You are on page 1of 10

Jurnal Magister Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0180

Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 128 - 137

PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
DI SMA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR
Mawardi Slamat Harianto1, Nasir Usman2, Djailani, AR3
1)
Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2,3)
Staf Pengajar Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
email: mawardi.slamatharianto@yahoo.com

Abstract: This study aims to determine of work program of teaching supervision, implementation
supervision of teaching, and the principal constraints in implementation of the teaching supervision. To
achieve these objectives, this study uses a qualitative approach. Data was collected through interviews,
observation, and documentation. The procedure of data analysis is data reduction, data display, and
verification. While the subject of research is the principal, vice principal, and teacher. The results
showed that: (1) The work program for the supervision of teaching principals at SMAN 1 Darul Imarah
Aceh Besar District and SMAN Peukan Bada Aceh Besar District already has a good design for a period
of one year to the next and reformulated in the years for future; (2) The supervision of teaching adopted
by the heads of High School 1 Darul Imarah Aceh Besar District implemented an indirect approach,
while the head of High School Peukan Bada Aceh Besar District using the direct approach; and (3) The
principal constraints encountered in implementation of the teaching supervision, among others: (a) the
supervision of the teaching approach, the least time owned by the principal making it difficult to
supervise the implementation of the agenda, (b) technical supervision of teaching, more attention to the
psychological aspects of teacher and these factors will determine the course of implementation of the
program of teaching supervision, and (c) the teacher's behavior at the time of supervision of teaching,
teachers conditions are very varied and highly dependent on the technique used by the principal.

Keywords: Supervision of Teaching and Teacher Professionalism Improved.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kerja supervisi pengajaran, pelaksanaan
supervisi pengajaran, dan kendala kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pengajaran. Untuk
mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi
data, display data, dan verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program kerja supervisi pengajaran kepala
sekolah untuk SMA Negeri 1 Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dan SMA Negeri Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar sudah memiliki rancangan yang baik untuk jangka waktu satu tahun ke depan
dan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang; (2) Pelaksanaan supervisi pengajaran yang
diterapkan oleh kepala SMA Negeri 1 Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dilaksanakan dengan
pendekatan tidak langsung, sedangkan kepala SMA Negeri Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
menggunakan pendekatan langsung; dan (3) Kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam pelaksanaan
supervisi pengajaran antara lain: (a) pendekatan supervisi pengajaran, sedikitnya waktu yang dimiliki
oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan, (b) teknik supervisi
pengajaran, lebih memperhatikan pada aspek psikologis guru dan faktor ini sangat menentukan jalannya
pelaksanaan program supervisi pengajaran, dan (c) perilaku guru pada saat dilakukan supervisi
pengajaran, kondisi guru-guru sangat variatif dan sangat tergantung pada teknik yang digunakan oleh
kepala sekolah.

Kata kunci : Supervisi Pengajaran dan Peningkatan Profesionalisme Guru.

