You are on page 1of 13

Penerapan Model Student-Centered Learning di Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan

Elizar1

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


STKIP Muhammadiyah Kotabumi

Abstract

Teaching model is important componen in education system. It helps education process in


implementing the aim of education effectively an effeciently. So, every education must also
be creative in selecting and using education model. Based on the past and todays
experiences, quality of education in Indonesia showed that the quality of teaching and
learning process done by teachers and students was still low. Learning paradigm still
focused on a teacher only (teacher centered learning) that caused learning process
unattractive and monotonous. There were some factors that made difficult to change
teacher paradigm in teaching and learning activity, namely teacher’s low commitment and
skill in implementing active teaching-learning process. Therefore, teachers training
institution (LPTK) should prepare the students to have skills in implementing active
teaching and learning. One of some efforts that could be done to improve students’ skill, as
prospective teachers, in implementing an active learning was that by implementing SCL
(Student Centered Learning). It covered modelling a lecturer as a model in implementing
active learning in the class and it integrates active learning in small group discussion,
role-play and simulation, case study, discovery learning, self-directed learning, cooperative
learning, colloborative learning, contextual learning, project based learning, problem based
learning and inquiry.
Kata Kunci: student teacher centered learning, teaching model.

A. PENDAHULUAN pembelajaran, fungsi utama guru adalah


Guru merupakan agen meningkatkan mutu pendidikan nasional
pembelajaran dan merupakan kunci (UU No.14 tahun 2005).
utama keberhasilan pendidikan, sehingga Dalam rangka memenuhi
tidak mengherankan jika kemudian guru tuntutan Undang-undang tersebut, maka
menjadi pihak yang dianggap paling pemerintah menetapkan empat
bertanggung jawab terhadap baik- kompetensi yang harus dimiliki oleh
buruknya kualitas pendidikan. Secara guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu
formal guru merupakan adalah sosok kompetensi pedagogik, kompetensi
terdepan dalam upaya pendidikan dan profesional, kompetensi kepribadian dan
pembelajaran. Sebagai agen kompetensi sosial (PP No.19 tahun

1 Tenaga Pengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Kotabumi
Jurnal Edukasi Lingua Sastra Volume 15 Nomor 2, September 2017

2005 Bab VI pasal 28 , UU No.14 memperoleh pelatihan pembelajaran


tahun 2005 Bab IV pasal 10). Pada aktif ternyata tidak berubah ketika
kompetensi profesional, seorang guru kembali ke kelas masing- masing,
diharapkan mampu menguasai pelajaran mereka tetap saja asyik dengan metode
sesuai bidang keilmuannya. Kemudian ceramah yang selama ini telah
pada kompetensi pedagogik dituntut dilakukannya. Rendahnya komitmen
pula kemampuan guru untuk dapat ini ternyata dipengaruhi oleh
pembelajaran dengan baik. Kompetensi paradigma guru dalam memandang
kepribadian ditunjukkan dengan pembelajaran itu sendiri, di mana
kepribadian yang mantap, berakhlak pembelajaran dipandang sebagai transfer
mulia, arif, berwibawa dan menjadi pengetahuan. Oleh karenanya guru harus
teladan bagi peserta didik. Sedangkan sebanyak mungkin menyampaikan
kompetensi sosial menuntut guru informasi dan pengetahuan kepada
mampu berkomunikasi secara efektif dan peserta didik, dan cara yang paling
efisien dengan peserta didik dalam mudah dan efektif menurut mereka
rangka mewujudkan tujuan adalah dengan ceramah. Paradigma
pembelajaran. seperti inilah yang hingga saat ini
Beberapa hasil kajian dari dalam menghambat jalannya penerapan
implementasi program pembelajaran di pembelajaran aktif di sekolah.
kelas, ternyata masih banyak yang Merubah paradigma guru tidak
belum memiliki keterampilan dalam semudah seperti membalikkan telapak
mengelola pembelajaran dengan baik, tangan. Guru yang sudah berpuluh tahun
mulai dari mendesain kegiatan mengajar dengan metode ceramah satu
pembelajaran, mengelola pembelajaran, arah dan berpusat pada guru (teacher
hingga melakukan evaluasi dan centered learning, disingkat TCL ) tentu
perbaikan terhadap pembelajaran yang akan sulit berubah menjadi pembelajaran
dilakukan. Gambaran ini menunjukkan berpusat pada siswa (student centered
rendahnya kompetensi yang dimiliki learning, disingkat SCL ) dalam waktu
oleh guru (Depdiknas, 2004:4). sekejap. Alternatif yang dapat
Ada banyak faktor yang diupayakan yaitu melalui penataan
menyebabkan kondisi di atas, salah penyelenggaraan lembaga pendidikan
satunya adalah rendahnya komitmen calon guru di Lembaga Pendidikan
dalam menerapkan pembelajaran aktif. Tenaga Kependidikan (LPTK) itu
Banyak guru yang meskipun telah sendiri. Lewat institusi ini dapat

