You are on page 1of 14

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK MELALUI PELATIHAN

PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 15 MAKASSAR

ST HADIJAH, H. M. Sidin Ali dan Jokebet Saludung


Email: hadijahtonji@gmail.com

Abstract:The study aims at examining the improvement of educational competence through authentic assessment
training at SMPN 15 Makassar, whether the pedagogic competence of teachers improve after taking authentic
assessment training and how is authentic training effectiveness on pedagogic competence of teachers at SMPN 15
Makassar.
The study is a school action research, a qualitative research which supported by quantitative data focuses on
the process and was designed systematically to achieve practical remedy in real situation. The study was conducted
in 2 cycles by Stephen Kemmis model where each cycle consisted of four stages, namely the planning, action,
observation, and reflection.
The site of the research was SMPN 15 Makassar and the subjects of the study were teachers who teach
language subjects at SMPN 15 Makassar with the total of 6 teachers, consisted of 3 Bahasa Indonesia teachers and 3
English teachers. Data were collected by employing questionnaire and observation taken from the training using
training effectiveness questionnaire, training observation, and teacher training implementation.
The results of the study reveal that after conducting authentic assessment training, the pedagogic
competence of teachers improve with the improvement of pedagogic competence of teachers on the aspects of
assessment and evaluation which used authentic assessment improve from 66.67% to 100% or the improvement is
33.33%. The training effectiveness indicates that teachers' comprehension on training material improve from the
result of cycle I which is in good category by 75% and satisfied category by 25%, improve in cycle Il to good
category by 40 and satisfied category by 60%.

Keywords: training, pedagogic, competence

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi pendidik melalui pelatihan penilaian
autentik di SMP Negeri 15 Makassar, apakah kompetensi pedagogik pendidik meningkat setelah mengikuti pelatihan
penilaian autentik dan bagaimanakah efektifitas pelatihan autentik terhadap kompetensi pedagogik pendidik di
SMPN 15 Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah (PTS),merupakan jenis penelitian kualitatif yang
didukung data kuantitatif yang menekankan proses dan dirancang secara sistematis untuk mencapai perbaikan
praktik dalam situasi nyata, Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dengan model Stephen Kemmis dimana setiap siklus
meliputi empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan tahap refleksi.
Lokasi penelitian, yaitu SMP Negeri 15 Makassar dan subyek dalam penelitian ini adalah pendidik yang
mengampuh mata pelajaran kelompok bahasa di SMP Negeri 15 Makassar berjumlah 6 orang yang terdiri 3 orang
yang mengampuh Bahasa Indonesia dan 3 orang mengampuh Bahasa Inggris. Data yang dikumpulkan berupa hasil
angket dan observasi pelatihan diambil dengan menggunakan angket efektivitas pelatihan dan observasi pelatihan
dan pelaksanaan pelatihan pendidik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan pelatihan penilaian autentik kompetensi
pedagogik pendidik meningkat melalui pelatihan penilaian autentik di SMP Negeri 15 Makassar dengan peningkatan
kompetensi pedagogik pendidik dalam hal penilaian dan evaluasi yang menggunakan penilaian autentik meningkat
dari 66.67% menjadi 100% atau peningkatannya sebesar 33.33%. Efektifitas pelatihan menunjukkan pemahaman
pendidik akan materi pelatihan terlihat meningkat dari hasil pada siklus I pada kategori bagus sebesar 75% dan
kategori memuaskan sebesar 25%, meningkat pada siklus II menjadi kategori bagus sebesar 40% dan kategori
memuaskan sebesar 60%.

