You are on page 1of 15

JURNAL SKRIPSI

o l e h:

YOFITA KHAIRUNISA PRATIWI

K8409073

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2013
1

ABSTRACT

Yofita Khairunisa Pratiwi. K8409073. COOPERATIVE MODEL


IMPLEMENTATION OF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISIONS) METHODS FOR INCREASING INTEREST AND
SOCIOLOGY OF LEARNING OUTCOMES FOR CLASS X.2 BATIK 1
HIGHSCHOOL SURAKARTA 2012/2013 ACADEMIC YEAR. Thesis,
Surakarta: The Faculty of Teaching and Education Sebelas Maret University.
Juny 2013.
The purpose of this research is to increase the interest and achievement in
Sociology learning for class x.2 Batik 1 highschool Surakarta by applying the
Student Team Achievement Divisions learning model. This research is a class
action research. The research was conducted in two cycles, with each cycle
consisting of planning, action, observation, and reflection. The subjects were class
x.2 Batik 1 highschool Surakarta which amounts to 38 students. Source of data
comes from teachers and students. The data collection techniques is by
observation, questionnaires, tests, and documentation or archives. The validity of
the data using source triangulation techniques. Data analysis using the
comparative descriptive analysis techniques.
The results showed that class x.2 Batik 1 highschool Surakarta student
achievement in sociology subjects had increased after the implementation of the
Student Team Achievement Divisions learning model. This is indicated by an
increase in average interest of each cycle. Average student interest before any
action is taken on indicator only 2.58 on attention, 3.02 on the relevance, 2.09 on
confidence and at 2.12 against complacency. Once applied the action on the first
and second cycle average student interest has increased in each of the indicators,
the first and second cycle students' attention increased to 3.07 and increased to
3.56, relevance increased to 3.23 then to 4.66 in the second cycle, student
confidence increased to 2.38 and increased to 3.67 in cycle II, and student
satisfaction also increased to 2.42 in the first cycle and the second cycle to 4.57.
Student learning outcomes also improved, as shown by an increase in average
student learning outcomes in each cycle. Average student learning outcomes
before the action only (8.57%) 64.42, after application of the action in the first
cycle average student learning outcomes increased to (68.42%) 73.82. In the
second cycle the average student learning outcomes increased to (76.32%) 79.34.
The research conclusion is application of Student Team Achievement Divisions
learning model can increase the interest and learning outcomes of sociology
subjects of class x.2 Batik 1 highschool Surakarta student.

Keywords: STAD cooperative learning, learning interest, learning outcome


2

Pendahuluan karena hal ini dapat mempengaruhi

Pendidikan adalah usaha sadar hasi belajar bagi siswa, karena proses

dan terencana untuk mewujudkan pmebelajaran dapat dikatakan berhasil

suasana belajar dan proses jika mencetak hasil belajar yang baik.

pembelajaran agar peserta didik secara Faktor yang mempengaruhi belajar

aktif mengembangkan potensi dirinya siswa dapat kita bedakan menjadi tiga

untuk memiliki kekuatan spiritual macam, yakni: (1) faktor internal, (2)

keagamaaan, pengendalian diri, faktor eksternal yaitu, (3) faktor

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, pendekatan belajar.

