You are on page 1of 8

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)

Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

IMPLEMENTASI STANDAR ISI DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari


ndaru.mukti.oktaviani@uniku.ac.id, isnaini.wulandari@uniku.ac.id
PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kuningan, Indonesia

ABSTRACT
The purpose of this study is 1) describe the problems in the implementation of content standards in the Curriculum 2013, 2) describe the factors that
cause problems in the implementation of the Curriculum 2013 content standards in elementary schools.The research method used is case study. The
study was conducted at Kuningan Regency, SDN Dukuhdalem, Japara District, SDN 1 Manislor, Jalaksana District, and SDN 1 Purwawinangun,
Kuningan District. There are two types of research instruments used, observation sheets and interview guides. Qualitative data analysis is carried out
interactively and takes place continuously at each stage of the study so that it is complete, and the data is saturated. The results of the study note that
1) scope of the material on the spiritual attitude competence faces obstacles in terms of time, 2) scope of the material on social attitude competencies
faces obstacles in terms of time, 3) scope of the material on the competency of outreach faces obstacles in terms of cost, 4) scope of the material on
knowledge competence faces obstacles in terms of monotonous material, the extent of the material which is considered to be lacking. These four
problems require seriousness in handling so that in the future the objectives of the curriculum 2013 can be achieved.

Keywords: content standards, curriculum 2013, elementary school

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan permasalahan dalam implementasi standar isi dalam Kurikulum 2013, 2) mendeskripsikan faktor-
faktor yang menyebabkan permasalahan dalam implementasi standar isi Kurikulum 2013 di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah case study. Penelitian dilakukan di SD Negeri yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan, yaitu SDN Dukuhdalem,
Kecamatan Japara, SDN 1 Manislor, Kecamatan Jalaksana, dan SDN 1 Purwawinangun, Kecamatan Kuningan. Terdapat dua jenis instrumen
penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi dan panduan wawancara. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Hasil penelitian diketahui bahwa 1) Ruang lingkup
materi pada kompetensi sikap spiritual menghadapi kendala dari segi waktu, 2) Ruang lingkup materi pada kompetensi sikap sosial menghadapi
kendala dari segi waktu, 3) Ruang lingkup materi pada kompetensi keterapilan menghadapi kendala dari segi biaya, 4) Ruang lingkup materi pada
kompetensi pengetahuan menghadapi kendala dari segi materi yang monoton, keluasan materi yang dianggap kurang. Keempat permasalahan tersebut
membutuhkan keseriusan dalam penanganannya agar kedepannya tujuan dari pelaksanaan kurikulum 2013 dapat tercapai secara optimal.

Kata Kunci: standar isi, kurikulum 2013, sekolah dasar

Submitted Accepted Published


30 Agustus 2019 04 September 2019 14 November 2019

Citation : Oktaviani, N.M., & Wulandari, I. (2019). Implementasi Standar Isi dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Jurnal
PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 3(6), 1289-1296. DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892.

PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 merupakan dibuktikan dengan data penelitian WHO, sejak
penyempurnaan dari kurikulum KTSP yang telah awal 2010 hingga kini, di Indonesia diperkirakan
berjalan sebelumnya. Alasan pentingnya ada sekitar 20-60% kasus aborsi yang disengaja
Kurikulum 2013 adalah bahwa generasi muda (induced abortion) (Ayu & Kurniawati, 2017).
Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi Pengembangan kurikulum dari KTSP
sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kustijono menjadi Kurikulum 2013 berdampak pada
& Wiwin, 2014). Ketiga kompetensi tersebut perubahan sebagian besar sistem pembelajaran.
dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat tercapai Konsep Pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan baik terutama pada kompetensi sikap. Hal menggunakan tematik integratif, pendekatan
ini diperlukan karena semakin merosotnya nilai scientific, dan juga penilaian autentik (Ningrum
karakter (sikap) pada masyarakat Indonesia yang & Sobri, 2015: 417). Pada dasarnya pembelajaran

