You are on page 1of 7

SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD

ISSN: 2598-6481

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Konselor Melalui Job Embedded


Professional Development

Fajar Fithroni1, Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffari2, Caraka Putra Bhakti3


Universitas Ahmad Dahlan
email: fajar1600001301 @webmail.uad.ac.id

Abstract
The purpose of writing is to develop the pedagogical competence of counselors through the Job-
Embedded Professional Development model. Educator is someone who has full responsibility for the
implementation of education. That is because the success of Education is shaped by the quality of
educators/teachers. Based on Law No. 20 of 2003 Article 1 Paragraph 6, the counselor in the
national education system is declared as one of the qualifications of educators, equal to the
qualifications of teachers, lecturers, tutors, tutors, lecturers, facilitators, and instructors. As an
educator, counselors are required to have several main competencies, namely pedagogic,
personality, social, and professional competencies. However, based on UKG results for pedagogic
competence, the national average of educators in Indonesia is below the minimum competency
standard (SKM) of 55, which is 48.94. The counselor's pedagogic competence relates to how the
counselor's mastery of educational theory and practice, applies physiological and psychological
development and counselee behaviour and controls the essence of counseling and guidance services
in the path, type, and level of education units. Starting from these facts, it is necessary to make efforts
to improve the competence of the counselor so that the potential of students can develop optimally.
The improvement efforts can be done by using the Job-Embedded Professional Development (JEPD)
model as a strategy that focuses on the main object, namely student achievement. The JEPD demands
that the professional learning of educators be carried out during work days and at work, designed
to support team learning, and is recommended for educators. Thus, it is expected that the counselor's
pedagogic competence can develop optimally which of course also improves the quality of education.

Keywords: counselor, pedagogic competence, job embedded professional development

Abstrak
Tujuan dari penulisan adalah untuk mengembangkan kompetensi pedagogic konselor melalui model
Job Embedded Professional Development. Pendidik merupakan seseorang yang memiliki
tanggung jawab penuh dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal itu dikarenakan kesuksesan
Pendidikan di bentuk dari kualitas pendidik/guru. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat
6, maka konselor dalam system pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi
pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan
instruktur. Sebagai seorang pendidik, konselor dituntut memiliki beberapa kompetensi utama yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Akan tetapi berdasarkan hasil UKG
untuk kompetensi pedagogik, rata-rata nasional pendidik di Indonesia berada dibawah standar
kompetensi minimal (SKM) sebesar 55, yaitu 48,94. Kompetensi pedagogik konselor berkaitan
dengan bagaimana penguasaan konselor terhadap teori dan praksis Pendidikan, mengaplikasikan
perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli, dan menguasai esensi pelayanan
bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan. Bertolak dari fakta
tersebut maka diperlukan usaha untuk meningkatkan kompetensi konselor agar potensi siswa dapat
berkembang secara optimal. Upaya peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
model Job Embedded Professional Development (JEPD) sebagai sebuah strategi yang berfokus pada
objek utama yaitu pencapaian peserta didik. JEPD menuntut bahwa pembelajaran professional yang
dimiliki pendidik dilaksanakan selama hari kerja dan di tempat kerja, di desain untuk mendukung
pembelajaran tim, dan dianjurkan bagi para pendidik. Dengan demikian diharapkan kompetensi

241 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

pedagogik konselor dapat berkembang secara optimal yang tentunya juga meningkatkan kualitas
pendidikan.

Kata kunci: Konselor, Kompetensi pedagogik, Job Embedded Professional Development.