serta ketrampilan yang diperlukan Pendidikan disekolah diwujudkan


dirinya, masyarakat, bangsa, dan dengan adanya pembelajaran,
Negara (UU No. 20 tahun 2003 ) . pembelajaran di sekolah dalam
Menurut Ahmad D Marimba pelaksanaannya diatur dalam
pendidikan adalah bimbingan atau kurikulum. Pengertian kurikulum
pimpinan secara sadar oleh pendidik menurut Undang-undang sitem
terhadap perkembangan jasmani dan pendidikan nasional Nomor 20 tahun
rohani si terdidik menuju kepribadian 2003 bab I pasal 1 butir 19 yang
yang utama. Unsur-unsur yang terdapat menyatakan “ kurikulum adalah
dalam pendidikan dalam hal ini yaitu, seperangkat rencana dan pengaturan
usaha (kegiatan), usaha itu bersifat mengenai tujuan isi dan bahan
bimbingan (pimpinan atau pertolongan) pelajaran serta yang digunakan sebagai
dan dilakukan secara sadar, ada pedoman penyelenggaarakan kegiatan
pendidik atau pembimbing atau pembelajaran untuk mencapai tujuan
penolong, ada yang dididik (peserta pendidikan tertentu”. Maka dapat
didik), bimbingan itu memiliki dasar dipahami bahwa dengan adanya
dan tujuan, dalam usaha itu tentu ada kurikulum, proses pembelajaran tetap
alat-alat yang dipergunakan (media). meiliki aturan, dan membutuhkan
Dalam proses belajar ada beberapa perencanaan dan pertimbangan yang
faktor yang mempengaruhi. Penting bertujuan untuk tercapainya tujuan
bagi guru untuk memperhatikan faktor- pendidikan tersebut.
faktor yang mempengaruhi belajar
3

Sekolah merupakan lembaga kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.


pendidikan formal yang memegang Jumlah siswa seluruhnya adalah 38 dan
peranan yang sangat penting dalam yang tuntas hanya ada 3 orang siswa
meningkatkan kualitas sumber daya saja. Dapat di tarik identifikasi
manusia. Sekolah juga merupakan permasalahnnya adalah (1). Guru
tempat berlangsungnya kegiatan belajar masih sering menggunakan metode
mengajar. Sebagai tempat belajar secara konvensional (2) Hasil
berlangsungnya kegiatan belajar belajar siswa kelas X.2 banyak yang
mengajar, maka di sekolah terjadi belum tuntas (3) Siswa masih sulit
proses belajar. Namun faktanya bahwa memahami dan menguasai materi
hasil belajar peserta didik untuk pelajaran sosiologi (4) Siswa kurang
pelajaran sosiologi masih belum sumbangan gagasan berdiskusi (5)
memuaskan, permasalahan ini juga Kurangnya minat keseriusan siswa
terjadi pada kelas X. 2 SMA Batik 1 dalam mengikuti pelajaran sosiologi.
Surakarta.
Berkaitan dengan permasalahan
Dari hasil observasi yang telah diatas, agar minat dan hasil belajar
dilakuakan oleh peneliti di dalam kelas siswa meningkat maka peneliti ingin
X.2 menyimpulkan bahwa pada saat menyelesaikan masalah tersebut
proses pembelajaran berlangsung dengan Penelitian Tindakan Kelas dan
ditemukan masalah pembelajaran baik menerapkan dengan model
dari siswa maupun guru yang pembelajaraan kooperatif. Metode
bersangkutan, permasalahan yang kooperatif dipilih karena metode ini
ditemukan di SMA Batik 1 Surakarta menggunakan format diskusi yang
yaitu tidak semua siswanya memiliki memungkinkan siswa leluasa
kecenderungan dalam aktif belajar, dan mengembangkan potensinya, siswa
minat hasil belajar masih belum diberi kesempatan untuk mencari
memuaskan. Pernyataan tersebut informasi dari berbagai sumber, siswa
dibuktikan dari hasil ujian semester dapat membuat alternatif untuk
gasal yang telah dilaksanakan, ternyata mengatasi topik dan diskusi. Model
banyak peserta didil belum mencapai kooperatif sangat dimungkinkan untuk
4