Kata kunci: Pelatihan, pedagogic, kompetensi

i
PENDAHULUAN Penilaian menjadi salah satu fokus yang
tidak boleh diremehkan, dimana hal tersebut
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan terlihat seperti sesuatu yang sepele namun ternyata
oleh profesionalisme yang dimiliki oleh tenaga jika tak dikuasai dengan baik maksud dan
pengajarnya pada suatu Negara, dimana pendidik tujuannya maka akan mengaburkan pemahaman
dianggap sebagai pemegang tonggak terdepan dari pendidik yang melaksanakan proses penilaian
yang berhadapan langsung dengan peserta didik. di lapangan. Penilaian dalam Kurikulum 2013
Pendidik yang profesional memiliki kemampuan mengacu pada Permendikbud Nomor 23 Tahun
untuk merencanakan, melakukan proses 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Pasal
pembelajaran dan meningkatkan proses tersebut 1 Ayat (2) Penilaian adalah proses pengumpulan
serta hasil belajar anak didiknya yang dapat dilihat dan pengolahan informasi untuk mengukur
perkembangannya dari waktu ke waktu semakin pencapaian hasil belajar peserta didik. Kemudian
meningkat dan mengalami kemajuan yang dalam Pasal 3 Ayat (1) Penilaian hasil belajar
signifikan. peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah
Tujuan pendidikan yang tertuang dalam meliputi aspek: a) sikap; b) pengetahuan; dan c)
undang-undang menitik beratkan peranan pendidik keterampilan.
dan tenaga kependidikan dalam rangka Seorang pendidik dalam melakukan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana tonggak penilaian harus mengikuti prinsip-prinsip yang ada
paling bawah dalam pendidikan nasional pada penilaian, diantaranya adalah sahih, objektif,
diharapkan pendidik memiliki kemampuan adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, sistematis,
membentuk watak peserta didik agar menjadi beracuan kriteria, dan akuntabel. Semua prinsip
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tersebut dapat tercapai apabila pendidik betul-betul
Tuhan Yang Maha Esa. Undang-Undang No. 20 melakukan penilaian dengan hasil observasi yang
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 39 Ayat (1) sesungguhnya, bukan hanya sebagai hasil
Tenaga kependidikan bertugas melaksanak99an penilaian tebakan dan hadiah semata buat peserta
administrasi, pengelolaan, pengembangan, didik.
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk Penilaian hasil belajar Kurikulum 2013
menunjang proses pendidikan pada satuan dilakukan pendidik dalam berrbagai bentuk, yaitu
pendidikan, Ayat (2) Pendidik merupakan tenaga ulangan, pengamatan, penugasan, tugas proyek,
profesional yang bertugas merencanakan dan portofolio dan lain-lain. Salah satu metode
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil penilaian yang dapat dilakukan adalah penilaian
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan autentik (authentic assessment). Penilaian autentik
pelatihan, serta melakukan penelitian dan menggambarkan perkembangan peserta didik
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi karena dalam penilaian ini berfokus pada
Pendidik pada perguruan tinggi. kemampuan peserta didik untuk belajar bagaimana
Sekolah sebagai wadah formal dalam cara belajar yang dapat meningkatkan kemampuan
sistem pendidikan, sudah seharusnya dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa
melaksanakan segala proses pendidikan yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik.
berdasarkan standar nasional yang telah ada. Sehingga dengan melakukan penilaian autentik ini
Sebagaimana diterangkan dalam Undang-Undang pendidik dapat menentukan materi mana yang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 35 telah dikuasai oleh peserta didiknya dan materi
Ayat (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas mana yang harus diremedialkan.
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga Analisis proses belajar perlu dilakukan
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, untuk mengetahui segala kelebihan dan kelemahan
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus dalam proses pembelajaran yang dapat
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Itu memengaruhi hasil belajar peserta didik. Dengan
berarti harus ada 8 strandar yang dimiliki oleh pengetahuan tersebut, Pendidik dapat memperbaiki
sekolah untuk dapat mewujudkan administrasi metode, teknik dan strategi pembelajaran yang
yang baik guna tercapainya tujuan pendidikan dilakukannya, sehingga dapat meningkatkan
nasional. kualitas pembelajaran dan pendidik bisa
i
memastikan bahwa peserta didik mengalami seorang pendidik harus memiliki 4 kompetensi
proses pembelajaran dengan benar. yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian
Sejak diberlakukannya Kurikulum 2013, dan profesional. Dimana penilaian dan evaluasi
penilaian autentik selalu didengung-dengungkan yang harus dimiliki oleh pendidik menjadi salah
untuk dilaksanakan oleh semua orang yang satu indikator sehinggga pendidik dapat dikatakan
berpredikat sebagai pendidik. Namun, hal itu memiliki kompetensi pedagogik yang baik.
belum terlihat sepenuhnya dilakukan dalam proses SMP Negeri 15 Makassar yang berlokasi
pembelajaran sampai diakhir pembelajaran untuk pada Kecamatan Tamalate Kelurahan Barombong
mendapatkan nilai hasil pembelajaran yang menjadi salah satu sekolah yang berada pada
seharusnya diperoleh peserta didik berdasarkan wilayah selatan Makassar. Sejak tahun 2013
kemampuan belajarnya pada saat pembelajaran. sampai sekarang telah melaksanakan pembelajaran
Sekarang ini gencar dilakukan usaha dengan menggunakan Kurikulum 2013, dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian penerapan proses pembelajaran hampir semua
dengan melaksanakan Penilaian autentik, sesuai pendidik telah melaksanakan proses pembelajaran
dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 sebagai sesuai dengan standar proses yang ada dan
suatu upaya yang dianggap berhasil dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar tidak selalu
meningkatkan proses pembelajaran yang pada dilakukan saat itu juga. Hanya beberapa pendidik
akhirnya berpengaruh pada peningkatan hasil saja yang telah melaksanakan penilaian secara
belajar Peserta didik. Penilaian autentik menjadi autentik. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat
penekanan yang serius dimana Pendidik dalam wakil kurikulum sekolah tersebut pada sebuah
melakukan penilaian hasil belajar peserta didik wawancara yang dilakukan oleh penulis sebagai
benar-benar memperhatikan segala minat, potensi hasil survey awal di sekolah tersebut. Berikut
dan prestasi secara komprehensif . kutipan jawabannya sebagai berikut:
Makassar sebagai salah satu kota yang “Pendidik-pendidik kami di sini (SMPN
melaksanakan piloting pelaksanaan Kurikulum 15 Makassar), sekitar 90% telah
2013 secara mandiri, dimana sekolah yang tidak melakukan proses pembelajaran sesuai
termasuk dalam daftar pelaksana Kurikulum 2013 dengan standar proses pembelajaran, hal
pada tahun tersebut telah mengajukan secara tersebut terlihat bahwa pelaksanaan proses
mandiri untuk melaksanakan Kurikulum 2013 juga pembelajarannya sudah sesuai dengan
di sekolah-sekolah yang lain. Utamanya pada RPP yang dibuat oleh mereka sendiri
tingkatan Sekolah Menengah yang ada di sebagai hasil supervisi pembelajaran yang
Makassar saat itu, termasuk Sekolah Menengah dilakukan oleh semua assessor di sekolah.
Negeri 15 Makassar menyelenggarakan Namun saat mereka melakukan penilaian,
pelaksanaan Kurikulum 2013 secara mandiri pada kadang-kadang mereka tak
tahun tersebut sampai sekarang. melaksanakannya sesuai dengan yang
Pada tahun 2016 kota Makassar direncanakan pada RPP mereka, bahkan
mempunyai beban yang lebih berat untuk ada yang tak melampirkan penilaian yang
melaksanakan Kurikulum 2013, dimana bagi akan dilakukan pada pembelajaran saat itu,
sekolah yang telah memulainya di tahun 2013 dengan alasan penilaiannya nanti
semua tingkatan rombongan belajarnya sudah dilakukan saat ulangan harian”.
menggunakan Kurikulum tersebut. Harapan di
masa depan untuk selalu meningkatkan proses dan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
hasil pembelajaran pada sekolah-sekolah yang ada peneliti tertarik melakukan penelitian dalam
di Makassar, pada setiap tingkatan tanpa kecuali, bentuk penelitian tindakan sekolah dengan
baik sekolah yang berstatus negeri ataupun swasta. mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 15
Seiring dengan hal tersebut, maka Makassar dengan judul “Peningkatan Kompetensi
peningkatan mutu pendidikan bukan hanya perlu Pedagogik Pendidik melalui Pelaksanaan Pelatihan
dianalisis pada hasil pembelajarannya saja, namun Penilaian Autentik di SMP Negeri 15 Makassar”.
pada proses penilaiannyapun juga perlu
mendapatkan perhatian yang besar. Sebagaimana
ii
Berdasarkan latar belakang, maka di sekolah yang bersangkutan dapat lebih
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ditingkatkan.
1. Apakah Kompetensi Pedagogik Pendidik Penelitian tindakan sekolah ini
dapat ditingkatkan melalui Pelatihan dilaksanakan dengan mengunakan Standar
penilaian Autentik di SMP Negeri 15 penilaian bertujuan untuk menjamin; (1)
Makassar? perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan
2. Bagaimanakah Efektifitas pelatihan autentik kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan
terhadap kompetensi pedagogik pendidik di prinsip-prinsip penilaian; (2) pelaksanaan
SMP Negeri 15 Makassar. penilaian peserta didik secara propesional, terbuka,
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan
ini adalah sebagai berikut. konteks sosial budaya; (3) penilaian peserta didik
1. Untuk mengetahui apakah kompetensi secara obyektif, akuntabel, dan informatif. Standar
pedagogik pendidik dapat ditingkatkan penilaian pendidikan ini disusun sebagi acuan
melalui pelatihan penilaian autentik di SMP penilaian bagi pendidik.
Negeri 15 Makassar. Berdasarkan uraian di atas, dapat
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas dibuatkan skema kerangka pikir sebagai berikut.
pelatihan autentik terhadap kompetensi
pedagogik pendidik di SMP Negeri 15
Makassar. Guru sebagai pendidik dan pembimbing
Kerangka Pikir
Pendidik sebagai pendidik sekaligus
pembimbing peserta didik di sekolah sangat
diperlukan untuk memberikan transfer ilmu dan Kemampuan pedagogik pendidik dalam hal penilaian dan
juga merubah karakter peserta didik menjadi lebih evaluasi masih banyak yang bermasalah
baik. Dalam membimbing peserta didik, Pendidik
harus memiliki empat kompetensi yang
dikuasainya yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
Pelatihan penilaian Autentik di Sekolah
kompetensi profesional. Masing-masing dari
kompetensi tersebut memiliki indikator yang harus
dipahami oleh pendidik guna mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Fokus dalam penelitian tindakan sekolah Kompetensi Pedagogik Pendidik meningkat
ini terbatas pada kompetensi pedagogik pendidik,
utamanya pada indikator penilaian dan evaluasi.
Penilaian dan evaluasi tersebut dimulai dari
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
dilakukannya pelatihan untuk para pendidik, yang
kemudian pendidik mampu mengimplementasikan
Berdasarkan dari kerangka pikir maka
hasil pelatihannya dalam bentuk merancang
penilaian secara autentik, kemampuan pendidik hipotesis penelitian tindakan sekolah dirumuskan
untuk melaksanakan penilaian dalam sebagai berikut.
pembelajaran, dan kemampuan pendidik untuk 1. Melalui pelaksanaan pelatihan penilaian
menerapkan penilaian autentik sesuai dengan autentik diduga dapat meningkatkan
tuntunan strategi penilaian dalam Kurikulum 2013 kompetensi pedagogik pendidik di SMP
di SMP Negeri 15 Makassar. Negeri 15 Makassar.
Melalui Pelatihan penilaian autentik di 2. Efektifitas pelatihan yang dilaksanakan
sekolah dilaksanakan oleh semua pendidik dari diduga dapat meningkatkan pemahaman
berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang penilaian autentik pada pendidik di SMP
bersangkutan, dengan tujuan agar kualitas proses Negeri 15 Makassar.
dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran
iii
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
15 Makassar untuk meningkatkan Kompetensi
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Pedagogik Pendidik melalui Pelatihan Penilaian
Tindakan Sekolah (PTS) / School Action Research. Autentik. Penelitian ini dilaksanakan pada
PTS adalah tindakan ilmiah yang dilakukan untuk semester genap tahun pelajaran 2016-2017,
mencari pemecahan permasalahan nyata yang tepatnya di bulan Maret-Mei 2017. Adapun subyek
terjadi di sekolah, sekaligus mencari jawaban penelitian adalah pendidik yang mengajarkan
bagaimana masalah tersebut bisa diselesaikan materi mata pelajaran kelompok bahasa. Jumlah
melalui suatu tindakan perbaikan. Menurut pendidik kelompok bahasa yang akan menjadi
Ghani,R. A (2014) PTS merupakan jenis subjek penelitian di SMPN 15 Makassar berjumlah
penelitian kualitatif yang didukung data 6 orang yang terdiri dari 3 orang mengampu
kuantitatif yang menekankan proses dan dirancang Bahasa Indonesia dan 3 orang mengampu Bahasa
secara sistematis untuk mencapai perbaikan Inggris.
praktik dalam situasi nyata. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus.
Alur Penelitian dapat dilihat pada skema berikut.