1. Pendahuluan Saat ini teknologi menyajikan kemudahan-


kemudahan bagi semua orang termasuk peserta
didik untuk mengakses berbagai macam
Pendidik merupakan pemegang peran informasi yang tidak semuanya mendidik.
kunci dalam kesuksesan penyelenggaraan Menghadapi berbagai tantangan tersebut
pendidikan. Hal itu dikarenakan pendidik konselor dituntut memiliki berbagai macam
adalah orang yang menangani peserta didik kompetensi yang mumpuni demi menunjang
secara langsung. Penelitian Sanders & Rivers kualitas pendidikan dan berperan penuh
(Morgan, 2010: 11) menunjukkan bahwa terhadap perkembangan peserta didik.
pendidik adalah faktor penentu dalam Kompetensi-kompetensi tersebut diantaranya
meningkatkan pencapaian peserta didik. Dapat adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
difahami bahwa kualitas pendidik sangat kepribadian, kompetensi sosial, dan
mempengaruhi kualitas pendidikan nantinya. kompetensi professional (Permendiknas No. 27
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tahun 2008).
Ayat 6, maka konselor dalam sistem Kompetensi-kompetensi yang telah
pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah dimiliki pun perlu selalu dikembangkan sesuai
satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan dengan tuntutan zaman. Salah satu kompetensi
kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, yang sangat penting dan ketat untuk dikuasai
widyaiswara, fasilitator, dan instruktur oleh pendidik adalah kompetensi pedagogik.
(Permendiknas No 27 tahun 2008). Sebagai Kompetensi ini menuntut pendidik untuk
tenaga professional dalam dunia pendidikan, menyesuaikan diri dengan banyak variable
konselor mempunyai wewenang, tanggung diantaranya; perilaku dan sikap responsive
jawab, dan hak secara penuh terhadap berbagai peserta didik secara berkelanjutan dan cepat.
macam aktivitas layanan bimbingan dan Setiap aktivitas yang dilakukan peserta didik
konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling diamati, direfleksikan sekaligus diberikan
merupakan bagian integral dalam pendidikan tanggapan melalui berbagai cara untuk
yang bertujuan memfasilitasi dan meningkatkan pemahaman terhadap peserta
memandirikan peserta didik dalam rangka didik (Pacchiano, Klein, & Hawley, 2016: 7).
tercapainya perkembangan yang utuh dan Akan tetapi, berbagai harapan tersebut
optimal. berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi
Memasuki abad ke-21, tantangan dan saat ini.
ekspektasi kinerja konselor untuk Hal itu dilihat dari hasil uji kompetensi
meningkatkan mutu pendidikan pun konselor tahun 2005 di wilayah DKI Jakarta
meningkat. Pendidik maupun peserta didik (Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI
dihadapkan pada suatu kondisi kehidupan yang Jakarta; & Fakultas Ilmu Pendidikan
serba kompleks, dimana terdapat banyak Universitas Negeri Jakarta) yang menunjukkan
peluang dan tantangan yang harus dihadapi nilai kurang baik. Uji kompetensi konselor dari
(Permendikbud No. 111 tahun 2014). 385 responden dengan mencakup empat
Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran rumpun kompetensi yaitu: (1) penguasaan
dari pembelajaran yang berfokus pada konselor terhadap konsep/materi, kurikulum,
pendidik/guru, menjadi pembelajaran yang metode dan evaluasi bimbingan; (2)
berfokus pada peserta didik ditambah dengan kemampuan dalam menyelenggarakan dan
majunya teknologi tentu saja menjadi mengelola pelaksanaan bantuan atau
tantangan bagi pendidik. bimbingan kepada peserta didik, (3)
pengembangan potensi diri; (4) sikap dan

