You are on page 1of 15

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No.3, Juni 2021

Implementasi Kebjikan Penataan dan Mutasi Guru Pegewai Negeri Sipil di


Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara

Amrin Kamaria

Universitas Khairun
E-mail. amrinkamaria@gmail.com
Info Artikel Abstract:
Sejarah Artikel: The objectives of this study are: (1) to describe the implementation of
Diterima: 30 Mei 2021 the policy on structuring and relocating PNS teachers in the education
Direvisi: 6 Juni 2021 office of North Halmahera Regency, (2) to describe the supporting and
Dipublikasikan: Juni 2021 inhibiting factors, and (3) to describe the efforts of the education office
e-ISSN: 2089-5364 of North Halmahera Regency in overcoming the obstacles that arise in
p-ISSN: 2622-8327 implementation of the policy of structuring and transferring civil
DOI: 10.5281/zenodo.4970644 servants at the elementary and junior high school levels. This study
uses a qualitative approach with a descriptive method. The subjects in
this study included the head of the education office of North
Halmahera Regency, the head of the education planning section, and
the head of the elementary and junior high school with the object of
implementing the policy of structuring and transferring civil servants
at the elementary and junior high school levels at the education office
of North Halmahera Regency. Data collection techniques used are
observation, interviews and documentation. Data analysis used an
interactive model, namely the stages of data collection, data reduction,
and data presentation. The triangulation used is source triangulation
and technique triangulation. The results of the study indicate that the
implementation of the PNS teacher structuring and mutation policy
includes three stages, namely organization, interpretation, and
application. The organizing stage is in the form of a special team from
the education office in charge of analyzing the data on teacher needs
and submitting it to the service, then from the office which determines
the results of the analysis. The supporting factor for implementation is
good communication between the education office and schools. The
inhibiting factors are teachers and schools who object to the policy.
The education office of North Halmahera Regency has made efforts to
overcome the obstacles that arise, namely by making regulations
aimed at schools regarding the appointment of honorary teachers.

Keywords: implementation, arrangement and transfer of civil servant


teachers
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu merupakan sistem yang menyeluruh dan
bidang yang sangat penting bagi bangsa dan terpadu yang meliputi masukan (input),

82
proses dan (ouput) serta dapat ditempuh sekolah, sisanya ada di rumah dan di
melalui proses pendidikan formal dan masyarakat” (Syaiful Bahri Djamarah,
nonformal, yang bertujuan mempersiapkan 2012).
sumber daya sekarang dan masa depan Beberhasilan suatu sekolah dalam
yang mampu menjawab tantangan zaman lingkungan Dinas Pendidikan sangat
dan perubahan global serta memiliki jati dipengaruhi oleh sumber daya tenaga
diri kebangsaan yang kuat agar tidak pendidik atau guru yang ada di sekolah,
tertindas oleh arus glabalisasi. baik kualitas maupun kuantitasnya. Seluruh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun warga sekolah dituntut untuk selalu
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berkembang dalam mencapai tujuan
Pasal 3 disebutkan “Pendidikan nasional pendidikan agar menghasilkan lulusan yang
berfungsi mengembangkan kemampuan berkualitas.
dan membentuk watak serta peradaban Kaitan dengan kedudukan peran
bangsa yang bermartabat dalam rangka strategis guru itu, menurut Djamarah
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan (2012) bahwa “guru atau pengajar
untuk berkembangnya potensi peserta didik merupakan salah satu profesi yang paling
agar menjadi manusia yang beriman dan mulia. Profesi guru merupakan suatu
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, khusus. Mengajar atau menjadi guru,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara seharusnya menjadi tugas yang mulia dan
yang demokratis serta bertanggung jawab”. diperuntukkan bagi orang yang
Peningkatan mutu pendidikan berpendidikan. Guru adalah profesi yang
ditentukan oleh kesiapan sumber daya kompleks dan banyak tuntutan. Untuk
manusia yang terlibat dalam proses menjaga profesi tersebut, para pendidik
pendidikan. Guru merupakan salah satu atau guru harus selalu menjaga komitmen
faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil dari diri pribadi untuk pekerjaannya
pendidikan yang mempunyai posisi tersebut. Kata profesi identik dengan kata
strategis, maka setiap usaha peningkatan keahlian.
mutu pendidikan perlu memberikan Menurut Martinis Yamin (2013:40)
perhatian besar terhadap peningkatan guru, mengartikan seseorang yang melakukan
baik dalam segi jumlah maupun mutunya. tugas profesi juga sebagai seorang ahli
Guru adalah figur manusia sumber, yang (expert). Pada sisi lain, profesi mempunyai
menempati posisi dan memegang peran pengertian seseorang yang menekuni
penting dalam pendidikan. Ketika semua pekerjaan berdasarkan keahlian,
orang mempersoalkan masalah dunia kemampuan, teknik, dan prosedur
pendidikan figur guru mesti terlibat dalam berdasarkan intelektualitas. Kemudian
agenda pembicaraan, terutama yang Sardiman (2015:21) berpendapat secara
menyangkut persoalan pendidikan formal umum profesi diartikan sebagai suatu
di sekolah. Pendidik atau guru merupakan pekerjaan yang memerlukan pendidikan
tenaga profesional yang bertugas lanjut dalam science dan teknologi yang
merencanakan dan melaksanakan proses digunakan sebagai perangkat dasar untuk
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, diimplementasikan dalam kegiatan yang
melakukan pembimbingan dan pelatihan, bermanfaat. Dari beberapa pengertian
serta melakukan penelitian dan pengabdian mengenai istilah profesi, dapat disimpulkan
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang
pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak memerlukan keterampilan khusus untuk
dapat disangkal karena “lembaga melakukannya, karena dua kata kunci
pendidikan formal adalah dunia kehidupan dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan
guru, sebagian besar waktu guru ada di keterampilan khusus, maka guru
83
merupakan suatu profesi. Profesi guru menengah dapat terpenuhi dalam rangka
sebagai pemegang peran sentral dalam memenuhi ketersediaan, keterjangkauan,
memajukan pendidikan tentu kualitas dan relevansi, kesetaraan, serta
keberadaannya di satuan pendidikan atau kepastian atau keterjaminan memperoleh
sekolah menjadi sangat penting. layanan pendidikan.
