You are on page 1of 5

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-602-555-459-9

Pengembangan kompetensi profesional Guru


Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
melalui Aktivitas Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP)
Muliadi1
1
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar

Abstract. The quality of education in Indonesia is determined pengembangan profesional guru. Setiap guru memiliki
by several factors, one of them is professional teacher. potensi dan kebutuhan untuk berkembang serta
Professional teachers are those who have the ability to deliver merealisasikan dirinya. Perkembangan IPTEK menuntut
subject matter in depth and comprehensive. The teacher
proffesionalism can be developed through a professional guru untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional.
organization. In relation to this matter, the Subject Teacher Seorang guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu
Working Group (MGMP) is a professional organization with a kompetensi: pedagogik, kepribadian, sosial dan
legal body that aims to develop teacher professionalism. The profesional. Keempat kompetensi tersebut harus melekat
activities carried out by Physical Education Teacher Working pada setiap guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Group as an effort to improve the quality of education and pendidik dan pengajar disekolah. Akan tetapi
develop teacher competencies are: a) conducting curriculum
deepening, b) developing syllabus, c) developing lesson plan, kemampuan peran dasar tersebut di atas tidak akan
d) developing teaching materials, e) creating and implement- berkembang jika hanya mengandalkan pengalaman.
ing analysis instructional materials, f) developing assessment Namun harus dirangsang dan didorong pengetahuan
systems, g) compiling exam content outlines and questions, h) baru agar dapat menumbuhkan sikap profesi yang
developing learning models, i) informing and implementing matang.
learning. The Physical Education Teacher Working Group in Keberhasilan pengelolaan pendidikan bergantung
schools has an important role in the development of
professional competencies, providing solutions to overcome pada kualitas para guru. Kedudukan dan peran guru
the problems experienced during the Physical Education sangat besar pengaruhnya dan merupakan titik yang
learning process, both at the primary, junior high and high strategis dalam kegiatan pendidikan. Guru bukan hanya
school level. Some of these problems include limited cerdas dan mempunyai gelar, akan tetapi juga
infrastructure and facilities, low quality of teaching or mempunyai karakter beriman, bertaqwa, berahlak mulia,
irrelevant learning models to the physical and mental berbudi pekerti luhur, dan mengamalkan ilmunya secara
development of students.
bertanggung jawab. Selaku pendidik, guru harus
Keywords: competency development, physical education, menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Hal ini berarti
teacher professionalism, subject teacher working pengembangan professionalisme guru baik pada dimensi
group (MGMP) penguasaan ilmu, kompetensi guru, keterampilan dan
perilaku yang dapat dipercaya. Kepercayaan masyarakat
terhadap guru merupakan kunci pembentukan manusia
I. PENDAHULUAN yang berkualitas, pemberi ilmu serta menamkan,
Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan membentuk dan mengembangkan nilai moral dan etika,
sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan sehingga menjadi landasan berpijak.
kemajuan teknologi. Guru mempunyai peranan yang Landasan hukum di Indonesia tentang kualitas dan
penting dalam pendidikan, sehingga hampir semua profesionalisme guru terdapat dalam Peraturan Menteri
usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun
pada guru. Guru tanpa menguasai bahan pelajaran, 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
strategi belajar mengajar, mendorong siswa belajar Kompetensi Guru, selain itu juga disebutkan dalam
untuk mencapai prestasi yang tinggi maka segala upaya Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005
peningkatan kualitas pendidikan tidak akan mencapai tentang Guru dan Dosen sebagai aturan yang lebih
hasil yang meksimal. Dalam pelaksanaan pendidikan, mengikat secara hukum daripada UU Nomor 20 Tahun
guru merupakan ujung tombak, sehingga perlu 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Soleh, 2008).

13
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-602-555-459-9

Untuk menjadi seorang guru yang profesional secara umum.