8
Penerapan Model Student-Centered Learning Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Elizar)

dilakukan dan dibenahi dan ditingkatkan Ada 10 dasar kompetensi dosen


kualitas pembelajaran di kelas selama yang harus di miliki oleh dosen sebagai
masa persiapan mahasiswa sebagai calon syarat menjadi dosen yang profesional di
guru. Dalam hal ini peningkatan kualitas LPTK yaitu :
pembelajaran dapat diupayakan melalui 1. Menguasai bahan (mata kuliah yang
implementasi model mengajar yang diajarkan)
sesuai dengan materi pembelajaran yang 2. Mengelola program belajar mengajar
akan disampaikan dan tujuan yang (dari persiapan perangkat mengajar
hendak dicapai, sehingga diharapkan sampai melaksanakan program belajar
dapat meningkatkan kemampuan lulusan mengajar)
sebagai calon guru yang relevan dan 3. Mengelola kelas (mengatur tata ruang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kelas dan menciptakan iklim belajar
stakeholders sebagai penguna lulusan mengajar yang sesuai)
LPTK. 4. Menggunakan media dan sumber belajar
Di era globalisasi yang ditandai (mengenal, memilih dan menggunakan
dengan kompetisi antar perguruan tinggi media yang bervariatif, membuat alat-
demikian ketat, dengan berbagai alasan alat bantu pelajaran yang sederhana,
mencakup kompetensi dan ketrampilan menggunakan dan mengelola
dosen dalam mengelola pembelajaran atau laboratorium,perpustakaan,dan micro-
perkuliahan akan mempengaruhi minat teaching yang disesuaikan dengan
belajar bagi para mahasiswa dan bidang studi yang diajarkannya)
capaian pembelajarannya. Kualitas 5. Menguasai landasan-landasan
seorang dosen sangat dibutuhkan dalam kependidikan
memberikan kuliah terutama dalam 6. Mengelola interaksi belajar-mengajar
mengelola pembelajaran. Dengan 7. Menilai prestasi mahasiswa untuk
kata lain kompetensi diri seorang kepentingan pembelajaran
dosen sangat mempengaruhi minat 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan
belajar bagi para mahasiswanya dan bimbingan dan penyuluhan
capaian pembelajarannya. Dosen di 9. Mengenal dan menyelenggarakan
LPTK haruslah memiliki kompetensi yang administrasi sekolah
handal karena tugas yang diemban cukup 10. Memahami prinsip-prinsip dan
berat. Peran dosen sangat penting untuk menafsirkan hasil-hasil penelitian
meningkatkan kualitas lulusan sebagai pendidikan guna keperluan
calon guru. pembelajaran. (Usman, 2012:74)