Permasalahan yang saat ini sedang Permasalahan lain yang timbul
berkembang pada dunia pendidikan adalah adalah faktor psikologis guru yang harus
distribusi guru yang kurang tepat. Banyak dimutasi antar jenjang berjumlah 6 Guru
sekolah yang kelebihan guru, namun di yang semula mengajar di SD dimutasikan
sekolah lain juga banyak yang kekurangan mengajar di SMP Kabupaten Halmahera
guru. Masalah distribusi guru yang kurang Utara. Sementara ketersediaan guru pada
merata, merupakan masalah tersendiri SD masih sangat kurang terutama di daerah
dalam dunia pendidikan di Indonesia. pinggiran di Halmahera Utara. Banyak
Khususnya daerah-daerah terpencil, masih daerah kabupaten/kota yang telah
sering kita dengar adanya kekurangan guru melakukan mutasi guru terutama yang
dalam suatu wilayah, baik karena alasan diangkat melalui jalur database Badan
keamanan maupun faktor-faktor lain, Kepegawaian Negara (BKN) untuk mengisi
seperti masalah fasilitas dan kesejahteraan formasi pada SD yang kekurangan guru.
guru yang dianggap masih jauh dari yang Demikian pula tidak sedikit guru SD yang
diharapkan. Terkait hal tersebut di atas, semula mengajar di kota maupun
pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan kecamatan harus mutasi ke pinggiran, hal
dalam rangka mengatasi masalah distribusi ini membuat beberapa guru merasa berat
guru ini melalui Peraturan Bersama Lima karena harus menempuh perjalanan yang
Menteri Tahun 2011 tentang Penataan dan cukup jauh dan lama karena kondisi
Mutasi Guru Pegawai Negeri Sipil. infrastruktur yang masih kurang memadai.
Peraturan bersama tentang penataan dan Upaya mutasi guru antar satuan pendidikan
Mutasi guru Pegawai Negeri Sipil disusun ini juga belum dapat memenuhi kebutuhan
dalam rangka menindaklanjuti rencana aksi guru SD di beberapa daerah, sehingga guru
(N2P9A4) INPRES Nomor XIV Tahun SMP yang juga dimutasi ke SD. Secara
2011 mengenai Regulasi Mutasi Distribusi psikologis maupun kompetensi guru yang
Guru. Kementerian Pendidikan dan di mutasi antar jenjang ini tentu cukup
Kebudayaan (Kemendikbud) yakin soal terpukul. Guru yang terbiasa berada dalam
distribusi guru yang tidak merata, yang organisasi sekolah yang cukup besar
dalam kenyataannya belum selesai hingga kemudian pindah ke organisasi sekolah
saat ini. Pasalnya, pemerintah daerah yang yang kecil di daerah pinggiran akan merasa
sudah diberi wewenang dalam mengatur terbebani. Guru yang terbiasa mengajar
pengelolaan guru untuk mewujudkan satu bidang studi, secara kompetensi harus
distribusi guru yang merata di semua beralih menjadi guru kelas yang mengajar
daerah di Indonesia, dalam pelaksanaannya hampir seluruh bidang studi pada siswa SD.
di beberapa wilayah belum sepenuhnya Implementasi Peraturan Bersama Lima
menerapkan Peraturan Bersama Lima Menteri Tahun 2011 tentang Penataan dan
Menteri Tahun 2011 tersebut. Tujuan Mutasi Guru Pegawai Negeri Sipil
dirumuskannya Peraturan Bersama Lima membuat Dinas Pendidikan Kabupaten
Menteri Tahun 2011 adalah untuk Halmahera Utara melakukan mutasi guru
memberikan mutu layanan pendidikan yang secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk
merata di seluruh wilayah Indonesia. memenuhi kebutuhan guru SD di daerah
Dengan demikian kebutuhan guru pada pinggiran Kabupaten Halmahera Utara
jenjang pendidikan anak usia dini, non yang masih kekurangan lebih dari 25 orang
formal, informal, pendidikan dasar, dan tenaga pendidik. Mutasi yang dilakukan
84
tidak hanya antar satuan pendidikan namun kedisiplinan oleh guru, seperti datang
juga antar jenjang dan antar jenis terlambat atau tidak tepat waktu, masih
pendidikan. Hal ini dikarenakan masih ada meninggalkan kelas pada saat proses
kelebihan dari SMP yang dapat dimutasi belajar mengajar. Hal ini dikarenakan guru
untuk mengisi kekurangan guru SD di masih belum menyesuaikan diri dan
lingkungan Dinas PendidikanKabupaten mentaati peraturan dan tata tertib sekolah.
Halmahera Utara. Jika tindakan indisipliner dan pelanggaran
Mutasi Pegawai Negeri Sipil di dilakukan secara terus menerus tidak
dunia pendidikan di Kabupatan Halmahera tercipta ketertiban dan berdampak pada
Utara pada beberapa tahun terakhir ini, kualitas sumber daya mausia akan rendah,
tampak fenomena administratif pada kualitas output lembaga pedidikan tidak
tingkat yang belum pernah terjadi memenuhi harapan yang diinginkan semua
sebelumnya. Berkembangnya isu mutasi pihak. Jika kedisiplinan sudah tertanam
guru di lingkungan Dinas Pendidikan maka keberhasilan dan kesuksesan akan
Kabupaten Halmahera Utara secara besar- dapat diraih. Guru-guru pasca mutasi harus
besaran mulai menuai protes sejumlah menunjukkan kinerjanya terhadap image
pihak. Mereka menuntut pihak Dinas sekolah favorit yang disandang SMP
Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara Negeri 1 Kabupaten Halmahera Utara pada
agar tidak memindahkan guru di sekolah sebelum mutasi terjadi Kabupaten
mereka dan menggantinya dengan guru Halmahera Utara saat ini terdapat 4
baru. Alasan yang mereka sampaikan, Sekolah Dasar dan 3 Sekolah Menengah
karena guru baru nanti akan sulit Pertama. Peneliti memilih SMP Negeri 1
beradaptasi dengan mereka. Para siswa Kabupaten Halmahera Utara, merupakan
menggelar orasi di sekolah. Pro dan kontra salah satu sekolah favorit, sekolah standar
tentu hal pertama yang muncul setelah SK nasional (SSN) terakreditasi “A” dan
Mutasi diterima oleh para guru SD dan mendapat predikat sekolah unggulan. Guru-
SMP di Kabupaten Halmahera Utara. guru di SMP Negeri 1 Kabupaten
Kebijakan mutasi guru yang dilakukan oleh Halmahera Utara merupakan kumpulan
pemerintah Kabupaten Halmahera Utara guru-guru SMP yang ada di di Tobelo
tentu menyisakan banyak pertanyaan. Kabupaten Halmahera Utara. Kinerja guru
Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan ditandai dengan profesionalisme dengan
berdalih, bahwa mutasi merupakan adanya standar atau jaminan mutu
kebutuhan yang sangat mendesak harus seseorang guru. Jaminan mutu ini dapat saja
dilakukan, yang barangkali tanpa melalui dalam kalangan terbatas dilingkungan
analisis terhadap kebutuhan apa yang masyarakat umum membuat penilaian
dimaksud. Karena pada kenyataannya terhadap kinerjanya. Kinerja guru dalam
mutasi masih menyisakan fenomena di hal disiplin datang ke sekolah tepat waktu,
mana masih terjadi penumpukkan guru disiplin guru dalam hal menjalankan tugas
mata pelajaran di suatu sekolah hingga mengajar di kelas.
