You are on page 1of 12

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN

Oleh
Muh. Fitrah
Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima
fitrahmath@gmail.com

Diterima 01 Januari 2017, direvisi 07 Januari 2017, diterbitkan 28 Pebruari 2017

Abstract

This writing has main purpose that is to know head master’s role in
improving educational quality, leadership, duty, and headmaster’s role in
improving educational quality, leardership, duty, and headmaster’s role in order
to produce process and product of quality education. Educational quality is
our hope in facing strict life exchange in several sectors especially in education
sectors for better future. For the sake of making educational quality, this needs
role of leaders in educational institutes. One of them is headmaster because it
is the pioneer is moving all changes to go to educational quality. Headmaster’s
duty is not only leading ceremony, waiting incoming letter to be signed but
also making a good quality of education in school. Specifically headmaster’s
role in improving quality of education are doing monitoring, evaluating
continually toward seccessful program determined, planning and arranging
word plan agreed with improving needs of educational quality which orients
on school’s mission, making intensive commumication with teachers, students,
student’s parents and society.

Keywords: headmaster, school, educational quality

PENDAHULUAN kepala sekolah dan para guru dituntut


Salah satu agenda reformasi di bidang bertanggung jawab terhadap kualitas proses
pendidikan adalah pendelegasian kewenangan dan hasil belajar guna meningkatkan mutu
pengelolaan pendidikan pada pemerintah pendidikan secara nasional (Rosyada, 2013).
daerah, sebagaimana UU No. 23 tahun 2014. Mengacu pada UU yang direvisi sebanyak
UU tersebut menyebut bahwayang akan tiga kali dari tahun 1999, 2004, dan 2014
menjadi kewenangan pemerintah daerah tidak menunjukkan bahwa era reformasi pendidikan
sepenuhnya yaitu terbatas pada aspek yang sangat monumental dalam sejarah
pembiayaan, sumber daya manusia dan sarana- pendidikan di Negara Repeblik Indonesia ini,
prasarana. Sementara untuk aspek-aspek dimana otoritas yang sangat besar diberikan
menyangkut kurikulum, pembelajaran, evaluasi langsung pada sekolah. Sekolah bisa
dan pengukuran, sarana dan alat pembelajaran, mengembangkan inovasinya masing-masing
metode dan waktu belajar, buku serta alokasi dalam mengembangkan perlakuan pada siswa
belanja dan penggunaan anggaran, semuanya dalam belajar, bahkan sekolah diberi
menjadi kewenangan sekolah.Oleh karena itu kewenangan untuk menetapkan kebijakan

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan | Muh. Fitrah 31


tersendiri, misalkan saja disekolah apakah Bercermin pada penjelasan tersebut, maka
akanfullday school atau partday school dalam kepala sekolah mendapat tuntutan peran yang
penggunaan waktu belajar. Selain itu, apakah sangat besar. Dia harus kuat dan memiliki gaya
sekolah akan menyusun sendiri buku teks yang kepemimpinan yang kuat untuk mendorong
diajarkan sesuai dengan kurikulum yang seluruh gurunya bekerja total dalam mendidik
disepakati, atau membeli buku-buku karya guru siswa-siswinya, memiliki visi untuk kemajuan
lainnya. Dalam hal ini, hal terpenting adalah siswa sekolah, konsisten dengan visinya, tapi tetap
berprestasi, siap diuji, sesuai dengan standar demokratis dan menghargai pandangan para
kompetensi yang ditetapkan. Karena itu, bila staf. Kepala sekolah juga harus memiliki
prestasi siswa menurun, maka masyarakat tidak ekspektasi yang baik pada para siswanya,
bisa menyalahkan kantor dinas pendidikan baik memberikan penguatan keterampilan dasar
kabupaten dan kota. Sebaliknya, mereka bisa untuk siswa-siswinya, sehingga bisa
bertanya pada kepala sekolah dan para berkembang dengan baik dalam profesi
gurunya, karena soal kurikulum dan apapun, dan mampu menciptakan suasanan
pembelajaran seluruhnya menjadi kewenangan yang kondusif untuk para guru dan karyawan
penuh ditangan sekolah. serta menciptakan suasana yang nyaman untuk
Sejalan dengan tantangan kehidupan siswa (Rosyada, 2013).
global, pendidikan merupakan hal yang sangat Dua faktor yang dapat menjelaskan
penting karena pendidikan salah satu penentu mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan
mutu sumber daya manusia. Dewasa ini selama ini tidak berhasil. Pertama, strategi
keunggulan suatu bangsa bukan lagi pembangunan pendidikan selama ini lebih
diidentikkan dengan melimpahnya ruangnya bersifat input oriented. Strategi yang demikian
kekayaan alam yang ada, akan tetapi lebih lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana
kepada keunggulan sumber daya manusianya, semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti
karena mutu sumber daya manusia berkontribusi penyediaan materi ajar dan alat belajar lainnya,
positif bagi mutu pendidikan. Mutupendidikan penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru
sering dinilai dengan kondisi yang baik, syarat dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara
yang terpenuhi, serta komponen yang komplit otomatis sekolah akan dapat menghasilkan
dalam pendidikan. Komponen-komponen output yang bermutu sebagai mana yang
tersebut adalah masukan, proses, keluaran, diharapkan. Ternyata strategi input-output tidak
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan,
serta biaya. melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi
Kepala sekolah sebagai kunci pendorong dan industri (Hanushek, 1981).Kedua,
bagi perkembangan dan kemajuan sekolah pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat
serta bertanggungjawab untuk meningkatkan macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi
akuntabilitas keberhasilan siswa dan di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang
programnya. Agar hal demikian tercapai dengan diproyeksikan di tingkat pusat tidak terjadi atau
baik, maka kepemimpinan kepala sekolah perlu tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat
diberdayakan, sehingga kepala sekolah mampu sekolah.
berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan Selaras dengan regulasi tentang pelimpahan
tanggungjawabnya(Purwanti, Murniati dan otoritas dari pusat ke daerah dan sekolah, peran
Yusrizal, 2014). Kepala sekolah harus pandai kepala madrasah menjadi sangat vital. Peran
memimpin kelompok dan pendelegasian tugas kepala sekolah akan sangat menentukan maju
dan wewenang. atau mundurnya pendidikan. Tulisan ini