242 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

kepribadian, menunjukkan hasil: 2% sangat tidak dilahirkan secara langsung memiliki


baik (A), 9% baik (B), 47% sedang (C), 38% kemampuan itu. Pendapat tersebut
kurang (D), dan 4% sangat kurang (E) (Hajati, mengandung makna bahwa dibutuhkan suatu
2009: 21). Fakta tersebut ditambah dengan upaya untuk mempelajari hal tersebut. Sebagai
hasil UKG yang menunjukkan bahwa rata-rata pendidik professional, maka kompetensi
nasional pendidik di Indonesia untuk pedagogik yang harus dimiliki konselor
kompetensi pedagogic berada dibawah standar berkaitan dengan bagaimana penguasaan
kompetensi minimal (SKM) sebesar 55, yaitu konselor terhadap teori dan praksis pendidikan,
48,94. Diantara 34 provinsi di Indonesia hanya mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan
provinsi DI Yogyakarta saja yang nilainya psikologis serta perilaku konseli, dan
diatas rata-rata nasional dan sekaligus menguasai esensi pelayanan bimbingan dan
mencapai SKM yaitu dengan nilai 56,91 konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan
(Surapranata, 2015). pendidikan (Permendiknas No. 27 tahun 2008).
Fenomena tersebut menunjukkan masih Kompetensi pedagogik bagi pendidik secara
rendahnya kompetensi pedagogik yang umum maupun konselor secara khusus
dimiliki pendidik di Indonesia. Kompetensi mengandung inti bahwa itu merupakan
pedagogik merupakan ketrampilan pendidik ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan
dalam mengajar, menggunakan strategi dan dalam meningkatkan mutu pengajaran atau
metode secara tepat, serta bagaimana layanan yang efektif terhadap peserta didik.
memahami peserta didik, mendesain, Penjelasan tentang kompetensi pedagogik
mengevaluasi, dan mengembangkan konselor secara rinci dijelaskan dalam
pembelajaran (Hakim, 2015: 2). Pemerintah permendiknas No. 27 tahun 2008 sebagai
sudah memberikan beberapa langkah untuk berikut:
mengembangkan kompetensi pendidik melalui • Menguasai teori dan praksis pendidikan
berbagai macam seminar dan pelatihan, akan • Menguasai ilmu pendidikan dan landasan
tetapi berbagai macam pelatihan, seminar, keilmuannya
lokakarya akan kurang menghasilkan • Mengimplimentasikan prinsip-prinsip
perubahan efektif jika pendidik tidak diberikan pendidikan dalam proses pembelajaran
kesempatan untuk menerapkan hasil belajarnya • Menguasai landasan budaya dalam praksis
pada suatu konteks nyata dalam pendidikan. pendidikan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka • Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan
penulis merasa bahwa diperlukan model psikologis serta perilaku konseli
pengembangan kompetensi yang efektif dalam • Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku
mengembangkan kompetensi pedagogik manusia, perkembangan fisik dan psikologis
konselor yaitu melalui model Job Embedded individu terhadap sasaran pelayanan
Professional Development (JEPD). Melalui bimbingan dan konseling dalam upaya
JEPD ini para konselor/pendidik diberikan pendidikan
kesempatan untuk belajar secara aktif dalam • Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian,
suasana nyata dalam kelas. individualitas dan kepribadian konseli
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
2. Hasil dan Pembahasan konseling dalam upaya pendidikan
• Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar
• Kompetensi Pedagogik Konselor terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
Pendapat sebelumnya telah disampaikan konseling dalam upaya pendidikan
bahwa kompetensi atau kualitas pendidik • Mengaplikasikan kaidah-kaidah
memberikan pengaruh yang signifikan keberbakatan terhadap sasaran pelayanan
terhadap kualitas pembelajaran. Forzani bimbingan dan konseling dalam upaya
(DeMonte, 2013: 3), berpendapat bahwa Pendidikan
pembelajaran yang efektif adalah suatu • Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan
aktivitas yang dapat dipelajari, dan seseorang mental terhadap sasaran pelayanan