berdampak pengaturan jam sertifikasi
menjadi kacau, jarak antara tempat tinggal KAJIAN TEORI
guru dengan sekolah masih ada yang tidak Kebijakan Pendidikan
cocok dengan domisili guru. Alasan mutasi Istilah kebijakan pendidikan banyak
untuk mendekatkan lokasi mengajar dikonotasikan dengan istilah perencanaan
dengan tempat tinggal. Kenyataan pendidikan, rencana induk tentang
dilapangan khususnya SMP Negeri 1 pendidikan, pengaturan pendidikan,
Kabupaten Halmahera Utara lebih kurang kebijakan tentang pendidikan, serta istilah
3,5 tahun pasca mutasi masih ditemukan lain yang mirip dengan istilah tersebut.
terjadinya pelanggaran terhadap Namun istilah-istilah tersebut itu
85
sebenarnya memiliki perbedaan isi dan dalam pendidikan dan 2) melembagakan
cakupan makna dari masing-masing yang mekanisme akuntabilitas untuk mengukur
ditunjuk oleh istilah tersebut. kinerja siswa dan guru. (Nanang Fattah,
Kebijakan merupakan segala 2013: 132-133).
perbuatan yang dikehendaki pemerintah
untuk dilakukan atau tidak dilakukan yang Proses Kebijakan
dirumuskan dalam suatu kebijakan, untuk Menurut William N. Dunn (2010:
mencapai tujuan yang hendak dicapai 24), tahap-tahap dalam proses pembuatan
melalui program-program pemerintah. kebijakan yaitu penyusunan agenda,
Setiap kebijakan negara tidak dapat formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
dilepaskan dari tujuan keberadaan negara implementasi kebijakan, serta penilaian
tersebut. Negara dengan segala fungsinya kebijakan. Berikut tahap-tahap dalam
berhak untuk membuat atau tidak membuat proses pembuatan kebijakan :
kebijakan. (Yoyon Bahtiar: 2013:34). Tabel 2.Tahap-Tahap dalam Proses
Kebijakan pendidikan merupakan Pembuatan Kebijakan
bagian dari kebijakan negara atau kebijakan
publik pada umumnya. Kebijakan Fase Karakteristik
pendidikan merupakan kebijakan publik Penyusunan Para pejabat yang dipilih dan diangkat
yang mengatur khusus regulasi berkaitan Agenda menempatkan masalah pada agenda publik.
Banyak masalah tidak disentuh sama sekali,
dengan penyerapan sumber, alokasi dan sementara lainnya ditunda untuk waktu lama.
distribusi sumber, serta pengaturan Formulasi Para pejabat merumuskan alternatif kebijakan
perilaku dalam pendidikan. Kebijakan Kebijakan untuk mengatasi masalah. Alternatif
pendidikan merupakan keputusan berupa kebijakan melihat perlunya membuat perintah
pedoman bertindak baik yang bersifat eksekutif, keputusan peradilan, dan tindakan
legislative.
sederhana maupun kompleks, baik umum
Adopsi Alternative kebijakan yang diadopsi dengan
maupun khusus, baik terperinci maupun Kebijakan dukungan dari mayotitas legislatif, consensus
longgar yang dirumuskan melalui proses diantara direktur lembaga, atau keputusan
politik untuk suatu arah tindakan, program, peradilan.
serta rencana rencana tertentu dalam Implementasi Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan
menyelenggarakan pendidikan (Arif Kebijakan oleh unit-unit administrasi yang
memobilisasikan sumber daya finansial dan
Rohman, 2014: 85-86). manusia.
Kebijakan pendidikan merupakan Penilaian Unit-unit pemeriksaan dan akuntansi dalam
keseluruhan proses dan hasil perumusan Kebijakan pemerintahan menentukan apakah badan-
langkah-langkah strategis pendidikan yang badan eksekutif, legislatif, dan peradilan
dijabarkan dari visi, misi pendidikan, memenuhi persaratan undang-undang dalam
pembuatan kebijakan dan pencapaian tujuan.
dalam rangka untuk mewujudkan
tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu
Berdasarkan penjelasan di atas
masyarakat untuk suatu kurun waktu
dapat disimpulkan bahwa proses
tertentu (H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho,
pembuatan kebijakan harus melalui
2016: 140).
tahap-tahap. Setiap tahap mempunyai
Kebijakan dalam pendidikan
peran masing-masing dan harus sesuai
ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur
dengan urutannya. Dari lima proses
pengelolaan sekolah pemerintah yang
kebijakan di atas, peneliti dalam
diatur tidak hanya kurikulum, pedagogi,
penelitian ini fokus pada fase
dan penilaiannya, tetapi juga kondisi guru
implementasi kebijakan.
dan pemeliharaan sarana fisik sekolah.