32 JURNAL PENJAMINAN MUTU


membahas tentang peran kepala sekolah dalam tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat
meningkatkan mutu pendidikan. secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan nasional dari tahun 2002
PEMBAHASAN ditandai dengan berbagai perubahan yang
datang, serempak, dan dengan frekuensi yang
Mutu Pendidikan Di Sekolah sangat tinggi. Belum tuntas sosialisasi perubahan
Salah satu acuan indikator keberhasilan yang satu, datang perubahan yang lain.
kepala sekolah diukur dari mutu pendidikan Beberapa inovasi yang mendominasi panggung
yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Dalam pendidikan selama beberapa tahun
konteks pendidikan, pengertian mutu terakhir,yaitu: manajemen berbasis sekolah,
mencakup input, proses, dan output pendidikan peningkatan mutu berbasis sekolah, kurikulum
(Depdiknas, 2001). Input pendidikan adalah berbasis kompetensi, pengajaran/pelatihan
segala sesuatu yang harus tersedia karena berbasis kompetensi, pendidikan berbasis luas,
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. pendidikan berbasis masyarakat, evaluasi
Proses pendidikan merupakan berubahnya berbasis kelas, evaluasi berbasis siswa dikenal
sesuatu menjadi sesuatu yang lain dengan juga dengan evaluasi portofolio, manajemen
mengintegrasikan input sekolah sehingga pendidikan berbasis lokal, pembiayaan
mampu menciptakan situasi pembelajaran yang pendidikan berbasis masyarakat, belajar
menyenangkan, motivasi dan minat belajar yang berbasis internet, kurikulum 2013 dan
tinggi.Output pendidikan merupakan kinerja pembentukan dewan sekolah dan dewan
sekolah yang dapat diukur dari kualitasnya, pendidikan kabupaten/kota dan masih banyak
produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, dan lainnya.Fenomena yang menarik adalah
moral kerjanya. Dalam konsep yang lebih luas, perubahan itu umumnya memiliki sifat yang
mutu pendidikan mempunyai makna sebagai sama. Bila diamati lebih jauh, perubahan yang
suatu kadar proses dan hasil pendidikan secara berbasis itu umumnya dari atas ke bawah; dari
keseluruhan yang ditetapkan sesuai dengan pusat ke daerah; dari pengelolaan di tingkat atas
pendekatan dan kriteria tertentu (Surya, 2002). menuju sekolah; dari pemerintah ke
Menurut Townsend dan Butterworth masyarakat; dari sesuatu yang sifatnya nasional
(1992)beberapa halyang menjadi penentu menuju yang lokal.
terwujudnya proses pendidikan yang bermutu, Oleh karena itu, banyak inovasi pendidikan
antara lain: a) keefektifan gaya kepemimpinan yang diluncurkan di Indonesia dewasa ini
kepala sekolah; b) partisipasi aktif dan rasa kurang dihayati secara penuh oleh pelaksananya
tanggung jawab guru dan staff; c) (termasuk kepala sekolah), di samping secara
keberlangsungan proses belajar-mengajar yang konseptual, serba tergesa-gesa, serba instan,
efektif;d) kurikulum yang relevan; e) memiliki targetnya tidak realistik, didasari asumsi yang
visi dan misi yang terarah; f) iklim sekolah yang linier seakan-akan suatu inovasi akan bergulir
kondusif, dan g) keterlibatan orang tua dan mulus begitu diluncurkan dan secara implisit
masyarakat secara instrinsik. dimuati obsesi demi menanamkan aset politik
Jika dipahamai secara sederhana dari di masa depan.
beberapa unsur diatas bahwa konsep mutu
pendidikan bukan semata-mata terfokus pada Kualitas Pendidikan Kita
penyediaan faktor input pendidikan, akan tetapi Istilah kualitas pendidikansangat mudah
lebih memperhatikan faktor dalam proses dikatakan, namun sangat sukar didefinisikan,
pendidikan. Input pendidikan merupakan hal karena pemaknannya terus berkembang dan
yang mutlak harus ada dalam batas-batas menjadi perhatian semua orang di dunia.

