You are on page 1of 9

Journal of Educational Science and Technology

Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 Hal. 136- 144


p-ISSN:2460-1497 dan e-ISSN: 2477-3840

Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Dan Supervisi


Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Di Kabupaten Majene
Ahmad Ramadhan
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Kekhususan Kepengawasan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Email : adam_ramadhan29@yahoo.co.id

(Received: Juni-2017; Reviewed: Juli-2017; Revised: Juli-2017; Accepted: Agustus-2017; Published: Agustus-2017)
©2017 –EST Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan
akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).

ABSTRACT
This research aims at examining the implementation of academic supervison by schools’
supervisors, supervision by the principals and teachers’ performances, the influence of
the implementation of academic supervision by schools’ supervisors toward teachers’
performance, the influence of supervision by principal toward teachers’ performance and
the influence of the implementation of academic supervision by supervisors and the
supervision by the principals simultaneously toward teachers’ performance at SMKN in
Majene district. Type ex post facto research, with 210 teachers of civil servants as a
population in the sample of 138 teachers determined by proportional random sampling
technique. The instruments used were questionnaires with teacher respondents.
Instrument development begins content validation, grains and instruments. Analysis using
descriptive analysis and infrensial analysis. The results of descriptive analysis indicate
that the implementation of supervision of school supervisor supervision is not done well
and categorized low, supervision of principal executed well and categorized high and
performance of teacher executed well and categorized high. The results of inferential
analysis using linear regression indicate that; (1) the implementation of academic
supervision by schools’ supervisors give significant influence toward teachers’
performances, (2) supervision by the principals significant influence toward teachers’
performances, (3) the implementation of academic supervision by schools’ supervisors
and supervision by the principals collectively give significant influence toward teachers’
performance.
Keywords: Academic Supervision by Supervisors; Principal Supervision; Teachers’
Performance
ABSTRAK
Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik
pengawas sekolah, supervisi kepala sekolah, kinerja guru, juga untuk mengetahui
pengaruh pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja guru,
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan pengaruh secara simultan
antara pelaksanaan supervisi akademik pengawas dengan supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kabupaten Majene. Jenis penelitian ex post
facto, dengan sampel sebanyak 138 guru, ditetapkan dengan teknik proportional random
sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan responden guru.
Pengembangan instrumen mulai validasi isi, butir dan instrumen. Analisis menggunakan
analisis deskriptif dan analisis infrensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah tidak terlaksana dengan baik dan
berkategori rendah, supervisi kepala sekolah terlaksana dengan baik dan berkategori
tinggi dan kinerja guru terlaksana dengan baik dan berkategori tinggi. Hasil analisis
inferensial menggunakan regresi linear menunjukkan bahwa :(1) kompetensi supervisi
136
Journal of EST, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 hal. 136-144 137

akademik pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (2) supervisi
kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (3) kompetensi supervisi
akademik pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

Kata kunci: Kinerja Guru; Supervisi Akademik Pengawas; Supervisi Kepala


Sekolah.