Fungsi kebijakan dalam pendidikan adalah:
Implementasi Kebijakan
1) menyediakan akuntabilitas norma
Implementasi kebijakan itu
budaya yang menurut pemerintah perlu ada
sesungguhnya tidak hanya menyangkut
86
perilaku badan-badan administratif yang pengaruh dalam suatu fenomena. Arikunto
bertanggung jawab untuk melaksanakan (2010:310) dalam Prastowo (2011: 203)
program dan menimbulkan ketaatan pada menegaskan bahwa penelitian deskriptif
diri kelompok sasaran, melainkan pula tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
menyangkut jaringan-jaringan politik, tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa
ekonomi, dan sosial yang langsung atau adanya tentang sesuatu variabel, gejala,
tidak langsung dapat memengaruhi perilaku atau keadaan.
dari semua pihak yang terlibat (Solichin,
2015: 136). Implementasi adalah suatu Subjek dan Objek Penelitian
proses yang melibatkan sejumlah sumber Subjek dalam penelitian ini adalah
yang termasuk manusia, dana, dan kepala dinas dan atau staf dinas yang
kemampuan organisasional yang dilakukan terkait dengan kebijakan penataan dan
oleh pemerintah maupun swasta (individu Mutasi guru PNS di kabupaten Halmahera
atau kelompok). (Joko, 2012: 88). Utara. Sedangkan objek dalam penelitian
Dari paparan di atas, nampak ini adalah implementasi kebijakan penataan
bahwa proses implementasi kebijakan dan Mutasi guru PNS.
termasuk dalam pengertian ini adalah
implementasi kebijakan pendidikan Teknik Pengumpulan Data
merupakan proses yang tidak hanya Adapun teknik pengumpulan data yang
menyangkut perilaku-perilaku badan akan digunakan dalam penelitian ini adalah
administrtaif yang bertanggug jawab untuk sebagai berikut:
melaksanakan program dan menimbulkan 1. Wawancara :
ketaatan kepada kelompok sasaran (target Wawancara adalah percakapan
groups), melainkan juga menyangkut dengan maksud tertentu. Percakapan itu
faktor-faktor hukum, politik, ekonomi, dilakukan oleh dua pihak, yaitu
sosial yang langsung atau tidak langsung pewawancara yang mengajukan pertanyaan
berpengaruh terhadap perilaku dari dadn yang diwawancarai yang memberikan
beerbagai pihak yang terlibat dalam jawaban atas pertanyaan itu (Lexy, 2011:
program yang kesemuanya itu 135). Esterberg (2002) dalam Sugiyono
menunjukkan secara spesifik dari proses (2012: 73) mengemukakan beberapa
implementasi yang sangat berbeda dengan macam wawancara, sebagai berikut:
proses formulasi kebijakan pendidikan. a. Wawancara terstruktur
(Arif Rohman, 2014: 105-107). Wawancara terstruktur digunakan
bila peneliti telah mengetahui dengan pasti
METODE PENELITIAN tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Pendekatan Penelitian Peneliti telah menyiapkan instrumen
Dalam penelitian ini pendekatan penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
yang akan digunakan adalah pendekatan tertulis yang alternatif jawabannya telah
penelitian kualitatif dengan metode disiapkan.
deskriptif. Andi Prastowo (2011: 201) b. Wawancara semiterstruktur
menjelaskan metode deskriptif merupakan Jenis wawancara ini lebih bebas
pencarian fakta dengan interpretasi yang dibandingkan dengan wawancara
tepat. Penelitian ini mempelajari masalah- terstruktur. Tujuan dari wawancara ini
masalah dalam masyarakat dan tata cara adalah untuk menemukan permasalahan
yang berlaku dalam masyarakat serta secara lebih terbuka, dimana pihak yang
situasi-situasi tertenttu, termasuk diajak wawancara diminta pendapat, dan
hubungan, kegiatan kegiatan, sikap-sikap, ide-idenya.
pendangan-pandangan, serta protes-protes c. Wawancara tak berstruktur
yang sedang berlangsung dan pengaruh-
87
Wawancara ini bebas di mana peneliti ataupun rinci yang akan dipertanyakan
tidak menggunakanpedoman wawancara kepada informan. Dalam pengumpulan data
yang telah tersusun secara sistematis dan menggunakan metode ini peneliti dibantu
lengkap untuk pengumpulan datanya. dengan buku catatan, kamera, serta alat
Pedoman wawancara yang digunakan perekam.
hanya berupa garis-garis besar 2. Pedoman Dokumentasi
permasalahan yang akan ditanyakan. Data yang dibutuhkan dalam
Dalam penelitian ini peneliti akan penelitian ini berupa arsip Dinas
menggunakan wawancara terstruktur dan Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara
semi terstruktur dengan sumber data yaitu berupa profil pendidikan kabupaten
informan. Informan tersebut terdiri dari Halmahera Utara laporan perencanaan
kepala dinas pendidikan, kepala bagian penataan dan Mutasi guru PNS dan juknis
perencanaan pendidikan, dan kepala bagian pelaksanaannya.
sekolah dasar di dinas pendidikan
kabupaten Halmahera Utara. Teknik Analisis Data
2. Dokumentasi 1. Reduksi data
Dokumentasi atau kajian dokumen Data yang diperoleh dari lapangan
merupakan sarana pembantu peneliti dalam jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
mengumpulkan data atau informasi dengan perlu dicatat secara teliti dan rinci.
cara membaca surat-surat, pengumuman, Mereduksi data berarti merangkum,
iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
(Jonathan, 2011:225). Dalam penelitian polanya.
ini, dokumentasi yang akan diambil oleh 2. Penyajian data
peneliti antara lain yaitu arsip Dinas Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
Pendiikan Kabupaten Halmahera Utara uraian singkat, bagan, hubungan antar
berupa profil pendidikan Kabupaten kategori, dan lainnya. Dalam hal ini Miles
Halamahera Utara, laporan perencanaan dan Huberman menyatakan yang paling
dan Mutasi guru PNS dan juknis sering digunakan untuk menyajikan data
pelaksanaannya. dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
Instrumen Penelitian 3. Verifikasi
Dalam penelitian kualitatif, Kesimpulan awal yang
instrumen penelitiannya adalah peneliti itu dikemukakan masih bersifat sementara, dan
sendiri. Oleh karena itu, peneliti dalam akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
penelitian kualitatif sering disebut sebagai bukti yang kuat yang mendukung pada
instrumen kunci. Peneliti bertugas untuk tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
menntukan fokus penelitian, memilih apabila kesimpulan yang dikemukakan
informan, melakukan pengumpulan data, pada tahap awal, didukung oleh buktit-
menganalisis data, menafsirkan data bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kemudian menyimpulkan data yang kembali ke lapangan mengumpulkan data,
ditemukannya. Dalam penelitian ini peneliti maka kesimpulan yang dikemukakan
menggunakan instrumen penelitian untuk merupakan kesimpulan yang kredibel
membantu dalam pengambilan data yaitu (Sugiyono, 2014: 91-99).
berupa pedoman wawancara dan
dokumentasi.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisikan
pertanyaan-pertanyaan secara garis besar
88
Gambar 1. Triangulasi data Menurut T sebagai salah satu staff di
dinas pendidikan bagian kepegawaian
menjelaskan tentang proses
Kepala Dinas Pendkidikan
Halmahera Utara implementasi bermula dari pusat
hingga sampai ke lapangan sebagai
berikut:
“kebijakan berawal dari mendikbud
yang berupa peraturan bersama lima
Kepala Bagian Kepala Seksi Pendidikan
Perencanaan Dasar Halmahera Utara
menteri kemudian kami laksanakan di
Pendidikan Dasar sini. Di sini kami laksanakan sesuai
Kabupaten Halmahera dengan juknis yang telah dibuat dalam
Utara
peraturan tersebut” (J, 26/04/2021).