243 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

bimbingan dan konseling dalam upaya di Amerika juga menunjukkan bahwa JEPD
pendidikan benar-benar dapat meningkatkan kualitas
• Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan mengajar guru dan belajar peserta didik
konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan (National Institute for Excellence in Teaching,
pendidikan 2012: 19). Data terbaru yang diperoleh dari
• Menguasai esensi bimbingan dan konseling penelitian Cavazos menunjukkan peningkatan
pada satuan jalur Pendidikan formal, pemahaman guru dalam pemahaman materi
nonformal, dan informal reading untuk bahasa Inggris dan Spanyol
• Menguasai esensi bimbingan dan konseling setelah menerapkan secara eksplisit model
pada satuan jenis pendidikan umum, JEPD ini (Cavacoz, 2013: 145). Beberapa hasil
kejuruan, keagamaan, dan khusus penelitian tersebut menunjukkan kemajuan
• Menguasai esensi bimbingan dan konseling yang signifikan baik terhadap pencapaian
pada satuan jenjang pendidikan usia dini, peserta didik maupun pemahaman guru.
dasar dan menengah, serta tinggi.
Belajar merupakan proses yang
• Model Job Embedded Professional berlangsung terus menerus (ongoing process).
Development Leonard (2015: 194) berpendapat bahwa jika
Job Embedded Professional seseorang ingin mengajar, maka dia tidak boleh
Development (JEPD) merupakan model berhenti belajar. Dapat difahami dari sini
pengembangan kinerja professional pendidik bahwa JEPD memberikan kesempatan kepada
yang di dasarkan pada praktek sehari-hari pendidik untuk terlibat dalam proses belajar
dalam sekolah yang berfokus pada kualitas secara terus menerus. Sebagaimana telah
pengajaran dan perkembangan peserta didik. dijelaskan sebelumnya bahwa tulisan ini
JEPD terwujud dalam kegiatan beberapa team bertujuan mengaplikasikan model JEPD pada
professional yang menilai dan mencari solusi pengembangan kompetensi pedagogik
dari permasalahan yang terjadi dalam konselor, khususnya dalam pendidikan di
pengajaran kemudian mempraktekkannya
sekolah. maka konselor sekolah difasilitasi dan
sebagai bagian dari siklus perbaikan terus- diberikan kesempatan untuk belajar dalam
menerus (Pacchiano, Klein, & Hawley, 2016: rangka meningkatkan pemahaman dan praktik
7). Hal ini berkaitan dengan usaha pendidik dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
dalam mewujudkan kualitas pembelajaran konseling di sekolah. Kebijakan
melalui serangkaian perbaikan-perbaikan dan wilayah/daerah maupun sekolah dapat
implementasi hasil perbaikan tersebut secara memberikan kesempatan ini dengan
terus menerus. Kegiatan evaluasi dan mengurangi beban pendidik dalam kegiatan-
pemecahan masalah merupakan inti dari kegiatan administrasi yang berlebihan, dan
pelaksanaan JEPD. Darling-Hammond & lebih memfokuskan pada kegiatan-kegiatan
McLaughlin (Croft, dkk, 2010: 2) menjelaskan pendidik yang bersifat
bahwa JEPD adalah sebuah model instruksional/pengajaran seperti:
pengembangan yang mengacu pada aktivitas mengkoordinasikan jadwal pendidik,
belajar guru yang didasarkan pada praktek
menjelaskan tujuan, hasil, dan prioritas dari
mengajar sehari-hari dan dirancang untuk model JEPD, serta membantu dalam
meningkatkan materi-materi khusus dalam pengukuran kinerja peserta didik dan pendidik
praktek-praktek pengajaran dengan maksud Berkaitan dengan hal tersebut maka
untuk meningkatkan belajar siswa. kegiatan konselor sebagai pendidik perlu lebih
difokuskan dalam pemberian layanan
Penelitian Krista Louise Althausser
bimbingan dan konseling di sekolah,
pada guru matematika sekolah dasar
pengkoordinasian dalam menyusun jadwal
menunjukkan bahwa model JEPD memberikan
layanan, menjelaskan tujuan, hasil, dan apa
pengaruh yang signifikan terhadap efikasi diri
yang menjadi prioritas dalam JEPD, sehingga
guru dan juga pencapaian peserta didik
(Althausser, 2010: 121). Selain itu, penelitian

