Professional Documents
Culture Documents
72
Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013, Dwi A. W., Emil El F., Sri Artati W. 73
pengembangan, agar dapat mengikuti proses penilaian, dan masih kurangnya sarana
perkembangan dan tantangan zaman. dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
Pada tahun 2013 terjadi pergantian Mengacu pada penelitian sebelumnya
pada kurikulum pendidikan di Indonesia yaitu yang dilakukan oleh Gunik Septiani dan hasil
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) studi pendahuluan yang peneliti lakukan,
menjadi Kurikulum 2013. Pergantian peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-
kurikulum ini merupakan pembaharuan dan faktor apa saja yang menghambat dalam
penyempurnaan yang dilakukan oleh mengimplementasikan kurikulum 2013 bagi
pemerintah untuk meningkatkan mutu guru mata pelajaran PPKn di sekolah yang
pendidikan di Indonesia. Saat ini kurikulum berada di Kota Palembang. Hal ini
2013 diberlakukan atau diterapkan di sekolah- dikarenakan kurikulum baru yang
sekolah percontohan yang selama ini telah dilaksanakan secara nasional tentunya
menggunakan kurikulum 2013 selama tiga terdapat penghambat dalam penerapannya di
semester terakhir dari tahun ajaran 2013-2014 sekolah tiap daerah, tidak terkecuali bagi guru
sampai dengan tahun ajaran 2014-2015 dan mata pelajaran PPKn di Kota Palembang.
memiliki akreditasi “A”. Alasan peneliti memilih Kota
Dalam hal implementasi kurikulum Palembang sebagai lokasi penelitian, karena
2013, sudah ada penelitian yang telah di kota Palembang bagi sekolah yang belum
dilakukan. Penelitian sebelumnya yang siap dalam penggunaan Kurikulum 2013
dilakukan oleh Gunik Septiani tentang disarankan oleh pemerintah untuk kembali
Kesiapan Implementasi Kurikulum 2013 di menggunakan kurikulum KTSP. Seperti yang
Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Bantul dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan,
memberikan kesimpulan bahwa dalam Pemuda dan Olahraga Kota Palembang AZ
kesiapan implementasi kurikulum 2013 di yang memberikan opsi kepada sekolah yang
Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Bantul telah melaksanakan Kurikulum 2013 untuk
terdapat dua faktor yang penting, yaitu faktor tahun kedua (tiga semester) “Bila merasa
pendukung seperti adanya perangkat sudah nyaman, maka sekolah dimaksud boleh
pembelajaran yang telah disediakan oleh melanjutkan kurikulum tersebut. Sebaliknya,
pemerintah dan faktor penghambat seperti boleh juga tidak meneruskan dengan alasan-
sarana prasarana yang menunjang alasan tertentu” (Sumber: Sriwijaya Post,
pembelajaran, perangkat pembelajaran yang Selasa 9 Desember 2014 Hal.13). Hal ini
belum terpenuhi, dan adanya pembatasan disambut baik oleh guru-guru yang ada di
jumlah guru karena pada proses pembelajaran kota Palembang, seperti yang dikatakan oleh
tematik integratif akan lebih difokuskan guru, “kami para guru menyambut baik atas
kepada guru kelas penghentian Kurikulum 2013 bagi sekolah-
(http://eprints.uny.ac.id)diakses tanggal 25 sekolah tertentu dan diberlakukan kembali
September 2014, Jam 05:21 WIB. KTSP. Karena kurikulum 2013 membuat
Berdasarkan studi pendahuluan yang guru-guru kesulitan dalam implementasi dan
dilakukan oleh peneliti di SMAN 1, SMAN 2, kegiatan belajar mengajar, karena banyaknya
SMAN 10, dan SMAN 11 Palembang, yang harus diaplikasikan secara langsung
diperoleh informasi dengan melakukan berbeda dengan KTSP yang aplikasinya
wawancara kepada beberapa guru mata mudah” (Sumber: Sriwijaya Post, Selasa 9
pelajaran PPKn bahwa masih ada penghambat Desember 2014 Hal.13).
