You are on page 1of 23

Al-Tazkiah, Volume 5, No.

1, Juni 2016

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


BIMBINGAN DAN KONSELING
DI MADRASAH ALIYAH

Rendra Khaldun
Fakultas Dakwah dan Komuniaksi IAIN Mataram
Email: rakha1@ymail.com

Abstract

The implementation of guidance and counseling in Indonesia


started from educational settings since 1960s, as a form of
government awareness in responding the educational problem
and as an acceleration step in improving and increasing human
resources. The seriousness of the government in optimizing the
role of educational counselor, it is appeared clearly by expanding
the counselor’s space and regulating the profession in legislation
and government regulations. The role of counselor become
more prosperous in educational institution, marked by counselor
mandate to apply counseling service listed in the curriculum of
2013. On the other hand, the existence of counselors in educational
settings characterized by the appearance of national education
system 2003 article 1 paragraph 6 and Government Regulation of
the Republic of Indonesia number 74 in 2008 about teacher article
54 item 6, mentioned that “the workload of the guidance teacher
and counseling or counselor who obtain professions allowances
and additional allowance educate at least 150 students per year
on one or more educational level. By observing the government’s
seriousness in expressing the existence of the counselor in
educational institution, it should be followed by preparing the
competence of professional expert in handling the expert service
for the learners. . The aspects contained in the competence
including knowledge, understanding, skill, attitude, interest,
value, and sensitive, toward the development of knowledge, the
improvement of those competences in improving performance in
order to give satisfaction in fulfilling the needs of the learners.

Keywords: Prefesional Competence, Counseling Teacher.

14 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

A. Pendahuluan menjalankan program bimbingan dan


Kerancuan dan konseling.
perancuanekspektasi kinerja konselor Mutu kualitas layanan bimbingan
dengan ekspektasi kinerja guru yang dan konseling di seting pendidikan
sama-sama mengampu layanan ahli sangat dipengaruhi oleh kompetensi
dalam seting pendidikan sehingga guru BK yang menggambarkan sikap
potensial mencederai integritas layanan profesionalitas dalam menjalankan
bimbingan dan konseling.1Aktualisasi perananya. Di sisi lain, pemahaman
konteks tugas guru bimbingan dan mengenai ruang gerak dan tanggung
konseling di seting pendidikan, jawab professional seorang konselor
tidak terlepas dari kendala-kendala, akan berimplikasi signifikan terhadap
baik secara internal maupun secara mutu kualitas pelaksanaan pelayanan
eksternal. Sejarah memberikan bimbingan dan konselilng.
gambaran bahwa banyak tenaga Berdasarkan peraturan Pemerintah
personil di seting pendidikan, baik Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
guru mata pelajaran, kepala sekolah 2008 Tentang Guru Pasal 54 butir
dan staf lainnya yang salah memahami 6 disebutkanbahwa “Beban kerja
konteks tugas layanan bimbingan guru bimbingan dan konseling atau
dan konseling. Dengan demikian, konselor yang memperoleh tunjangan
perlu kiranya untuk dilakukan profesi dan maslahat tambahan adalah
langkah-langkah upaya memberikan mengampu paling sedikit 150 (seratus
pemahaman secara komprehensif lima puluh) peserta didik per tahun pada
kepada kepala sekolah, yaitu suatu satu atau lebih satuan pendidikan“.2
sikap memberikan pemahaman terkait Sedangkan penetapan standar
ekspektasi kinerja guru bimbingan kualifikasi akademik dan kompetensi
dan konseling. Dengan demikian, konselor terkait berdasarkan Peraturan
akan berdampak pada kebijakan yang Pemerintah Nomor 27 Tahun 2008
bersifat mendukung, pemberian tentang Standar Kualifikasi Akademik
tanggung jawab sesuai dengan konteks dan Kompetensi Konselor (SKAKK)
tugas, dan personil-personil (staf-staf ) Pasal 1 Ayat 1 yang menyebutkan
akan dijadikan sebagai tim work dalam bahwa untuk dapat diangkat sebagai

2
MugiLestari, Kompetensi Profesional Guru
1
Departemen Pendidikan Nasional, Penataan Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan
Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri
Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan se-Kota Cilacap, (Cilacap: Universitas Negeri
Formal, ( Jakarta: ABKIN, 2008),25. Semarang, 2013), 2.

Rendra Khaldun | 15
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

konselor, seseorang wajib memenuhi 5. Mengembangkan profesionalitas


standar kualifikasi akademik dan secara berkelanjutan5
kompetensi konselor yang berlaku Profesionalitas tenaga pendidik,
secara nasional.3Penetapan standar baik guru mata pelajaran maupun guru
kualifikasi dan kompetensi konselor, BK memiliki kedudukan strategis dalam
khususnya yang bergerak di seting meningkatkan prestasi belajar peserta
pendidikan, agar pelayanan bimbingan didik. Sebagaimana yang disampaikan
dan konseling hanya dapat dijalankan oleh Syamsu Yusuf bahwa guru
oleh personil yang memiliki kapabilitas, dipandang sebagai factor determinan
baik secara teoritis maupun praktis dalam terhadap pencapaian mutu
pelaksanaan layanan bimbingan dan hasil belajar prestasi peserta didik.6
konseling. Sedangkan Syariful Bahri menjelaskan
Adapun standar kualifikasi bahwa:
akademik guru BK dalam satuan “guru merupakan salah satu faktot
pendidikan pada jalur pendidikan penentu kesuksesan dalam proses
formal dan nonformal adalah pembelajaran dan salah satu unsure
pokok utama dalam pendidikan, serta
sarjana pendidikan (S-1) dalam merupakan ujung tombak keberhasilan
bidang bimbingan dan konseling dan pencapaian tujuan pendidikan, maka
berpendidikan profesi konselor (PPK).4 sudah seyogyanya seorang guru sudah
Kompetensi akademik pendidik memperhatikan dan mengembangkan
kompetensi profesionalnya, supaya
konselor professional mencakup dalam menjalankan tugas yang mulia
tentang: ini mempunyai prodiktivitas yang
1. Mengenal secara mendalam peserta tinggi dan bertanggung jawab”7
didik yang hendak dilayani Pelayanan bimbingan dan
2. Menguasai khazanah teoritik konseling di jenjang pendidikan
bimbingan dan konseling sekolah menengah atas merupakan
3. Menyelenggarakan pembelajaran seting yang paling subur bagi konselor
bimbingan dan konseling yang atau guru bimbingan dan konseling.
mendidik Terutama bagi yang menjalankan
kurikulum 2013 yang mengamanatkan
4. Memelihara mutu kinerja program
S-1 bimbingan dan konseling
5
Ibid.,46-48.
3
Ibid.,2. 6
SyamsuYusuf, fam Nani M. Sughandi,
4
Departemen Pendidikan Nasional, Penataan Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta: PT Raja
Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Grafindo, 2011), 139.
Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan 7
Syariful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,
Formal, 46. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 72.