PENDAHULUAN memajukan pendidikan adalah pengawas


sekolah. Tugas pokok pangawas sekolah
Terdapat paling sedikit tiga pihak yang berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor.
dinilai sangat menentukan keberhasilan 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional
pencapaian pendidikan, yaitu guru, kepala Pendidikan, pada Pasal 55 menyatakan bahwa,
sekolah, dan pengawas (Agung dan Yufridawati, “pengawasan satuan pendidikan meliputi
2013: 24). Dari beberapa pihak yang pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan
mempengaruhi keberhasilan pendidikan di tindak lanjut hasil pengawasan”. Sejalan dengan
sekolah, maka guru menempati kedudukan itu, Sagala (2012 : 143) menyatakan bahwa,
yang sangat penting dalam kegiatan Pengawas sekolah memberikan pembinaan,
pembelajaran di sekolah. Menurut Surya (dalam penilaian, dan bantuan/bimbingan mulai
Supardi, 2014: 53), bahwa, “dalam tingkatan dari rencana program, proses, sampai
operasional, guru merupakan penentu dengan hasil dalam pengelolaan sekolah
keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya untuk meningkatkan kinerja sekolah,
pada tingkat institusional, instruksional, dan sedangkan tanggungjawab sebagai
eksperensial”. Sejalan menurut Supardi (2014: pengawas adalah membantu meningkatkan
54), “Guru sangat menentukan mutu kualitas penyelenggaraan pendidikan
pendidikan, berhasil tidaknya proses (supervisi manajerial), pengawas sekolah
pembelajaran, terorganisasikannya sarana juga bertugas membantu meningkatkan
prasarana, peserta didik, media, alat dan sumber kualitas proses belajar
belajar. mengajar/membimbing dan hasil prestasi
Pengelolaan sekolah sebagai lembaga belajar siswa dalam rangka mencapai
pendidikan tidak terlepas dari peranan kepala tujuan pendidikan.
sekolah dalam menjalankan tugas pokoknya. Supervisi akademik merupakan salah satu
Menurut Supardi (2012: 13) bahwa, kompetensi pengawas yang diatur dalam
“kepemimpinan kepala sekolah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI
pemberian layanan supervisi kepada guru Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar
merupakan salah satu variabel organisasi yang Pengawas Sekolah/ Madrasah.
mempengaruhi kinerja guru”. Selanjutnya Dari pengalaman para peneliti-peneliti
dijelaskan dalam Hadis dan Nurhayati (2012: dan penulis selama ini bahwa peran pengawas
36) bahwa peranan supervisi kepala sekolah di sekolah, kepala sekolah serta guru dalam
sekolah sangat besar dan signifikan dalam mengelola pendidikan di sekolah belum
meningkatkan kinerja para staf guru yang pada maksimal. Permasalahan tersebut diantaranya
akhirnya bermuara kepada peningkatan kualitas dalam praktek pembelajaran yang sedikitnya
proses pembelajaran dan hasil pembelajaran terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan
secara mikro, dan peningkatan kualitas oleh guru, yaitu, 1) mengambil jalan pintas
pengajaran dan pendidikan secara makro yang dalam pembelajaran; 2) menunggu peserta didik
bermuara kepada peningkatan kualitas berperilaku negatif; 3) menggunakan detructive
sumberdaya manusia Indonesia seutuhnya. discipline; 4) mengabaikan perbedaan peserta
Selain itu, kepala sekolah juga memiliki didik; 5) merasa paling pandai dan paling tahu;
kompetensi sebagaimana tertuang dalam 6) tidak adil (diskriminatif); 7) memaksa hak
peraturan Menteri Pendidikan Nasional peserta didik (Mulyasa, 2005: 20). Permasalahan
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007. tersebut, dapat diindikasikan bahwa kinerja guru
Selain guru dan kepala sekolah, belum maksimal dalam meningkatkan
komponen lain yang turut serta dalam profesionalismenya, sehingga perlu didukung
138 Ramadhan. Pengaruh Pelaksanaan Suvervisi

