You are on page 1of 6

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (4524-4529)

Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru


melalui Supervisi Klinis Kepala Sekolah

Hanafiah1, R. Supyan Sauri2, Yayu Nurhayati Rahayu3, Opan Arifudin4


1,2,4Universitas
Islam Nusantara Bandung, 3UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
E-mail: hanafiah@uninus.ac.id, uyunsupyan@uninus.ac.id, yayunurhayatirahayu@uin.sgd.ac.id,
opan.arifudin@yahoo.com
Article Info Abstract
Article History This study discusses related to efforts to improve the professional competence of
Received: 2022-08-11 teachers through the clinical supervision of the principal. The method used in this
Revised: 2022-09-22
Published: 2022-10-13 research is descriptive qualitative analysis, while the data collection technique is done
through interviews and observation. This research was conducted in one elementary
school. The subject of this research is the teacher. From the results of data processing,
Keywords: it is concluded that the efforts made by the principal in improving the professional
Professional Competence; competence of teachers through clinical supervision include making plans, making
Teachers;
assessment instruments, making meeting schedules, preparing supervision tools and
Clinical Supervision;
Principals. materials. At the implementation stage, namely by holding meetings with teachers,
providing initial directions in the form of classical and interviews to all teachers, then
divided into two working groups, the first being group A teachers and group B
teachers. supervision, and doing more reflection leads to evaluation and determine the
next step.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini membahas terkait dengan upaya meningkatkan kompetensi profesional
Diterima: 2022-08-11 guru melalui supervisi klinis kepala Sekolah. Metode yang digunakan pada penelitian
Direvisi: 2022-09-22
Dipublikasi: 2022-10-13
ini adalah analisis deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, dan observasi. Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Dasar.
Subjek dari penelitian ini adalah Guru. Dari hasil pengolahan data maka diperoleh
Kata kunci: kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan
Kompetensi Profesional; kompetensi profesional guru melalui supervisi klinis diantaranya yakni membuat
Guru;
perencanaan, membuat instrumen penilaian, membuat jadwal pertemuan,
Supervisi Klinis;
Kepala Sekolah. mempersiapkan alat dan bahan supervisi. Pada tahap pelaksanaan yakni dengan
melakukan pertemuan dengan guru, memberikan arahan awal dalam bentuk klasikal
dan wawancara kepada seluruh guru, kemudian dibagi menjadi dua kelompok kerja
yang pertama guru-guru kelompok A dan guru-guru kelompok B. Tahap selanjutnya
yakni dengan melakukan observasi setelah melakukan supervisi, dan melakukan
refleksi lebih mengarah evaluasi dan menentukan langkah selanjutnya.
I. PENDAHULUAN melalui pendidikan, baik secara pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan te- formal, non formal maupun informal (Apiyani,
rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan 2022). Pendidikan yang lebih banyak dirasakan
proses pembelajaran agar peserta didik secara seorang manusia dari lahir hingga mencapai
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk tahap dewasa adalah pendidikan informal dan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pe- nonformal namun demikian pendidikan yang
ngendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak membuat seseorang mengalami lingkungan
mulia, serta keterampilan yang diperlukan sosial adalah pendidikan formal karena memiliki
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara yang jenjang yang akan memenuhi kebutuhan yang
sesuai dengan Undang- Undang RI No. 20 Tahun sesuai dengan tingkat usia.
2003 pasal 1 ayat 1. Pendidikan memiliki Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno-
kedudukan dan peranan yang sangat penting logi semakin pesat menuntut lembaga
dalam pembangunan di segala bidang karena pendidikan mengikuti perkembangan tersebut
melalui pendidikan akan membentuk sumber (MF AK, 2021). Dunia pendidikan sedang
daya manusia yang baik. Sehingga mampu diguncang oleh berbagai perubahan sesuai
menjawab berbagai tantangan kemajuan bangsa dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
dan negara di masa mendatang. Cara untuk Sumber daya manusia menjadi perhatian utama
meningkatkan sumber daya manusia adalah bagi lembaga pen-didikan. Kualitas sumber daya