Volume 3, No. 2, Mei 2015 128


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN KAJIAN KEPUSTAKAAN


Kehadiran guru di kelas diharapkan terciptanya Konsep Supervisi Pengajaran
perubahan pembelajaran yang dialami oleh Supervisi merupakan suatu usaha preventif
peserta didik sehingga menimbulkan paradigma kepada orang yang membutuhkan. Setiap
pendidikan yang konstruktif. Adapun dalam aktivitas, besar atau kecil yang tercapainya
implemen-tasinya, keberhasilan pembelajaran tergantung kepada beberapa orang, diperlukan
juga dipengaruhi oleh gaya dan peran manajerial adanya koordinasi di dalam segala gerak langkah.
yang dipraktikkan oleh kepala sekolah. Kepala Untuk mengkoordinasikan semua gerak langkah
sekolah sebagai pemimpin di sekolah berperan tersebut, pimpinan sekolah harus berusaha
penuh untuk terlaksananya semua kegiatan yang mengetahui keseluruhan situasi di sekolahnya
dilaksanakan termasuk aktivitas mengajar guru. dalam segala bidang.
Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut Usaha pimpinan dan guru-guru untuk
harus mampu mengembangkan wawasan dan mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam
bimbingan kerjasama dengan guru-guru serta segala kegiatannya, disebut sebagai supervisi
mengawasi kurikulum, melaksanakan atau pengawasan sekolah. Sehubungan dengan
pengawasan terhadap aktivitas mengajar guru deskripsi penulis di atas, Fathurrohman dan
dengan melihat bagaimana mereka menggali Suryana (2011:18), menjelaskan bahwa secara
bahan pelajaran. Menggunakan metode mengajar harfiah, kata supervisi sama dengan membangun,
yang baik, menggunakan evaluasi hasil belajar, meningkatkan atau memperbaiki. Adapun dalam
menstimulir guru untuk mengembangkan metode kegiatan sehari-hari di sekolah, kata supervisi
dan proses pengajaran, membantu guru membina selalu diartikan dengan supervisi pengajaran.
kurikulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan Istilah supervisi pengajaran, kiranya belum
kemampuan anak serta menilai sifat-sifat dan begitu lazim digunakan dalam lingkungan
kemampuan guru sehingga kepala sekolah dapat persekolahan dan kepegawaian. Tetapi makin
membantu mereka ke arah pengajaran yang lebih lama makin dikenal dan makin banyak
baik. dipergunakan orang. Namun demikian, mengenai
Jadi jelas bahwa kepala sekolah merupakan arti, fungsi, dan tujuan yang terkandung di
penentu maju mundurnya kegiatan belajar dalamnya masih merupakan tanda tanya, apakah
mengajar di sekolah. Untuk mempermudah sudah benar-benar dipahami oleh yang
tercapainya tujuan tersebut, Danim dan Danim mempergunakan istilah tersebut.
(2011:43) menyebutkan bahwa seorang kepala Sagala (2010:90), mengulas konsep
sekolah harus mampu melaksanakan bidang- supervisi pengajaran secara panjang lebar, dalam
bidang kegiatan administrasi pendidikan seperti: komentar tersebut beliau menyebutkan bahwa
(a) administrasi kurikulum, (b) administrasi sesungguhnya konsep supervisi dalam
personalia, (c) administrasi kesiswaan, (d) pandangan pendidikan pada awalnya adanya
administrasi keuangan, dan (e) administrasi kebutuhan guru dalam memperoleh bantuan
perawatan preventif sarana dan prasarana mengatasi kesulitan dalam landasan pengajaran
sekolah. Makanya guru harus memahami posisi dengan cara membimbing guru, memilih metode
kepala sekolah, karena tugas kepala sekolah mengajar, dan mempersiapkan guru untuk
adalah mengatasi segala yang menghambat mampu melaksanakan tugasnya dengan
jalannya aktivitas mengajar dengan mengadakan kreativitas yang tinggi dan otonom sebagai guru,
pengawasan serta kontinu dan terarah. sehingga pertumbuhan jabatan guru terus
