Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
___________________________________________________________________
Tujuan penulisan jurnal ini yaitu Peneliti ingin menemukan pola bimbingan guru dalam kegiatan
pembelajaran baik dalam segi manajemen kelas, proses kegiatan pembelajaran dan pembentukan
karakter peserta didik kelas II di MIS Al-Madinah Ambon. Pendekatan dalam penulisan ini yaitu
menggunakan jenis penelitian literature research (penelitian kepustakaan) dan field rearch (penelitian
lapangan). Studi literatur dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa referensi (buku, jurnal
dan lain sebagainya) yang memuat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembahasan. Dan
penelitian lapangan merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak
memerlukanpengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak
peneliti Teknik analisis data yang dipakai dalam penulisan ini yaitu metode analisis isi yang bertujuan
untuk mendapatkan pembahasan yang bisa dipercaya berdasarkan referensi dan bisa diteliti kembali
berdasarkan asal rujukan, serta temuan kasus dilapangan berdasarkan observasi peneliti. Pola bimbingan
guru ialah proses memberikan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan oleh tenaga pendidik guna
membantu siswa memehami dirinya sendiri, mengkaitkan pemahaman tentang diri peserta didik dengan
lingkungan. manajemen kelas ialah bentuk pola tindakan yang komplit dari tenaga pendidik dalam
usaha mewujudkan proses pembelajaran dan pengajaran dapat berjalan dengan teratur sesuai dengan
yang telah dirancang dengan efektif dan efisien. Kegiatan pembelajaran bermaksud supaya terwujudnya
situasi yang memungkinkan terciptanya pembelajaran pada diri peserta didik. Dalam proses pembelajara
dapat dikatakan terjadi pembelajaran apabila proses perubahan sikap pada peserta didik sebagai hasil
dari pengalaman. Guru mempunyai peran besar dalam mengembangkan karakter peserta didik. Guru
yang mampu membentuk karakter peserta didik ialah guru yang mampu mengerti tentang kepribadian
dari peserta didik. Dengan mampu untuk mengenali, menghayati dan memberikan pengarahan kepada
peserta didik, guru bisa untuk melaksanakan tujuan tersebut.
Alamat Korespondensi:
Miftahul Janna Patty
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kegruan IAIN Ambon,
E-mail: miftahujannapatty19@gmail.com
Miftahul Janna Patty / Pola Bimbingan guru terhadap pembentukan Karakter peserta didik kelas
II (No 1. Edisi 1) (2023)
PENDAHULUAN
Proses pendidikan ialah keseluruhan unsur dalam pengemnbangan individu yang dikembangkan
seoptimal mungkin. Oleh sebab itu, tenaga pendidik haruslah memahami perkembangan peserta didik
segingga para tenaga pendidik mampu berusaha semaksimal mungkin dalam mengembangkan seluruh
unsur dalam pengembangan peserta didik. Bimbingan mnenurut Rachman Natawidjaya dalam
Zamakhsyari dkk ialah proses memberikan dukungan kepada individu yang dilakukan secara
berkelanjutan, agar individu dapat memahami dirinya sendiri sehingga dia mampu menuntun diri dan
dapat bertindak secara baik, sesuai dengan kebutuhan serta lingkungan dia berada baik sekolah, keluarga
dan masyarakat.
Guru yang merupakan garda profesionalitas dalam pemnbelajaran patutnya memenuhi bermacam
syarat kompetensi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Namun dalam nyatanya masih jauh dari
yang diharapkan baik dalam segi jumlah, kualitas dan profesionalitas. Permasalahan ini masih ditimpa
dengan berbagai macam tantangan yang akan di datang terutama di era digitalisasi.
Kompetensi guru ialah sekumpulan kahlian dan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru selaku
tenaga pendidik guna mewujudkan efektifitas dalam dunia pendidikan sekaligus dalam pembnentukan
karakter peserta didik. Profesionalitas guru merupakan kemampuan serta keahlian dalam bidang keguruan
sehingga dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagai tenaga pengajar dengan baik.
Dalam keguruan terdapat beberapa kelebihan dari profesi lain. Dalam bahasa jawa guru ialah
yang di percaya (digugu) dan dicontoh, yang dimana merupakan profesi yang sudah sepatutnya dihargai
dan diberin penghargaan yang tinggi. Perwujudan dari hal itu maka seharusnya guru menjadi kiblat dalam
mnewujudkan dunia pendidikan yang berlandaskan pembentukan karakter, moral, dan tidak mnelupakan
kearifan lokal budaya.