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4524
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (4524-4529)
manusia memberikan pengaruh yang signifikan profesional bukan hanya sekadar alat untuk
dalam keberhasilan pembangunan dan unsur transmisi kebudayaan tetapi mentransfor-
terpenting dalam penyelenggaraan sistem masikan kebudayaan itu ke arah budaya yang
pendidikan. Guru berperan penting dalam dinamis dimana akan dituntut untuk penguasaan
keberhasilan sistem pendidikan. Hal ini ilmu pengetahuan, produktivitas yang tinggi, dan
dibuktikan melalui guru yang berkualitas dan kualitas karya yang dapat bersaing secara global.
berkompeten dalam bidang ilmunya di tiap Tugas utama guru sebagai profesi yang menuntut
jenjang pendidikan. Potensi guru harus terus di dalam mengembangkan profesionalitas diri
kembangkan agar melaksanakan fungsinya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
secara profesional, karena guru merupakan teknologi (Bahri, 2005).
ujung tombak dalam peningkatan mutu Usaha peningkatan mutu pendidikan dan
pendidikan (Tanjung, 2020). Dalam pelaksanaan pengajaran sebagian besar terletak pada pe-
fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi yang ningkatan kegiatan guru dalam mendorong
menyandang persyaratan 2 tertentu sesuai yang murid-murid kearah tercapainya tujuan. Agar
tertuang dalam Undang-Undang Sistem tugas mendidik dan mengajar dapat ditingk-
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 atkan, guru perlu mendapatkan pembinaan yang
pasal 39 (1) dan (2) yang berbunyi: (1) Tenaga berupa pengertian tentang pentingnya fungsi
kependidikan bertugas melaksanakan adminis- supervisi pendidikan. Usaha yang demikian tidak
trasi, pengelolaan, pengembangan, pe-ngawasan, dapat dipisahkan dari peran kepala sekolah yang
dan pelayanan teknis untuk menun-jang proses harus mampu membina guru agar peka dan
pendidikan pada satuan pendidikan; (2) pendidik peduli terhadap perubahan serta untuk bersikap
merupakan tenaga profesional yang bertugas inovatif dan selalu mengembangkan kualitas
merencanakan dan melaksanakan proses pemb- sumber daya dalam mengajar dan mendidik. Atas
elajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan dasar inilah pembinaan pada guru dirasa sangat
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penting agar dapat meningkatkan mutu pembela-
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, jaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Untuk meningkatkan kualitas layanan dalam
Guru professional adalah guru yang memiliki kualifikasi professional guru yang perlu dibina
seperangkat kompetensi (pengetahuan, keteram- dan ditata kembali kemampuannya sehingga
pilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, pada gilirannya dapat digunakan untuk mengara-
dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan hkan prog-ram guru. hal ini tidak terlepas dari
tugas keprofesionalannya (VF Musyadad, 2022). bantuan dan bimbingan dari supervisior. Kepala
Ada-pun kompetensi yang harus dimiliki oleh sekolah sebagai seorang yang bertugas membina
guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 lem-baganya agar berhasil mencapai tujuan pen-
Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada Bab IV didikan yang telah ditentukan harus mampu
Pasal 10 ayat 91 yang menyatakan bahwa mengarahkan dan mengkoordinasi segala
“Kompetensi guru meliputi kompetensi Pedag- kegiatan. Dapat tercapai atau tidaknya tujuan
ogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial pendidikan itu sangat bergantung pada ke-
dan kompetensi professional yang diperoleh capakan dan kebijaksanaan kepala sekolah
melalui pendidikan profesi”. Menurut (Hamalik, sebagai pemimpin pendidikan (Tanjung, 2021).
2010) menjelaskan bahwa: ”Kompetensi profesi- Hal ini tidak terlepas dari peran kepala
onal guru merupakan salah satu dari kompetensi sekolah yang mempunyai peran dan fungsi
yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam sebagai supervisor. Kepala Sekolah sebagai
jenjang pendidikan apa-pun.” Guru yang bermutu supervisor berkewajiban membina guru agar
yaitu guru yang memiliki pribadi dewasa yang menjadi pen-didik dan pengajar yang baik.
mempersiapkan diri secara khusus melalui Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai
lembaga pendidikan guru, agar dengan keahlian- tugas dan tanggung jawab dalam merencanakan
nya mampu mengajar sekaligus mendidik kebijakan dan program pendidikan yang tepat,
siswanya untuk menjadi warga negara yang baik, mengambil keputusan, mengkoordinasi, dan
berilmu, produktif, sosial, sehat dan mampu memberi pengarahan dalam memecahkan
berperan aktif dalam mening-katkan sumber problem kurikulum, pembinaan terhadap guru-
daya manusia atau investasi kemanusiaan guru dalam pertumbuhan jabatan, mengemban-
(Sulaeman, 2022). Sesuai dengan tuntutan gkan materi pembelajaran yang lebih cocok
perubahan masyarakat, profesi guru senantiasa dengan tujuan Sekolah, lengkap dengan proses
juga menuntut profesionalismenya. Guru yang belajar mengajar, dan melaksanakan penelitian