16 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

konselor diberikan kepercayaan untuk dimiliki oleh seorang pegawai, berupa


melaksanakan program peminatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
peserta didik, dan berdasarkan sejarah perilaku yang diperlukan pada tugas
perkembangan bimbingan dan jabatannya, sehingga pegawai tersebut
konseling di Indonesia, konselor yang dapat melaksanakan tugasnya secara
bekerja pada sekolah menengah atas professional, efektif dan efisien.
(SMA) atau Madrasah Aliyah menjadi Menurut Undang-Undang
prioritas hingga kini. Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen
B. Kompetensi Konselor pro­ menjelaskan bahwa: “kompetensi
fesional adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus
1. Sosok Utuh Kompetensi Kon­
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
selor
guru atau dosen dalam melaksanakan
Kompetensi berasal dari bahasa tugas keprofesionalan”. Dalam
inggris yaitu competence yang berarti Depdiknas menjelaskan kompetensi
kecakapan dan kemammpuan.8 sebagai berikut:
Kompetensi merupakan perpaduan
Kompetensi bersifat personal
dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan kompleks serta merupakan
dan sikap yang direfleksikan dalam satu kesatuan yang utuh yang
kebiasaan berpikir dan bertindak9. menggambarkan potensi, pengetahuan,
Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan, sikap dan nilai yang
dimiliki seseorang yang terkait
kompetensi harus dimiliki oleh tenaga dengan pofesi tertentu berkenaan
pendidik dan melekat dalam diri pribadi dengan bagian-bagian yang dapat
dan melekat dalam satu kesatuan. diaktualisasikan atau diwujudkan
Kompetensi menurut Peraturan dalam bentuk tindakan atau kinerja
untuk menjalankan profesi tersebut.10
Menteri Kesehatan Nomor 971 Tahun
2009 Tentang Standar Kompetensi Dengan demikian dari pengertian
Pejabat Struktural Kesehatan, pasal tersebut kompetensi terdiri dari
1 angka 3: Kompetensi adalah gabungan unsur-unsur potensi,
kemampuan dan karakteristik yang pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai, dan kemampuan
8
J.M. Echols dan Shadily, Kamus Ingris Bahasa
Indonesia, ( Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 2010), 10
Depdiknas, Standar Kompetensi Guru Pemula
132. Sekolah Lanjutan Pertama/Sekolah Menengah Atas,
9
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis (Dirjen Dikti, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Kompetensi:Konsep, Karakteristik, dan Impelentasi, Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 37. Tinggi, 2004), 8.

Rendra Khaldun | 17
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

mengkoordinasikan unsure-unsur Aspek-aspek tersebut kemudian


tersebut agar dapat diwujudkan dalam dijelaskan lebih lanjut sebagai
bentuk tindakan atau kinerja. Bentuk berikut:11
dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi 1) Pengetahuan (knowledge); yaitu
oleh faktor eksternal antara lain kesadaran dalam bidang kognitif,
lingkungan atau iklim kerja dan misalnya seorang guru BK
tantangan atau tuntutan pekerjaan. mengetahui cara melakukan
Kualifikasi dan profesionalitas identifikasi kebutuhan siswa
merupakan contoh bentuk perwujudan
2) Pemahaman (understanding); yaitu
dari kompetensi yang dimiliki oleh
kedalaman kognitif, dan afektif yang
seseorang.
dimiliki oleh individu. Misalnya
Disimpulkan bahwa kompetensi seorang guru BK yang akan
adalah seperangkat pengetahuan, melaksanakan layanan BK harus
keterampilan, serta perilaku yang memiliki pemahaman yang baik
dimiliki dan diterapkan oleh tenaga terhadap karakteristik dan kondisi
professional untuk mencapai tujuan siswa agar dapat melaksanakan
yang dipersyaratkan dalam rangka layanan secara efektif dan efisien.
melaksanakan tugas keprofesionalan.
3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu
Berdasarkan penjelasan di atas,
yang dimiliki oleh individu untuk
dapat diketahui bahwa kompetensi
melaksanakan tugas atau pekerjaan
sangatlah penting dalam proses
yang dibebankan kepadanya.
pelayanan yang professional, terutama
Misalnya kemampuan guru BK
bagi guru bimbingan dan konseling/
dalam memilih dan melatihkan
konselor yang menjalankan tugasnya
konten cara belajar efektif untuk
yaitu membantu siswa dalam
meningkatkan kualitas belajar
mengembangkan potensi secara
siswa
optimal dan kemampuan untuk
menyelesaikan permasalah yang 4) Nilai (value); adalah suatu standar
muncul dalam prosesnya. perilaku yang telah diyakini dan
secara psekologis telah menyaty
Beberapa aspek yang terkandung
dalam diri seseorang. Misalnya
dalam konsep kompetensi menurut
standar perilaku guru BK dalam
Gordon yaitu pengetahuan (knowledge),
memberikan layanan konseling
pemahaman (understanding),
seperti mampu menjaga rahasia,
kemampuan (skill), nilai Nilai (value),
sikap (attitude), dan minat (interest).
11
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis…,37.

