You are on page 1of 9

ANALISIS KESENJANGAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SDN 4 KAMPUNG BARU

I Gede Dharma Putra, Putu Nanci Riastini

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana No. 11 Singaraja

e-mail: uzumakigede2607@gmail.com

ABSTRACT: This research goals to know the size the discrepancy lesson plan of curriculum 2013 that were
created by teachers SD Negeri 4 Kampung Baru with Permendikbud No. 103 of 2014, know the size of the
discrepancy learning of curriculum 2013 conducted by the teachers SD Negeri 4 Kampung Baru with
Permendikbud No. 103 of 2014, and describe the factors that cause the discrepancy. This type of research is
evaluative research. Subjects in this research are all teachers in SD Negeri 4 Kampung Baru. The object of
research was the plan and the implementation of learning curriculum in 2013 formulated and implemented by
teachers based Permendikbud No. 103 of 2014. The collection of data in this research study conducted by the
method of documentation, observation, and interviews. Data have been collected were processed using non-
parametric statistical test, Wilcoxon signed levels for quantitative data and the data triangulation techniques for
qualitative data, and then continued with the presentation of data, and drawing conclusions. The results showed
that the magnitude of the discrepancy with a lesson plan Permendikbud No. 103 of 2014 was 14.3% belong to
the category of very small (SK), the wide discrepancy with the implementation of learning Permendikbud No.
103 of 2014 was of 3.41% belong to the category of very small (SK), factors causing the discrepancy is teachers
prepared lesson plan created a working group of teachers and were not analyzed further by the teacher
concerned.

Keywords: Discrepancy, Lesson Planning, Learning Implementation, Permendikbud No. 104/2014.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kesenjangan rencana pelaksanaan pembelajaran
Kurikulum 2013 yang dibuat oleh guru SD Negeri 4 Kampung Baru dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun
2014, mengetahui besarnya kesenjangan proses pembelajaran Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru SD
Negeri 4 Kampung Baru dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, dan mendeskripsikan faktor penyebab
terjadinya kesenjangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh
guru kelas di SD Negeri 4 Kampung Baru. Objek penelitian adalah rencana dan pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 yang disusun dan dilaksanakan oleh guru berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode studi dokumentasi, observasi, dan wawancara.
Data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan statistik non parametrik dengan uji jenjang bertanda
Wilcoxon untuk data kuantitatif dan teknik Triangulasi data untuk data kualitatif, kemudian dilanjutkan dengan
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya kesenjangan rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 adalah sebesar 14,3% tergolong
kategori sangat kecil (SK), besarnya kesenjangan pelaksanaan pembelajaran dengan Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 adalah sebesar 3,41% tergolong kategori sangat kecil (SK), Faktor penyebab kesenjangan adalah
guru melupakan beberapa komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
dan masih ada guru kelas yang berpedoman pada permendikbud 81a tahun 2013.

Kata-kata Kunci: Kesenjangan, Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Permendikbud No.


104/2014.