berlangsung.
Volume 3, No. 2, Mei 2015 129
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Dari ulasan di atas, jelaslah bahwa seorang persoalan yang dihadapi selama proses
supervisor pendidikan akan mengetahui segala pendidikan berlangsung. Ametembun (Tim
hal dengan cara melakukan penelitian terlebih Dosen Administrasi Pendidikan, 2012: 316),
dahulu. menyebutkan bahwa tujuan supervisi pendidikan
adalah untuk mengembangkan situasi belajar dan
Fungsi Supervisi Pengajaran mengajar yang lebih baik antara lain
Fungsi utama supervisi ditujukan kepada merumuskan tujuan-tujuan supervisi pendidikan
perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. dengan memperhatikan beberapa faktor dan sifat
Setiap fungsi yang terdapat dalam kegiatan khusus, sehingga dapat membantu mencari dan
supervisi pengajaran mempunyai tugas-tugas menentukan kegiatan supervisi yang lebih
tersendiri, namun tetap berada dalam kerangka efektif.
penyelenggaraan sekolah. Di antara fungsi Lebih lanjut dikemukakan oleh Glickman
tersebut, menurut Harris (Muslim, 2013: 46), (Muslim, 2013:43), menyebutkan bahwa tujuan
membagikannya menjadi lima fungsi utama, supervisi pengajaran adalah membantu guru
yaitu: (a) fungsi administrasi umum, (b) fungsi bagaimana belajar meningkatkan kemampuan
mengajar, (c) fungsi supervisi, (d) fungsi mereka sendiri guna mencapai tujuan
manajemen, dan (e) fungsi pelayanan khusus. pembelajaran yang telah ditetapkan bagi siswa-
Untuk membedakan pelaksanaan masing- siswanya. Penekanan penting dari tujuan
masing fungsi tersebut ada dua hal yang bisa supervisi pengajaran ini adalah menjamin proses
dijadikan dasar, yaitu “pengajaran” dan “siswa”, belajar mengajar, pengembangan kurikulum
karena kedua hal inilah yang merupakan inti dalam pembelajaran, dan pengembangan personil
sentral dalam penyelenggaraan sekolah. semakin berkualitas.
Meskipun tujuan akhir dari supervisi adalah
meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan Pendekatan Supervisi Pengajaran
individu para siswa, tetapi ia tidak bisa Dalam pelaksanaan supervisi pengajaran,
melakukan intervensi langsung terhadap siswa karakteristik guru yang dihadapi oleh supervisor
melainkan hanya kepada guru-guru atau tenaga pasti berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat
pengajarnya. Oleh karena itu, sasaran utama dilihat dari sisi usia dan kematangan, pengalaman
supervisi adalah guru. kerja, motivasi maupun kemampuan guru.
Karena itu, supervisor harus menetapkan
Tujuan Supervisi Pengajaran
pendekatan yang sesuai dengan karakteristik
Prestasi belajar siswa dapat dicapai tidak
guru yang dihadapinya.
terlepas dari peran pengawas, kepala sekolah,
Apabila pendekatan yang digunakan tidak
dan guru. Tugas pokok guru adalah mengajar dan
sesuai, maka kegiatan supervisi kemungkinan
membantu siswa menyelesaikan masalah-
tidak akan berjalan dengan efektif. Sahertian
masalah belajar dan perkembangan pribadi dan
(2010:45), menjelaskan bahwa pendekatan dan
sosialnya. Adapun tugas kepala sekolah
perilaku serta teknik yang diterapkan dalam
memimpin guru dan siswa dalam proses
memberi supervisi kepada berdasarkan prototipe
pembelajaran serta membantu mengatasi
guru seperti pendekatan langsung. Bila guru
masalah yang dihadapi.
profesional, maka pendekatan yang digunakan
Sedangkan tugas pengawas melakukan
adalah pendekatan non direktif.
supervisi dan memberikan bantuan kepada
Sedangkan Sergiovanni (Wahyudi,
kepala sekolah, guru, dan siswa dalam mengatasi
2012:104), mengklasifikasi pendekatan supervisi
Volume 3, No. 2, Mei 2015 130
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