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 Dengan demikian dapat dilihat bahwa
di sekolah baik itu dalam hal perencanaan masalah penerapan Kurikulum 2013 ini masih
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, membuat guru tidak paham bagaimana
Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013, Dwi A. W., Emil El F., Sri Artati W. 75
Tabel 1
Daftar SMP/SMA/SMK Negeri/Swasta Melaksanakan Kurikulum 2013 Selama Tiga
Semester dan Tetap Menggunakan Kurikulum 2013
SATDIK
NO.
SMP SMA SMK
1 SMP Negeri 1 SMA Negeri 1 SMK Negeri 1
2 SMP Negeri 3 SMA Negeri 2 SMK Negeri 2
3 SMP Negeri 8 SMA Negeri 3 SMK Negeri 3
4 SMP Negeri 9 SMA Negeri 4 SMK Negeri 4
5 SMP Negeri 11 SMA Negeri 5 SMK PGRI 2
6 SMP Negeri 33 SMA Negeri 6 SMK Gama
7 SMP LTI IGM SMA Negeri 8 SMK Pembina
8 SMP Kusuma SMA Negeri 10 SMK Bina Jaya
Bangsa
9 SMA Negeri 11
10 SMA Negeri 13
11 SMA Negeri 17
12 SMA Negeri 18
13 SMA Negeri 19
14 SMA Kusuma
Bangsa
Lanjutan Tabel 1
SATDIK
NO.
SMP SMA SMK
15 SMA LTI IGM
16 SMA Xaverius 1
17 SMA Xaverius 2
18 SMA Xaverius 3
19 SMA Xaverius 4
20 SMA Muhammadiyah
1
21 SMA Methodis 1
22 SMA Patra Mandiri 1
23 SMA Sriguna
Sumber : Dinas Dikpora Kota Palembang, 2014
76 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016
Dari data di atas terdapat 39 sekolah lingkungan yang kondusif akademik, dan
yang melaksanakan kurikulum 2013 selama partisipasi warga sekolah.Dalam penelitian
tiga semester dan tetap menggunakan inii peneliti menggunakan tujuh indikator
kurikulum 2013. Untuk SMP terdapat enam untuk mengetahui faktor-faktor penghambat
sekolah negeri dan dua sekolah swasta, SMA implementasi kurikulum 2013 bagi guru mata
terdapat 13 sekolah negeri dan sepuluh pelajaran PPKn di SMA Negeri Se-
sekolah swasta, dan SMK terdapat empat KotaPalembang. Adapun tujuhindikator dalam
sekolah negeri dan empat sekolah swasta. penelitian ini adalahkepemimpinan kepala
Berdasarkan data tersebut peneliti memilih sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta
SMA Negeri sebagai tempat penelitian, didik, sosialisasi kurikulum 2013, fasilitas dan
karena di SMA Negeri terdapat 13 sekolah sumberbelajar, lingkungan yang kondusif
yang sudah menggunakan kurikulum 2013 akademik, dan partisipasi warga sekolah.
selama tiga semester dan tetap menggunakan Adapun yang menjadi populasi dalam
Kurikulum 2013. penelitian ini adalah semua guru PPKn di
Berdasarkan uraian diatas, maka SMA Negeri se-Kota Palembang yang
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melaksanakan kurikulum 2013 selama tiga
dengan judul “Faktor-Faktor Penghambat semester yang berjumlah 44 orang. Di dalam
Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru menentukan sampel, peneliti menggunakan
Mata Pelajaran PPKn di SMA Negeri Se- teknik purposive sampling, yaitu penentuan
Kota Palembang”.Rumusan masalah dalam sampel sesuai dengan karakteristik-
penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja karakteristik yang akan diteliti, sebagaimana
yang menjadi penghambat implementasi yang disebutkan oleh Sugiyono (2014:85)
kurikulum 2013 bagi guru mata pelajaran “purposive sampling adalah teknik
PPKn di SMA Negeri Se-Kota Palembang?”. pengambilan sampel sumber data dengan
Tujuanpenelitianini untuk mengetahui faktor- pertimbangan tertentu”. Sampel yang
faktor penghambat implementasi kurikulum digunakan dalam penelitian ini berjumlah 26
2013 bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA orang guru PPKn yaitu dengan pertimbangan
Negeri Se-Kota Palembang. guru yang menjadi sampel sudah mengajar
menggunakan kurikulum 2013 selama tiga
METODE PENELITIAN semester, telah mengikuti pelatihan kurikulum
Dalam penelitian ini, menggunakan 2013, dan setiap sekolah diwakilkan oleh satu
variabel tunggal. Adapun variabel tunggal orang guru yang mengajar di kelas 10 dan
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kelas 11.