9
Jurnal Edukasi Lingua Sastra Volume 15 Nomor 2, September 2017

Setiap dosen memiliki pengalaman kelas untuk mempersiapkan sumber daya


dan pemahaman yang berbeda tentang manusia abab 21 (Mulyasa, 2012:22) . Hal
hakekat mengajar, setidaknya ada ini diperlukan guna lebih membekali
beberapa cara para dosen dalam kemampuan peserta didik menghadapi
melaksanakan perannya. Setiap cara itu tantangan hidup dikemudian hari secara
memiliki implikasi terhadap bagaimana mandiri, percaya diri, cerdas, kritis,
seharusnya mahasiswa belajar dan rasional dan kreatif.
bagaimana seharusnya dosen mengajar. Dalam konteks persiapan sumber
daya manusia abad 21 harus lebih
mengacu pada konsep belajar yang
B. PEMBELAJARAN DI LPTK dicanangkan oleh komisi UNESCO
yang mencakup: learning to think,
LPTK sebagai perguruan tinggi learning to do, learning to be dan
harus mengembankan pembelajaran bagi learning to life together (Sudarminto,
para dosen dengan cara menyegarkan 2010). Model pembelajaran yang
kembali prinsip pembelajaran agar proses diperlukan adalah yang memungkinkan
pembelajaran menjadi lebih kreatif, terbudayakannya kecakapan berfikir
inovatif dan menyenangkan bagi kedua ilmiah, kemampuan berfikir kreatif, dan
belah pihak dosen sebagai pendidik dan mampu menghasilkan kemampuan untuk
mahasiswa sebagai calon guru. Korelasi belajar, bukan saja diperolehnya
antara dosen dan mahasiswa yang sejumlah pengetahuan, keterampilan,
dimaksud, agar mahasiswa aktif dan mau dan sikap (Zamroni, 2010).
berpartisipasi dalam proses pembelajaran LPTK sebagai lembaga pencetak
untuk mencapai prestasinya, dalam arti perosil-personil yang akan bertugas dalam
mahasiswa bukan aktif hanya sekedar kancah pendidikan dan berhubungan
mengerjakan tugas semata tetapi turut serta langsung dengan siswa kelak tentunya
berpartisipasi dalam proses perkuliahan dapat mempersiapkan calon-calon guru
sebagai ajang latihan berbicara di depan yang handal dan dapat menjawab semua
forum kelas. harapan-harapan di atas. Zaini (2012:17 )
Perkembangan IPTEKS di era mengemukakan bahwa dalam
globalisasi secara tidak langsung telah mempersiapkan calon guru, dosen di
menuntut adanya paradigma baru dalam LPTK dalam melaksanakan perannya
dunia pendidikan yakni perlunya dalam perkuliahan sesuai dengan sudut
perubahan orientasi proses pembelajaran di

10
Penerapan Model Student-Centered Learning Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Elizar)

pandang tentang proses pembelajaran yang teknik mengajar, menurut pandangan


dilakukannnya. tersebut, merupakan dasar yang cukup
Secara umum sebagian besar dosen untuk meningkatkan pengajaran.
memandang bahwa tugas mengajar adalah Selanjutnya fokus perhatian tentang
menyampaikan materi yang otoritatif atau pembelajaran dipandang pula bahwa
mendemonstrasikan prosedur-prosedur kegiatan mengajar dan belajar sebagai dua
pembelajaran yang telah didesainnya. sisi yang tidak terpisahkan seperti sebuah
Dalam hal ini pandangan tentang mengajar koin. Mengajar, mahasiswa, dan materi
diambil dari anggapan bahwa dosen adalah yang akan dipelajari terkait satu dengan
sumber informasi yang tidak terdistorsi, yang lain oleh sebuah sistem. Mengajar
sedangkan mahasiswa adalah penerima dipahami sebagai sebuah proses kerjasama
yang pasif. Pandangan terhadap aktivitas dengan mahasiswa untuk membantu
pengajaran seperti ini jika dianut oleh mengubah pemahaman mereka. Dengan
dosen akan mengakibatkan kegagalan kata lain, mengajar adalah membantu
belajar mahasiswa. Dosen-dosen tersebut mahasiswa belajar. Mengajar menyangkut
mengaktualisasikan hubungan antara apa upaya menemukan kesalahpahaman
yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai mahasiswa, mendorong perubahan, dan
sesuatu yang secara instrinsik tidak menciptakan situasi atau konteks belajar
bermasalah dan menganggap bahwa yang dapat mendorong mahasiswa agar
semua masalah belajar berasal dari luar secara aktif bergelut dengan materi
diri dosen. perkuliahan.
Pandangan lain, kegiatan Pada hakikatnya pembelajaran
pembelajaran bergeser dari dosen ke calon guru di LPTK jika dicermati terlihat
mahasiswa. Mengajar dipandang sebagai penekanannya pada konsep “adult
kegiatan supervisei, proses yang learning” atau prinsip belajar orang
melibatkan teknik-teknik yang didesain dewasa yang menjadikan pengalaman
untuk menjamin mahasiswa belajar. sebagai guru, dikenal juga dengan
Penguasaan materi secara otoritatif penting experiental learning atau belajar
oleh dosen hanya menjadi latar belakang berdasarkan pengalaman. Ramadhani
(background). Meningkatnya mutu (2009:6) mengemukakan prinsip belajar
pengajaran menurut pandangan ini adalah berdasarkan pengalaman ini digunakan
menambah daftar strategi dan model untuk menjelaskan proses belajar yang
mengajar, bukan mengubah cara pandang dialami di dalam kehidupan sehari-hari
dan pemahaman dosennya. Mempelajari dan dapat diterapkan di perguruan tinggi.

