You are on page 1of 15

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No.

2, Desember 2022
DOI: http://dx.doi.org/10.33477/alt.v7i2XXX
E-ISSN: 2614-3860

Evaluation of the Development of Teaching Materials

Anizatul Azizah1, Muhammad Miftah2, Ahmad Wilda Rizaqunnafi 3, Ahmad Noor


Miftachudin4
1,2,3,4
Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, Indonesia

______________ Abstract: After looking closely at the evaluation of the


Article History: development of teaching materials, the aim of the evaluation of
Received:
the development of teaching materials is to assess the quality and
Revised:
Accepted:
effectiveness of teaching materials, improve and adapt teaching
Published: materials, and improve the quality of learning. Apart from that,
evaluating the development of teaching materials can also help
teaching material developers to understand the needs and
_________ characteristics of students, as well as improve the ability of
Keywords: teaching material developers to design and develop quality
Evaluation, Pengembangan, Bahan Ajar teaching materials. So that in this evaluation we can find out
deficiencies in the models, strategies, methods and other things
Kata Kunci:
used in the process of implementing teaching materials, correct
Evaluasi, Development, Teaching Mate-
rials them if they are less efficient in practice. The type of research
used is a library research approach with qualitative writing. The
results of this writing are provided to teachers so that they obtain
accurate information regarding the definition, function and
________________________ components of developing teaching materials in the effective use
*Correspondence Address: of teaching materials so that appropriate solutions are obtained if
anizatul.azizah11@gmail.com there are deficiencies.
muhammadmiftah@iainkudus.ac.id
wildariza18@gmail.com Abstrak: Setalah dicermati mengenai evaluasi pengembangan
miftachudincrew@gmail.com bahan ajar, tujuan dari evaluasi pengembangan bahan ajar ini
untuk menilai kualitas dan efektivitas bahan ajar, memperbaiki
dan menyesuaikan bahan ajar, dan meningkatkan mutu
pembelajaran. Selain itu, evaluasi pengembangan bahan ajar
juga dapat membantu pengembang bahan ajar untuk
memahami kebutuhan dan karakteristik siswa, serta
meningkatkan kemampuan pengembang bahan ajar dalam
merancang dan mengembangkan bahan ajar yang berkualitas.
Sehingga dalam evaluasi ini dapat dapat mengetahui kekurangan
dalam model, strategi, metode dan lainnnya yang digunakan
dalam proses penerapan bahan ajar, memperbaiki apabila
terjadi kurang efisien dalam praktiknya. Jenis penilitian yang
digunakan pendekatan library research dengan penulisan
kualitatif. Hasil dari penulisan ini diberikan terhadap pengajar
sehingga memperoleh informasi yang akurat mengenai definisi,
fungsi, serta komponen pengembangan bahan ajar dalam
efektifitas penggunaan bahan ajar sehingga diperoleh solusi yang
tepat jika terdapat kekurangan.

PENDAHULUAN
Evaluasi pengembangan bahan ajar merupakan sebuah proses untuk
mengevaluasikualitas dan efektivitas suatu bahan ajar. Bahan ajar merupakan salah satu
elemen penting dalam proses pembelajaran, di mana bahan ajar yang berkualitas dan