menjadi empat macam yaitu: (a) supervisi klinis tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang
(clinical supervision), (b) supervisi kolegial disyaratkan untuk mengemban profesi tersebut.
(collegial supervision), (c) supervisi individual Kemampuan dasar itu tidak lain ialah kompetensi
(self-directed supervision), dan (d) supervisi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
informal (informal supervision). Purwanto (2009:147) mengungkapkan
bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang
Peningkatan Profesionalisme Guru luas, meskipun sambil mengajar ia harus tetap
Pendidikan yang berkualitas adalah belajar, dan guru harus memiliki pengajaran
pendidikan yang mampu mengantarkan peserta dengan metode dan model yang berbeda
didiknya mencapai standar kompetensi kelulusan sehingga tidak membosankan. Kesadaran akan
dan standar kompetensi kemandirian yang profesionalisme ini menuntut tanggungjawab
dipersyaratkan baik sebagai pribadi yang berat bagi para guru itu sendiri. Seorang guru
berkembang secara optimal, maupun harus berani menghadapi tantangan dalam tugas
dipersyaratkan secara peraturan yang ada dalam maupun lingkungannya yang akan
standar kompetensi kelulusan dan standar mempengaruhi perkembangan pribadinya, dan
kompetensi kemandirian. juga harus berani merubah dan menyempurnakan
Dengan demikian, kualitas pendidikan diri sesuai dengan tuntutan zaman.
sangatlah dipengaruhi oleh perbaikan dan Adapun Sagala (2011:1), menyebutkan
penyempurnaan semua komponen pendidikan bahwa guru profesional adalah guru yang bekerja
yang dilakukan secara sistematis dan terukur. Hal secara terstruktur dan dapat dilihat dari cerminan
ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2009: 5) kepribadian yang terdiri dari konsep diri, idea
yang mengungkapkan bahwa guru memegang yang muncul, dan realita dari diri sendiri.
peran utama dalam pembangunan pendidikan, Definisi tersebut menyatakan bahwa suatu
khususnya yang dise-lenggarakan secara formal profesi menyajikan jasa yang berdasarkan ilmu
di sekolah. Guru juga sangat menentukan pengetahuan yang hanya dipahami oleh orang-
keberhasilan peserta didik, terutama dalam orang tertentu yang secara sistematik diterapkan
proses belajar mengajar. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan klien dalam hal ini
dapatlah dipahami bahwa upaya peningkatan masyarakat.
mutu pendidikan tidak akan berpengaruh banyak Sedangkan istilah “profesional” berasal dari
tanpa didukung oleh guru yang profesional dan kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan
berkualitas. suatu pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional
Guru yang profesional akan menghasilkan kurang lebih berarti orang yang melaksanakan
proses pendidikan yang berkualitas karena sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi
ditunjang oleh kompetensi yang dimilikinya seperti pencaharian. Oleh karena itu, tinjauan
sehingga melahirkan lulusan yang berkualitas Sagala (2011:2), menyajikan bahwa ada
dan bermutu. Beranjak dari tinjauan tersebut, sejumlah anggapan bahwa setiap orang dapat
dapatlah dipahami bahwa untuk menghasilkan melakukan dengan baik dan rapi, dan dapat
output pendidikan yang bermutu harus ditunjang memuaskan orang lain.
dengan sumber daya pendidik yang berkompeten Cara kerja yang demikian itu disebut sebagai
di setiap bidang keahliannya. telah menyelesaikan pekerjaan secara
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesional. Banyak persyaratan yang harus
profesi lainnya terletak dalam tugas dan dipenuhi seseorang sehingga ia dikenal sebagai
tanggungjawabnya. Tugas dan tanggungjawab pekerja profesional. Profesionalisme terkadang
Volume 3, No. 2, Mei 2015 131
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