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4525
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (4524-4529)
untuk menentukan aspek-aspek kurikulum dan dengan melalui siklus yang sistematik, dalam
pembinaan terhadap guru yang cocok dengan perencanaan, pengamatan serta analisis yang
kondisi terbaru. Dalam hal ini sebagai seorang intesif dan cermat tentang penampilan mengajar
supervisor harus mampu memahami dan yang nyata, serta bertujuan mengadakan pe-
menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh rubahan dengan cara yang rasional. Sedangkan
guru melalui supervise (Arifudin, 2022). Dalam Mc. Nerney, dalam (Tanjung, 2022) menjelaskan
tugasnya Supervisor atau dalam hal ini kepala supervisi adalah prosedur memberi arah, serta
sekolah berkewajiban membantu guru memberi mengadakan penilaian secara kritis terhadap
dukungan yang dapat melaksanakan tugas proses pengajaran, menurutnya tugas supervisi
dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar. merupakan suatu proses penilaian secara terus
Kepala sekolah sebagai supervisior mempunyai menerus. Ia menambahkan bahwa tujuan akhir
tanggung jawab untuk peningkatan kemampuan dari supervisi harus memberipelayanan yang
guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran lebih baik kepada semua murid.
disekolah serta mempunyai peranan penting Fungsi supervisi menurut Swearingen dalam
dalam pengem-bangan dan kemajuan sekolah. (Sahertian, 2010) mengemukakan 8 fungsi
Oleh karena itu ia harus melaksanakan supervisi super-visi sebagai berikut: (1) Mengkoordinir
secara baik dan benar sesuai dengan prinsip- semua usaha sekolah; (2) Memperlengkapi
prinsip supervisi serta tehnik dan pendekatan kepala sekolah; (3) Memperluas pengalaman
yang tepat. Supervisi secara sederhana dapat guru-guru; (4) Menstimulir usaha-usaha yang
diartikan sebagai tinda-kan untuk memberikan kreatif; (5) Memberikan fasilitas dan penlaian
bantuan dan perbaikan. Supervisi dilakukan yang terus menerus; (6) Menganalisis situasi
dalam bentuk pembinaan yang direncanakan belajar meng-ajar; (7) Memberikan pengetahuan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dan skill kepada setiap anggota staf; (8) Memberi
untuk melakukan pekerjaan mereka secara wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam
efektif. merumus-kan tujuan-tujuan pendidikan dan
Dalam beberapa sekolah sudah diterapkan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
supervisi klinis untuk menangani guru yang Fungsi pelak-sanaan supervisi klinis mengacu
lemah atau mengalami masalah dalam melak- pada fungsi supervisi pada umumnya yaitu untuk
sanakan kegiatan pembelajaran. Supervisi klinis mem-perbaiki pola pengajaran melalui
adalah supervisi yang khas, yang pelaksanaanya pembinaan profesionalisme guru. Dalam
sangat mendalam, detail dan intensif untuk pelaksanaan super-visi klinis juga terdapat
menangani guru-guru yang lemah. Dalam Hal ini kegiatan evaluasi dan penilaian yang berfungsi
tentu sangat berbeda dengan pengamatan atau untuk meningkat-kan kualitas dan kinerja guru
observasi biasa. Jelas sangat tampak perbedaan- dalam pembelajaran (Supriani, 2022).
nya jika pada pengamatan atau observasi biasa, Berdasarkan observasi awal yang dilakukan
supervisor pada umumnya melihat apa saja yang kepala sekolah dari 13 Guru yang ada ditemukan
dikatakan, dilakukan, dan gaya mengajar guru 9 guru yang kemampuan kompe-tensi
lalu hasil supervisi dalam bentuk catatan profesionalnya masih belum maksimal dikuasai
tersebut didiskusikan dengan guru yang terlihat dari pemetaan kompetensi inti dan
besangkutan, sedangkan pengamatan yang kompetensi dasar, dalam pengembangan materi
bersifat atau mengarah klinis harus melalui yang dimiliki oleh setiap guru dalam proses
observasi dan interview yang mendalam yang pembelajaran. Oleh karena itu penulis ingin
dilakukan oleh supervisor kepada guru yang meneliti kemapuan kompetensi profesional guru
akan disupervisi. Cara mengobservasi adalah menjalankan tugasnya sehari hari, karena ini
dengan melihat, mendengar, meraba dan berpengaruh pada output atau yang dihasilkan
membau. Selain itu interview dilakukan agar melalui anak didik, Lalu penulis ingin meneliti
supervisor dapat menghayati dan mengetahui tentang bagaimana cara untuk dapat me-
apa yang dirasakan oleh guru serta dapat ningkatkan kemampuan kompetensi profesional
mengungkap hal-hal yang bersifat pribadi yang agar guru dapat memberikan proses pem-
berkaitan dengan kendala yang dihadapi oleh belajaran dengan hasil yang baik serta ingin
guru. Sehingga pengamatan ini dapat mengetahui bagaimana hasil peningkatan
menghasilkan data yang mendetail atau kompetensi profesional guru setelah penelitian
mendalam. Menurut (Sahertian, 2010) mende- tersebut dilakukan. Berdasarkan latar belakang