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan | Muh. Fitrah 33


Kualitas terbagi dalam dua bagian utama, yaitu Jeanette&Miske (2000) pernah melakukan
kualitas absolut dan relatif. Oleh sebab itu, penelitian teoretik untuk mengevaluasi dan
ukuran kualitas dalam manajemen pendidikan mengukur kualitas penyelenggaraan pendidikan
seringkali menggunakan ukuran dalam untuk anak-anak di tingkat sekolah dasar,
pengertian kualitas relatif, yakni kualitas yang dengan mengukur limaaspek utama, antara lain:
masih berpeluang untuk ditingkatkan, direvisi 1) siswa; 2) lingkungan; 3)
secara dinamis, sehingga pengertiannya menjadi prosespembelajaran; 4) bahan ajar harus
pencapaian standar tertentu yang telah mencerminkan penguasaan basic skill, dan 5)
ditetapkan bersama-sama sebelum memulai outcome.Sementara Priscilla (2007)
pekerjaan, baik dalam produk barang, jasa berdasarkan penelitiannya bahwa untuk
maupun lainnya (Rosyada, 2013). mengevaluasi kualitas pengelolaan dan
Pendidikan termasuk produk jasa, dan penyelenggaraan pendidikan yang
pendidikan selalu ada standar yang dirumuskan mempersiapkan aktifitas anak setelah sekolah
bersama oleh masyarakat dan diusulkan pada ditinjau dari dua katerori yaitu struktur dan
pemerintah untuk ditetapkan menjadi Peraturan proses. Kualitas struktur diukur dalam tiga
Pemerintah, Peraturan Menteri, atau paling variabel, antara lain; 1) rasio siswa dengan staff,
tidak Peraturan Daerah. Dalam Peraturan ukuran rombongan belajar, dan program
Pemerintah No.19 Tahun 2005 dan direvisi pengelolaan sekolah; 2) kualifikasi staf, level
menjadi PP Nomor 13 Tahun 2015, pendidikan dan pelatihan, dan 3) lamanya
ditetapkanbahwa kualitas pendidikan di waktu layanan pendidikan.
Indonesia diukur dengan delapan standar, yakni Sekolah itu berkualitas atau tidak sangat
standar isi, standar proses; standar kompetensi bergantung pada pola kepemimpinan kepala
lulusan; standar pendidik dan tenaga sekolah, karena dialah pimpinan tertinggi di
kependidikan; standar sarana dan prasarana; sekolah, dan dialah yang bisa mengambil
standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan keputusan dalam segala hal, seperti: guru yang
standar penilaian pendidikan. direkrut, penugasan guru, rotasi guru,
Sergiovanni (1987) memaparkan kualitas pembinaan guru dan bahkan promosi
pendidikan yang diterima di sekolah akan kepangkatan guru. Semakin guru itu bekerja
menghasilkan kualitas belajar sebagai produk dengan penuh antusias, bermotivasi baik,
dari ke efektifan manajerial kepala dinamis mengikuti kemajuan baik teori,
sekolah.Dengan demikian, ukuran pencapaian instrumen, teknologi maupun kebijakan
kualitas pendidikan di Indonesia sangat pemerintah, maka akan semakin tinggi
ditentukan oleh pencapaian masing-masing produktifitas sekolah.
sekolah dalam mengimplementasikan program Pendefinisian kepemimpinan banyak sekali
dan proses layanan menuju pada standar dipaparkan oleh para ahli baik secara umum
minimal hasil pendidikan yang diharapkan dalam maupun secara khusus, karena sesungguhnya
seluruh standar isi dan standar kompetensi kepemimpinan merupakan salah satu faktor
lulusan, didukung dengan terpenuhinya standar yang sangat penting dalam suatu organisasi
proses, sarana dan parasarana, pengelolaan, karena sebagian besar keberhasilan dan
penilaian, pembiayaan dan lain-lain. Prestasi kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh
kerja kepala sekolah dipengaruhi oleh variabel- kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
variabel kepemimpinan, pengetahuan Artinya bahwa kepemimpinan berperan sebagai
manajemen, ketahan-malangan, dan budaya penggerak segala sumber daya manusia dan
organiasi sekolah (Ahmad, 2013). sumber daya lain yang ada dalam organisasi