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1289
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

menggunakan tematik integratif maupun dasar menghadapi kendala dimana berdasarkan


penilaian autentik bukanlah suatu hal yang baru hasil FGD bersama guru sekolah dasar yang ada
dalam kurikulum KTSP namun seringkali guru di wilayah Kuningan Jawa Barat, diketahui
dalam pelaksaan kurikulum 2013 merasa bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam
kebijakan tersebut mendatangkan tantangan bagi mengimplementasikan kurikulum 2013. Salah
mereka. satunya adalah pada standar isi dalam kurikulum
Penerapan kurikulum 2013 telah 2013 yang menjadi turunan langsung dari standar
disiapkan oleh pemerintah melalui berbagai kompetensi lulusan. Kondisi ini tentunya
upaya salah satunya adalah melalui pelatihan menghambat pencapaian tujuan kurikulum 2013
kurikulum 2013. Pelatihan implementasi secara keseluruhan. Oleh karena, dilaksanakanlah
kurikulum yang telah mengalami perubahan dan penelitian mengenai implementasi standar isi
termutakhirankan bagi guru merupakan kurikulum 2013 di sekolah dasar guna
keniscayaan, karena dengan adanya perubahan mengetahui permasalahan secara rinci mengenai
dan pemutakhiran dokumen seperti halnya standar isi dalam implementasi kurikulum 2013,
Kurikulum 2013 memerlukan pemahaman secara faktor yang mempengaruhi permasalahan
komprehensif bagi pemangku kepentingan penerapan standar isi dalam implementasi
pelaksana kurikulum, seperti guru, kepala kurikulum 2013.
sekolah, pengawas, dan penjaminan mutu Tujuan penelitian ini adalah 1)
pendidikan di lapangan (Sutjipto, 2016). Hal-hal mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi
tersebut dilakukan oleh pemerintah tentunya guru sekolah dasar dalam implementasi standar
bertujuan agar ketika kurikulum 2013 isi dalam kurikulum 2013, 2) mendeskripsikan
dilaksanakan tidak memiliki kendala dan faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan
halangan yang berarti bagi para guru sebagai dalam implementasi standar isi kurikulum 2013
pelaksana di lapangan. Karena kunci keberhasilan di sekolah dasar. Manfaat dari penelitian ini
kurikulum ini juga dipengaruhi oleh persepsi guru adalah penelitian ini diharapkan dapat menambah
tentang hambatan dan dukungan implementasi khasanah atau ilmu pengetahuan khususnya di
Kurikulum 2013 (Krissandi & Rusmawan, 2015). bidang kurikulum dan dapat menjadi acuan bagi
Perubahan standar nasional pendidikan peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
juga mempengaruhi penerapan kurikulum 2013. bimbingan kurikulum, yaitu standar isi dalam
Pada pelaksanaannya kurikulum 2013 di sekolah kurikulum 2013.

KAJIAN TEORETIS
Standar isi pada suatu kurikulum belajar bagi peserta didik agar dapat
merupakan lingkup materi minimal dalam suatu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang
kurikulum yang berlaku secara nasional. Secara sesuai dengan kebutuhan lingkungan. Standar isi
lebih lanjut Lund, & Tannehill (2014) dalam kurikulum memiliki 3 tujuan:
mengemukakan bahwa content standards describe 1. Membantu pendidikan untuk membentuk dan
what students are expected to know and be able to mengidentifikasi apa yang penting diajarkan
do. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan dalam sekolah dan apa yang harus dapat
Ministry Education and Science Ireland (1999) dilakukan oleh peserta didik.
yang mengemukakan bahwa content of the 2. Standar isi dapat dijadikan sebagai pedoman
curriculum are designed to provide opportunities dalam pembelajaran, kurikulum dan penilaian
for active engagement in a wide range of learning yang bermakna
experiences and to encourage children to respond 3. Standar isi dapat menyediakan struktur yang
in a variety of ways to particular content and jelas bagi pembelajaran dan kurikulum.
teaching strategies. Oleh karena itu, dapat Pada Permendikbud No 64 Tahun 2013
dikatakan bahwa standar isi adalah suatu ruang menyatakan bahwa standar isi mencakup lingkup
lingkup materi yang menyediakan pengalaman materi minimal dan tingkat kompetensi minimal

