “langganan” guru, (4) layanan
yang diadaptasi dari ilmu-ilmu belajar guru kepada siswa sangat
sosial kemudian dapat digunakan kurang, (5) sumber pembelajaran
untuk memecahkan masalah- hanya berupa buku teks, (6)
masalah sosial (Depdiknas, 2007). kebebasan belajar perseta didik
Pembelajaran ilmu “terpasung” oleh otoritas guru, dan
pengetahuan sosial, idealnya (7) evaluasi guru hanya berupa
didesain untuk dapat memberikan hasil belajar saja, mengabaikan
kesempatan kepada siswa untuk evaluasi proses.
menumbuhkembangkan Permasalahan tersebut
kemampuan mereka secara dapat ditanggulangi dengan
maksimal. Siswa bisa diberi mengubah pandangan, dari
kemandirian untuk belajar dengan pandangan konvensional yang
memanfaatkan aneka sumber lebih memposisikan pendekatan
belajar. Strategi pembelajaran pembelajaran pada upaya
yang mampu mengakomodasi pemindahan pengetahuan secara
pembelajaran ilmu pengetahuan utuh, menuju pandangan inovatif
sosial secara ideal adalah setrategi yaitu pendekatan pembelajaran

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 36


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

kooperatif, yang lebih memosisikan diselesaikan dalam kelompok


pembelajaran pada upaya self- tersebut.
cooperation, di mana pengetahuan Dipilihnya penanggulangan
itu dibangun di dalam pikiran permasalahan tersebut karena
peserta didik dan oleh peserta beberapa temuan hasil penelitian
didik itu sendiri, dengan difasilitasi terdahulu membuktikan bahwa
guru untuk mengadakan kerja model kooperatif dapat dijadikan
sama dengan siapa saja termasuk sebagai alternatif strategis untuk
siswa lainnya. Pendekatan yang mengurangi berbagai masalah
dimaksud adalah belajar aktif, seputar rendahnya kualitas mutu
konstruktivistik, dan kooperatif. dan hasil pembelajaran. Penelitian
Belajar aktif, ditunjukkan dengan dimaksud seperti; Sadia (1997)
adanya keterlibatan intelektual dan menyimpulkan bahwa
emosional yang tinggi dalam pembelajaran dengan model
proses belajar, tidak sekadar kooperatif sangat efektif untuk
aktivitas fisik semata, tetapi siswa meningkatkan kemampuan berpikir
diberi kesempatan untuk formal siswa SMP dalam
berdiskusi, mengemukakan pembelajaran IPA dan secara
pendapat dan idenya untuk signifikan dapat meningkatkan
melakukan eksplorasi terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh
materi yang sedang dipelajari serta siswa. Sebagai sebuah model
menafsirkan hasilnya secara pembelajaran, model ini
bersama-sama di dalam kelompok. tampaknya cukup teruji
Model pembelajaran GI efektivitasnya dalam meningkatkan
(Group Investigation) sebagai perolehan belajar peserta didik,
solusi penanggulangan namun yang perlu dikaji lebih jauh
permasalahan tersebut, termasuk adalah bagaimana halnya dengan
dalam pembelajaran kooperatif. aplikasi model ini terhadap
Salah satu ciri pembelajaran peningkatan prestasi hasil belajar
kooperatif adalah kemampuan siswa pada mata pelajaran ilmu
siswa untuk bekerja sama dalam pengetahuan sosial di SMP.
kelompok kecil yang heterogen Rumusan permasalahan
(Suyitno, 2004: 9). Masing-masing penelitian ini adalah apakah model
anggota dalam kelompok memiliki pembelajaran kooperatif tipe
tugas yang setara. Karena pada Group Investigation dapat
pembelajaran kooperatif meningkatkan aktivitas dan
keberhasilan kelompok sangat prestasi hasil belajar siswa kelas
diperhatikan, siswa yang pandai VIII-D SMP Bhaktiyasa Singaraja
ikut bertanggung jawab membantu pada mata pembelajaran ilmu
temannya yang lemah dalam pengetahuan sosial? Tujuan dari
kelompoknya. Dengan demikian, penelitian ini adalah untuk
siswa yang pandai dapat mengetahui aktivitas dan prestasi
mengembangkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas VIII-D
keterampilannya, sedangkan siswa SMP Bhaktiyasa Singaraja pada
yang lemah akan terbantu dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
memahami permasalahan yang Sosial dengan menggunakan

