You are on page 1of 7

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar | p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN 2579-5457

Vol. 12 No.1 Januari 2020 | Hal 62-68

PENTINGNYA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK


DALAM PENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
SISWA

Fitriah Susilawati1, Gunarhadi2, Hartono3


Universitas Sebelas Maret

Abstract:. This study aims to determine the importance of developing thematic teaching
materials in improving the environmental care character of elementary school students.
The method used in this research is a case study. The population in this study were teachers
and fourth grade students of elementary schools in Wonogiri District, Wonogiri Regency.
The research subjects were selected using purposive sampling technique. Research data
collected by researchers in the form of data on the results of thematic learning observations
with teaching materials used and observations of students 'environmental care characters,
documentation, and interviews with teachers and students about thematic teaching
materials needed to improve students' environmental care characters. Analysis of the data
used is an interactive analysis of the Miles and Huberman models. Based on the results of
the study found that teachers and students have difficulty in using thematic teaching
materials because it is limited from books issued by the government that are not necessarily
in accordance with student needs. Scientific learning is also not optimally implemented in
learning. Teachers need scientific-based teaching materials that are integrated with the
potential content of the area in an effort to improve the character of caring for the
environment of students. For this reason, teachers need to develop their own thematic
teaching materials based on scientific integrated local potential for fourth grade students
in elementary schools.
Keyword: teaching materials, character, care for the environment

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pengembangan bahan ajar
tematik dalam peningkatan karakter peduli lingkungan siswa sekolah dasar. Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Populasi dalam penelitian
ini adalah guru dan siswa kelas IV sekolah dasar di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten
Wonogiri. Subyek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data
penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti berupa data hasil observasi pembelajaran
tematik dengan bahan ajar yang digunakan dan observasi karakter peduli lingkungan siswa,
dokumentasi, dan wawancara kepada guru dan siswa mengenai bahan ajar tematik yang
dibutuhkan untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa. Analisis data yang
digunakan adalah analisis interaktif model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil
penelitian ditemukan bahwa guru dan siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan bahan
ajar tematik karena terbatas dari buku yang dikeluarkan pemerintah yang belum tentu
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran scientific juga belum optimal
diimplementasikan dalam pembelajaran. Guru memerlukan bahan ajar yang berbasis
scientific yang diintegrasikan dengan konten potensi daerah dalam upaya peningkatan
karakter peduli lingkungan siswa. Untuk itu guru perlu mengembangkan produk bahan ajar
tematik sendiri yang berbasis scientific terintegrasi potensi lokal untuk siswa kelas IV
sekolah dasar.
Kata Kunci: bahan ajar, karakter, peduli lingkungan

1
Universitas Sebelas Maret, Email: fitriahsusila@gmail.com
2
Universitas Sebelas Maret, Email: gunarhadi@fkip.uns.ac.id
3
Universitas Sebelas Maret, Email: hartono@fkip.uns.ac.id