salah dimengerti karena hanya dikaitkan dengan tentang yang dialami subjek penelitian, misalnya
suatu bidang tertentu saja. Profesionalisme perilaku, persepsi, kinerja, motivasi dan tindakan
memang banyak berlaku pada berbagai bidang dengan apa adanya.
kehidupan, tetapi profesionalisme itu tentu Secara historis, dilakukan dengan cara
mempunyai ciri atau karakteristik yang dapat deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
dipertanggungjawabkan baik dari segi ilmu pada satu konteks khusus yang alamiah
pengetahuan maupun akuntabilitas pekerjaan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Selanjutnya untuk memperoleh
METODE PENELITIAN data dan temuan penelitian yang otentik, penulis
Penelitian ini menggunakan metode menggunakan pendekatan kualitatif.
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu Dalam tafsiran Sugiyono (2012:15)
mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
supervisi pengajaran dalam meningkatkan sering disebut metode naturalistik karena
profesional guru di SMA Negeri Kabupaten penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan yaitu alamiah (natural setting), disebut juga sebagai
pendekatan kualitatif, di mana data-data yang metode etnografi, karena pada awalnya metode
dikumpulkan dituangkan dalam bentuk uraian. ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
Metode deskriptif yang digunakan dalam bidang antropologi budaya, disebut pula metode
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang kualitatif karena data yang terkumpul dan
ditujukan untuk mengkaji berbagai permasalahan analisisnya lebih bersifat kualitatif. objek
yang ada di lapangan dan memperoleh makna penelitiannya sangat alamiah dengan data yang
yang lebih sesuai kondisi lingkungan tempat berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
dilakukannya penelitian. peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
Senada dengan penjelasan Sukmadinata mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
(2010:72) bahwa penelitian deskriptif adalah Dalam menemukan data yang benar tentang
suatu bentuk penelitian yang paling dasar pelaksanaan supervisi pengajaran dalam
ditujukan untuk mendeskripsikan atau meningkatkan profesional guru di SMA Negeri
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, Kabupaten Aceh Besar, peneliti menggunakan
baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun teknik pengumpulan data melalui observasi,
rekayasa manusia. Menurut Nazir (2011:54) wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya
yaitu penelitian deskriptif adalah suatu metode untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan
dalam status kelompok manusia, suatu objek, sejak awal penelitian sampai akhir penelitian
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, dengan teknik reduksi data, penyajian data dan
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa kesimpulan.
sekarang, tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau HASIL PEMBAHASAN
lukisan secara sistematis, faktual dan ukuran Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan diupayakan untuk menginterpretasikan hasil
antara fenomena yang diselidiki. temuan penelitian di lapangan yang telah
Berdasarkan pengertian di atas dipahami diperoleh. Hal ini didasarkan pada suatu persepsi
bahwa metode deskripsi merupakan suatu bahwa tujuan utama penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami dan untuk memperoleh pemaknaan atas realita yang
menggambarkan fenomena atau permasalahan terjadi. Selanjutnya secara sistematis