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1290
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada keterampilan. Untuk lebih mudahnya ruang
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Secara lebih lingkup materi yang harus disampaikan dalam
lanjut dalam Permendikbud No 21 tahun 2016 kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
mengemukakan bahwa standar isi disesuaikan 1) Kompetensi sikap spiritual
dengan substansi tujuan pendidikan nasional Menerima dan menjalankan ajaran agama
dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, yang dianutnya. Materi ini dicapai melalui
pengetahuan, dan keterampilan. Keberadaan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
standar isi dalam kurikulum 2013 sendiri yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
dengan kompetensi lulusan. didik
Secara umum, standar isi mencakup 2) Kompetensi sikap sosial
karakteristik kurikulum, struktur kurikulum, dan Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
kerangka dasar kurikulum 2013. Pada ketiga tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
karakteristik tersebut struktur kurikulum menjadi dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
bahasan yang menarik. Struktur kurikulum 2013 guru. Materi ini dicapai melalui pembelajaran
berbeda dengan struktur kurikulum sebelumnya. tidak langsung (indirect teaching), yaitu
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dijabarkan keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
menjadi kompetensi inti (KI) terlebih dulu. dengan memperhatikan karakteristik mata
Kompetensi inti (KI) merupakan penjabaran dari pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
standar kompetensi. Oleh Standar kompetensi didik
pada kurikulum 2013 dileburkan ke dalam 3) Kompetensi keterampilan
kompetensi inti atau dapat dikatakan bahwa Menyajikan pengetahuan faktual dan
Standar isi dalam kurikulum 2013 diturunkan dari konseptual. Kompetensi ini dicapai melalui
standar kompetensi lulusan melalui kompetensi praktek.
inti yang bebas mata pelajaran. Kompetensi inti 4) Kompetensi pengetahuan
dirancang seiring dengan meningkatnya usia Memahami pengetahuan faktual dan
peserta didik pada kelas tertentu. Melalui konseptual, kompetensi ini dicapai melalui
kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai praktek mengamati, menanya dan mencoba bagi
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat kelas bawah.
dijaga. Kompetensi inti ini bersifat tidak Keempat ruang lingkup materi yang ada
mengikat, artinya kompetensi inti bebas mata dalam kurikulum 2013 di atas merupakan
pelajaran. Pada pelaksanaannya kompetensi inti representasi dari standar isi yang harus
yang menjadi penjabaran SKL menjadi dasar dilaksanakan, guna memastikan peserta didik
dalam menentukan standar isi pada kurikulum memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
2013 berisi mengenai domain sikap, pengetahuan sesuai dengan tujuan dari kurikulum 2013. Hal ini
dan keterampilan. tentunya memiliki imbas pada guru sebagai
Permendikbud No 37 tahun 2018 fasilitator yang harus mampu menyajikan dan
dinyatakan bahwa tujuan kurikulum mencakup menfasilitasi agar keseluruh materi dapat
empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap tersampaikan dengan baik melalui berbagai
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) perangkat pembelajaran yang tersedia.

METODE PENELITIAN
Sukmadinata (2010: 60) menerangkan persepsi, pemikiran orang secara individu
bahwa penelitian kualitatif adalah suatu maupun kelompok. Dengan demikian, jenis
penelitian yang digunakan untuk penelitian ini cocok digunakan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, mengungkap kasus permasalahan yang dihadapi
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1291
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

