Professional Documents
Culture Documents
Abstract: This study aimed to determine the teachers pedagogical competence in lesson
planning, learning process, and in improving students motivation. To achieve these
objectives, this study used descriptive qualitative approach. Data were collected through
interview, observation, and documentation. The procedures of data analysis were data
reduction data display and data verification. The subjects of this study were the principal,
vice-principals and teachers. The results showed that: (1) the teachers pedagogical
competence in lesson planning was done by preparing a lesson plan draft, but some teachers
did not bring the lesson plan during the learning process so that the learning objectives were
not maximally achieved; (2) the teachers pedagogical competence in the learning process was
done by comprehending and solidifying the understanding on a number of learning materials
contained in textbooks. Whereas in the learning process, there were for classroom
management and undisciplined use of time: and (3) the teachers pedagogical competence in
improving student motivation was done by providing opportunities for students to be actively
involved in the use of information and coomunication technology facilities in the
achievementof learning goals, communicating effectively with learners, and conducting
reflectieve action to improve the quality of learning.
Keywords: Pedagogical competence and learning motivation
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk mencapai
tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data,
display data, dan verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan
pembelajaran dilakukan dengan membuat draft RPP, namun sebagian guru tidak membawa RPP pada
saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal;
(2) Kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan mendalami dan
memantapkan sejumlah materi pembelajaran sebagaimana terdapat dalam buku paket, adapun dalam
proses pembelajaran terdapat pengelolaan kelas yang kurang baik dan pemanfaatan waktu yang kurang
disiplin; dan (3) Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dilakukan
dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam menggunakan fasilitas
teknologi informasi dan komunikasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran, berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik, dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
(a) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pengajar dan administrator kelas. Dalam
kompetensi pedagogik adalah kemampuan hubungan ini Sudjana (2011:19-20)
mengelola pembelajaran peserta didik meliputi menyatakan bahwa pada dasarnya kompetensi
pemahaman terhadap peserta didik, guru bertugas sebagai pengajar, pembimbing,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, maupun sebagai administrator kelas.
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan Untuk keperluan analisis tugas guru
peserta didik untuk mengaktualisasi ragam sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau
potensi yang dimilikinya. kompetensi guru yang banyak hubungannya
Kondisi ini, dalam tinjauan Mulyasa dengan usaha meningkatkan proses dan hasil
(2009:75), sekurang-kurangnya meliputi aspek- belajar dapat diguguskan ke dalam empat
aspek berikut, yaitu: (a) pemahaman wawasan kemampuan yakni: (a) merencanakan program
dan landasan kependidikan, (b) pemahaman mengajar, (b) melaksanakan dan
terhadap peserta didik, (c) pengembangan memimpin/mengelola proses belajar mengajar,
kurikulum/silabus, (d) perancangan (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar,
pembelajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran dan (d) menguasai bahan pelajaran dalam
yang mendidik dan dialogis, (f) pemanfaatan pengertian menguasai bidang studi atau mata
teknologi pembelajaran, (g) evaluasi hasil pelajaran yang diajarinya.
belajar (EHB), dan (h) pengembangan peserta Keempat kemampuan ini merupakan
didik untuk mengaktualisasikan berbagai kemampuan yang sepenuhnya harus dikuasai
potensi yang dimilikinya. guru yang bertaraf profesional. Berdasarkan
uraian di atas, konsep kompetensi guru dapat
Tugas dan Tanggungjawab Guru dalam
diartikan sebagai kemampuan dasar
Pengembangan Profesi
melaksanakan tugas keguruan yang dapat
Seorang guru yang profesional adalah
dilihat dari kemampuan merencanakan
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
pembelajaran, kemampuan melaksanakan atau
dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia
mengelola proses belajar-mengajar, dan
telah terdidik dan terlatih dengan baik.
kemampuan menilai proses belajar mengajar.
