You are on page 1of 8

EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DI

SEKOLAH DASAR
Putri Salma N
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, putrisalma.n@upi.edu

Rani Fitriani
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, ranifitriani@upi.edu

Silsi Nur Azizah


Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, silsinurazizah@upi.edu

Abstract
Curriculum is an important component in education. The functions contained in the curriculum certainly deliver
the curriculum to an adjustment. In this curriculum adjustment, of course, it’s adjusted to the times. At this time
the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia initiated a new curriculum, namely the
independent curriculum. The purpose of this research is to find out how effective the implementation of the
independent curriculum in elementary schools is as a level of basic education. The research was conducted by
observing at SDN 244 Guruminda, SDN 235 Lengkong Kecil, and SDN 094 Parakan Waas. The application of
the independent curriculum in these schools is motivated by the fact that the three schools are driving schools
which are already required to implement the independent curriculum. However, in its implementation it can’t be
said to be comprehensively effective, this is motivated by the fact that the implementation of the independent
curriculum itself which has been relatively new has taken place recently so it’s not clear whether the purpose of
implementing the independent curriculum has a good enough impact on education in these schools.
Keywords:
Effectiveness; Independent Curriculum; Elementary Schools.

Abstrak
Kurikulum merupakan komponen penting dalam Pendidikan. Fungsi yang terdapat dalam kurikulum tentu
mengantarkan kurikulum kepada suatu penyesuaian. Dalam penyesuaian kurikulum ini tentunya disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Pada saat ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mencetuskan kurikulum baru yakni kurikulum merdeka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebarapa efektif
penerapan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar sebagai jenjang Pendidikan dasar. Penelitian dilakukan dengan
melakukan observasi di SDN 244 Guruminda, SDN 235 Lengkong Kecil, dan SDN 094 Parakan Waas.
Penerapan kurikulum merdeka di sekolah-sekolah tersebut dilatarbelakangi karena ketiga sekolah tersebut
merupakan sekolah penggerak yang mana sudah diwajibkan untuk menerapkan kurikulum merdeka sebagai
sekolah penggerak pertama. Namun, dalam implementasinya belum dapat dikatakan efektif secara menyeluruh,
hal tersebut dilatarbelakangi karena implementasi kurikulum merdeka sendiri yang terbilang baru berlangsung
belum lama sehingga belum terlihat betul apakah tujuan penerapan kurikulum merdeka ini membawa dampak
yang cukup baik bagi pendidikan di sekolah-sekolah tersebut.
Kata Kunci:
Efektivitas; Kurikukum merdeka; Sekolah Dasar.
A. PENDAHULUAN (Times New Roman 12, ditebalkan)
Salah satu komponen yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum adalah gambaran dari visi, misi dan tujuan pendidikan suatu negara (Bahri, 2017).
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran oleh berbagai pakar bidang pengembangan
kurikulum dari dulu hingga dewasa ini. Secara garis besar kurikulum dapat diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan tujuan pembelajaran, isi dan materi, serta metode yang
digunakan untuk memandu pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Ansyar, 2017).
         Kurikulum memiliki 6 fungsi yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya: (1)
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya program belajar; (2) meningkatkan keadilan
dan kesempatan bagi peserta pendidikan untuk hasil yang maksimal; (3) meningkatkan
relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan
sekitar; (4) meningkatkan  kinerja guru dan kegiatan peserta siswa mencapai tujuan belajar
mereka; (5) meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar; dan (6)
peningkatan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan program (Julaeha,
2019).
         Dengan keenam fungsi yang terdapat dalam kurikulum, tentu mengantarkan
kurikulum kepada suatu penyesuaian. Program kurikulum perlu dievaluasi dengan cara yang
kreatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perubahan kurikulum menjadi sebuah kebutuhan karena dengan adanya perubahan
tersebut menghantarkan pendidikan negaranya menjadi lebih baik. Dapat dilihat
bahwasannya dalam kurun waktu enam tahun, standar pendidikan tinggi (SNDikti) di
Indonesia telah berubah tiga kali, yakni: Permenristekdikti No. 49 Tahun 2014,
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, Permendikbud Edisi 3 2020 yang berbarengan dengan
kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) (Suryaman, 2020).
         Adanya perubahan tersebut, kini menghantarkan Indonesia pada kurikulum baru yakni
kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka merupakan pembaharuan dari kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2013. Dalam laman (Kemendikbud), kurikulum merdeka adalah
program studi berbagai program kurikuler di mana konten akan dioptimalkan sehingga siswa
memiliki cukup waktu untuk mengeksplorasi konsep dan membangun keterampilan. Guru
berhak memutuskan Pilih dari berbagai alat pengajaran untuk memungkinkan pembelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa. Sebuah proyek untuk meningkatkan
perwujudan profil pelajar Pancasila yang dikembangkan atas dasar tema-tema tertentu yang
didefinisikan oleh pemerintah. Proyek ini tidak dimaksudkan untuk dicapai tujuan
pembelajaran tertentu sehingga tidak terikat 
 mata pelajaran.
         Saat ini, kurikulum merdeka masih menjadi opsi dalam penerapan kurikulum di
sekolah-sekolah di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Kemendikbud Ristek memberikan
keleluasan dan kewenangan kepada sekolah dalam memilih kurikulum sesuai dengan
kebutuhan. Selain itu, diharapkan opsi kurikulum ini dapat diterapkan secara bertahap
sehingga dalam perubahan kurikulum nasional ini dapat optimal dan efisien. Oleh karena itu,
tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk melihat efektivitas penerapan kurikulum merdeka
pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sebagai kurikulum nasional sehingga dapat menjadikan
salah satu bahan evaluasi untuk kurikulum yang lebih baik.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. HASIL
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SDN 244 Guruminda, SDN 235
Lengkong Kecil, dan SDN 094 Parakan Waas. Hasil yang kami dapati ketiga sekolah
tersebut sudah menerapkan kurikulum merdeka selama satu tahun terakhir. Penerapan
kurikulum merdeka di sekolah-sekolah tersebut dilatarbelakangi karena ketiga sekolah
tersebut merupakan sekolah penggerak yang mana sudah diwajibkan untuk menerapkan
kurikulum merdeka sebagai sekolah penggerak pertama. Namun, dalam implementasinya
belum dapat dikatakan efektif secara maksimal, hal tersebut dilatarbelakangi karena
implementasi kurikulum merdeka sendiri yang terbilang baru berlangsung belum lama
sehingga belum terlihat betul apakah tujuan penerapan kurikulum merdeka ini membawa
dampak yang cukup baik bagi pendidikan di sekolah-sekolah tersebut. 
Selain itu sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajarannya belum
tersedia sepenuhnya, contohnya di SDN 235 Lengkong Kecil kurangnya ketersedian buku
guru dan buku siswa menjadi hambatan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Untuk sebagian mata pelajaran hanya terdapat beberapa buku guru atau sebaliknya hanya
terdapat beberapa buku siswa, sehingga hal tersebut menyulitkan guru untuk
menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, alhasil guru harus
mempersiapkan proses pembelajaran yang terbilang cukup lama. Para guru pun belum
banyak memukan referensi dalam menggembangkan ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
sehingga dalam menentukan modul ajar menjadi kesulitan tersendiri. Oleh karena itu, hal
tersebut menjadi salah satu kesulitan guru dalam beradaptasi dengan kurikulum merdeka
ini. Sehingga untuk mengatasi keterbatasan yang yang ada perlu adanya inovasi-inovasi
dalam mengembangkan kurikulum merdeka ini agar perannya dapat mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.

2. PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan pembelajaran perancangan kurikulum merupakan salah satu
perangkat pembelajaran yang harus diperhatikan. Dalam perancangan kurikulum ini tentunya
disesuaikan dengan perkembangan zaman pada saat itu. Seperti hal nya di Indonesia yang
mana telah mengalami beberapa kali perubahan perancangan kurikulum, hal ini
dilatarbelakangi dengan adanya perkembangan zaman yang semakin pesat. Dan pada saat ini
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mencetuskan kurikulum baru yakni
kurikulum merdeka. 
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang dirancang dengan tujuan untuk
menciptakan kemandirian peserta didik. Dalam hal ini kemandirian yang dimaksud adalah
siswa dapat mengeksplorasi ilmu pengetahuan secara mandiri dan bebas seluas-luasnya
(fadilah dkk, 2020). Selain itu, kurikulum merdeka merupakan kebijakan perancangan
kurikulum yang dirancang oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengembangkan kualitas
pendidikan yang dapat melahirkan insan-insan yang lebih unggul untuk menjawab tantangan
diera saat ini yang cenderung berkembang pesat (Suyanto,2020). Konsep penerapan
kurikulum merdeka ini tidak adanya batasan-batasan, sehingga peserta didik maupun guru
dapat secara bebas mengembangkan daya kreatifitasnya. Selain itu, kurikulum merdeka juga
cenderung mendorong peserta didik untuk membentuk karakter, sikap dan
keterampilan. Menurut Manalu, J. B., Sitohang, P., & Henrika, N. H. (2022). konsep
penerapan kurikulum merdeka juga ditujukan agar mampu menjawab tantangan pada era saat
ini yang banyak sekali perkembangan yakni era revolusi industri 4.0 yang mana pembelajaran
dituntut harus dapat mewujudkan peserta didik dengan keterampilan dalam berpikir kritis,
mampu mengantarkan peserta didik agar bisa memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta
mewujudkan peserta didik agar mampu cakap dalam berkomunikasi dan mampu
berkolaborasi. 
Jika membandingkan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya
yaitu kurikulum 2013 keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Kurikulum merdeka
dirasa lebih dapat mengembangkan kemampuan atau potensi yang ada di dalam peserta didik
karena dalam implementasinya siswa tidak dituntut untuk mencapai kompetensi-kompetensi
yang telah ada pada standar kurikulum, tetapi para pendidik yang harus mengarahkan dan
mengembangkan potensi apa yang dimiliki oleh peserta didik. Adapun perbandingan
kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013 sebagai berikut.
Tabel 1.1 Perbandingan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

No Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka

Pada penilaian ada asesmen


diagnostic. Yaitu asesmen untuk
mengidentifikasi kemampuan awal
1 Tidak ada asesmen diagnostik
atau potensi yang dimiliki peserta
didik. Hal ini mendukung Pendidikan
inklusif.

Penggunaan buku menggunakan Buku pembelajarannya menggunakan


2
buku tematik buku biasa yang dirancang permata
pelajaran

Adanya proyek pembelajaran yang


Proyek yang dilakukan bersifat
3 diberikan pada peserta yang dilakukan
harian
mingguan atau bulanan secara
berkelanjutan diluar jam pembelajaran

Tidak ada perbedaan antara level Perangkat pembelajarannya sekarang


belajar anak, sehingga ATP yang dirancang guru sekreatif
4
pembelajaran cenderung mungkin, adanya modul ajar.
disamaratakan
Tabel 1.1

