Professional Documents
Culture Documents
TRANSLATE
Pengembangan berkelanjutan guru biologi profesional dan penguatan materi
laboratorium merupakan model yang paling efektif untuk meningkatkan kompetensi guru
biologi di sekolah yang tidak didukung oleh laboratorium yang memadai dan juga
berimplikasi pada rendahnya kualitas guru biologi profesional.
Mekanisme dan prosedur kegiatan pengembangan kompetensi pedagogik guru biologi
pada program pasca sertifikasi di Karesidenan Surakarta juga telah menyusun program
dan kegiatan MGMP. Mereka meliput MKKS atau koordinator MGMP Biologi yang
diprakarsai Dinas Pendidikan Kabupaten. MGMP Biologi juga melakukan silaturahmi
untuk menyusun program dan kegiatan selama setahun dan MKKS atau koordinator
MGMP mengesahkan program dan kegiatan yang disusun, pelaksanaan kegiatan berbasis
kebutuhan, dan evaluasi untuk mendapatkan masukan.
Ciri-ciri program dan kegiatan berdasarkan prioritas adalah review GCS, penyiapan soal
ulangan dan uji coba UN, analisis UN sebelumnya, penyusunan LKS, penyusunan modul,
penyusunan RPP / RPP, pemahaman materi pembelajaran, pengayaan materi
laboratorium, workshop PTK, serta penyusunan materi insidentil. Hasil atau karya yang
dihasilkan guru biologi setelah melaksanakan kegiatan berturut-turut adalah soal ulangan,
ujicoba ujian nasional, dan GCS 45%, silabus dan RPP 39%, metode pembelajaran dan
instrumen penilaian 10%, usulan PTK. 5%, dan modul / bahan ajar / alat peraga 2%.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan adalah masalah pendanaan, program
yang tidak terstruktur dan terputus-putus, kompleksitas penyediaan nara sumber, tidak
adanya bimbingan dan supervisi, serta kurangnya kesadaran guru. Sementara itu,
beberapa solusi telah dirumuskan untuk mendukung efektivitas kegiatan; Yaitu
pemahaman materi pembelajaran biologi, pengayaan materi laboratorium, kerjasama
dengan perguruan tinggi, tindak lanjut PTK, program dan kegiatan yang lebih terstruktur
dan berkesinambungan, serta supervisi dan bimbingan dari supervisor.
Gade, S. (2020). The New Curriculum in the Indonesian Educational System: Can Islamic
Teachers Teach Better?. International Journal of Innovation, Creativity and Change
Volume 13, Issue 9, 2020.
Dari segi kompetensi guru, kompetensi pedagogik merupakan salah satu aspek kompetensi
itu
harus dimiliki oleh semua guru, termasuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Ada
Tiga aspek penting terkait kompetensi pedagogik guru PAI, yaitu: a
kemampuan menyusun Rencana Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran PAI,
dan kemampuan
untuk mengevaluasi pembelajaran PAI. Secara keseluruhan, guru PAI yang bekerja di
MAN di Aceh sudah efektif
Kompetensi pedagogik: guru membuat rencana pembelajaran PAI dalam bentuk RPP,
memiliki ketrampilan
menjelaskan materi pelajaran secara efektif, dan memiliki keterampilan untuk
membangun interaksi di antaranya
Pembelajaran PAI, serta menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.
Namun, ada juga beberapa
Guru PAI yang tidak memiliki kompetensi pedagogik efektif. Perkembangan pedagogik
Kompetensi guru PAI di MAN Provinsi Aceh dilaksanakan melalui pelatihan. Itu
Tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.
Namun, saat ini
pengembangan pelatihan kompetensi pedagogik bagi guru PAI sangat jarang, bahkan PAI
sekalipun
guru ternyata masih belum pernah mengikuti pengembangan kompetensi guru
program yang dilakukan oleh Kementerian Agama di Aceh. Perkembangan pedagogik
Kompetensi guru PAI berimplikasi pada peningkatan kualitas pengajaran PAI di
sesuai dengan kurikulum 2013.