11
Jurnal Edukasi Lingua Sastra Volume 15 Nomor 2, September 2017

Sylvi (2009: 16) mengemukakan menumbuhkan kesadaran mahasiswa


ada beberapa faktor yang mendukung bahwa belajar itu penting. Untuk itu dosen
model pembelajaran ini di perguruan harus memiliki kompetensi akademik,
tinggi adalah sebagaiberikut. kepribadian dan social dan profesional
1. Perubahan secara global meliputi dalam tampilannya..
persaingan yang semakin ketat Dosen dapat pula dijadikan sosok
diikuti dengan perubahan orientasi yang menjadi model bagi mahasiswa.
lembaga pendidikan, yakni Dalam perkuliahan di LPTK, dosen harus
perubahan persyaratan kerja. berperan sebagai teladan dan motivator
2. Masalah semakin kompleks bagi mahasiswa calon guru, menjadi agen
sehingga perlu disiapkan lulusan pengembangan pengetahuan, dan
yang mempunyai keahlian di luar perubahan serta mampu mengarahkan
bidang studinya. mahasiswa. Selain menjadi pentransfer
3. Perubahan cepat di segala bidang ilmu, dia juga harus mampu memberikan
kehidupan sehingga diperlukan wawasan tentang perkuliahan yang akan
kemampuan generik atau disampaikan; menjadi mediator, fasilitator,
transferabel skill. dan sekaligus dinamisator bagi
4. Kurikulum yang masih berbasis mahasiswanya agar mereka memiliki
content yang memerlukan motivasi yang tinggi untuk belajar dan
penyesuaian dengan arah membekali diri untuk menjadi guru kelak.
kebijakan pengembangan Peran yang harus dilakukan oleh
perguruan tinggi dari model mahasiswa di LPTK dalam kegiatan
berpusat pada guru-menuju belajar mengajar adalah dengan aktif
pembelajaran yang berpusat pada mencari materi-materi yanag sesuai
siswa. dengan topik-topik perkuliahan. Karena
Sisi lain yang perlu juga dicermati dengan mengikuti perkuliahan mahasiswa
dosen di perguruan tinggi, khususnya di harus mempunyai bekal atau persiapan
LPTK adalah dalam penentukan strategi untuk didiskusikan di kelas. Dengan
yang tepat perlu dipersiapkan segala demikian, mahasiswa harus memiliki
sarana dan prasarana yang diperlukan. kemandirian tidak selalu bergantung pada
Kemudian tak kalah pentingnya dalam dosen. Karena yang didapat dari dosen itu
penyampaian materi pembelajaran, dosen sebenarnya hanyalah sebagian kecil saja
harus memiliki antusiasme yang tinggi, dari ilmu pengetahuan yang mahasiswa
artinya penuh semangat sehingga dapat peroleh. Kegiatan ini mengacu pada