Volume 3, No. 2, Mei 2015 132


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pembahasan hasil penelitian ini akan dipaparkan Hasil penelitian membuktikan bahwa
sebagai berikut: penyusunan program kerja supervisi pengajaran
Program Kerja Supervisi Pengajaran Kepala yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SMAN
Sekolah pada SMAN di Lingkungan di lingkungan Kabupaten Aceh Besar mencakup
Kabupaten Aceh Besar komponen proses belajar mengajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu
program kerja supervisi pengajaran kepala cara untuk dapat merangsang, memelihara, dan
sekolah pada SMAN di lingkungan Kabupaten meningkatkan terciptanya proses berpikir dari
Aceh Besar sudah dirancang dengan baik dalam setiap individu belajar.
jangka waktu satu tahun ke depan, dan akan Dalam kata pembelajaran ditekankan pada
dirumuskan kembali di tahun yang akan datang. kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang
Akan tetapi mekanisme pelaksanaan kegiatan terencana dalam sumber belajar agar terjadi
supervisi pengajaran berbeda. proses belajar. Ciri utama dalam proses
Pengembangan program kerja pelaksanaan pembelajaran adalah adanya interaksi antara
supervisi pengajaran merupakan rumusan- peserta didik dengan lingkungan belajarnya, baik
rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh dengan guru, teman-teman, dan sumber-sumber
kepala sekolah terhadap guru dalam proses belajar lainnya.
pembelajaran untuk mencapai tujuan atau Sedangkan ciri-ciri lain dari pembelajaran
kompetensi dasar yang telah ditentukan. . berkaitan dengan komponen-komponen
a) Perencanaan pembelajaran pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam materi/bahan ajar, metode, media, evaluasi,
penyusunan program kerja supervisi pengajaran peserta didik, dan adanya pendidik/guru.
yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SMAN Menurut Majid (2007:26) menjelaskan bahwa
di lingkungan Kabupaten Aceh Besar mencakup sebuah proses pembelajaran yang baik akan
komponen perencanaan pembelajaran. Proses membentuk kemampuan berpikir kritis dan
pengembangan perencanaan pembelajaran terkait munculnya kreativitas, paling tidak harus
erat dengan unsur-unsur dasar kurikulum yaitu melibatkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan
tujuan materi pelajaran, pengalaman belajar, dan psikomotor.
penilaian hasil belajar. c) Penggunaan alat peraga
Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sudjana (2011:137), menyebutkan bahwa unsur penyusunan program kerja supervisi pengajaran
yang harus diperhatikan dalam perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SMAN
mengajar atau satuan pelajaran adalah tujuan di lingkungan Kabupaten Aceh Besar mencakup
instruksional, bahan pengajaran, kegiatan belajar, komponen penggunaan alat peraga. Komponen
metode dan alat bantu mengajar, dan ini merupakan padanan kata yang sering
evaluasi/penilaian. Dalam perencanaan diistilahkan dengan media pembelajaran.
pembelajaran sampai saat ini masih Kata “alat peraga” merupakan salah satu
mempergunakan pendekatan sistem, artinya komponen yang terdapat dalam media
perencanaan pembelajaran merupakan kesatuan pembelajaran. Kata media merupakan bentuk
utuh yang memiliki komponen (tujuan, materi, jamak dari kata medium. Media merupakan salah
pengalaman belajar dan evaluasi) yang satu sama satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
lain saling berinteraksi. pembawa pesan dari komunikator menuju
b) Proses belajar mengajar komunikan. Menurut Nata (2009:301),
Volume 3, No. 2, Mei 2015 133
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