oleh pengawas dan kepala sekolah untuk yang dilakukan secara individu sebagai pekerja
membina, membimbing, melatih dan maupun oleh kelompok atau organisasi.
mengembangkan kemampuan guru melalui Dalam dunia pendidikan, guru
supervisi akademik. Namun disisi lain, layanan merupakan sumber daya manusia yang
supervisi akademik yang dilakukan oleh mempunyai keahlian untuk meningkatkan
pengawas dan kepala sekolah belum sesuai kualitas pembelajaran. Menurut Undang-
dengan apa yang diharapkan oleh guru itu Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
sendiri. Pengawas dan kepala sekolah hanya 2005, Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 (Ayat
sebagai auditor yang memeriksa kelengkapan 1) ditegaskan bahwa guru adalah pendidik
secara administratif tanpa melakukan pembinaan profesional dengan tugas utama mendidik,
serta bimbingan dan pelatihan-pelatihan kepada mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
guru. Sejalan dengan peninjauan kapasitas menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pengawas yang dilaksanakan sebagai bagian dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan
Australia Indonesia Basic Education Program menengah. Selanjutnya pada Pasal 20 (Ayat 1)
(AIBEP) Tahun 2007 terkait kompetensi mengatakan bahwa salah satu kewajiban
pengawas mengungkapkan bahwa kompetensi profesional guru adalah merencanakan
para pengawas berada dibawah harapan, secara pembelajaran, melaksanakan proses
khusus pengawas dinilai masih lemah dalam pembelajaran yang bermutu, menilai dan
bidang pengawasan akademik, serta para guru mengevaluasi hasil pembelajaran, serta
menyatakan bahwa pengawas kurang menguasai meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
keahlian yang diperlukan untuk menjadi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
pengawas yang efektif (Hendarman, 2015: 10). sejalan dengan perkembangan ilmu
Permasalahan lain yang dialami oleh pengetahuan, teknologi dan seni.
pengawas, kepala sekolah dan guru, antara lain Kaitannya dengan kinerja guru yang
adalah pertama, pengawas kurang bertanggung dikemukakan oleh Widoyoko (2012 : 201)
jawab terhadap tugas pokoknya, kurang kreatif bahwa, “kinerja guru merupakan prestasi yang
dalam bekerja, kurangnya pengetahuan tentang dapat ditunjukkan oleh guru”. Hal senada
teknologi dan seni. Kedua, kepala sekolah diungkapkan oleh Barnawi dan Arifin (2012:
belum memberikan bimbingan yang sesuai 14) bahwa,
dengan kebutuhan guru dalam proses Kinerja guru dapat diartikan sebagai
pembelajaran, kurangnya pengetahuan tentang tingkat keberhasilan guru dalam
teknologi dan seni, kepala sekolah belum melaksanakan tugas pendidikan sesuai
menguasai metode dan teknik bimbingan dalam dengan tanggungjawab dan
meningkatkan kinerja guru di sekolah. Ketiga, wewenangnya berdasarkan standar
guru masih perlu ditingkatkan kinerjanya kinerja yang telah ditetapkan selama
melalui penguasaan membuat rencana periode tertentu dalam kerangka
pembelajaran, masih kurangnya guru mencapai tujuan pendidikan.
melaksanakan penelitian tindakan kelas, masih Sejalan yang dikemukakan oleh Mulyasa
kurangnya guru yang melakukan analisis hasil (2013 : 103) bahwa, “kinerja guru dalam
ujian peserta didik. pembelajaran berkaitan dengan kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
(2002: 570), ”kinerja adalah sesuatu yang menilai pembelajaran, baik yang berkaitan
dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau dengan proses maupun hasilnya”. Selanjutnya
kemampuan kerja”. Menurut Karwati & Priansa Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
(2013: 50) “ kinerja atau performance disebut Tentang Pendidikan Nasional, Pasal 39 Ayat 2
dengan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
pencapaiaan kerja, hasil kerja, unjuk kerja atau profesional yang bertugas merencanakan dan
penampilan kerja”. Dari pengertian tersebut, melaksanakan proses pembelajaran, menilai
kinerja diartikan sebagai prestasi, menunjukkan hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
suatu kegiatan atau perbuatan dan dan pelatihan. Kinerja guru dapat ditunjukkan
melaksanakan tugas yang telah dibebankan. dari seberapa besar kompetensi-kompetensi
Dengan demikian, disimpulkan bahwa kinerja yang diprasyaratkan dapat dipenuhi dan
berkaitan dengan hasil kerja, prestasi kerja, diimplementasikan. Kompetensi tersebut
pencapaian target yang telah ditentukan, baik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
Journal of EST, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 hal. 136-144 139

profesional (Undang-Undang No 14 Tahun tempat dimana terjadinya interaksi antara guru