mengembangkan percaya diri dan penelitian ini adalah penelitian


melatih mengungkapkan pendapat tindakan kelas (PTK). Subjek
kepada temannya, dan mempunyai penelitian adalah siswa kelas X.2
banyak kesempatan untuk mengolah SMA Batik 1 Surakarta Tahun
informasi dan meingkatkan Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah
keterampilan berkomunikasi. Maka siswa 38 anak yang terdiri. Penelitian
dipilihlah model pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus
kooperatif Student Team Achievement tindakan, materi yang disampaikan
Divisions sebagai penyelesaian dari pada siklus pertama membahas pokok
permasalahan yang ditemukan di kelas bahasan mengenai perilaku
X. 2 SMA Batik 1 Surakarta. Pada menyimpang dan siklus kedua
hakekatnya Model Student Team membahas pokok bahasan
Achievement Divisions merupakan pengendalian sosial. Data hasil
pembelajaran kooperatif yang penelitian diperoleh dari hasil
memberikan tindakan yang dilakukan observasi selama kegiatan
adalah (a) mengajak siswa terlibat dari pembelajaran menggunakan lembar
awal, (b) belajar kelompok, (c) diskusi observasi, angket, tes, dan dokumentasi
berpasangan atau kelompok, (d) atau arsip. Data yang diperoleh dari
presentasi interaktif, (e) umpan balik lembar observasi belajar siswa
dan evaluasi kerja siswa, (f) aktifitas dianalisis dengan menghitung dari
dukungan teman . Dengan model keseluruhan aspek yang diamati. Data
pembelajaran kooperatif Student Team yang diperoleh dari tes dan angket
Achievement Divisions diharapkan dianalisis dengan menggunakan
dapat meningkatkan minat dan hasil triangulasi sumber.
belajar atau prestasi siswa khususnya
Review Literatur
pada mata pelajaran sosiologi di kelas
X.2 SMA Batik 1 Surakarta Menurut Agus Suprijono (20011;
46), model pembelajaran adalah pola
Metode yang digunakan untuk penyusunan
Penelitian ini dilaksanakan di kurikulum, mengatur materi, dan
SMA Batik 1 Surakarta. Bentuk memberi petunjuk kepada guru di
5

kelas. Model pembelajaran , mengacu bentuk ujian tertentu pada


akhir tugas.
pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan Tujuan pembelajaran kooperatif

pembelajaran, tahap-tahap dalam adalah mengurangi kesenjangan

kegiatan pembelajaran, dan pendidikan dalam wujud input pada

pengelolaan kelas (Arend, 2011; 46). level individual. Selain itu belajar

Pembelajaran kooperatif kooperatif dapat mengembangkan

(cooperative learning) merupakan solidaritas sosial dikalangan siswa.

bentuk pembelajaran dengan cara siswa Dari belajar kooperatif diharapkan

belajar dan bekerja dalam kelompok- kelak akan muncul generasi baru yang

kelompok kecil secara kolaboratif yang memiliki prestasi akademik yang

anggotanya terdiri dari empat sampai cemerlang dan memiliki solidaritas

enam orang dengan struktur kelompok sosial (Trianto, 2010: 57-58).

yang bersifat hetrogen. Menurut Hardjana, minat

Menurut Suprijono (2009: 54) merupakan kecenderungan hati yang

berpendapat mengenai model tinggi terhadap sesuatu yang timbul

pembelajaran kooperatif, yaitu: karena kebutuhan, yang dirasa atau

Pembelajaran koooperatif tidak dirasakan atau keinginan hal


adalah konsep yang lebih tertentu. Pada proses belajar jika siswa
luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk memiliki minat yang tinggi terhadap
bentuk-bentuk yang lebih belajar, maka siswa akan dengan
dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Secara senang melaksanakan aktifitas tersebut
umum pembelajaran Minat belajar dalam penelitian ini
kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, adalah kekuatan penggerak siswa yang
dimana guru menetapkan menimbulkan rasa tertarik dan
tugas dan pertanyaan-
pertanyaan serta perhatian terhadap kegiatan belajar
menyediakan bahan-bahan sosiologi. Jadi siswa belajar karena
dan informasi yang
dirancang untuk membantu adanya rasa tertarik, senang dan ingin
peserta untuk membantu memahami pengetahuan dan terlibat
peserta didik
menyelesaikan masalah Mengingat pentingnya minat
yang dimaksud. Guru pada setiap individu yang berpengaruh
biasanya menetapkan
6