34 JURNAL PENJAMINAN MUTU


(Sedarmayanti, 2010).Hal lain yang yang bisa telapak tangan, semua itu butuh proses yang
diartikan bahwa kepemimpinan adalah bagian panjang.
penting dalam manajemen (Sri, 2013), Namun jika kita berkaca pada kenyataan
kemampuan meyakinkan dan menggerakkan di disekolah disetiap daerah tentu kepala
orang lain agar mau bekerja sama di bawah sekolah masih banyak yang tidak menjalankan
kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk tugas dan fungsinya sebagai pemimpin
mencapai suatu tujuan tertentu (Rivai, 2004; pendidikan. Ini disebabkan karena dalam
Hersey dan Ken Blanchard, 2005; Sadili proses pengangkatannya tidak ada
Samsudin,2006; Purwati, 2013).Berdasarkan trasnparansi, rendahnya mental kepala sekolah
beberapa definisi tersebut disimpulkan bahwa yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan
kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki semangat serta kurangnya disiplin dalam
seseorang dalam mempengaruhi orang lain melakukan tugas, dan seringnya datang
untuk bekerja sama agar mau bertindak dan terlambat serta banyak faktor penghambat
berbuat dalam mencapai tujuan bersama. lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Kepemimpinan sekolah adalah kapasitas yang mengimplikasikan rendahnya mutu
pemimpin sekolah dalam memahami dan pendidikan.
mengartikulasikan visi, misi, dan strategi Ketercapaian tujuan pendidikan sangat
sekolah, meyakini bahwa sekolah adalah tempat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan
untuk belajar, mempengaruhi, memberdayakan, kepemimpinan kepala sekolah yang
membimbing, membentuk kultur, menjaga merupakan salah satu pemimpin pendidikan.
integritas, berani mengambil resiko sebagai Karena kepala sekolah merupakan seorang
pionir dalam pembaharuan, memotivasi, pejabat yang profesional dalam organisasi
mendudukkan sumber daya manusia lebih tinggi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber
dari pada sumber daya-sumber daya yang organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru
lainnya, menghargai orang lain, dan selalu dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan
proaktif. pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal Banyak faktor penghambat tercapainya
12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala kualitas kepemimpinan seorang kepala sekolah
sekolah bertanggung jawab atas seperti proses pengangkatannya tidak
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, transparan, rendahnya mental kepala sekolah
administrasi sekolah, pembinaan tenaga yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta semangat serta kurangnya disiplin dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana.Kepala melakukan tugas dan seringnya datang
sekolah diangkat melalui prosedur serta terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih
persyaratan tertentu yang bertanggung jawab sempit serta banyak faktor lain yang
atas tercapainya tujuan pendidikan melalui menghambat kinerja seorang kepala sekolah
upaya peningkatan profesionalisme tenaga untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada
kependidikan yang mengimplikasikan lembaga yang dipimpinnya. Ini
meningkatkanya prestasi belajar. Kepala mengimplikasikan rendahnya produktivitas
sekolah yang professional akan berfikir untuk kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga
membuat perubahan tidak lagi berfikir pada mutu. Senada dengan hasil penelitian Sri,
bagaimana suatu perubahan sebagaimana Yusrizal, &Nasir(2016) salah satu kendala
adanya sehingga tidak terlindas oleh perubahan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
tersebut. Untuk mewujudkan kepala sekolah kepala sekolah yang kurang tepat waktu dalam
yang profesional tidak semudah membalikkan melaksanakan program peningkatan mutu.

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan | Muh. Fitrah 35


Dalam melaksanakan fungsi kepe- maupun masyarakat. Pola komunikasi dari
mimpinannya, kepala sekolah harus melakukan sekolah pada umumnya bersifat kekeluargaan
pengelolaan dan pembinaan terhadap seluruh dengan memanfaatkan waktu senggang
komponen sekolah melalui kegiatan mereka. Alur penyampaian informasi
administrasi, manajemen dan kepemimpinan berlangsung dua arah, yaitu komunikasi top-
yang sangat tergantung pada kemampuan down danbottom-up.
manajerial seorang kepala sekolah. Hasil Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud
penelitian dari Busrin,Aunurrahman, &Aswandi dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan
(2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan makna yang terkandung dalam siklus
yang signifikan antara supervisi pengawas dan pembelajaran.Secara ringkas dapat disebutkan
kemampuan manajerial kepala sekolah secara beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu:
bersama-sama dengan kinerja guru. sesuai standar, sesuai penggunaan pasar/
pelanggan, sesuai perkembangan kebutuhan,
Peranan Sang Kepala Sekolah dalam dan sesuai lingkungan globa. Adapun yang
Meningkatkan Mutu Pendidikan dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika
Peranan kepala sekolah dalam rangka salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan
meningkatkan mutu pendidikan sangat penting itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
karena dapat mempengaruhi berhasil dan Dalam pandangan masyarakat umum
tidaknya mutu pendidikan itu sendiri. Secara sering dijumpai bahwa mutu sekolah dapat di
garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah tinjau dari ukuran gedung yang mewah. Ada
dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek pula masyarakat yang berpendapat bahwa
pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan
sekolah dan pekerjaan yang berkenaan dengan sekolah tersebut yang diterima di jenjang
pembinaan profesional kependidikan. pendidikan selanjutnya. Untuk dapat memahami
Menurut persepsi banyak guru, kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu
keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah kiranya melihat pendidikan formal di sekolah
terutama dilandasi oleh kemampuannya dalam sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem
memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala tergantung pada mutu komponen yang
sekolah terletak pada stabilitas dan emosi, serta membentuk sistem, serta proses yang
rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan berlangsung hingga membuahkan hasil.
psikologis untuk memperlakukan stafnya secara Dalam pelaksanaan manajemen
adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, peningkatan mutu, kepala sekolah harus
bertingkah laku dan melaksanakan tugas.Dalam senantiasa memahami sekolah sebagai suatu
konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk sistem organisasi. Kepala sekolah dalam
menampilkan kemampuannya membina kerja membangun sumber daya manusia melalui
sama dengan seluruh personal dalam iklim kerja manajemen personalia (Suwardi, 2014).Secara
terbuka yang bersifat kemitraan, serta umum Slamet (2000) menjelaskan karakteristik
meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua kepala sekolah tangguh, yaitu: a) memiliki
murid. wawasan jauh kedepan dan tahu tindakan apa
Kepala sekolah sebagai komunikator yang harus dilakukan serta paham benar tentang
bertugas menjadi perantara untuk meneruskan cara yang akan ditempuh; b) memiliki
instruksi kepada guru, serta menyalurkan kemampuan mengkoordinasikan dan
aspirasi personal sekolah kepada instansi menyerasikan seluruh sumberdaya terbatas
kepada para guru, serta menyalurkan aspirasi yang ada; c) memiliki kemampuan mengambil
personel sekolah kepada instansi vertikal keputusan, memobilisasi sumberdaya yang ada,