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 37


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

model pembelajaran kooperatif tipe kelompok kecil yang heterogen,


Group Investigation. Manfaat sehingga terjadi aktivitas belajar
penelitian ini, 1) Bagi guru mata siswa sangat tinggi. Tingginya
pelajaran ilmu pengetahuan sosial tingkat aktivitas belajar sangat
adanya suatu alternatif serta berpengaruh terhadap peningkatan
variasi model pembelajaran yang prestasi hasil belajar.
dapat diterapkan dalam proses Bardasarkan
pembelajaran, sehingga permasalahan dan kerangka
pembelajaran menjadi aktif, kreatif, berpikir yang dilandasi oleh
efektif dan menyenangkan, terkait kerangka teori serta didukung
dengan materi mata pelajaran ilmu oleh temuan-temuan empiric
pengetahuan sosial yang menuntut yang relevan, maka hipotesis
adanya pemanfaatan strategi dan penelitian ini dapat dirumuskan
metode yang variatif. 2) Bagi bahwa: “Jika permasalahan
pengemban propesi keguruan rendahnya aktivitas dan prestasi
secara umum akan didapat pola hasil belajar ilmu pengetahuan
sikap profesionalisme guru, sosial pada SMP Bhaktiyas
dengan menyadari kelemahan Singaraja, ditanggulangi dengan
kualitas proses pembelajaran dan implementasi pembelajaran
pencarian solusi untuk kooperatif tipe Group
mengatasinya. 3) Bagi birokrat Investigation secara konsisten,
kependidikan hasil penelitian ini maka aktivitas dan prestasi hasil
bermanfaat sebagai referensi belajar ilmu pengetahuan sosial
dalam pembinaan mutu pendidik siswa SMP Bhaktiyasa Singaraja
dan tenaga kependidikan menuju akan dapat ditingkatkan.
peningkatan kualitas tenaga
pendidik. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini Penelitian ini menggunakan
dikembangkan kerangka berpikir rancangan penelitian tindakan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas (classroom action research)
berperan sebagai media strategis yang dimaksudkan untuk
dalam pembentukan dan pelatihan meningkatkan kualitas proses dan
peserta didik sebagai warga hasil pembelajaran ilmu
negara yang demokratis dan pengetahuan sosial. Rasional dari
bertanggung jawab, sehingga pemilihan rancangan ini adalah
diperlukan pembelajaran yang mengingat permasalahan yang
mendukung terbentuknya creative muncul berkaitan dengan dinamika
dialoque, memberikan kesempatan proses pembelajaran di kelas
kepada siswa untuk bersifat kontekstual dan alamiah,
menumbuhkembangkan serta unpredictable. Menyadari
kemampuan mereka secara realitas tersebut, maka dilakukan
maksimal. Model pembelajaran evaluasi dan refleksi tindakan pada
Group Investigation, termasuk setiap siklusnya dengan
dalam pembelajaran kooperatif menganalisis hubungan fungsional
yang menekankan kemampuan yang bersifat kontekstual antara
siswa untuk bekerja sama dalam tindakan yang diambil dan efek