18 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

terbuka, dan jujur. self-confidence dan belief seseorang


5) Sikap (attitude); yaitu perasaan bahwa ia dapat efektif dalam
(senang-tidak senang, suka-tidak situasi apapun adalah bagian dari
suka) atau reaaksi terhadap suatu konsep orang itu mengenai dirinya.
rangsangan yang datang dari luar. Nilai-nilai seseorang merupakan
6) Minat (interest); adalah motives reaktif atau respondent yang
kecenderungan seseorang untuk memprediksi apa yang dilakukannya
melakukan suatu perbuatan. dalam jangka pendek dan dalam
Misalnya minat untuk melakukan situasi dengan orang-orang lain
sesuatu. yang in charge.
Sedangkan menurut McClrlland, 4) Pengetahuan. Kategori ini merujuk
Boyatzis, Spencer & Spencer bahwa pada informasi yang dimiliki
aspek-aspek yang terkandung dalam seseorang dalam bidang-bidang
definisi kompetensi yaitu:12 content tertentu.
1) Motives adalah hal-hal yang 5) Ketrampilan adalah kemampuan
seseorang pikir atau inginkan secara melakukan tugas fisik atau mental.
konsisten yang menimbulkan Dengan demikian aspek-
tindakan. Motives “drive, direct, aspek yang arti kata kompetensi
and select” perilaku mengarah ke yaitu pengetahuan, pemahaman,
tindakan-tindakan atau tujuan ketrampilan, konsep diri, dan traits.
tertentu dan menjauh dari lainnya. Seorang pendidik yang kompeten,
harus bisa menampilkan sosok utuh
2) Traits adalah karakteristik fisik dan
seorang pendidik dalam kinerjanya,
respons-respons konsisten terhadap
salah satu wujud seorang pendidik dapat
situasi dan informasi. Misalnya
dikatakan kompeten adalah apabila
kontrol diri atas emosi merupakan
ia menguasai kompetensi profesinya.
respons-respons yang konsisten
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
terhadap situasi pelaksanaan
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
konseling.
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28
3) Self-concept. Dalam kategori ini butir 3 dan Undang-Undang Republik
tercakup sikap-sikap, values, atau Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
self image seseorang. Contohnya, tentang guru dan dosen dikemukakan
empat kompetensi pendidik sebagai
12
Syaiful F Prihadi, Assessment Centre:
Identifikasi, Pengukuran, dan Pengembangan agen pembelajaran yang mencakup
Kompetensi,( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, kompetensi pedagogik, kompetensi
2004), 92.

Rendra Khaldun | 19
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

kepribadian, kompetensi profesional, keilmuan, teknologi, atau seni yang


dan kompetensi sosial.13 Lebih lanjut relevan, yang secara konseptual
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah menaungi atau koheren dengan
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar program satuan pendidikan, mata
Nasional Pendidikan Pasal 28 butir pelajaran, dan/atau kelompok
3 menjelaskan bahwa “Kompetensi mata pelajaran yang akan diampu.15
professional merupakan penguasaan Sedangkan kompetensi konselor
materi pembelajaran secara luas dan mencakup dua hal :
mendalam yang memungkinkannya 1) Kompetensi akademik konselor
membimbing peserta didik professional, yaitu seorang konselor
memenuhi standar kompetensi yang harus memenuhi persyaratan
ditetapkan dalam Standar Nasional akademik yang mencakup S-1
Pendidikan”.14Sedangkan dalam bimbingan dan konseling, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 telah mengikuti pendidikan profesi
Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 3 konseli (PPK)
Butir 7 dalam menyebutkan bahwa
Secara aplikatif kompetensi
kompetensi professional merupakan
akademik seorang konselor
kemampuan guru dalam menguasai
professional terdiri atas
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
kemampuan: 16
teknologi, dan/atau seni dan budaya
yang diampunya yang sekurang- a) Mengetahui secara mendalam
kurangnya meliputi penguasaan: konseli yang hendak dilayani.
Untuk dapat mengetahui
1) Materi pelajaran secara luas dan
konseli secara mendalam,
mendalam sesuai dengan standar isi
maka dibutuhkan instrument
program satuan pendidikan, mata
sebagai alat memahami kondisi
pelajaran, dan/atau kelompok
psikologis, dan kebutuhan
mata pelajaran yang akan diampu;
layanan yang diperlukan.
dan
b) Menguasai khazanah teoritik.
2) Konsep dan metode disiplin
15
Depdiknas, Standar Kompetensi Guru Pemula
13
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Sekolah Lanjutan Pertama/Sekolah Menengah Atas,
dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, (Dirjen Dikti, Direktorat Pembinaan Pendidikan
2009), 30. Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
14
Depdiknas, Standar Kompetensi Guru Pemula Tinggi, 2008),7.
Sekolah Lanjutan Pertama/Sekolah Menengah Atas, 16
Departemen Pendidikan Nasional, Penataan
(Dirjen Dikti, Direktorat Pembinaan Pendidikan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Tinggi, 2006),90. Formal, 38-39.