1
2 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 1, April 2016, hlm.1-9

Kurikulum merupakan sebuah unsur paling sesuai dengan kondisi satuan pendidikan
penting untuk menggerakkan sistem tersebut. Di samping itu, Kurikulum 2013
pendidikan yang ada di suatu Negara, tetap merupakan pengembangan dari
termasuk di Indonesia. Kurikulum dipandang Kurikulum Berbasis Kompetensi.
sebagai “suatu rencana yang disusun untuk Kurikulum 2013 merupakan rencana
melancarkan proses belajar-mengajar di bawah lanjutan pemerintah dalam menyempurnakan
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau kurikulum yang terdahulu, yaitu Kurikulum
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya” Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004
(Nasution, 2006:5). Undang-Undang Nomor dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 (Kurniasih & Sani,
Nasional menyebutkan bahwa “kurikulum 2014). Perubahan dari kurikulum sebelumnya
adalah seperangkat rencana dan pengaturan pada kompetensi lulusan ditunjukkan dengan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta adanya peningkatan dan keseimbangan soft
cara yang digunakan sebagai pedoman skills dan hard skills, yang meliputi aspek
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk kompetensi sikap, keterampilan, dan
mencapai tujuan pendidikan tertentu”. pengetahuan. Proses pembelajaran pada
Mengacu pada pengertian tersebut, tampak kurikulum 2013 dirancang berpusat pada siswa
jelas bahwa kurikulum adalah kunci dari atau dikenal dengan (student centre). Selain itu
kelacaran proses belajar mengajar di kelas. kurikulum 2013 juga menekankan pada
Perkembangan kurikulum di Indonesia pembelajaran kontekstual. Artinya, guru tidak
merupakan penjabaran amanat Undang- hanya memanfaatkan buku sebagai sumber
undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar belajar, tetapi juga memanfaatkan kondisi
Pendidikan dan Pengajaran, Undang-undang nyata di sekitar siswa. Pemerintah juga
Nomor 12 Tahun 1954, UU Nomor 22 Tahun menyiapkan semua komponen kurikulum
1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan akhirnya sampai buku dan pedoman, termasuk
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem penyusunan silabus dan RPP. Penerapannya
Pendidikan Nasional. Di samping itu, tuntutan tentu dibarengi dengan suatu kebijakan yang
globalisasi dan perkembangan ilmu digulirkan pemerintah untuk mengatur
pengetahuan serta teknologi juga ikut pelaksanaan kurikulum tersebut
mendorong terjadinya perbaikan dan (Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang
pengembangan kurikulum. Sejak Indonesia pembelajaran pada pendidikan dasar dan
merdeka, negeri ini telah memiliki sekian menengah, 2014).
banyak kurikulum, yakni: 1) Rencana Kurikulum 2013 dilaksanakan
Pelajaran 1947, 2) Rencana Pendidikan 1950, berdasarkan landasan hukum yang telah
3) Rencana Pendidikan 1958, 4) Rencana dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Pendidikan 1964, 5) Kurikulum 1968, 6) Kebudayaan. Berbagai Permendikbud telah
Kurikulum 1974, 7) Kurikulum 1978, 8) diterbitkan untuk menunjang pelaksanaan
Kurikulum 1984, 9) Kurikulum 1994, 10) Kurikulum 2013. Salah satu Permendikbud
Kurikulum 2004, 11) Kurikulum 2006, dan yang menjelaskan pelaksanaan kurikulum
12) Kurikulum 2013 (Hidayati, 2012). 2013 adalah Permendikbud Nomor 103 Tahun
Kurikulum 2013, merupakan kurikulum 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
yang menggunakan pendekatan pembelajaran Dasar dan Menengah. Peraturan ini
tematik terpadu. Pendekatan tematik terpadu menyangkut tata cara pelaksanaan
merupakan “pendekatan pembelajaran yang pembelajaran. Artinya, dalam peraturan
mengintegritas berbagai kompetensi dari tersebut telah diatur kriteria minimal dalam
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai melaksanakan perencanaan pembelajaran yang
tema” (Prastowo, 2015:29). Standar Kriteria bisa dijadikan pedoman bagi guru-guru dalam
Lulusan (SKL) menjadi rujukan ketika menyusun RPP kurikulum 2013. Selain itu,
Kurikulum 2013 diterapkan, termasuk tujuan diatur pula bagaimana pelaksanaan
standar nasional pendidikan lainnya. Demikian pembelajaran kuikulum 2013 yang bisa
juga dengan Kurikulum Tingkat Satuan dijadikan patokan oleh guru dalam proses
Pendidikan (KTSP), tetap menjadi bagian pembelajaran (Permendikbud nomor 103,
Kurikulum 2013. Satuan pendidikan tetap 2014).
mempunyai kewenangan untuk Aspek yang paling disoroti dalam
mengembangkan kurikulum sendiri yang pelaksanaan kurikurum 2013 adalah aspek
Putra dan Riastiani, Analisis Kesenjangan Perencanaan ...3