penghambat implementasi kurikulum 2013 Peneliti meggunakan dua teknik
bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA pengumpulan data, yaitu dengan
Negeri Se-Kota Palembang.Selanjutnya,yang menggunakan teknik dokumentasi, dan teknik
dimaksud dengan faktor-faktor penghambat angket. Adapun teknik analisis data yang
implementasi kurikulum 2013 bagi guru mata digunakan adalah validitas angket, reliabilitas
pelajaran PPKn di SMA Negerise-Kota angket, dan pengolahan data.
Palembang adalah suatu keadaan yang
menyebabkan pelaksanaan pembelajaran yang HASIL PENELITIAN DAN
dilakukan oleh guru tidak sesuai secara PEMBAHASAN
pelaksanaannya hal ini dilihat dari Penelitian ini dilakukan di SMA
kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas Negeri se-Kota Palembang yang
guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi menggunakan kurikulum 2013 yaitu SMA
kurikulum 2013, fasilitas dan sumberbelajar, Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3,
Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013, Dwi A. W., Emil El F., Sri Artati W. 77
SMA Negeri 4, SMA Negeri 5, SMA Negeri kegiatan penelitian selama peneliti melakukan
6, SMA Negeri 8, SMA Negeri 10, SMA penelitian di SMA Negeri se-Kota Palembang
Negeri 11, SMA Negeri 13, SMA Negeri 17, (terlampir). Selanjutnya pada teknik angket
SMA Negeri 18, dan SMA Negeri 19 yang peneliti menggunakan skala sikap model
diawali dengan studi pendahuluan pada bulan Skala Likert yaitu responden diminta untuk
Januari sampai dengan bulan Februari. Studi mengisi salah satu kotak diantara empat
pendahuluan peneliti lakukan guna mencari jawaban yang disertakan sesuai dengan
informasi tentang penghambat implementasi pilihannya (Riduwan, 2013:13).
kurikulum 2013 bagi guru mata pelajaran Adapun tujuan penyebaran skala
PPKn di SMA Negeri Se-Kota Palembang. sikap ini untuk mengetahui faktor-faktor
Adapun populasi pada penelitian ini penghambat implementasi kurikulum 2013
berjumlah 44 orang guru mata pelajaran PPKn bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA
dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 Negeri se-Kota Palembang. Kegiatan
guru mata pelajaran PPKn. Dalam penelitian dilaksanakan pada tanggal 2
menetapkan sampel, peneliti menggunakan September s.d 15 Oktober 2015.