36 JURNAL PENJAMINAN MUTU


toleransi terhadap perbedaan, dan d) memiliki (2011) menjelaskan bahwa kepala
kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah sebagai manajer dituntut
sekolah, yaitu ketidakpedulian, kecurigaan, memiliki kesiapan untuk mengelola
tidak membuat keputusan, mediokrasi, imitasi, sekolah, kemampuan dan kemauan
arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua muncul manakala para pemimpin
dalam bersikap dan bertindak. sekolah dapat membuka diri secara
Adapun peran kepala sekolah dalam luas untuk menyerap sumber-sumber
meningkatkan mutu pendidikan, yang meliputi yang dapat mendorong perubahan
perannnya sebagai edukator, manajer, manajerial.Untuk melakukan peran
administrator, supervisor, leader, inovator, dan dan fungsinya sebagai manajer, kepala
motivator (Mulyasa, 2003; Vivi, 2013). sekolah harus memiliki strategi yang
1) Kepala sekolah sebagai edukator, tepat untuk: a) memberdayakan
kepala sekolah bertugas untuk tenaga kependidikan melalui
membimbing guru, tenaga kerjasama; b) memberi kesempatan
kependidikan, siswa, mengikuti kepada para tenaga kependidikan
perkembangan iptek, dan memberi untuk meningkatkan profesinya; dan
teladan yang baik.Seperti pemaparan c) mendorong keterlibatan seluruh
dari Vivi (2013) bahwa untuk tenaga kependidikan yang menunjang
menciptakan iklim sekolah yang program sekolah.Karena jika
kondusif diperlukan kerjasama atau merujuk pada pandangan manajemen
hubungan yang harmonis antara modern, kerjasama merupakan hal
seluruh warga sekolah dan tidak hanya yang amat mendasar dalam sebuah
menjadi tanggung jawab kepala organisasi.
sekolah semata.Oleh karena itu upaya 3) Kepala sekolah sebagai administrator,
yang dapat dilakukan kepala sekolah kepala sekolah bertanggung jawab
dalam meningkatkan kinerjanya atas kelancaran segala pekerjaan dan
sebagai edukator, khususnya dalam kegiatan administratif di sekolahnya.
peningkatan kinerja tenaga Sunarto (2011) memaparkan bahwa
kependidikan dan prestasi belajar kepala sekolah sebagai kategori
peserta didik adalah mengikutsertakan administrasi pendidikan perlu
guru-guru dalam pendidikan melengkapi wawasan kepemimpinan
lanjutandengan cara mendorong para pendidikan dengan pengetahuan dan
guru untuk memulai kreatif dan sikap yang antisipatif terhadap
berprestasi. perubahan yang terjadi dalam
2) Kepala sekolah sebagai manajer, kehidupan masyarakat, termasuk
mempunyai fungsi:menyusun kebijakan pendidikan.Sebagai
perencanaan, mengkoordinasikan seorang administrator, kepala sekolah
kegiatan, melakukan pengawasan, harus memiliki kemampuan untuk
melakukan evaluasi terhadap kegiatan, memperbaiki dan mengembangkan
mengadakan rapat, mengambil semua fasilitas sekolah. Secara
keputusan, mengatur proses spesifik, kepala sekolah juga dituntut
pembelajaran, mengatur administrasi, untuk mengelola kurikulum, mengelola
dan mengatur tata usaha, siswa, administrasi sarana dan prasarana,
ketenagaan, sarana, dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan
keuangan (Sabirin, 2012).Sunarto mengelola administrasi keuangan