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


tindakan I
tindakan I

Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I

Permasalahan Baru Perencanaan Pelaksanaan tindakan II


Hasil Refleksi tindakan II
tindakan II

Pengamatan/
Refleksi II pengumpulan data II

Apabila permasalahan
belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus
selanjutnya

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Sekolah

Data hasil penelitian ini dikumpulkan


melalui: Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Efektifitas
Pelatihan
1. Angket, Angket untuk mengukur sejauh
mana efektivitas pelatihan yang dilaksanakan No Indikator No Butir Soal
yang dibuat oleh peneliti dan telah divalidasi 1. Persiapan Pelatihan 1 s/d 13
oleh ahli. Kriteria yang digunakan yaitu skala 2. Nara Sumber 14 s/d 18
lima (memuaskan, bagus, cukup, kurang, dan
buruk). Angket yang dibuat terdiri dari 18
pertanyaan yang terbagi menjadi 2 indikator, 2. Dokumen perencanaan pendidik. Dokumen
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. ini sebagai bahan persiapan memasuki
pelaksanaan siklus terdiri dari kesiapan RPP

iv
yang didalamnya mencakup penilaian dengan menggunakan kategori sebagai berikut: 0 (Tidak
metode penilaian autentik. menunjukkan bukti/ tidak terpenuhi); 1 (Terpenuhi
sebagian / ada bukti tetapi tidak lengkap); dan 3
3. Format observasi pelaksanaan. Format (Terpenuhi seluruhnya).
observasi pelaksanaan pelatihan terdiri dari Langkah berikutnya adalah pemberian
20 butir pertanyaan yang terbagi menjadi 2 nilai berdasarkan pedoman pelaksanaan penilaian
indikator, sedangkan format observasi kinerja guru (PK Guru Kemendikbud 2012). Pada
pelaksanaan penilaian autentik terdiri dari 40 langkah ini peneliti menetapkan nilai untuk setiap
butir pertanyaan yang terbagi menjadi 3 kompetensi dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4.
indikator. Kisi-kisi dari kedua format tersebut Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. dengan tahapan sebagai berikut:
1) Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk masing-
Tabel 3.2. Kisi-kisi Format Observasi masing indikator. Pemberian skor ini
No Observasi Indikator
No Butir dilakukan dengan cara membandingkan
Soal catatan hasil pengamatan dan pemantauan
Yang dilakukan dilembar observasi.
1 s/d 11
Nara sumber 2) Perolehan skor untuk setiap indikator tersebut
Pelaksanaan
1. pelatihan selanjutnya dijumlahkan dan dihitung
Pelatihan
Yang dilakukan
12 s/d 20 persentasinya dengan cara membagi total skor
peserta pelatihan
Persiapan sebelum yang diperoleh dengan total skor maksimum
Pelaksanaan 1 s/d 8 indikator dan mengalikannya dengan 100 % .
pembelajaran
2. Setelah Perolehan persentase skor pada setiap
Pelaksanaan dikelas 9 s/d 22
Pelatihan indikator ini kemudian di ditentukan
Refleksi 23 s/d 40
kategorinya seperti yang ditunjukkan pada
Data yang terkumpul berupa data kualitatif tabel 3.4.
dianalisis deskriptif dengan teknik persentase.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan Tabel 3.4 Kategori Persentase Nilai
gambaran umum mengenai peningkatan
kompetensi pedagogik pendidik melalui pelatihan Rentang Total Nilai Kategori
pemahaman penilaian Autentik pendidik di SMP 0% < X < 25% Kurang
Negeri 15 Makassar. 25% ≤ X < 50 % Sedang
Data angket menggunakan skala model 50% ≤ X < 75 % Cukup
likert yaitu 5 skala (1, 2, 3, 4, dan 5) dengan 75 % ≤ X < 100 % Baik
kategori (buruk, kurang, cukup, bagus, dan Sumber: Pedoman PKG Kemendikbud, 2012
memuaskan). Adapun perhitungan untuk
mengukur efektifitas pelatihan dalam persentase Keberhasilan yang dijadikan patokan
digunakan kategori berdasarkan Tabel 3.3. penelitian ini apabila berhasil meningkatkan
kompetensi Pedagogik Pendidik sebesar 75 %
Tabel 3.3 Kategori Efektivitas Pelatihan berdasarkan nilai perhitungan hasil observasi
Rentang Total Nilai Kategori terpenuhinya indikator yang ada, hal ini
0 % < 20% Buruk dimaksudkan sudah berkategori baik.
20% < 40 % Kurang
40% < 60% Cukup Hasil Penelitian
60% < 80% Bagus 1. Analisis dan Pembahasan Siklus 1
80% < 100% Memuaskan Penelitian tindakan sekolah ini siklus 1
Sumber: Sudaryono (2013) dimulai dengan menetapkan jadwal pelatihan.
Pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1
Data yang diperoleh dengan menggunakan April 2017 di aula SMPN 15 Makassar. Pendidik
observasi digunakan untuk mengukur pelaksanaan yang terlibat sebagai peserta pelatihan autentik
pelatihan serta setelah pelatihan dengan yang bertemakan “Peningkatan Kompetensi
v
Pedagogik Pendidik melalui Pelatihan Penilaian Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Autentik” berjumlah 20 orang. Adapun pemateri Pelaksanaan Pelatihan
yang hadir pada pelatihan ini adalah ahli yang
berkompeten di bidang penilaian yaitu Dosen dari Persentase Total Kategori Frekuensi Persentase
Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP). 0 % <x≤ 25 % Kurang 2 10
Peserta pelatihan ini diikuti dari beberapa pendidik 25% <x≤ 50 % Sedang 7 35
yang mengampu mata pelajaran yang berbeda., 50% <x≤ 75% Cukup 11 55
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. 75% <x≤ 100% Baik 0 0
Jumlah 20 100
Tabel 4.1. Keadaan peserta pelatihan Sumber: Data Primer, April 2017
berdasarkan mata pelajaran
yang diampu Berdasarkan Tabel 4.3 tentang
Jumlah pelaksanaan pelatihan terlihat bahwa 10 % berada
No Mata Pelajaran yang diampu pada kategori kurang, 35% berada pada kategori
Peserta
sedang, 55% berada pada kategori cukup.
1 Pendidikan Agama Islam 1
Berdasarkan hasil nilai yang ditunjukkan Tabel 4.3
2 Matematika 4
terlihat bahwa kebanyakan sampel penelitian
3 Bahasa Indonesia 5
menilai bahwa pelaksanaan pelatihan yang diikuti
4 Bahasa Inggris 3
masuk dalam kategori cukup.
5 IPA 3
Langkah selanjutnya peneliti
Pendidikan Jasmani
6 3 melaksanakan observasi terhadap peserta pelatihan
Olahraga dan Kesehatan
yang mengampuh mata pelajaran bahasa Indonesia
7 Muatan Lokal 1
dan bahasa Inggris yang masing-masing berjumlah
Jumlah 20
3 orang, sehingga jumlah keseluruhan pendidik
Sumber: Data Primer, April 2017
sebagai sampel sebanyak 6 orang yang kemudian
membuat RPP yang didalamnya terdapat penilaian
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase
autentik untuk kompetensi kognitif, keterampilan
Efektivitas Pelatihan
dan sikap peserta didik. Dan kemudian peneliti
Persentase
Total
Kategori Frekuensi Persentase melakukan observasi dengan menggunakan format
0 % - 20 % Buruk 0 0 observasi.
20% - 40 % Kurang 0 0 Berdasarkan hasil pengamatan dan
40% - 60% Cukup 0 0 pertanyaan selama proses penelitian pada siklus I
60% - 80% Bagus 15 75 maka dapat disimpulkan bahwa materi pelatihan
80% - 100% Memuaskan 5 25 yang diberikan umumnya telah cukup dikuasai dan
Jumlah 20 100 di pahami pendidik di SMPN 15 Makassar. Hal ini
Sumber: Data Primer, April 2017 didukung oleh data kuantitatif pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Deskripsi Distribusi Skor
Berdasarkan Tabel 4.2 tentang efektivitas Penguasaan Materi Pelatihan
pelatihan terlihat bahwa 25% berada pada kategori Siklus I
memuaskan, 75% berada pada kategori bagus,. Statistik Nilai Statistik
Berdasarkan hasil nilai yang ditunjukkan Tabel 4.2 Subjek 6
terlihat bahwa kebanyakan sampel penelitian
menilai bahwa efektivitas pelatihan yang diikuti Skor Maksimum 66
masuk dalam kategori bagus. Setelah melakukan
Skor Minimum 41
pelatihan, kemudian peserta pelatihan diminta
untuk melakukan observasi jalannya pelatihan Skor Ideal 80
dengan menggunakan format observasi. Nilai hasil
observasi pelaksanaan pelatihan berdasarkan Skor Rata-rata 56.2
kriteria berdasarkan frekuensi dan persentasenya Median 57.5
dinyatakan pada Tabel 4.3.