Munculnya kurikulum merdeka ini, dimaksudkan pemerintah agar adanya pemerataan


pendidikan di Indonesia terkhusus pada daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
Perancangan Kurikulum merdeka juga merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya, hal ini tentunya akan menyebabkan berbagai perubahan dalam pelaksanaan
pembelajarannya (Noventari, W., 2020). Dimana metode pembelajaran tentunya akan
berubah yang semula pembelajaran hanya dilaksanakan di ruang kelas, dengan menggunakan
kurikulum merdeka pembelajaran dapat dikolaborasikan dengan pembelajaran diluar kelas.
Pembelajaran diluar kelas ini tentunya anak akan mendapatkan kesempatan belajar secara
lebih luas dan mengkomunikasikan hasil belajarnya pada kehidupan nyatanya. Pada
kurikulum merdeka pembelajaran tidak hanya berpacu pada pengetahuan/nilai siswa saja,
namun juga bagaimana siswa dapat berkomunikasi yang baik, dapat membentuk karakter
yang baik dan keterampilan yang diharapkan. 
Pada saat ini kualitas pendidikan jelas dipengaruhi perkembangan zaman yang serba
digital, sehingga dalam pembelajaran kurikulum merdeka ini pembelajaran diintegrasikan
antara pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan kecakapan dalam penguasaan teknologi.
Selain itu, kurikulum merdeka juga diperkirakan dapat menjadi solusi dan menjawab
tantangan zaman saat ini. Sehingga penerapan kurikulum merdeka ini hendaklah diterapkan
secara merata di seluruh Indonesia agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat berkembang
secara merata pula serta tidak ada yang tertinggal. 
Adapun kelebihan dari kurikulum merdeka yaitu
1. Karakter anak lebih terbentuk karena adanya penguatan profil pelajar Pancasila
2. Mengarahkan peserta didik pada minat dan potensinya
3. Perkembangan siswa lebih dapat diperhatikan, karena dalam implementasinya guru
berfokus pada minat dan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga guru perlu
memahami secara betul karakteristik peserta didik.
4. Peserta didik jadi lebih aktif, dan merasa lebih senang dalam proses pembelajarannya
5. Dari segi materi lebih padat. Contohnya IPA dan IPS jadi mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan sosial
6. Adanya pendekatan pembelajaran yang lebih memudahkan anak untuk memahami
suatu konsep
Sementara untuk kekurangannya sendiri yakni:
1. Adanya assessment diagnostic yang menyulitkan guru untuk menyesuaikan
pembelajaran dengan minat dan potensi pada peserta didik yang kemampuannya belum
terlihat.
2. Masih terdapat beberapa guru yang belum dapat mengembangkan kompetensi dalam
menggembangkan pembelajaran berbasis pada teknologi
3. Kurangnya SDM guru penggerak. sehingga kurangnya kompetensi guru dalam
merumuskan capaian pembelajaran ATP ke modul pembelajaran.
4. Masih sedikit guru yang memahami kurmed padahal kurmed ini menitikberatkan
pencapaian belajar peserta didik kepada guru
5. Buku guru dan buku siswa per mata pelajarannya belum lengkap. Terkadang ada mata
pelajaran yang hanya menyediakan buku gurunya saja, sehingga guru agak kesulitan
untuk menyesuaikan pembelajaran tanpa buku siswa. sementara di dalam buku guru
isinya deskripsi yang lebih lengkap, sehingga perlu dikerucutkan lagi.
6. Belum banyak sumber yang dapat mengarahkan guru untuk dapat mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan kurmed, sehingga guru kesulitan dalam menganalisis
berbagai hal.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, penerapan kurikulum merdeka ini masih
dirasakan belum maksimal. Hal ini disebabkan karena satu dan lain hal. Di Indonesia
penerapan kurikulum merdeka belum diterapkan secara merata pada seluruh sekolah, namun
baru diterapkan pada beberapa sekolah pilihan yang direkomendasikan oleh kemendikbud.
Tentunya sekolah yang menjadi pilihan ini merupakan sekolah penggerak yang secara
spesifikasi sudah memenuhi ketentuan untuk menerapkan kurikulum merdeka. Sehingga
sekolah-sekolah pilihan yang menjadi penggerak pelaksanaan kurikulum merdeka ini
memiliki tanggung jawab yang cukup besar, karena mereka harus dapat menyalurkan
keberhasilan penerapan kurikulum merdeka ini pada sekolah-sekolah yang lainnya. Sehingga
untuk kedepannya, pelaksanaan kurikulum merdeka ini dapat terlaksana secara merata
diseluruh sekolah di Indonesia. Selain itu, sarana dan prasarana untuk menunjang kebutuhan
pembelajaran belum tersedia sepenuhnya sehingga perlu inovasi-inovasi yang dilakukan
pemerintah maupun satuan pendidikan dalam mengembangkan kebutuhan-kebutuhan untuk
menunjang pembelajaran dengan kurikulum merdeka ini.
Dengan penerapan kurikulum merdeka ini juga dituntut untuk bisa memerdekaan
semua elemen pendidikan termasuk didalamnya siswa dan guru. Kurikulum merdeka  ini