20 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

Konselor dalam menjalankan Namun, sifat bimbingan seperti


peranannya, tidak terlepas development (pengembangan),
dari konsep normatif yang preventif (pencegahan), dan
dipergunakan dalam menggali preservative (pemeliharaan). Dan
karakteristik, bakat, perilaku, tidak menutup kemungkinan,
dinamika psikologis, tugas- nantinya akan berkembang
tugas perkembangan. Dengan sifat bimbingan yang baru,
demikian, pelaksanaan layanan seiring dengan semakin
bimbingan dan konseling tidak kompleksnya kebutuhan
mengandalkan subyektivitas konseli dan perkembangan ilmu
seorang pembimbing. pengetahuan yang semakin
c) Menyelenggarakan ahli pesat.
layanan bimbingan dan d) M e n g e m b a n g k a n
konseling yang memandirikan. profesionalitas sebagai
Konselor professional konselor secara berkelanjutan.
dalam menjalankan konteks Karakteristik konselor
tugasnya, memiliki kesadaran professional adalah selalu sensitif
terhadap kompleksitas terhadap perkembangan ilmu
kebutuhan dan bersikap pengetahuan, dinamika sosial,
humanis terhadap konseli. perkembangan budaya, iptek,
Berangkat dari kesadaran dll. Dengan demikian, konselor
tersebut, maka konselor selalu professional tidak henti-hentinya
mengembangkan sifat layanan, melakukan pemberdayaan
yang tidak hanya monoton kemampuan, dalam rangka
pada penyelesaian masalah. mengantisi permasalahan
Akan tetapi, sifat layanan akan yang muncul dari konseli,
mengalami perkembangan yang disebabkan oleh berbagai
sesuai dengan konteks motif. Kemasalahan konseli,
permasalahan yang berkembang dan kepuasaan konseli dalam
pada diri konseli. Sehingga, menerima layanan bimbingan
perkembangan dunia konseling dan konseling menjadi motif
saat ini, membuktikan sifat dan tanggung jawab konselor
layanan yang berkembang saat dalam menjalankan profesinya.
ini, tidak hanya pada pemecahan 2) Kompetensi professional konselor,
masalah (problem solving). yaitu suatu kemampuan atau

Rendra Khaldun | 21
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

keterampilan melaksanakan Kompetensi merupakan suatu hal


bimbingan dan konseling melalui yang menggambarkan kualifikasi, atau
pendidikan profesi konselor (PPK).17 kemampuan seseoarang baik kualitatif
Keterampilan melaksanakan maupun kuantitatif.19 Dalam arti lain
bimbingan dan konseling bahwa seorang konselor di seting
menuntut konselor untuk pendidikan memiliki kemampuan
dapat mengoptimalkan layanan dalam mendeskripsikan kebutuhan
bimbingan dan konseling. Strategi peserta didik melalui kegiatan
mengotimalkan layanan BK, instrumentasi baik secara tes maupun
mendorong konselor untuk dapat non tes.
mengoperasionalkan berbagai Keberadaan konselor dalam
macam instrument dan tekhnik sistrem pedidikan nasional dinyatakan
konseling serta asesmen bimbingan sebagai salah pendidik sejajar dengan
dan konseling. kualifikasi guru, dosen, dosen,
Kompetensi juga dimaknai sebagai pamong belajaar, tutor, widaiswara,
pemilikan, penguasaan keterampilan, instruktur (tertuang dalam UU Nomor
kemampuan yang dituntut oleh 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 6).20 Dengan
jabatan seseorang, yaitu dalam dikeluarkannya UU ini, maka jelas
menjalankan tugasnya sebagai guru BK bahwa konselor memiliki kedudukan
yang professional. Dengan demikian, strategis sebagai bagian integral dalam
seorang guru dituntut untuk memiliki pendidikan dan memiliki keunikan
kemampuan afeksi, kognitif, dan dalam menjalankan konteks tugasnya
psikomotorik.18 Dalam hal ini, konselor yaitu melalui pelayanan bimbingan
di seting pendidikan harus menguasai dan konseling.
secara teoritis dan praktis mengenai Arifin dan Eti Kartikawati dalam
bimbingan dan konseling Tohirin menjelaskan bahwa petugas
Kompetensi professional guru bimbingan dan konseling di seting
adalah seperangkat kemampuan pendidikan dipilih atas dasar kualifikasi:
yang dimiliki oleh seorang guru (1) kepribadian, (2) pendidikan,
agar ia dapat melaksanakan tugas (3) pengalaman, (4) kemampuan.
mengajarnya dengan berhasil.
19
Hamza B. Uno, Profesi Kependidikan (Problem,
17
Departemen Pendidikan Nasional, Penataan Solusi, dan Reformasi di Indonesia, ( JakartaL: Bumi
Pendidikan..., 38. Aksara, 2007), 18.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan : Suatu 20
Peraturan Menteri Pendidikan Nasiona
Pendekatan Bar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Nomor 27 Tahun 2008, Standar Kualifikasi
1995), 230. Akademik dan Kompetensi Konselor

22 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

Kompetensi ini mensyaratkan konselor Indonesia) menerbitkan bahwa salah


harus memiliki sikap dan tanggung satu kompetensi yang dimiliki oleh
jawab secara moral, alias tidak hanya konselor pada seting pendidikan adalah
sebatas pengetahuan (kognisi). ABKIN kemampuan mengelola program.
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan
pada tabel di bawah ini:
Kompetensi Sub Kompetensi Indikator
K.6. Memiliki K.6.1.Memiliki a. Menerapkan prinsip-prinsip
kemampuan pengetahuan dan perencanaan
mengelola keterampilan b. Melakukan penilaian kebutuhan
program perencanaan layanan bimbingan dan konseling
bimbingan program
dan bimbingan dan c. Merumuskan tujuan dan
konseling konseling menentukan prioritas program
bimbingan dan konseling
d. Menyusun program bimbingan dan
konseling

k.6.2. Mampu a. Mengidentifikasi personalia dan


mengorganisasi­ sasaran program bimbingan dan
kan dan meng­ konseling
implementasi­ b. Mengoordinasikan dan
kan program mengorganisasikan sumber
bimbingan dan daya yang dibutuhkan dalam
konseling penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling
c. Melaksanakan program bimbingan
dan konseling dengan melibatkan
partisipasi aktif seluruh komponen
yang terkait.