62 EduHumaniora: Vol. 12 No. 1, Januari 2020


PENDAHULUAN informasi, alat, maupun teks) yang disusun
Pendidikan merupakan salah satu secara sistematis, yang menampilkan sosok
tolak ukur utama kemajuan suatu bangsa. utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
Kualitas suatu bangsa identik dengan peserta didik dan digunakan dalam proses
kualitas pendidikannya. Pendidikan pembelajaran dengan tujuan perencanaan
merupakan faktor yang sangat penting yang dan penelaahan implementasi
mempengaruhi sikap dan tindakan manusia pembelajaran. Berdasarkan PP nomor 19
dalam kehidupan. Perencanaan pendidikan tahun 2007 Pasal 20 dan Permendikbud
yang bermutu mampu menciptakan sumber nomor 22 tahun 2016 tentang standar
daya manusia unggul yang mampu proses pendidikan dasar dan menengah
meningkatkan pembangunan di segala mengatur tentang perencanaan proses
bidang. Pendidikan Indonesia sekarang ini pembelajaran yang mengisyaratkan bagi
sedang mendapatkan impak dari era pendidik pada satuan pendidikan untuk
disrupsi. Disrupsi merupakan perubahan mengembangkan rencana pelaksanaan
yang sangat cepat dan mendasar yang pembelajaran (RPP). Salah satu elemen
terjadi di berbagai bidang kehidupan, dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan
ditandai dengan penjungkirbalikan sistem demikian, guru diharapkan untuk
dan tatanan yang dianggap mapan dan mengembangkan bahan ajar sebagai salah
sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan satu sumber belajar. Keberadaan bahan ajar
tahun sebelumnya. Pendidikan harus yang tepat penting untuk menunjang
mampu menghadapi perubahan ilmu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pengetahuan dan teknologi yang pesat pada pengimplementasian kurikulum 2013.
dalam era ini. Berkaitan dengan itu, Meskipun buku pedoman pelaksanaan
pendidik memiliki andil besar untuk pembelajaran tematik telah disusun oleh
mewujudkan suasana belajar dan proses Depdiknas, tetapi masih sering ditemui
pembelajaran yang lebih berkualitas bagi keluh kesah dari para guru untuk
siswa. Dengan kata lain tuntutan menerapkan pembelajaran tematik tersebut.
profesinalitas guru akan lebih besar. Pada Selain disebabkan terbatasnya sumber
era perkembangan ilmu pengetahuan dan belajar, hal ini juga disebabkan bahan ajar
teknologi yang pesat seperti ini, perbaikan masih memiliki kekurangan sehingga guru
kegiatan belajar mengajar harus perlu bahan ajar penunjang lain. Hal ini
diupayakan secara maksimal agar kualitas dijelaskan oleh hasil penelitian Krissandi
pendidikan meningkat. Berbagai upaya dan Rusmawan (2015) yang menemukan
telah dilakukan untuk meningkatkan bahwa salah satu kendala guru sekolah
perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia dasar dalam implementasi Kurikulum 2013
yaitu melalui berbagai pelatihan adalah kendala dari ketersediaan dan
peningkatan kompetensi guru, pengadaan kekurangan-kekurangan buku dari
buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana pemerintah. Buku siswa yang seharusnya
dan prasarana pendidikan, peningkatan kontekstual dinilai justru sangat tekstual.
mutu manajemen sekolah, peningkatan Dalam pengembangan bahan ajar
kualitas tenaga pengajar, dan belum lama tematik selain perlu menyesuaikan
ini perubahan kurikulum dari kurikulum kebutuhan siswa juga perlu meyesuaikan
KTSP menjadi Kurikulum 2013. Salah satu tuntutan kurikulum. Menurut Daryanto
upaya untuk peningkatan kualitas (2014, hlm. 171) bahan ajar disusun
pendidikan melalui bahan ajar diharapkan dengan tujuan menyediakan bahan ajar
membawa dampak positif terhadap yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
pendidikan di Indonesia khususnya pada dengan mempertimbangkan kebutuhan
implementasi kurikulum 2013 ini. peserta didik. Bahan ajar yang sesuai
Prastowo (2014, hlm. 15-16) mengatakan dengan tuntutan kurikulum 2103 salah
bahwa bahan ajar adalah segala bahan (baik satuya adalah bahan ajar dengan