2005 tentang Guru dan Dosen, Bab IV Pasal yang memberi pelajaran dan siswa yang
10). menerima pelajaran (Helmawati, 2014: 36).
Salah satu unsur tenaga kependidikan Kepala sekolah merupakan salah satu
yang memiliki peran strategis untuk membina, komponen dalam satuan pendidikan yang
memantau, memberikan supervisi, dan sangat berperan dalam meningkatkan kinerja
mengevaluasi satuan atau lembaga pendidikan guru dan staf sekolah sehingga mutu pendidikan
adalah Pengawas. Menurut Sudjana (2012b: 25) di sekolah meningkat. Menurut Karwati &
bahwa, “pengawas sekolah adalah guru Priansa (2013: 38) mengatakan bahwa, “kepala
berstatus pegawai negeri sipil yang diangkat sekolah merupakan salah satu komponen
dan diberi tugas, tanggung jawab dan pendidikan yang berpengaruh dalam
wewenang oleh pejabat yang berwewenang meningkatkan kinerja guru”. Permendiknas
untuk melaksanakan pengawasan akademik dan Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
pengawasan manajerial pada satuan Sekolah/Madrasah, memuat kompetensi
pendidikan/sekolah”. Hal senada dikemukakan supervisi kepala sekolah yang terdiri dari :
oleh Sagala (2012: 138) bahwa, pengawas merencanakan program supervisi akademik
sekolah adalah tenaga kependidikan profesional dalam rangka peningkatan profesionalisme
yang diberi tugas, tanggung jawab dan guru, melaksanakan supervisi akademik
wewenang secara penuh oleh pejabat yang terhadap guru dengan menggunakan pendekatan
berwewenang untuk melakukan pembinaan dan dan teknik supervisi yang tepat, dan
pengawasan dalam bidang akademik (teknis menindaklanjuti hasil supervisi akademik
pendidikan) maupun bidang manajerial terhadap guru dalam rangka peningkatan
(pengelolaan sekoah). profesionalisme guru.
Selanjutnya menurut Fathurrohman dan Dengan demikian, dapat disimpulkan
Suryana (2011: 32) mengemukakan bahwa, bahwa supervisi kepala sekolah adalah kegiatan
“supervisi dari seorang pengawas pendidikan kepala sekolah dalam mengimplementasikan
adalah berusaha untuk meningkatkan kinerja tugas dan fungsinya melalui
guru dalam melakukan tugas profesinya”. kemampuan/kompetensi yang dimiliki untuk
Dengan demikian supervisi akademik merencanakan program supervisi akademik,
sasarannya adalah guru dengan tujuan untuk melaksanakan supervisi akademik terhadap
memberdayakan guru secara profesional dalam guru dengan menggunakan pendekatan dan
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai teknik supervisi yang tepat, dan menindaklanjuti
tenaga profesional sehingga kinerja guru dalam hasil supervisi akademik sebagai upaya
proses belajar mengajar dapat optimal dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
berkualitas. Dalam memberikan layanan Tujuan penelitian ini adalah untuk
supervisi akademik, pengawas sekolah perlu mengetahui pelaksanaan supervisi akademik
memiliki kompetensi atau kemampuan khusus, pengawas, supervisi kepala sekolah dan kinerja
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri guru pada SMK Negeri di Kabupaten Majene.
Pendidikan Nasional RI Nomor 12 tahun 2007 Selain itu, untuk mengetahui pengaruh
tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. pelaksanaan supervisi akademik pengawas
Dari berbagai sumber tersebut maka sekolah terhadap kinerja guru, pengaruh
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap
akademik pengawas sekolah adalah kegiatan kinerja guru, dan pengaruh pelaksanaan
pengawas dalam merefleksikan pengetahuan, supervisi akademik pengawas dan supervisi
keterampilan, kecakapan dan sikap pada setiap kepala sekolah secara bersama-sama terhadap
tindakan dalam melaksanakan tugas dan kinerja guru pada SMK Negeri di Kabupaten
fungsinya melalui kegiatan pemantauan, Majene.
penilaian dan pelatihan/bimbingan kepada guru Berdasarkan kajian teori yang telah
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dikemukakan sebelumnya maka hipotesis dalam
disekolah. penelitian ini adalah (a) Terdapat pengaruh
Secara sederhana kepala sekolah dapat signifikan pelaksanaan supervisi akademik
didefinisikan sebagai seseorang tenaga pengawas sekolah terhadap kinerja guru SMK
fungsional guru yang diberi tugas untuk Negeri di Kabupaten Majene. (b) Terdapat
memimpin suatu sekolah dimana pengaruh signifikan supervisi kepala sekolah
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten
140 Ramadhan. Pengaruh Pelaksanaan Suvervisi

Majene. (c) Terdapat pengaruh signifikan dilakukan dengan cara yaitu menentukan
pelaksanaan supervisi akademik pengawas dimensi/indikator variabel penelitian, menyusun
sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kisi-kisi instrumen, membuat butir instrumen,
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Majene. melakukan validasi pakar, melakukan uji coba
instrumen, melakukan uji validitas butir dan
METODE PENELITIAN melakukan uji realibilitas instrumen. Analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif
Jenis penelitian yang digunakan adalah dan analisis inferensial. Adapun uji persyaratan
penelitian ex post facto. Data yang dikumpulkan analisis terdiri dari uji normalitas data, uji
dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. linieritas data dan uji multikolinearitas.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri
Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
mulai Januari sampai dengan Maret 2016. Hasil
Waktu tersebut digunakan untuk pengambilan
data, baik data uji coba instrumen maupun data Analisis Deskriptif Kinerja Guru SMK
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Negeri di Kabupaten Majene. Hasil analisis
semua guru tetap berstatus pegawai negeri sipil deskriptif menggunakan program SPSS,
(PNS) yang tersebar pada 8 SMK Negeri di diperoleh Median sebesar 115.00 memberikan
Kabupaten Majene berjumlah 210 guru. Sampel makna bahwa 50% guru memiliki skor kinerja
Penelitian sebanyak 138 guru yang ditetapkan lebih besar dari 115 dan 50% guru memiliki
dengan teknik proportional random sampling. skor kinerja lebih kecil dari 115,00. Rata-rata
Jenis variabel dan definisi operasional skor kinerja guru sebesar 114,55 berada pada
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas rentang skor 114,55 ≤ skor < 135,97 dengan
yaitu pelaksanaan supervisi akademik pengawas kategori baik. Standar deviasi sebesar 14.282
sekolah (X1), Supervisi kepala sekolah (X2) dan dengan rentang (range) skor adalah 57
variabel terikat yaitu kinerja guru (Y). mengindikasikan bahwa skor kinerja guru SMK
Pengumpulan data menggunakan instrumen Negeri di Kabupaten Majene yang menjadi
berupa kuesioner dengan skala model likert dan sampel penelitian cenderung menyebar antara
empat jawaban alternatif yaitu selalu, sering, skor minimum 79 dan skor maksimum 136.
kadang-kadang, dan tidak pernah.
Pengembangan instrumen dalam penelitian ini

