You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330135642

BAHAN AJAR TEMATIK TERPADU BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING DI


SEKOLAH DASAR

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 777

2 authors:

Rahmi Edwar Firman - Firman


Universitas Negeri Padang Universitas Negeri Padang
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    307 PUBLICATIONS   202 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PERANAN PSIKOLOGI DAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) MENUJU KESEJAHTERAAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN View
project

PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL REMAJA MELALUI LAYANAN INFORMASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS (SMA) View project

All content following this page was uploaded by Rahmi Edwar on 05 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BAHAN AJAR TEMATIK TERPADU BERBASIS MODEL DISCOVERY
LEARNING DI SEKOLAH DASAR

Rahmi Edwar1, Firman Firman2

Jurusan Pendididkan Dasar dan Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu


Pendidikan Universitas Negeri Padang

Email : firman@konselor.org

Abstract
This article aims to conceptually discuss teaching materials based on the Discovery
Learning model in Elementary Schools. This article also aims to show that with a
number of efforts that have been made by the government to shape the character of
children/students through curriculum changes with conventional learning into
scientific learning, but the efforts made have not been able to run optimally.
Especially in teaching materials used by teachers, so that efforts are needed to
improve the learning process, one of which is to develop teaching-based materials
Discovery Learning Model. This model has a conceptually good impact to improve
learning in elementary schools. The Discovery Learning model can be used as a
model that is in line to develop integrated thematic teaching materials for elementary
school students.