12
Penerapan Model Student-Centered Learning Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Elizar)

penerapan pembelajaran yang lebih diingat, dihafal yang suatu waktu akan
berfokus pada mahasiswa (Student ditanya dan evaluasi oleh dosen.
Centered Learning) dan berangsur Di LPTK selama ini
mengurangi pembelajaran yang penyelenggaraan pembelajaran berfokus
menjadikan dosen sebagai sentral kegiatan pada dosen lebih menekankan kepada
pembelajaran (Teacher Centered tujuan pembelajaran berupa penambahan
Learning) pengetahuan, sehingga belajar dilihat
sebagai proses “meniru” dan mahasiswa
C. MODEL PEMBELAJARAN KLASIK dituntut untuk dapat mengungkapkan
DI LPTK kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
melalui kuis atau tes terstandar.
Pada pembelajaran tipe klasik, Pembelajaran berfokus pada dosen
kegiatan dosen di LPTK yang utama menekankan pada resitasi konten, tanpa
adalah menerangkan dan mahasiswa memberikan waktu yang cukup kepada
mendengarkan atau mencatat apa yang mahasiswa untuk merefleksi materi-materi
disampaikannya. Mahasiswa harus yang dipresentasikan, menghubungkannya
mengikuti cara belajar yang dipilih oleh dengan pengetahuan sebelumnya, atau
dosen, dengan patuh mempelajari urutan mengaplikasikannya kepada situasi
yang ditetapkan dan tidak banyak kehidupan nyata yang bakal dihadapi
mahsiswa yang mampu untuk menyatakan mahasiswa.
pendapatnya. Situasi perkuliahan Penyelenggaraan
didominasi oleh segelintir mahasiswa yang pembelajaran berfokus pada pendidik ini
berkemampuan lebih. Pembelajaran lebih sering menggunakan
selama ini hampir tidak pernah dituntut modus telling (pemberian informasi),
untuk mencoba strategi dan cara ketimbang modus demonstrating
(alternatif) sendiri dalam memecahkan (memperagakan) dan doing direct
masalah. Pengajaran model seperti itu performance (memberikan kesempatan
sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan untuk menampilkan unjuk kerja secara
ber-“gaya bank” (banking concept of langsung). Dalam perkataan lain, dosen
education) atau dikenal juga dengan lebih sering menggunakan strategi atau
transfers is knowledge. Penyelenggaraan metode ceramah dan atau drill dengan
pembelajaran hanya dipandang sebagai mengikuti urutan materi dalam kurikulum
suatu aktivitas pemberian informasi yang secara ketat. Dosen berasumsi bahwa
harus “ditelan” seseorang yang wajib keberhasilan program pembelajaran dilihat

13
Jurnal Edukasi Lingua Sastra Volume 15 Nomor 2, September 2017

dari ketuntasannya menyampaikan seluruh dan kondisi agar mahasiswa dapat


materi yang ada dalam kurikulum. memproses informasi dengan lebih mudah
Penekanan aktivitas belajar lebih banyak dan cepat dipahami sekaligus melekat
pada pemahanan bahan ajar melalui buku dalam ingatan mereka. Di sinilah dosen
teks, hand out atau diktat dan kemampuan harus memperkenalkan berbagai model
mengungkapkan kembali hal-hal yang dan strategi belajar dan mengajar kepada
sudah ditugaskan untuk dipelajari dari mahasiswa.
semua bahan ajar yang diberikan. Dalam penerapan model dan strategi
Pada dasarnya pembelajaran tersebut dosen harus
pembelajaran berfokus pada dosen berkomunikasi secara efektif dengan
merupakan sebuah praktik yang mahasiswa untuk menciptakan suasana
mekanistik dan diredusir menjadi dialogis secara bebas yanag dapat
pemberian informasi. Dalam kondisi ini, merangsang semangat belajar mahasiswa.
dosen memainkan peran yang sangat Dosen harus berperan sebagai teladan dan
penting karena mengajar dianggap motivator bagi peserta didik, menjadi agen
memindahkan pengetahuan ke orang yang pengembangan pengetahuan, dan perubahan
belajar. Dengan kata lain, penyelenggaraan serta mampu mengarahkan mahasiswa.
pembelajaran dianggap sebagai model memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
transmisi pengetahuan. Dalam model ini, Student Center Learning (SCL)
peran dosen adalah menyiapkan dan sebagai alternatif dalam pembelajaran
mentransmisi pengetahuan atau informasi dan interaksi edukatif merupakan
kepada mahasiswa. Sedangkan peran para model pembelajaran yang lebih
mahasiswa adalah menerima, menyimpan, edukatif dan inovatif berorientasi pada
dan melakukan aktivitas-aktivitas lain kegiatan mahasiswa. Peran dosen
yang sesuai dengan informasi yang dalam proses pembelajaran model SCL
diberikan oleh dosen yang mengampu memiliki peran yang penting, meliputi:
perkuliahan. 1. Bertindak sebagaifasilitator dalam
proses belajar mengajar.
D. PENERAPAN STUDENT CENTER 2. Mengkaji kompetensi matakuliah
LEARNING DI LPTK yang perlu dkuasai mahasiswa di
akhir pembelajaran.
Di LPTK, sebagai pencetak calon 3. Merancang strategi dan lingkungan
tenaga guru, dosen sebagai pendidik dan pembelajaran yang dapat
pengajar harus dapat menciptakan situasi menyediakan bergam pengalaman

