You are on page 1of 6

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Volume 2 Nomor 3 Mei 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BERPRESTASI GURU SDN 007 KUNTO DARUSSALAM

Syafrida
syafrida1963@gmail.com
SDN 007 Kunto Darussalam

ABSTRACT
This study aims to determine whether achievement motivation can be improved through the award of SDN 007
Kunto Darussalam. Based on the description on the background, problem identification and problem restriction,
the focus of this research is related to the effort to improve the achievement motivation of the teacher through
the giving of reward at SDN 007 Kunto Darussalam. The School Action Research was conducted only at SDN
007 Kunto Darussalam. In one supervision of the researcher himself. This type of research is a School Action
Research (PTS) located at SDN 007 Kunto Darussalam, which is aimed at teachers. The main reason is from the
observation and information from the teacher, that the motivation to teach the teacher is still classified as less.
The sample in this study is all teachers in SDN 007 Kunto Darussalam amounted to 12 people. Based on the
above data can be seen, that the motivation to teach teachers can be improved through the provision of rewards.
Aspects of reward given by the tutor is known that from cycle I increases in cycle II. If the cycle I get a score of
20 then the second cycle is better to get a score of 32. On the aspect of achievement motivation teachers
obtained in the first cycle of 56% with good enough category and on the second cycle increased to 81% with
very good category.

Keywords; achievement motivation, reward

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi berprestasi dapat ditingkatkan melalui pemberian
Penghargaan di SDN 007 Kunto Darussalam. Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka fokus penelitian ini berkaitan dengan upaya meningkatkan motivasi berprestasi guru
melalui pemberian reward di SDN 007 Kunto Darussalam. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan hanya
di SDN 007 Kunto Darussalam. Dalam satu pengawasan peneliti sendiri. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS) berlokasi di SDN 007 Kunto Darussalam, yang ditujukan pada guru-guru. Adapun
alasan utamanya adalah dari hasil pengamatan dan informasi dari guru, bahwa motivasi mengajar guru masih
tergolong kurang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di SDN 007 Kunto Darussalam
berjumlah 12 orang. Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui, bahwa motivasi mengajar guru dapat
ditingkatkan melalui pemberian reward. Aspek pemberian reward yang dibawakan oleh tutor diketahui bahwa
dari siklus I meningkat pada siklus II. Jika pada siklus I mendapatkan skor sebesar 20 maka pada siklus II sudah
lebih baik dengan mendapatkan perolehan skor sebesar 32. Pada aspek motivasi berprestasi guru didapatkan
pada siklus I sebesar 56% dengan kategori dukup baik dan pada siklus II meningkat menjadi 81% dengan
kategori sangat baik.

Kata kunci: motivasi berprestasi, reward

PENDAHULUAN Dalam upaya membantu siswa


Belajar mengajar merupakan suatu untuk mencapai tujuan, maka guru harus
proses yang mengandung serangkaian memaksimalkan peran sebagai guru yang
perbuatan guru dan siswa atas dasar berkompeten, diantaranya mengembangkan
hubungan timbal balik yang berlangsung bahan pelajaran dengan baik, meningkatkan
dalam situasi edukatif untuk mencapai kemampuan siswa untuk menyimak
tujuan tertentu. Dalam proses belajar pelajaran dengan menggunakan strategi
mengajar selalu ditekankan pada pengertian pembelajaran yang tepat. Pada umumnya,
interaksi yaitu hubungan timbal balik antara kompetensi guru tersebut bersifat
guru dengan siswa, hubungan interaksi menyeluruh dan merupakan satu kesatuan
antara guru dengan siswa ini harus diikuti yang satu sama lain saling berhubungan dan
oleh tujuan pendidikan. saling mendukung, akan tetapi dalam proses