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 38


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

dari tindakan pada setiap siklus. lokasi ini karena peneliti bertugas
Sentral fokus dari penelitian ini pada sekolah ini dan
adalah kajian terhadap permasalahan yang sedang diteliti
implementasi pembelajaran juga muncul di sekolah ini. Hal ini
kooperatif tipe group dimaksudkan agar peneilitan
investigation pada pembelajaran memiliki asas manfaat sesuai
ilmu pengetahuan social. Alasan dengan karakteristik penelitian
lain penggunaan rancangan tindakan kelas tersebut. Waktu
penelitian ini adalah penelitian pelaksanaan penelitian ini adalah
tindakan kelas (Classroom Action selama satu semester yakni pada
Research ), merupakan suatu smester ganjil tahun pelajaran
bentuk kajian yang bersifat 2009/2010, yaitu mulai bulan Juli
reflektif oleh pelaku tindakan, 2009 sampai dengan bulan
yang dilakukan untuk Oktober 2009. Jadwal
meningkatkan kemampuan pelaksanaannya sesuai dengan
rasional dari tindakan-tindakan jadwal pelajaran.
mereka dalam melaksanakan Pelaksanaan melalui empat
tugas, memperdalam pemahaman tahapan diantaranya; (1) tahap
terhadap tidakan-tindakan yang perencanaan, yakni menyusun
dilakukannya itu, serta persiapan-persiapan dalam rangka
memperbaiki kondisi kelas tempat implementasi model pembelajaran,
praktek tindakan tersebut baik yang berupa persiapan
(Depdikbud 1999: 6). Dipilihnya mengajar yang terdiri dari
jenis penelitian ini juga karena penyusunan rencana pelaksanaan
memiliki karakteristik yang berbeda pembelajaran, maupun persiapan
dengan penelitian lainnya seperti; instrumen yang akan
1) Kegiatan penelitian dipicu oleh dipergunakan. (2) tahap
permasalahan praktis guru sebagai pelaksanaan, yakni
pengelola program pembelajaran mengimplementasikan model
di kelas yang dituntut untuk pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan profesionalitasnya. Group Investigation. (3) tahap
2) Penelitian dapat dilaksanakan observasi, yakni melakukan
secara kolaboratif dengan teman observasi tindakan dan hasil-
sejawat yang memiliki hasilnya. Aspek-aspek yang
permasalahan yang sama dalam diobservasi meliputi: Efektivitas
proses pembelajaran. 3) Dapat dan kontinyuitas penggunaan
meningkatkan kebiasaan model belajar kooperatif tipe
profesional guru dalam Group Investigation, dan
melaksanakan tugas rutinnya, peningkatan prestasi belajar
karena penelitian ini akan mampu peserta didik, terutama dilihat dari
mengenalkan permasalahan serta jenjang pemahaman materi yang
upaya mengatasinya dan terwujud secara tertulis maupun
efektivitas penerapannya. lisan. Untuk kepentingan ini secara
Penelitian tindakan kelas ini khusus diamati melalui pemberian
dilaksanakan di kelas VIII-D SMP tes kepada siswa. Data yang
Bhaktiyasa Singaraja. Dipilihnya terkumpul melalui observasi

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 39


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

terhadap pelaksanakan tindakan, yang berhubungan dengan


berupa aktivitas belajar siswa, dan aktivitas belajar siswa diukur
hasil prestasi belajar siswa dengan standar kualitatif yakni;
selanjutnya diolah atau dianalisis 1) Jika skor aktivitas belajar
dengan analisis deskriptif antara 86 – 100
kualitatif. (4) tahap evaluasi dan tergolong aktivitas amat
refleksi, yakni menilai efektivitas baik,
perencanaan dan pelaksanaan 2) Jika skor aktivitas belajar
tindakan dalam mencapai hasil- antara 71 – 85 tergolong
hasil belajar yang diharapkan. aktivitas baik,
Dalam penilaian ini dibandingkan 3) Jika skor aktivitas belajar
seberapa jauh pelaksanaan antara 56 – 70 tergolong
tindakan telah sesuai dengan aktivitas cukup,
rencana tindakan sebelumnya 4) Jika skor aktivitas belajar
yang dilihat dari kesesuaian antara antara 41 – 55 tergolong
indikator-indikator pelaksanaan aktivitas kurang,
tindakan dengan perencanaan. 5) Jika skor aktivitas belajar
Disamping itu, dievaluasi pula sama/kurang dari 40
prestasi belajar peserta didik aktivitas sangat kurang.
sebagai implikasi dari tindakan Sedangkan keberhasilan
yang telah dilakukan. Temuan dan penelitian berhubungan dengan
hasil yang diperoleh dari kegiatan prestasi hasil belajar siswa
evaluasi di atas digunakan sebagai ditentukan dengan standar kriteria
bahan refleksi untuk ketuntasan minimal (KKM) yang
menemukenali keunggulan- harus dicapai siswa dalam
keunggulan, kelemahan- pembelajaran. Secara individu
kelemahan, dan kendala-kendala siswa dikatakan berhasil dalam
tindakan, serta upaya proses pembelajaran bila dapat
pemecahannya secara rasional mencapai nilai hasil prestasi
dan adil untuk penyempurnaan belajar minimal 75, sedangkan
pelaksanaan tindakan pada siklus secara klasikal minimal 85% siswa
berikutnya. Dalam hal ini dalam suatu rombongan belajar
pelaksanaan kegiatan refleksi dapat mencapai kriteria ketuntasan
dilakukan pada setiap akhir siklus minimal yang dipersyaratkan.
tindakan di setiap penyelesaian Kriteria ketuntasan minimal
pembelajaran tiap-tiap pokok ditentukan berdasarkan konteks
bahasan, dan pada saat mana pembelajaran siswa pada sekolah
keseluruhan tindakan (siklus) telah atau kelas dimaksud, dengan
terselesaikan. mempertimbangkan; intake, daya
Kreteria keberhasilan dukung dan kompleksitas materi
penelitian ini dapat diukur dari pelajaran yang diajarkan.
ketercapaian hasil penelitian Mempertimbangkan intake,
terhadap aktivitas dan prestasi kompleksitas materi dan daya
hasil belajar siswa dalam dukung sekolah maka nilai kriteria
pembelajaran ilmu pengetahuan ketuntasan minimal mata pelajaran
sosial. Keberhasilan penelitian ilmu pengetahuan sosial kelas VIII