perencanaan dan aspek pembelajaran yang pembelajaran di kelas. Dengan demikian,


sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 penelitian ini mengangkat judul “Analisis
Tahun 2014. Gurulah yang menjadi ujung Kesenjangan Perencanaan Dan Pelaksanaan
tombak dalam tahap perencanaan dan proses Pembelajaran Kurikulum 2013 Berdasarkan
pembelajaran. Meskipun guru sebagai ujung Permendikbud Nomor 103 Tahun 2013 Di
tombak, namun guru tidak serta merta dapat Sekolah Dasar Negeri 4 Kampung Baru Tahun
beradaptasi dan mengikuti tuntutan perubahan Pelajaran 2015/2016”.
kurikulum. Perencanaan dan pelaksanaan Tujuan Penelitian ini antara lain, (1)
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kerap untuk mengetahui besarnya kesenjangan
kali belum sesuai dengan standar proses antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
kurikulum 2013 yang ditetapkan dalam (RPP) Kurikulum 2013 yang dibuat oleh guru
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014. Hal SD N 4 Kampung Baru Tahun Pelajaran
ini dikarenakan kurangnya pemahaman 2015/2016 dan Permendikbud Nomor 103
terhadap konsep kurikulum. Banyak hambatan Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013, (2)
yang ditemukan dalam penerapan kurikulum Untuk mengetahui besarnya kesenjangan
2013, sehingga pembelajaran belum bisa antara proses pembelajaran Kurikulum 2013
berjalan sesuai dengan standar. yang dilakukan oleh guru SD N 4 Kampung
Hal serupa juga terjadi di salah satu Baru Tahun Pelajaran 2015/2016 dan
sekolah yang menjadi contoh pelaksanaan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
kurikulum 2013 di Singaraja, yaitu SD Negeri tentang Kurikulum 2013, dan (3) untuk
4 Kampung Baru. Proses menjalankan mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya
kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Kampung kesenjangan antara rencana dan proses
Baru masih memiliki beberapa masalah yang pelaksanaan pembelajaran berdasarkan
dihadapi. Masalah-masalah tersebut Permendikbud Nomor 103 tahun 2014.
diantaranya (1) guru dan siswa belum terbiasa Hasil penelitian ini bermanfaat secara
menggunakan kurikulum ini, (2) RPP guru teoritik dan praktis. Dari segi teoritik, hasil
kurang sesuai dengan permendikbud nomor penelitian ini diharapkan menambah khazanah
103 tahun 2014, (3) proses pembelajaran yang ilmu pengetahuan tentang kurikulum 2013,
dilakukan guru belum sesuai dengan pengembangan kurikulum 2013, kendala-
pemendikbud nomor 103 tahun 2014, (4) kendala pelaksanaan kurikulum 2013, dan
beberapa alat peraga yang ada di sekolah diharapkan berkontribusi pada perbaikan
kurang relevan dengan materi di kurikulum pembelajaran serta kualitas pendidikan di
2013, (5) guru kesulitan dalam menulis rapor sekolah dasar. Dari segi praktis, hasil
siswa, (6) buku siswa datangnya terlambat dari penelitian ini bermanfaat sebagai berikut. (1)
pemerintah pusat sehingga menghambat Bagi Guru, penelitian ini dapat digunakan
proses pembelajaran, (7) masalah biaya untuk sebagai informasi tambahan tentang besar
menjalankan pembelajaran dirasa masih cukup kesenjangan yang masih terdapat dalam
membebani guru, (8) permendikbud yang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
berlaku sifatnya baru, dan (9) tidak semua berdasarkan Permendikbud No. 103 tahun
guru mendapatkan pelatihan langsung dari 2014 sehingga dapat dijadikan acuan guna
pemerintah (hasil wawancara 28 Januari perbaikan dalam merencanakan dan
2016). melaksanakan suatu pembelajaran sesuai
Dari berbagai masalah yang dihadapi dengan tuntunan dari peraturan pemerintah
oleh guru di SD Negeri 4 Kampung Baru, pada yang telah disediakan. (2) Bagi Kepala
penelitian ini hanya terfokus pada kesenjangan Sekolah penelitian ini memberikan sumbangan
yang terjadi antara rencana pembelajaran yang konstruktif dalam rangka peningkatan kinerja
dibuat oleh guru dan permendikbud nomor guru di sekolah. Hasil penelitian ini juga dapat
103 tahun 2014, serta kesenjangan yang terjadi menjadi masukan agar fasilitas, sarana, dan
antara pelaksanaan pembelajaran yang prasana yang mendukung proses pembelajaran
dilaksanakan oleh guru dan permendikbud di sekolah lebih diperhatikan. Selain itu,
nomor 103 tahun 2014. Selain itu, penelitian penelitian ini juga digunakan sebagai rujukan
ini juga akan mendeskripsikan lebih mendalam dalam penentuan kebijakan terkait
tentang faktor yang mempengaruhi terjadinya pengembangan kemampuan guru dalam
kesenjangan tersebut dan dampak yang merencanakan dan melaksanakan
ditimbulkan oleh kesenjangan pada proses pembelajaran. (3) Bagi Peneliti Lain,
4 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 1, April 2016, hlm.1-9

penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan ataupun mengembangkan cangkupan


bagi penelitian-penelitian sejenis lainnya, baik penelitian menjadi lebih luas.
dalam menjalankan penelitian yang serupa
metode studi dokumen. Metode wawancara ini
akan dilaksanakan sebelum dan sesudah
METODE kegiatan observasi dilakukan. Metode ini
dilakukan dengan bertanya secara langsung
Jenis penelitian yang digunakan pada kepada narasumber, yaitu guru dan kepala
penelitian ini adalah Penelitian Evaluasi sekolah, tentang kesiapan dalam merancang
(evaluation research). Penelitian evaluasi dan melaksanakan proses pembelajaran
yaitu “penelitian yang difokuskan pada suatu kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud
kegiatan dalam suatu unit (site) tertentu” nomor 103 tahun 2014. Data yang
(Sudaryono, dkk, 2012:8). Sejalan dengan hal dikumpulkan dengan metode ini adalah data
tersebut, Kline (dalam Hadi & Mutrofin, 2006) yang berkaitan dengan data kualitatif berupa
“riset evaluasi dimaksudkan untuk mengukur berbagai pengalaman guru dalam merancang
hasil dari suatu kebijakan, program, proyek, dan melaksanakan pembelajaran kurikulum
produk, atau aktivitas tertentu”. 2013 yang berdasarkan permendikbud nomor
Penelitian ini menganalisis kesenjangan 103 tahun 2014. Data yang terkumpul
dari subjek dan objek penelitian yang ada digunakan sebagai alat untuk menganalisis
dalam acuan dengan discrepancy model faktor yang menyebabkan kesenjangan
(model kesenjangan) yang dikonfimasikan tersebut terjadi dan dampak yang timbul akibat
dengan sasaran yang merupakan acuan dari kesenjangan tersebut.
(standar) suatu program. Kunci dari model Metode observasi dilakukan dengan cara
kesenjangan adalah dalam hal observasi langsung terhadap pelaksanaan
membandingkan penampilan dengan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
yang telah ditetapkan. Model kesenjangan dalam kelas. Metode ini digunakan untuk
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat mengumpulkan data berupa angka tentang
kesesuaian antara kriteria yang sudah penilaian proses pembelajaran yang dilakukan
ditetapkan dalam program yang direncanakan guru berdasarkan permendikbud nomor 103
dengan penampilan aktual dari program tahun 2014.
tersebut. Metode studi dokumen dilaksanakan
Subjek penelitian adalah sesuatu yang dengan cara mengumpulkan dokumen-
diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga dokumen yang menjadi objek analisis dalam
(organisasi). Subjek dari penelitian ini adalah penelitian ini. Dalam kegiatan studi dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat ini, segala bentuk dokumen yang diperlukan
guru, proses pembelajaran yang dilaksanakan dikumpulkan oleh peneliti untuk dianalisis.
guru, Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013, guru kelas 1 sampai
kelas 6 SDN 4 Kampung Baru, kepala sekolah
Dasar Negeri 4 Kampung Baru, dan siswa HASIL DAN PEMBAHASAN
SDN 4 Kampung Baru.
Objek penelitian adalah sifat keadaan Hasil
dari suatu benda, orang, atau yang menjadi
pusat perhatian dan sasaran penelitian. Objek Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4
penelitian ini adalah kesenjangan antara Kampung Baru, yang menerapkan Kurikulum
rencana pelaksanaan pembelajaran dan 2013 sampai saat ini. Penelitian dilaksanakan
Permendikbud No 103 Tahun 2014, pada rentang semester genap tahun pelajaran
kesenjangan proses pembelajaran di kelas dan 2015/2016. SDN 4 Kampng Baru sudah
Permendikbud No 103 Tahun 2014, faktor- menjadi sekolah percontohan dari tahun 2013
faktor yang mengakibatkan terjadinya hingga sekarang. Saat ini, dari kelas 1 sampai
kesenjangan tersebut, dan dampak yang kelas 6 di sekolah ini menerapkan
ditimbulkan oleh kesenjangan itu sendiri. pembelajaran kurikulum 2013.
Pengumpulan data yang dilakukan pada Data penelitian dikumpulkan
penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu, menggunakan instrumen lembar studi
metode wawancara, metode observasi, dan dokumen, lembar observasi, dan wawancara
Putra dan Riastiani, Analisis Kesenjangan Perencanaan ...5