Key Word: Teaching Material, Thematic Integreted, Discovery Learning

PENDAHULUAN berbasis kompetensi dirancang untuk


memberikan pengalaman belajar
Kurikulum adalah seperangkat
seluas-luasnya bagi peserta didik
rencana dan pengaturan mengenai
dalam mengembangkan kemampuan
tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang
untuk bersikap, berpengetahuan,
digunakan sebagai pedoman
berketerampilan dan bertindak”.
penyelenggaraan kegiatan
Kurikulum merupakan salah satu unsur
pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang memberikan kontribusi dalam
pendidikan tertentu. Menurut
mutu pembelajaran yang berkualitas.
Kemendikbud (2013:6) “Kurikulum
Untuk meningkatkan mutu Pembelajaran tematik terpadu sering
pembelajaran yang berkualitas, disebut sebagai pembelajaran tematik
perbaikan dan penyempurnaan terintegrasi. Pembelajaran tematik
kurikulum selalu dilakukan secara terpadu awalnya dikembangkan untuk
berkelanjutan seiring dengan tuntutan anak-anak berbakat dan bertalenta
kebutuhan dan kondisi pendidikan. (gifted and talented). Namun pada saat
Perbaikan dan penyempurnaan ini pembelajaran tematik terpadu harus
kurikulum diharapkan dapat dikuasai oleh setiap anak. Pada
menjadikan potensi yang dimiliki dasarnya pembelajaran tematik terpadu
peserta didik dapat berkembang. dikembangkan untuk menciptakan
Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan pembelajaran peserta didik yang aktif
Pendidikan (KTSP) menjadi secara mental membangun
Kurikulum 2013 merupakan suatu pengetahuan yang dilandasi struktur
langkah perubahan yang baik. kognitif yang telah dimilikinya.
Kurikulum 2013 merupakan lanjutan Pada pembelajaran tematik
pengembangan Kurikulum Tingkat terpadu pendidik berperan sebagai
Satuan Pendidikan (KTSP) yang fasilitator dan mediator. Pembelajaran
mencakup kompetensi sikap, tematik terpadu sebagai suatu konsep
pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan beberapa bidang studi
dilaksanakan secara terpadu.Salah satu untuk memberikan pengalaman yang
ciri kurikulum 2013 adalah bersifat bermakna bagi peserta didik.
tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpaduterkait
Pembelajaran tematik terpadu dengan beberapa tema yang
menurut Trianto (2011:154), adalah berhubungan dengan aktifitas yang
“Suatu model pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kehididupan
memadukan beberapa materi sehari-hari. Dalam pembahasannya,
pembelajaran dari berbagai standar tema ditinjau dari berbagai mata
kompetensi dan kompetensi dasar dari pelajaran yang saling berhubungan.
satu atau beberapa mata pelajaran”. Tema dalampembelajaran tematik
terpadu terbagi lagi atas beberapa pembelajaran yang tepat. Model ini
subtema. Satu sub tema terdiri dari bertujuan memberikan pola dan
enam pembelajaran. Satu pembelajaran langkah yang jelas dalam
terdiri dari beberapa mata pelajaran pengembangan materi yang dilakukan.
yang akan dilaksanakan dalam satu Namun agar lebih terarah, materi
proses pembelajaran. Pembelajaran pembelajaran yang dikembangkan
tematik terpadu difasilitasi dengan hendaknya menggunakan model
adanya buku guru dan buku siswa pembelajaran yang sesuai dengan
yang memberikan kemudahan bagi kondisi dan tuntutan peserta didik.
guru ataupun siswa dalam Materi pembelajaran terlebih
melaksanakan kegiatan dalam proses dahulu harus dikembangkan dengan
pembelajaran di kelas. cara melengkapinya dengan utuh
Pembelajaran tematik terpadu dalam bentuk bahan ajar. Bahan ajar
belum cukup apabila hanya bersumber merupakan salah satu sumber belajar
pada buku guru dan buku siswa saja. yaitu segala sesuatu yang
Dalam pembelajaran, guru seharusnya memudahkan peserta didik
memberi kesempatan kepada peserta memperoleh sejumlah informasi
didik untuk belajar lebih aktif dalam pengetahuan, pengalaman, dan
setiap pembelajaran. Guru harus dapat keterampilan dalam proses belajar
membimbing dan mengarahkan mengajar. Berkaitan dengan itu bahan
kegiatan belajar peserta didik sesuai ajar menurut Daryanto, dkk
dengan tujuan pembelajaran yang (2017:171) adalah, “Seperangkat
bermakna. Kondisi seperti ini akan materi yang disusun secara sistematis
merubah kegiatan belajar mengajar baik tertulis maupun tidak sehingga
yang teacher oriented menjadi student tercipta lingkungan/ suasana yang
oriented. yang memungkinkan peserta didik
Guru hendaknya mampu untuk belajar”.
mengembangkan materi pembelajaran Mengatasi permasalah model
yang berorientasi pada model pembelajaran yang bervariasi agar
peserta didik termotivasi dalam yang berbasis pada model discovery
pembelajaran dapat diatasi dengan learning. Dalam setiap pengembangan
model pembelajaran yang sesuai, yang akan dilakukan, diarahkan pada
seperti model discovery learning. model discovery learning.
Menurut Kurniasih, dkk (2017:64) Pengembangan bahan ajar dapat
“Discovery learning adalah teori digunakan oleh guru dan peserta didik
belajar yang didefinisikan sebagai dalam proses pembelajaran yang lebih
proses pembelajaran yang terjadi bila efektif. Dalam bahan ajar ini
pelajar tidak disajikan dengan tergambar secara keseluruhan
pembelajaran dalam bentuk finalnya, kompetensi inti (KI), kompetensi dasar
tetapi diharapkan mengorganisasikan (KD), indikator, dan materi dari
sendiri”. Dalam model ini guru pembelajaran. Oleh sebab itu, produk
memberikan kesempatan kepada yang dihasilkan memiliki keunggulan