Kegiatan inti dari lembaga sekolah atau suatu kelas ialah proses belajar mengajar. Kualitas belajar
peserta didik hingga kualitan lulusan juga ditentukan oleh kesuksesan pelaksanaan proses belajar mengajar
atau bisa dibilang banyak ditentukan oleh fungsi serta peran tenaga pendidik. Saat ini masih terdapat
kekurangan berkaitan dengan proses belajar mengajar, sering timbul bermacam keluhan serta kritikan dari
peserta didik, orang tua ataupun dari tenaga pendidik itu sendiri tentang implentasi proses belajar
mengajar. Hal itu dapat diminimalisir apabila seluruh aspek utama dan pendukung dalam proses belajar
mengajar dapat saling mendukung, bekerja sama dan melengkapi. Selain itu pemahaman tentang
manajemen kelas agak masih sedikit keliru, seringkali manajemen kelas dipahammi hanya sebatas
pengaturan tata ruang kelas yang berhubungan dengan sarana seperti meja, kursi, dan alat-alat
pembelajaran lainnya, seharusnya yang peling utama adalah pengkondisian kelas, dimana tenaga pendidik
mampu merencanakan, mengelola, melaksanakan berbagai kegiatan di dalam kelas, sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif. Menurut penulis sendiri manajemen kelas ialah upaya
pengelolaan kelas oleh tenaga pendidik dalam mengkondisikan kelas dengan memanfaatkan segala sumber
dan kemampuan baik dari tenaga pendidik sendiri, sarana prasaran, dan lingkungan kelas yang
diperuntukan untuk proses belajar nmengajar dapat optimal dan efektif.
Berdasarkan temuan awal di lapangan, pola bimbingan guru di MIS Al-Madinah Ambon terutanma
kelas II (dua) dalam manajemen kelas masih belum secara optimal. Bukan hanya manajemen kelasnya saja
kegiatan pembelajaran pun masih monotn dan konvensional dikarenakan guru nhanya terpaku pada buku
tulis dan kurang memanfaatkan media pembelajaran dikarenakan terkendala saran dan prasarana yang
belum memadai dengan baik. juga masih terdapat kendala pengarahan guru dalam memberikan bimbingan
guru terhadap peserta didik sehingga masih terdapat peserta didik yang nakal.
Tujuan penulisan jurnal ini yaitu Peneliti ingin menemukan pola bimbingan guru dalam
kegiatan pembelajaran baik dalam segi manajemen kelas, proses kegiatan pembelajaran dan
pembentukan karakter peserta didik kelas II di MIS Al-Madinah Ambon.
METODE
1
Miftahul Janna Patty / Pola Bimbingan guru terhadap pembentukan Karakter peserta didik kelas
II (No 1. Edisi 1) (2023)
Pendekatan dalam penulisan ini yaitu menggunakan jenis penelitian literature research (penelitian
kepustakaan) dan field rearch (penelitian lapangan). Studi literatur dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan beberapa referensi (buku, jurnal dan lain sebagainya) yang memuat penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan pembahasan. Dan penelitian lapangan merupakan metode pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif yang tidak memerlukanpengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan
kemampuan tertentu dari pihak peneliti.
Instrumen penelitian ini yaitu observasi dan rujukan jurnal serta buku-buku yang berhubungan
dengan pembahasan yang diangkat oleh penilit dalam tulisan ini.
Teknik analisis data yang dipakai dalam penulisan ini yaitu metode analisis isi yang bertujuan
untuk mendapatkan pembahasan yang bisa dipercaya berdasarkan referensi dan bisa diteliti kembali
berdasarkan asal rujukan, serta temuan kasus dilapangan berdasarkan observasi peneliti.
Hasil yang ditemukan di Kelas II MIS Al-Madinah Ambon yaitu guru masih menerapkan
pembelajaran konvensional dan masih bersifat monoton dan kurangnya kreatifitas dari guru dalam
memanfaatkan segala aspek pendukung dalam proses pembelajaran. Manajemen kelas juga masih kurang
efektif dan diniliai masih belum optimal dengan baik.
Menurut Syaiful Bahri Djamariah (2014:50) dalam Zamakhsyari dkk mendefenisikan pola ialah
model, sistem, cara kerja, struktur yang tetap. Saat pola deidefenisikan sebagai struktur yang tetap maka
hal tersebut sama dengan sebutan kebiasaan. Secara bahasa kata bimbingan berasal dari bahasan inggris
Guidnment yang mempuanyai arti menunjukan, membimbing, menuntun, atau membantu. Selaras dengan
istilah, maka secara garis besar bimbingan dapat didefiniskan sebagai nmenuntun atau membimbing.
