Professional Documents
Culture Documents
(Received: Juni-2017; Reviewed: Juli-2017; Revised: Juli-2017; Accepted: Agustus-2017; Published: Agustus-2017)
©2017 –EST Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan
akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).
ABSTRACT
This research aims at examining the implementation of academic supervison by schools’
supervisors, supervision by the principals and teachers’ performances, the influence of
the implementation of academic supervision by schools’ supervisors toward teachers’
performance, the influence of supervision by principal toward teachers’ performance and
the influence of the implementation of academic supervision by supervisors and the
supervision by the principals simultaneously toward teachers’ performance at SMKN in
Majene district. Type ex post facto research, with 210 teachers of civil servants as a
population in the sample of 138 teachers determined by proportional random sampling
technique. The instruments used were questionnaires with teacher respondents.
Instrument development begins content validation, grains and instruments. Analysis using
descriptive analysis and infrensial analysis. The results of descriptive analysis indicate
that the implementation of supervision of school supervisor supervision is not done well
and categorized low, supervision of principal executed well and categorized high and
performance of teacher executed well and categorized high. The results of inferential
analysis using linear regression indicate that; (1) the implementation of academic
supervision by schools’ supervisors give significant influence toward teachers’
performances, (2) supervision by the principals significant influence toward teachers’
performances, (3) the implementation of academic supervision by schools’ supervisors
and supervision by the principals collectively give significant influence toward teachers’
performance.
Keywords: Academic Supervision by Supervisors; Principal Supervision; Teachers’
Performance
ABSTRAK
Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik
pengawas sekolah, supervisi kepala sekolah, kinerja guru, juga untuk mengetahui
pengaruh pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja guru,
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan pengaruh secara simultan
antara pelaksanaan supervisi akademik pengawas dengan supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kabupaten Majene. Jenis penelitian ex post
facto, dengan sampel sebanyak 138 guru, ditetapkan dengan teknik proportional random
sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan responden guru.
Pengembangan instrumen mulai validasi isi, butir dan instrumen. Analisis menggunakan
analisis deskriptif dan analisis infrensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa
pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah tidak terlaksana dengan baik dan
berkategori rendah, supervisi kepala sekolah terlaksana dengan baik dan berkategori
tinggi dan kinerja guru terlaksana dengan baik dan berkategori tinggi. Hasil analisis
inferensial menggunakan regresi linear menunjukkan bahwa :(1) kompetensi supervisi
136
Journal of EST, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 hal. 136-144 137
akademik pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (2) supervisi
kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, (3) kompetensi supervisi
akademik pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
oleh pengawas dan kepala sekolah untuk yang dilakukan secara individu sebagai pekerja
membina, membimbing, melatih dan maupun oleh kelompok atau organisasi.
mengembangkan kemampuan guru melalui Dalam dunia pendidikan, guru
supervisi akademik. Namun disisi lain, layanan merupakan sumber daya manusia yang
supervisi akademik yang dilakukan oleh mempunyai keahlian untuk meningkatkan
pengawas dan kepala sekolah belum sesuai kualitas pembelajaran. Menurut Undang-
dengan apa yang diharapkan oleh guru itu Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
sendiri. Pengawas dan kepala sekolah hanya 2005, Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 (Ayat
sebagai auditor yang memeriksa kelengkapan 1) ditegaskan bahwa guru adalah pendidik
secara administratif tanpa melakukan pembinaan profesional dengan tugas utama mendidik,
serta bimbingan dan pelatihan-pelatihan kepada mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
guru. Sejalan dengan peninjauan kapasitas menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pengawas yang dilaksanakan sebagai bagian dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan
Australia Indonesia Basic Education Program menengah. Selanjutnya pada Pasal 20 (Ayat 1)
(AIBEP) Tahun 2007 terkait kompetensi mengatakan bahwa salah satu kewajiban
pengawas mengungkapkan bahwa kompetensi profesional guru adalah merencanakan
para pengawas berada dibawah harapan, secara pembelajaran, melaksanakan proses
khusus pengawas dinilai masih lemah dalam pembelajaran yang bermutu, menilai dan
bidang pengawasan akademik, serta para guru mengevaluasi hasil pembelajaran, serta
menyatakan bahwa pengawas kurang menguasai meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
keahlian yang diperlukan untuk menjadi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
pengawas yang efektif (Hendarman, 2015: 10). sejalan dengan perkembangan ilmu
Permasalahan lain yang dialami oleh pengetahuan, teknologi dan seni.