guru sekolah dasar dalam implementasi dalam implementasi kurikulum 2013, sumber
kurikulum 2013. datanya adalah guru dan siswa. Teknik
Desain penelitian yang digunakan pengumpulan data yang digunakan adalah
mengacu pada langkah-langkah penelitian wawancara dan pengamatan. Wawancara
deskriptif jenis studi kasus. Studi kasus yang dilakukan kepada guru yang dipilih secara
dijadikan fokus kajian adalah permasalahan yang acak, sedangkan pengamatan dilakukan
dihadapi guru di sekolah dasar dalam dengan mengamati proses kegiatan
implementasi kurikulum 2013. Subyek penelitian pembelajaran di kelas.
dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik 4. Untuk mendapatkan data tentang ruang
sekolah dasar yang ada di wilayah Kabupaten lingkup materi kompetensi keterampilan
Kuningan, yaitu SDN Dukuhdalem, Kecamatan dalam implementasi kurikulum 2013, sumber
Japara, SDN 1 Manislor, Kecamatan Jalaksana, datanya adalah guru dan siswa. Teknik
dan SDN 1 Purwawinangun, Kecamatan pengumpulan data yang digunakan adalah
Kuningan. Untuk menghindari waktu penelitian wawancara dan pengamatan. Wawancara
yang berlarut-larut, maka penelitian dilakukan kepada guru yang dipilih secara
merencanakan waktu penelitian pada bulan acak, sedangkan pengamatan dilakukan
Agustus sampai Desember 2018. dengan mengamati proses kegiatan
Berkenaan dengan penelitian ini sumber pembelajaran di kelas.
data dan teknik pengumpulan data yang Terdapat dua jenis instrumen penelitian
digunakan sebagai berikut: yang digunakan yaitu lembar observasi dan
1. Untuk mendapatkan data tentang ruang panduan wawancara. Lembar observasi
lingkup materi kompetensi sikap spiritual digunakan untuk mengamati siswa dan guru
dalam implementasi kurikulum 2013, sumber dalam proses pembelajaran dalam rangka
datanya adalah guru dan siswa. Teknik mengungkap data berkenaan dengan faktor-faktor
pengumpulan data yang digunakan adalah permasalahan dan solusi permasalahan yang
wawancara dan pengamatan. Wawancara dihadapi guru sekolah dasar dalam implementasi
dilakukan kepada guru yang dipilih secara kurikulum 2013. Sedangkan pedoman wawancara
acak, sedangkan pengamatan dilakukan digunakan untuk mengungkap data yang berasal
dengan mengamati proses kegiatan dari siswa dan guru berkenaan dengan
pembelajaran di kelas. permasalahan yang dihadapi guru sekolah dasar
2. Untuk mendapatkan data tentang ruang dalam implementasi kurikulum 2013.
lingkup materi kompetensi sikap sosial dalam Teknik analisis data yang digunakan
implementasi kurikulum 2013, sumber dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
datanya adalah guru dan siswa. Teknik kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan oleh
pengumpulan data yang digunakan adalah Miles and Huberman dan Spradley. Miles and
wawancara dan pengamatan. Wawancara Huberman (1984) mengemukakan bahwa
dilakukan kepada guru yang dipilih secara aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
acak, sedangkan pengamatan dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
dengan mengamati proses kegiatan menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga
pembelajaran di kelas. sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.
3. Untuk mendapatkan data tentang ruang
lingkup materi kompetensi pengetahuan

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1292
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

Gambar 1. Komponen Analisis Data (Miles and Huberman, 1984)

Dalam penelitian ini pengujian dokumentasi. Triangulasi sumber, yaitu


kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara: dilakukan dengan cara menanyakan hal yang
1. Perpanjangan pengamatan. Perpanjangan sama terhadap sumber yang berbeda, dalam hal
pengamatan dilakukan sampai data yang ini adalah guru dan siswa yang dipilih secara
diperoleh dirasa memadai dan kredibel. acak. Triangulasi waktu artinya pengumpulan
2. Meningkatkan ketekunan. Meningkatkan data dilakukan pada berbagai kesempatan.
ketekunan berarti melakukan pengamatan 4. Diskusi teman sejawat dilakukan dengan
secara lebih mendalam, cermat dan mendiskusikan hasil penelitian yang masih
berkesinambungan. Pengujian kredibilitas ini bersifat sementara dengan rekan-rekan dosen
dilakukan dengan cara peneliti membaca pendidikan dasar yang mengampu mata kuliah
seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, kurikulum.
sehingga dapat diketahui kesalahan dan 5. Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak
kekurangannya. sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
3. Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi hingga pada saat tertentu.
teknik, sumber data dan waktu. Triangulasi 6. Member check (pengecekan anggota). Dalam
teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal hal ini member check dilakukan dengan
yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu mendiskusikan temuan-temuan hasil penelitian
dengan cara wawancara, observasi dan dengan sumber data yaitu guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Standar isi dalam kurikulum 2013 budaya sekolah dengan memperhatikan
diturunkan dari standar kompetensi lulusan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
melalui kompetensi inti yang bebas mata kondisi peserta didik
pelajaran. Permendikbud No 37 tahun 2018 2) Kompetensi sikap sosial
dinyatakan bahwa tujuan kurikulum mencakup Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
(4) keterampilan. Untuk lebih mudahnya ruang guru. Materi ini dicapai melalui pembelajaran
lingkup materi yang harus disampaikan dalam tidak langsung (indirect teaching), yaitu
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
1) Kompetensi sikap spiritual dengan memperhatikan karakteristik mata
Menerima dan menjalankan ajaran pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
agama yang dianutnya. Materi ini dicapai didik
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect 3) Kompetensi keterampilan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1293
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