14
Penerapan Model Student-Centered Learning Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Elizar)

belajar yang diperlukan mahasiswa seperti analisis, sintesis dan


dalam rangka mencapai kopetensi evaluasi., baik secara individu
yang dituntut mata kuliah. maupun kelompok.(Depdiknas,
4. Membantu mahasiswa mengakses 2004:37)
informasi, menata dan Keberhasilan SCL, selain menjadi
mmeprosesnya untuk dimanfaatkan tanggung jawab dosen di LPTK tentu nya
dalam pemecahan permaslahan memerlukan pula inisiatif dan upaya
sehari-hari. bersama dari pihak mahasiswa.
5. Mengidentifikasi dan menetukan Keberhasilan pembelajaran yang ditandai
pola penilaian hasil belajar dengan efektivitas dan efesiensi
mahasiswa yang elevan dengan pengelolaannya oleh dosen. Mahasiswa
kompetensi yang diukur. komponen penting dalam pengelolaan
(Depdiknas, 2004:37) tersebut yang harus berkoloborasi dan
Dalam pelaksanaan model menunjukkan minat dan motivasi untuk
pembelajaran SCL mahasiswa mencapai hasil pembelajaran yang
mempunyai peranan yang tidak maksimal. Froe dan Lee dalam
kalah penting karena mahasiswa Supriyoko (2008:6) mengemukakan
termasuk salah satu yang ikut bahwa keberhasilan mahasiswa di
menentukan proses pembelajaran perguruan tinggi yang dapat dijadikan
model ini berhasil atau tidak. Peran penunjang untuk keberhasilan SCL
mahasiswa adalah sebagai berikut. diantaranya dibarengi dengan hal hal-hal
1. Mengkaji kompetensi berikut ini.
matakuliah yang dipaparkan 1. Lakukan studi terhadap suatu mata
dosen. kuliah atau bahan pelajaran pada waktu
2. Mengkaji strategi pembelajaran yang sama setiap hari, apabila
yang ditawarkan dosen. mungkin.
3. Membuat rencana pembelajaran 2. Jangan belajar sewaktu keadaannya
untuk mata kuliah yang diikuti terlalu santai.
4. Belajar secara aktif dengan cara 3.Hindarkan studi yang serius setelah
mendengarkan, membaca, kenyang makan.
menulis, diskusi, dan terlibat 4 Berbuatlah sesuatu ketika belajar;
dalam pemecahan maslah serta misalnya menulis, membuat catatan-
lebih penting lagi terlibat dalam catatan, ringkasan- ringkasan, dan
kegiatan berpikir tingkat tinggi, sebagainya.