vi
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata- Tabel 4.6 Keadaan peserta pelatihan
rata pemahaman materi pelatihan pada siklus I berdasarkan mata pelajaran
adalah 56.2 dari skor ideal 80. Dengan kata lain yang diampu
jika dipersentasekan nilainya sebesar 70.25%, No Mata Pelajaran yang Jumlah
sehingga masuk dalam kategori cukup. diampu Peserta
Nilai hasil observasi pelaksanaan terhadap 1 Pendidikan Agama Islam 1
pendidik berdasarkan kriteria frekuensi dan 2 Matematika 4
persentasenya dinyatakan pada Tabel 4.5. 3 Bahasa Indonesia 5
4 Bahasa Inggris 3
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan 5 IPA 3
Persentase Pelaksanaan Penilaian 6 Pendidikan Jasmani Olah 3
Persentase Total Kategori Frekuensi Persentase Raga dan Kesehatan
0 % <x≤ 25 % Kurang 0 0 7 Muatan Lokal 1
25% <x≤ 50 % Sedang 0 0 Jumlah 20
50% <x≤ 75% Cukup 4 66.67
Sumber: Data Primer, April 2017
75% <x≤ 100% Baik 2 33.33
Jumlah 6 100
Pendidik yang ikut dalam pelatihan di
Sumber: Data Primer, April 2017
siklus 2 ini di minta untuk mengisi angket untuk
menentukan sejauh mana efektivitas pelatihan
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang observasi
yang berlangsung. Kemudian dihasilkan
pelaksanaan setelah pelatihan terlihat bahwa
perhitungan hasil statistik efektivitas pelatihan
66.67% berada pada kategori cukup, 33.33%
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil nilai
yang ditunjukkan Tabel 4.5 terlihat bahwa
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan
kebanyakan sampel penelitian menilai bahwa
Persentase Efektivitas
pelaksanaan setelah pelatihan yang diikuti masuk
Pelatihan
dalam kategori baik.