tak terstruktur. Instrumen penelitian yang pedoman wawancara faktor penyebab


digunakan terdiri dari 20 butir instrumen terjadinya kesenjangan. Jumlah guru yang
lembar studi dokumen perencanaan diteliti adalah berjumlah 10 orang guru, yang
pembelajaran, 17 butir instrumen lembar terdiri atas guru kelas 1A, 1B, 2A, 2B, 3A, 3B,
observasi pelaksanaan pembelajaran, dan 4A, 4B, 5, dan 6.

Tabel 1. Perolehan Skor Perencanaan Pembelajaran


Guru RPP
No N
Kelas Skor Persentase skor (%)
1 1A 1 84 84
2 1B 1 84 84
3 2A 1 84 84
4 2B 1 89 89
5 3A 1 90 90
6 3B 1 84 84
7 4A 1 78 78
8 4B 1 80 80
9 5 1 93 93
10 6 1 91 91
Jumlah 10 857 857
Rerata 85,7

Berdasarkan data di atas, rata-rata Perolehan Perolehan persentase skor perencanaan


perentase skor perencanaan pembelajaran yang pembelajaran kemudian disajikan ke dalam
dilaksanakan oleh semua guru kelas dari guru bentuk grafik, seperti terlihat pada Gambar 1.
kelas 1A hingga guru kelas 6 sebesar 85,7.
Kecenderungan yang terjadi adalah persentase
skor berada pada rentangan 78-93, dengan
guru kelas 4A mendapatkan persentase skor
terendah yaitu 78 dan guru kelas 5
mendapatkan pesentase skor tertinggi yaitu 98.
6 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 1, April 2016, hlm.1-9

Persentase skor (%)

95
93
91
90
90 89

85 84 84 84 84

80
80
78

75

70
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
kelas 1A kelas 1B kelas 2A kelas 2B kelas 3A kelas 3B kelas 4A kelas 4B kelas 5 kelas 6

Gambar 1. Grafik Data Perolehan Persentase Skor Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan grafik di atas tergambar terendah dari grafi di atas. Kemudian


grafik yang datar di awal lalu mengalami mengalami peningkatan kembali dan
peningkatan pada guru kelas 2B dan 3A mengalami titik tertinggi di guru kelas 5
kemudian mengalami penurunan yang drastis kemudian sedikit menurun di guru kelas 6.
pada guru kelas 4A yang merupakan titik

Tabel 2. Perolehan Skor Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan Pembelajaran
No Guru Kelas N
Skor Persentase skor (%)
1 1A 1 81 95,29
2 1B 1 81 95,29
3 2A 1 77 90,59
4 2B 1 77 90,59
5 3A 1 81 95,29
6 3B 1 85 100
7 4A 1 85 100
8 4B 1 85 100
9 5 1 85 100
10 6 1 84 98,82
Jumlah 10 821 965,87
Rerata 96,59