merupakan sebuah kebutuhan mendasar yang sudah c. Metode evaluasi; metode ini digunakan untuk
tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini tercermin dalam mengukur daya serap peserta terhadap materi yang
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 telah diajarkan.
Tahun 2003 pasal 35 ayat 1 bahwa: “Standar nasional
pendidikan terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
A. Tinjauan Tentang Pengem-bangan Kompetensi
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
Profesional Guru
ditingkatkan secara berencana dan berkala”. Mengingat
fakta tentang keberagaman kemampuan dan potensi Menurut Usman (2009), kompetensi berarti
daerah, untuk mengatasi kesenjangan mutu guru perlu kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau
ditetapkan standar kompetensi guru dan pembinaan memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi
profesional guru setelah mereka memangku jabatan (competency) yakni kemampuan atau kecakapan. Lanjut
sebagai guru. dijelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu
Kompetensi profesional mencakup: (a) menguasai ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam
substansi bidang studi, (b)penguasaan metodologi bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku
keilmuan, (c)menguasai struktur dan materi bidang layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan
studi, (d) menguasai dan memanfaatkan teknologi fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, (e) pendidikan. Dengan demikian kompetensi berarti
mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi, (f) kemampuan yang seharusnya dapat dilakukan oleh guru
Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian sesuai dengan kualifikasi, fungsi, dan tanggung jawab
tindakan kelas. mereka sebagai pengajar dan pendidik. Kemampuan
Supriadi (1998) menyatakan bahwa seorang guru melakukan sesuatu sesuai dengan kualifikasi, tugas dan
harus memiliki kompetensi profesional sebab materi tangung jawab tersebut lebih dari sekedar mengetahui
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan dan memahami.
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran Kompetensi mengandung pengertian kemampuan
dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. yang dapat dilakukan oleh guru yang mencakup
Selain itu konsep dan metode disiplin keilmuan, kepribadian, sikap dan tingkah laku guru yang
teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual ditunjukkan dalam setiap gerak-gerik sesuai dengan
menaungi atau koheren dengan program satuan tuntutan profesi sebagai guru. Kemampuan tersebut
pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata ditunjang oleh penguasaan pengetahu-an atau wawasan
pelajaran yang akan diampu. akademis maupun non akademis (knowledge/insight/
Dalam upaya peningkatan kualitas mengajar berupa abilities), keahlian (skill) dan sikap/ kepribadian
kompetensi profesional seperti yang diuraikan di atas, (attitudes). Oleh karena itu berkaitan dengan kompetensi
seorang guru Penjasorkes dapat menempuh berbagai guru, seseorang sebelum menjadi guru haruslah
cara. Salah satu cara adalah melalui Musyawarah Guru dipersiapkan proses dan materi yang diberikan kepada
Mata Pelajaran (MGMP) yang menjadi medium efektif calon guru tidak terlepas dari tujuan belajar secara
dalam meningkatkan kualitas kompetensi dan umum (Hamalik, 2004).
profesionalisme guru. Hal ini dapat dilihat dari tugas Priatna (2013), kompetensi merupakan komponen
dan fungsi dari adanya organisasi MGMP yaitu sebagai utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai
tempat guru untuk berdiskusi dan menelaah mengenai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur
kesulitannya di kelas serta dapat saling tukar pikiran dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan
dalam merancang model pembelajaran dan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang
implementasi Kurikulum 2013 secara efektif dan terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis
efisisen. dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan
mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan
II. METODE PELAKSANAAN cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif
dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu upaya
Secara metodologis pelaksanaan kegiatan PKM ini melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar
dirancang dan akan dilaksanakan melalui: sepanjang hayat (lifelong learning process).
a. Metode ceramah; metode ini digunakan pada waktu Kompetensi guru merupakan perpaduan antara
penyajian materi dalam bentuk pengetahuan dan kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
pemahaman teoritis. spiritual yang secara totalitas membentuk kompetensi
b. Metode diskusi dan tanya jawab; metode ini standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan
digunakan untuk mengetahui pengetahuan mitra materi, pemahaman terhadap peserta didik, pem-