Fitriah Susilawati, Gunarhadi, Hartono: Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Tematik dalam Peningkatkan Karakter Peduli Lingkungan 63
pendekatan scientific dan model tematik. yang tinggi, berimbas pada kerusakan
Dalam Permendikbud nomor 22 Tahun lingkungan yang bertambah luas.
2016 tentang standar proses pendidikan Kemajuan teknologi tidak menjamin suatu
dasar dan menengah yang menyebutkan negara /daerah untuk lebih bertanggung
bahwa salah satu pendekatan yang jawab terhadap lingkungan. Namun, pola
digunakan dalam pembelajaran pada pikir dan gaya hidup masyarakat memiliki
Kurikulum 2013 adalah pendekatan peran penting dalam menjaga dan
saintifik (scientific approach). Menurut melestarikan lingkungan. Oleh karena itu
Hosnan (2014, hlm. 34) pendekatan penanaman mindset untuk peduli
scientific adalah proses pembelajaran yang lingkungan perlu dilakukan sejak dini. Nilai
dirancang sedemikian rupa agar peserta karakter peduli lingkungan yaitu sikap dan
didik secara aktif mengkonstruk konsep, tindakan yang selalu berupaya mencegah
hukum atau prinsip melalui tahapan- kerusakan pada lingkungan alam di
tahapan mengamati (untuk sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
mengidentifikasi atau menemukan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
masalah), merumuskan masalah, yang sudah terjadi. Sulistyowati (2012,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, hlm. 31). Karakter peduli lingkungan yang
mengumpulkan data dengan berbagai dideskripsikan di atas berkaitan erat dengan
teknik, menganalisis data, menarik lingkungan alam. Sedangkan pengertian
kesimpulan dan mengomunikasikan lingkungan lebih luas daripada lingkungan
konsep, hukum atau prinsip yang alam itu sendiri.
ditemukan. Model pembelajaran pada Menurut Undang-Undang
kurikulum 2013 menekankan implementasi Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009
pembelajaran tematik. “Pembelajaran yang menjelaskan bahwa lingkungan hidup
tematik pada dasarnya adalah model adalah kesatuan ruang dengan semua
pembelajaran terpadu yang menggunakan benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
tema untuk mengaitkan beberapa mata termasuk manusia dan perilakunya, yang
pelajaran sehinggga dapat memberikan mempengaruhi alam itu sendiri,
pengalaman bermakna kepada siswa. kelangsungan perikehidupan, dan
(Depdiknas, 2006, hlm 5). Selanjutnya kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
bahan ajar yang diperlukan siswa di era lain. Sehingga karater peduli lingkungan
disrupsi seperti sekarang ini adalah bahan yang dimaksud mencakup peduli
ajar yang dapat menyediakan pembelajaran lingkungan alam dan sosial budaya. Siswa
yang dapat menyesuaikan kemajuan IPTEK tidak hanya perlu memiliki karakter peduli
tetapi tetap memuat pendidikan karakter terhadap lingkungan alamnya, namun juga
sebagai bekal siswa untuk menghadapi lingkungan sosial budayanya. Untuk itu,
perkembangan zaman. Menurut Rokhman perlu dilakukan penelitian untuk
(2014) “to reflect some basic value and mengetahui pentingnya pengembangan
character of Indonesia and cultivate them bahan ajar tematik dalam peningkatan
to all young generation in the form of karakter peduli lingkungan siswa di sekolah
national character building through dasar.
education.” Untuk mencerminkan beberapa
nilai dasar dan karakter Indonesia dan METODOLOGI PENELITIAN
menumbuhkannya kepada semua generasi Penelitian ini menggunakan desain
muda dapat dilakukan melalui pendidikan. penelitian kualitatif dengan metode studi
Salah satu karakter bangsa yang perlu kasus (case study). Populasi dalam
diperkuat dalam era reformasi IPTEK penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
adalah karakter peduli lingkungan. IV sekolah dasar di Kecamatan Wonogiri,
Kehidupan modern saat ini memiliki Kabupaten Wonogiri. Subyek penelitian
kegiatan eksploitasi alam dengan intensitas dipilih dengan menggunakan teknik