teknik purposive sampling.Teknik purposive Berdasarkan data dokumetasi, dapat
sampling adalah teknik pengambilan sampel disimpulkan bahwa Kota Palembang memiliki
dengan pertimbangan tertentu. tiga belas SMA Negeri yang menggunakan
Dalam mengumpulkan data kurikulum 2013 tersebar masing-masing di
penelitian, peneliti menggunakan teknik tujuh kecamatan. Berikut data yang peneliti
pengumpulan data yang digunakan yaitu dapat, dari masing-masing tata usaha SMA
teknik dokumentasi dan teknik angket. Teknik Negeri se-Kota Palembang mengenai keadaan
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan guru dilihat dari tingkat pendidikan. Untuk
untuk memperoleh data profil dari masing- lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
masing SMA Negeri se-Kota Palembang, ini:
keadaan guru di sekolah tersebut dan foto-foto
Tabel 88
Keadaan Guru SMA Negeri Se-Kota Palembang
Ijazah Tertinggi
No SMA Kecamatan D3 S1 S2 Jumlah
(Orang) (Orang) (Orang)
1. SMA Negeri 1 Ilir Barat 1 - 68 18 86
2. SMA Negeri 2 Ilir Barat 1 4 64 8 76
3. SMA Negeri 3 Kemuning - 68 18 86
4. SMA Negeri 4 Plaju 1 42 19 62
5. SMA Negeri 5 Ilir Timur 2 - 42 8 50
6. SMA Negeri 6 Kemuning 3 43 17 63
7. SMA Negeri 8 Seberang Ulu 2 - 54 9 63
8. SMA Negeri 10 Ilir Barat 1 3 63 18 84
9. SMA Negeri 11 Ilir Barat 1 - 50 22 72
10. SMA Negeri 13 Sukarami 1 77 7 85
11. SMA Negeri 17 Sukarami 1 22 36 59
12. SMA Negeri 18 Ilir Timur 2 2 42 18 62
13. SMA Negeri 19 Seberang Ulu 1 - 45 26 71
Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMA Negeri se-Kota Palembang, 2015
78 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 3, NOMOR 1, MEI 2016
Guru dimasing-masing SMA Negeri maka selanjutnya disusun dan dibuat skala
se-Kota Palembang terdiri atas beberapa guru pengukuran. Dari skala pengukuran akan
tetap, guru tidak tetap dan guru bantu. terlihat jelas dimana letak faktor-faktor
Penyebaran angket bertujuan untuk penghambat implementasi kurikulum 2013
mengetahui lebih lanjut faktor-faktor bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA
penghambat implementasi kurikulum 2013 Negeri se-Kota Palembang. Setelah itu, dapat
bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA ditarik kesimpulan dari perhitungan tersebut.
Negeri se-Kota Palembang yang terdiri atas Analisis data hasil angket dilakukan
tujuh indikator, yaitu kepemimpinan kepala dengan melakukan uji validitas untuk melihat
sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta apakah instrumen angket yang akan diberikan
didik, sosialisasi kurikulum 2013, fasilitas dan valid atau tidak, uji reliabilitas untuk melihat
sumber belajar, lingkungan yang kondusif tingkat ketepatan dalam pengukuran, dan
akademik, dan partisipasi warga pengolahan data.
sekolah.Pelaksanaan teknik angket dilakukan Untuk menentukan apakah suatu butir
dengan menyebarkan daftar pernyataan yang item angket valid atau tidak valid, maka Uji
terdiri atas 39 pernyataan kepada 26 guru validitas akan dianalisis dengan menggunakan
PPKn atau responden. bantuan program SPSS Versi 21.0. Menurut
Sebelum peneliti membagikan angket Setyawan (2014:7),jika Nilai Signifikansi (p)
kepada responden, terlebih dahulu peneliti atau dalam SPSS biasa tercantum Sig.(2-
menjelaskan kepada responden mengenai tata tailed) >.05, maka instrumen dinyatakan tidak
cara pengisian angket yang sudah peneliti valid. Jika Nilai Signifikansi (p) atau dalam
tuliskan dilembar angket. Setelah penjelasan, SPSS biasa tercantum Sig.(2-tailed) <.05,
peneliti mempersilakan kepada responden maka instrumen dinyatakan valid dan r
untk mengisi angket yang sebelumnya product momen untuk taraf kesalahan (α) =
responden harus mengisi identitas diri terlebih .05(https://adityasetyawan.files.wordpress.co
dahulu. m/2014/01/moduluji-validitas-dan-reliabilitas-
Setelah selesai pengisian lembar instrumen-penelitian.pdf) diakses tanggal 30
angket, maka peneliti melakukan analisis Desember 2015, Jam 15.30 WIB. Untuk
terhadap data yang dikumpulkan dari 26 mengetahui hasil uji validitas terhadap
responden. Pada setiap pernyataan dicari instrument penelitian dapat dilihat pada tabel
jumlah skor ideal (skor tertinggi) dan jumlah di bawah ini:
skor terendahnya dari setiap alternatif
jawaban. Setelah dilakukan penghitungan,
Tabel89
Uji Validitas
Lanjutan Tabel 89
Dari tabel 91 di atas diperoleh hasil jawaban 81. Untuk indikator kedua yaitu
untuk rata-rata persentase faktor-faktor mengenai Kreativitas Guru memperoleh 75%
penghambat implementasi kurikulum 2013 dengan jumlah skor jawaban 78. Untuk
bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA indikator ketiga yaitu mengenai Aktivitas
Negeri se-Kota Palembang untuk indikator Peserta Didik memperoleh 77% dengan
pertama yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah jumlah skor jawaban 80. Untuk indikator
memperoleh 78% dengan jumlah skor keempat mengenai Sosialisasi Kurikulum
Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013, Dwi A. W., Emil El F., Sri Artati W. 81
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 bagi pendidik dan peserta
(84%), kurangnya materi pelajaran yang didik.