Menyajikan pengetahuan faktual dan implicit values, behaviors, procedures, and


konseptual. Kompetensi ini dicapai melalui norms that exist in the educational setting
praktek. (Alsubaie, M. A., 2015). Oleh karena itu, pola
4) Kompetensi pengetahuan penerapan indirect teaching diharapkan akan
Memahami pengetahuan faktual dan meningkatkan ketercapaian materi dalam ruang
konseptual, kompetensi ini dicapai melalui lingkup materi pada kompetensi sikap spiritual
praktek mengamati, menanya dan mencoba bagi dan kompetensi sikap sosial.
kelas bawah. Pada pelaksanaanya pencapaian ruang
Pada pelaksanaanya ruang lingkup lingkup materi kompetensi keterampilan
materi pada kompetensi sikap spiritual dan menghadapi kendala dalam biaya. Hal ini
kompetensi sikap sosial dicapai melalui sebagaimana yang diungkapkan oleh subyek IF
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), dalam wawancara sebagai berikut.
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik “Keterampilan siswa kurang penyebab
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi nya itu siswa jarang praktik keterampilan
peserta didik. Namun dalam pelaksanaanya guru dikarenakan setiap praktik membutuhkan
menghadapi kendala untuk dapat memenuhi biaya yang cukup besar, sekarang kan
ruang lingkup materi pada kompetensi sikap dilarang memungut kepada siswa jadi
spiritual dan kompetensi sikap sosial, kendala ibu itu suka bingung (Wawancara IF, 11
tersebut adalah berupa waktu yang terbatas. Mei 2019).
Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara dengan subyek AK sebagai berikut: Pernyataan ini memberikan gambaran
bahwa kegiatan pembelajaran yang berkaitan
“Kendalanya itu tuntutan pengajaran dengan kompetensi keterampilan masih sangat
sikap yang banyak namun waktunya sulit untuk dilaksanakan karena faktor biaya.
hanya sedikit” (Wawancara AK, 20 Mei Pada pelaksanaanya kegiatan pembelajaran yang
2019). menggambarkan ruang lingkup materi
kompetensi keterampilan dapat dilaksanakan
Pernyataan ini memberikan gambaran dengan biaya yang rendah apabila guru dapat
bahwa waktu menjadi kendala dalam pencapaian menggunakan sumber daya yang ada
materi dalam ruang lingkup materi pada dilingkungan sekitar. Hal ini bersesuaian dengan
kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap pendapat Istialina (2016) banyak keuntungan
sosial. Hal ini dikarenakan banyaknya sikap yang diperoleh dari kegiatan mempelajari
yang yang harus disampaikan. Meskipun dalam lingkungan dalam proses belajar antara lain:
pelaksanaannya oleh pemerintah sudah tidak lagi kegiatan belajar lebih menarik, hakikat belajar
dituliskan dalam bentuk kompetensi dasar lebih bermakna, bahan pembelajaran lebih
namun tetap saja dengan banyaknya materi faktual, kegiatan belajar lebih komprehensif,
dalam kompetensi sikap spritual dan sikap sosial sumber belajar lebih kaya, membentuk pribadi
membutuhan jangka waktu yang lebih banyak siswa agar tidak asing dengan kehidupan sekitar.
dan lebih lama untuk dapat mencapai Pada pelaksananya pencapaian ruang
keseluruhan materi. lingkup kompetensi pengetahuan menghadapi
Guru lebih memilih untuk pemfokusan masalah yang dikeluhkan oleh seluruh subyek
sikap spiritual dan sikap sosial dalam proses yaitu dangkalnya materi. Hal ini diungkapkan
indirect teaching karena dengan fokus pada satu dengan jelas melalui hasil wawancara dengan
atau dua sikap dalam jangka waktu yang panjang subyek IF sebagai berikut.
pola repetasi memudahkan peserta didik dalam
memahami dan menerapkannya. Pola indirect “Materi pembelajaranya monoton,
teaching sebetulnya bersesuaian dengan hidden dangkal dan kurang luas sehingga
curriculum yang artinya adalah unspoken or kurang menantang dalam proses