juga terhadap proses dan hasil mengatasi berbagai kesulitan dan


pembelajaran, maka perlu dilakukan hambatan dalam
upaya untuk mengembangkan minat. mengembangkanbakatnya, (11) Jalin
Berkaitan dengan hal ini Lucy (2009: hubungan baik antara orangtua dan
35) menyatakan bahwa terdapat guru dengan anak.
beberapa hal yang perlu dilakukan Menurut Agus Suprijono (2011;
oleh orang tua dan guru dalam 5) hasil belajar adalah pola-pola
mengembangkan minat dan bakat anak perubahan, nilai-nilai, pengertian-
yaitu antara lain (1) Sejak usia dini, pengertian, sikap-sikap apresiasi dan
cermati berbagai kelebihan, ketrampilan. Sedangkan hasil belajar
ketrampilan, dan kemampuan yang Muchtar Buchari (1984; 94), adalah
tampak menonjol pada anak, (2) Bantu skor yang dicapai oleh masing-masing
anak dalam meyakini dan fokus pada anak. Hasil belajar memiliki beragam
kelebihan dirinya, (3) Kembangkan jenisnya, tidak hanya diperoleh dari
konsep diri pada anak, (4) Perkaya ulangan maupun tes saja. Menurut
anak dengan berbagai wawasan, Masrun dan Sri Martinah (2010;2 1),
pengetahuan, serta pengalaman di hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
berbagai bidang, (5) Usahakan faktor yaitu: (1) Faktor Intern, faktor
berbagai cara untuk meningkatkan yang berasal dalam diri individu, faktor
minat anak untuk belajar dan menekuni ini meliputi faktor psikologi dan fisik.
bidang-bidang yang menjadi (2) faktor ekstern, faktor yang berasal
kelebihannya, (6) Tingkatkan motivasi dari luar individu, faktor ini meliputi
anak untuk mengembangkan dan sosial, lingkungan, metode mengajar,
melatih kemampuannya, (7) Berikan materi pembelajaran dsb.
penghargaan dan pujian untuk setiap Model pembelajaran STAD
usaha yang dilakukan anak, (8) diharapkan dapat meningkatkan minat
Stimulasi anak untuk meluaskan dan hasil belajar siswa dengan
kemampuanya dari satu bakat ke bakat berpedoman pada beberapa alasan.
yang lain (9) Sediakan fasilitas atau Pada hakekatnya Model Student Team
sarana untuk mengembangkan bakat Achievement Divisions merupakan
anak, (10) Dukung anak untuk pembelajaran kooperatif yang
7

memberikan tindakan yang dilakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan


adalah (a) mengajak siswa terlibat dari teori yang ada. Pada penelitian
awal, (b) belajar kelompok, (c) diskusi tindakan kelas ini peneliti melakukan
berpasangan atau kelompok, (d) observasi terhadap minat dan hasil
presentasi interaktif, (e) umpan balik belajar siswa dalam penerapan metode
dan evaluasi kerja siswa, (f) aktifitas pembelajaran kooperatif Student Team
dukungan teman. Maka dari situlah Achievement Divisions di kelas X.2
bahwa penerapan model pembelajaran SMA Batik 1 Surakarta.
kooperatif sebagai upaya untuk
Pelaksanaan penelitian ini
meningkatkan minat dan hasil belajar
dimulai dengan peneliti melakukan
siswa.
observasi awal terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas untuk
Untuk lebih jelasnya penelitian
mengetahui secara nyata keadaan yang
ini memiliki kerangka berpikir sebagai
ada di kelas X.2 SMA Batik 1
berikut:
Surakarta. Berdasarkan hasil yang

Minat dan Hasil


diperoleh dari observasi peneliti
Kondisi Gurubelum
Belajar masih
Awal menggunakan
rendah menemukan beberapa permasalahan
metode STAD

pembelajaran baik dari segi proses


Siklus 1, Memanfaatkan maupun hasilnya. Pada proses
STAD dengan kelompok besar
Tindaka
n
Memanfaatkan
model STAD
(6-8) pembelajaran guru cenderung
Siklus 2, Memanfaatkan STAD menerapkan metode ceramah sehingga
dengan kelompok kecil (3-4)
siswa tampak tidak tertarik mengikuti
Kondisi Diduga dengan pembelajaran di kelas yang
Akhir menggunakan metode
STAD dapat meningkatkan mengindikasikan bahwa minat siswa
minat dan hasil belajar
terhadap pembelajaran rendah. Pada
hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Hasil Penelitian dan Pembahasan
nilai rata-rata kelas yang rendah dan
Penelitian tindakan kelas ini tidak tuntas KKM. Oleh karena itu
terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri peneliti mengadakan diskusi lebih
dari 3 kali pertemuan yang lanjut dengan guru mata pelajaran
dilaksanakan dengan prosedur
8