pengawas, kepala sekolah dan guru, antara lain Kaitannya dengan kinerja guru yang
adalah pertama, pengawas kurang bertanggung dikemukakan oleh Widoyoko (2012 : 201)
jawab terhadap tugas pokoknya, kurang kreatif bahwa, “kinerja guru merupakan prestasi yang
dalam bekerja, kurangnya pengetahuan tentang dapat ditunjukkan oleh guru”. Hal senada
teknologi dan seni. Kedua, kepala sekolah diungkapkan oleh Barnawi dan Arifin (2012:
belum memberikan bimbingan yang sesuai 14) bahwa,
dengan kebutuhan guru dalam proses Kinerja guru dapat diartikan sebagai
pembelajaran, kurangnya pengetahuan tentang tingkat keberhasilan guru dalam
teknologi dan seni, kepala sekolah belum melaksanakan tugas pendidikan sesuai
menguasai metode dan teknik bimbingan dalam dengan tanggungjawab dan
meningkatkan kinerja guru di sekolah. Ketiga, wewenangnya berdasarkan standar
guru masih perlu ditingkatkan kinerjanya kinerja yang telah ditetapkan selama
melalui penguasaan membuat rencana periode tertentu dalam kerangka
pembelajaran, masih kurangnya guru mencapai tujuan pendidikan.
melaksanakan penelitian tindakan kelas, masih Sejalan yang dikemukakan oleh Mulyasa
kurangnya guru yang melakukan analisis hasil (2013 : 103) bahwa, “kinerja guru dalam
ujian peserta didik. pembelajaran berkaitan dengan kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
(2002: 570), ”kinerja adalah sesuatu yang menilai pembelajaran, baik yang berkaitan
dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau dengan proses maupun hasilnya”. Selanjutnya
kemampuan kerja”. Menurut Karwati & Priansa Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
(2013: 50) “ kinerja atau performance disebut Tentang Pendidikan Nasional, Pasal 39 Ayat 2
dengan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
pencapaiaan kerja, hasil kerja, unjuk kerja atau profesional yang bertugas merencanakan dan
penampilan kerja”. Dari pengertian tersebut, melaksanakan proses pembelajaran, menilai
kinerja diartikan sebagai prestasi, menunjukkan hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
suatu kegiatan atau perbuatan dan dan pelatihan. Kinerja guru dapat ditunjukkan
melaksanakan tugas yang telah dibebankan. dari seberapa besar kompetensi-kompetensi
Dengan demikian, disimpulkan bahwa kinerja yang diprasyaratkan dapat dipenuhi dan
berkaitan dengan hasil kerja, prestasi kerja, diimplementasikan. Kompetensi tersebut
pencapaian target yang telah ditentukan, baik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
Journal of EST, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2017 hal. 136-144 139
Majene. (c) Terdapat pengaruh signifikan dilakukan dengan cara yaitu menentukan
pelaksanaan supervisi akademik pengawas dimensi/indikator variabel penelitian, menyusun
sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kisi-kisi instrumen, membuat butir instrumen,
kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Majene. melakukan validasi pakar, melakukan uji coba
instrumen, melakukan uji validitas butir dan
METODE PENELITIAN melakukan uji realibilitas instrumen. Analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif
Jenis penelitian yang digunakan adalah dan analisis inferensial. Adapun uji persyaratan
penelitian ex post facto. Data yang dikumpulkan analisis terdiri dari uji normalitas data, uji
dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. linieritas data dan uji multikolinearitas.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri
Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
mulai Januari sampai dengan Maret 2016. Hasil
Waktu tersebut digunakan untuk pengambilan
data, baik data uji coba instrumen maupun data Analisis Deskriptif Kinerja Guru SMK
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Negeri di Kabupaten Majene. Hasil analisis
semua guru tetap berstatus pegawai negeri sipil deskriptif menggunakan program SPSS,
(PNS) yang tersebar pada 8 SMK Negeri di diperoleh Median sebesar 115.00 memberikan
Kabupaten Majene berjumlah 210 guru. Sampel makna bahwa 50% guru memiliki skor kinerja
Penelitian sebanyak 138 guru yang ditetapkan lebih besar dari 115 dan 50% guru memiliki
dengan teknik proportional random sampling. skor kinerja lebih kecil dari 115,00. Rata-rata
Jenis variabel dan definisi operasional skor kinerja guru sebesar 114,55 berada pada
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas rentang skor 114,55 ≤ skor < 135,97 dengan
yaitu pelaksanaan supervisi akademik pengawas kategori baik. Standar deviasi sebesar 14.282
sekolah (X1), Supervisi kepala sekolah (X2) dan dengan rentang (range) skor adalah 57
variabel terikat yaitu kinerja guru (Y). mengindikasikan bahwa skor kinerja guru SMK
Pengumpulan data menggunakan instrumen Negeri di Kabupaten Majene yang menjadi
berupa kuesioner dengan skala model likert dan sampel penelitian cenderung menyebar antara
empat jawaban alternatif yaitu selalu, sering, skor minimum 79 dan skor maksimum 136.