14
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-602-555-459-9

belajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan b) berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan di
profesionalisme (Mulyasa, 2008). Berdasarkan Undang- sekolah dan masyarakat, c) berkontribusi terhadap
Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 (Danim, perkembangan pendidikan di tingkat lokal, regional,
2012) menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi nasional dan global, dan d) memanfaatkan informasi dan
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan
kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. pengembangan diri.
1) Kompetensi paedagogik 4) Kompetensi Kepribadian
Kompotensi paedagogik adalah erupakan Merupakan kepribadian yang harus melekat pada
kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta pendidik yang merupakan pribadi yang mantap, stabil,
didik, yang terdiri dari kemampuan memahami peserta dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia serta dapat
didik, kemampuan merancang dan melaksanakan dijadiakan teladan bagi peserta didik. Kompetensi ini
pembelajaran, kemampuan melakukan evaluasi mencangkup penampilan/sikap yang positif terhadap
pembelajaran, kemampuan membantu pengembangan keseluruhan tugas sebagai guru dan terhadap
peserta didik dan kemampuan meng-aktualisasikan keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
berbagai potensi yang dipunyainya. Secara rinci
Disamping itu pemahaman dan penghayatan dan
kompetensi paedagogik yang mencakup: 1) memahami
penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral,
seorang guru dan penampilan diri sebagai panutan anak
kultural, dan emosional, 2) memahami latar belakang
didiknya. Secara rinci kompetensi kepribadian
keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan
mencakup: 1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang
belajar dalam konteks kebinekaan budaya, 3) memahami
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 2)
gaya belajar dan kesulitan peserta didik, 4) memfasilitasi
Menampilakan diri sebagai pribadi yang berakhlak
pengembangan potensi peserta didik, 5) menguasai teori
mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan
dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik, 6)
masyarakat. 3) Mengevaluasi kinerja sendiri. 4)
mengembangkan kurikulum yang mendorong
Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan 7)
Kompetensi guru diperlukan untuk menjalankan
merancang pembelajaran yang mendidik.
fungsi profesi. Dalam masyarakat yang kompleks seperti
2) Kompetensi profesional masyarakat yang sudah maju dan modern, profesi
Kompotensi profesional adalah merupakan menuntut kemampuan membuat keputusan yang tepat
kemampuan penguasaan meteri pembelajaran secara dan kemampuan membuat kebijaksanaan yang tepat.
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing Untuk itu diperlukan banyak keterangan yang lengkap
peserta didik memenuhi standart kompetensi yang agar tidak menimbulkan kesalahan yang dapat
ditetapkan dalam standar nasional. Yang termasuk merugikan diri sendiri maupun masyarakat. Kesalahan
kompetensi profesional adalah penguasaan materi dalam profesi pendidikan dapat menimbulkan akibat
pelajaran yang terdiri dari penguasaan bahan yang yang fatal, sehingga pembuat perencanaan dan
diajarkan, penguasaan dan penghayatan atas landasan pelaksanaan harus ditangani oleh para ahli yang
dan wawasan kependidikan dan keguruan, penguasaan kompeten.
proses-proses kependidikan, keguruan, dan Kompetensi guru diperlukan dalam rangka
pembelajaran siswa. Secara rinci kompetensi profesional mengembangkan dan mendemonstrasikan perilaku
mencangkup: 1) menguasai substansi bidang studi dan pendidikan, bukan sekedar memepelajari keterampilan-
metodologi keilmuan, 2) menguasai struktur dan materi keterampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan
bidang studi, 3) menguasai dan memanfaatkan teknologi penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan
Informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, 4) pengetahuan yang saling bertautan dalam bentuk
mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi, dan perilaku nyata. Perilaku pendidikan tersebut harus
5) meningkatkan kualitas pembelajaran melalui ditunjang oleh aspek-aspek lain seperti bahan yang
penelitian tindakan kelas. dikuasi, teori-teori kependidikan, serta kemampuan
mengambil keputusan yang situasional berdasarkan
3) Kompetensi sosial
nilai, sikap, dan kepribadian. Dengan demikian, lembaga
Kompotensi sosial, berupa kemampuan ber-
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) harus
komunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
membekali lulusannya dengan seperangkat kompetensi
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
yang diperlukan sesuai dengan tugas dan tanggung
tua/wali, serta masyarakat sekitar. Cakupan kompetensi
jawab yang akan diemban para lulusan, serta sesuai pula
sosial meliputi: a) Berkomunikasi secara efektif dan
dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan jaman
empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik,
yang senatiasa berubah.
sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat,
Nurdin (2010) mengemukakan bahwa standar