Pemahaman terdidik dan terlatih adalah
menguasai berbagai strategi atau teknik dalam Motivasi Belajar Peserta Didik
kegiatan belajar mengajar serta menguasai Banyak para ahli yang sudah
landasan-landasan kependidikan sebagaimana mengungkapkan pengertian motivasi dengan
yang tercantum dalam kompetensi guru. Dalam berbagai sudut pandang mereka masing-masing,
situasi sekarang tugas dan tanggung jawab guru namun intinya sama, yakni sebagai suatu
dalam pengembangan profesi nampaknya pendorong yang mengubah energi dalam diri
belum banyak dilakukan. Yang paling menonjol seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata
hanyalah tugas dan tanggungjawab sebagai untuk mencapai tujuan tertentu.
27 - Volume 2, No. 1, Agustus 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Dalam proses belajar, motivasi sangat karena seseorang memiliki tujuan tertentu dari
diperlukan, sebab seseorang yang tidak aktivitasnya, maka seseorang memiliki motivasi
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan yang kuat untuk mencapainya dengan segala
mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini upaya yang dapat dia lakukan untuk
merupakan pertanda bahwa seseorang yang mencapainya.
akan dikerjakan itu tidak menyentuh Uno (2008:3) menjelaskan bahwa
kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik motivasi berasal dari kata motif yang dapat
minat orang lain belum tentu menarik minat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam
orang tertentu selama sesuatu itu tidak diri individu, yang menyebabkan individu
bersentuhan dengan kebutuhannya. tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak
Maslow (Uno, 2008:6) menyebutkan dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,
semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit
tersebut mencakup kebutuhan fisiologis tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
(sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas Motif dapat dibedakan menjadi tiga
bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan macam, yaitu: (a) motif biogenetis, yaitu motif-
dihargai dan dihormati, dan kebutuhan motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
aktualisasi diri. Aktualisasi diri, penghargaan organisme dei kelanjutan hidupnya, misalnya
atau penghormatan, rasa memiliki, dan rasa haus, lapar, kebutuhan akan kegiatan dan
cinta atau sayang, perasaan aman, dan tenteram istirahat, mengambil napas, seksualitas, dan
merupakan kebutuhan fisiologis mendasar. sebagainya, (b) motif sosio-genetis, yaitu motif-
Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut motif yang berkembang berasal dari lingkungan
Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku kebudayaan tempat orang tersebut berada.
individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang Jadi, motif ini tidak berkembang dengan
lihat sudah tentu akan membangkitkan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan
mintanya sejauh apa yang ia lihat itu kebudayaan setempat. Misalnya keinginan
mempunyai hubungan dengan kepentingannya mendegarkan musik, makan pecal, makan
sendiri. cokelat, dan lain-lain, dan (c) motif teologis,
Hamalik (Djamarah, 2011:148), dalam motif ini manusia adalah sebagai
menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu makhluk yang berketuhanan, sehingga ada
perubahan energi di dalam pribadi seseorang interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya,
yang ditandai dengan timbulknya afektif seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari,
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. misalnya keinginan untuk mengabdi kepada
Perubahan energi dalam diri seseorang itu Tuhan Yang Maha Esa untuk merealisasikan
berbentuk aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, norma-norma sesuai agamanya.
Dari uraian di atas, dapat dipahami motivasi intrinsik tidak ada dalam diri
bahwa motivasi adalah serangkaian usaha untuk seseorang sebagai subjek belajar.
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga Secara umum motivasi itu dapat dibagi
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dalam dua bentuk yaitu motivasi intrinsik yaitu
atau suatu energi penggerak dan pengarah yang motif-motif yang menjadi aktif atau
dapat memperkuat dan mendorong seseorang berfungsinya tidak perlu diransang dari luar,
untuk bertingkah laku. Dengan demikian, setiap karena dalam setiap individu sudah ada
perbuatan seseorang tergantung pada motivasi dorongan untuk melakukan sesuatu dan
yang mendasarinya, karena motivasi motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif
merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk dan berfungsi karena adanya stimulasi dari luar,
melakukan aktivitas. tentunya motivasi ekstrinsik ini merupakan
Dari beberapa pendapat di atas, dapat kebalikan dari motivasi instrinsik sebagaimana
disimpulkan bahwa motivasi adalah yang penulis jelaskan di atas.