Syafrida | Pemberia Reward, Motivasi Berprestasi


Halaman | 481
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 3 Mei 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

pembelajaran, kompetensi pedagogik imajinasi anak, dan 5) Adanya sebagian


mempunyai peranan yang sangat penting guru yang melakukan pengingkaran
karena berhubungan langsung dengan tugas terhadap keputusan bersama yang diambil
pokok seorang guru, yakni sebagai melalui rapat majelis guru, seperti tidak
pengelola proses pembelajaran. menghadiri acara perpisahan sekolah, tidak
Harus disadari bahwa mengajar dan menghadiri acara peringatan hari besar
belajar mempunyai fungsi yang berbeda, agama.
proses yang tidak sama dan terpisah. Keadaan tersebut di atas, merupakan
Perbedaan antara mengajar dan belajar sumber inspirasi bagi peneliti melakukan
bukan hanya disebabkan karena mengajar dengan judul implementasi pemberian
dilakukan oleh seorang guru sedangkan reward dalam meningkatkan motivasi
proses belajar berlangsung di dalamnya. berprestasi guru di SDN 007 Kunto
Bila proses belajar mengajar berjalan secara Darussalam.
efektif, itu berarti telah terbina suatu
hubungan yang unik antara guru dan siswa,
proses itu sendiri adalah mata rantai yang KAJIAN TEORETIS
menghubungkan antara guru dan siswa. Berbagai literatur, agaknya beberapa
Semua orang yakin bahwa guru konsep yang terkait dengan sistem
memiliki andil yang sangat besar terhadap penghargaan (reward) masih sering
keberhasilan pembelajaran di sekolah. guru tumpang tindih dengan pengistilahan
sangat berperan dalam membantu kompensasi. Kerancuan tersebut dapat
perkembangan peserta didik untuk menimbulkan kesalahan penafsiran dan
mewujudkan tujuan hidupnya secara kerancuan dalam mendefinisikan dimensi
optimal. Keyakinan ini muncul karena dan indikator dalam pengukurannya.
manusia adalah mahkluk lemah, yang Terkait dengan masalah tersebut, beberapa
dalam perkembangannya senantiasa ahli mendefinisikan konsep yang terkait
membutuhkan orang lain, sejak lahir, dengan penghargaan (reward).
bahkan pada saat meninggal. Semua itu Suryadi (2007:3) menyatakan
menunjukkan bahwa setiap orang bahwa reward (imbalan) dapat disebut alat
rnembutuhkan orang lain dalam pendidikan. Alat pendidikan adalah suatu
perkembangannya, demikian halnya dengan tindakan, perbuatan, situasi atau benda
peserta didik. Ketika orang tua dengan sengaja diadakan untuk mencapai
mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada tujuan pendidikan.
saat itu juga ia menaruh harapan terhadap Salah satu manfaat dari memberi
guru, agar anaknya dapat berkembang imbalan terhadap pendidikan adalah akan
secara optimal. menimbulkan asosiasi yang positif
Berdasarkan pengamatan dijumpai (menyenangkan) dengan perilaku yang
fenomena antara lain: 1) Kurangnya diingkinkan. Hal penting yang perlu
prestasi yang dicapai oleh guru-guru, diperhatikan adalah keseimbangan antara
terutama pada tingkat kabupaten maupun pemberian imbalan yang bersifat materi
provinsi, seperti pemilihan guru berprestasi, dengan yang bersifat non materi. Suryadi
2) Kepedulian guru terhadap sekolah masih (2007:3) mengatakan adapun bentuk
dirasakan kurang, fenomena ini terlihat dari reward atau alat pendidikan dibagi menjadi
adanya guru yang tidak menghadiri rapat- dua jenis: (a) alat pendidikan yang bersifat
rapat sekolah, 3) Adanya sebagian guru materil, yaitu alat pendidikan yang berupa
yang belum menjalankan tugas sesuai benda-benda nyata seperti gedung sekolah,
dengan ketentuan yang berlaku, 4) perlengkapan sekolah dan lain sebagainya;
Kurangnya inisiatif guru dalam dan (b) lat pendidikan yang bersifat
mengembangkan kreatifitas mengajar nonmaterial, yaitu alat pendidikan yang
seperti mengadakan media dan sumber berupa tindakan atau perbuatan yang
belajar yang mampu mengembangkan dilakukan dengan sengaja sebagai sarana