© 2022 Program Studi Pendidikan Agama Islam FITK IAIN Ambon


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

efektif dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Oleh
karena itu, penting bagi para pengembang bahan ajar untuk melakukan
evaluasi terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.
Pentingnya pengembangan bahan ajar yang berkualitas dan efektif dalam
proses pembelajaran. Di Indonesia, banyak pengembang bahan ajar yang telah
mengembangkan bahan ajar, namun belum melakukan evaluasi terhadap bahan ajar
tersebut. Padahal, evaluasi bahan ajar perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
bahan ajar yang dikembangkan telah sesuai dengan kurikulum, mudah dipahami
oleh siswa, serta dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu,
evaluasi terhadap bahan ajar juga dapat membantu para pengembang bahan ajar untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.
Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran selalu berkualitas dan efektif.
Selain itu, evaluasi terhadap bahan ajar juga dapat membantu guru dalam memilih
dan menggunakan bahan ajar yang tepat dalam proses pembelajaran. Evaluasi
terhadap bahan ajar dapat memberikan informasi yang lebih detail tentang kelebihan dan
kekurangan suatu bahan ajar, sehingga guru dapat memilih bahan ajar yang paling sesuai
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Evaluasi terhadap bahan ajar juga dapat
membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan menggunakan
bahan ajar yang berkualitas dan efektif, diharapkan siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan lebih baik, sehingga mutu pendidikan di Indonesia
dapat meningkat. Oleh karena itu, evaluasi pengembangan bahan ajar menjadi
sangat penting dalam konteks pengembangan mutu pendidikan di Indonesia.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam memproleh data dalam jurnal ini adalah
penelitian kualitatif dengan pustaka (library research) dengan mengambil data dari
literatur yang digunakan untuk mencari konsep, teori, pendapat, maupun nemuan yang
berhubungan erat dengan pokok permasalahan ini. Pada permasalah ini khusus
membahas tentang evalusi pengembangan bahan ajar.

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan
ajar merupakan informasi, alat dan teks yang di perlukan guru atau instruktur un-
tuk perencanaan dan penelaahan implementasi belajar. Bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak, se-
hingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk bela-
jar. Bahan ajar berisi materi pembelajaran (instruction materials) yang secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai.1
Menurut Ibrahim2 bahan ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari
dan dikuasai siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap
melalui kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan sesuatu yang
disajikan guru untuk diolah dan dipahami oleh siswa dalam rangka menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Noviarni3 Bahan ajar adalah adalah segala sesuatu yang bisa di-
gunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan pembe-
lajaran. Bahan ajar bukan sekedar buku pegangan guru atau siswa (kurikulum
2013) semata, tetapi bahan atau sumber belajar yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran dengan tujuan memfasilitasi siswa atau membantu siswa
memahami materi pokok atau konsep dari sumber belajar tersebut, dengan
menyadarinya ke bahasa yang mudah dipahami siswa.
Menurut Abdul Majid4 bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks
yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan imple-
mentasi pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempela-
jari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis se-
hingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu.

1
Sakilah, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Kreasi Edukasi: Pekanbaru, 2015), h. 122
2
Kasrul Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), (Bandung: CV Alfabeta, 2011), h. 101-102
3
Noviarni, Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya Menuju Guru yang Kreatif
dan Inovatif, (Pekanbaru: Banteng Media, 2014) h. 50
4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 173

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

Menurut Abdurrokhman Gintings5 bahan ajar adalah rangkuman materi


yang diajarkan yang diebrikan kepada siswa dalam bentuk bahan tercetak atau
dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file elektronik baik verbal maupun ter-
tulis. Bahan ajar atau materi pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik atau sub topik dan rincian-
nya.6 Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan
untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai
dalm rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.7
Menurut Nur Hamim8 bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
sistematis baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan peserta didik untuk belajar
Jadi, dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang telah disusun secara rapi dan
praktis baik berupa tertulis ataupun tidak berguna untuk kelancaran proses pem-
belajaran.
2. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar adalah upaya penyusunan bahan ajar baik yang
berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis oleh guru untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar dikelas.9 Pengembangan bahan ajar merupakan cara guru
melakukan pengembangan dengan dua cara, yakni : resources by design, yaitu
sumber-sumber belajar yang dirancang dan dikembangkan untuk kepentingan
pembelajaran, dan resources by utilizion, yaitu sumber-sumber belajar yang ada
di lingkungan sekitar yang dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan
pembelajaran.10
Pengembangan bahan ajar bagi guru yaitu memilih bahan pembelajaran
dan mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut: relevensi (secara psikol-
ogis dan sosiologis, kompleksitas, rasional/ilmiah, fungsional, ke-up to date-an
5
Abdorrakhman Gintings, ESENSI PRAKTIS: Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humanlora,
2012), h. 152
6
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran kurikulum dan pembelajaran,
Komponen-komponen Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 152
7
Mardia Hayati, Desain Pembelajaran : Berbasis Karakter, (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press,
2012), h. 61
8
Nur Hamim,dkk, Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertikikasi Guru/ Pengawas
dalam Jabatan Kuota 2012 ,(Surabaya: Ftk IAIN, 2012) , h. 21
9
Sakilah, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Kreasi Edukasi: Pekanbaru, 2015), , h. 122
10
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN,
h. 153