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1294
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

pembelajaran”(Wawancara IF, 11 Mei memecahkan masalah dalam proses


2019). pembelajaran, mungkin di akibatkan
oleh materi pembelajaran yang kurang
Pernyataan subyek IF juga serupa lengkap ”(Wawancara EM, 10 Mei
dengan seluruh penyataan subyek AN, DS, AK, 2019).
MT, EM, NR, ES, SH, dan RH, atau dalam kata
lain seluruh subyek memberikan keterangan Hasil wawancara ini menambah
yang serupa dengan subyek IF bahwa materi dari gambaran seriusnya permasalahan yang dihadapi
kurikulum 2013 dianggap terlalu dangkal dari dangkalnya materi pada ruang lingkup
sehingga menyulitkan guru. Secara lebih lanjut kompetensi pengetahuan yang disajikan dalam
subyek juga menyampaikan bahwa untuk kurikulum 2013.
menambah bahan pembelajaran seluruh subyek Berdasarkan permasalahan yang ada di
masih menggunakan buku KTSP karena atas apabila diidentifikasi maka diperoleh hasil
dianggap lebih mendetail pada setiap bagian sebagai berikut:
pembahasan. Hal ini tentunya membutuhkan 1. Ruang lingkup materi pada kompetensi sikap
perhatian yang serius karena apabila materi spiritual menghadapi kendala dari segi waktu
pengetahuan yang diberikan terlalu dangkal dalam pelaksanaannya.
maka peserta didik cenderung jenuh. Hal ini 2. Ruang lingkup materi pada kompetensi sikap
diungkapkan dalam hasil wawancara dengan sosial menghadapi kendala dari segi waktu
subyek ES sebagai berikut. dalam pelaksanaannya.
3. Ruang lingkup materi pada kompetensi
“Materinya dari pagi sampai siang keterapilan menghadapi kendala dari segi
hanya itu – itu saja jadi si anak itu biaya dalam pelaksanaannya.
menjadi bosan mendingan KTSP 4. Ruang lingkup materi pada kompetensi
menurut saya”(Wawancara ES, 20 Mei pengetahuan menghadapi kendala dari segi
2019). materi yang monoton, keluasan materi yang
dianggap kurang sehingga tidak mencukupi
Bahkan secara lebih lanjut subyek EM kebutuhan materi dalam proses pembelajaran,
menyampaikan bahwa materi pembelajaran serta materi yang dianggap kurang lengkap
yang terbatas membuat siswa akhirnya kesulitan dalam pelaksanaannya.
dalam memecahkan masalah dalam Keempat permasalah di atas memberikan
pembelajarann. Hal ini diungkapkan dengan jelas gambaran bahwa dalam menerapkan standar isi
melalui hasil wawancara dengan subyek EM kurikulum 2013 tidak dapat lepas dari
sebagi berikut permasalahan yang membutuhkan keseriusan
dalam penanganannya agar kedepannya tujuan
“Penyebab rendahnya kualitas dari pelaksanaan kurikulum 2013 dapat tercapai
pembelajaran seperti siswa tidak bisa secara optimal

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Berdasarkan hasil penelitian dan keterapilan menghadapi kendala dari segi
pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: biaya dalam pelaksanaanya.
1. Ruang lingkup materi pada kompetensi sikap 4. Ruang lingkup materi pada kompetensi
spiritual menghadapi kendala dari segi waktu pengetahuan menghadapi kendala dari segi
dalam pelaksanaanya. materi yang monoton, keluasan materi yang
2. Ruang lingkup materi pada kompetensi sikap dianggap kurang sehingga tidak mencukupi
sosial menghadapi kendala dari segi waktu kebutuhan materi dalam proses pembelajaran,
dalam pelaksanaanya. serta materi yang dianggap kurang lengkap
3. Ruang lingkup materi pada kompetensi dalam pelaksanaanya.