Pola bimbingan guru ialah proses memberikan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan oleh
tenaga pendidik guna membantu siswa memehami dirinya sendiri, mengkaitkan pemahaman tentang diri
peserta didik dengan lingkungan, menentukan serta menyusun perencanaan sesuai dengan konsep dan
tuntutan lingkungan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku, agar peserta didik mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh mereka dalam usaha menyelesaikan masalah yang muncul sehingga dapat
menentukan jalan mereka sendiri serta bertanggung jawab tanpa harus ketergantungan kepada orang lain
dan hal itu dilakukan secara berulang agar efektif.
Dalam implementasinya pelaksanaan bimbingan terdapat tiga macam pola bimbingan yaiut: (1)
bimbingan secara berkelanjutan, (2) bimbingan yang dilakukan secara bertahap, dan (3) memberikan
motivasi kepada peserta didik.
Djamarah (2006:51) dalam Yeni Asmara dan Dina Sri Nindianti menjelaskan manajemen kelas
ialah selumpulan kegiatan yang tersistematis sebagai suatu upaya dalam pemberdayaan potensi kelas yang
dilakukan oleh ntenaga pendidik dengan seoptimal mungkin sehingga memberikan dukungan dalam
proses pembnelajaran yang edukatif antara peserta didik dengan tenaga pendidik guna ketercapaian tujuan
pendidikan yang telah dirancang sejak awal. Dengan definisi lain manajemen kelas ialah bentuk pola
tindakan yang komplit dari tenaga pendidik dalam usaha mewujudkan proses pembelajaran dan
pengajaran dapat berjalan dengan teratur sesuai dengan yang telah dirancang dengan efektif dan efisien.
Menurut Susanto (2017) dalam Reka Rahayu dan Ratnawati menjelaskan manajemen kelas ialah
kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh tenaga pendidik dalam mengatur proses pembelajaran yang
2
Miftahul Janna Patty / Pola Bimbingan guru terhadap pembentukan Karakter peserta didik kelas
II (No 1. Edisi 1) (2023)
berfokus pada tingkah laku belajar peserta didik. Keterampilan manajemen kelas dimiliki oleh tenaga
pendidik adalah (1) kemampuan bertanya, (2) kemampuan memberikan penguatan, (3) kemampuan
menciptakan variasi dalam kelas, (4) kemampuan menjelaskan, (5) kemampuan mengawali dan
mengakhiri proses belajar mengajar, (6) kemampuan dalam melakukan bimbingan diskusi kelompok, (7)
kemampuan pengelolaan kelas, dan (8) kemampuan memberikan ajaran kepada kelompok dan individu.
MIS Al-Madinah Ambon terutama Kelas II guru selaku tenaga pendidik belum memaksimalkan
penerapan manajemen kelas dengan baik karena poin-point yang dibahas tersebut belum terealisasikan
dengan baik dan belumn secara keseluruhan.
Dari penjelasan kegiatan pembelajaran diatas, dapat disimpulkan terdapat dua point penting yang
terdapat dalam proses kegiatan pembelajaran yakni aspek hasil belajar yaitu perubahan sikap pada peserta
didik dan aspek proses pembelajaran yakni beberapa pengalaman intelek, emosi dan fisik peserta didik.
Dalam segi proses, pembelajaran dan pengembangan merupakan proses dalam diri peserta didik. Pada
belajar dan pengembangan peserta didik sendiri yang merasakan, melaksanakan, dan mengahayati. Hal ini
dimaksud sebagai pembelajaran, dimana proses timbal balik tercipta antara peserta didik dan tenaga
pendidik yang memiliki tujuan untuk mengembangkan mental, sehingga peserta didik menjadi mandiri,
selain itu proses belajar itu terwujud akibat peserta didik mendapatkan sesuatu dari lingkungan yang
tercipta.
Dalam prosesnya itu, kemampuan mental peserta didik digunakan untuk mempelajari bahan
belajar. Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diajarkan dengan menggunakan bahan
belajar menjadi poin penting. Terdapat pemahaman tentang tujuan pembelajaran, penguatan,
pengevaluasian dan kesuksesan dalam belajar, mengakibatkan peserta didik memahami tentang
kemampuan yang dimilki. Maka dari itu proses pembelajaran berlandaskan prinsip yang dasar yang
mampu memberikan penentuan tentang keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri.
Temuan di MIS Al-Madinah Ambon lebih khususnya kelas II belum sesuai dengan penjelasan
tersebut karena implementasi pembelajaran masih terlalu terfokus pada pembahasan isi buku tanpa
pengembangan kontekstual dengan keadaan lingkungan yang dihadapi serta contoh dalam pembelajaran
masih bersifat umum, dimana penggambaran contoh masih terlalu jauh dari keadaan lingkungan peserta
didik.