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

dan komprenship) dan keseimbangan. Jadi dari beberapa pendapat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar merupakan suatu usaha atau
pun upaya seorang guru untuk memperluas atau mengembangkan bahan ajar yang
ada menjadi bahan ajar yang lebih baik.
3. Devinisi Evaluasi Pengembangan Bahan Ajar
Evaluasi pengembangan bahan ajar adalah suatu proses yang dilakukan
untuk menilai kualitas dan efektivitas suatu bahan ajar yang telah
dikembangkan. Evaluasi ini meliputi penilaian terhadap kesesuaian bahan ajar
dengan kurikulum, kecukupan isi bahan ajar, keterbacaan dan kelogisan bahan
ajar, serta efektivitas bahan ajar dalam membantu siswa mencapai tujuan pembe-
lajaran.
Definisi evaluasi pengembangan bahan ajar mengandung arti
pentingnya penilaian terhadap kualitas bahan ajar yang telah dikem-
bangkan. Evaluasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa bahan ajar
yang telah dikembangkan berkualitas dan efektif dalam membantu siswa untuk
memahami materi pelajaran.
Evaluasi pengembangan bahan ajar melibatkan berbagai aspek,
termasuk aspek desain dan penyusunan bahan ajar, penggunaan media pembela-
jaran yang tepat, serta kemampuan pengajar dalam mengimplementasikan bahan
ajar tersebut dalam proses pembelajaran.
Dalam evaluasi pengembangan bahan ajar, perlu dilakukan penilaian ter-
hadap kesesuaian bahan ajar dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini penting di-
lakukan untuk memastikan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan dapat
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Selain itu, evaluasi pengembangan bahan ajar juga meliputi penilaian ter-
hadap isi bahan ajar, termasuk kecukupan materi, kelengkapan informasi, serta
relevansi materi dengan kebutuhan siswa. Selain itu, penilaian terhadap
keterbacaan dan kelogisan bahan ajar juga penting dilakukan untuk memastikan
bahwa siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
Evaluasi pengembangan bahan ajar tidak hanya dilakukan pada
tahap pengembangan, tetapi juga dapat dilakukan setelah bahan ajar tersebut di-
gunakan dalam proses pembelajaran. Evaluasi pasca penggunaan bertujuan untuk
menilai efektivitas bahan ajar dalam membantu siswa mencapai tujuan pembela-

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

jaran dan mendapatkan umpan balik dari siswa dan pengajar terkait
kekurangan dan kelebihan dari bahan ajar yang telah digunakan.
Evaluasi pengembangan bahan ajar juga dapat dilakukan secara
formal maupun informal. Evaluasi formal dilakukan dengan menggunakan
instrume npenilaian tertentu, seperti angket atau tes, sedangkan evaluasi informal
dilakukan melalui observasi dan diskusi dengan siswa dan pengajar terkait bahan
ajar yang telah digunakan. Tujuan dari evaluasi pengembangan bahan ajar adalah
untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas bahan ajar dalam membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi secara
teratur, maka akan dapat teridentifikasi kelemahan dan kekurangan dari
bahan ajar yang telah dikembangkan, sehingga dapat dilakukan per-
baikan atau penyesuaian yang diperlukan.11
Evaluasi pengembangan bahan ajar juga merupakan bagian penting dari
proses pengembangan kurikulum yang berkesinambungan. Dalam proses
pengembangan kurikulum, evaluasi bahan ajar dilakukan untuk menentukan
apakah bahan ajar tersebut masih sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebu-
tuhan siswa.
Dalam era teknologi informasi saat ini, pengembangan bahan
ajar juga semakin banyak menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran.
Oleh karenaitu, evaluasi pengembangan bahan ajar juga perlu dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor teknologi yang digunakan, seperti ke-
cukupan infrastruktur dan kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi
tersebut.12
Dalam kesimpulannya, evaluasi pengembangan bahan ajar adalah suatu
proses yang penting dalam memastikan kualitas dan efektivitas bahan
ajar dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi ini
meliputi berbagai aspek, termasuk kesesuaian dengan kurikulum, isi bahan
ajar, keterbacaan dan kelogisan bahan ajar, serta efektivitas bahan ajar dalam
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi yang ter -
atur, maka dapat dilakukanperbaikan atau penyesuaian yang diperlukan