64 EduHumaniora: Vol. 12 No. 1, Januari 2020


purposive sampling untuk menentukan Kegiatan observasi dilakukan untuk
informan guna membantu kelancaran mengetahui kegiatan pembelajaran tematik
tujuan penelitian. Penelitian dilakukan di yang berlangsung dan karakter peduli
kelas IV SD Negeri 4 Wonogiri, SD Negeri lingkungan siswa. Berdasarkan hasil
7 Wonogiri dan SD Negeri 1 Wonoboyo observasi kegiatan pembelajaran tematik
pada bulan Maret 2018. Data penelitian berlangsung dengan lancar, namun siswa
yang dikumpulkan oleh peneliti berupa data cenderung kurang aktif, pembelajaran
hasil observasi pembelajaran tematik dilakukan sama peris dengan kegiatan
dengan bahan ajar yang digunakan dan dalam buku guru dan buku siswa dari
observasi karakter peduli lingkungan siswa, pemerintah. Pembelajaran scientific juga
dokumentasi, dan wawancara kepada guru belum berjalan secara optimal, hal ini
dan siswa mengenai bahan ajar tematik dterlihat dari beberapa kegiatan seperti
yang dibutuhkan untuk meningkatkan menanya, mencoba dan
karakter peduli lingkungan siswa. Selain itu mengomunikasikan masih didominasi oleh
juga merujuk pada buku-buku dan hasil guru dan siswa yang dominan saja.
penelitian-penelitian terdahulu yang Bahan ajar tematik dari Depdiknas
relevan. Beberapa buku tersebut juga ini merupakan bahan ajar utama dalam
dijadikan sebagai bahan kajian dan telaah pembelajaran tematik yang digunakan
lebih dalam. Uji validitas data guru. Ada guru yang menggunakan LKS
menggunakan triangulasi teknik dan tematik untuk menunjang pembelajaran
triangulasi sumber. Analisis data yang siswa.
digunakan adalah analisis interaktif model Teknik observasi juga dilakukan
Miles dan Huberman. untuk mengetahui gambaran karakter
peduli lingkungan siswa ketika di sekolah
HASIL PENELITIAN DAN yang disajikan dalam Tabel 1.
PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Observasi Karakter Peduli Lingkungan Siswa
No Indikator Skor Rata-Rata
SD Negeri 4 SD Negeri 7 SD Negeri 1
Wonogiri Wonogiri Wonoboyo
1 Membuang sampah pada tempatnya 4 3 4
2 Memisahkan sampah organik dan anorganik 3 4 3
3 Merawat tanaman sekolah dengan baik 4 3 3
4 Menjaga kebersihan lingkungan kelas 2 3 4
5 Menggunakan energi listrik dengan bijaksana 4 4 3
6 Menggunakan air secukupnya 3 3 3
7 Tidak mengganggu hewan di sekitar sekolah 4 3 4
8 Melakukan piket secara tertib 3 4 3
9 Mengikuti kegiatan menanam tanaman di 3 3 3
sekolah
10 Tidak mencoret atau mengotori bangunan 4 5 4
sekolah
11 Tidak mengganggu kegiatan yang sudah 3 3 4
membudaya di lingkungan sekolah
12 Memiliki sikap ingin tahu terhadap budaya 4 4 5
local
13 Ikut serta melestarikan budaya melalui 4 3 3
kegiatan sekolah
14 Menjaga perilaku terhadap masyarakat di 3 3 3
sekitar sekolah
15 Mengikuti kegiatan sosial di lingkungan 3 3 3
sekolah
Rata-Rata Skor/ Sekolah 68 68 69,3
Rata-Rata Skor 68, 43 (cukup)