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kinerja Guru


Rendah Tinggi
Kategori Sangat Sangat
Rendah Total Tinggi Total
Rendah Tinggi
Frekuensi 13 53 66 64 8 72
Persentase 9,42% 38,40% 47,82% 46,38% 5,80% 52,18%
menggunakan program SPSS, diperoleh Median
Distribusi skor guru dengan kategori sebesar 97,00 memberikan makna bahwa 50%
tinggi adalah 64 orang guru dengan persentase skor pelaksanaan supervisi akademik pengawas
46,38% dan kategori sangat tinggi terdapat 8 sekolah menurut persepsi guru lebih besar dari
orang guru dengan persentase 5,80%, sehingga 97,00 dan 50% skor pelaksanaan supervisi
frekuensi kumulatif yang terbanyak adalah akademik pengawas sekolah menurut persepsi
kategori tinggi dan sangat tinggi, maka terdapat guru lebih kecil dari 97,00. Rata-rata skor
72 guru dengan persentase 52,18% dengan pelaksanaan supervisi akademik pengawas
kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sekolah sebesar 99,60 berada pada rentang
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Majene skor antara 66,70 < skor ≤ 99,60 dengan
terlaksana dengan baik dan berada pada kategori rendah. Standar deviasi sebesar 21.935
kategori tinggi. dengan rentang (range) skor adalah 111
mengindikasikan bahwa skor pelaksanaan
Analisis Deskriptif Pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah SMK
Supervisi Akademik Pengawas SMK Negeri di Negeri di Kabupaten Majene berdasarkan
Kabupaten Majene. Hasil analisis deskriptif persepsi guru yang menjadi respoden cenderung
Journal of EST, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 hal. 136-144 141

menyebar antara skor minimum 49 dan skor maksimum 160.

Tabel 1.2. Distribusi Frekuensi Kumulatif Supervisi Akademik Pengawas Sekolah

Rendah Tinggi
Kategori Sangat Sangat
Rendah Total Tinggi Total
Rendah Tinggi
Frekuensi 5 68 73 53 12 55
Persentase 3,62% 49,27% 52,89% 38,41% 8,70% 47,11%

Distribusi skor guru dengan kategori SPSS, diperoleh Median sebesar 96,50
rendah adalah 68 orang guru dengan persentase memberikan makna bahwa 50% skor supervisi
49,27% dan kategori sangat rendah terdapat 5 kepala sekolah menurut persepsi guru lebih
orang guru dengan persentase 3,62%, sehingga besar dari 96,50 dan 50% skor supervisi kepala
frekuensi kumulatif yang terbanyak adalah sekolah menurut persepsi guru lebih kecil
kategori rendah dan sangat rendah, maka dari 96,50. Rata-rata skor supervisi kepala
terdapat 73 guru dengan persentase 52,89% sekolah sebesar 94,86 berada pada rentang skor
dengan kategori rendah. Hal ini 94,86 ≤ skor < 128,47 dengan kategori tinggi.
mengindikasikan bahwa pelaksanaan supervisi Standar deviasi sebesar 22,402 dengan rentang
akademik pengawas sekolah SMK Negeri di (range) skor adalah 99 mengindikasikan bahwa
Kabupaten Majene belum terlaksana dengan skor Supervisi kepala sekolah SMK Negeri di
baik dan berada pada kategori rendah. Kabupaten Majene berdasarkan responden
Analisis Deskriptif Supervisi Kepala dalam penelitian ini cenderung menyebar antara
Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Majene. skor minimum 41 dan skor maksimum 140.
Hasil analisis deskriptif menggunakan program