11
Andi, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif. 2013,
Yogyakarta: DIVA Press.
12
P Panen, & Purwanto, Penulisan Bahan Ajar, 1997, Jakarta: Ditjen Dikti DepdikbudPrastowo

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

sehingga bahan ajar yang dikembangkan dapat semakin berkualitas dan efek-
tif.13
4. Fungsi Evaluasi Pengembangan Bahan Ajar
Evaluasi pengembangan bahan ajar memiliki berbagai fungsi
yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas bahan
ajar dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan berfungsi sebagai
salah satu cara melakukan penelitian dan tindakan. Dengan demikian, langkah
selanjutnya adalah pendidik bisa merefleksikan hasil evaluasinya yang kemudian
dapat dijadikan sebagai acuan dan diyakni memiliki kontribusi yang dapat men-
dorong pengembangan guru didalamnya.14
Beberapa fungsi utama evaluasi pengembangan bahan ajar antara lain:
a. Menentukan keberhasilan bahan ajar
Evaluasi pengembangan bahan ajar dilakukan untuk menentukan
sejauh mana bahan ajar yang telah dikembangkan berhasil mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan bahan ajar
Evaluasi pengembangan bahan ajar juga dilakukan untuk mengidenti-
fikasi kekurangan dan kelebihan dari bahan ajar yang telah
dikembangkan. Hal ini dapat membantu dalam melakukan per-
baikan dan penyesuaian yang diperlukan agar bahan ajar dapat se-
makin efektif dalam membantu siswa mencapai tujuan pembe-
lajaran.
c. Menilai kesesuaian dengan kurikulum
Evaluasi pengembangan bahan ajar juga penting untuk menilai ke-
sesuaian bahan ajar dengan kurikulum yang ada. Hal ini dapat mem-
bantu dalam memastikan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat
mendukung dan memenuhi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
d. Menilai keterbacaan dan kelogisan bahan ajar
Evaluasi pengembangan bahanajar juga dilakukan untuk menilai keter-
bacaan dan kelogisan bahan ajar. Hal ini penting untuk memastikan
13
Asep, Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi pembelajaran, 2003.
14
Richards, J. dan C. Lockhart, Reflective Teaching in Second Language Classrooms. 1994,
Cambridge: Cambridge University Press.