membidik pada pembentukan serta pengembangan karakter peserta didik (Ainia, D. K.,
2020). Hal ini tentu cukup sulit dalam mengimplementasikannya karena kita sebagai
penggerak harus menumbuhkan kesadaran terlebih dahulu pada masing-masing orang, tentu
ini akan menjadi tantangan dalam pengimlementasiannya. Jika kita rasakan untuk
melaksanakan perubahan sistem ini tidak mudah. Karena dari setiap perubahan yang
dilaksanakan tentu akan memberikan dampak baik itu berdampak baik ataupun buruk serta
berdampak besar ataupun kecil. Sehingga dari setiap perubahan kebijakan termasuk saat ini 
perubahan kurikulum merdeka harus diimbangi perubahan kebijakan yang lainnya agar dapat
meminimalisir sekecil mungkin dampak dari penerapan kurikulum merdeka ini. 
Dalam melaksanakan kurikulum merdeka kita dapat menemukan kata kunci
kesuksesan, menurut Mustaghfiroh, S. (2020). menjelaskan kata kunci kesuksesan dalam
pelaksanaan kurikulum merdeka ini membutuhkan kesadaran dari semua pihak, stakeholder
baik itu dari pemerintahan pusat, daerah ataupun provinsi. Terutama guru dan kepala sekolah
yang langsung melaksanakan kurikulum merdeka ini di lapangan. Guru merupakan ujung
tombak dalam keberhasilan pelaksanaan kurikulum merdeka, sehingga dalam hal ini dapat
dibuat sebuah kebijakan yang nantinya dapat mempermudah serta memotivasi guru dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam sehari-hari (Daga, A. T., 2021). Demikian pula
dengan sarana dan prasarana yang nantinya dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan
kurikulum, ini  harus diperhatikan secara serius. Karena sarana prasarana juga merupakan
salah satu elemen penting keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kemudian, setelah pelaksanaan kurikulum merdeka ini hendaklah dilakukan evaluasi
keberhasilannya yang dapat dilakukan secara rutin dan intens.  Sehingga dengan evaluasi
tersebut kita bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan kurikulum merdeka
tersebut. Sehingga untuk kedepannya dari kekurangan yang ditemukan, dapat mempermudah
dan memperbaikinya untuk pelaksanaan pada periode berikutnya. Selain itu, dari kekurangan
tersebut juga dapat dibuat kebijakan komprehensif yang kemudian pelaksanaannya lebih
sukses. Ketika Pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka ini sudah mencapai
kesuksesan ini akan menjadi pembelajaran yang memerdekakan sebagaimana konsep Ki
Hajar Dewantara menurut Istiq’faroh, N. (2020). dimana Ki Hajar Dewatara mengatakan
bahwa pendidikan menitikberatkan pada keaktifan siswa daripada guru, dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat, bakat serta memenuhi
kebutuhannya. Dan kurikulum merdeka ini juga memberikan kesempatan luas kepada guru
untuk berinovasi dalam pengembangan karakter peserta didiknya. 
Pengimplementasian kurikulum merdeka ini masih dikategorikan belum terlaksana
secara efektif, karena hanya dilaksanakan pada sekolah penggerak saja. Selain itu, fasilitas
yang dapat menunjang terlaksananya kurikulum merdeka juga masih kurang, terutama dalam
hal ini adalah guru. Dimana masih banyak guru yang belum menyadari perannya dalam
perubahan kurikulum tersebut. Guru juga belum bisa untuk membuat desain pembelajaran,
seperti strategi, metode dan media belajar yang akan diterapkan ini guru belum bisa untuk
merancangnya secara matang (Jayanta, I. N. L., & Agustika, G. N. S., 2020).
Melihat hal tersebut dalam hal ini diperlukan elemen yang dapat membantu dalam
penguatan peran guru dalam perubahan kurikulum ini (Dhani, R. R., 2020). Pada dasarnya
dalam perubahan kurikulum ini guru tidak hanya memainkan hanya satu peran, melainkan
guru ini memainkan berbagai peran yang didalamnya termasuk dalam mendesain
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran serta mengevaluasi pembelajaran. Salah satu
peran guru yang menonjol dalam kurikulum merdeka ini, guru berinovasi untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang memerdekakan siswa. Sebagai inovator guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang membawa siswa untuk memiliki cara belajar dan berperilaku
baru serta berbeda agar dapat menjawab tantangan zaman saat ini. Dalam hal tersebut tentu
guru harus menguasai secara lebih mendalam mengenai strategi, metode dan media
pembelajaran yang terbaru yang disesuaikan dengan perubahan kurikulum serta
perkembangan zaman saat ini. Zaman yang serba teknologi, menurut Susilo & Sofiarini
(2020) selain guru harus inovatif, kreatif dan kritis, guru juga harus bisa menguasai
perkembangan teknologi yang nanti nya bisa dikolaborasikan dengan desain pembelajaran
serta dijadikan media pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa.