Sosiologi untuk mengatasi b. Siswa tidak melakukan diskusi


permasalahan yang muncul tersebut kelompok dengan serius
dengan menerapkan metode c. Siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran kooperatif teknik Student metode STAD yaitu belum
Team Achievement Divisions. terbiasa mengerjakan tugas setiap
kali pembelajaran berlangsung.
1. Siklus I terdiri dari empat tahap,
d. Siswa belum mengetahui pasti
yaitu perencanaan, pelaksanaan,
langkah-langkah pembelajaran
observasi, dan refleksi . Pada siklus
sehingga siswa masih
I pembelajaran dilaksanakan dengan
kebingunan.
3 kali pertemuan, di mana
e. Siswa masih merasa malu dalam
pertemuan terkahir digunakan untuk
mengungkapkan kesulitan
melaksanakan tes hasil belajar dan
belajarnya.
pengisian angket minat. Materi yang
f. Guru kurang membangkitkan
digunakan pada siklus I adalah
rasa ingin tahu siswa.
proses sosialisasi dan pembentukan
g. Kurangnya kualitas interaksi
kepribadian dengan pokok bahasan
dalam pembelajaran sosiologi.
sosialisasi (pengertian sosialisasi,
h. Kurangnya pemusatan siswa
tujuan sosialisasi, indikasi
terhadap pembelajaran di kelas.
keberhasilan sosialisasi, bentuk,
i. Guru belum bisa mengelola kelas
tipe, dan tahap sosialisasi, faktor-
dengan baik.
faktor yang mempengaruhi
j. Guru dalam menyampaikan
sosialiasi, agen sosialisasi, pola
materi pembelajaran sosiologi
sosialisasi). Pada siklus I
masih kurang jelas.
pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif ini.
2. Pada siklus II pembelajaran
Hal ini terlihat pada saat
dilaksanakan dengan 3 kali
pelaksanaan terdapat kekurangan
pertemuan, di mana pertemuan
baik dari siswa maupun dari guru.
terkahir digunakan untuk
a. Banyak siswa yang tidak aktif
melaksanakan tes hasil belajar dan
dalam bertanya
pengisian angket minat. Pada siklus
9

II baik dari siswa maupun guru dengan perasaan terutama perasaan


mengalami perubahan yang positif. senang, karena itu dapat dikatakan
Suasana pembelajaran sudah mulai minat itu terjadi karena sikap senang
baik yakni siswa lebih antusias, aktif kepada sesuatu. Hal ini dibuktikan
bertanya, mengungkapkan pendapat dengan terlaksananya guru dalam
dan lebih mudah memahami materi membangkitkan minat atau rasa
pembelajaran. Dapat terlihat bahwa. ingin tahu siswa sehingga siswa
a. Siswa lebih serius dalam memiliki hasil belajar yang lebih
mengerjakan tugas yang baik
diberikan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat
b. Suasana kelas tidak gaduh (Winkel, 2007;150) tentang minat
sehingga siswa bisa terpusat belajar adalah keseluruhan daya
perhatian pada proses penggerak psikis dalam diri siswa
pembelajaran. yang menimbulkan kegiatan belajar,
c. Sebagian besar siswa terlihat menjamin kelangsungan kegiatan
senang atau memiliki minat belajar dan memberikan arah pada
tinggi dengan metode STAD. kegiatan untuk mencapai suatu
d. Guru jelas dalam menyampaikan tujuan. Selanjutnya Sardiman (1994;
materi sosiologi. 94), mengemukakan proses belajar
e. Nada dan intonasi guru dalam akan berjalan lancar kalu disertai
menyampaikan materi sosiologi dengan minat.
sudah baik. Menurut Lucy salah satu cara untuk
f. Guru bisa mengamati kesulitan mengembangkan minat pada poin ke
dan kemajuan belajar siswa. tujuh adalah memberikan
Di siklus II ini aktivitas guru penghargaan dan pujian untuk setiap
mengalami peningkatan yakni usaha yang dilakukan anak (2009).
ditunjukkan dengan terlaksananya Pada penerapan metode Student
metode STAD yaitu dengan proses Achievement Divisions memberikan
pembelajaran yang menyenangkan penghargaan pada siswa yang dapat
untuk siswa. Minat belajar siswa menjawab pertanyaan dengan baik
meningkat. Minat ini erat kaitannya dan benar, serta bagi siswa yang
10