finisikan supervisi klinis adalah Bentuk supervisi di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
yang dilakukan pada peningkatan mengajar penelitian dengan mengambil judul upaya me-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4526
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (4524-4529)
ningkatkan kompetensi profesional guru melalui dokumen, yang berarti barang-barang ter-
supervisi klinis kepala Sekolah. tulis. Di dalam melaksanakan metode dokum-
entasi, peneliti menyelidiki benda-benda
II. METODE PENELITIAN tertulis, seperti buku-buku, majalah, notula
Penelitian ini berusaha untuk menganalisis rapat, dan catatan harian. Menurut Moleong
dan mendeskripsikan upaya meningkatkan dalam (Nasem, 2018) bahwa metode dokum-
kompetensi profesional guru melalui supervisi entasi adalah cara pengumpulan informasi
klinis kepala Sekolah. Jenis penelitian yang atau data-data melalui pengujian arsip dan
digunakan pada penelitian ini adalah berupa dokumen-dokumen. Strategi doku-mentasi
metode deskriptif analisis. Menurut (Rahayu, juga merupakan teknik pengumpulan data
2020) bahwa desktiptif analisis adalah pe- yang diajukan kepada subyek penelitian.
nelaahan secara empiris yang menyelidiki suatu Metode pengumpulan data dengan meng-
gejala atau fenomena khusus dalam latar ke- gunakan metode dokumentasi ini dilakukan
hidupan nyata. Hasil penelitian ini dikumpulkan untuk mendapatkan data tentang keadaan
dengan data primer dan data skunder. Adapun lembaga (obyek penelitian) yaitu upaya
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meningkatkan kompetensi profesional guru
adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan melalui supervisi klinis kepala Sekolah.
dan Taylor dalam (Bahri, 2021) menyatakan Menurut Muhadjir dalam (Sofyan, 2020)
pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian menyatakan bahwa analisis data merupakan
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kegiatan melakukan, mencari dan menyusun
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan catatan temuan secara sistematis melalui
perilaku yang dapat diamati. Menurut (Mayasari, pengamatan dan wawancara sehingga pene-
2021) bahwa caranya dengan mentranskripsikan liti fokus terhadap penelitian yang dikajinya.
data, kemudian pengkodean pada catatan- Setelah itu, menjadikan sebuah bahan
catatan yang ada di lapangan dan diinterpr- temuan untuk orang lain, mengedit, mengkl-
etasikan data tersebut untuk memperoleh asifikasi, dan menyajikannya.
kesimpulan. Penentuan teknik pengumpulan
data yang tepat sangat menentukan kebenaran III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ilmiah suatu penelitian. Teknik pengumpulan Penelitian awal terlebih dahulu melakukan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: komunikasi dengan para dewan guru yang akan
1. Observasi menjadi narasumber dalam penelitian ini.
Observasi adalah bagian dari proses pene- Kegiatan awal penelitian adalah melakukan
litian secara langsung terhadap fenomena- observasi terhadap kemampuan atau kompetensi
fenomena yang hendak diteliti (Hanafiah, dasar guru melalui lembar observasi. Berdasar-
2021). Dengan metode ini, peneliti dapat kan hasil observasi awal dan wawancara dengan
melihat dan merasakan secara langsung para dewan guru dan orang tua didapatkan
suasana dan kondisi subyek penelitian bahwa dewan guru ada yang sudah mengetahui
(Hanafiah, 2022). Hal-hal yang diamati dalam kom-petensi dasar yang harus dimiliki seorang
penelitian ini adalah tentang upaya me- pendidik atau guru, namun masih ditemukan
ningkatkan kompetensi profesional guru beberapa guru yang belum mengetahui kom-
melalui supervisi klinis kepala Sekolah. petensi yang perlu diketahui dan dimiliki seorang
2. Wawancara guru. Ada guru yang sudah dapat terbuka
Teknik wawancara dalam penelitian ini bercerita kendala yang ditemukan dilapangan
adalah wawancara terstruktur, yaitu wawan- ada juga yang belum dapat terbuka, dalam hal ini
cara yang dilakukan dengan menggunakan guru belum dapat menganalisa kekurangan atau
berbagai pedoman baku yang telah ditetap- kendala yang ditemui dilapangan, ada yang perlu
kan, pertanyaan disusun sesuai dengan diawali oleh kepala sekolah terlebih dahulu. Hasil
kebutuhan informasi dan setiap pertanyaan observasi menunjukan bahwa pelaksanaan
yang diperlukan dalam mengungkap setiap super-visi pra tindakan sudah dilakukan dengan
data-data empiris (Ulfah, 2022). baik dalam hal ini adalah kepala sekolah.
3. Dokumentasi Kegiatan tersebut dilaksankan pada dua tahap
Dokumentasi adalah salah satu teknik pertemuan dengan guru-guru kelompok A dan
pengumpulan data melalui dokumen atau guru-guru kelompok B, Observasi dilakukan
catatan-catatan tertulis yang ada (Nasser, kepala sekolah melalui diskusi dan tanya jawab
2021). Dokumentasi berasal dari kata dengan meng-gunakan instrumen penilaian