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam Motivasi dan peran guru sebagai
diri maupun dari luar dengan menciptakan pendidik merupakan peran dan fungsi yang
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- berkaitan dengan tugas-tugas dalam memberi
kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan bantuan dan dorongan (support), tugas-tugas
dan memberikan arah pada kegiatan sehingga pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta
tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tugas-tugas yang berkaitan dengan
tercapai. Perubahan energi dalam diri seseorang mendisiplinkan anak agar anak patuh terhadap
itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam
kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini
tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan
seseorang mempunyai motivasi yang kuat dan perkembangan anak.
untuk mencapainya dengan segala upaya yang Oleh karena itu, pendidikan harus
dapat dia lakukan untuk mencapainya. berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan
Seseorang yang melakukan aktivitas menumbuhkan dan mengembangkan minat
belajar secara kontinue tanpa motivasi dari luar peserta didik terhadap jenis bidang studi yang
dirinya merupakan motivasi intrinsik yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan
sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk
seseorang yang mempunyai keinginan untuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran
belajar, dorongan dari luarnya merupakan akan dimulai yang menimbulkan motif
montivasi intrinsik yang diharapkan. Oleh keberhasilan mencapai sasaran.
karena itu, motivasi intrinsik diperlukan bila Selanjutnya untuk menumbuhkan motif
ekstrinsik, dalam tinjauan Uno (2008:4), ada
beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh digunakan yaitu pendekatan kualitatif, di mana
seorang guru, yaitu: (a) pendidik memerlukan data-data yang dikumpulkan dituangkan dalam
anak didiknya sebagai manusia yang berpribadi, bentuk uraian.
menghargai pendapatnya, pikirannya, Metode dekriptif yang digunakan dalam
perasaannya, maupun keyakinannya, (b) penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang
pendidikan menggunakan berbagai metode ditujukan untuk mengkaji berbagai
dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya, permasalahan yang ada di lapangan dan
(c) pendidik senantiasa memberikan bimbingan memperoleh makna yang lebih sesuai kondisi
dan pengarahan kepada anak didiknya dan lingkungan tempat dilakukannya penelitian.
membantu apabila mengalami kesulitan, baik Senada dengan penjelasan Margono
yang bersifat pribadi maupun akademik, (d) (2010:8) menyatakan bahwa penelitian
pendidik harus mempunyai pengetahuan yang deskriptif merupakan metode penelitian yang
luas dan penguasaan bidang studi atau materi berusaha memberikan dengan sistematis dan
yang diajarkan kepada peserta didiknya, dan (e) cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi
pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat tertentu yang bertujuan untuk memecahkan
pengabdian kepada profesinya sebagai masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang
pendidik. Semua ciri di atas harus dimiliki oleh dan mengumpulkan data atau informasi untuk
pendidik dalam upaya memberikan motivasi disusun, dijelaskan, dan dianalisis.
kepada peserta didiknya dan mengabdi kepada Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis,
profesinya sebagai pendidik. jika ada hipotesis biasanya tidak diuji menurut
Berdasarkan pengertian di atas, maka tiga analisis statistik. Menurut Sudjana dan Ibrahim
standar keunggulan tersebut merupakan prinsip (2010:64) menyebutkan bahwa Penelitian
dasar untuk memeriksa adanya motivasi. Oleh deskriptif adalah penelitian yang berusaha
karena itu, dapat disimpulkan bahwa motivasi mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
dalam tinjauan ini adalah suatu dorongan yang kejadian yang terjadi saat sekarang dimana
menuntut individu berusaha lebih keras untuk peneliti berusaha memotret peristiwa dan
mencapai tujuan yang diinginkan. kejadian sesuai fokus yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian di atas dipahami
METODE PENELITIAN bahwa metode deskripsi merupakan suatu
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bermaksud untuk memahami
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dan menggambarkan fenomena atau
mendeskripsikan dan mengananalisis permasalahan tentang yang dialami subjek
pelaksanaan supervisi pengajaran dalam penelitian, misalnya perilaku, persepsi, kinerja,
meningkatkan profesional guru di SMA Negeri motivasi dan tindakan dengan apa adanya.