Rendra Khaldun | 23
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

k.6.3. Mampu a. Mengkaji program bimbingan dan


mengevaluasi konseling berdasarkan standar
progam penyelenggaraan program
bimbingan dan b. Menggunakan pendekatan evaluasi
konseling program bimbingan dan konseling
c. Mengoordinasikan kegiatan
evaluasi program bimbingan dan
konseling
d. Membuat rekomendasi yang
tepat untuk perbaikan dan
pengembangan program
bimbingan dan konseling
e. Melaporkan hasil dan temuan-
temuan evaluasi penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling
kepada pihak yang berkepentingan
f. Mengontrol implementasi program
bimbingan dan konseling agar
senantiasa berjalan dengan design
perencanaan program
K.6.4. Mampu a. Memanfaatkan hasil evaluasi untuk
mendesign perbaikan dan pengembangan
perbaikan dan program bimbingan dan konseling
pengembangan b. Menerapkan prinsip-prinsip
program keberlanjutan program bimbingan
bimbingan dan dan konseling
konseling

Sesuai Permendiknas No. 27 yang komprehensif, (5) Menilai proses


Tahun 2008 menjelaskan bahwa salah dan hasil kegiatan BK, (6) Memiliki
satu kompetensi guru bimbingan dan kesadaran dan komitmen terhadap
konseling/konselor yang meliputi : (1) etika profesional, (7) Menguasai
Menguasai konsep dan praksis asesmen konsep dan praksis penelitian
untuk memahami kondisi, kebutuhan, dalam BK. Tuntutan kompetensi
dan masalah konseli, (2) Menguasai yang harus dikuasai oleh konselor
kerangka teoretik dan praksis BK, di atas dimaksudkan, agar dapat
(3) Merancang program BK, (4) menunjukkan kinerja professional
Mengimplementasikan program BK dalam mengimplementasikan layanan

24 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

bimbingan dan konseling, baik di seting kompetensi konselor dipetakan


pendidikan, lembaga-lembaga swasta menjadi 4 (empat) bagian. Yaitu
yang melaksanakan layanan konseling, kompetensi pedagogik, kompetensi
maupun konselor yang membuka kepribadian, kompetensi sosial, dan
layanan konseling di tengah-tengah kompetensi professional. Untuk lebih
masyarakat. detailnya penjabaran dari masing-
Apabila kompetensi konselor masing kompetensi tersebut. Berikut
ditinjau dari peraturan pemerintah akan dipaparkan ke dalam tabel di
No. 19 tahun 2005. Maka, rumusan bawah ini:

Kompetensi Inti Kompetensi


Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai teori dan a. Menguasai ilmu pendidikan dan landasan ilmunya
praksis pendidikan b. Mengimplementasikan prinsip-prinsip ilmu
pendidikan dan prinsip pembelajaran
c. Menguasai landasan budaya dalam praksis
pendidikan

2. Mengaplikasikan a. Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia,


landasan fisiologis perkembangan fisik dan psikologis individu
dan psikologis serta terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling
perilaku konseli dalam upaya pendidikan
b. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian,
individualitas dan perbedaan konseli terhadap
sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam
upaya pendidikan
c. Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap
sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam
upaya pendidikan
d. Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
e. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan

Rendra Khaldun | 25
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

3. Menguasai esensi a. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada


pelayanan bimbingan satuan jalur pendidikan formal dan nonformal dan
dan konseling dalam informal
jalur, jenis, dan jenjang b. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan pendidikan satuan jenis pendidikan umum, khusus, kejuruan,
dan keagamaan
c. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenjang pendidikan anak usia dini, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, sampai perguruan tinggi

Kompetensi kepribadian
1. Beriman dan bertaqwa a. Menampilkan kepribadian yang beriman dan
kepada Tuhan yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Maha Esa b. Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama
dan toleran terhadap pemeluk agama lain
c. Berakhlak mulia dan berbudi pekerti
2. Menghargai dan a. Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis
menjunjung tinggi tentang manusia sebagai makhluk sepiritual,
nilai-nilai kemanusiaan bermoral, sosial, individual, dan berpotensi
individualitas b. Menghargai dan mengembangkan potensi
positif individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya
c. Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya
d. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
dengan hak asasinya
e. Toleran terhadap permasalahan konseli
f. Bersikap demokratis
3. Menunjukkan a. Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji
integritas dan stabilitas seperti berwibawa, jujur, ramah, dan konsisten
kepribadian yang kuat b. Menampilkan emosi yang stabil
c. Peka, bersikap empati serta menghormati dan
menghargai keragaman dan perubahan
d. Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli
yang menghadapi stress dan frustasi

26 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

4. Menampilkan kinerja a. Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif


kualitas tinggi dan produktif
b. Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
c. Berpenampilan menarik dan menyenangkan
d. Berkomunikasi secara efektif

Kompetensi sosial
1. Mengimplementasi­ a. Memahami dasar, tujuan organisasi dan peran
kan kolaborasi intern pihak-pihak lain (guru maple, wali kelas, kepala
di lingkungan sekolah, komite sekolah) di tempat kerja
b. Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling di tempat kerja
c. Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam
tempat bekerja seperti guru, orang tua, dan tenaga
administrasi