2. Analisis dan Pembahasan Siklus 2 Persentase Kategori Frekuensi Persentase


Pada siklus 2 ini, pelatihan diadakan pada Total
hari Sabtu tanggal 29 April 2017 di aula SMPN 0 % - 20 % Buruk 0 0
15 Makassar. Pendidik yang terlibat sebagai 20% - 40 % Kurang 0 0
peserta pelatihan autentik yang bertemakan 40% - 60% Cukup 0 0
“Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik 60% - 80% Bagus 8 40
melalui Pelatihan Penilaian Autentik” berjumlah 80% - 100% Memuaskan 12 60
20 orang. Adapun pemateri yang hadir pada Jumlah 20 100
pelatihan ini adalah ahli yang berkompeten Sumber: Data Primer, April 2017
dibidang penilaian yaitu Dosen dari Jurusan
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP). Peserta Berdasarkan Tabel 4.7 tentang efektivitas
pelatihan ini diikuti dari beberapa pendidik yang pelatihan terlihat bahwa 60% berada pada kategori
mengampu mata pelajaran yang berbeda., lebih memuaskan, 40% berada pada nilai bagus.
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Berdasarkan hasil nilai yang ditunjukkan Tabel 4.7
terlihat bahwa kebanyakan sampel penelitian
menilai bahwa efektivitas pelatihan yang diikuti
masuk dalam nilai memuaskan. Setelah melakukan
pelatihan, kemudian peserta pelatihan diminta
untuk melakukan observasi jalannya pelatihan
dengan menggunakan format observasi. Nilai hasil
observasi pelaksanaan pelatihan berdasarkan
kriteria berdasarkan frekuensi dan persentasenya
dinyatakan pada Tabel 4.8.
vii
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tabel 4.9 menunjukkan bahwa skor rata-
Pelaksanaan Pelatihan rata pemahaman materi pelatihan pada siklus I
adalah 74.3 dari skor ideal 80. Dengan kata lain
Persentase Kategori Frekuens Persentase jika dipersentasekan nilainya sebesar 92.88%,
Total i sehingga masuk dalam kategori baik.
0 % <x≤ 25 % Kurang 0 0 Nilai hasil observasi pelaksanaan terhadap
25% <x≤ 50 % Sedang 0 0 pendidik berdasarkan kriteria frekuensi dan
50% <x≤ 75% Cukup 8 40 persentasenya dinyatakan pada Tabel 4.10
75% <x≤ 100% Baik 12 60
Jumlah 20 100
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan
Sumber: Data Primer, April 2017
Persentase Pelaksanaan
Penilaian
Berdasarkan Tabel 4.8 tentang
Persentase Kategori Frekuensi Persentase
pelaksanaan pelatihan terlihat bahwa 60 % berada Total
pada kategori baik, 40% berada pada nilai cukup,. 0 % <x≤ 25 % Kurang 0 0
Berdasarkan hasil nilai yang ditunjukkan Tabel 4.7 25% <x≤ 50 % Sedang 0 0
terlihat bahwa kebanyakan sampel penelitian 50% <x≤ 75% Cukup 0 0
menilai bahwa pelaksanaan pelatihan yang diikuti 75% <x≤ 100% Baik 6 100
masuk dalam nilai baik. Jumlah 6 100
Langkah selanjutnya peneliti Sumber: Data Primer, April 2017
melaksanakan observasi terhadap peserta pelatihan
yang mengampuh mata pelajaran bahasa Indonesia Berdasarkan Tabel 4.10 tentang observasi
dan bahasa Inggris yang masing-masing berjumlah pelaksanaan setelah pelatihan terlihat bahwa
3 orang, sehingga jumlah keseluruhan pendidik semua sampel penelitian yang berjumlah 6 orang
sebagai sampel sebanyak 6 orang yang kemudian termasuk 100% berada pada kategori baik.
membuat RPP yang didalamnya terdapat penilaian Pembahasan
autentik untuk kompetensi kognitif, Keterampilan Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan
dan sikap peserta didik. Dan kemudian peneliti bahwa pemahaman yang ditunjukkan oleh
melakukan observasi dengan menggunakan format pendidik setelah melalui pelatihan penilaian
observasi. autentik pada tiap siklus adalah:
Berdasarkan hasil pengamatan dan - Untuk siklus I, pemahaman pendidik dengan
pertanyaan selama proses penelitian pada siklus II skor rata-rata sebesar 56.2 dari skor ideal 80
maka dapat disimpulkan bahwa materi pelatihan dimana persentasenya sebesar 70.25% berada
yang diberikan umumnya telah dikuasai dan pada kategori cukup. Hal ini masih perlu
dipahami dengan baik oleh pendidik di SMPN 15 ditingkatkan karena belum mencapai
Makassar. Hal ini didukung oleh data kuantitatif indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%
pada Tabel 4.9. - Untuk siklus II, pemahaman pendidik dengan
skor rata-rata sebesar 74.3 dari skor ideal 80
Tabel 4.9 Deskripsi Distribusi Skor dimana persentasenya sebesar 92.88% berada
Penguasaan Materi Pelatihan Siklus II pada kategori baik. Dan hal ini menunjukkan
Statistik Nilai Statistik terjadinya peningkatan dari 70.25% menjadi
Subjek 6 92.88%. Sehingga dinyatakan siklusnya
berhenti karena sudah di atas 75%.
Skor Maksimum 78 Penelitian Tindakan sekolah dilaksanakan
di SMPN 15 Makassar. Pembahasan mengenai
Skor Minimum 65
hasil penelitian ini akan diuraikan sesuai dengan
Skor Ideal 80 pelaksanaan setiap siklus, dengan
mengelompokkan hasil penelitian berdasarkan
Skor Rata-rata 74.3 tahapan penelitian tindakan sekolah, yaitu tahap
Median 76
viii
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan tahap disebabkan karena peserta pelatihan belum
refleksi. mendapatkan atau merasakan praktek untuk
Perencanaan tindakan siklus 1. membuat instrumen dan segala perlengkapannya
Pada tahap perencanaan yang dimulai dalam penilaian autentik.
dengan melaksanakan pelatihan ditemukan data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
bahwa hasil angket yang diisi oleh seluruh peserta Pada tahap pelaksanaan yaitu dilakukan
pelatihan untuk menunjukkan efektivitas jalannya observasi penilaian pada peserta pelatihan yang
pelatihan memperoleh nilai berdasarkan Tabel 4.2 dilakukan oleh assessor di sekolah, masing-masing
yang menggambarkan hasil pelatihan tersebut 3 orang yang mengampu mata pelajaran Bahasa
dinilai bagus sebesar 75% dan memuaskan Indonesia dan Bahasa Inggris. Dimana
sebesar 25%. Pengamatan dilakukan terhadap sebelumnya peneliti dan sampel penelitian duduk
perhatian pendidik ketika menerima materi bersama untuk menyusun RPP yang didalamnya
pelatihan yaitu kegiatan yang dilakukan nara memuat tentang penilaian autentik khususnya
sumber dan kegiatan yang dilakukan peserta kompetensi kognitif , keterampilan dan sikap
pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan peserta didik.
yang dirasakan oleh peserta pelatihan sudah bagus Observasi Siklus 1
dengan catatan bahwa terdapat beberapa komentar Observasi penilaian dilaksanakan pada
dari peserta diantaranya adalah: hari rabu tanggal 5 April 2017. Kemudian hasil