Triangulasi data pada penelitian ini Selain itu S selaku salah satu staff
menggunakan tiga sumber. Sumber dinas bidang Bina Program
pertama yaitu kepala dinas pendidikan menjelaskan proses kebijakan dari
kabupaten Halmahera Utara. Sumber kedua pusat ke lapangan.
yaitu kepala bagian perencanaan “Distribusi penataan guru merupakan
pendidikan dasar. Sumber ketiga yaitu kewenangan penuh Badan
kepala bagian sekolah dasar dan SMP. Kepegawaian Daerah dengan dasar
Gambar 2. Triangulasi teknik usulan dari Dinas Pendidikan.
Mekanisme dengan sosialisasi melalui
BKD Kabupaten Halmahera Utara
Wawancara Dokumentasi kepada pemangku kepentingan
pendidikan seperti Dinas pendidikan,
pengawas, kepala UPT PPD, dan
kepala sekolah” (S, 26/04/2021).
Observasi Pernyataan di atas diperkuat dengan
pernyataan T sebagai salah satu staff dinas
Triangulasi data dalam penelitian ini pendidikan bagian PTK SD.
juga dilakukan pada teknik pengumpulan “mekanisme awalnya yaitu
data melalui observasi, wawancara, dan menghitung kebutuhan guru yang ada
dokumentasi. Triangulasi teknik dalam di sekolah. Selanjutnya penataan
pengumpulan data sebagai penguat dalam gurunya kita sesuai apa yang tertera di
keabsahan data yang ada. dalam peraturan atau kebijakan yang
sudah ditentukan. Dari sini kita
HASIL PENELITIAN turunkan ke masing-masing sekolah
Mekanisme implementasi kebijakan terkait kebijakan tersebut. Untuk
penataan dan mutasi guru PNS di Dinas penempatannya kita berikan SK
Pendidikan Halmahera Utara. kepada pihak yang terkait dia harus
a. Mekanisme implementasi kebijakan ditempatkan di sekolah mana” (T,
berawal dari pusat hingga 25/04/2021).
pelaksanaannya di lapangan Dari beberapa wawancara dengan
Kebijakan penataan dan mutasi guru beberapa staff dinas pendidikan
PNS berawal dari pusat atau di Halmahera Utara diketahui bahwa proses
kementerian pendidikan dan implementasi kebijakan bermula dari
kebudayaan sebagai pembuat pusat yaitu kementerian pendidikan dan
kebijakan. Dari pusat kemudian kebudayaan yang diturunkan ke masing-
diturunkan ke dinas setiap daerah dan masing dinas dan diturunkan lagi ke
turun lagi ke lapangan atau sekolah. sekolah-sekolah. Untuk keputusan akan
89
diberikan surat keputusan kepada guru kebijakan penataan dan mutasi guru PNS
yang terkena kebijakan tersebut. terdapat mekanisme implementasinya di
b. Mekanisme implementasi kebijakan tingkat Dinas. S dalam wawancaranya
penataan dan mutasi guru PNS pada dengan peneliti menjelaskan mekanisme di
jenjang SD dan SMP di tingkat satuan tingkat Dinas
pendidikan “Dinas mempunyai team sendiri untuk
Dalam proses implementasi menganalisis kebutuhan guru melalui
kebijakan penataan dan mutasi guru PNS laporan kebutuhan guru yang diberikan
terdapat mekanisme implementasinya di sekolah ke dinas. Hasil analisis akan
tingkat satuan pendidikan. J dalam disampaikan ke sekolah atau guru yang
wawancaranya menjelaskan mekanisme akan dipindah tugaskan di sekolah lain” (S,
di tingkat satuan pendidikan. 28/04/2021).
“Dari dinas mengirimkan surat J juga menjelaskan mekanisme
edaran ke sekolah untuk membuat implementasi kebijakan di tingkat Dinas.
laporan kebutuhan guru, kemudian “Semua data yang diperoleh dari sekolah
laporan tersebut akan diserahkan akan dikumpulkan dan dianalisa di sini.
ke dinas untuk diproses dan Tugas dari dinas adalah mengatur agar
diolah” (J,26/04/2021). semua sekolah tercukupi kebutuhan
Peneliti juga wawancara dengan S gurunya dan tidak kelebihan guru” (J,
yang kemudian menjelaskan mekanisme 28/04/2021).
implementasi kebijakan dalam tingkat Hal yang sama dikemukakan oleh S.
satuan pendidikan. “Dinas mengirimkan surat edaran ke
”Sekolah cukup melaporkan ke sekolah untuk membuat laporan kebutuhan
dinas berapa jumlah guru mereka, guru, kemudian dilaporkan kembali ke
berapa jumlah guru kelas, guru dinas. Dinas kemudian mengirimkan Surat
agama, guru olahraga, guru mata keputusan kepada guru jika akan dipindah
pelajaran serta kepala sekolah. atau dimutasi” (S, 17/03/2017).