Berdasarkan data di atas, rata-rata skor terendah yaitu 90,59 dan guru kelas 3B,
perolehan skor pelaksanaan pembelajaran 4A, 4B, dan 5 mendapatkan pesentase skor
yang dilaksanakan oleh semua guru dari guru tertinggi yaitu 100. Perolehan persentase skor
kelas 1A hingga guru kelas 6 sebesar 96,59. perencanaan pembelajaran kemudian disajikan
Kecenderungan yang terjadi adalah persentase ke dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada
skor berada pada rentangan 90,59-100, dengan Gambar 2.
guru kelas 2A dan 2B mendapatkan persentase
Putra dan Riastiani, Analisis Kesenjangan Perencanaan ...9

102
100 100 100 100
100 98.82
98
96 95.29 95.29 95.29

94
92 90.59 90.59
90
88
86
84
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
Kelas 1A Kelas 1B Kelas 2A Kelas 2B Kelas 3A Kelas 3B Kelas 4A Kelas 4B Kelas 5 Kelas 6

Rerata Nilai

Gambar 2 Grafik Data Perolehan Skor Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan grafik di atas tergambar langkah pembelajaran, yaitu sudah


grafik yang datar di awal lalu mengalami kesepakatan bersama dengan guru-guru lain
penurunan pada guru kelas 2A dan kelas 2B saat menyusun RPP, karena pada langkah
yang merupakan titik terendah dari grafik di pembelajaran sudah mengacu pada langkah
atas. Kemudian mengalami peningkatan pada pendekatan saintifik, ada juga guru yang lupa
guru kelas 3A dan pada guru kelas 3B mencantumkannya. (4) Respon guru yang
meingkat lagi yang menjadi titik paling tinggi tidak menggunakan lingkungan sebagai
dan menurun kembali pada guru kelas 6. sumber belajar siswa sebagai berikut; guru
Setelah dilaksanakan analisis data dan merasa sudah menggunakan lingkungan;
ditemukan beberapa kesenjangan yang tergantung dengan materi yang ada di buku,
dilaksanakan oleh guru SDN 4 Kampung jika materi mengharapkan menggunakan
Baru, langkah berikutnya adalah lingkungan, pada saat itu menggunakannya;
melaksanakan wawancara tidak terstruktur keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan
tentang beberapa kesenjangan yang dilakukan menggunakan lingkungan; dan keterbatasan
oleh guru untuk mencari faktor penyebab ruang yang ada di sekolah sebagai sumber
terjadinya kesenjangan. Adapun berbagai belajar siswa.
temuan yang didapatkan dari wawacara (5) Respon guru yang tidak
tersebut antara lain, (1) guru tidak mencantumkan alokasi waktu pada langkah
mencantumkan KI-1 dan KI-2 karena KI-1 dan pembelajaran yaitu, guru kadang merasa
KI-2 sudah ada pada buku dan bahasanya juga kebablasan dengan alokasi yang dicantumkan
sama saja, jadi tidak mesti di buat. Selanjutnya tersebut, juga guru mengatakan sudah
ada juga guru yang lupa mencantumkannya. merancang sedemikian rupa, dan ada juga guru
Ada juga guru mengatakan bahwa RPP yang ia yang mengaku lupa mencantumkan. (6)
gunakan masih berpatokan pada pedoman IPTEK masih terbatas di sekolah dan belum
yang lama. (2) Guru berpendapat ”dengan semua guru mampu menggunakannya,
butir materi itu saja sudah menggambarkan keterbatasan waktu mencari media dan
keseluruhan materi pembelajaran, materi yang keterbatasan penggunaannya, selai itu ada juga
lebih rinci sudah ada di buka paket”. Ada juga guru yang bersikeras bahwa sudah
guru mengatakan bahwa “itu sudah sesuai mencantumkan iptek, namun kenyataanny
dengan permendikbud 104 tahun 2014 dan tidak mencantumkan.
permendikbud 81A tahun 2013”. (7) Guru lupa melakukan apersepsi dan
(3) Respon para guru yang tidak guru berpendapat bahwa apersepsi dapat
mencantumkan jenis kegiatan 5M pada dilakukan dalam bentuk apa saja sebagai
8 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 1, April 2016, hlm.1-9