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

bahwa bahan ajar dapat dipahami dengan mudah oleh siswa dan tidak
menimbulkan kebingungan.
e. Mengidentifikasi kebutuhan siswa
Evaluasi pengembangan bahan ajar jugadapat membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan siswa terkait materi pembelajaran
yang disajikan. Hal ini dapat membantu dalam memastikan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan
siswa dan membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran dengan
lebih efektif.
f. Meningkatkan kualitas bahan ajar
Evaluasi pengembangan bahan ajar juga dapat membantu dalam
meningkatkan kualitas bahan ajar yang telah dikembangkan.
Dengan melakukan evaluasi secara teratur, maka dapat di-
lakukan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan sehingga
bahan ajar dapat semakin berkualitas dan efektif.
g. Mengembangkan bahan ajar yang lebih baik
Evaluasi pengembangan bahan ajar dapat membantu dalam mengem-
bangkan bahan ajar yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebu-
tuhan siswa. Dengan melakukan evaluasi secara teratur, maka
dapat dikembangkan bahan ajar yang lebih inovatif dan efektif dalam
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.15
5. Komponen Evaluasi Pengembangan Bahan Ajar
Dalam melakukan evaluasi pengembangan bahan ajar memiliki komponen-kom-
ponen yang termuat didalamnya, yang mencakup: tujuan evaluasi, audiens, evaluator,
isi, metode, dan waktu. Selain itu, pelaksanaan komponen-komponen tersebut tidak
hanya terbatas pada masa perencaan saja, bahkan guru dapat mengambil efektifitas yang
ada dengan menggabungkan adanya kegiatan pembelajaran dengan melakukan evaluasi
diwaktu yang bersamaan.16
Berikut adalah beberapa komponen evaluasi pengembangan bahan ajar
yang perlu dipahami:
a. Tujuan pembelajaran

15
J Mbulu, dan S, Pengembangan Bahan Ajar, 2004, Malang: Universitas Negeri Malang.
16
Alderson, J. 1992. 'Guidelines for the evaluation of language education' in J. Alderson and A.
Beretta (eds.). Evaluating Second Language Education. Cambridge: Cambridge University Press.

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

Komponen pertama dari evaluasi pengembangan bahanajar adalah tu-


juan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus jelas dan terukur agar
evaluasi dapat dilakukan dengan tepat dan efektif. Tujuan pembela-
jaran ini harus sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman
siswa.
b. Konten bahan ajar
Komponen kedua adalah konten bahan ajar. Konten harus disusun
dengan jelas dan terstruktur agar mudah dipahami oleh siswa. Konten
bahan ajar juga harus relevan dengan materi pelajaran yang
diajarkan dan terkait dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya komponen jenis kedua ini daharapkan mampu
menjadi peran untuk mengevaluasi sejauh mana pemhaman siswa ter-
hadap materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Se-
hingga, guru dapat mengetahui pola juga tindakan yang akan diterap-
kan pada tahapan berikutnya setelah mengetahui hasil evaluasi yang
telah dilakukan.
Terdapat studi yang membuktikan bahwa konten memiliki pengaruh
yang cukup signifikan. Konten yang digunakan dalam pengajaran bisa
berupa: PPT, video penjelasan, praktik yang diusulkan, video tutorial,
spreadsheet Excel dengan latihan, kuesioner, forum, konsultasi dan
pertukaran, dan lain sebagainya.17 83% siswa menghargai sumber-
sumber yang digunakan, terutama video penjelasan. Patut dicatat,
bahwa 90% siswa menganggap bahwa kuesioner memungkinkan
mereka mengetahui proses metakognitif mereka seperti yang ditun-
jukkan Mateos (2002).18 Dalam pendapat lain, 87% dari mereka
berpendapat bahwa forum pertukaran memungkinkan mereka (siswa
dan guru) mengatasi hambatan kognitif untuk dapat memahami dan
menafsirkan topik masing-masing. Brousseau (1989).19
c. Metode pembelajaran

17
Terán, Teresita & Nascimbene, Augusto. (2022). Evaluation of the Teaching Material
Developed by Biostatistics Teachers, Through Student Assessments in 2020. 10.52041/iase.icots11.T12B2.
18
Mateos, M. (2002). Metakognisi dan Pendidikan . Grup Penerbian Aique S.A.
19
Brousseau, G. (1989). Hambatan epistemologis dan pengajaran matematika. Dalam N. Bednarz
dan C. Garnier (Eds.), Konstruksi pengetahuan. Hambatan dan konflik (hlm. 41-63).