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4527
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (4524-4529)
kompetensi yang telah disiapkan, untuk maka peneliti akan melakukan upaya perbaikan
mengetahui gambaran data pra Tindakan dengan rencana tindakan memberikan observasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan delapan komponen kompetensi kepada seluruh
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi guru yang dibagi pada dua waktu pelaksanaan,
klinis kepala sekolah yang dilaksanakan adalah setelah refleksi kemampuan kompetensi guru
sebagai berikut: sudah mencapai 67,95% guru yang berhasil, hal
1. Perencanaan program supervisi klinis Kepala ini menunjukkan bahwa pemahaman guru dalam
sekolah belum memiliki program khusus kompetensi yang harus dimiliki terutama pada
supervisi klinis secara tertulis. Pelaksanaan komponen pemetaan kompetensi dasar, kom-
supervisi klinis hanya berdasarkan jadwal petensi inti dan indikatornya sesuai yang di-
yang telah dibuat oleh kepala sekolah. harapkan tercapai. Setelah refleksi ditemukan
Pelaksanaan supervisi klinis berdasarkan masih ada beberapa komponen yang perlu di
ajuan dari guru dan kepala sekolah ketika tingkatkan dan ada beberapa guru yang masih
melaksanakan supervisi umum. dibawah tingkat capaian, untuk itu perlu di-
2. Tahapan pelaksanaan supervisi klinis yaitu lakukannya tindakan perbaikan, ini pada prinsip
dari tahap pertemuan awal guru konsultasi pelaksanaannya sama seperti pada perencanaan
permasalahan yang dihadapi guru, selanjutnya supervisi klisnis namun yang membedakan, pada
kepala sekolah melaksanakan tahap kunjun- upaya perbaikan ini guru yang diobservasi hanya
gan kelas untuk pengamatan pembelajaran yang presentasi skornya kurang dari 60% dan
dan tahap pertemuan akhir (diskusi balikan), pada refleksi ini yang membedakan pula adalah
kepala sekolah memanggil guru menenai hasil dengan adanya rekan sejawat dan guru senior
pengamatan pembelajaran. dalam pertemuan balikan sehingga pada aspek
3. Faktor pendukung pelaksanaan supervisi ini harapan tercapainya kemampuan kompetensi
klinis kepala sekolah adalah sebagai berikut, guru dalam 8 komponen pada seluruh guru
yaitu: 1) Untuk membantu menyelesaikan per- meningkat sesuai target capaian terlihat adanya
masalahan pembelajaran yang di hadapi guru, peningkatan rata-rata 80,13% melebihi Indikator
2) Ingin meningkatkan kemampuan mengajar keberhasilan yang ditetapkan penulis sebesar
guru, 3) Agar guru lebih kreatif dan inovatif 75%, Dengan demikian Supervisi Klinis dapat
dalam merencang pembelajaran. Sedangkan meningkatkan profesionalisme guru.
faktor pendukung dari guru, yaitu: 1) ke-
inginan guru untuk memperbaiki cara meng- IV. SIMPULAN DAN SARAN
ajar agar bisa memberi pelayanan-pelayanan A. Simpulan
terbaik, 2) Ingin menjadi guru yang profess- Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
ional dalam bidangnya, 3) Adanya jadual di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
supervisi yang dibuat oleh kepala sekolah. rangka meningkatkan kemampuan dalam
4. Faktor penghambat dari kepala sekolah, yaitu: kompetensi profesional guru, kepala Sekolah