menjelaskan bahwa alat pengajaran adalah setiap dengan pendekatan langsung dan pendekatan
peralatan yang dapat menunjang efektivitas dan tidak langsung. Pelaksanaan supervisi pengajaran
efisiensi pengajaran. yang diterapkan oleh kepala sekolah di SMA
Karena sifatnya yang demikian itu, maka Negeri 1 Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
sebagian orang yang ada berpendapat atau dilaksanakan dengan pendekatan tidak langsung,
menyebutkan alat pengajaran sebagai sarana sedangkan pelaksanaan supervisi pengajaran di
belajar. Alat pengajaran ini juga termasuk bagian SMA Negeri Peukan Bada Kabupaten Aceh
dari sumber pengajaran karena dapat Besar dilaksanakan dengan pendekatan langsung.
mempengaruhi tingkah laku para siswa. Dari Namun keduanya menggunakan teknik
penjelasan dapatlah dipahami bahwa alat supervisi pengajaran yang bersifat individual,
pengajaran merupakan saran belajar yang dapat yaitu kunjungan kelas, observasi kelas, dan
mempengaruhi tingkah laku belajar siswa. percakapan pribadi. Paradigma baru mengenai
d) Teknik evaluasi pengajaran supervisi yaitu memberi bantuan kepada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawahan agar dapat melaksanakan tugas dan
penyusunan program kerja supervisi pengajaran tanggungjawab yang menuju sasaran yang
yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SMAN ditetapkan. Hal ini diungkapkan Sagala
di lingkungan Kabupaten Aceh Besar juga (2012:228) bahwa usaha untuk memperbaiki
meliputi teknik evaluasi pengajaran. Setiap situasi belajar mengajar sebagai bantuan bagi
kegiatan memerlukan pengukuran dan evaluasi. guru dalam mengajar untuk membantu siswa
Pembahasan tentang evaluasi merupakan unsur agar lebih baik dalam belajar.
penting yang selalu dibicarakan oleh semua Supervisi mempunyai pengertian dua
komponen dalam organisasi pendidikan. macam, yaitu supervisi umum dan supervisi
Sagala (2012:59) mengatakan bahwa, pengajaran. Supervisi umum adalah supervisi
pengawasan atau evaluasi adalah dikaitkan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
dengan upaya untuk mengendalikan, membina sekolah atau kantor-kantor pendidikan atau
dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu pekerjaan yang secara tidak langsung
pembelajaran dalam arti luas. Melalui evaluasi berhubungan dengan usaha perbaikan
pembelajaran yang efektif, suasana pembelajaran pengajaran, seperti supervisi terhadap kegiatan
dapat dilaksanakan dengan lebih baik. pengelolaan bantuan dan perlengkapan sekolah
Berdasarkan pengertian tersebut, evaluasi atau kantor.
memiliki tujuan untuk memperbaiki cara belajar- Sedangkan supervisi pengajaran adalah
mengajar, pengayaan bagi peserta didik serta kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk
menempatkan peserta didik pada situasi belajar memperbaiki kondisi, baik personel maupun
mengajar yang lebih tepat dan sesuai dengan material yang memungkinkan terciptanya situasi
tingkat kemampuan yang dimilikinya. Seorang belajar mengajar yang lebih baik demi
guru dapat dikatakan berhasil dalam mengajar tercapainya tujuan pendidikan. Dari uraian di atas
apabila sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. dapat disimpulkan bahwa supervisi pengajaran
adalah pembinaan dan pengembangan kepada
Pelaksanaan Supervisi Pengajaran pada guru dalam rangka meningkatkan profesionalnya
SMAN di Lingkungan Kabupaten Aceh Besar dan kemampuannya guna meningkatkan kualitas
Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran. Supervisi pengajaran harus
pelaksanaan supervisi pengajaran pada SMAN di didesain secara baik agar terarah dalam
lingkungan Kabupaten Aceh Besar dilakukan pelaksanaannya.
Volume 3, No. 2, Mei 2015 134
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Secara khusus fungsi kepala sekolah sebagai Sebenarnya, apabila kita mau mencermati
supervisor pengajaran sangat penting karena bahwa pekerjaan seberat apapun tidak akan
dapat menunjang profesionalisme guru dalam memiliki kendala apabila kita mau mengikuti
menjalankan tugasnya. Kepala sekolah harus aturan sesuai pedoman. Begitu pula halnya
dapat membina dan membimbing guru sehingga dengan kepala sekolah dalam melaksanakan
guru nyaman dalam bekerja dan dapat kegiatan supervisi pengajaran. Tidak semua
meningkatkan kompetensi guru. kepala sekolah mengerti dan memahami maksud
peran dan tanggungjawab sebagaimana
Kendala yang Dihadapi Kepala Sekolah tercantum dalam program pendidikan. Seseorang
dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran yang memegang jabatan kepala sekolah adalah
pada SMAN di Lingkungan Kabupaten Aceh pemimpin pendidikan.
Besar Wahyudi (2012:30), bahwa tugas dan
Hasil penelitian membuktikan bahwa tanggungjawab kepala sekolah dapat
kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam digolongkan kepada dua bidang, yaitu: (a) tugas
pelaksanaan supervisi pengajaran pada SMAN di kepala sekolah dalam bidang administrasi, (b)
lingkungan Kabupaten Aceh Besar dapat tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi.
diidentifikasi melalui indikator berikut, yaitu: Kepala sekolah juga tidak saja dituntut untuk
a) Pendekatan supervisi pengajaran melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetapi ia juga harus mampu menjalin hubungan
kendala kepala sekolah dalam pelaksanaan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka
supervisi pengajaran dalam aspek pendekatan membina pribadi peserta didik secara optimal.
supervisi pengajaran antara lain sedikitnya waktu Kepala sekolah dapat menerima tanggung
yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga jawab tersebut, namun ia belum tentu mengerti
pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan. dengan jelas bagaimana ia dapat menyumbang ke
b) Teknik supervisi pengajaran arah perbaikan program pengajaran. Menurut
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Purwanto (2006:65), bahwa kepala sekolah
kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mempunyai 11 macam peranan, yaitu sebagai
pelaksanaan supervisi pengajaran pada SMAN di pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi
lingkungan Kabupaten Aceh Besar dari segi hubungan antara anggota-anggota, mewakili
teknik supervisi pengajaran antara lain lebih kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran,
memperhatikan pada aspek psikologis guru. bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung
Faktor ini sangat menentukan jalannya jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai
pelaksanaan program supervisi pengajaran. seorang ayah.
c) Perilaku guru pada saat dilakukan supervisi
pengajaran KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesimpulan
kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam Dari hasil temuan penelitian, ada beberapa
pelaksanaan supervisi pengajaran pada SMAN di hal yang dapat penulis simpulkan antara lain:
lingkungan Kabupaten Aceh Besar dalam aspek 1. Program kerja supervisi pengajaran kepala
perilaku guru pada saat dilakukan supervisi sekolah pada SMAN Kabupaten Aceh Besar
pengajaran di antaranya kondisi guru-guru sangat sudah memiliki rancangan yang baik untuk
variatif dan sangat tergantung pada teknik yang satu tahun dan dirumuskan kembali di tahun
digunakan oleh kepala sekolah. yang berikutnya.