Tabel 1.3. Distribusi Frekuensi Kumulatif Supervisi Kepala Sekolah

Keterangan Rendah Tinggi


Sangat Sangat
Kategori Rendah Total Tinggi Total
Rendah Tinggi
Frekuensi 11 55 66 61 11 72
Persentase 9,42% 38,40% 47,82% 46,38% 5,80% 52,18%

Distribusi skor guru dengan kategori konstanta 95,955. Untuk menguji kevalidan
tinggi adalah 61 orang guru dengan persentase persamaan regresi linear sederhana,
46,38% dan kategori sangat tinggi terdapat 8 diperoleh nilai sig = 0,001 < α = 0,05 maka Ho
orang guru dengan persentase 5,80%, sehingga di tolak yang berarti pelaksanaan supervisi
frekuensi kumulatif yang terbanyak adalah akademik pengawas sekolah berpengaruh
kategori tinggi dan sangat tinggi, maka terdapat signifikan terhadap kinerja guru. Nilai R Square
72 guru dengan persentase 52,18% dengan (0,078) disebut juga koefisien determinan yaitu
kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa angka korelasi yang dikuadratkan sehingga
supervisi kepala SMK Negeri di Kabupaten kontribusi yang disumbangkan sebesar 7,8% dan
Majene terlaksana dengan baik dan berada pada sisanya 92,2% dipengaruhi oleh faktor lain
kategori tinggi. diluar model regresi ini.
Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Hasil analisis regresi linear sederhana
Pengawas Sekolah dengan Kinerja Guru. Hasil variabel pelaksanaan supervisi akademik
analisis regresi linear sederhana diperoleh 0 = pengawas sekolah terhadap variabel kinerja guru
95,955, 1 = 0,186 sehingga model regresi diperoleh koefisien regresi yang memiliki nilai
linier 95,955 + 0,186X1. Dengan demikian keberartian, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dapat diinterpretasikan bahwa, apabila pelaksanaan supervisi akademik pengawas
pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sekolah meningkat satu satuan maka kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Majene.
guru akan meningkat sebesar 0,186 pada
142 Ramadhan. Pengaruh Pelaksanaan Suvervisi