contoh mengatur tempat duduk dan dan kondisi. Namun kesenjangan tersebut
mengabsen secara global juga termasuk masih masuk dalam rentangan kategori
apersepsi. (8) Guru mengatakan “butuh waktu kesenjangan sangat kecil (SK) sampai kategori
yang cukup lama untuk memberikan penilaian cukup besar (CB). Dalam implementasinya
terhadap hasil belajar siswa” sehingga guru guru seharusnya merancang agar lingkungan
tidak melaksanakan penilaian pada saat itu sekitar menjadi sumber belajar bagi siswa
juga. dalam kegiatan belajar siswa, sehingga mampu
(9) Guru tidak menyampakan menciptakan pembelajaran yang kontekstual
pembelajaran berikutnya karena sudah bagi siswa. Hal tersebut sejalan dengan
mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas pendapat Kurniasih (2014) yaitu, keunggulan
rumah yang ada di buku, guru lupa, dan kalau dari implementasi kurkulum 2013 adalah
disampaiakan anak atau siswa akan merasa pembelajaran yang kontekstual. Hal serupa
jenuh dan tidak mau belajar dalam kegiatan juga dicantumkan dalam permendikbud nomor
pembelajaran berikutnya. Selanjutnya ada juga 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada
guru yang merasa sudah melaksanakannya Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
namun kenyataannya memang tidak (2014) yaitu, pembelajaran harusnya dirancang
dilaksanakan. berbasis konteks dengan proses pembelajaran
yang menjadikan lingkungan sekitarnya
Pembahasan sebagai sumber belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah telah didapat dan dianalisis, kesenjangan yang
didapat dan dianalisis, kesenjangan yang terjadi di SDN 4 Kampung Baru yang
terjadi di SDN 4 Kampung Baru yang menyangkut proses pelaksanaan pembelajaran
menyangkut rencana pelaksanaan paling banyak dilakukan oleh guru, yaitu
pembelajaran paling banyak dilakukan oleh tentang pendidik menyampaikan rencana
guru, yaitu tentang merancang penggunaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar bagi dengan besar kesenjangan mencapai 40% yang
siswa dengan besar kesenjangan yang tergolong dalam kategori kesenjangan kecil
mencapai angka 64% dengan ketegori (K). Selain kesenjangan tersebut, bentuk
kesenjangan besar (B). Selain merancang kesenjangan lain yang dilakukan oleh guru,
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, yaitu (1) Memberikan apersepsi terkait dengan
komponen yang mengalami kesenjangan kompetensi yang sudah dipelajari dan
antara lain: (1) Kompetensi Dasar harus dikembangkan sebelumnya yang berkaitan
memuat secara utuh kompetensi dasar sikap dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI- dikembangkan, (2) Pendidik melakukan
2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dalam
ketrampilan (KD dari KI-4), (2) kegiatan pembelajaran kueikulum 2013 guru
Mencantumkan indikator pencapaian seharusnya menyampaikan kegiatan
kompetensi dan dirumuskan berdasarkan pembelajaran yang akan siswa dapatkan
kompetensi dasar, (3) Materi pembelajaran selanjutnya, yang nntinya bertujuan agar siswa
memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur mampu menyiapkan diri secara fisik dan
vang relevan, (4) Materi pembelajaran ditulis mental sebelum mendapatkan pembelajaran di
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan esok harinya dan juga siswa memiliki waktu
rumusan indikator pencapaian kompetensi, (5) untuk mempersiapkan apa saja yang harus
Kegiatan pembelajaran sesuai dengan dibawa untuk mengikuti kegiatan
pendekatan pembelajaran saintifik dan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut
menggunakan pembelajaran inovatif. (6) tercantum pada permendikbud nomor 104
Dalam masing-masing kegiatan pembelajaran tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada
dicantumkan alokasi waktu yang sudah Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
direncanakan. (7) Mencantumkan teknik (2014) yaitu kegiatan guru dalam penutup
penilaian, instrument penilaian dan dalam pembelajaran salah satunya adalah
pembelajaran remedial dan pengayaan. (8) menyampaikan rencana pembelajaran pada
Mencamtumkan penerapan teknologi pertemuan berikutnya.
informasi dan komunikasi secara terintegrasi, Setelah didapatkan data penelitian dan
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dianalisis, terjadi beberapa kesenjangan
Putra dan Riastiani, Analisis Kesenjangan Perencanaan ...9