244 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

konselor dapat secara penuh terlibat aktif maupun non formal antar guru atau pendidik,
dalam model ini. dilaksanakan dalam konteks sekolah atau kelas
JEPD dapat terdiri dari berbagai macam sebagai tempat mereka mengajar dan
bentuk kegiatan. Brown-Easton (Shaffer dan mendistribusikannya kepada seluruh anggota
Brown, 2015: 118) mengidentifikasi 12 format (Croft, dkk, 2010: 5).
pelaksanaan JEPD yaitu: (1) Penelitian • Implikasi JEPD Dalam Pengembangan
tindakan, (2) Diskusi kasus, (3) Pelatihan, (4) Kompetensi Pedagogik Konselor
Kelompok kritis, (5) Peningkatan data Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
assessment, (6) pengujian kerja peserta didik, konselor dan fasilitator JEPD adalah sebagai
(7) Implementasi rencana pembelajaran, (8) berikut:
Lesson study, (9) Mentoring, (10) Portofolio, • Konselor dan fasilitator bekerja sama dalam
(11) Komunitas pembelajaran professional merencanakan dan menjalankan pengajaran
(PLCs), dan (12) Study groups. Berbagai dalam konteks layanan bimbingan dan
kegiatan ini tentunya membutuhkan komitmen konseling
dan peran serta dari stakeholders dalam dunia • Beberapa konselor dan fasilitator
pendidikan serta mengindikasikan bahwa mengadakan pertemuan dalam rangka
JEPD merupakan sebuah model membahas dan menganalisis hasil skor yang
pengembangan professional yang kolaboratif. diperoleh peserta didik, kemudian
Beberapa pihak atau stakeholders yang mendiskusikan cara yang terbaik dalam
berperan dalam pelaksanaan JEPD ini mengubah atau melaksanakan pembelajaran
diantaranya adalah para fasilitator JEPD. Para dalam konteks bimbingan dan konseling
fasilitator dapat terdiri dari berbagai peran • Fasilitator memberlakukan suatu model
formal atau jabatan, diantaranya; kepala pengajaran pada pelaksanaan kerja para
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, mentor, pendidik/konselor dalam suatu praktik
pimpinan lembaga, pengawas sekolah, dan pengajaran (berkaitan dengan layanan
lain-lain (Croft, dkk, 2010: 9). Peran fasilitator bimbingan dan konseling)
di sini tentunya adalah memfasilitasi usaha • Konselor mengirim video tentang
pengembangan kompetensi konselor. Kualitas pelaksanan kegiatan bimbingan dan
dari fasilitator ini sangat mempengaruhi konseling di sekolah kepada fasilitator atau
kualitas pelaksanaan JEPD. Sehingga pelatih JEPD secara off-site (melalui
dibutuhkan kompetensi-kompetensi atau website), kemudian mendiskusikannya
keterampilan yang harus dimiliki oleh dalam sebuah konferensi online untuk
fasilitator diantaranya adalah keahlian membahas apa saja yang perlu diperbaiki.
instruksional/mengajar, ketrampilan Sebagaimana telah disebutkan
interpersonal, dan ketrampilan dalam proses sebelumnya bahwa dalam melaksanakan JEPD
kelompok yang efektif. Keterampilan- secara berkelanjutan, maka dibutuhkan peran
keterampilan tersebut dapat diperoleh dari dan kontribusi aktif dari para stakeholders
pengembangan professional yang ditargetkan dalam dunia pendidikan diantaranya;
(Croft, dkk, 2010: 9). Keterampilan- • Pemerintah
keterampilan tersebut tentunya sangat Pemerintah tentu saja mempunyai peran yang
diperlukan dalam mendukung penilaian dan sangat penting dalam mengembangkan dan
perbaikan pada layanan bimbingan dan merencanakan berbagai strategi untuk
konseling yang dilakukan oleh konselor kepada meningkatkan kualitas pendidik khususnya di
peserta didik. sekolah. menurut Croft (2010: 10), ada
JEPD dapat dilaksanakan baik secara beberapa langkah yang dapat dilakukan
individual, bimbingan satu persatu, maupun pemerintah dalam mewujudkan mendukung
dalam tim. Meskipun begitu, para ahli lebih program pengembangan diantaranya:
menekankan pada aktivitas kolaboratif dimana • Pemberian informasi tentang standar
pengembangan professional pendidik pengembangan professional, pemberian
merupakan hasil interaksi sosial baik formal informasi berbasis daring, dan mengadakan