2. Berperan dalam a. Memahami dasar, tujuan, dan AD/RT organisasi


organisasi dan bimbingan dan konseling
kegiatan profesi b. Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan
bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
konseling
3. Mengimplementasi­ a. Mengkomunikasikan aspek-aspek professional
kan kolaborasi bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi
antarpersonal lain
b. Memahami peran organisasi profesi lain dan
memanfaatkan demi suksesnya pelayanan
bimbingan dan konseling
c. Bekerja dalam tim bersama tenaga para
professional dan professional profesi lainnya
d. Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai
dengan keperluan

Rendra Khaldun | 27
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

Komptensi professional
1. Menguasai konsep dan a. Menguasai hakekat asesmen
praksis asesmen untuk b. Menguasai tekhnik asesmen sesuai dengan
memahami kondisi kebutuhan/masalah konseli
kebutuhan dan masalah c. Menyusun dan mengembangkan instrument
konseli asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling
d. Mengadministrasikan asesmen untuk
mengungkapkan masalah konseli
e. Memilih dan mengadiministrasikan tekhnik
asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan
kecenderungan pribadi konseli
f. Memilih dan mengadministrasikan instrument
untuk mengungkapkan kondisi actual konseli
berkaitan dengan lingkungan
g. Mengakses data dokumentasi konseli dalam
pelayanan bimbingan dan konseli
h. Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan
bimbingan dan konseling dengan tepat
2. Menguasai kerangka a. Mengaplikasikan hakekat pelayanan bimbingan dan
teoritik dan praksis konseling
bimbingan dan b. Mengaplikasikan arah bimbingan dan konseling
konseling c. Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan
dan konseling
d. Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja
e. Mengaplikasikan pendekatan/model jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling
f. Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan
bimbingan dan konseling
3. Merancang Program a. Menganalisis kebutuhan konseli
BK b. Memyusun program bimbingan dan konseling
yang berkelanjutan sesuai kebutuhan peserta
didik secara komprehensif dengan pendekatan
perkembangan
c. Menyusun rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
d. Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling

28 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

4. Mengimplementasikan a. Melaksanakan program bimbingan dan konseling


program BK yang b. Melaksanakan program kolaboratif dalam
komprehensif pelayanan bimbingan dan konseling
c. Memfasilitasi perkembangan akademik, karir,
personal, sosial konseli
d. Mengelola sarana dan biaya program BK

5. Menilai proses dan hasil a. Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi


progam BK pelayanan BK kepada pihak terkait
b. Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi sebagai
dasar merevisi dan mengembangkan program BK
6. Memiliki kesadaran dan a. Memahami dan mengelola kekuatan dan
komitmen tentang etika keterbatasan personal dan professional
professional b. Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan
kewenangan dank ode etik professional konselor
c. Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar
tidak larut dalam masalah konseli
d. Melaksanakan referral sesuai dengan kebutuhan
e. Peduli terhadap identitas professional dan
pengembangan profesi\
f. Mendahulukan kepentingan konseli daripada
kepentingan pribadi konselor
g. Menjaga kerahasiaan konseli
7. Menguasai konsep dan a. Memahami berbagai jenis dan metode penelitian
praksis penelitian dalam b. Mampu merancang penelitian bimbingan dan
BK konseling
c. Melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling
d. Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan
dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan
dan bimbingan dan konseling

C. Konteks Tugas Guru BK di kualifikasi pendidik, sejajar dengan


Berbagai Jenjag Pendidikan kualifikasi guru, dosen, pamong
Dalam Undang-Undang Nomor 20 belajar, tutor, widyaiswara, fasiliator,
Tahun 2003 Pasal 1 butir 6, “keberadaan dan instruktur”. Guru bimbingan dan
konselor dalam Sistem Pendidikan konseling atau yang sekarang disebut
Nasional dinyatakan sebagai salah satu konselor merupakan pendidik yang

Rendra Khaldun | 29
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

bertanggung jawab penuh terhadap konseling, mengevaluasi proses dan


kegiatan bimbingan dan konseling hasil kegiatan layanan bimbingan
bagi peserta didiknya. Hal ini sejalan dan konseling, menganalisis hasil
dengan Peraturan Bersama Menteri evaluasi, melaksanakan tindak lanjut
Pendidikan Nasional dan Kepala Badan berdasarkan hasil analisis evaluasi,
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/ mengadministrasikan kegiatan
PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 bimbingan dan konseling, dan
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan mempertanggungjawabkan tugas dan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya kegiatan kepada koordinator guru
Pasal 1 yang menyebutkan bahwa pebimbing.22
“Guru bimbingan dan konseling atau Secara lebih khusus konteks
konselor adalah guru yang mempunyai tugas guru BK pada jalur pendidikan
tugas, tanggung jawab, wewenang, formal khususnya jenjang sekolah
dan hak secara penuh dalam kegiatan menengah merupakan habitat yang
bimbingan dan konseling terhadap paling subur, karena dijenjang ini guru
sejumlah pendidik.” Lebih lanjut BK dapat berperan secara maksimal
menurut Winkelkonselor sekolah dalam memfasilitasi peserta didik
adalah tenaga professional, yang mengaktualisasikan segala potensi
mencurahkan seluruh waktunya pada yang dimilikinya. Hanya saja, terdapat
pelayanan bimbingan (full-time guidance perbedaan yang khas antara peran serta
counselor).21 guru BK yang menggunakan proses
Adapun tugas-tugas guru BK/ pengenalan diri konseli sebagai konteks
konselor menurut Mugiarso yaitu: layanan dalam rangka menumbuhkan
memasyarakatkan kegiatan bimbingan kemandirian mereka mengambil
dan konseling, merencanakan sendiri berbagai keputusan penting
program bimbingan dan konseling, dalam perjalanan hidupnya yang
melaksanakan persiapan kegiatan berkaitan dengan pendidikan maupun
bimbingan dan konseling, tentang pemillihan, penyiapan diri
melaksanakan layanan pada berbagai serta kemampuan mempertahankan
bidang bimbingan terhadap sejumlah karir, dengan bekerja sama secara
siswa yang menjadi tanggung isi-mengisi dengan guru yang
jawabnya, melaksanakan kegiatan menggunakan mata pelajaran
pendukung layanan bimbingan dan sebagai konteks layanan dengan
Winkel, W.S & M.M Sri Hastuti,Bimbingan
21

dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: 22


Mugiarso, Heru, dkk. Bimbingan & Konseling
Media Abadi, 2006), 172. di Sekolah, (Semarang: UNNES Presss, 2009), 114.

30 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

menyelenggarakan pembelajaran yang jawab, wewenang, dan hak secara


mendidik, yaitu pembelajaran yang penuh dalam kegiatan bimbingan
sekaligus berdampak mendidik. dan konseling terhadap sejumlah
Menurut Peraturan Bersama pendidik.
Menteri Pendidikan Nasional dan Kegiatan layanan bimbingan
Kepala Badan Kepegawaian Negara dan konseling merupakan kegiatan
Nomor 03/V/PB/2010 Nomor professional, yang hanya bisa
14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk dilakukan oleh konselor yang sudah
Pelaksanaan Jabatan Fungsional terlatih dan menguasai secara teoritis
Guru dan Angka Kreditnya Pasal dan praksis tentang bimbingan dan
1 menyebutkan ada tiga jenis guru konseling. Sifat layanan profesional
yaitu:23 mensyaratkan konselor dalam
memberikan layanan bantuan kepada
a. Guru kelas adalah guru yang
konseli, harus menguasai term-term
mempunyai tugas, tanggung jawab,
mengenai kepribadian dan tugas-
wewenang, dan hak secara penuh
tugas perkembangan dan mampu
dalam proses pembelajaran seluruh
mengoperasionalkan kegiatan
mata pelajaran di kelas tertentu di
instrumentasi sebagai langkah awal
TK/RA/BA/TKLB dan SD/MI/
dalam memberikan layanan bimbingan
SDLB dan yang sederajat, kecuali
dan konseling.
mata pelajaran pendidikan jasmani
dan kesehatan serta pendidikan Tugas perkembangan yang harus
agama dicapai seseorang berbeda untuk setiap
tahapnya. Havigust membagi tugas
b. Guru mata pelajaran adalah guru
perkembangan sebagai berikut:24
yang mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara 1) Tugas perkembangan anak usia SD
penuh dalam proses pembelajaran a) Mempelajari keterampilan fisik
pada satu mata pelajaran tertentu untuk keperluan sehari-hari
di sekolah/madrasah. b) Membentuk sikap positif/sehat
c. Guru bimbingan dan konseling terhadap dirinya
atau konselor adalah guru yang c) Belajar bergaul/bekerja dengan
mempunyai tugas, tanggung teman sebaya
Iqbal, Muhammad. 2009. Bimbingan dan
23

Konseling di Sekolah. Online. http://muhamadqbl. 24


Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling
bl og s p o t . c o m / 2 0 0 9 / 0 5 / b i m b i n g a n - d a n - Berbasis Kompetensi : Orientasi Dasar Pengembangan
konseling-di-sekolah.html. Diunduh tanggal 02 Profesi Konselor, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 119-
Desember 2015. 121.

Rendra Khaldun | 31
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

d) Belajar peran sosial sesuai jabatan


dengan jenis kelamin/gender g) Mengembangkan konsep-
e) Mengembangkan keterampilan konsep dan keterampilan
dasar dalam membaca, menulis, intelektual yang diperlukan
berhitung sebagai warga Negara
f ) Mengembangkan konsep- h) Menghendaki dan mencapai
konsep yang diperlukan bagi kemampuan bertindak secara
kehidupan sehari-hari bertanggung jawab
g) Mengembangkan kata hati, i) Mengembangkan system nilai
moralitas, dan system nilai dan etika sebagai pegangan
sebagai suatu pedoman hidup bertindak
h) Belajar menjadi pribadi yang 3) Tugas perkembangan Mahasiswa
mandiri a) Mengembangkan kompetensi
i) Mengembangkan sikap positif (intelektual, fisik, sosial)
terhadap kelompok dan b) Mengelola emosi
lembaga sosial 1) Mengenal dan menyadari
j) Mengembangkan konsep diri emosi sendiri
yang sehat. 2) Mengenal dan menangkap
2) Tugas perkembangan usia Remaja emosi orang lain
a) Mengembangkan hubungan- 3) Mengontrol emosi
hubungan yang lebih matang c) Bergerak dari otonomi kea rah
dengan teman sebaya dari kedua interdependensi
jenis
1) Kemandirian emosional dari
b) Mencapai suatu peranan sosial orangtua/sebaya/orang
sebagai pria atau wanita lain
c) Menerima dan menggunakan 2) Mengarahkan diri
fisiknya secara efektif
d) Mengembangkan kematangan
d) Mencapai kebebasan emosional hubungan interpersonal
dari orang tua/orang lain
1) Toleransi dan apresiasi
e) Mencapai kebebasan terhadap perbedaan
keterjaminan ekonbomis
2) Kemampuan untuk
f ) Memilih dan mempersiapkan berhubungan secara akrab
diri untuk suatu pekerjaan/
e) Membangun identitas diri