Fitriah Susilawati, Gunarhadi, Hartono: Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Tematik dalam Peningkatkan Karakter Peduli Lingkungan 65
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat memerlukan bahan ajar untuk
bahwa karakter peduli lingkungan siswa di meningkatkan karakter peduli lingkungan.
tiga sekolah dasar di Kecamatan Wonogiri, Bahan ajar yang diperlukan harus sesuai
Kabupaten Wonogiri masih dikategorikan dengan kondisi nyata siswa dan
cukup. Dari hasil observasi, rata-rata nilai menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Siswa
karakter peduli lingkungan siswa adalah perlu dibimbing untuk berpikir kritis
68,84. Hal ini mengindikasikan bahwa mengenai isu yang ada di lingkungannya,
sebagian siswa masih kurang peduli sehingga siswa lebih mudah menerima
terhadap lingkungan. Hasil observasi di makna pembelajaran dan
atas menjadi bukti bahwa karakter peduli mengaplikasikannya.
lingkungan siswa memang perlu Hasil wawancara dengan siswa
ditingkatkan. Pendidikan dapat dijadikan diperoleh:
sarana untuk menanamkan karakter peduli 1. Siswa memerlukan bahan ajar yang
lingkungan. Selanjutnya dari hasil menarik yang memuat gambar-gambar
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terkait lingkungannya sendiri agar
dengan guru kelas IV diketahui bahwa guru mereka lebih termotivasi untuk
kurang terfokus menanamkan sikap peduli menjaga lingkungan.
terhadap lingkungan, karena lebih terfokus 2. Siswa memrlukan bahan ajar yang
pada penanaman ilmu pengetahuan siswa. memuat alternatif kegiatan scientific
Hal tersebut juga dikarenakan guru tidak yang lebih bervariasi agar memotivasi
mempunyai buku pedoman yang dapat dalam belajar.
digunakan guru untuk membantu dalam Berdasarkan hasil wawancara
menamankan karakter peduli lingkungan. dengan guru dan siswa diketahui bahwa
Penanaman karakter peduli bahan ajar memang perlu dikembangkan
lingkungan ini dapat diinegrasikan dalam untuk meningkatkan karakter peduli
materi bahan ajar. Untuk itu dilakukan lingkungan. Bahan ajar yang diperlukan
wawancara untuk mengetahui perlunya adalah bahan ajar yang memberi alternatif
pengembangan bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran scientific dan terkait
meningkatkan karakter peduli lingkungan. dengan lingkungan siswa sendiri yang
Hasil wawancara dengan guru dapat merangsang siswa untuk peduli
diperoleh: terhadap lingkungan. Konten potensi lokal
1. Tanggapan guru terhadap dapat diintegrasikan dalam materi bahan
pembelajaran tematik dan bahan ajar ajar. “Potensi lokal adalah kejadian,
yang digunakan. peristiwa, permasalahan, atau fenomena
Guru memiliki kendala dalam yang terjadi pada lingkungan daerah asal
pembelajaran tematik, salah satunya adalah peserta didik” (Marlina, 2013). Dalam
ketersediaan bahan ajar. Bahan ajar dari pembelajaran siswa tidak hanya perlu
pemerintah dinilai guru masih ada dihadapkan pada dunia nyata tetapi juga
kekurangan, sedangkan buku tersebut perlu memiliki wawasan mengenai potensi
adalah buku utama sebagai pegangan guru lokal. Dengan memiliki wawasan mengenai
dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga potensi lokal, diharapkan karakter peduli
mengalami kesulitan dalam melakukan lingkungan siswa dapat meningkat. Potensi
penilaian. Belum ada guru yang lokal ini juga penting dalam menghadapi
mengembangkan bahan ajar sendiri sesuai era globalisasi. Hal ini dikatakan oleh
kebutuhan kurikulum dan siswa. Wahjoedi (2015, hlm. 192) bahwa salah
2. Kebutuhan bahan ajar tematik dalam satu cara untuk menghadapi tantangan
peningkatan karakter peduli global saat ini adalah dengan
lingkungan siswa mengembangkan potensi-potensi lokal
Berdasarkan hasil wawancara yang ada. Beberapa penelitian telah
dengan guru diperoleh bahwa guru menunjukkan bahwa hal yang bersifat lokal