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan | Muh. Fitrah 37


(Purwati, 2013).Manajemen tepat untuk menjalin hubungan yang
keuangan dapat diartikan sebagai harmonis dengan lingkungan, mencari
tindakan pengurusan keuangan seperti gagasan baru, mengintegrasikan setiap
pertanggung jawaban, dan pelaporan kegiatan, memberikan teladan kepada
(Vivi, 2013). seluruh tenaga kependidikan di
4) Kepala sekolah sebagai supervisor, sekolah dan mengembangkan model-
supervisi adalah kegiatan mengamati, model pembelajaran yang inovatif.
mengidentifikasi mana hal-hal yang Ancok (2012) memaparkan bahwa
sudah benar, manayang belum benar, inovasi adalah suatu perubahan dari
dan mana pula yang tidak benar, sesuatu hal, baik bersifat inkremental
dengan maksud agar tepat dengan maupun perubahan yang bersifat
tujuan memberikan pembinaan radikal.Peran kepala sekolah sebagai
(Arikunto, 2004; Barinto, 2012; Vivi, inovator akan tercermin dari cara-cara
2013).A.R., Manarus, & Sidik (1996) ia melakukan pekerjaannya secara
ada hubungan positif yang signifikan konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
antara supervisi kepala sekolah dan rasional dan obyektif, keteladanan,
kepuasan kerja guru(Fanani, Mardapi, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.
& Wuradji, 2014). 7) Kepala sekolah sebagai motivator,
5) Kepala sekolah sebagai leader, kepala sekolah harus memiliki strategi
kepemimpinan kepala sekolah yang tepat untuk memberikan motivasi
merupakan salah satu faktor yang kepada para tenaga kependidikan
dapat mendorong sekolah dapat dalam melakukan berbagai tugas dan
mewujudkan visi, misi, tujuan dan fungsinya. Karena kepala sekolah
sasaran sekolah melalui program- meyakini dengan kemampuan
program yang dilaksanakan secara membangun motivasi yang baik akan
terencana dan bertahap. Karena itu membangun dan meningkatkan
kepemimpinan adalah kegiatan efektifitas dan efisiensi kerja (Sabirin,
mempengaruhi orang lain agar mau 2012; Purwati, 2013), sehingga
bekerja untuk mencapai tujuan yang bawahannya mampu berkreasi demi
telah ditentukan.Untuk kepentingan mewujudkan mutu pendidikan yang
tersebut, kepala sekolah harus mampu baik pula. Kemampuan kepala
mempengaruhi dan menggerakkan sekolah membangun motivasi menjadi
sumber daya sekolah dalam kaitannya salah satu kunci untuk meningkatkan
dengan perencanaan dan evaluasi mutu pendidikan karena dikalo-
program sekolah, pengembangan borasikan dengan kinerja guru. Hasil
kurikulum, pembelajaran, pengelolaan penelitian Septiana, Ngadiman, &
ketenagaan, sarana dan sumber Ivada (2013)menyimpulkan bahwa
belajar, keuangan, pelayanan siswa, kepemimpinan kepala sekolah dan
hubungan sekolah dengan masyarakat, motivasi kerja secara bersama-sama
penciptaan iklim sekolah, dan berpengaruh signifikan terhadap
sebagainya. kinerja guru.
6) Kepala sekolah sebagai inovator, Berdasarkan pemaparan peran kepala
dalam rangka melakukan peran dan sekolah diatas disimpulkan bahwa peranan
fungsinya sebagai inovator, kepala kepala sekolah sebagai fasilitator, motivator,
sekolah harus memiliki strategi yang dan supervisor harus memiliki upaya-upaya

38 JURNAL PENJAMINAN MUTU


tertentu, misalkan: 1) mengikutsertakan guru- superior terhadap guru, staf dan seluruh jajaran
guru dalam setiap kesempatan penataran dan pegawai di sekolahnya.
latihan, tanpa melihat sisi kedekatan dan James (2013) memaparkan bahwa kepala
kekeluargaan secara personal dari kepala sekolah harus melakukan lima aktivitas utama,
sekolah; 2) memberikan dorongan kepada guru antara lain: 1) merumuskan visi untuk kemajuan
untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, akademik siswa; 2) menciptakan suasana
karena kualifikasi guru yang memiliki jenjang sekolah yang sangat kayak untuk pendidikan
pendidikan lebih tinggi tentu akan danpembelajaran; 3) menanamkan sikap
mempengaruhi mutu pendidikan yang kepemimpinan terhadap seluruh staf akademik
dihadirkan dilingkungan sekolah, dan 3) dan non-akademik; 4) meningkatkan
membantu guru-guru yang mengalami kesulitan pembelajaran, dan 5) mengelola seluruh staf
dalam mengelola proses belajar- mengajar. akademik dan non-akademik untuk mengelola
proseslayanan akademik dan non-akademik
Langkah Selanjutnya Seperti Apa yang dalam rangka mempercepat kemajuan.
Harus Dilakukan Oleh Sang Kepala Kepala sekolah harus merumuskan visi
Sekolah? kepemimpinannya yang jelas dan terukur, dan
Terkait dengan tugas dan posisinya yang dapat difahami oleh semua staf akademik dan
sangat strategis, maka kepala sekolah dituntut non akademik sehingga mereka memahami apa
memiliki kreatifitas.Dengan demikian, untuk yang harus dikerjakan sesuai visi kepala
menjadi kreatif setiap kepala sekolah harus sekolahnya. Kemudian menciptakan suasana
memiliki dua variabel utama, ide dan karya. Ide yang dapat mendukung pelaksanaan proses
dan gagasan tanpa karya hanya akan pembelajaran, memimpin seluruh stafnya, serta
menghasilkan mimpi-mimpi indah tanpa mengelola seluruh orang dan proses untuk
membawa perubahan, sebagaimana juga karya mempercepat kemajuan sekolah.
tanpa gagasan baru hanya akan menghasilkan Di samping itu semua, ada hal yang sangat
stagnasi dan kejumudan (Rosyada, 2015). krusial yang harus dilakukan kepala sekolah
Tugas kepala sekolah sebagai sangat dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan
kompleks, tidak sekedar mengelola kurikulum yang menjadi tanggung jawabnya, yakni
dan buku ajar, tapi juga SDM guru, staf tata peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
usaha dan juga mengelola serta Kunci utama peningkatan mutu tersebut adalah
mengembangkan aset dan mengelola keuangan guru. Pendidikan yang baik harus ditopang oleh
institusi. Dengan demikian, dia harus memiliki guru yang memiliki kapabilitas, loyalitas dan
tiga kecerdasan, yakni kecerdasan profesional, integritas, serta akuntabilitas pelaksanaan tugas.
kecerdasan personal dan kecerdasan manajerial Artinya bahwa kepala sekolah harus memiliki
(Rosyada, 2013). Demikian pula, kepala komitmen kuat untuk mengembangkan,
sekolah harus respek pada para siswanya, meningkatkan dan memelihara profesionalisme
termasuk siswa yang tertinggal dalam para guru di sekolahnya dengan cara
penguasaan bahan-bahan ajar, agar tidak ada melaksanakan supervise secara rutin.
satu anak pun yang tertinggal oleh rombongan Untuk itu, menurut Bredeson dan
belajarnya. Tidak boleh membedakan layanan Johansson (2013) kepala sekolah harus
hanya karena perbedaan etnik, bahasa, budaya melakukan beberapa langkah, antara lain: a)
dan agama. Kepala sekolah harus memiliki rasa selalu melakukan analisis terhadap basil belajar
percaya diri untuk berhadapan dengan para siswa, ujian, dengan mengkaji perbedaan antara
pejabat daerah dan pusat, dan tidak boleh hasil belajar dengan tujuan; b) melibatkan guru