Kabupaten Aceh Besar. Pendekatan yang
metode etnografi, karena pada awalnya metode Hasil penelitian membuktikan bahwa
ini lebih banyak digunakan untuk penelitian kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan
bidang antropologi budaya, disebut pula metode pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
kualitatif karena data yang terkumpul dan Aceh Besar berpedoman pada kurikulum dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif. objek silabus. Dalam perencanaan pembelajaran
penelitiannya sangat alamiah dengan data yang tersebut memuat analisis materi pembelajaran
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi yang di dalamnya memuat tentang standar
oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. materi pokok. Dengan adanya acuan terhadap
Dalam menemukan data yang benar rencana pembelajaran diyakini bahwa
tentang kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran yang diajarkan guru akan lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa pada terarah, berkesinambungan, dan lebih fleksibel.
SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar, Hal ini sesuai dengan pernyataan Harun
peneliti mengunakan teknik pengumpulan data (2010:29) yang mengatakan bahwa perencanaan
melalui observasi, wawancara dan studi pengajaran akan berhasil dilakukan apabila
dokumentasi. Selanjutnya untuk menganilisis mencakup tujuh kategori, yaitu: (a) perencanaan
data yang telah dikumpulkan sejak awal berdasarkan tujuan yang jelas, (b) adanya
penelitian sampai akhir penelitian dengan kesatuan rencana, (c) logis, (d) kontinuitas, (e)
teknik reduksi data, penyajian data dan sederhana dan jelas, (f) fleksibel, dan (g)
kesimpulan. stabilitas. Sebagaimana yang telah penulis
kememukakan sebelumnya perencanaan
merupakan salah satu fungsi awal dari aktivitas
manajemen, dalam proses penetapan dan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Proses
pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang Pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar
diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan
Hasil penelitian lainnya membuktikan
dan upaya-upaya yang dilaksanakan secara
bahwa kompetensi pedagogik guru dalam
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
proses pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya
Berkaitan dengan perencanaan
Kabupaten Aceh Besar dapat diamati melalui
pembelajaran yang menjadi tanggungjawab
beberapa aspek yaitu:
guru dalam proses belajar mengajar, terdapat
a) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
beberapa cara yang berkaitan dengan
pembelajaran yang mendidik
perencanaan bahan pelajaran di antaranya guru
Hasil penelitian membuktikan bahwa
harus melengkapinya dengan program tahunan,
kompetensi pedagogik guru dalam proses
program semester, silabus, RPP, kriteria
pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
ketuntasan minimal, daftar hadir siswa dan
Aceh Besar ditinjau dari aspek penguasaan teori
buku nilai.
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
Bagi guru, perencanaan yang terpenting
mendidik dilakukan dengan cara mendalami
adalah perencanaan unit, perencanaan
masing-masing materi pembelajaran secara
mingguan dan perencanaan harian. Oleh karena
konseptual melalui bacaan buku-buku dan
itu, perencanaan pembelajaran pada tingkat
literatur tentang disiplin ilmu masing-masing.
satuan pendidikan merupakan persiapan yang
b) Mengembangkan kurikulum yang terkait
harus dilaksanakann oleh guru sebagai langkah
dengan mata pelajaran yang diampu
awal dalam suatu proses kegiatan belajar
mengajar. Dalam pelaksanaannya, langkah awal Hasil penelitian membuktikan bahwa
yang harus dilaksanakan oleh seorang guru kompetensi pedagogik guru dalam proses
adalah penelaahan kurikulum yang pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
dikembangkan dalam bentuk silabus. Aceh Besar ditinjau dari aspek pengembangan
Selanjutnya dikembangkan menjadi kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, yang diampu dilakukan dengan memantapkan
inovatif dan menyenangkan. Perencanaan yang sejumlah materi pembelajaran kepada siswa
baik akan memberikan dampak yang baik juga secara baik dan benar dan sesuai alokasi waktu
terhadap proses belajar mengajar. Perencanaan pembelajaran yang disediakan.