32 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

1) Kepuasan terhadap g) Mengembangkan integritas


penampilan dan kondisi 1) Menelaah nilai-nilai pribadi
badan 2) Berpikir kritis
2) Kepuasan dan kesusaian
atas orientasi gender dan D. Penutup
seksual
Peningkatan profesionalitas
3) Kesadaran diri secara sosial, tenaga konselor yang bergerak di
historis dan buadya institusi pendidikan, hendaknya dapat
4) Klasifikasi konsep diri dilaksanakan dengan berbagai strategi,
melalui peran sosial dan baik yang sifatnya intrernal maupun
gaya hidupn eksternal. Strategi yang sifatnya internal
5) Kesadaran akan respon dapat diaktualisasikan dalam bentuk
orang lain terhadap dirinya peningkatan motivasi, kreativitas,
6) Penerimaan diri, dan harga mengembangkan kecerdasan
diri interpersonal dan intrapersonal serta
7) Stabilitas dan integritas pemahaman keragaman budaya
pribadi konseli, agar tidak terjadi bias budaya
antara konselor dengan konseli.
f ) Mengembangkan tujuan hidup
Sedangkan strategi yang sifatnya
1) Mencapai keterampilan eksternal dapat diimplementasikan
dalam sutu bidang pilihan dengan mengembangkan jalinan
2) Memilih kegiatan yang kerjasama dengan berbagai tenaga
sesuai dengan tujuan/cita- ahli, dan intansi terkait serta
cita memprogramkan kegiatan-kegiatan
3) Memelihara motivasi untuk workshop, pelatihan dan kegiatan-
mencapai tujuan/cita-cita kegiatan lainnya, yang dipandang dapat
4) Mengembangkan kesadaran mensuport peningkatan kompetensi
akan tujuan hidup konselor.
5) M e n g e m b a n g k a n Penguasaan asesmen menjadi
perencanaan karir, cita-cita keterampilan inti yang harus dimiliki
diri, dan komitmen keluarga oleh tenaga konselor. Dikarenakan,
dan interpersonal semakin baik dalam menilai kebutuhan
dan masalah yang dialami konseli,

Rendra Khaldun | 33
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

maka semakin tepat layanan yang akan menurun, dan menciderai nilai-nilai
diberikan kepada konseli. Sebaliknya, profesionalitas. Sehingga menjadi
apabila konselor salah dalam menilai sebuah keniscayaan seorang konselor
kebutuhan dan permasalahan konseli, harus selalu memperkaya diri dengan
maka hal ini akan berimplikasi pada penguasaan berbagai instrument tes
kesalahan (deviasi) dalam melakukan dan non tes, yang dapat digunakan
treatmen. Kesalahan dalam melakukan dalam mendeskripsikan kebutuhan dan
treatmen akan berimplikasi juga pada memahami permasalahan konseli.
integritas konselor yang semakin

34 | Kompetensi Profesional Guru


Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

Daftar Pustaka J.M. Echols dan Shadily, Kamus Ingris


Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling: Bahasa Indonesia, ( Jakarta: PT
studi & karir, (Yogyakarta: C.V Gramedia Jakarta, 2010)
ANDI OFFSET, 2010) Mamat Supriatna, Bimbingan dan
Danielt T. Sciarra, School Counseling, Konseling Berbasis Kompetensi:
(Australia: Thomson Learning, Orientasi Dasar Pengembangan
2004) Profesi Konselor, ( Jakarta: Rajawali
Pers, 2011)
Departemen Pendidikan Nasional,
Penataan Pendidikan Profesional Mugiarso, Heru, dkk. Bimbingan &
Konselor dan Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah, (Semarang:
dan Konseling dalam Jalur UNNES Presss, 2009)
Pendidikan Formal, 2008 Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis
Depdiknas, Standar Kompetensi Guru Kompetensi Konsep, Karakteristik,
Pemula Sekolah Lanjutan Pertama/ dan Impelentasi, (Bandung: Remaja
Sekolah Menengah Atas, Dirjen Rosdakarya, 2002)
Dikti, (Direktorat Pembinaan Peraturan Menteri Pendidikan
Pendidikan Tenaga Kependidikan Nasiona Nomor 27 Tahun 2008,
dan Ketenagaan Perguruan Standar Kualifikasi Akademik dan
Tinggi, 2006) Kompetensi Konselor
Eti Nurhayati, Bimbingan Konseling dan Prihadi, Syaiful F. Assessment Centre:
Psikoterapi Inovatkaif, (Yogyakarta: Identifikasi, Pengukuran, dan
Pustaka Pelajar, 2011) Pengembangan Kompetensi,
Hardin L.K. Colemen dan Christine ( Jakarta: Gramedia Pustaka
Yeh, Handbook Of School Utama, 2004)
Counseling, (New York: Taylor & Robert L. Gibson & Marianne
Francis e-Library, 2011) H. Mitchell, Bimbingan dan
Hamza B. Uno, Profesi Kependidikan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka
Problem, Solusi, dan Reformasi di Pelajar, 2011)
Indonesia, ( Jakarta: Bumi Aksara, Syamsu Yusuf, fam Nani M. Sughandi,
2007) Perkembangan Peserta Didik,

Rendra Khaldun | 35
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 1, Juni 2016

( Jakarta: PT Raja Grafindo, Tohirin, Bimbingan dan Konseling di


2011) Sekolah/Madrasah, ( Jakarta: PT
Syariful Bahri Djamarah, Psikologi Raja Grafindo Persada, 2007)
Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, Winarno Surakhmad, Pengantar
2002) Penelitian Ilmiah Dasar Metode
Tekhnik, (Bandung: Tarsito, 1990)

36 | Kompetensi Profesional Guru

You might also like