terdapat didalam buku PPKn kurikulum 2013 Berdasarkan simpulan di atas, maka
(84%), mengalami kesulitan dalam menilai peneliti menyarankan kepada beberapa pihak
sikap dengan cara observasi, penilaian diri, terkait sebagai berikut :
dan penilaian antar peserta didik (84%), 1. Kepada guru mata pelajaran PPKn di
kurang paham mengenai penilaian otentik SMA Negeri Se-Kota Palembang,
(84%), mengalami kesulitan melakukan diharapkan untuk lebih meningkatkan
evaluasi penilaian menggunakan penilaian pemahaman dan pengetahuan
otentik (84%), belum sepenuhnya bisa mengenai Kurikulum 2013 khususnya
menguasai IT (80%), kurangnya minat baca untuk mata pelajaran PPKn.
peserta didik (81%), kurang tersedianya alat 2. Kepada pihak SMA Negeri Se-Kota
dan media pembelajaran seperti laptop, LCD Palembang kiranya dapat terus
proyektor (73%), minimnya akses internet memotivasi dan membantu proses
(wifi) di sekolah (73%), dan kurang kegiatan belajar mengajar bagi guru
tersedianya buku ajar kurikulum 2013 bagi mata pelajaran PPKn sesuai dengan
pendidik dan peserta didik (73%) Kurikulum 2013 dengan adanya
sarana dan prasarana yang
SIMPULAN DAN SARAN mendukung.
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan mengenai faktor-faktor DAFTAR PUSTAKA
penghambat implementasi Kurikulum 2013
bagi guru mata pelajaran PPKn di SMA Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian
Negeri se-Kota Palembang dapat ditarik Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
simpulan masih adanya penghambat dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran
Faktor penghambat yang paling dominan Saintifik Kurikulum 2013.
adalah mengalami kesulitan dalam membuat Yogyakarta: Gava Media.
RPP sesuai dengan kurikulum 2013,
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan Fadlillah. (2014). Implementasi Kurikulum
metode pembelajaran dengan waktu, 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
kurangnya waktu dua jam untuk SMP/MTS,& SMA/MA. Yogyakarta:
melaksanakan kegiatan pembelajaran, Ar-Ruzz Media.
kurangnya materi pelajaran yang terdapat
didalam buku PPKn kurikulum 2013, Hamalik, Oemar. (2014). Kurikulum dan
mengalami kesulitan dalam menilai sikap Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
dengan cara observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar peserta didik, kurang paham Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. (2014).
mengenai penilaian otentik, mengalami Implementasi Kurikulum 2013:
kesulitan melakukan evaluasi penilaian Konsep dan Penerapan. Surabaya:
menggunakan penilaian otentik, belum Kata Pena.
sepenuhnya bisa menguasai IT, kurangnya
minat baca peserta didik, kurang tersedianya Majid, Abdul. (2014). Implementasi
alat dan media pembelajaran seperti laptop, Kurikulum 2013. Bandung: Interes
LCD proyektor, minimnya akses internet di Media.
sekolah, dan kurang tersedianya buku ajar
Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013, Dwi A. W., Emil El F., Sri Artati W. 83