Syafrida | Pemberia Reward, Motivasi Berprestasi


Halaman | 482
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 3 Mei 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

dalam melaksanakan pendidikan, seperti menjadi pemrakarsa dalam melaksanakan


hukuman, ganjaran, perintah, larangan, tugas yang diembannya sehingga hasil yang
pujian serta contoh dengan kebiasaan. diperoleh adalah hasil yang terbaik.
Pemberian hadiah seharusnya lebih Tantangan yang dihadapinya justru akan
ditonjolkan yang bersifat nonmaterial menambah rasa penasarannya. Ia juga
daripada yang material. Kalaupun yang menginginkan pengakuan dari orang lain,
bersifat material tidak berbentuk uang, oleh karena itu ia akan berusaha mencari
tetapi lebih cendrung kepada non material. cara-cara untuk memecahkan persoalan
Dengan membiasakan memberi reward yang dihadapi dalam tugasnya dengan
kepada anak akan membuat anak merasa penuh tanggung jawab
berharga, dan juga bisa menjadi salah satu
cara memotivasinya ke arah yang lebih
baik. METODE PENELITIAN
Siagian (2005) mengemukakan Penelitian Tindakan Sekolah ini
bahwa dari segi taksonomi, motivasi berasal berlokasi di SDN 007 Kunto Darussalam,
GDUL NDWD ³motive´ \DQJ DUWLQ\D EHUJHUDN yang ditujukan pada guru-guru SDN 007
Berbagai hal yang biasanya terkandung Kunto Darussalam. Adapun alasan
dalam berbagai definisi tentang motivasi utamanya adalah dari hasil pengamatan
antara lain adalah keinginan, harapan, bahwa motivasi berprestasi guru masih
kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan tergolong kurang. Suharsimi Arikunto,
insentif. Suatu motif adalah keadaan (1998:115) mengemukakan populasi adalah
kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan keseluruhan subjek penelitian. Populasi
atau menggerakkan dan motif itulah yang pada penelitian ini adalah seluruh guru yang
mengarahkan dan menyalurkan perilaku, ada di SDN 007 Kunto Darussalam yang
sikap, dan tindak tanduk seseorang yang berjumlah 12 orang. Jika kita hanya akan
selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, meneliti sebagian dari populasi, maka
baik tujuan organisasi maupun tujuan penelitian tersebut disebut penelitian
pribadi masing-masing anggota organisasi. sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil
Menurut Hamalik (2004) bahwa populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,
motivasi intrinsik adalah motivasi yang 2006). Mengingat jumlah populasinya kecil,
tercakup di dalam situasi belajar dan maka seluruh populasi dijadikan sampel.
menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan Dengan demikian jumlah sampel dalam
seseorang. Motivasi ini sering juga disebut penelitian ini adalah 12 orang.
dengan motivasi murni. Motivasi yang
sebenarnya yang timbul dari dalam diri
seseorang, misalnya keinginan, menyenangi HASIL DAN PEMBAHASAN
(minat), harapan. Jadi, motivasi ini timbul Berdasarkan hasil penelitian pada
tanpa pengaruh dari luar. Sedangkan siklus I tersebut diketahui bahwa motivasi
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berprestasi guru berada pada kategori cukup
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar baik dengan persentase 56%. Keadaan ini
situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, menunjukkan bahwa pelaksanaan
medali pertentangan, dan persaingan yang pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
bersifat negatif dan hukuman. pada siklus I belum berhasil karena
Berdasarkan uraian diatas maka keberhasilan baru mencapai 56 %. Oleh
dapat disintesiskan bahwa motivasi sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjut
berprestasi tinggi akan berusaha yakni siklus II.
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan

Syafrida | Pemberia Reward, Motivasi Berprestasi


Halaman | 483
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 3 Mei 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