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

Komponen ketiga adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran


yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik siswa, materi pela-
jaran dan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang di-
gunakan harus dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
dengan efektif.
d. Media pembelajaran
Komponen keempat adalah media pembelajaran. Media pembelajaran
harus dipilih dengan tepat dan sesuai dengan materi pelajaran dan
metode pembelajaran yang digunakan. Media pembelajaran dapat
berupa buku, modul, video, atau aplikasi pembelajaran.
e. Evaluasi pembelajaran
Komponen kelima dari evaluasi pengembangan bahan ajar adalah
evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran harus dilakukan
secara teratur untuk memastikan bahwa siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Evaluasi pembelajaran dapat di-
lakukan dengan berbagai cara, seperti tes, tugas, atau proyek.
f. Feedback siswa
Feedback siswa harus dikumpulkan secara teratur untuk mengetahui
sejauh mana bahan ajar telah efektif dan bermanfaat bagi siswa. Feed-
back siswa dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan
penyesuaian pada bahan ajar yang telah dikembangkan.
g. Perbaikan dan penyesuaian
Komponen ketujuh adalah perbaikan dan penyesuaian. Per-
baikan dan penyesuaian harus dilakukan secara teratur
berdasarkan hasil evaluasi dan feedback siswa. Hal ini pent-
ing untuk memastikan bahwa bahan ajar yang dikembangkan selalu
efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.20
Dengan memperhatikan semua komponen tersebut, maka evaluasi
pengembangan bahan ajar dapat dilakukan secara sistematis dan terukur sehingga
dapat membantu dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas bahan ajar
yang telah dikembangkan.
6. Mengevaluasi tugas melibatkan beberapa langkah:
20
Departemen Pendidikan Nasional, Pengembangan Bahan Ajar dan Media, 2008,
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

a. Memilih tugas untuk dievaluasi


Guru mungkin memiliki sejumlah alasan untuk memilih tugas untuk
dievaluasi secara mikro. Mereka mungkin ingin mencoba jenis tugas baru dan
tertarik dalam mengetahui seberapa efektif inovasi ini di ruang kelas mereka.
Pada di lain waktu mereka mungkin ingin memilih tugas yang sangat familiar
untuk dijelajahi jika itu benar-benar berfungsi sebaik yang mereka pikirkan.
Atau mereka mungkin ingin bereksperimen dengan tugas yang telah mereka
gunakan sebelumnya dengan membuat beberapa perubahan masukan, kondisi,
atau prosedur dari tugas yang lazim dan memutuskannya mengevaluasi
bagaimana hal ini mempengaruhi hasil tugas. Misalnya saja mereka mungkin
ingin mengetahui dampak apa yang memberikan kesempatan kepada pelajar
untuk membuat rencana sebelumnya untuk melakukan suatu tugas mempun-
yai pengaruh pada hasil tugas.
b. Menjelaskan tugas
Uraian tugas yang jelas dan eksplisit merupakan awal yang diperlukan
merencanakan evaluasi mikro. Seperti yang disarankan di atas, sebuah tugas
bisa jadi dijelaskan dalam hal tujuannya, masukan yang diberikan, kondisi,
prosedur, dan hasil yang diharapkan dari tugas tersebut.
c. Merencanakan evaluasi
Merencanaan evaluasi program melibatkan mengerjakan jawaban atas se-
jumlah pertanyaan mengenai tujuan evaluasi, audiens, evaluator, isi, metode,
dan waktu.21 Pertanyaan-pertanyaan ini juga berlaku untuk perencanaan eval-
uasi mikro. Mereka tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang saling eksklusif.
Misalnya, sangat mungkin untuk melaksanakan evaluasi model tujuan, di-
mana tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tugas tersebut menca-
pai tujuan yang ditetapkan untuk itu, dan model pengembangan evaluasi, di-
mana tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana tugas tersebut dit-
ingkatkan untuk penggunaan masa depan, pada satu waktu dan waktu yang
sama. Perencanaan tersebut evaluasi perlu dilakukan bersamaan dengan
perencanaan pelajaran. Hanya dengan cara ini guru dapat yakin bahwa mereka

21
Alderson, J. 1992. 'Guidelines for the evaluation of language education' in J. Alderson and A.
Beretta (eds.). Evaluating Second Language Education. Cambridge: Cambridge University Press.