15
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-602-555-459-9

nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, mendatang sangat dituntut profesionalismenya. Hal ini
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan selaras dengan persaingan dalam beberapa aspek, yaitu
prasarana, pengelolaan, pembiyaan, dan penilaian aspek sosial, teknologi, dan kemanusiaan, karena
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana persyaratan kemampuan seseorang yang profesional
dan berkala. Memahami hal tersebut, nampak jelas untuk melakukan pekerjaan semakin meningkat.
bahwa guru yang bertugas sebagai pengelola Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah
pembelajaran dituntut memiliki standar kompetensi dan ditanamkan oleh dosen kepada calon guru masih sangat
profesional. Hal ini mengingat betapa penting peran terbatas, oleh sebab itu para mahasiswa calon guru agar
guru dalam menata isi, menata sumber belajar, selalu dapat meningkatkan kemandiriannya untuk
mengelola proses pembelajaran, dan melakukan mengembangkan dan menuju ke arah profesional.
penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumber Negara manapun di dunia ini pasti menginginkan guru
daya manusia (lulusan) yang memenuhi standar nasional dan SDM yang profesional, apalagi di negara maju. Di
dan standar tuntutan era global. Indonesia saat sekarang sangat dituntut guru yang
Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
sebagai sesuatu spesifikasi teknis kompetensi yang (IPTEKS) juga guru yang beriman dan bertaqwa
dibakukan yang disusun berdasarkan konsesus semua (IMTAQ).
pihak yang terkait dengan memperlihatikan
keselamatan, keamanan, kesehatan, perkembangan C. Tinjauan Tentang Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP)
ipteks, perkembangan masa kini dan masa mendatang
untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Musyawarah Guru Mata Pelajaran secara umum,
Dalam draf standar kompetensi lulusan pendidikan guru suatu wadah atau organisasi profesi di Indonesia diatur
sekolah lanjutan pertama dan atas, (Hamalik, 2004). dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Kemudian terkait dengan ini, Sholeh (2008) Guru dan Dosen. Sholeh, (2008: 18) dikemukaan
mengemukakan bahwa guru sebagai tenaga profesional bahwa: “Organisasi profesi guru adalah perkumpulan
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan guru untuk mengembangkan profesionalitas guru”.
pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, Lebih lanjut dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
membantu pengembangan dan pengelolaan program 1. Pasal 41
sekolah serta mengembangkan profesionalitas. a. Guru dapat membentuk organisasi profesi yang
B. Pengembangan Kompetensi Profesional Bagi Guru bersifat independen.
Penjas Orkes b. Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berfungsi untuk memajukan profesi,
Menjadi guru Penjasorkes yang profesional tidak
meningkatkan kompetensi, karier, wawasan
semudah yang dibayangkan orang selama ini. Salah jika
pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan,
ada yang menganggap mereka hanya dengan modal
dan pengabdian kepada masyarakat.
peluit bisa menjadi guru Penjasorkes di sekolah. Bahkan
c. Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
sebaliknya, bahwa untuk menjadi guru Penjasorkes yang
d. Pembentukan organaisasi profesi sebagaimana
profesional akan lebih sulit dibanding menjadi guru
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan bahwa
peraturan perundang-undangan.
mata pelajaran Penjasorkes lebih kompleks
e. Pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dapat
permasalahannya apabila dibandingkan dengan mata
memfasilitasi organisasi profesi guru dalam
pelajaran yang lain. Oleh itu, tidak bisa guru mata
pelaksanaan pembinaaan dan pengembangan
pelajaran lain diminta untuk mengajar mata pelajaran
profesi guru.
Penjasorkes atau sebaliknya. Profesi guru Penjasorkes
secara umum sama dengan guru mata pelajaran yang 2. Pasal 42
lain pada umumnya, namun secara khusus ada letak Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan: (1)
perbedaan yang prinsip dan ini merupakan ciri khas Menetapkan dan menegakkan kode etik guru; (2)
tersendiri. Profesionalisasi tenaga kependidikan menjadi Memberikan bantuan hukum kepada guru; (3)
kebutuhan yang utama dalam masyarakat jika Memberikan perlindungan profesi guru; (4) Melakukan
masyarakat itu sendiri mengakuinya. Tenaga pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan (5)
kependidikan, khususnya guru, sangat diakui oleh Memajukan pendidikan nasional.
masyarakat jika mempunyai tingkat kredibilitas yang Organisasi profesi guru yang ada di Indonesia saat
tinggi, yaitu komitmen, dapat dipercaya, dan profesional ini yaitu PGRI (Perhimpun Guru Republik Indonesia)
dalam bidangnya (Lutan, 2000). dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). PGRI
Seseorang guru Penjasorkes pada saat sekarang dan merupakan asosiasi (perhimpunan) semacam guru