245 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

pelatihan untuk meningkatkan tentang • Komunitas guru BK melalui Musyawarah


pemahaman pendidik tentang Job Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Embedded Professional Development, serta JEPD merupakan model pengembangan yang
mengadakan monitoring dalam kolaboratif, maka dalam pelaksanaanya
pelaksanaannya. diperlukan kerja sama yang aktif dari berbagai
• Menyediakan bantuan secara teknis pihak khususnya dari kalangan guru BK atau
terhadap pelaksanaan JEPD di setiap konselor sendiri. Komunitas guru BK melalui
daerah. terselanggaranya MGBK memberi kesempatan
• Melakukan monitoring terhadap kepada guru BK atau konselor untuk saling
perlaksanaan JEPD sesuai dengan tujuan belajar, mengevaluasi, dan berbagi informasi.
pengembangan professional pendidik
• Mengidentifikasi hasil positif dari JEPD 3. Kesimpulan
dalam suatu daerah/wilayah, sehingga dapat
Kompetensi pedagogik konselor merupakan
diterapkan di daerah lainnya.
elemen yang penting untuk dikuasai dan selalu
• Perguruan Tinggi
dikembangkan sebagai seorang pendidik. Job-
Perguruan tinggi juga berkontribusi dalam
Embedded Professional Development (JEPD)
pengembangan kompetensi pendidik melalui
merupakan langkah yang tepat dalam
LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga
mengembangkan kompetensi tersebut. JEPD
Kependidikan). LPTK berperan aktif dalam
tidak hanya memberikan kemajuan bagi
mengembangkan kurikulum pendidikan sesuai
pencapaian peserta didik, akan tetapi juga
dengan kebutuhan dunia kerja (Hartini, Bhakti,
memberikan kemajuan bagi kemampuan
& Hartanto, 2017: 239). LPTK juga berperan
konselor dalam memahami materi dan praktik
dalam mengenalkan berbagai model
layanan.
pengembangan kompetensi kepada mahasiswa
calon pendidik, khususnya model JEPD ini.
Daftar Pustaka
Penguatan dan pengembangan kelembagaan
melalui standarisasi pendidikan guru, serta
Althausser, K. L. 2010. The Effects Of
pengembangan kompetensi melalui program
Sustained, Job-Embedded Professional
akademik dan profesi pun perlu dilakukan
Development On Elementary Teachers’
secara terus menerus demi menghasilkan
Math Teaching Self- Efficacy and The
pendidik yang berkualitas (Rohman, 2013:
Resulting Effect On Their Students’
294).
Achievement. Disertasi. Kentucky:
• Pengawas BK
Eastern Kentucky University
Konselor atau guru BK dapat bekerja sama
dengan berbagai pihak yang dapat mendukung
Beyond “Job-Embedded”: Ensuring That Good
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah,
Professional Development Gets Results.
salah satunya adalah dengan pengawas BK.
2012. Washington, D.C.: National Institute
Ofsted (Suwidagdho, Lestari, & Dewi, 2017:
for Excellence in Teaching.
140) memberikan penejelasan tentang tugas
Cavacoz, H. O. 2013. Job-Embedded
pengawas yang mencakup: 1) Supervisi, 2)
Professional Development in Reading for
Pemberian saran, 3) Memantau, 4) Membuat
Teachers of English Language Learners.
laporan, 5) Mengkoordinir, dan 6) Memimpin
Disertasi. Texas: Faculty of the Graduate
pelaksanaan kelima tugas pokok sebelumnya.
School of University of Texas.
Sesuai dengan rincian tugas tersebut, maka
Croft, A., J. G. Cogshall., M. Dolan., E. Powers.,
cakupan tugas pengawas BK disesuaikan
dan J. Killion. 2010. Job-Embedded
dengan proses pelaksanaan bimbingan dan
Professional Development: What It Is, Who
konseling di sekolah. pengawas juga dapat
Is Responsible, and How to Get It Done Well
merupakan fasilitator yang berperan dalam
DeMonte, J. 2013. High-Quality Professional
pelaksanaan model JPED di sekolah.
Development for Teachers: Supporting