Guru ialah sesorang yang menduduki posisi utama dan memegang peran yang penting dalam dunia
pendidikan yang dimana mampu memberikan perlindungan, pendidikan, bimbingan, dan pengajaran. Guru
mempunyai peran yang sangan memiliki pengaruh dalam model, dan sebagai contoh nyata dalam
pencerminan sikap peserta didik. Guru merupakan contoh nyata baik dari segi positif maupun negatif
serta mampu memberikan penggamabaran hidup untuk peserta didik. Melalui contoh ini secara tidak
langsung guru telah menurunkan pola pikirnya kepada peserta didik oleh sebab itu peran model
merupakan sesuatu hal yang sangat fundamental.
Keberhasilan dalam pembentukan karakter peserta didik dipegang oleh peran guru dalam
meberikan contoh nyata. Guru sangat memberikan dampak karena guru merupakan pendidik dalam proses
belajar mengajar, menjadi model nyata bagi siswa dan bisa mnenjadi pembimbing bagi peserta didik
dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Olehnya itu guru mempunyai peran besar dalam mengembangkan
karakter peserta didik. Guru yang mampu membentuk karakter peserta didik ialah guru yang mampu
mengerti tentang kepribadian dari peserta didik. Dengan mampu untuk mengenali, menghayati dan
3
Miftahul Janna Patty / Pola Bimbingan guru terhadap pembentukan Karakter peserta didik kelas
II (No 1. Edisi 1) (2023)
memberikan pengarahan kepada peserta didik, guru bisa untuk melaksanakan tujuan tersebut. Ketika guru
belum mampu memahami kepribadian peserta didik maka proses pembentukan karakter peserta didik akan
mengalami penghambatan, sehingga pendidikan karakter tidak akan mendapat hasil yang penuh.
Guru kelas II MIS Al-Madinah Ambon dalam memberikan pendidikan karakter sudah bisa
dikategorikan baik karenamemberikan sandaran-sandaran yang realistis sesuai keadaan dari lingkungan
yang dihadapi dan dirasakan oleh peserta didik. Keterkaitan contoh dengan pemberian pendidikan karakter
yang diterapkan guru kelas II di MIS Al-Madinah sudah cukup kontkestual bagi peserta didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam pembahasan tersebut terdapat kesimpulan yang telah ditemukan oleh
penulis yakni:
1. Pola bimbingan guru ialah proses memberikan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan oleh
tenaga pendidik guna membantu siswa memehami dirinya sendiri, mengkaitkan pemahaman
tentang diri peserta didik dengan lingkungan.
2. manajemen kelas ialah bentuk pola tindakan yang komplit dari tenaga pendidik dalam usaha
mewujudkan proses pembelajaran dan pengajaran dapat berjalan dengan teratur sesuai dengan
yang telah dirancang dengan efektif dan efisien.
3. Kegiatan pembelajaran bermaksud supaya terwujudnya situasi yang memungkinkan terciptanya
pembelajaran pada diri peserta didik. Dalam proses pembelajara dapat dikatakan terjadi
pembelajaran apabila proses perubahan sikap pada peserta didik sebagai hasil dari pengalaman.
4. Guru mempunyai peran besar dalam mengembangkan karakter peserta didik. Guru yang mampu
membentuk karakter peserta didik ialah guru yang mampu mengerti tentang kepribadian dari
peserta didik. Dengan mampu untuk mengenali, menghayati dan memberikan pengarahan
kepada peserta didik, guru bisa untuk melaksanakan tujuan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Ratnawati (2018) “Peranan Guru Sebagai Model Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik” Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Anak: Optimalisasi Peran Pendidik dalam
Perspektif Hukum"
Zamakhsyari , Suhendri , Muhammad Syahrul (2019) “Pola Bimbingan Guru Dalam Menumbuhkan Percaya Diri
Anak Berkebutuhan Khusus Di Slb Ypac Medan” Jurnal ilmu-ilmu Keislaman vol. 4, no 1
4
Miftahul Janna Patty / Pola Bimbingan guru terhadap pembentukan Karakter peserta didik kelas
II (No 1. Edisi 1) (2023)
Alfian Erwinsyah (2017) “Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar” TADBIR :
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2 : Agustus
Ida Fitri Shobihah Putri Ziana (2021) “Interelasi Orangtua, Guru Dan Anak Dalam Membentuk Karakter Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Plus Darul Falah Jombang” Walidah Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic
Education Volume 8 Nomor 1 Januari;
Yeni Asmara, Dina Sri Nindianti (2019) “Urgensi Manajemen Kelas Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran”
SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, Vol. 1, No. 1