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

akan mengumpulkannya informasi yang diperlukan untuk melakukan evalu-


asi.
Keputusan mengenai apa yang akan dievaluasi merupakan inti dari proses
perencanaan. Di sini tiga jenis evaluasi dapat diidentifikasi. Dalam berbasis
siswa evaluasi, sikap siswa terhadap tugas diperiksa. Dasarnya karena evalu-
asi seperti itu adalah suatu tugas hanya dapat dikatakan berhasil jika siswa
menganggapnya menyenangkan dan/atau berguna. Evaluasi dilakukan melalui
kuesioner singkat atau wawancara dengan siswa adalah cara yang paling mu-
dah untuk dilakukan. Evaluasi berbasis respons mengharuskan guru untuk
memeriksa hasil aktual (baik produk dan proses tugas) untuk melihat apakah
sesuai dengan prediksi hasil. Misalnya, jika salah satu tujuan tugas adalah un-
tuk merangsang negosiasi makna aktif di pihak siswa, itu akan terjadi perlu
untuk mengamati mereka saat mereka melakukan tugas yang mana mereka
bernegosiasi atau, sebagai alternatif, mencatat interaksi mereka analisis selan-
jutnya untuk menilai sejauh mana mereka bernegosiasi. Meskipun evaluasi
berbasis respons memakan waktu dan cukup lama menuntut, mereka memang
memberikan informasi berharga mengenai apakah tugas adalah mencapai apa
yang ingin dicapai. Dalam pembelajaran berbasis evaluasi, suatu upaya di-
lakukan untuk menentukan apakah tugas tersebut telah selesai menghasilkan
pembelajaran baru (misalnya kosa kata baru). Semacam ini evaluasi adalah
yang paling sulit dilakukan karena umumnya memerlukan guru untuk menge-
tahui apa yang diketahui atau dapat dilakukan siswa sebelum mereka
melakukan tugas dan setelah mereka menyelesaikannya. Mungkin juga
demikian sulit mengukur pembelajaran yang dihasilkan dari melakukan tugas
tunggal. Oleh karena itu, sebagian besar evaluasi mungkin berbasis siswa atau
berbasis respons.
d. Mengumpulkan informasi untuk evaluasi
Informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi suatu tugas dapat berupa
dikumpulkan sebelum, selama, atau setelah pengajaran tugas. Itu mungkin
berguna bagi evaluator untuk membuat lembar catatan yang menunjukkan
keragamannya tahapan pembelajaran, jenis data apa yang dikumpulkan, dan
kapan pengumpulannya dikumpulkan sehubungan dengan tahapan pembela-
jaran. Lembaran ini bisa disusun dalam kolom-kolom dengan kolom sebelah

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

kiri menunjukkan variasinya tahapan pelajaran dan kolom sebelah kanan yang
menunjukkan bagaimana dan kapan informasi untuk evaluasi harus
dikumpulkan.
e. Menganalisis informasi
Ada dua cara menganilisis data salah satunya melibatkan kuantifikasi in-
formasi tersebut, yang kemudian dapat disajikan dalam bentuk tabel. Yang
lainnya adalah kualitatif. Di sini evaluator menyiapkan narasi deskripsi infor-
masi, mungkin diilustrasikan dengan kutipan atau protokol. Sebagian, metode
yang dipilih akan bergantung pada jenisnya informasi yang telah
dikumpulkan. Dengan demikian, nilai ujian dapat diterima diri mereka sendiri
untuk analisis kuantitatif, sedangkan data jurnal mungkin paling baik ditan-
gani secara kualitatif.
f. Mencapai kesimpulan dan membuat laporan
Jadi, dalam sebuah evaluasi model tujuan, kesimpulannya perlu meny-
atakan sejauh mana tujuan tugas telah terpenuhi, sementara dalam model
pengembangan evaluasi kesimpulan perlu menunjukkan dengan cara apa tu-
gas tersebut dilakukan berhasil atau tidak, dan bagaimana cara memper-
baikinya