pembelajaran merupakan persiapan yang harus c) Memfasilitasi pengembangan potensi
dilaksanakan oleh guru dan merupakan langkah peserta didik untuk mengaktualisasikan
awal dari suatu kegiatan pembelajaran. berbagai potensi yang dimiliki
aspek yang amat penting dari kegiatan guru peserta didik untuk terlibat aktif dalam
dalam interaksinya dengan siswa di dalam menggunakan fasilitas teknologi informasi dan
kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi komunikasi dalam pencapaian tujuan
pembicaraan dan mempunyai pengaruh pembelajaran.
langsung, misalnya dalam memberikan fakta, Komunikasi organisasi yang baik
ide, ataupun pendapat. diharapkan dapat memberikan dukungan
Oleh karena itu, harus dibenahi terhadap pencapaian tujuan organisasi,
keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal mengatur setiap peranan orang, kelompok,
dari penjelasan dan pembicaraan tersebut bagian dalam organisasi, memperjelas struktur
sehingga bermakna bagi murid. Deskripsi di hierarki formal organisasi, memperlancar
atas menjelaskan bahwa suatu pembelajaran interaksi-interaksi informal, dan lain-lain. Oleh
membutuhkan interaksi langsung antara siswa karena itu, Engkoswara dan Komariah
dengan gurunya. Pengajaran yang disampaikan (2011:206), menyebutkan bahwa efektivitas
guru hendaknya memiliki variasi metode yang komunikasi organisasi ditentukan oleh: (a)
dapat membangkitkan semangat peserta didik struktur yang jelas untuk setiap fungsi dan
dalam proses belajar mengajar berlangsung di peranan orang/bagian, (b) model komunikasi,
kelas. dan (c) daya dukung teknologi yaitu
kemampuan organisasi secara finansial dan
Kompetensi Pedagogik Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di sumber daya manusia.
SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Keberhasilan sekolah dalam pencapaian
Hasil penelitian membuktikan bahwa tujuan pendidikan juga ditentukan oleh
kompetensi pedagogik guru dalam seberapa besar bahwa sekolah mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMPN menyerap pertumbuhan teknologi yang
3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar dapat berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Teknologi yang dimaksud tidak hanya
a) Memanfaatkan teknologi informasi dan pendukung produksi atau jasa langsung, akan
komunikasi untuk kepentingan tetapi juga kaitannya dengan unsur komunikasi
pembelajaran dalam organisasi yang harus difasilitasi dengan
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMPN dimaksudkan adalah alat, tekni/cara yang dapat
3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar ditinjau membantu guru dalam menjalankan tugas
dari aspek pemanfaatan teknologi informasi dan mengajarnya. Sehubungan dengan penjelasan di
dari komunikasi yang efektif yaitu pengirim, belajar yang dialami siswa berdasarkan hasil tes
penerima, dan keberhasilan pengiriman makna. formatif sebelumnya. Jadi dapat dipahami
Adapun komunikasi dalam organisasi dipahami bahwa bentuk tindakan refleksasi yang
sebagai upaya untuk meniadakan kesenjangan diterapkan oleh guru adalah menguji
sehingga pihak-pihak yang dilibatkan dalam sejauhmana kesulitan belajar yang dialami oleh
proses komunikasi itu menjadi saling dekat satu peserta didik. Tes diagnostik memerlukan
dengan lainnya. Dengan demikian, hakikat sejumlah soal untuk satu bidang yang
komunikasi adalah saling mengakrabkan. diperkirakan merupakan kesulitan bagi siswa.