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 40


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

SMP Bhaktiyasa Singaraja adalah memilih topik yang


75. menurutnya menarik.
1. Hasil dan Pembahasan (2) Tahap Perencanaan
Sebelum menyajikan hasil (Planning)
pelaksanaan tindakan terlebih Kegiatan pada tahap ini
dahulu disampaikan sintak adalah siswa bersama-
tahapan implementasi model sama merencanakan
pembelajaran kooperatif tipe tentang: (1) materi pelajaran
Group Investigation. Pada yang perlu mereka pelajari,
prinsipnya pembelajaran kooperatif (2) menentukan cara
tipe group investigatioan tidak mempelajari materi
terlalu berbeda dengan tipe-tipe dimaksud, (3) pembagian
yang lainnya. Yang membedakan tugas di dalam setiap
tipe ini dengan tipe-tipe yang kelompok, (4) menentukan
lainnya adalah tahapan atau sintak tujuan mereka menyelidiki
pelaksanaannya. Secara umum topik tersebut atau
pembelajaran kooperatif tipe ini permasalahan.
memiliki 6 tahapan diantaranya; (3) Tahap Penyelidikan
(1) Tahap Pengelompokan (Investigation)
(Grouping) Tahap penyelidikan adalah
Pada tahap ini guru tahap dilaksanakannya
membentuk kelompok proyek investigasi oleh
kelompok investigasi, siswa, dengan melakukan
dengan anggota tiap kegiatan sebagai berikut: (1)
kelompok 4 sampai 5 orang. mengumpulkan informasi,
Kelompok diharapkan menganalisis data dan
heterogen dari jenis membuat simpulan terkait
kelamin, kemampuan, latar dengan permasalahan-
belakang. Sedangkan permasalahan yang
langkah yang dilakukan diselidiki, (2) masing-masing
guru setelah penyampaian anggota kelompok
topik bahasan yang akan memberikan masukan pada
diinvestigasi adalah: (a) setiap kegiatan kelompok,
memberikan kesempatan (3) saling bertukar,
kepada siswa untuk memilih berdiskusi, mengklarifikasi
topik yang menarik, dan dan mempersatukan ide dan
membentuk kelompok pendapat.
berdasarkan topik (4) Tahap Pengorganisasian
pilihannya, (b) membatasi (Organizing)
anggota kelompok 4 sampai Pada tahap ini,
5 orang dengan cara dilaksanakan persiapan
mengarahkan siswa dan laporan akhir, seperti: (1)
memberikan motivasi anggota kelompok
kepada siswa supaya menentukan pesan-pesan
bersedia membentuk penting dalam proyeknya
kelompok baru dengan masing-masing, (2)