- Komentar positif. Salah satu pendidik yang penilaian yang dilakukan oleh assessor di SMPN
mengampu mata pelajaran bahasa 15 Makassar terhadap 6 orang sampel penelitian
mengatakan pendidik masih kurang terhadap penialaian autentik yang dibuat terlihat
pemahaman tentang penilaian autentik pada Tabel 4.4. Dimana hasilnya memperlihatkan
sehingga sangat puas dengan adanya materi bahwa 66,67% berada pada nilai cukup dan
pelatihan autentik dan berharap semoga apa 33.33% berada pada nilai baik. Hal tersebut
yang disampaikan dapat membantu para dikarenakan selama penilaian peneliti menemukan
pendidik di SMPN 15 Makassar tentang bahwa masih ada beberapa item penilaian autentik
materi penilaian autentik dan menerapkan yang belum lengkap dibuat dan dicantumkan
didalam proses pembelajaran. dalam RPP sampel penelitian. Dalam hal ini item
- Komentar positf. Salah satu pendidik yang yang belum dibuat menyangkut tentang teknik dan
mengampuh mata pelajaran ilmu pengetahuan bentuk instrumen beserta rubrik penilaiannya.
alam mengatakan pelatihan autentik ini Refleksi siklus 1
sangat bermanfaat dalam pembelajaran sebab Sebagai hasil refleksi pada siklus 1 ini
penilaian autentik sejalan dengan Kurikulum untuk dijadikan bahan rujukan siklus berikutnya
2013 yang menjadi acuan pembelajaran di antara lain adalah pelaksanaan pelatihan harus
SMPN 15 Makassar. dibarengi dengan praktek membuat instrumen
- Komentar positif. Salah satu pendidik yang penilaian yang didalamnya harus menyertakan
mengampuh mata pelajaran Matematika bagaimana jenis dan rubrik penilaian autentik.
mengatakan bahwa pelatihan autentik ini Perencanaan Tindakan Siklus 2
sangat bermanfaat bagi pendidik dalam hal Pada tahap perencanaan disiklus 2 dimulai
pengembangan profesi. dengan melaksanakan pelatihan yang didalamnya
- sudah memuat materi pelatihan yang akan melatih
Setelah angket diisi oleh peserta pelatihan peserta pelatihan untuk praktek langsung
untuk mengetahui efektivitas pelatihan, kemudian menyusun penilaian autentik. Sehingga hasil
dilanjutkan dengan mengisi format observasi perhitungan angket pelatihan ini menunjukkan
untuk menilai bagus tidaknya pelatihan yang hasil sesuai dengan Tabel 4.6. Berdasarkan Tabel
mereka ikuti. Hasil penilaian peserta pelatihan 4.6 yang menggambarkan hasil pelatihan tersebut
terhadap pelatihan penilaian autentik yang diikuti masuk dalam kategori bagus sebesar 40% dan
terlihat pada Tabel 4.3 yang menggambarkan hasil kategori memuaskan sebesar 60%. Hal ini
bahwa pelatihan yang mereka ikuti dominan pada menunjukkan bahwa pelatihan yang dirasakan oleh
nilai cukup dengan persentase 55%. Hal ini peserta pelatihan sudah meningkat dari siklus 1,
ix
dipengaruhi oleh kegiatan praktek menyusun Kesimpulan
instrumen penilaian autentik dalam pelatihan. Berdasarkan hasil olah data dan observasi
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan analisis tindakan serta pembahasan selama
mengisi format observasi untuk menilai bagus penelitian tindakan sekolah ini, maka dapat ditarik
tidaknya pelatihan yang mereka ikuti. Hasil kesimpulan sebagai berikut:
penilaian peserta pelatihan terhadap pelatihan 1. Kompetensi pedagogik pendidik dalam hal
penilaian autentik yang diikuti terlihat pada Tabel penilaain dan evaluasi meningkat melalui
4.7 yang menggambarkan hasil bahwa pelatihan pelatihan penilaian autentik di SMP Negeri
yang mereka ikuti dominan pada kategori Baik 15 Makassar yang menggunakan penilaian
dengan persentase 60%. Hal ini disebabkan karena autentik meningkat dari 66.67% menjadi
peserta pelatihan sudah mengetahui dan merasakan 100% atau peningkatannya sebesar 33.33%.
praktek untuk membuat instrumen dan segala 2. Efektifitas pelatihan menunjukkan
perlengkapannya dalam penilaian autentik. pemahaman pendidik akan materi pelatihan
Pelaksanaan Siklus 2 terlihat meningkat dari hasil pada siklus I
Tahap pelaksanaan dilanjutkan dengan pada kategori bagus sebesar 75% dan kategori
menyusun kembali RPP yang didalamnya memuat memuaskan sebesar 25%, meningkat pada
tentang penilaian autentik peserta didik. Observasi siklus II menjadi kategori bagus sebesar 40%
penilaian dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 dan kategori memuaskan sebesar 60%.
Mei 2017. Kemudian hasil penilaian yang Saran
dilakukan oleh assessor di SMPN 15 Makassar Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
terhadap 6 orang sampel penelitian terhadap disarankan sebagai berikut:
penialaian autentik yang dibuat terlihat pada Tabel 1. Diharapkan untuk setiap pendidik selalu
4.8. hasilnya memperlihatkan bahwa 100% berada berusaha untuk melakukan peningkatan
pada nilai baik. kompetensi pedagogiknya melalui pelatihan-
Dengan demikian dari hasil analisis dapat pelatihan yang menunjang kompetensi
dikatakan bahwa kompetensi paedagogik pendidik tersebut.
di SMPN 15 Makassar khususnya untuk penilaian 2. Pendidik dari mata pelajaran apapun yang
autentik kompetensi kognitif, keterampilan dan diampu sebaiknya selalu menggunakan
sikap dari tiap siklus adalah: penilaian autentik untuk menciptakan
 Untuk siklus 1, kemampuan penilaian keadilan dalam pemberian nilai kepada
autentik pendidik mencapai 66.67% dan peserta didik.
dinilai cukup. Hal ini masih perlu 3. Karena penelitian ini merupakan penelitian
ditingkatkan karena belum mencapai tindakan sekolah, maka diharapkan untuk
ketuntasan 75% dan belum termasuk nilai para kepala sekolah agar senantiasa
baik. memikirkan dan melakukan penelitian guna
 Untuk siklus 2, kemampuan penilaian peningkatan kompetensi para pendidik di
autentik pendidik mencapai 100% dan sekolahnya.
termasuk dalam nilai baik. Dan hal ini
menunjukkan terjadi peningkatan dari 66.67% DAFTAR PUSTAKA
menjadi 100%, dan dari cukup meningkat
menjadi baik. Amir, M. 2015. Peningkatan Pemahaman Pendidik
Dengan demikian peneliti telah Mengenai Tehnik Penilaian Kelas di
beranggapan bahwa kemampuan pedagogik Sekolah Dasar Melalui Pemantauan
pendidik pada indikator penilaian dan evaluasi Penerapan Tehnik-Teknik Penilaian di SD
khususnya dalam penilaian autentik kompetensi Negeri Limbung Putra Kabupaten Gowa.
kognitif, keterampilan dan sikap peserta didik di Jurnal Penelitian dan Pengembangan
SMPN 15 Makassar yang dicapai ini sudah Keilmuan secara Aktual (Ikhthiar, Volume
optimal, sehingga tidak perlu lagi dilakukan 13, No 2, April-Juni 2015)
tindakan perbaikan.