16
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
ISBN: 978-602-555-459-9

matematika, IPA, IPS, Penjas, Bahasa Indonesia, dll. guru yang dilakukan dengan intensif, dapat dijadikan
PGRI sebagai wahana publikasi pertemuan-pertemuan, sebagai wahana pengembangan diri guru untuk
yang selama ini biasanya lebih banyak diisi oleh soal- meningkatkan kapasitas dan kemampuan serta
soal kepengurusan dan keuangan dan jarang menyentuh menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
soal pembinaan profesional (Supriadi, 1998). yang diajarkan. Melalui revitalisasi forum musyawarah
MGMP Penjasorkes merupakan suatu forum atau guru, diharapkan semua kesulitan dan permasalahan
wadah profesional guru mata pelajaran yang berada yang dihadapi oleh guru dan peserta didik dalam
pada suatu wilayah kota/kecamatan/sanggar/gugus pembelajaran dapat dipecahkan, dan dapat
sekolah. Ruang lingkupnya meliputi guru mata pelajaran meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui
pada sekolah negeri dan swasta, baik yang berstatus peningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif dan
PNS maupun swasta dan atau guru tidak menyenangkan.
tetap/honorarium. Danim (2012) mempertegas bahwa
prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan "dari, oleh, IV. KESIMPULAN
dan untuk guru" dari semua sekolah. Atas dasar ini,
Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
maka MGMP merupakan organisasi nonstruktural yang
guru Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan, dan tidak
(Penjasorkes) dapat mengembangkan kompetensinya.
mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga.
Kompetensi yang ditekankan di sini adalah kompetensi
Perkembangan kurikulum membuat peran organisasi
profesional. Kompetensi tersebut ditekankan pada
MGMP menjadi penting apalagi adanya Kurikulum
MGMP karena tercakup dalam pengelolaan
2013 yang di kembangkan oleh setiap sekolah dan
pembelajaran peserta didik dan penguasaan materi
satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah.
pembelajaran.
Untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 menuntut
Aktivitas yang dilaksanakan pada MGMP
kemandirian guru dan kepala sekolah untuk
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merevalisasikan forum musyawarah guru. Hal ini
(Penjasorkes) dalam upaya meningkatkan mutu
penting karena jumlah guru di sekolah pada umumnya
pendidikan dan mengembangkan kompetensi guru
sudah cukup memadai, tetapi suasana belajar belum
antara lain: (a) melaksanakan Pendalaman kurikulum,
cukup kondusif akibat rendahnya penguasaan guru
(b) mengembangkan silabus, (c) mengembang-kan RPP,
terhadap metodologi, misalnya metode mengajar guru
(d) mengembangkan bahan ajar, (e) membuat dan
yang kurang bervariasi. Melalui forum musyawarah
melaksanakan analisis bahan ajar, (f) mengembangkan
guru, diharapkan persoalan dapat diatasi, termasuk
sistem penilaian, (g) menyusun kisi–kisi dan soal ujian,
bagaimana mengembangkan Kurikulum 2013 dan
(h) mengembangkan model pembelajaran, (i)
mengimplementasikannya dalam pembelajaran yang
menginformasi-kan dan melaksanakan pembelajaran.
efektif dan menyenangkan, mencari alternatif
pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai
DAFTAR PUSTAKA
variasi metode, dan variasi media untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran (Priatna, 2013). Danim Sudarwan. 2012. Pengembangan Pofesi Guru: dari Pra-Jabatan,
Induksi ke Profesional Madani. Jakarta: Kencana.
Aktivitas kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Hamalik Oemar, 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan untuk setiap Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
mata pelajaran dipimpin oleh guru senior yang ditunjuk Lutan Rusli, 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
oleh kepala sekolah. Forum guru minimal bertemu satu Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara
kali per minggu guna menyusun strategi pembelajaran D-III.
dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, baik Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian Nurdin Mohammad, 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jakarta:
pembelajaran. Di samping itu, forum ini dapat Gaung Persada Press
mengundang ahli dari luar, baik ahli substansi mata Priatna Nanang dan Sukamto Tito. 2013. Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: PT Remaja Rosdakaya.
pelajaran untuk membantu guru dalam memahami
Sholeh, Ni’am, Asrorun. 2008. Membangun Profesionalitas Guru
materi yang dianggap sulit atau membantu memecahkan Analisis Kronologis atas Lahirnya UU Guru dan Dosen. Jakarta:
masalah yang muncul di kelas, maupun berbagai metode eLSAS Jakarta.
pembelajaran untuk menemukan cara yang paling sesuai Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru.
Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
dalam memberikan materi pelajaran tertentu. Usman Uzer, 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.Remaja
Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran juga dapat Rosda Karya.
menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan
belajar peserta didik. Evaluasi kemajuan dilakukan
secara berkala dan hasilnya digunakan untuk
menyempurnakan rencana berikutnya. Kegiatan forum

17

You might also like