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan | Muh. Fitrah 39


dalam mengidentifikasi kebutuhan, danc) kepala sekolah hanya memiliki visi dan
melakukan analisis apakah program-program misi mendapatkan jabatan sebagai
yang sudah diorganisisr masih efisien untuk ambang kesombongan maka tunggulah
mengatasi masalahd. kehancuran untuk sekolah yang
Untuk meningkatkan kualitas sekolah, dipimpinnya.
kepala sekolah sebagai manajer yang 2) Sekolah itu berkualitas atau tidak
bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sangat bergantung pada pola
satuan pendidikan yang menjadi wilayah kepemimpinan kepala sekolah, karena
otoritasnya, yang paling pertama harus dialah pimpinan tertinggi di sekolah dan
dilakukannya adalah merumuskan visi dialah yang bisa mengambil keputusan
kepemimpinannya, mempersiapkan sekolah dalam segala hal.
yang layak untuk penyelenggaraan pendidikan 3) Peran kepala sekolah dalam
dan pembelajaran, bersikap sebagai seorang meningkatkan mutu pendidikan, yang
leader di hadapan seluruh staf akademik dan meliputi sebagai edukator, manajer,
non-akademik, dan mengoptimalkan layanan administrator, supervisor, leader,
seluruh stafnya untuk mempercepat kemajuan. inovator, dan motivator.
Dan bersamaan dengan itu, kepala sekolah 4) Perannya yang sangat kompleks, maka
juga harus terus melakukan analisis terus kepala sekolah harus benar-benar
menerus terhadap kesesuaian hasil belajar melakukan monitoring dan evaluasi
siswa dengan visi dan tujuan sekolah, terhadap visi misi serta program-
kebutuhan siswa, kebutuhan studi lanjut, serta program yang terlaksana. Sehingga
mengarahkan guru untuk menyesuaikan mampu merumuskan dan menganalisis
program pembelajaran dan proses untuk program-program selanjutnya
pembelajaran dengan pencapaian visi tersebut, agar maksimal. Disisi yang lainpun
serta dengan berbagai variabel kebutuhan siswa kepala sekolah sebagai pemimpin
untuk studi lanjut dan bahkan untuk mampu tertinggi selalu melakukan evaluasi
menyesuaikan diri dengan kehdupan sosial kinerja-kinerja guru, staf, dan
kemasyarakatan serta berbagai perubahan yang lingkungan sekolah guna menarik
terjadai sangat cepat dalam kehidupan sosial. perhatian masyarakat.
5) Konsep mutu pendidikan bukan
PENUTUP semata-mata terfokus pada
Berdasarkan pemaparan pada penyediaan faktor input pendidikan,
pembahasan, maka ada beberapa hal yang perlu akan tetapi lebih memperhatikan
disimpulkan guna untuk mempermudahkan faktor dalam proses pendidikan.
ingatan kita dari sekian banyak yang dibahas, Selain itu, mutu pendidikan tergantung
antara lain: bagaimana kepala sekolah merekrut
1) Kepala sekolah dituntut memiliki calon guru seseuai dengankompetensi
kemampuan untuk dan kualitas diri dari guru, artinya
mentransformasikan ide dan imajinasi bukan semata-mata memandang
serta keinginan-keinginan besar sistem kekeluargaan, kedekatan dan
menjadi kenyataan. Karena jika memiliki modal yang banyak.

