Professional Documents
Culture Documents
Abstract. This study aims to find a picture of the difficulties experienced by teachers in the
implementation of learning activities and the steps taken to overcome the difficulties encountered
in learning. The research approach uses descriptive qualitative research to explain the phenomena
of difficulties experienced by teachers in carrying out learning activities and steps taken to
overcome difficulties encountered in learning. The data collection techniques used in this study
were open questionnaires as primary data sources and observations. Data analysis uses descriptive
statistics, to obtain a picture of the difficulty factors and the steps in implementing learning. The
results showed that the implementation of the curriculum for learning activities and in formulating
basic competencies were still the difficulties of subject teachers. The structure of the material in
the learning curriculum is still an obstacle for the teacher because the material is not in accordance
with the level of student ability. The availability of facilities and infrastructure as well as the
allocation of time still need to be a major concern in improving the quality of learning
Keywords: Teacher Difficulty Factors; Teaching and Learning Process; Quality of Learning
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kesulitan yang dialami oleh
guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan langkah-langkah yang ditempuh untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran. Pendekatan penelitian menggunakan
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif untuk menjelaskan fenomena kesulitan yang dialami
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan langkah yang ditempuh untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini digunakan angket terbuka sebagai sumber data primer dan observasi. Analisis data
menggunakan statistik deskriptif, untuk memperoleh gambaran tentang faktor kesulitan dan
langkah pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kurikulum
untuk kegiatan pembelajaran dan dalam merumuskan kompetensi dasar masih merupakan
kesulitan guru mata pelajaran. Struktur materi yang ada dalam kurikulum pembelajaran masih
merupakan hambatan bagi guru karena materi yang ada masih belum sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Ketersediaan sarana dan prasarana serta alokasi waktu masih perlu menajdi
perhatian utama dalam meningkatkan kualiatas pembelajaran.
DOI:10.26858/jekpend.v3i2. 14410
Kadariah, Kusmaladewi, Hasmiah, Faktor Kesulitan Guru dalam Proses Pembelajaran… 16
melalui proses pembelajaran (Rahmatullah, kesulitan. Hal ini di indikasikan bahwa guru
2018). kesulitan penerapan pembelajaran yang
Perubahan-perubahan yang terjadi, dirasakan sangat sulit karena kurangnya
terutama yang diakibatkan oleh perkembangan pelatihan dan pengetahuan yang dimiliki guru
ilmu pengetahuan dan teknologi demikian untuk menerapkan Kurikulum 2013 yang
pesatnya, sehingga bekal pendidikan yang menggunakan pembelajaran saintifik pada
diterima dari orang tua tidak akan memadai bagi proses pembelajarannya.
anak-anak kita, sebab mereka harus menghadapi Sebagaimana di kemukakan, bahwa
dunia yang pada hakekatnya berbeda apabila pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. untuk meningkatkan hasil pendidikan agar upaya
Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia itu dapat terwujud, maka fungsi guru tetap
dalam bidang pendidikan yang mampu merespon memegang peranan penting dalam upaya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyikapi akan tugas dan tanggung jawabnya,
terutama aplikasinya dalam proses pembelajaran baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar.
(Ramli, Rahmatullah, Inanna, & Dangnga, Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan
2018). untuk membimbing anak didik mencapai tujuan
Pendidikan merupakan proses budaya pembelajaran, mengarahkan kegiatan
untuk meningkatkan harkat dan martabat pembelajaran dan siswa untuk menyelesaikan
manusia, dan pendidikan berlangsung seumur tugas-tugas yang diberikan (Rahmatullah &
hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan Inanna, 2018).
keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu Pendidikan diarahkan kepada
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama pembentukan manusia yang didambakan
antara keluarga masyarakat dan pemerintah. sedangkan pengajaran adalah salah satu alat
Dalam lingkungan keluarga, pendidikan sebagai untuk membentuk manusia tersebut. Pendidikan
upaya untuk mempersiapkan anak menjadi bertujuan meningkatkan kualitas manusia yang
menjadi generasi masa depan sesuai tuntutan mampu berdiri sendiri. Kalau konsep dasar ini
perkembangan zaman (Inanna, Rahmatullah, dianalisa, maka guru selain sebagai warga
Haeruddin, & Marhawati, 2020). negara juga merupakan agen pembaharuan yang
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan memegang peranan sangat penting untuk
bangsa sebagaimana yang diamanatkan oleh mencapai tujuan tersebut.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Guru sebagai ujung tombak pendidikan
Pemerintah telah mengusahakan Sistem kepadanya dituntut agar memiliki kemampuan
Pendidikan Nasional. Dalam sistem pendidikan yang diperlukan sebagai pendidik sekaligus
nasional terkait cukup banyak komponen yang pengajar. Dalam tugasnya sebagai pengajar,
ikut mempengaruhi. Hal ini disebabkan karena disamping guru harus menguasai materi dan
pendidikan itu adalah merupakan sistem dimana metode yang digunakan paling tidak guru juga
melibatkan banyak komponen di dalamnya yang harus mampu menguasai perencanaan
saling berkaitan antara komponen yang satu pengajaran dan terampil melaksanakannya.
dengan komponen yang lainnya. Komponen- Disamping kemampuan seperti
komponen itu diupayakan berjalan seoptimal dikemukakan di atas, juga seorang guru dituntut
mungkin sesuai dengan fungsinya masing- agar mampu melihat perkembangan-
masing agar tujuan Pendidikan Nasional dapat perkembangan baru terhadap penanganan proses
tercapai. Pembelajaran. Dengan perkembangan baru yang
Dalam Kurikulum 2013 guru memiliki dimaksud maka semakin dituntut pula akan
peranan penting yaitu sebagai fasilitator. Namun, kompetensi dari guru itu sendiri baik kompetensi
guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, guru yang berkenaan dengan kemampuan profesional
mendidik dan membimbing peserta didik agar kapasitas intelektual maupun edukasional dalam
kegiatan pendidikan terlaksana dengan baik, menunjang peningkatan kualitas proses
guru yang profesional tidak hanya cukup Pembelajaran.
memenuhi persyaratan administratif, melainkan Proses Pembelajaran yang baik
bagaimana guru dapat memberikan pengertian, diharapkan dapat menghasilkan belajar yang
pemahaman dan dapat mendorong peserta didik baik, karena proses pendidikan secara
ke arah aktivitas secara individual terhadap ilmu keseluruhan dengan guru sebagai pemegang
yang diberikannya. Karena tuntutan sebagai guru peranan utama. Dengan demikian proses
dalam implementasi kurikulum seperti diatas pembelajaran yang baik banyak tergantung pada
itulah sangat wajar guru akan mengalami kemampuan profesional guru yang
DOI:10.26858/jekpend.v3i2. 14410
Kadariah, Kusmaladewi, Hasmiah, Faktor Kesulitan Guru dalam Proses Pembelajaran… 17
bersangkutan, sebab bagaimanapun baiknya dan yang ditempuh untuk mengatasi kesulitan yang
canggihnya teori dan teknologi pengajaran tanpa dihadapi dalam proses pembelajaran”.
kemampuan dan kemauan guru dalam Pendekatan penelitian yang peneliti
melaksanakannya tidak akan mungkin diperoleh gunakan metode deskriptif dengan pendekatan
hasil yang diharapkan. Hasil pembelajaran yang kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian
optimal dapat tercapai manakala guru dapat deskriptif yang bersifat observasi tentang
memperbaiki kinerjanya dalam pengelolaan kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami oleh
pembelajaran yang berujung pada peningkatan guru dalam melaksanakan kegiatan proses
hasil belajar siswa, sehingga guru perlu kreatif, Pembelajaran dan langkah-langkah yang
selalu berfikir dan mencari strategi pembelajaran ditempuh untuk mengatasi kesulitan yang
yang menyenangkan dan lebih baik dihadapi dalam proses Pembelajaran.
(Rahmatullah & Inanna, 2019). Adapun teknik pengumpulan data yang
Keheterogenan siswa tersebut kadangkala dilakukan dalam penelitian adalah; digunakan
penyebab kesulitan bagi guru untuk mengelolah angket terbuka sebagai sumber data primer.
kelas dan bahkan dalam memilih strategi Sedangkan observasi dilakukan untuk mencari
mengajar yang tepat. Akhirnya guru tidak lagi sumber data pelengkap dari data angket. Angket
melaksanakan atau mengadakan persiapan tersebut diedarkan kepada responden sebagai
mengajar di kelas sehingga proses Pembelajaran objek yang akan diteliti, dengan maksud untuk
kurang menghasilkan pengetahuan, keterampilan mendapatkan berbagai data yang diperlukan.