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 41


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

anggota kelompok mengkolaborasi, hasil


merencanakan apa yang mengevaluasi proses
akan mereka laporkan dan pembelajaran yang telah
bagaimana dilaksanakan, (3) selain
mempresentasikannya, (3) penilaian terhadap proses
wakil dari masing-masing pembelajaran, pada tahap
kelompok membentuk ini juga dilaksanakan
panitia diskusi kelas dalam penilaian hasil belajar, guna
presentasi investigasi. mendapatkan informasi atau
(5) Tahap Presentasi data tingkat pemahaman
(Presenting) siswa, terhadap materi yang
Kegiatan pembelajaran di sedang dibahasnya.
kelas pada tahap ini adalah; Kegiatan evaluasi
(1) penyajian hasil dilakukan dengan mengamati; (1)
investigasi dari masing- keterampilan dan kemampuan
masing kelompok dengan berpikir serta berkomunikasi, (2)
berbagai variasi bentuk kesungguhan mengerjakan tugas,
penyajian, (2) kelompok (3) kemampuan berpikir kritis dan
yang tidak sebagai penyaji logis dalam memberikan
terlibat secara aktif sebagai pandangan atau argumentasi, (4)
pendengar, sekaligus kemauan untuk bekerja sama dan
mengevaluasi, memikul tanggung jawab bersama,
mengklarifikasi dan (5) penilaian pemahaman individu
mengajukan pertanyaan siswa terhadap Standar
atau tanggapan terhadap Kompetensi, Kompetensi Dasar,
topik yang disajikan. Indikator materi yang dikaji,
(6) Tahap evaluasi (evaluating) meliputi ranah kognitif, afektif, dan
Pada tahap ini, keterampilan.
dilaksanakan penilaian Data dan fakta hasil
proses kerja dan hasil implementasi model pembelajaran
proyek siswa. Kegiatan guru kooperatif tipe Group Investigation,
atau siswa dalam disajikan berupa rekapitulasi hasil
pembelajaran adalah: (1) penelitian yang terdiri atas rata-
siswa menggabungkan rata nilai perkembangan aktivitas
masukan-masukan tentang belajar dan prestasi belajar,
topiknya dari siswa lain, (2) disajikan pada tabel 1 berikut:
guru dan siswa

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 42


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Tabel 1. Perkembangan Aktivitas dan Hasil Belajar

VARIABEL

Prestasi Belajar
Kondisi Rerata
Aktivitas
Belajar Rerata daya Ketuntasa
Rerata Nilai
serap (%) n belajar
(%)
Pra Siklus 25,33 70,03 70,03 59,38

Pertemuan 1 61,17 71,04 71,04 40,63


Siklus I
Pertemuan 2 68,92 79,95 79,95 75,00
Rerata 65,05 75,49 75,49 57,81
GSA 39,72 5,46 5,46 -1,56
Pertemuan 1 76,72 83,33 83,33 81,25
Siklus II
Pertemuan 2 84,84 85,63 85,63 93,75
Rerata 80,78 84,48 84,48 87,50
GSA 15,73 8,98 8,98 29,69
Pertemuan 1 89,58 86,04 86,04 96,88
Siklus III Pertemuan 2 89,28 88,96 88,96 96,88
Rerata 89,43 87,50 87,50 96,88
GSA 8,65 3,02 3,02 9,38
Sumber: Analisis Data Primer (2009)

Tabel tersebut menyatakan ketuntasan belajar siswa juga


adanya pekembangan aktivitas terjadi secara positif. Refleksi awal
belajar siswa secara positif. Hasil rata-rata prestasi hasil belajar siswa
refleksi awal ditemukan aktivitas 70,03 dengan ketuntasan 59,38 %.
pembelajaran siswa hanya 25,33. Selanjutnya setelah implementasi
Selanjutnya setelah implementasi model kooperatif Tipe Group
model pembelajaran kooperatif Investigation, selama tiga siklus,
dengan Tipe group investigation, secara umum telah terjadi
yang dilaksanakan selama tiga peningkatan pada rata-rata prestasi
siklus, secara umum tampak adanya dan ketuntasan hasil belajar, hasil
peningkatan aktivitas belajar siswa yang diraih pada siklus ketiga
dan hasil yang diraih pada siklus adalah; rata-rata post test; 87,50
ketiga adalah 89,43. Perkembangan dengan daya serap 87,50% dan
aktivitas belajar siswa tersebut ketuntasan belajar mencapai 96, 88.
sangat drastis yang terlihat pada Berikut ini disampaikan hasil
gain-skornya. Perkembangan rata- refleksi pelaksanaan tindakan, yang
rata prestasi hasil belajar yang menyoroti keunggulan masing-
ditandai dengan adanya masing siklus, kelemahan serta
perkembangan nilai rata-rata, dan solusi penanggulangannya. Pada