Jumlah rombel juga harus Dari hasil wawancara di atas dapat
dilaporkan ke dinas” (S, diketahui bahwa mekanisme implementasi
27/04/2021). kebijakan yang ada di Dinas yaitu
Hal yang sama dikemukakan oleh J. menerima laporan kebutuhan guru yang
“Setiap bulan sekolah mempunyai dibuat oleh sekolah kemudian dianalisa
laporan tentang kebutuhan guru di oleh team yang ada di dinas. Dinas
sekolah yang disetorkan ke dinas bertugas untuk mengatur distribusi guru
melalui pengawas atau UPT” (J, PNS agar merata tidak kelebihan atau
27/04/2021). kekurangan. Jika ada guru yang dipindah
Dari hasil wawancara di atas dapat sekolah maka dari dinas akan memberikan
diketahui bahwa mekanisme implementasi surat keputusan kepada guru yang
kebijakan di tingakt satuan pendidikan bersangkutan.
yaitu sekolah membuat laporan yang d. Pengawasan yang dilakukan dalam
berisikan jumlah rombel, guru kelas, guru implementasi kebijakan penataan
olahraga, guru agama, serta kepala dan mutasi guru PNS
sekolah. Data tersebut kemudian Proses implementasi bisa tidak
dilaporkan ke Dinas untuk dianalisa. berjalan dengan lancar jika tidak ada
c. Mekanisme implementasi kebijakan pengawasan yang dilakukan. Pengawasan
penataan dan mutasi guru PNS pada selalu dilakukan guna mengetahui
jenjang SMP di tingkat Dinas jalannya kebijakan tersebut. S menjelaskan
Pendidikan Halmahera Utara dalam wawancaranya.
Dalam proses implementasi “kalau berbicara soal pengawasan
90
biasanya kita dapat laporan dari J juga menjelaskan ketika wawancara
pihak sekolah langsung atau UPT dengan peneliti.
yang bersangkutan” (S, “Dari kemendikbud mensosialisasikan
28/04/2021). kepada dinas masing-masing daerah.
DJ juga menjelaskan terkait Kemudian dinas membentuk team
pengawasan dalam implementasi untuk melakukan sosialisasi kepada
kebijakan. semua kepala sekolah”
“Pengawasan dilakukan oleh (J,28/04/2021).
Inspektorat bersama Badan Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Kepegawaian Daerah terkait DJ.
kebijakan penataan dan mutasi “Kita kan ada team pengawas sekolah
guru PNS di Halmahera Utara” (Dj, yang ada di lapangan, mereka yang
28/04/201). menjembatani antara dinas dengan
Hal serupa juga dijelaskan oleh J. sekolah. Untuk pemberitauan kita
“Pengawasannya yang kita menempatkan berikan surat edaran kepada setiap
pengawas Di Sekolah. Tugas pengawas sekolah, serta kita sudah mengadakan
tersebut yaitu mengawasi serta melaporkan sosialisai kepada sekolah-sekolah” (J,
ke kita terkait penataan guru tersebut. 26/04/2021).
Pengawasan yang lain yaitu melalui UPT” Dari hasil wawancara dengan
(J, 26/04/2021). narasumber dapat diketahui jika proses
Dari wawancara di atas dapat komunikasi yang dilakukan antara
diketahui bahwa pengawasan dalam pembuat kebijakan dengan pelaksana
implementasi kebijakan sangat diperlukan, kebijakan yaitu dengan melakukan
pengawasan dilakukan oleh inspektorat sosialisasi. Dari pusat memberikan
atau pengawas yang ditempatkan oleh sosialisasi kepada masing-masing kepala
Dinas di sekolah. Dari pengawas ini yang dinas, kemudian dari dinas memberikan
akan melaporkan ke Dinas jalannya sosialisai kepada sekolah sebagai
kebijakan yang diimplementasikan. pelaksana kebijakan.
e. Proses komunikasi yang dilakukan 1. Kesediaan/kepatuhan sumber daya
dinas kepada sekolah dalam implementasi kebijakan
Pembuat kebijakan serta pelaksana penataan dan mutasi guru PNS di
kebijakan harus sepaham terkai Halmahera Utara.
implementasi kebijakan penataan dan a. Kesediaan guru PNS yang
mutasi guru PNS. Hal tersebut agar ketika terdampak kebijakan penataan
melaksanakan kebijakan tidak ada kesalah dan mutasi guru PNS
pahaman dalam pelaksanaannya. Oleh Kebijakan penataan dan mutasi
sebab itu diperlukan komunikasi yang guru PNS bertujuan agar distribusi guru
baik antara pembuat kebijakan dan itu merata. Guru merupakan orang yang
pelaksana kebijakan. S menjelaskan terkait langsung dengan kebijakan tersebut
proses komunikasi antara pembuat atau sebagai pelaksana kebijakan tersebut.
kebijakan dengan pelaksana kebijakan. Kesediaan guru menentukan kelancaran
“Komunikasinya dengan kita implementasi kebijakan penataan dan
memberikan surat edaran atau surat mutasi guru. Kebijakan tersebut akan
keputusan tentang adanya kebijakan berjalan lancar jika guru yang
tersebut. Selain itu kita dari dinas juga terdampak kebijakan bersikap
melakukan sosialisasi untuk lebih kooperatif. Terkait kesediaan guru PNS
memperjelas bagaimana isi kebijakan yang terdampak kebijakan, J menjelaskan
itu sendiri” (S,28/04/2021). pada wawancara.
“jika sudah ada surat keputusan
91
dari dinas biasanya guru macam-macam. Alasannya beda-
bersedia” (J, 28/04/2021). beda, mulai dari sekolah yang baru
S juga menjelaskan tentang jaraknya jauh, ada juga yang
ketersediaan guru PNS kepada peneliti. beralasan sudah nyaman di sekolah
“Guru PNS yang terdampak yang lama, lain-lain” (S,
kebijakan penataan dan mutasi guru 28/04/2021).
secara makro bisa menerima,
meskipun ada beberapa yang Dari hasil wawancara ketiga
keberatan karena alasan pribadi informen, peneliti mendapatkan
tetapi masih bisa diselesaikan penjelasan bahwa tidak semua guru
dengan baik” (S, 28/04/2021). menerima jika dia dipindah tugaskan di
Hal yang sama juga dijelaskan oleh J. sekolah lain. Alasannya juga bermacam-
“Kalau gurunya sendiri sebenarnya tidak macam, ada yang beralasan sekolah yang
ada masalah, karena mereka tau ini sudah baru jaraknya lebih jauh dari yang lama,
kebijakan yang harus diterapkan” (J, ada juga yang alasan sudah nyaman
26/04/2021). dengan sekolah yang lama.