mendapat nilai tertinggi pertama dan Tabel


kedua. Pemberian penghargaan pada Rerata Data Hasil Angket Minat
siswa dalam penerapan model pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
pembelajaran ini cukup berhasil Siklus Siklus
Pra
No Kondisi Pernyataan
meningkatkan minat siswa. Slavin Siklus
I II
memaparkan bahwa “gagasan utama 1 Perhatian (Attention) 2,58 3,07 3,56
dibelakang STAD adalah memacu 2 Relevansi 3,02 3,23 4,66
(Relevance)
siswa agar saling mendorong dan
3 Percaya Diri 2,09 2,38 3,67
mmbatu satu sma lain untuk (Confidence)
menguasai ketrampilan yang 4 2,12
Kepuasan 2,42 4,57
diajarkan guru.”. jika siswa (Satisfaction)

mrnginginkan kelompok
memperoleh hadiah, mereka harus a. Peningkatan hasil belajar yang
membantu teman sekelompok diperoleh siswa kelas X.2 SMA
mereka dalam mempelajari Batik 1 Surakarta terjadi setelah
pelajaran. Mereka harus mendorong diterapkannya metode pembelajaran
teman sekelompok untuk melakukan kooperatif Student Team
yang terbaik, memperlihatkan Achievement Divisions. Pada
norma-norma bahwa belajar itu kondisi awal guru lebih cenderung
penting. Para siswa diberi waktu menggunakan teacher center berupa
untuk bekerja sama setelah belajar ceramah dan tanya jawab dengan
diberikan oleh guru, Berdasarkan perolehan hasil belajar yang kurang
hasil pengisian angket capaian skor optimal, bahkan tidak mencapai
rata-rata minat siswa pada setiap batas. KKM (75,00). Setelah
siklusnya mengalami peningkatan. diterapkan metode pembelajaran
kooperatif Student Team
Berikut adalah hasil rata-rata
skor minat siswa pada pra siklus, siklus Achievement hasil belajar siswa
I, dan siklus II menjadi meningkat, hal ini terkait
dengan pendapat Tujuan
pembelajaran menurut Ibrahim
dalam (Trianto, 2010: 59)
11

berpendapat bahwa tujuan siswa sebelum dilakukan tindakan


pembelajaran ini mencakup tiga hanya (8,57%) 64,42, setelah
jenis tujuan penting yaitu hasil diterapkan tindakan pada siklus I
belajar akademik, penerimaan rata- rata hasil belajar siswa
terhadap keragaman, dan mengalami peningkatan menjadi
pengembangan keterampilan sosial. (68,42%) 73,82. Pada siklus II rata-
Pembelajaran kooperatif merupakan rata hasil belajar siswa semakin
pembelajaran yang bersifat meningkat menjadi(76,32%) 79,34.
kelompok dan mengutamakan Berikut pada tabel Tabel 4.16
kerjasama setiap siswa. Pertama, rekapitulasi antar siklus
pembelajaran kooperatif dapat Perbandingan Frekuensi Ketuntasan
meningkatkan hasil belajar Siswa
akademik kaerena siswa belajar
Frekuensi
bersama dan bekerja sama dalam Kategori
Pra Siklus Siklus I Sikuls II
kelompoknya, serta adanya
3 26 29
pertukaran informasi siswa antara Tuntas KKM
7.89% 68.42% 76.32%
satu siswa dengan siswa yang lain.
35 12 9
Kedua pembelajaran kooperatif Tidak Tuntas
KKM
siswa dapat menerima keragaman, 92.11% 31.58% 23.68%