tentang perencanaan dan pelaksanaan Permendikbud nomor 103 tahun 2014 adalah
pembelajaran kurikulum 2013 di SDN 4 3,41% yang termasuk kategori sangat kecil.
Kampung Baru, selanjutnya dilakukan (3) Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara
wawancara untuk mencari faktor-faktor yang dengan guru di SDN 4 Kampung Baru,
menyebabkan terjadinya kesenjangan. didapatkan beberapa faktor yang
Berdasarkan hasil wawancara cenderung guru mempengaruhi terjadinya kesenjangan antara
melupakan beberapa komponen dalam rencana lain, guru melupakan beberapa komponen
pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan
pembelajaran yang sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan
permendikbud nomor 103 tahun 2014 yang permendikbud nomor 103 tahun 2014 yang
sedang berlaku. Selain itu ada juga guru kelas sedang berlaku. Selain itu ada juga guru kelas
yang masih berpedoman pada permendikbud yang masih berpedoman pada permendikbud
81a tahun 2013. Berbagai faktor tersebut 81a tahun 2013.
terjadi dikarenakan guru yang kurang adaptif
dalam perubahan kurikulum yang terjadi dan
ada beberapa temuan lain yaitu guru kelas di DAFTAR RUJUKAN
SDN 4 Kampung baru, ada yang merupakan
lulusan dari S1 Bahasa Inggris dan kurang Hadi, S. dan Mutrofin. 2006. Pengantar
sesuai dengan kemampuan jika ia menjadi Metode Riset Evaluasi. Yogyakarta:
guru kelas di SD. Seharusnya seluruh guru Laksbang Pressindo.
kelas di SD merupakan lulusan yang memiliki
kompetensi penuh sebagai guru sekolah dasar, Hidayati, W. 2012. Pengembangan
karena guru merupakan pekerjaan yang Kurikulum. Jakarta: Pedagogia.
termasuk dalam pekerjaan yang memiliki
kompetensi professional. Hal ini sejalan Kurniasih, I. dan Sani, B. 2014. Sukses
dengan pendapat Kurniasih (2014) seorang Mengimplementasikan Kurikulum
guru hendaknya memiliki capability yaitu 2013. Yogyakarta: Kata Pena.
memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang
diajarkannya dan memiliki kemampuan Nasution, S. 2006. Kurikulum dan
teoritik tentang mengajar yang baik. Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.

SIMPULAN Prastowo, A. 2015. Menyusun Rencana


Pelaksanaan Penbelajaran (RPP)
Berdasarkan hasil analisis data dan Tematik Terpadu Implementasi
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai Kurikulum 2013 Untuk SD/MI.
berikut. (1) Besarnya kesenjangan antara Jakarta: Kencana.
rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum
2013 yang dibuat oleh guru SD Negeri 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kampung Baru tahun pelajaran 2015/2016 dan Kebudayaan Republik Indonesia
Permendikbud nomor 103 tahun 2014 adalah Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
14,3% yang termasuk kategori sangat kecil. Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
(2) Besarnya kesenjangan antara proses dan Pendidikan Menengah.
pembelajaran kurikulum 2013 yang
dilaksanakan oleh guru SD Negeri 4 Kampung Sudaryono, dkk. 2012. Pengembangan
Baru tahun pelajaran 2015/2016 dan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Tangerang: Graha Ilmu.

You might also like