Tabel 1 Data Rata-rata Hasil Observasi Motivasi Berprestasi Guru Siklus I


No Motivasi Berprestasi Persentase
1 Berusaha lebih berhasil 42%
2 Mempunyai tanggung jawab 58%
3 Berprakarsa 58%
4 Memiliki ketekunan 67%
Rata-rata 56%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan 4) Pada aspek memiliki ketekunan


motivasi Berprestasi Guru Siklus I sebagai motivasi berprestasi guru diperoleh
berikut: nilai rata-rata 67%.
1) Pada aspek berusaha lebih berhasil
motivasi berprestasi guru diperoleh Berdasarkan hasil penelitian pada
nilai rata-rata 42%. siklus I tersebut diketahui bahwa motivasi
2) Pada aspek mempunyai tanggung berprestasi guru berada pada kategori
jawab motivasi berprestasi guru sangat baik dengan persentase 84%. Bila
diperoleh nilai rata-rata 58%. dibandingkan kedisiplinan guru antara
3) Pada aspek berprakarsa motivasi siklus I dan siklus II terjadi peningkatan
berprestasi guru diperoleh nilai rata- yang mencolok. Untuk lebih jelasnya dapat
rata 58%. dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Data Rata-rata Hasil Observasi Motivasi Berprestasi Guru Siklus II


No Motivasi Berprestasi Persentase
1 Berusaha lebih berhasil 83%
2 Mempunyai tanggung jawab 83%
3 Berprakarsa 83%
4 Memiliki ketekunan 75%
Rata-rata 81%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan Berdasarkan data tersebut di atas


motivasi Berprestasi Guru Siklus II sebagai dapat diketahui, bahwa pada pengamatan
berikut: awal di SDN 007 Kunto Darussalam,
1) Pada aspek berusaha lebih berhasil motivasi berorestasi guru pada siklus I
motivasi berprestasi guru diperoleh tergolong cukup baik, hal ini disebabkan
nilai rata-rata 83%. oleh kurangnya kesadaran guru tentang
2) Pada aspek mempunyai tanggung pentingnya motivasi berprestasi guru.
jawab motivasi berprestasi guru Setelah diberikan tindakan melalui siklus I,
diperoleh nilai rata-rata 83%. ada peningkatan motivasi berprestasi guru
3) Pada aspek berprakarsa motivasi di SDN 007 Kunto Darussalam meningkat.
berprestasi guru diperoleh nilai rata- Jika diperhatikan motivasi
rata 83%. berprestasi guru pada siklus II meningkat
4) Pada aspek memiliki ketekunan dibandingkan dengan siklus artinya bahwa
motivasi berprestasi guru diperoleh tindakan yang dilakukan pada siklus II
nilai rata-rata 75%. berdampak terhadap motivasi berprestasi
guru dalam menjalankan tugas. Refleksi
pada siklus pertama diperoleh berdasarkan
hasil analisis data untuk tiap-tiap langkah
pelaksanaan tindakan yang telah
Syafrida | Pemberia Reward, Motivasi Berprestasi
Halaman | 484
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 3 Mei 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