karena dalam pembelajran


kooperatif siswa belajar bersama Student Team Achievement Divison
pada satu kelompok yang heterogen. yang dilakukan oleh peneliti pada
Yang dimaksud heterogen disini siklus I dan siklus II pada siswa kelas
adalah keragaman kemampuan X.2 SMA NBatik 1 Surakarta, dapat
intelektual, agama, ras, suku, disimpulkan bahwa penerapan metode
pendapat, dsb. Yang ketiga, siswa pembelajaran Student Team
dapat mengembangkan keterampilan Achievement Divisions dapat
sosial. Hal ini dikarenakan pada saat meningkatkan minat dan hasil belajar
belajar bersama secara kelompok Sosiologi pada siswa kelas X.2 SMA
siswa dididik untuk meningkatkan Batik 1 Surakarta. Peningkatan minat
solidaritas. Rata- rata hasil belajar dan hasil belajar disebabkan karena
12

dengan menerapkan model kepada kepala sekolah, guru, siswa


pembelajaran ini siswa dituntut untuk maupun pihak lain yang akan
saling mendorong dan membantu satu menerapkan model pembelajaran
sama lain untuk menguasai ketrampilan tersebut.
yang diajarkan guru dan saling Bagi kepala sekolah sebaiknya :
berdiskusi dalam kelompoknya. a. Kepala sekolah sebaiknya
Kondisi ini akan berdampak positif mendorong guru mata pelajaran
bagi siswa yaitu siswa termotivasi untuk melaksanakan PTK sesuai
untuk membaca dan menggali dengan bidang studinya baik itu
pengetahuan dari berbagai sumber formal ataupun informal untuk
belajar, siswa lebih berani memperbaiki proses
mengungkapkan pendapatnya, dan pembelajaran sehingga kualitas
siswa akan lebih memahami materi pembelajaran dapat meningkat.
pelajaran, khususnya untuk materi yang b. Kepala Sekolah perlu membuat
belum dipahami. Model pembelajaran kebijakan untuk meningkatkan
ini dapat menciptakan susasana kualitas pembelajaran dengan
pembelajaran yang menarik dan memberikan pengetahuan
menyenangkan, sehingga dapat mengenai model-model
meningkatkan minat siswa. Adanya pembelajaran kepada seluruh
minat siswa pada pembelajaran guru mata pelajaran
Sosiologi akan diwujudkan dengan
usaha dan partipasi siswa yang akan
berdampak positif untuk meningkatkan Bagi Guru sebaiknya:
hasil belajar siswa. a. Guru hendaknya harus lebih

1. Setelah melakukan penelitian kreatif dalam memilih model

tindakan kelas dengan menerapkan ppembelajaran dan hendaknya

metode pembelajaran model pembelajaran yang

kooperatifStudent Team diterapkan sesuai dengan materi

Achievement Divisions, maka yang diajarkannya. Sehingga

peneliti memberikan beberapa saran model pembelajaran yang


bervariasi akan memunculkan
13

rasa ketertarikan siswa yang center., sehingga dapat


memudahkan proses meningkatkan minat dan hasil
pemahaman maupun belajar bagi siswa.
penguasaan konsep pada siswa. Bagi Siswa
Sehingga akan mendapatkan Siswa hendaknya ikut berperan aktif
hasil belajar yang baik dan dalam proses pembelajaran, dan
optimal. selalu mengerjakan tugas-tugas yang
b. Guru sebaiknya harus lebih diberikan oleh guru. Selain itu agar
mempersiapkan diri sebelum mendapatkan hasil belajar yang
proses pembelajaran dan optimal, siswa juga harus
hendaknya harus mengubah meningkatkan usaha belajarnya.
dari teacher center ke student
14

Daftar Referensi

Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar, K. & Harmi, H. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta.

Huda, M. 2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, dan Model Penerapan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,


Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.

PERSETUJUAN

Jurnal yang berjudul PENERAPAN MODEL KOOPERATIF METODE STAD


(STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK PENINGKATAN
MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI BAGI SISWA KELAS X.2 SMA
BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ini telah disetujui sebagai syarat ujian

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret


Surakarta

You might also like