C. SIMPULAN
Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan perancangan kurikulum, hal ini
disebabkan karena adanya perkembangan zaman yang semakin pesat. Dan hingga saat ini
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mencetuskan kurikulum baru yakni
kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang dirancang pemerintah
dengan tujuan untuk menciptakan kemandirian peserta didik. Dalam hal ini kemandirian yang
dimaksud adalah siswa dapat mengeksplorasi ilmu pengetahuan secara mandiri dan bebas
seluas-luasnya.
Namun berdasarkan hasil penelitian dilapangan, pelaksanaan kurikulum merdeka ini
belum dikategorikan efektif, hal tersebut disebabkan karena pelaksanaannya yang hanya pada
sekolah pilihan yang menjadi sekolah penggerak saja. Selain itu, sarana prasarana yang masih
terbatas, masih kurang nya membangun kesadaran berbagi elemen pendidikan yang didalam
nya termasuk guru. Dimana guru sebagai ujung tombak keberhasilan dalam pelaksanaan
kurikulum merdeka ini masih banyak guru yang belum mampu mendesai pembelajaran sesuai
dengan permintaan kurikulum merdeka ini.
Melihat pada hal tersebut tentu sebagai garda pendidikan kita harus mulai menyadari
kepekaan terhadap problematika yang terjadi. Kita harus membangun kesadaran berbagai
elemen yang terlibat pada pendidika. Makna dari kurikulum merdeka ialah memerdekakan
peserta didik sehingga dengan demikian guru harus mampu mendesai sedemikian rupa
pembelajaran agar dapat berjalan sesuai dengan harapan. Dimana termasuk didalamnya
strategi pembelajaran, metode, media, sarana prasarana dan lain sebagainya agar pelaksanaan
kurikulum merdeka ini dapat terlaksana efektif, sehingga kelak sekolah – sekolah yang sudah
menjadi sekolah penggerak kurkulum merdeka ini dapat menularkan keberhasilan
pelaksanaan kurkulum merdeka pada sekolah yang lainnya. Dan pelaksanaan kurikulum
merdeka ini dapat dilaksanakan secara merata diseluruh sekolah di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Ainia, Dela Khoirul. "Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter." Jurnal Filsafat Indonesia 3, no. 3
(2020): 95-101.