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 43


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Siklus 1 terdapat keunggulan jika menjadi 80,78, nilai rata rata


dibandingkan dengan pembelajaran prestasi belajar naik menjadi 84,48,
sebelumnya yakni; (1) munculnya (2) siswa sudah terbiasa
aktivitas siswa dalam pembelajaran melaksanakan kerja berkelompok
ilmu pengetahuan social yang pada setiap pembelajaran dan
sebelumnya tidak pernah ada dan dalam menyelesaikan tugas-tugas
bahkan sangat sulit untuk yang dibebankan kepadanya,
merangsang siswa agar terlibat Kelemahan yang terlihat pada siklus
secara aktif dalam pembelajaran. (2) 2 ini adalah aktivitas belajar siswa
terjadi peningkatan rata-rata masih tergolong kurang. Solusi
aktivitas belajar dan prestasi belajar penanggulangannya memberikan
yang cukup signifikan hal ini dapat pedoman kerja kelompok kepada
dilihat dari rata rata aktivitas belajar setiap kelompok siswa, pengawasan
yang diperoleh adalah 65,05 dan secara intensive, pemberian
pada prestasi belajar diperoleh rata penghargaan reward kepada
rata 75,49 ,(3) siswa mulai kelompok yang memperoleh
mengenal kerja sama pada setiap peningkatan hasil belajar, dan
pembelajaran dalam menyelesaikan memeberikan punishmen atau
tugas-tugas yang dibebankan hukuman kepada kelompok yang
kepadanya. Kelemahan-kelemahan mengalami penurunan hasil
yang terjadi pada siklus ini belajarnya.
diantaranya; terdapat beberapa Keunggulan siklus ketiga ini,
kelompok siswa yang belum pada aktivitas belajar sudah seluruh
maksimal dalam melaksanakan aspek skornya secara rata-rata baik
tugas-tugas yang dibebankan dan amat baik. Demikian juga pada
kepadanya sehingga rata-rata hasil prestasi belajar, rata-rata nilai
aktivitas siswa walaupun sudah hasil post tes; 87,50 berarti daya
mengalami kenaikan namun masih serap siswa adalah 87,50%.
tergolong kurang. Nilai hasil belajar Ketuntasan belajar telah mencapai
siswa secara klasikal belum 96,88%. Dari data tersebut
memenuhi KKM, karena ketuntasan menyatakan bahwa baik aktivitas
hasil belajar yang dicapai hanya; maupun hasil prestasi belajar telah
57,81 % hanya 19 orang siswa yang mencapai hasil yang masimal,
bisa tuntas dan masih 13 orang sehingga implementasi strategi
siswa harus diremidial. Solusi pembelajaran sangat berpengaruh
penanggulanngannya adalah terhadap peningkatan aktivitas
melaksanakan bimbingan serta belajar siswa, dan sekaligus
pengawasan secara intensif, serta berakibat kepada peningkatan hasil
memberikan sanksi kepada belajar. Kelemahan walaupun siklus
kelompok dimaksud. ketiga ini, telah menampakkan
Pada siklus 2, keunggulan keunggulan baik secara rata-rata
yang terlihat jika dibandingkan maupun per-komponen atau aspek
dengan siklus 1 adalah (1) terdapat dari aktivitas dan hasil prestasi
peningkatan pada ketuntasan belajar, namun masih juga terlihat
belajar dari 57,81% menjadi adanya kelemahan-kelemahan. Hal
87,50%, rata aktivitas belajar naik tersebut terlihat pada ketuntasan