15
Jurnal Edukasi Lingua Sastra Volume 15 Nomor 2, September 2017

5. Pergunakan waktu yang cukup untuk urutan; hal ini seringkali justru
belajar; jangan terlalu membatas waktu. akan membuat salah persepsi.
6. Setelah duduk di kursi belajar 22. Belajar tentang masalah-masalah
segeralah pelajaran dimulai untuk yang lebih penting sebaiknya
mempercepat terbentuknya didahulukan sebelum tidur atau
konsentrasi belajar. berekreasi.
7. Sisihkan waktu satu jam/minggu untuk 23. Latihlah kebiasaan belajar tuntas
pengulangan setiap materi mata kuliah. 24. Lakukanlah pekerjaan atau
8. Jangan terlampau banyak kegiatan di eksperimen yang tujuannya jelas di
luar kelas agar tidak menyita waktu laboratorium; misalnya, pertanyakan
belajar. sebenarnya apa diinginkan dalam
12. Sewaktu berada di dalam kelas, satu percobaan.
jangan pikiran melayang-layang ke luar 25. Perhatikan sungguh-sungguh terhadap
kelas. grafik, gambar atau daftar agar
13. Ujilah pengetahuan dan pemahaman persepsi yang dimiliki akan menjadi
anda tentang sesuatu masalah. tuntas.
14. Buatah contoh-contoh terapan materi 26. Perhatikan secara teliti kata-kata baru
yang dipelajari. atau tek-nik-teknik baru sewaktu
15. Carilah kasus-kasus praktis bagi mendengarkan atau membaca.
pengetahuan anda yang baru didapat.
16. Usahakan mempunyai gambaran utuh Selain dosen dan mahasiswa, yang tidak
pada setiap topic. kalah penting lagi peran LPTK itu sendiri.
17. Catatlah dan persiapkan Untuk keberhasilan pembeajaran model
semua tugas belajar. SCL dapat diimplementasikan secara
18. Upayakan kebiasaan belajar dan efektif dan efesien maka perguruan tinggi
motivasi diri untuk mencapai prestasi. LPTK mempunyai peranan sebagai
19. Hubungkan pengetahuan baru dengan berikut.
pengalaman terdahulu; 1. Mengkaji kurikulum, program
20. Bagilah kegiatan belajar anda untuk pembelajaran dan sistem penilaian hasil
semua mata kuliah sehingga masing- belajar yang mengacu pada SCL;
masing akan mendapatkan 2. Membuat kebijakan tentang sosialisasi
kesempatan secara proporsional. dan penerapan SCL di institusinya.
21. Jangan melakukan studi terhadap 3. Menciptakan lingkungan belajar yang
bahan-bahan yang sejenis dalam satu kondusif untuk terlaksananya SCL

16
Penerapan Model Student-Centered Learning Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Elizar)

dengan menciptakan networking banyak, tersedianya tempat yang nyaman


dengan dunia kerja, lembaga-lembaga untuk berdiskusi, terjadinya kelompok-
masyrakat, atau instansi yang terkait. kelompok dan interaksi multi-angkatan.
4. Membenahi pola pikir (mindset) para Dan yang tak kalah pentingnya pula
dosen dan pengelola program adanya keterlibatan dunia bisnis/industri
pendidikan pada umumnya tentang dan masyakat lainnya serta jam buka
pentingnya mengubah paradigma perpustakaan fleksible (Harsono, 2005:17)
mengajar berorientasi pada dosen Pemahaman peran dari ketiga
semata pada pola pembelajaran elemen utama prosses pembelajaran
berorientasi pda mahasiswa, yang sebaaimana diuraikan di atas, akan mampu
dicirikan dengan adanya interaksi mendukung efektivitas metode-metode
positif dan konstruktif antara dosen dan pembelajaran yang masuk dalam
mahasiswa dalam pembangunan klasifikasi model pembelajaran SCL.
pengetahuan. Adapun metode-metode yang dimaksud
5. Melatih dan memberikan dukungan adalah Small group discussion, Role-play
yang enuh kepada para dosen dalam and simulation, Case study, Discovery
menerapkan SCL dalam proses learning, Self-directed learning,
pembelajaran. Cooperative learning, Colloborative
6.Memanfaatkan perencanaan learning, Contextual learning, Project
pembelajaran yang berorientasi SCL, based learning, Problem based learning
yang dikembangkan para dosen, dalam and inquiry (Depdiknas, 2004:36)
pengadaan sarana-prasarana pendukung Penerapan proses pembelajaran
pembelajaran. berbasis SCL pada mahasiswa di LPTK
6. Menciptakan sistem yang dibarengi pula dengan suasana akademik
memunukinkan dosen dan seluruh yang kondusif. Beberapa karakteristik
civitas akademika dapat berkomunikasi yang harus terpenuhi jika sebuah
dan berkoordinasi serta akses terhadap perguruan tinggi menerapkan SCL, yaitu
IT (information technology) adanya berbagai aktivitas dan tempat
(Depdiknas, 2004: 38). belajar dan selain itu yang tak kalah
Beberapa karakteristik berikut juga pentingnya adalah penataan dan
menjadi keharusan dalam pelaksanaan manajemen yang perguruan tinggi yang
SCL yaitu: adanya berbagai aktivitas dan baik akan dapat berkontribusi positif pada
tempat belajar, display hasil karya masa studi mahasiswa, peningkatan IPK,
mahasiswa, terdapat materi belajar yang meningkatkan kemampuan problem