40 JURNAL PENJAMINAN MUTU


DAFTAR PUSTAKA Dharma, Surya. 2002. Paradigma Baru:
Ahmad, S. 2013. Faktor Penentu Keberhasilan Manajemen Sumber daya Manusia.
Kepala Sekolah. Jurnal Penelitian Yogyakarta: Amara Books.
DanEvaluasi Pendidikan, 17(1), 127– Fanani, Z., Mardapi, D., & Wuradji, W. 2014.
147. Model Asesmen Kepemimpinan
Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi Pembelajaran Kepala Sekolah Pendidikan
Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta: Dasar. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi
Erlangga. Pendidikan, 18(1), 129–145.

A.R., A., Manarus, R., & Sidik, H. 1996. Hanushek, A, Eric. 1981. Educadtion Policy
Hubungan Supervisi Kepala Sekolah Research – A Industry Perspective.
dengan Kepuasan Kerja Guru Sekolah Economic of Education Review,1(3),
Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 193-223
189–199. Harvey, James. 2013. The School Principal
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar as Leader: Guiding Schools to Better
Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. Teaching and Learning, the Wallace
Foundation.
Banun Sri, Yusrizal, Usman Nasir. (2016).
Strategi Kepala Sekolah Dalam Hersey, Paul & Ken Blanchard. 2005.
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Management of Organizational
Smp Negeri 2 Unggul Mesjid Raya Behavior: Utilizing Human Resources.
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal New Jersey: Prentice Hall Inc., fourth
Administrasi Pendidikan Pascasarjana edition.
Universitas Syiah Kuala, 4(1), pp. 137- Little, Priscilla M. 2007. The Quality ofSchool-
147. Age Child Care in After-School Settings.
Barinto. 2012. Hubungan Kompetensi Guru Journal Child Care and Early
Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Education, Research Connection,
Guru Smp Negeri Se-Kecamatan Percut Columbia University.
Sei Tuan. Jurnal Tabularasa PPS Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015, revisi
UNIMED. Vol.9 No.2, 201-214. atas Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
Busrin, D., Aunurrahman, & Aswandi. 2014. 2005.
Supervisi Pengawas Dan Kemampuan Purwanti, Sri. 2013. Peran Kepemimpinan
Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepala Sekolah Dalam Eningkatkan
Kinerja Guru Smp Negeri Kota Pontianak. Disiplin Kerja Guru Dan Pegawai Di Sma
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
3(6), 1–14. Bakti Sejahtera Kecamatan Kongbeng
Kabupaten Kutai Timur. eJournal
Bredeson, Paul V.,dan Olof Johansson. 2013. Administrasi Negara. 1(1), 210-224.
The School Principal’s Role in Teacher
Professional Development. Journal of in Purwanti, K., Murniati, A.R. dan Yusrizal. 2014.
Service Education, USA. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Colby, Jeanette,and Miske Witt. 2000.Defining Meningkatkan Kompetensi Guru Pada
Quality in Education.Working Paper Of SMP Negeri 2 Simeulue Timur. Jurnal
Education Section, Program Division. Ilmiah Didaktika XIV(2), 390-400.
New York: UNICEF.

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan | Muh. Fitrah 41


Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Lembaga Pendidikan Islam Kreatif SD
Perilaku Organisasi Edisi Kedua. Muhammadiyah Kota Madiun. Jurnal
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Manajemen Pendidikan, 9(2), 186 –
Rosyada, Dede. 2013. Paradigma 195.
Pendidikan Demokratis, Sebuah Model Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber
pelibatan Masyarakat dalam Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung:
Rosyada, Dede. 2015. Creative PT RefikaAditama.
Thinking.Kolom Rector UIN Syarif Sergiovanni. 1987. The Principalship: A
Hidayatullah Jakarta, Edisi3. Reflective Practice Perspective. Boston:
Rosdianti, R, Sri. 2013.Kepemimpinan Kepala Allyn and Bacon Inc.
Sekolah dalam Manajemen Kinerja Guru Septiana, R., Ngadiman, & Ivada, E. 2013.
dan Peningkatan Mutu Pembelajaran: Studi Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
Deskriptif pada Sekolah Menengah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Kejuruan Swasta di Kota Bandung. Jurnal Guru SMP Negeri Wonosari. Jupe UNS,
Kajian Pendidikan, 3(1), 93-106. 2(1), 107–118.
Rusmawati, Vivi. 2013. Peran Kepemimpinan Sunarto. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Upaya Kepala Sekolah, Manajemen Berbasis
Meningkatkan Disiplin Kerja Guru Pada Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap
SDN 018 Balikpapan. E-Journal Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru SMP
Administrasi Negara. 1(2), 395-409. di Wilayah Sub Rayon 04 Kabupaten
Sabirin. 2012. Perencanaan Kepala Sekolah Demak. Jurnal Analisis
Tentang Pembelajaran. Jurnal Manajemen,5(1), 17–29.
Tabularasa PPS UNIMED, 9(1), 111- Slamet, PH. 2000. Manajemen Berbasis
128. Sekolah. Jurnal Pendidikan dan
Sadili Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Kebudayaan. Jakarta: Departemen
Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Pendidikan Nasional.
Setia. Townsend, Diana & Butterworth. 1992. Your
Samino, Suwardi. 2014. Kepemimpinan Child’s Scholl. New York: A Plime Book.
Kepala Sekolah Dalam Pengembangan

42 JURNAL PENJAMINAN MUTU

You might also like