Dari penjelasan ketiga responden di
atas semua sama penejelasannya yaitu Faktor Pendukung dan Penghambat
sebagian besar guru yang terdampak dalam Implementasi Kebijakan
kebijakan bersedia untuk dipindah a. Faktor pendukung
tugaskan ke sekolah yang lain. Meskipun Faktor pendukung dalam
juga ada yang menolak namun mengimplementasikan kebijakan
jumlahnya tidak banyak dan bisa penataan dan mutasi guru PNS pada
diselesaikan dengan baik. jenjang SD di Kabupaten Halmahera Utara
b. Guru yang menolak kebijakan diantaranya yaitu komunikasi yang terjalin
penataan dan mutasi guru PNS baik antara dinas pendidikan Kabupaten
Tanggapan guru terkait Halmahera Utara dengan pihak sekolah.
implementasi kebijakan penataan dan Sosialisasi berjalan lancar sehingga tidak
mutasi guru PNS itu berbeda beda. Ada ada salah komunikasi antara pihak dinas
yang menerima ada juga yang menolak. dengan sekolah. Seperti yang dijelaskan
Seperti yang dijelaskan oleh S ketika oleh informen S.
wawancara dengan peneliti. “alhamdulillahnya kita
“kebanyakan guru menerima komunikasinya dengan sekolah
untuk dimutasi. Kalaupun ada berjalan denga baik. Sekolah juga
yang menolak biasanya terbuka” (S, 28/04/2021).
hanya satu atau dua” (S,
28/04/2021). Sependapat dengan informen S informen
Alasan guru yang menolak kebijakan Dj juga menyatakan hal yang sama.
penataan dan mutasi guru bermacam- “sosialisai kita berjalan dengan baik.
macam alasan. Seperti yang dijelaskan Setiap ada sosialisasi, sekolah selalu
oleh S. hadir dan memahami materi. Jadi
“Ada juga yang menolak, kita lebih gampang untuk menjalankan
alasannya jarak tempuh tempat kebijakan ini.” (DJ, 28/01/2021).
bekerja yang baru terlalu jauh” Pernyataan dari informen DJ dan
(S, 27/04/2021). informen S didukung oleh pernyataan dari
Narasumber S juga menjelaskan informen J.
alasan guru yang menolak kebijakan “sekolah selalu terbuka dalam
penataan dan mutasi guru. memberikan informasi terkait
“Ada beberapa. Alasannya juga kebutuhan guru di sekolahnya. Ini
92
membuat kita lebih mudah dalam nya sedikit sekali” (J, 28/04/2021).
mengumpulkan data-data yang Informen S juga menjelaskan dalam
dibutuhkan dalam wawancaranya.
mengimplementasikan kebijakan “Masalah utamanya di sini itu
ini.” (J, 27/04/2021). kekurangan guru PNS mas. Karena
b. Faktor penghambat kita kan belum bisa
Semua kegiatan dalam mengangkat PNS baru karena
mengimplementasikan kebijakan tidak kebijakan moratorium. Tahun ini
mungkin sempurna tanpa hambatan guru yang sudah memasuki usia
sedikitpun. Meskipun sudah direncanakan pensiun banyak sekali, sedangkan
dan dirancang dengan baik, namun kita tidak bisa mengangkat guru
kenyataan ketika diimplementasikan selalu yang baru” (S, 26/04/2021).
ada saja hambatan yang muncul, baik Dari hasil wawancara dengan ketiga
hambatan besar maupun hambatan informen dapat diketahui bahwa
kecil. Begitu juga dengan pengimplementasian kebijakan penataan
implementasi kebijakan penataan dan dan mutasi guru PNS jenjang SD di
mutasi guru PNS tingkat SD di Halmahera Utara masih ada hambatan-
Halmahera Utara. Dalam implementasinya hambatannya. Diantara hambatannya yaitu
masih terdapat hambatan-hambatan yang penolakan dari sekolah yang baru untuk
terjadi. Seperti yang dijelaskan oleh menerima guru yang dimutasi. Sekolah
informen S. menolak karena khawatir guru yang
“Hambatan yang sering kita alami itu dimutasi adalah guru yang bermasalah di
sekolah yang menolak guru yang sekolah lama. Hambatan kedua yaitu
dimutasi. Sekolah menganggap guru sekolah mengangkat guru honorer tetapi
yang dimutasi itu biasanya guru yang tidak melaporkan ke dinas dan ketika dinas
bermasalah di sekolah sebelumnya. sudah menempatkan guru PNS di sekolah
Hambatan lain yaitu sekolah tersebut, guru honorernya tidak
mengangkat guru honorer tanpa dikeluarkan sehingga terjadi kelebihan
melaporkan ke dinas. Ketika kebutuhan guru. Hambatan ketiga yaitu sekolah lama
guru yang kurang sudah kita berikan, menolak karena guru PNS yang ada di
guru honorer yang sudah diangkat oleh sekolah tersebut juga sedikit. Kemudian
kepala sekolah tetap mengajar di masalah lainnya yaitu saat ini Halmahera
sekolah tersebut. Kepala sekolah tidak Utara kekurangan PNS sedangkan di
mengurangi guru honorer sedangkan waktu yang sama Halmahera Utara tidak
guru PNS sudah kita berikan. Itu yang bisa mengangkat PNS baru karena
menyebabkan kelebihan guru terjadi kebijakan moratorium.
pada guru yang non PNS” (S,
27/04/2021). Upaya Dinas Pendidikan Mengatasi
Dalam wawancara responden J Hambatan Pelaksanaan Kebijakan
juga menjelaskan apa saja hambatan- Penataan dan Mutasi Guru PNS di
hambatan yang dialami ketika Halmahera Utara.