x
Ardin, 2011. Keefektifan Pembelajaran Kemendikbud. 2012. Pedoman Pelaksanaan
Matematika Realistic Setting kooperatif Penilaian Kinerja Guru ( PK Guru).
Tipe NHT pada Materi Pokok Ruang Tiga. Jakarta .Kemendikbud
Hasil penelitian : PPS UNM. Kesuma, T.A. 2013. Menyusun PTK itu Gampang.
Esensi, devisi penerbit Erlangga
Bahan Belajar Mandiri. Penelitian Tindakan
Sekolah. 2009: Direktorat Jenderal Kunandar, 2014. Penilaian Autentik (Penilaian
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kependidikan. Departemem Pendidikan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja
Nasional. Grafindo Persada.

Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Pautler, A.J. 1971. Teaching Shop and Laboratory
Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali Subjects. Columbus: Charless E Merril
Pers. Publishing Company.

Ghani, R. A. 2014. Metodologi Penelitian Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19


Tindakan Sekolah. Jakarta: PT Raja Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Grafindo Persada. Pendidikan.

Ginnis P. 2008. Trik & Taktik Mengajar Strategi Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang
Meningkatkan Pencapaian Pengajaran Standar Penilaian Pendidikan
dikelas. Jakarta: PT Indeks.
Priansa, D. J. 2014. Kinerja dan Profesionalisme
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Pendidik. Bandung: CV. Alfabeta
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sardiman. 1986. Interaksi & Motivasi Belajar
Hasanah, D.S. 2010. Pengaruh Pendidikan dan Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Guru Persada.
dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru
Sekolah Dasar se Kecamatan Scholtz, A. 2007. An Analysis of the Impact of an
Babakancikau Kabupaten Purwakarta. Autehentic Assessment Strategy on Student
Jurnal Penelitian Pendidikan, (online) Performance in a Technology-Mediated
Vol. 11, No. 2, Constructivist Classroom: A Study
(http://jurnal.upi.edu/penelitian- Revisited, (online) International Journal of
pendidikan/view/1815/...html, Diakses 25 Education and Development using
Maret 2017) Information and Communication
Technology (IJEDICT),2007, Vol.3, Issue
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan 4, pp.42-53.
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudarma, M. 2013. Profesi Pendidik, dipuji,
Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT Raja
Http://Komunitasgurupkn.blogspot.com(2011)/05/ Grafindo Persada.
apa itu-penelitian-sekolah-pts.htm
Sudaryono dkk, 2013. Pengembangan Instrumen
Irwantoro, N & Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: Graha
Pedagogik. Surabaya: Genta Group Ilmu
Production.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Penilaian Autentik untuk
Meningkatkan Proses Hasil Pembelajaran.
Artikel.
xi
Sutari Imam Barnadib. 1989. Penyajian Pelajaran
Teori/Kelas. FPTK IKIP Yk.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang


Guru dan Dosen

Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang


Sistim Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja,R.2008. Metode Penelitian


Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.

xii
i

You might also like