KESIMPULAN
Evaluasi pengembanganbahan ajar adalah proses untuk menilai kualitas dan
efektivitas bahan ajar yang telah dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan
dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Evaluasi pengembangan bahan ajar
meliputi beberapa komponen, seperti tujuan pembelajaran, konten bahan ajar, metode
pembelajaran, media pembelajaran,evaluasi pembelajaran, feedback siswa, dan perbaikan
dan penyesuaian.
Evaluasi pengembangan bahan ajar memiliki beberapa fungsi, seperti
menilai kualitas dan efektivitas bahan ajar, memperbaiki dan menyesuaikan bahan ajar,
dan meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu, evaluasi pengembangan bahan ajar
juga dapat membantu pengembang bahan ajar untuk memahami kebutuhan dan
karakteristik siswa, serta meningkatkan kemampuan pengembang bahan ajar dalam
merancang dan mengembangkan bahan ajar yang berkualitas.

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx


Evaluation of the Development of Teaching Materials |Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Anizatul Azizah,
Ahmad Wilda Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

Dalam praktiknya, evaluasi pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui


beberapa cara, seperti uji coba bahan ajar, observasi pembelajaran,
wawancara, kuesioner, dan analisis hasil belajar siswa. Evaluasi pengembangan bahan
ajar yang dilakukan secara teratur dan sistematis akan membantu dalam meningkatkan
kualitas dan efektivitas bahan ajar sehingga dapat membantu siswa mencapai
tujuanpembelajaran dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif,
Yogyakarta: DIVA Press.
Anwar Kasrul dan Hendra Harmi, 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: CV Alfabeta).
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Pengembangan Bahan Ajar dan Media,
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
G Brousseau, 1989, Hambatan epistemologis dan pengajaran matematika. Dalam N.
Bednarz dan C. Garnier (Eds.), Konstruksi pengetahuan. Hambatan dan konflik.
Gintings Abdorrakhman, 2012, ESENSI PRAKTIS: Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: Humanlora).
Hamim Nur, dkk, 2012 Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertikikasi
Guru/ Pengawas dalam Jabatan Kuota ,(Surabaya: Ftk IAIN).
Haris Asep, Jihad, dan Abdul, 2003, Evaluasi pembelajaran.
Hayati Mardia, 2012, Desain Pembelajaran : Berbasis Karakter, (Pekanbaru: Al-
Mujtahadah Press).
J Alderson, 1992. 'Guidelines for the evaluation of language education' in J. Alderson
and A. Beretta (eds.). Evaluating Second Language Education. Cambridge:
Cambridge University Press.
J Richards, dan C. Lockhart, 1994, Reflective Teaching in Second Language
Classrooms, Cambridge: Cambridge University Press.
Lynch, B. 1996. Language Program Evaluation: Theory and Practice. Cambridge:
Cambridge University Press.
M Mateos, 2002. Metakognisi dan Pendidikan . Grup Penerbian Aique S.A.
Majid Abdul, 2013 Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Mbulu J, dan S, 2004, Pengembangan Bahan Ajar, Malang: Universitas Negeri Malang.

xx | Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022


Evaluation of the Development of Teaching Materials | Anizatul Azizah, Muhammad Miftah, Ahmad Wilda
Rizaqunafi, Ahmad Nur Miftachudin

Noviarni, 2014, Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya Menuju Guru


yang Kreatif dan Inovatif, (Pekanbaru: Banteng Media).
Panen P, & Purwanto, 1997 Penulisan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen Dikti
DepdikbudPrastowo.
Sakilah, 2015, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Kreasi Edukasi: Pekanbaru).
Teresita Terán, & Nascimbene, Augusto, 2022, Evaluation of the Teaching Material
Developed by Biostatistics Teachers, Through Student Assessments in 2020.
10.52041/iase.icots11.T12B2.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran kurikulum dan pembelajaran,
2013, Komponen-komponen Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada).
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN.
Weir, C. and J. Roberts. 1994. Evaluation in ELT. Oxford: Blackwell.

Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam | Vol. 7, No. 2, Desember 2022 | xx

You might also like