Sesuai yang diungkapkan Sudjana Hasil analisis regresi linear sederhana


(2012b: 5), bahwa pengawasan dimaknai variabel supervisi kepala sekolah terhadap
sebagai bantuan profesional oleh pengawas variabel kinerja guru diperoleh koefisien regresi
sekolah kepada guru dan kepala sekolah yang yang memiliki nilai keberartian, sehingga dapat
diarahkan pada upaya meningkatkan kinerjanya disimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah
sesuai dengan tugas pokok dan tanggung berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru
jawabnya masing-masing. Menurut SMK Negeri di Kabupaten Majene. Hal ini
Fathurrohman (2011: 8), bahwa supervisi sesuai yang dikemukakan oleh Karwati &
akademik adalah bantuan profesional kepada Priansa (2013: 38), mengatakan bahwa kepala
guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, sekolah merupakan salah satu komponen
pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang pendidikan yang berpengaruh dalam
obyektif dan segera, sehingga dengan cara itu meningkatkan kinerja guru. Selanjutnya
guru dapat menggunakan balikan tersebut untuk dijelaskan dalam Hadis dan Nurhayati (2012:
memperbaiki kinerjanya. Adapun 36), dikemukakan bahwa peranan supervisi
menurut Suhardan (2010: 15), bahwa subtansi kepala sekolah di sekolah sangat besar dan
kegiatan pengawasan di sekolah berbentuk signifikan dalam meningkatkan kinerja para staf
membina sekolah dan gurunya, dalam bahasa guru yang pada akhirnya bermuara kepada
akademik disebut supervisi. Pengawasan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
akademik atau disebut supervisi akademik hasil pembelajaran secara mikro, dan
adalah bantuan profesional yang diberikan peningkatan kualitas pengajaran dan
kepada guru untuk mempertinggi kualitas pendidikan secara makro yang bermuara kepada
pembelajaran di sekolah. Supervisi akademik peningkatan kualitas sumberdaya manusia
adalah kegiatan layanan untuk membantu guru Indonesia seutuhnya.
supaya dapat mengajar lebih baik. Dari hasil penelitian dan dukungan
Dengan demikian, dapat dikemukakan pendapat dari para ahli tersebut, dapat
bahwa pelaksanaan supervisi akademik dikemukakan bahwa supervisi akademik yang
pengawas sekolah dapat meningkatkan kinerja diaktualisasikan dalam supervisi kepala sekolah
guru dengan tujuan mempertinggi kualitas dapat meningkatkan kinerja guru dengan tujuan
proses pembelajaran demi tercapainya mutu mempertinggi kualitas proses pembelajaran
pendidikan yang diharapkan. Selain itu, demi tercapainya mutu pendidikan yang
layanan supervisi akademik pengawas diharapkan. Layanan supervisi kepala sekolah
sangat dibutuhkan oleh guru untuk sangat membantu guru untuk memperbaiki
membantu menemukan dan menyelesaikan kinerjanya agar tidak mengalami penurunan
masalah-masalah yang dihadapi dalam seiring perkembangan kurikulum dan kemajuan
pendidikan.
proses pembelajaran. Pengaruh Pelaksanaan Supervisi
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
Akademik Pengawas Sekolah dan Supervisi
dengan Kinerja Guru. Hasil analisis regresi
Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru. Hasil
linear sederhana diperoleh β0 = 94,256, β1 =
analisis regresi linier ganda diperoleh 0 =
0,214 sehingga model regresi linier Y = 94,256
89,654, 1 = 0,092 dan 2 = 0,166 sehingga
+ 0,214X1. Dengan demikian dapat
model regresi linier 89,654+ 0,092X1 +
diinterpretasikan bahwa, apabila pelaksanaan
0,166X2, yang diinterpretasikan bahwa, apabila
supervisi akademik pengawas sekolah
pelaksanaan supervisi akademik pengawas
meningkat satu satuan maka kinerja guru akan
sekolah meningkat satu satuan maka akan
meningkat sebesar 0,214 pada konstanta
meningkatkan kinerja guru sebesar 0,092 dan
94,256. Untuk menguji kevalidan persamaan
peningkatan supervisi kepala sekolah satu
regresi linear sederhana, diperoleh nilai sig =
satuan maka akan meningkatkan kinerja guru
0,001 < α = 0,05 maka Ho di tolak yang berarti
sebesar 0,166 pada konstanta 89,654. Untuk
supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan
menguji kevalidan persamaan regresi berganda
terhadap kinerja guru. Nilai R Square (0,113)
berdasarkan analisis diperoleh nilai sig =
disebut juga koefisien determinan yaitu angka
0,000 < α = 0,05 maka Ho ditolak yang berarti
korelasi yang dikuadratkan sehingga kontribusi
bahwa terdapat pengaruh signifikan secara
yang disumbangkan sebesar 11,3% dan sisanya
bersama-sama (simultan) antara pelaksanaan
88,7% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model
supervisi akademik pengawas sekolah dengan
regresi ini.
supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Journal of EST, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 hal. 136-144 143