66 EduHumaniora: Vol. 12 No. 1, Januari 2020


penting untuk dimuat dalam pembelajaran. kebudayaan dan kesenian. Potensi lokal ini
Diantaranya yaitu penelitian dapat dimuat dalam materi bahan ajar untuk
pengembangan yang telah dilakukan oleh memperluas pengetahuan siswa mengenai
Rozhana (2015) yang mengatakan bahwa potensi daerahnya. Sehingga dengan
potensi lokal dapat dimuat dalam bahan semakin banyaknya pengetahuan siswa
ajar. Wijiningsih (2017, hlm. 1030-1036) terhadap potensi di daerah sekitarnya,
mengatakan bahwa guru membutuhkan diharapkan memunculkan kesadaran untuk
bahan ajar yang memuat contoh-contoh peduli terhadap lingkungan sekitar.
nyata yang ada di lingkungan terdekat
siswa. Selanjutnya Andriana (2017) KESIMPULAN
menguatkan bahwa pengembangan buku Peningkatan karakter peduli
menggunakan kearifan lokal dapat dengan lingkungan di sekolah dapat dilakukan
mudah menarik minat siswa untuk fokus dengan memanfaatkan bahan ajar.
pada cerita yang akan dibaca dan membuat Pengembangan bahan ajar tematik perlu
siswa mudah dalam memahami materi dilakukan oleh guru. Bahan ajar yang
karena isi materi berhubungan langsung berbasis scientific terintegrasi potensi lokal
dengan kehidupan siswa sehari-hari. dapat digunakan dalam upaya peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian, buku tersebut karakter peduli lingkungan siswa. Untuk itu
layak digunakan dalam pembelajaran sains guru perlu mengembangkan produk bahan
di sekolah dasar. Saputra (2017, hlm. 62- ajar tematik sendiri yang berbasis scientific
74) dalam penelitiannya menyimpulkan terintegrasi potensi lokal untuk siswa kelas
bahwa bahan ajar pendidikan lingkungan IV sekolah dasar.
hidup layak digunakan sebagai bahan ajar
di kelas IV Sekolah Dasar. DAFTAR PUSTAKA
Pengintegrasian potensi lokal juga Andriana, E. (2017). “Natural Science Big
didasarkan pada Undang-Undang Republik Book with Baduy Local Wisdom
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Base Media Development for
Sistem Pendidikan Nasional pada BAB X Elementary School”. Jurnal
pasal 36 ayat (3) butir c yang menyatakan Pendidikan IPA Indonesia. Vol 6, 1,
bahwa kurikulum disusun dengan 76-80.
memperhatikan keragaman potensi daerah Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik,
dan lingkungan, pasal 37 ayat (1) Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan 2013). Yogyakarta: Gava Media
dasar dan menengah wajib memuat muatan
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
lokal (butir j). Undang-undang RI No.20 tahun
Pernyataan tersebut 2003 tentang Sistem Pendidikan
mengungkapkan bahwa dalam proses Nasional
pembelajaran yang dilakukan
mengharuskan guru untuk memperhatikan Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
potensi lokal dan lingkungan. Bentuk Strategi Pembelajaran yang
potensi lokal yang dimaksud adalah potensi Mengaktifkan Siswa. Jakarta.
alam, potensi budaya, maupun potensi Depdiknas.
sosial yang ada di sekitar sekolah. Potensi Departemen Pendidikan Nasional. (2007).
lokal yang dapat dikaji untuk Peraturan Menteri Pendidikan
mengembangkan bahan ajar tematik di Nasional Nomor 16 Tahun 2007,
sekolah dasar kelas IV adalah potensi di tentang Standar Kualifikasi
wilayah Kabupaten Wonogiri meliputi Akademik dan Kompetensi Guru.
potensi pertanian, makanan khas, Jakarta: Depdiknas.
peternakan, perikanan, petambangan,
pariwisata, kerajinan dan jasa, dan

Fitriah Susilawati, Gunarhadi, Hartono: Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Tematik dalam Peningkatkan Karakter Peduli Lingkungan 67
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Wahjoedi. (2015). Pendidikan Ekonomi
Kontekstual dalam Pembelajaran Berkarakter Nilai-Nilai Pancasila.
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Malang: Universitas Negeri
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Malang.
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Wijiningsih, N. (2017). Pengembangan
Standar Proses Pendidikan Dasar Bahan Ajar Tematik Berbasis
dan Menengah. Jakarta: Budaya Lokal. Jurnal Pendidikan:
Kemendikbud. Teori, Penelitian, dan
Krissandi, A. D. S., dan Rusnawan (2015). Pengembangan Volume: 2 Nomor:
Kendala Guru Sekolah Dasar dalam 8 Bulan Agustus Tahun 2017
Implementasi Kurikulum 2013. Halaman: 1030—1036
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol
24 (3) hal. 457-467.
Marlina, R. (2013). Pemanfaatan
Lingkungan Lokal
dalamLaboratorium Berbasis
Inkuiri Terhadap Kerja
IlmiahMahasiswa Calon Guru
Biologi. Jurnal Visi
IlmuPendidikan, Vol. 10 No. 1,
hlm.1052-1060.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Rokhman, F. (2014). Character Education
for Golden Generation 2045
(National Character Building for
Indonesian Golden Years).
Procedia-Social and Behavioral
Sciences. Vol 141, 1161-1165.
Rozhana, M. K. (2015). Pengembangan
Modul Berbasis Potensi Daerah
Malang Kelas IV Semester II
dengan Tema Tempat Tinggalku.
Tesis.Universitas Negeri Malang.
Saputra, H. J. (2017). Pengembangan
Bahan Ajar Untuk Menumbuhkan
NilaiKarakter Peduli Lingkungan
pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Tesis. Universitas PGRI Semarang.
Sulistyowati, E. (2012). Implementasi
Kurikulum Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.
UUPLH. (2009). Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jakarta: Sekretariat Negara.

68 EduHumaniora: Vol. 12 No. 1, Januari 2020

You might also like