Dengan demikian jelaskan bahwa komunikasi Soal-soal tersebut bervariasi dan difokuskan
adalah pemindahan informasi dan pemahaman pada kesulitan belajar.
dari satu orang ke orang lain. Komunikasi akan Adapun kesulitan belajar dalam tinjauan
menjadi lebih efektif dan berkualitas apabila Djamarah (2008:235), adalah suatu kondisi di
didukung oleh sikap percaya, menerima, mana anak didik tidak dapat belajar secara
empati, dan jujur di antara keduanya. wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan
Dari pengertian di atas, dapatlah diamati ataupun gangguan dalam belajar. Tidak ada
bahwa komunikasi adalah suatu kegiatan peserta didik yang tidak memiliki masalah
membuat orang lain mengerti apa yang dalam belajarnya, selain dari faktor intelegensi,
dimaksud dalam proses komunikasi dilakukan. kesulitan belajar peserta didik dapat disebabkan
Dapat pula dipahami bahwa komunikasi adalah oleh beberapa indikator dengan sudut pandang
suatu saran pengalihan informasi dari mereka masing-masing.
komunikator kepada komunikan atau suatu
sistem agar terbentuk jalinan komunikasi antar KESIMPULAN DAN SARAN
individu. Kesimpulan
c) Melakukan tindakan reflektif untuk Dari hasil temuan penelitian, ada
peningkatan kualitas pembelajaran beberapa hal yang dapat penulis simpulkan
antara lain:
Hasil penelitian membuktikan bahwa
1. Kompetensi pedagogik guru dalam
kompetensi pedagogik guru SMPN 3 Ingin Jaya
perencanaan pembelajaran di SMPN 3
Kabupaten Aceh Besar dalam melakukan
Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
dilakukan dengan berpedoman pada
pembelajaran dilakukan dengan tes diagnostik
kurikulum dan silabus. Dalam perencanaan
untuk setiap materi pelajaran yang sudah
pembelajaran tersebut memuat analisis
diajarkan.
materi pembelajaran yang di dalamnya
Dalam tinjauan Djamarah (2010:320),
memuat tentang standar kompetensi,
yang dimaksud dengan tes diagnostik adalah tes
yang dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan
Volume 2, No. 1, Agustus 2014 - 36
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Besar diharapkan untuk meningkatkan Harun, C. Z., 2010. Manajemen Sumber Daya
Pendidikan. Yogyakarta: Pena Persada.
kedisiplinan dalam mengajar dengan Margono, S., 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
memperbanyak penggunaan metode dan Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E., 2009. Standar Kompetensi dan
media pembelajaran saat proses belajar Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
mengajar berlangsung. Sagala, S., 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran
3. Dalam kajian evaluasi pembelajaran, guru- Untuk Membantu Memecahkan Problemetika
Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
guru di SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Sudjana dan Ibrahim, 2010. Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Aceh Besar, diharapkan dapat Algesindo.
meningkatkan kemampuan didaktik dan Sudjana, N., 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
metodik dalam pembelajaran. Dengan Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
pemahaman ilmu didaktik-metodik secara Bandung: Alfabeta.
mendalam dapat memudahkan guru dalam Uno, H. B., 2009. Profesi Keguruan, Problema,
Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
pengelolaan evaluasi pembelajaran Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, U., 2011. Menjadi Guru Profesional.
sehingga memotivasi dan semangat belajar Bandung: Remaja Rosdakarya.
siswa dapat ditingkatkan.
4. Dalam konteks manajemen pembelajaran,
ketua MGMP hendaknya memahami
pengelolaan pembelajaran yang
menyangkut dengan aspek perencanaan,
penerapanan strategi belajar mengajar, dan
evaluasi pembelajaran yang sudah
diterapkan oleh guru-guru di SMPN 3 Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar, selanjutnya
membuat laporan kemajuan kegiatan dan
dilaporkan kepada kepala sekolah.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Djamarah, S. B., 2011. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
--------------------, 2010. Guru Dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
--------------------, 2008. Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Engkoswara dan Aan Komariah, 2011. Administrasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hamalik, O., 2012. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
--------------------, 2008. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.