1) waktu supervisi klinis sudah ditetapkan melakukan tindakan supervisi klinis. Langkah-
namun ada agenda lain di sekolah sehingga langkah yang dilakukan oleh dalam mening-
pelaksanaan harus dibatalkan, 2) Pelaksanaan katkan kompetensi profesional guru melalui
supervisi klinis memakan banyak waktu, dan supervisi klinis adalah 1) membuat peren-
3) Biasanya guru yang akan di supervisi canaan, membuat instrumen penilaian,
merasa tegang sehingga harus ada persiapan membuat jadwal pertemuan, mempersiapkan
yang bagus agar nantinya mendapatkan hasil alat dan bahan supervisi. 2) melaksanakan
yang bagus pula. Faktor pengahambat dari pertemuan dengan guru, memberikan arahan
guru, yaitu: guru terkadang merasa kurang awal dalam bentuk klasikal dan wawancara
siap dan terganggu karena belum terbiasa di- kepada seluruh guru, kemudian d bagi
supervisi klinis. menjadi dua kelompok kerja yang pertama
guru-guru kel. A dan guru-guru kel. B, 3)
Secara klasikal dari tingkat capaian prosen- melakukan obervasi setelah melakukan supe-
tase keberhasilan yang di harapkan 75% dari rvise, dan 4) Refleksi lebih mengarah evaluasi
mulai pra tindakan yang persentasenya masih di dan me-nentukan langkah selanjutnya.
55,13% dengan total skor 240 dari 3 Komponen
kompetensi yang dilakukan pada 13 guru, Rata- B. Saran
rata nilai setiap guru pada masing-masing Berdasarkan hasil penelitian dan ke-
indikator berada pada kategori Kurang. Dengan simpulan di atas maka dapat diajukan
dasar pertimbangn dari refleksi pra tindakan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4528
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (4524-4529)
beberapa saran sebagai berikut: 1) Kepala Karawang. Jurnal Manajemen, Ekonomi Dan
sekolah selaku supervisor bisa menggunakan Akuntansi, 2(3), 209–218.
supervisi klinis secara berkala dan kompre-
hensif karena supervisi ini cocok untuk Nasser, A. A. (2021). Sistem Penerimaan Siswa
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada Baru Berbasis Web Dalam Meningkatkan
pada guru dalam proses pembelajaran, dan 2) Mutu Siswa Di Era Pandemi. Biormatika:
bagi Guru hendaknya mengetahui komponen- Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu
komponen yang ada pada kompetensi yang Pendidikan, 7(1), 100–109.
harus dimilliki seorang guru sesuai yang telah
ditetapkan pemerintah. Rahayu, Y. N. (2020). Program Linier (Teori Dan
Aplikasi). Bandung : Widina Bhakti
DAFTAR RUJUKAN Persada.
Apiyani, A. (2022). Implementasi Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Sahertian. (2010). Prinsip dan Teknik Supervisi
Madrasah Dalam Meningkatkan Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.
Keprofesian. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 5(2), 499–504. Sofyan, Y. (2020). Peranan Konseling Dosen Wali
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Arifudin, O. (2022). Analysis Of Learning Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Swasta
Management In Early Childhood Education. Wilayah LLDIKTI IV. Jurnal Bimbingan Dan
Technology Management, 1(1), 16–26. Konseling Islam, 10(2), 237–242.