Ansyar, Mohamad. Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Prenada


Media, 2017.

Bahri, Syamsul. "Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya." Jurnal Ilmiah Islam
Futura 11, no. 1 (2017): 15-34.

Daga, Agustinus Tanggu. "Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di
Sekolah Dasar." Jurnal Educatio FKIP UNMA 7, no. 3 (2021): 1075-1090.
Dhani, Rikha Rahmiyati. "Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum." Jurnal Serunai
Administrasi Pendidikan 9, no. 1 (2020): 45-50.

Fadilah, Risydah, Sari Atika Parinduri, Khairina Ulfa Syaimi, and Agung Suharyanto.
"Islamic Guidance and Counseling to Overcome The Study Difficulty of Junior High School
Students in SMP IT Nurul Azizi Medan (Case Study of Students Experiencing Anxiety)."
International Journal of Psychosocial Rehabilitation (2020).

Istiq’faroh, Nurul. "Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara Sebagai Dasar Kebijakan


Pendidikan Nasional Merdeka Belajar Di Indonesia." Lintang Songo: Jurnal Pendidikan 3,
no. 2 (2020): 1-10.

Jayanta, I. Nyoman Laba, and Gusti Ngurah Sastra Agustika. "Pemahaman Guru Sekolah
Dasar Terhadap Kebijakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Merdeka Belajar." In Seminar
Nasional Riset Inovatif. 2020.

Julaeha, Siti. "Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Karakter." Jurnal


Penelitian Pendidikan Islam 7, no. 2 (2019): 157.

Manalu, Juliati Boang, Pernando Sitohang, and Netty Heriwati Henrika. "Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar." Prosiding Pendidikan Dasar 1, no. 1
(2022): 80-86.

Mustaghfiroh, Siti. "Konsep “merdeka belajar” perspektif aliran progresivisme John


Dewey." Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran 3, no. 1 (2020): 141-147.

Noventari, Widya. "Konsepsi Merdeka Belajar Dalam Sistem Among Menurut


Pandangan Ki Hajar Dewantara." PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Kewarganegaraan 15, no. 1 (2020): 83-91.

Suryaman, Maman. "Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar." In Seminar


Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, vol. 1, no. 1, pp. 13-28. 2020.

Susilo, Agus Agus, and Andriana Sofiarini. "Peran Guru Sejarah dalam Pemanfaatan
Inovasi Media Pembelajaran." Jurnal Komunikasi Pendidikan 4, no. 2 (2020): 79-93.

You might also like