dan sikap siswa sesuai dengan yang diharapkan, Observasi yaitu mengamati secara langsung dari
dalam tujuan mengajar. beberapa komponen yang sangat diperlukan
Berdasarkan dari wawancara peneliti terjadap objek yang akan diteliti.
terhadap beberapa guru pada mata pelajaran IPS Analisis data dalam penelitian ini
di beberapa sekolah yang menerapkan dilakukan selama dan sesudah pengumpulan
Kurikulum 2013, guru mengakui bahwa pada data. Data yang terkumpul dianalisis dengan
saat ia mengajar banyak kesulitan yang dialami, menggunakan statistik deskriptif, untuk
seperti penggunaan kurikulum, struktur materi, memperoleh gambaran tentang faktor kesulitan
sarana dan prasarana di sekolah yg belum dalam melaksanakan proses Pembelajaran.
mendukung, serta alokasi waktu sehingga guru Temuan jenis hambatan dan masalah yang
sulit dalam menentukan model pembelajaran apa dialami oleh guru dari hasil analisis data
yang akan digunakan dan model pembelajaran dikemukakan untuk setiap sekolah dan kemudian
apa yang sesuai dengan materi yang akan diambil kesimpulan secara umum.
diajarkan.
Selain kesulitan tersebut, masih banyak HASIL DAN PEMBAHASAN
kesulitan lain yang sering dialami oleh guru Berdasarkan hasil penelitian disajikan data
dalam proses pembelajaran. Kesulitan tersebut berdasarkan urutan-urutan pertanyaan dalam
antara lain adalah faktor sarana dan angket sebagai berikut:
kelengkapan proses pembelajaran seperti sarana 1. Dari 10 orang guru yang menjadi responden
laboratorium dan kelengkapan alatnya, buku 5 orang guru atau 50% yang masih
pelajaran dan sarana ruang kelas. menyatakan pelaksanaan kurikulum kurang
Sebagai gambaran dapat dikemukakan baik, dan 5 responden lainnya yang
bahwa, seorang guru kemungkinan besar sulit menyatakan bahwa pelaksanaan kurikulum
merealisasikan tuntutan kurikulum yang pembelajaran sudah baik (tepat).
mengharuskan pelaksanaan praktikum jika 2. Untuk struktur materi pembelajaran
kelangkapan sarana tidak ada. diperoleh bahwa dari 10 responden yang
Dari latar belakang yang telah memberikan jawaban masing-masing 3
dikemukakan di atas penulis tertarik untuk responden atau 30% menyatakan bahwa
melakukan suatu penelitian tentang faktor struktur materi yang ada dalam kurikulum
kesulitan guru dalam pembelajaran ditinjau dari masih belum sesuai dengan tingkatan
penggunaan kurikulum, struktur materi, sarana kemampuan siswa, 2 responden atau 20%
dan prasarana, serta alokasi waktu . yang menyatakan bahwa materi yang telah
tercantum sudah sesuai dengan tingkat
METODE PENELITIAN kemampuan siswa. 2 responden atau 20%
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk yang menyatakan bahwa struktur materi
“Mengetahui gambaran tentang factor kesulitan yang ada belum sesuai dengan tingkat
yang dialami oleh guru dan langkah-langkah kemampuan siswa. 2 responden yang
DOI:10.26858/jekpend.v3i2. 14410
Kadariah, Kusmaladewi, Hasmiah, Faktor Kesulitan Guru dalam Proses Pembelajaran… 18
DOI:10.26858/jekpend.v3i2. 14410
Kadariah, Kusmaladewi, Hasmiah, Faktor Kesulitan Guru dalam Proses Pembelajaran… 19
prasarana belajar berarti menuntut guru, siswa, ini sebagai pertimbangan untuk lebih
dalam menggunakannya. meningkatkan kualitas proses Pembelajaran.