Bahri, A. S. (2021). Pengantar Penelitian Sulaeman, D. (2022). Implementasi Media Peraga


Pendidikan (Sebuah Tinjauan Teori dan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
Praktis). Bandung : Widina Bhakti Persada. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 71–77.

Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Supriani, Y. (2022). Peran Manajemen
Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Kepemimpinan dalam Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam. JIIP-Jurnal
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), 332–338.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tanjung, R. (2020). Pengaruh Penilaian Diri Dan
Hanafiah, H. (2021). Pelatihan Software Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja Serta
Mendeley Dalam Peningkatan Kualitas Implikasinya Terhadap Kinerja Guru.
Artikel Ilmiah Bagi Mahasiswa. Jurnal Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi,
Karya Abdi Masyarakat, 5(2), 213–220. Dan Akuntansi), 4(1), 380–391.

Hanafiah, H. (2022). Penanggulangan Dampak Tanjung, R. (2021). Kompetensi Manajerial


Learning Loss dalam Meningkatkan Mutu Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Pembelajaran pada Sekolah Menengah Kinerja Guru Sekolah Dasar. JIIP-Jurnal
Atas. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(4), 291–296.
5(6), 1816–1823.
Tanjung, R. (2022). Manajemen Mutu Dalam
Mayasari, A. (2021). Implementasi Sistem Penyelenggaraan Pendidikan. Jurnal
Informasi Manajemen Akademik Berbasis Pendidikan Glasser, 6(1), 29–36.
Teknologi Informasi dalam Meningkatkan
Mutu Pelayanan Pembelajaran di SMK. JIIP- Ulfah, U. (2022). Kepemimpinan Pendidikan di
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(5), 340– Era Disrupsi. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
345. Pendidikan, 5(1), 153–161.

MF AK. (2021). Pembelajaran Digital. Bandung : VF Musyadad. (2022). Supervisi Akademik untuk
Widina Bhakti Persada. Meningkatkan Motivasi Kerja Guru dalam
Membuat Perangkat Pembelajaran. JIIP-
Nasem, N. (2018). Pengaruh Pelatihan dan Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(6), 1936–
Motivasi terhadap Produktivitas Kerja 1941.
Tenaga Kependidikan Stit Rakeyan Santang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4529

You might also like