peserta didiknya untuk menjadi sebagai upaya peningkatan dalam
seorang problem server (pemecahan proses pembelajaran.
masalah). Melalui penggunaan model Beberapa istilah yang perlu
pembelajaran ini, peserta didik akan diperhatikan sebagai dasar pemahaman
menguasai serta menemukan hal-hal terhadap dalam mengembangkan
yang bermanfaat bagi dirinya. bahan ajar berbasis model descovery
Penggunaan model discovery learning learning adalah sebagai berikut: (1)
dalam pengembangan bahan ajar dapat Bahan ajar adalah seperangkat materi
membantu peserta didik dalam yang disusun secara sistematis baik
memahami pembelajaran secara utuh tertulis maupun tidak yang harus
melalui materi yang tersedia dan dikuasai peserta didik dalam rangka
menemukan sendiri permasalahan pencapaian standar kompetensi setiap
yang akan dihadapinya dengan mata pelajaran dalam satuan
mencari tahu bukan diberitahu. pendidikan tertentu yang
Produk yang dihasilkan pada memungkinkan peserta didik untuk
pengembangan ini berupa bahan ajar belajar. (2) Model discovery learning
adalah suatu model pembelajaran yang bahwa, “Discovery Learning adalah
tidak menyajikan pembelajaran dalam memahami konsep, arti, dan
bentuk finalnya tapi diharapkan agar hubungan, melalui proses intuitif
peserta didik sendiri yang dapat untuk akhirnya sampai pada suatu
mengorganisasikan dirinya untuk kesimpulan”.
mengajukan pertanyaan dan menarik
Berdasarkan pendapat di atas
kesimpulan dari prinsip-prinsip umum
dapat disimpulkan bahwa discovery
berdasarkan contoh pengalaman
learning adalah suatu model
sehingga menemukan informasi baru.
pembelajaran yang tidak menyajikan
pembelajaran dalam bentuk finalnya
MODEL DISCOVERY LEARNING
tapi diharapkan agar peserta didik
Pengertian model discovery
sendiri yang dapat mengorganisasikan
learning Menurut Kurniasih, dkk
dirinya untuk mengajukan pertanyaan
(2017:64),“Discovery learning adalah
dan menarik kesimpulan dari prinsip-
teori belajar yang didefinisikan sebagai
prinsip umum berdasarkan contoh
proses pembelajaran yang terjadi bila
pengalaman sehingga menemukan
pelajar tidak disajikan dengan
informasi baru dan akhirnya sampai
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
pada suatu kesimpulan.
diharapkan peserta didik
mengorganisasi sendiri”.Sejalan Langkah-langkah Model Discovery
dengan itu, menurut Bruner (dalam Learning
Hosnan,2017: 281) “Model discovery
Secara umum ada beberapa
learning adalah metode belajar yang
prosedur yang harus dilaksanakan
mendorong peserta didik untuk
dalam kegiatan proses pembelajaran
mengajukan pertanyaan dan menarik
dengan langkah-langkah Discovery
kesimpulan dari prinsip-prinsip umum
learning. Menurut Kurniasih, dkk
praktis contoh pengalaman”.
(2017: 69) menyatakakan bahwa,
SelanjutnyaBudiningsih (dalam
“Langkah-langkah model discovery
Kemendikbud, 2017:29) menyatakan
learning adalah: (1) Stimulation demikian bahan yang akan
(stimulasi/pemberian rangsangan), (2) dikembangkan sesuai dengan
Problem statement (pernyataan/ pekembangan usia sekolah dasar.
identifikasi masalah), (3) Data
collection (pengumpulan data), (4) DAFTAR PUSTAKA
Data processing (pengolahan data), (5) Ahmadi, Lif, K., & Amri. (2017).
Pengembangan dan Model
Verification (pembuktian), (6)
Pembelajaran Tematik Integratif.
Generalization (menarik Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
kesimpulan/generalisasi)”.
Allen, K. E., & Msarrotz, L. R. (2010).
Berikut ini adalah penjelasan Profil Perkembangan Anak.
Jakarta: Indeks.
dari langkah-langkah model discovery
learning. Arikunto, S. (2006). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
1) Stimulation (stimulasi/pemberian
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
rangsangan)
Daryanto, & Dwicahyono, A. (2017).
2) Problem statement (pernyataan/
Pengembangan Perangkat
identifikasi masalah) Pembelajaran (Silabus, RPP,
PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta:
3) Data collection (pengumpulan
Gava Media.
data)
Depdiknas. (2008). Kamus Besar
4) Data processing (pengolahan
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
data) Jakarta: PT Gramedia.
5) Verification (pembuktian)
Hamdani. (2011). Strategi Belajar
6) Generalization (menarik Mengajar. Bandung: Pustaka
Setia.
kesimpulan/generalisasi)
Hermawan, H. A., & Resmini, N.
(2009). Pembelajaran Terpadu
KESIMPULAN
Tematik. Jakarta: Direktorat
Pengembangan bahan ajar Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik
dengan model discovery learning
Indonesia.
sangat valid dan praktis serta efektif
Kemendikbud. (2017). Materi
untuk dikembangkan, dengan
Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013 SD Kelas IV.
Jakarta: Kemendikbud.

Kunandar. (2017). Penilaian Autentik


(Penilaian Hasil Belajar Peserta
Didik Berdasarkan Kurikulum
2013. Jakarta: Rajawali Press.

Kurniasih, I., & Sani, B. (2017).


Implementasi Kurikulum 2013
Konsep dan Penerapan. Surabaya:
Kata Pena.

Ratih, M., & Firman. (2018).


PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR TEMATIK TERPADU
BERBASIS MODEL,
(December).

Rusman. (2011). Model-model


Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


Pendidikan (Pendekatan Kulitatif
& Kuantitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2011). Pengantar Penelitian


Pendidikan Bagi Pengembangan
Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.

View publication stats

You might also like