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 44


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

prestasi hasil belajar siswa, belum (psikomotor) dengan maksud proses


mencapai 100% dan masih terdapat pembelajaran itu akan dianggap
1 (satu) orang yang tidak memenuhi berhasil bila terjadi perubahan
KKM, sehingga masih perlu tingkah laku yang tecermin melalui
diremidial. Solusi yang perlu ketiga aspek tersebut.
dilaksanakan untuk proses Perkembangan peningkatan
pembelajaran berikutnya adalah aktivitas mencerminkan adanya
memberikan perhatian dan perubahan tingkah laku siswa yang
perlakuan khusus terhadap siswa berimplikasi pada peningkatan hasil
bersangkutan. belajar siswa tersebut. Hal tersebut
Hasil implementasi model terjadi karena memang murni akibat
pembelajaran kooperatif Tipe Group implementasi model pembelajaran
Investigation menampakkan adanya kooperatif tipe Group Investigation
keberhasilan dalam meningkatkan Dikatakan demikian karena model
aktivitas belajar siswa, yang diikuti ini memiliki 8 komponen keunggulan
dengan peningkatan prestasi belajar seperti; (1) teams, (2) placement
siswa. Hal ini sesuai dengan kajian test, (3) student creative, (4) team
pustaka dapat diketahui bahwa study, (5) team score and team
peningkatan tersebut merupakan recognition, (6) teaching group, (7)
konskuensi logis. Anderson dan fact test, (8) whole-class units
Faust 1982, menyatakan kegiatan (Suyitno, 2004:8).
pembelajaran dengan pendekatan Keberhasilan yang dicapai
kooperatif akan mampu mencapai tercipta juga karena hubungan
minimal empat tujuan yakni: 1) antaranggota yang saling
memelihara motivasi dan aktivitas mendukung, saling membantu, dan
belajar siswa; 2) meningkatkan peduli. Siswa yang lemah mendapat
perhatian siswa; 3) membantu masukan dari siswa yang relatif
siswa dalam memahami konsep kuat, sehingga menumbuhkan
materi pelajaran; 4) menjaga motivasi belajarnya. Motivasi inilah
ingatan siswa agar tidak mudah yang berdampak positif terhadap
melupakan materi pelajaran yang hasil belajar. Secara umum dalam
pernah diberikan. Hal tersebut pembelajaran kooperatif tipe Group
merupakan indikasi dari aktivitas Investigation dikembangkan
belajar siswa. keterampilan berpikir kritis dan kerja
Hal ini sesuai dengan teori sama, hubungan antara pribadi
belajar tingkah laku (behaviorism) yang positif dari latar belakang yang
yang dikemukakan oleh Skinner, berbeda, menerapkan bimbingan
bahwa orientasi tujuan belajar antarteman, dan tercipta lingkungan
mengarah kepada perubahan yang menghargai nilai-nilai ilmiah
tingkah laku (chang of behavioris), yang dapat membangun motivasi
karena pada hakikatnya “ learrning belajar pada siswa. Melalui
is chang of behavior “. Perubahan pembelajaran kooperatif dengan tipe
tingkah laku dapat terlihat pada Group Investigation keaktifan siswa
aspek sikap (afektif), aspek lebih tinggi sebab siswa
kemampuan pengetahuan (cognitif), mendapatkan pengalaman
dan aspek keterampilan langsung. Hasil penelitian ini juga