ADD PARAGRAF
Dari kegiatan tersebut dapat diambil hikmah positif diantaranya pada saat peserta pulang
semua peserta didik langsung berdoa dan dilarikan ke rumah masing-masing, kemudian
konsep dan implementasi kompetensi pedagogik selanjutnya adalah setiap pagi sebelum
pelajaran dimulai atau tepatnya ada lima belas. Guru piket bertugas menjemput peserta
didik yang masuk ke Madrasah atau sekolah dengan secara teknis pelaksanaan guru laki-
laki mengundang peserta didik laki-laki di depan pintu gerbang Madrasah sedangkan
untuk guru perempuan mengundang peserta didik perempuan di depan gerbang
pembinaan spiritual selama lima belas menit sebelum kegiatan belajar mengajar Di
harapkan peserta didik memiliki kemampuan mental spiritual yang kuat dan mampu
mengatasi segala permasalahan dalam kehidupan serta melalui upaya pendampingan
kepada peserta didik salah satunya dengan memotivasi peserta didik agar lebih percaya
diri dalam belajar dan menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan akademik dan
mentalnya untuk dapat bersaing satu sama lain dalam pencapaian yang jujur dan
bertanggung jawab.
KESIMPULAN
Pengembangan kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam dalam pengelolaan
pembelajaran yang bermutu di MA Al-Ikhsan Beji Kedungbanteng Banyumas dalam
kegiatan persiapan tahun ajaran baru terkait pengembangan sumber daya manusia guru
melalui kegiatan workshop dengan materi terkait pembelajaran perangkat seperti Prota
dan promissory note, meskipun secara teknis implementasi sebenarnya dilakukan selama
kegiatan belajar mengajar sudah berjalan. Pada pelaksanaan pertama yang dibahas
adalah pembahasan Prota dan promissory note kemudian RPP dan dilanjutkan dengan
pengolahan data atau pembuatan prota, promissory note, RPP pada komputer masing-
masing peserta dengan durasi waktu kurang lebih 30 menit. Pengembangan kompetensi
pedagogik guru pendidikan agama Islam dalam manajemen mutu pembelajaran yang
diterapkan di MAN 1 Banyumas yaitu mengadakan kegiatan Workshop yang bermutu
berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) dengan menggunakan KM System 165 dan
KM 183 yang baru direvisi. tahun 2019 yang direncanakan akan diterapkan dari kelas X
Pengelolaan pembelajaran bermutu yang pertama diawali guru yang memberikan prates
dan pascates. Guru memberi petunjuk agar siswa dituntut aktif. Pengembangan
kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran bermutu yang diterapkan di
MAN 2 Banyumas umumnya pada awal semester sebelum kegiatan pengajaran diadakan
adanya kegiatan IHT (In House Training) dengan mengundang pakar pendidikan dari
perguruan tinggi sekitar. MAN 2 dan biasanya tenaga ahli yang diundang berasal dari
Institut Agama Islam (IAIN) Purwokerto, dalam hal ini adalah Prof. H. Sunhaji, M.Ag.
Materi yang dikaji berkaitan dengan bagaimana merancang model pembelajaran,
kemudian pada semester genap untuk kepala madrasah atau sering disebut dengan K3M
(Kelompok Kerja Madrasah) di Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas,
Purbalingga, Cilacap dan Banjarnegara mengikuti kegiatan berupa workshop. Dalam
workshop K3M menghadirkan narasumber dari Pusat Diklat Jakarta. Sedangkan materi
yang dipelajari berkaitan dengan pembelajaran berbasis HOTS (Hight Order Thinking
Skill).
penelitian ini
Balqis, P., Usman, N., & Ibrahim, S. (2014). Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi
Pendidikan Volume 2, No. 1 pp. 25- 38.
Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
Aceh Besar dilakukan dengan berpedoman pada kurikulum dan silabus. Dalam perencanaan
pembelajaran tersebut memuat analisis materi pembelajaran yang di dalamnya memuat tentang
standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan materi pokok.
2. Kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran di SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
Aceh Besar dari sisi (a) penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik dilakukan dengan cara mendalami masing-masing materi pembelajaran secara
konseptual melalui bacaan buku-buku dan literatur tentang disiplin ilmu masing-masing, (b)
pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu dilakukan dengan
memantapkan sejumlah materi pembelajaran kepada siswa secara baik dan benar dan sesuai
alokasi waktu pembelajaran yang disediakan, (c) pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dilakukan dengan memberikan sejumlah
latihan dalam bentuk pekerjaan rumah yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang
sudah diajarkan, dan (d) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran dilakukan dengan cara mengidentifikasi perkembangan peserta didik melalui
kegiatan evaluasi pembelajaran dan menentukan beberapa tutor sebaya untuk pengembangan
materi ajar. 3. Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMPN
3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: (a)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dilakukan
dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam menggunakan
fasilitas teknologi informasi dan komunikasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (b)
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dilakukan setiap hari
kerja dengan memberi sapaan dan teguran yang bersifat mendidik dan memperbaiki tingkah laku
peserta didik, dan (c) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
dilakukan dengan tes diagnostik untuk setiap materi pelajaran yang sudah diajarkan.
Suharini, E. (2009). Studi Tentang Kompetensi Pedagogik dan Profesional Bagi Guru Geografi
di SMA Negeri Kabupaten Pati. Jurnal Geografi Volume 6 No. 2 Juli.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki guru geografi
adalah sebesar 68,8% termasuk dalam kriteria baik. Namun ada satu indikator yang termasuk
dalam kriteria kurang baik, yaitu pada ketepatan alat evaluasi. Hal ini dikarenakan kurangnya
kompetensi guru dalam memberikan umpan balik dan pelaksanaan penilaian selama proses
pembelajaran. Sedangkan pada kompetensi profesional yang dimiliki guru geografi adalah
sebesar 70,5% termasuk dalam kriteria baik. Ada dua indikator yang termasuk dalam kriteria
kurang baik, yaitu pada indikator kemampuan membuka pelajaran dan kemampuan mengadakan
variasi pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru kurang dalam kemampuan memotivasi siswa
untuk memulai pembelajaran, dan guru hanya menyampaikan kompetensi dasar secara sepintas
saja pada waktu memulai pelajaran sedangkan dalam kemampuan mengadakan variasi
pembelajaran, guru kurang baik dalam memilih sumber belajar, menentukan metode dan media
pembelajaran. Berdasarkan penelitian ini ada suatu hal menarik yaitu masih ada 1 sekolah yang
terakreditasi B, sehingga peneliti ingin melengkapi hasil penelitian dengan membedakan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru geografi yang mengajar di SMA Negeri
terakreditasi A dan B.
Dari penelitian ini bisa Perlu dilakukan telaah mendalam terhadap kurikulum atau program studi
pada LPTK, agar dapat menghasilkan calon guru yang berkemampuan pedagogik memadai. 3.
LPTK perlu meningkatkan pengalaman pembelajaran calon guru melalui instensifikasi kegiatan
micro teaching. 4. Walaupun rekrutmen guru dari tenaga honorer mengedepankan sisi
penghargaan dan untuk mengangkat harkat kesejahteraan serta adanya sisi politis, namun perlu
juga memasukkan persyaratan kemampuan akademik dalam rekrutmen pengangkatan guru
tenaga honorer menjadi PNS melalui qualitative assessment, karena guru apapun tetap dituntut
dapat memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal kepada peserta didik.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan baik bagi guru, siswa
maupun institusi pendidikan untuk menetapkan manajemen mutu pembelajaran. Hasil
penelitian ini berkaitan erat dengan kompetensi guru. Lebih dari itu, penelitian ini juga
merupakan referensi dimana guru yang kompeten dan cerdas akan mampu
mengembangkan pembelajaran siswa, baik secara profesional maupun bertanggung
jawab. Melalui kemampuan pedagogik, guru mampu secara mandiri meningkatkan
perkembangan ilmunya dengan mengkaji dan menginternalisasi, serta mewujudkan
luaran peserta didik dalam berkompetisi di dunia pendidikan. Penulis menemukan bahwa
guru yang profesional mampu mengantarkan siswa memiliki sikap yang benar baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Penelitian ini akan bermanfaat dalam merumuskan
kebijakan sistem pendidikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Kompetensi profesional meliputi menguasai struktur, materi, substansi kurikulum bidang
studi, metodologi keilmuan dan materi kurikulum, dan menguasai teknologi informasi yag
digunakan dalam pembelajaran (Kristiawan & Rahmat, 2018; Rahmadoni, 2018).