17
Jurnal Edukasi Lingua Sastra Volume 15 Nomor 2, September 2017

solving, dan mempersingkat penyelesaian dan pola pikir mahasiswa yang


tugas akhir. Hal ini bahkan dijadikan dididiknya. Dalam penerapan SCL, salah
indikator yang menunjukkan keberhasilan satu yang paling penting juga bagi dosen
dan kualitas lulusan sebagai calon guru, adalah performance dosen di kelas.
bahkan kualitas sebuah LPTK Bagaimana seorang dosen dapat
menguasai keadaan kelas sehingga
tercipta suasana belajar yang
E. PENUTUP menyenangkan.
Penerapan model pembelajaran SCL Pemahaman tentang karakteristik
memerlukan beberapa strategi yang dapat mahasiswa penting dilakukan, mencakup
dilakukan anatara lain degan mengubah kebiasaan, gaya belajar, minat dan
paradigma dosen tentang sesuatu yang harapan-harapannya setelah belajar.
terlibat dalam proses belajar mengajar, Mahasiswa sebagai calon guru tentunya
yaitu proses belajar tersebut, mengajar, dosen juga akan menjadi model bagi
dan pengetahuan. Dengan adanya mahasiswa nanti jadi guru. Dengan
pengubahan paradigma tersebut, yang demikian model pembelajaran yang
perlu dilakukan lagi adalah melakukan digunakan dosen selain dapat
revisi kurikulum, baik dari segi substansi meningkatkan hasil pembelajaran atau
kurikulum tersebut maupun proses capaian hasil belajar mahasiswa sekaligus
penyampaiannya. Dengan demikian jadi rujukan dan model penerapan SCL di
diharapkan mahasiswa lulusan LPTK yang sekolah jika mahasiswa terjun di
dibiasakan dengan pembelajaran SCL akan lapangan menjadi guru. Akhirnya,
memiliki sikap, pengetahuan dan penerapan SCL dapat dijadikan alternatif
keterampilan sebagai capaian perkuliahan bagi LPTK meningkatkan mutu calon
yang handal. Lulusan LPTK sebagai calon guru, khususnya dalam peningkatan
guru yang sudah memiliki pengalaman kompetensi sebagai tenaga profesional
dalam penerapan SCL yang digunakan dan mutu pendidikan pada umumnya.
dosennya akan diinternalisasinya dan
dijadikan bekal nanti dalam perwujudan
REFERENSI
kompetensi profesionalnya di sekolah.
Dewajani, Sylvi. 2009. Student Cenered
Pada dasarnya dosen adalah
Learning,” materi Lokakarya
seorang pendidik. Pendidik adalah orang Peningkatan Kualitas Teknik
Pembelajaran Student Center
dewasa dengan segala kemampuan yang
Learning. Yogyakarta: Pusat
dimilikinya untuk dapat mengubah psikis

18
Penerapan Model Student-Centered Learning Di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Elizar)

Pengembangan Pendidikan
Universitas Gajah Mada.

Depdiknas. 2004. Tanya Jawab Seputar


Unit danProses Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Harsono. 2005. “Aplikasi SCL dan Proses


Pembelajaran”.
Dalam www.belajar.usd.ac.id/

Mulyasa. 2013. Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan

Ramadhani, Neila. 2009, Ruh Experiental


Learning dalam SCL,” dalam
Http://neila.stafff.ugm.ac.id/?pilih=
lihat&id=10

Sudarminta. J. 2010. Tantangan dan


Permasalahan Pendidikan di
Indonesia Memasuki Milenium
Ketiga. Yogyakarta: Kanisius

Supriyoko. 2008. Kunci Sukses Belajar


di Perguruan Tinggi.Yogyakarta: KR,

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005


tentang Guru dan Dosen

Usman, Nazir. 2012. Manajemen


Peningkatan Mutu Kinerja Guru
(konsep,Tiori dan Model),
Bandung, Cita Pustaka

Zaini, Hisyam. 2012. Desain


Pembelajaran di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN
Sunan Kalijaga.

Zamroni. 2010. Paradigma


Pendidikan Masa Depan.
Yogyakarta: BigrafPublishing

19

You might also like