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1295
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 6 November 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7892

Bersadarkan kesimpulan penelitian di atas mencapai tujuan pembelajaran


maka dapat diberikan rekomendasi sebagai Bagi peneliti selanjutnya dapat
berikut: memperdalam pengkajian permasalahan standar
1. Bagi guru dalam mengimplementasikan isi tersebut perlu dikembangkan penelitian lebih
kurikulum 2013 dapat mengembangkan secara lanjut untuk mengungkap fakta-fakta yang lebih
lebih lanjut standar isi yang ada untuk dapat mendukung

DAFTAR PUSTAKA
Alsubaie, M. A. (2015) Hidden Curriculum as Ministry Education and Science Ireland. (1999).
One of Current Issue of Curriculum. Primary School Curriculum Introduction.
Journal of Education and Practice, 6(33), Dublin : Government Publications Sale
125-128. Office Sun Alliance House Molesworth
Ayu, S. M., & Kurniawati, T. (2017). Hubungan Street Dublin.
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Tentang
Aborsi dengan Sikap Remaja terhadap Standar Kompetensi Lulusan.
Aborsi Di MAN 2 Kediri Jawa Timur. Permendikbud No 64 Tahun 2013 Tentang
Unnes Journal of Public Health 6 (2). Standar Isi Pendidikan Dasar Dan
Istialina. (2016). Pemanfaatan Lingkungan Menengah
Sebagai Sumber Belajar pada Subtema Permendikbud No 21 Tahun 2016 Tentang
Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Standar Isi Pendidikan Dasar Dan
Rumahku Kelas IV SD Negeri 3 Jeumpa Menengah
Kabupaten Bireuen. Jurnal Ilmiah Permendikbud No 37 Tahun 2018 Tentang
Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah, Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
1(1), 59- 68. Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Krissandi, A., & Rusmawan. (2015). Kendala Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Menengah
2013. Cakrawala Pendidikan, 34(3), 457- Retnawati, H. et, al. (2017). Teachers’ difficulties
467. DOI: 10.21831/cp.v3i3.7409 in implementing thematic teaching and
Kustijono, R., & Wiwin, H. E. (2014). Pandangan learning in elementary schools. The New
Guru terhadap Pelaksanaan Kurikulum Educational Review, 201-212.
2013dalam Pembelajaran Fisika SMK di Saputri, A., & Mawardi. (2017). Pengembangan
Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan Fisika Desain Pembelajaran Tematik Integratif
dan Aplikasinya (JPFA), IV(1), 1. Berbasis Pendekatan Contextual Teaching
DOI: http://dx.doi.org/10.26740/jpfa.v4n1.p and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah
1-14. Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi 104-114. DOI: 10.17509/mimbar-
Kurikulum 2013, Paparan Wakil Menteri sd.v5i2.11444
Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Sutjipto. (2016). Pentingnya Pelatihan Kurikulum
Pendidikan. Jakarta: Kementerian 2013 bagi Guru. Jurnal Pendidikan dan
Pendidikan dan Kebudayaan. Kebudayaan, 1(26), 235-260.
Lund, J. & Tannehill, D. (2014) Standards-Based Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian
Physical Education Curriculum Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Development 3rd Edition. Sudbury: M.A
Jones and Bartlett
Miles, M. B and Huberman, A. M. (1984).
Qualitative Data Analisys. Beverly Hills:
Sage Publications.

Ndaru Mukti Oktaviani, Isnaini Wulandari | Standar Isi, Kurikulum 2013, Sekolah Dasar
Halaman | 1296

You might also like