Waktu yang tersedia juga merupakan 4. Sekolah dan Dinas Pendidikan perlu
kesulitan bagi guru. Dari hasil angket nomor 4 membatasi perlu membatasi siswa dalam
menunjukkan bahwa ada 60% guru mata setiap rombel Agar jumlah yang ada dalam
pelajaran menyatakan bahwa alokasi yang satu rombel maksimal 30 orang siswa.
disediakan belum cukup. Ini disebabkan karena
dalam kurikulum waktu yang ada hanya DAFTAR RUJUKAN
ditentukan secara keseluruhan. Dengan
memperhatikan setiap konsep yang diajarkan
Ali, H, Muh., (2007). Guru dalam proses
dalam alokasi waktu yang tesedia dalam setiap
Pembelajaran. Jakarta: Cetakan Ke Tiga.
catur wulan, maka bahan-bahan yang diajarkan
Sinar Baru Algesindo.
tidak selesai, sehingga guru dalam mengatasi hal
tersebut harus mengadakan remedial. Guru Djamarah, Syariful, Bahri, (2000). Guru dan
dalam mengatasi hal tersebut terkadang anak didik dalam interaksi edukatif.
mengadakan remedial. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen
SIMPULAN DAN SARAN Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Simpulan Remaja Rosdakarya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian yang telah dilakanakan diambil Hamalik, Oemar. (2013). Dasar-Dasar
kesimpulan sebagai berikut : Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
1. Bahwa pada umumnya hambatan-hambatan Remaja Rosdakarya
yang dialami sehingga guru dalam Hasan, Hamid S. (2008). Evaluasi Kurikulum.
melakukan proses Pembelajaran terdiri dari Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
beberapa faktor yaitu, masih sulitnya guru
merumuskan Kompetensi Dasar (KD) dalam Hasibuan, J.J. (20060. Proses Pembelajaran.
mata pelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2. Struktur materi yang ada di Kurikulum Inanna, I., Rahmatullah, R., Haeruddin, M. I. M.,
masih ada yang belum sesuai dengan tingkat & Marhawati, M. (2020). Silk weaving as a
kemampuan siswa. cultural heritage in the informal
3. Alokasi waktu yang tersedia dalam proses entrepreneurship education perspective.
Pembelajaran belum mencukupi dalam Journal of Entrepreneurship Education,
setiap semester. 23(1), 1–11.
4. Begitu pula sarana dan prasarana yang
Rahmatullah. (2018). Pembelajaran Ekonomi
merupakan pendukung dalam proses
Berjatidiri Bangsa. JEKPEND: Jurnal
Pembelajaran masih sangat kurang memadai
Ekonomi Dan Pendidikan, 1(1), 10–16.
khususnya di daerah.
https://doi.org/10.26858/jekpend.v1i1.5055
Saran Rahmatullah, & Inanna. (2017). Ekonomi
Adapun saran berdasarkan kesimpulan Berkarakter Eco-Culture Sebagai
sebagai berikut : Suplemen Pembelajaran Ekonomi di
1. Hendaknya pemerintah dalam hal ini Sekolah Menengah Atas (1st ed.).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Makassar: Badan Penerbit Universitas
mengupayakan pengadaan sarana dan Negeri Makassar.
prasarana pembelajaran yang memadai
Rahmatullah, & Inanna. (2018). Strategi Belajar
terutama buku paket di sekolah.
Mengajar. Badan Penerbit UNM.
2. Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya Rahmatullah, & Inanna. (2019). Pelatihan
mengadakan workshop atau pelatihan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Bagi
tentang pembelajaran yang baik sesuai Guru. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 3(1),
dengan kebutuhan kurikulum, terutama bagi 19–25.
guru-guru yang bertugas di daerah. Ramli, A., Rahmatullah, Inanna, & Dangnga, T.
3. Agar guru mata pelajaran khususnya yang (2018). Peran Media Dalam Meningkatkan
mengajar di sekolah yang ada di daerah Efektivitas Belajar. Lembaga Pengabdian
terpencil dapat menjadikan hasil penelitian
DOI:10.26858/jekpend.v3i2. 14410
Kadariah, Kusmaladewi, Hasmiah, Faktor Kesulitan Guru dalam Proses Pembelajaran… 20
Kepada Masyarakat Universitas Negeri Sudjana. (2005). Metode statistik, Edisi keenam.
Makassar, 5–7. Retrieved from Bandung : Tarsito.
https://ojs.unm.ac.id/semnaslpm/article/do
Usman, Moh. Uzer, dan lilis Setiawati. (2003).
wnload/7649/4429%0A
Upaya optimalisasi kegiatan
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Pembelajaran. Bandung : Edisi Revisi,
mempengaruhinya. Salatiga: Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya.
Rineka Cipta.
DOI:10.26858/jekpend.v3i2. 14410