246 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247
SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

Teacher Training to Improve Student Essential to Improving Teaching and


Learning. Center for American Progress Learning in Early Education. Chicago: the
Hakim, A. 2015. Contribution of Competence Ounce.
Teacher (Pedagogical, Personality, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Professional Competence and Social) On the Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Standar
Performance of Learning. The International Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Journal Of Engineering And Science (IJES), Konselor. 11 Juni 2008. Salinan Lampiran
4 (2): 1-12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Hajati, K. 2009. Pengembangan Kompetensi Tahun 2008. Jakarta.
Konselor Sekolah Menengah Atas Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Standar Kompetensi Konselor Indonesia Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014
(Studi Berdasarkan profil diskrepansi Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan
koompetensi actual dengan kompetensi Dasar dan Pendidikan Menengah. 8 Oktober
standar pada konselor SMA Negeri di 2014. Salinan Lampiran Peraturan Menteri
Wilayah Jakarta Timur). Bandung: LPPM Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.
UPI. Jakarta.
Hartini, S., C. P. Bhakti, & D. Hartanto. 2017. Job- Rohman, A. 2013. Peran LPTK Dalam
Embedded Professional Development: Mempersiapkan Guru Yang Kompeten.
Alternatif Model Penguatan Kompetensi Jurnal At-Taqaddum, 5 (2): 282-301.
Melakukan Konseling Individu Guru Shaffer, L., dan K. T. Brown. 2015. Enhancing
Bimbingan dan Konseling. Makalah Teacher Competency Trough Co-Teaching
disajikan dalam Seminar Nasional and Embedded Professional Development.
Bimbingan dan Konseling di Universitas Journal of Education and Training Studies, 3
Ahmad Dahlan, Yogyakarta,13 Agustus (3): 117-125.
2017. Surapranata, S. 2015. Pedoman Pelaksanaan Uji
Leonard. 2015. Kompetensi Tenaga Pendidik di Kompetensi Guru. Jakarta:
Indonesia: Analisis Dampak Rendahnya Kemenristekdikti
Kualitas SDM Guru dan Solusi Suwidagdho, D., L. Lestari, dan S. P. Dewi. 2017.
Perbaikannya. Jurnal Formatif, 5 (3): 192- Peran Pengawas BK untuk Meningkatkan
201. Profesionalitas Guru Bimbingan dan
Morgan, D. T. H. 2010. The Impact of Job Konseling. Prosiding Seminar Bimbingan
Embedded Professional Development dan Konseling, 1 (1): 137-143.
Coaches on Teacher Practice. Disertasi.
Tenessee: the faculty of the Department of
Educational Leadership and Policy Analysis,
East Tenessee State University.
Pacchiano, D., R. Klein, & M. S. Hawley. 2016.
Job Embedded Professional Learning

247 | SENDIKA FKIP UAD, Desember 2018, Volume II, Nomor 1 Fithroni: 241-247

You might also like