Volume 3, No. 2, Mei 2015 135


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

2. Pelaksanaan supervisi pengajaran pada SMA profesionalisme guru, sebaiknya kepala


Negeri 1 Darul Imarah Kabupaten Aceh sekolah perlu meminta bantuan kepada
Besar dilaksanakan dengan pendekatan tidak pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan
langsung dan di SMA Negeri Peukan Bada Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh
Kabupaten Aceh Besar dilaksanakan dengan Besar agar dapat mengutuskan beberapa
pendekatan langsung. orang supervisor demi terlaksananya
3. Kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam program pembelajaran dengan baik dan
pelaksanaan supervisi pengajaran antara lain: benar.
(a) pendekatan supervisi pengajaran,
DAFTAR KEPUSTAKAAN
sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala Danim, Sudarwan dan Danim, Yunan. (2011).
sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit Administrasi Sekolah dan Manajemen
untuk diagendakan, (b) teknik supervisi Kelas: Strategi Membangun Disiplin Kelas
dan Suasana Edukatif di Sekolah, Bandung:
pengajaran, lebih memperhatikan pada aspek
Pustaka Setia.
psikologis guru dan faktor ini sangat Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, AA, (2011).
menentukan jalannya pelaksanaan program Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan
supervisi pengajaran, dan (c) perilaku guru Proses Pengajaran, Bandung: Refika
Aditama.
pada saat dilakukan supervisi pengajaran,
Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran.
kondisi guru-guru sangat variatif dan sangat Bandung: Remaja Rosdakarya.
tergantung pada teknik yang digunakan oleh Mulyasa. Enco, (2009). Standar Kompetensi dan
kepala sekolah. Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muslim, Sri Banun, (2013). Supervisi Pendidikan
Saran-saran Meningkatkan Kualitas Profesionalisme
Adapun saran-saran yang diajukan terkait Guru, Bandung: Alfabeta.
pembahasan yang terkait dengan penelitian ini Nata, Abuddin, (2009). Perspektif Islam Tentang
Strategi Pembelajaran, Jakarta: Prenada
adalah sebagai berikut:
Media Group.
1. Untuk meningkatkan pemahaman guru-guru Nazir, Moh, (2011), Metode Penelitian, Bogor:
dan karyawan terhadap kajian supervisi Ghalia Indonesia.
pengajaran di SMA Negeri Kabupaten Aceh Purwanto, M. Ngalim, (2009). Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
Besar ada baiknya kepala sekolah
Remaja Rosdakarya.
menginformasikan kepada guru-guru tentang ........................., (2006). Administrasi dan
hal-hal apa saja yang menjadi sasaran Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
supervisi pengajaran, sehingga pemahaman Rosdakarya.
Sagala, Syaiful, (2012). Administrasi Pendidikan
guru-guru tentang substansi kegiatan
Kontemporer, Bandung: Alfabeta.
supervisi tersebut dapat dipahami dengan ........................., (2011). Kemampuan
benar. Profesionalisme Guru dan Tenaga
2. Dalam rangka meningkatkan Kependidikan, Bandung: Alfabeta.
........................., (2011). Manajemen Strategik
profesionalisme guru dalam pembelajaran,
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan:
ada baiknya kepala sekolah melakukan Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi, dan
kegiatan supervisi pengajaran seminggu tiga Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam
kali, sehingga aktivitas pembelajaran dapat Sistem Otonomi Sekolah), Bandung:
Alfabeta.
terkontrol dan teramati dengan baik.
........................., (2010). Supervisi Pembelajaran
3. Untuk meningkatkan pelayanan pendidikan dalam Profesi Pendidikan: Membantu
dalam hubungannya dengan peningkatan Mengatasi Kesulitan Guru Memberikan
Volume 3, No. 2, Mei 2015 136
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Layanan Belajar Yang Bermutu, Bandung:


Alfabeta.
Sahertian, Piet A. (2010). Konsep Dasar dan
Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2011). Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, (2010), Metode
Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, (2012). Manajemen
Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Wahyudi, (2012). Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization), Bandung:
Alfabeta.

Volume 3, No. 2, Mei 2015 137

You might also like