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 45


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

sesuai dengan hasil penelitian model pembelajaran GI (Group


Johnson dan Johnson (Nurhadi dkk, Investigation) dapat meningkatkan
2003: 62) yang menunjukkan aktivitas dan prestasi belajar siswa
adanya berbagai keunggulan kelas VIII-D SMP Bhaktiyasa
pembelajaran kooperatif antara lain Singaraja tahun pelajaran
sebagai berikut: (1) memudahkan 2009/2010. Berdasarkan hasil
siswa melakukan penyesuaian penelitian, dapat disarankan: (1)
sosial; (2) mengembangkan Guru dapat menerapkan model
kegembiraan belajar yang sejati; (3) pembelajaran Group Investigation
memungkinkan para siswa saling serta mengembangkan kreativitas
belajar mengenai sikap; dalam pembelajaran. (2) Guru dapat
keterampilan, informasi, perilaku memvariasikan model pembelajaran
sosial dan pandangan: (4) Group Investigation dengan model
meningkatkan rasa saling percaya lainnya sehingga diperoleh model
kepada sesama manusia; (5) yang lebih sesuai dengan
meningkatkan kesediaan karakteristik pokok bahasan dan
menggunakan ide orang lain yang kondisi siswa. (3) Penelitian ini
dirasakan lebih baik; (6) hanya sebatas membandingkan
meningkatkan motivasi belajar hasil belajar menggunakan model
instrinsik; (7) meningkatkan sikap pembelajaran Group Investigation
positif terhadap belajar dan dengan model lain nonkooperatif
pengalaman belajar. yaitu model pengajaran langsung,
Dari hasil pelaksanaan sedangkan model pembelajaran
tindakan pada ketiga siklus yang kooperatif terdapat bermacam-
telah dilaksanakan, dapat diambil macam tipe seperti Jigsaw I, Jigsaw
suatu langkah untuk melaksanakan II, STAD, TGT, CIRC dan
pendekatan dan metode yang telah sebagainya. Oleh karena itu, perlu
dipergunakan dalam penelitian ini, dilakukan penelitian dengan
dalam setiap pelaksanaan kegiatan membandingkan hasil belajar
pembelajaran pada materi dan kelas dengan penerapan tipe-tipe
lain, dengan mempertimbangkan pembelajaran kooperatif tersebut.
lebih memantapkan pengelolaan
kelas pada kelas-kelas dengan Daftar Pustaka
kemampuan rata-rata rendah dan Departemen Pendidikan Nasional.
pada jam-jam yang rawan, seperti 2007. Petunjuk Teknis
jam terakhir (6-7) untuk pagi hari Implementasi Pelajaran Ilmu
dan jam awal (1-2) pada sore hari. Pengetahuan Sosial Terpadu.
Dengan kata lain penelitian ini akan Jakarta : Departemen
tetap dilaksanakan, guna Pendidikan Nasional
memperbaiki kualitas Gokhale, A.A. 1995. “Collaborative
pembelajaran, sehingga tujuan Learning Enhances Critical
pendidikan dapat tercapai. Thinking”, Journal of
Technology Education, 7 (1).
PENUTUP Hamid, Hasan.S. 1996. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian Ilmu-ilmu Sosial (buku I).
dapat diambil simpulan bahwa

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 46


ISSN 2407-4551 Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016

Bandung: Jurusan Sejarah Sadia, I Wayan. 1997.


FPIPS IKIP Bandung. Pembelajaran Kooperative
______, 1996. Pendidikan Ilmu-ilmu dalam pembelajaran IPA,
Sosial (buku II): Jurusan Makalah dalam seminar
Sejarah FPIPS IKIP sehari. STKIP Negeri
Bandung. FPIPS IKIP Singaraja.
Bandung. Suwarsih, Madya, dkk. 1994.
Mafune, P. 2005. “Teaching and Panduan Penelitian
Learning Models, A Tindakan. Jogyakarta:
Reflection The Work of Bruce Lembaga Penelitian IKIP
Joyce, Bev Showes”, HHP:// Jogyakarta.
haqar.Up.ac.Za / catts /
learning / cooplm / B3a.html.
Muarofah. 2004. Keefektifan
Penggunaan Model
Pembelajaran GI (Group
Investigation) terhadap Hasil
Belajar Matematika
Siswa.Hasil Penelitian.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran
Kontekstual (Contekstual
Teaching and Laerning/CTL).
Malang: Universitas Negeri
Malang.
Supardi,suhardjono 2011. Strategi
Menyusun Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta.
Andi Opset.
Sumantri, M. Nu’man. (1996).
Pendidikan IPS ditinjau dari
Perspektif Aktualisasinya:
Strategi dan Pengembangan
Pendidikan IPS dalam
Menghadapi Abad XXI.
jakarta: IKIP Jakarta.
Suyitno. 2004. Model Pembelajaran
Kooperative. Jakarta.
Canisius.
Sutama, 2007. Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group
Investigation untuk
mengembangkan Kreativitas
Mahasiswa, Hasil penelitian
Jurusan Pendidikan
Matematika FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 47

You might also like