Nilai R Square disebut juga koefisien SIMPULAN DAN SARAN


determinan yaitu angka korelasi yang
dikuadratkan sehingga kontribusi yang 1. Kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten
disumbangkan sebesar 12,6% dan sisanya 87,4% Majene terlaksana dengan baik dan
dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi kecenderungannya berada pada kategori
ini. tinggi.
Hasil analisis regresi linear ganda variabel 2. Pelaksanaan supervisi akademik pengawas
kompetensi supervisi akademik pengawas SMK Negeri di Kabupaten Majene tidak
sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap terlaksana dengan baik dan
variabel kinerja guru diperoleh koefisien regresi kecenderungannya berada pada kategori
yang memiliki nilai keberartian, sehingga dapat rendah.
disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi 3. Pelaksanaan supervisi kepala SMK Negeri
akademik pengawas sekolah dan supervisi di Kabupaten Majene terlaksana dengan
kepala sekolah secara bersama-sama baik dan kecenderungannya berada pada
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru kategori tinggi.
SMK Negeri di Kabupaten Majene. 4. Pelaksanaan supervisi akademik pengawas
Sejalan dengan Karwati & Priansa (2013: sekolah berpengaruh signifikan dan
38), bahwa kepala sekolah merupakan salah berkontribusi terhadap kinerja guru SMK
satu komponen pendidikan yang berpengaruh Negeri di Kabupaten Majene.
dalam meningkatkan kinerja guru. Dari 5. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah
berbagai faktor yang turut menentukan kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru di sekolah adalah peran serta kepala guru SMK Negeri di Kabupaten Majene.
sekolah dalam hal kemampuan kepala sekolah 6. Pelaksanaan supervisi akademik pengawas
memimpin. Sejalan dengan Supardi (2014: 13), sekolah dan supervisi kepala sekolah secara
bahwa kepemimpinan kepala sekolah melalui bersama-sama berpengaruh signifikan
pemberian layanan supervisi kepada guru terhadap kinerja guru SMK Negeri di
merupakan salah satu variabel organisasi yang Kabupaten Majene.
mempengaruhi kinerja guru. Dalam penelitian ini disarankan kepada
Selain kepala sekolah sebagai faktor yang Pemerintah dan Kepala Dinas Pendidikan
menentukan kinerja guru, pengawas sekolah Kabupaten Majene untuk mengadakan pelatihan
juga menentukan kinerja seorang guru melalui dan sejenisnya kepada pengawas sekolah untuk
kegiatan supervisi pengawas sekolah, hal ini meningkatkan kompetensi pengawas sekolah
dikemukakan oleh Sudjana (2012b: 5), bahwa khususnya kompetensi supervisi akademik
pengawasan dimaknai sebagai bantuan pengawas dan merekrut pengawas sekolah dan
profesional oleh pengawas sekolah kepada guru kepala sekolah berdasarkan kompetensi dan
dan kepala sekolah yang diarahkan pada upaya syarat kualifikasi. Kepada Pengawas Sekolah,
meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas hendaknya berupaya meningkatkan kompetensi
pokok dan tanggung jawabnya masing-masing. khususnya kompetensi supervisi akademik
Sejalan dengan Fathurrohman dan Suryana pengawas sekolah sebagaimana yang
(2011: 32), mengemukakan bahwa supervisi disyaratkan pada pengawas sekolah,
dari seorang pengawas pendidikan adalah Meningkatkan frekuensi kunjungan di sekolah
berusaha untuk meningkatkan kinerja guru binaan dan memberikan bantuan profesional
dalam melakukan tugas profesinya. kepada guru berupa bimbingan dan pelatihan.
Dengan demikian supervisi akademik Kepada Kepala Sekolah, hendaknya tetap
baik yang dilakukan oleh pengawas maupun meningkatkan kompetensi supervisi kepala
kepala sekolah sasarannya adalah guru dengan sekolah sebagai salah satu kompetensi yang
tujuan untuk memberdayakan guru secara harus dimiliki kepala sekolah dan hendaknya
profesional dalam melaksanakan tanggung memberikan bantuan profesional kepada guru
jawabnya sebagai tenaga profesional sehingga berupa pembinaan. Dan Tenaga Pendidik (Guru)
kinerja guru dalam proses belajar mengajar hendaknya tetap meningkatkan kinerjanya
dapat optimal dan berkualitas. dalam melaksanakan tugas pokok dan tugas
tambahan lainnya dan mintalah
bantuan/bimbingan pengawas sekolah dan
kepala sekolah
144 Ramadhan. Pengaruh Pelaksanaan Suvervisi

DAFTAR RUJUKAN Widoyoko, S. Eko Putro. (2012). Teknik


Penyusunan Instrumen Penelitian.
Agung, Iskandar & Yufridawati. (2013). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengembangan Pola Kerja Harmonis
dan Sinergis antara Guru, Kepala
Sekolah dan Pengawas. Jakarta: PT.
Bestari Buana Murni.
Barnawi & Arifin, Mohammad. (2012). Kinerja
Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Fathurrohman, Pupuh. (2011). Supervisi
Pendidikan, Dalam Pengembangan
Proses Pengajaran. Bandung: PT.
Refika Aditama
Hadis dan Nuryahati. (2012). Manajemen Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hendarman. (2015). Revoulsi Mental Pengawas
Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Karwati dan Priansa. (2013). Kinerja dan
Profesionalisme Kepala Sekolah.
Bandung: Alfabeta.
Mulyasa. E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa, H.E. (2011). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, H.E.. (2013). Uji kompetensi dan
Penilaian Kinerja guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No.
19 tahun 2005 tentang Standarisasi
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru
Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun
2007 Tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah
Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Sagala, H. Syaiful. (2012). Supervisi
Pembelajaran dalam Profesi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhardan, Dadang et.al. (2010). Supervisi
Propesional. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana.(2012b). Supervisi Pendidikan.
Bekasi: Binamitra Publishing
Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada

You might also like