dideskripsikan peneliti pada tahap ini, dan sebuah materi, guru membutuhkan waktu
telah didiskusikan dengan observer, maka untuk memahami materi tersebut. Pada
diketahui kelemahan-kelemahan awalnya guru perlu dibimbing secara
pembelajaran siklus pertama sebagai intensif, namun secara berangsur-angsur
berikut: siswa diberi kesempatan untuk bisa
a) Beberapa aspek aktivitas yang menemukannya tanpa bantuan guru.
dilalkukan peneliti masih kurang Pembatasan waktu yang diberikan
sempurna, yaitu dalam mengawasi dan untuk mengerjakan tugas yang diajukan
memberikan bimbingan, dorongan atau peneliti kepada guru berdampak pula
bantuan pada guru agar pembelajaran kepada hasil yang baik. Guru tidak
berjalan lancar, dan guru memberikan membuang-buang waktu hingga dua kali
penilaian terhadap kinerja guru. pertemuan untuk menyelesaikan satu
b) Dalam proses pembelajaran masih permasalahan. Bimbingan khusus yang
banyak yang kurang keseriusannya, ditujukan kepada sebagian kecil guru juga
sehingga banyak yang tidak menunjukkan hasil yang baik. Ini terlihat
memperhatikan dalam proses dari kemampuan guru pada siklus kedua
pembelajaran. mencapai indicator yang telah ditetapkan,
c) Kemampuan guru secara keseluruhan yaitu kemampuan guru yang berkategori
masih belum mencapai indicator baik yang dicapai adalah sebesar 56% dan
keberhasilan yang telah ditetapkan pada siklus II berada pada kriteria sangat
dalam penelitian ini yaitu mencapai baik 81%, artinya angka ini telah melebihi
angka 80% yang berkriteria baik, oleh angka keberhasilan yang telah ditetapkan.
sebab itu pada siklus kedua peneliti
akan berusaha untuk menaikkan
motivasi berprestasi guru. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari uraian pengolahan data dan
Berdasarkan kelemahan-kelemahan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai
yang telah dilakukan oleh guru tersebut, berikut: 1) aspek pemberian reward
maka guru sekaligus merangkap sebagai yang dibawakan oleh tutor diketahui bahwa
peneliti merencakan untuk memperbaiki dari siklus I meningkat pada siklus II. Jika
kelemahan tersebut pada siklus II, adapun pada siklus I mendapatkan skor sebesar 20
upaya yang akan dilakukan adalah sebagai maka pada siklus II sudah lebih baik
berikut: dengan mendapatkan perolehan skor
a) Peneliti lebih memaksimalkan untuk sebesar 32. 2) Pada aspek motivasi
melaksanakan langkah-langkah berprestasi guru didapatkan pada siklus I
pembelajaran, agar proses sebesar 56% dengan kategori dukup baik
pembelajaran dapat berjalan lancar. dan pada siklus II meningkat menjadi 81%
b) Menjelaskan materi pelajaran dengan dengan kategori sangat baik.
kalimat yang memberikan motivasi. Rekomendasi pada penelitian ini
c) Peneliti Memuji dan menyanjung adalah:
didepan guru yang lain jika menjawab 1) Kepada guru-guru khususnya guru di
benar. SDN 007 Kunto Darussalam, dapat
meningkatkan motivasi berprestasi,
Jika diperhatikan hasil siklus kedua, agar tujuan pembelajaran bagi peserta
motivasi berprestasi lebih tinggi dibanding didik dapat tercapai.
dengan siklus pertama. Artinya tindakan 2) Kepada instansi terkait, agar lebih
yang diberikan pada siklus kedua memperhatikan pihak sekolahan guna
berdampak lebih baik dari tindakan pada terwujudnya sekolah yang berkualitas
siklus pertama. Hal ini memberikan dengan memiliki guru yang memiliki
gambaran bahwa untuk bisa membantu motivasi berprestasi yang tinggi.
guru melatih menemukan sendiri isi dari

Syafrida | Pemberia Reward, Motivasi Berprestasi


Halaman | 485
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 3 Mei 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Davis K & Newstrom, J.,W. 1985. Perilaku
dalam Organisasi. Edisi Ketujuh.
Jakarta: Erlangga.
Handoko T., H. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, M.S.P. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Balai Aksara.
Mangkunegara A., A. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Robbins S.,P. 2006. Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT. Indeks Kelompok.
Robbins S., P, dan Judge T., A. 2008.
Organizational Behaviour Edisi
12. Jakarta: Salemba Empat.
Rivai V. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Rivai. V dan Ella, S.,J. 2010. Managemen
Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Jakarta: Rajawali
pers
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung. Alfabeta.
Sastrohadiwiryo S. 2005. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administratif dan
Operasional. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Simamora H. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi III. Jakarta:
STIE YKPN.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.
Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.

Syafrida | Pemberia Reward, Motivasi Berprestasi


Halaman | 486

You might also like