kadang-kadang, dan tidak pernah.
Pengembangan instrumen dalam penelitian ini
Rendah Tinggi
Kategori Sangat Sangat
Rendah Total Tinggi Total
Rendah Tinggi
Frekuensi 5 68 73 53 12 55
Persentase 3,62% 49,27% 52,89% 38,41% 8,70% 47,11%
Distribusi skor guru dengan kategori SPSS, diperoleh Median sebesar 96,50
rendah adalah 68 orang guru dengan persentase memberikan makna bahwa 50% skor supervisi
49,27% dan kategori sangat rendah terdapat 5 kepala sekolah menurut persepsi guru lebih
orang guru dengan persentase 3,62%, sehingga besar dari 96,50 dan 50% skor supervisi kepala
frekuensi kumulatif yang terbanyak adalah sekolah menurut persepsi guru lebih kecil
kategori rendah dan sangat rendah, maka dari 96,50. Rata-rata skor supervisi kepala
terdapat 73 guru dengan persentase 52,89% sekolah sebesar 94,86 berada pada rentang skor
dengan kategori rendah. Hal ini 94,86 ≤ skor < 128,47 dengan kategori tinggi.
mengindikasikan bahwa pelaksanaan supervisi Standar deviasi sebesar 22,402 dengan rentang
akademik pengawas sekolah SMK Negeri di (range) skor adalah 99 mengindikasikan bahwa
Kabupaten Majene belum terlaksana dengan skor Supervisi kepala sekolah SMK Negeri di
baik dan berada pada kategori rendah. Kabupaten Majene berdasarkan responden
Analisis Deskriptif Supervisi Kepala dalam penelitian ini cenderung menyebar antara
Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Majene. skor minimum 41 dan skor maksimum 140.
Hasil analisis deskriptif menggunakan program
Distribusi skor guru dengan kategori konstanta 95,955. Untuk menguji kevalidan
tinggi adalah 61 orang guru dengan persentase persamaan regresi linear sederhana,
46,38% dan kategori sangat tinggi terdapat 8 diperoleh nilai sig = 0,001 < α = 0,05 maka Ho
orang guru dengan persentase 5,80%, sehingga di tolak yang berarti pelaksanaan supervisi
frekuensi kumulatif yang terbanyak adalah akademik pengawas sekolah berpengaruh
kategori tinggi dan sangat tinggi, maka terdapat signifikan terhadap kinerja guru. Nilai R Square
72 guru dengan persentase 52,18% dengan (0,078) disebut juga koefisien determinan yaitu
kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa angka korelasi yang dikuadratkan sehingga
supervisi kepala SMK Negeri di Kabupaten kontribusi yang disumbangkan sebesar 7,8% dan
Majene terlaksana dengan baik dan berada pada sisanya 92,2% dipengaruhi oleh faktor lain
kategori tinggi. diluar model regresi ini.
Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Hasil analisis regresi linear sederhana
Pengawas Sekolah dengan Kinerja Guru. Hasil variabel pelaksanaan supervisi akademik
analisis regresi linear sederhana diperoleh 0 = pengawas sekolah terhadap variabel kinerja guru
95,955, 1 = 0,186 sehingga model regresi diperoleh koefisien regresi yang memiliki nilai
linier 95,955 + 0,186X1. Dengan demikian keberartian, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dapat diinterpretasikan bahwa, apabila pelaksanaan supervisi akademik pengawas
pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sekolah meningkat satu satuan maka kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Majene.
guru akan meningkat sebesar 0,186 pada
142 Ramadhan. Pengaruh Pelaksanaan Suvervisi