mengimplementasikan kebijakan penataan Ketika dalam
dan mutasi guru. mengimplementasikan kebijakan terdapat
“Pertama, adanya penolakan yang hambatan, maka pembuat kebijakan
bersangkutan karena jarak terlalu harus mencari solusi atau upaya untuk
jauh. kedua, sekolah baru tidak mengatasi hambatan-hambatan yang
mau menerima guru baru. Ketiga, ditemui. Begitu juga dengan dinas
sekolah yang ditinggalkan pendidikan Halmahera Utara ketika
keberatan karena jumlah guru PNS menghadapi hambatan-hambatan dalam
93
mengimplementasikan kebijakan penataan pengimplementasiannya. Kemudian untuk
dan mutasi guru PNS. Dinas sudah mengatasi kekurangan guru PNS
melakukan upaya-upaya untuk mengatasi sementara sekolah menggunakan guru
hambatan yang ada, seperti yang honorer dengan perjanjian jika sudah ada
dijelaskan oleh informen J. guru PNS yang masuk maka guru honorer
“Untuk ke depannya kita akan harus bersedia untuk digantikan atau bisa
membuat kebijakan yang isinya dipindah tugaskan
kurang lebih yaitu memverivikasi
ijazah dari guru non PNS. Guru yang KESIMPULAN
tidak memenuhi standar, maka Berdasarkan hasil penelitian yang
sekolah akan kami rekomendasikan ada mengenai implementasi kebijakan
untuk memindah tugaskan guru penataan dan mutasi guru PNS pada jenjang
tersebut misal dipindah ke bagian SD dan SMP di dinas pendidikan di
TU atau yang lain. Guru yang Kaupaten Halmahera Utara dapat
diangkat harus memenuhi standar disimpulkan bahwa:
yang sudah ditetapkan dalam 1. Mekanisme awal dari penataan dan
peraturan” (J,26/04/2021). mutasi guru PNS jenjang SD dan SMP di
Selain itu, informen S juga lingkungan dinas pendidikan Kabupaten
menjelaskan upaya dinas pendidikan Halmahera Utara, yaitu dinas
Halmahera Utara dalam mengatasi mengirimkan surat edaran ke setiap
hambatan yang ada. sekolah untuk melakukan pendataan
“Badan Kepegawaian Daerah kebutuhan guru yang mencakup jumlah
selalu melakukan sosialisasi guru, kekurangan guru, kelebihan guru,
penataan dan mutasi guru kepada jumlah rombel, dan lain-lain. Pendataan
Dinas pendidikan beserta kebutuhan serta kelebihan guru masing-
jajarannya” (S, 28/04/2021). masing sekolah yang dalam hal ini
Hal yang sama juga dijelaskan oleh dilakukan oleh sekolah itu sendiri. Data
responden DJ dalam kutipan tersebut kemudian diserahkan ke dinas
wawancaranya dengn peneliti. pendidikan Kabupaten Halmahera Utara
“Ya sementara untuk mengatasi yang telah dikoordinir oleh tiap-tiap
kekurangan guru PNS dengan korwil pendidikan masing-masing
mengangkat GTT (Guru Tidak wilayah. Hasil dari kebijakan akan
Tetap)” (Dj, 27/04/2021). disampaikan ke setiap sekolah apakah
Dari hasil wawancara dengan ketiga itu harus ada mutasi guru atau kebijakan
informen di atas, dapat diketahui bahwa yang lainnya. Kebijakan ini akan selalu
dinas pendidikan Halmahera Utara sudah diawasi oleh pengawas yang telah
melakukan upaya untuk mengatasi ditempatkan di setiap korwil masing-
hambatan dalam implementasi kebijakan masing wilayah.
penataan dan mutasi guru PNS jenjang SD. 2. Faktor pendukung dalam
Adapun upaya yang sudah dilakukan yaitu mengimplementasikan kebijakan
dinas pendidikan Halmahera Utara penataan dan mutasi guru PNS pada
mengeluarkan kebijakan yang isinya jenjang SD dan SMP di lingkungan
memverifikasi ijazah guru honorer agar dinas pendidikan di Kabupaten
guru yang kualitasnya belum sesuai mau Halmahera Utara yaitu komunikasi
dipindah tugas dan diganti dengan yang berjalan dengan baik antara pihak
guru PNS yang kualitasnya lebih baik. dinas pendidikan Kabupaten
Badan Kepegawaian Daerah juga Halmahera Utara dengan pihak sekolah.
selalu melakukan sosialisasi agar Sosialisasi berjalan berjalan lancar,
kebijakan tetap terlaksana dan lancar sekolah terbuka dengan data-data yang
94
dibutuhkan dalam implementasi Untuk guru honorer yang sebelumnya
kebijakan. Dalam mengimplementasi sudah diangkat tetapi tidak sesuai
kebijakan penataan dan mutasi guru kemampuannya, sekolah diminta
PNS pada jenjang SD dan SMP juga untuk memberhentikannya atau bisa
menemui hambatan atau masalah. dipindah tugaskan sesuai dengan
Hambatan yang sering terjadi yaitu kemampuannya. Untuk mengatasi
banyak sekolah yang menolak atau masalah kebijakan moratorium, saat
kurang menerima guru baru yang ini solusi yang terbaik memang
dimutasi. Sekolah beralasan guru yang mengangkat guru tidak tetap. Namun
telah dimutasi merupakan guru yang begitu pengangkatan guru tidak tetap
bermasalah. Sekolah kuatir guru harus dengan pertimbangan yang baik.
tersebut tidak bisa meningkatan prestasi
dan kinerja sekolah, justuru bisa DAFTAR PUSTAKA
membuat beban untuk sekolah tersebut. Arif Rohman. (2014). Kebijakan
Hambatan yang lain yaitu sekolah Pendidikan Analisis Dinamika
mengangkat guru honorer untuk Formulasi dan Implementasi.
mengisi kekurangan guru, tanpa Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
berkoordinasi dengan pihak dinas. Arikontu, (2010). Metode Penelitian dan
Namun ketika dari dinas sudah Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina
memberikan guru PNS untuk mengisi Aksara.
kekurangan yang ada, sekolah tersebut Andi Prastowo. (2011). Memahami
tidak mengurangi guru honorer yang Metode-Metode penelitian.
sebelumnya ditunjuk untuk mengajar di Yogyakarta: ArRuzz Media.
sekolah tersebut. Hal ini yang Dadi Permadi dan Daeng Arifin. (2013).
mengakibatkan penumpukan guru di The Smiling Teacher: Perubahan
sekolah tersebut. Kemudian masalah Motivasi dan Sikap Dalam
yang paling utama yang dialami oleh Mengajar. Bandung: Nuansa
dinas dalam mengimplementasikan Aulia.
kebijakan dan mutasi guru PNS Djohar. (2014). Guru, Pendidikan dan
lingkungan dinas pendidikan belum Pembinaannya (Penerapannya
bisa mengangkat PNS baru karena Dalam Pendidikan dan UU Guru).
adanya kebijakan moratorium. Yogyakarta: Grafika Indah.
3. Dinas pendidikan Halmahera Utara Erwan Agus dan Dyah Ratih. (2012).
sudah melakukan berbagai upaya Implementasi Kebijakan Publik:
untuk meminimalisir masalah yang Konsep dan Aplikasinya di
timbul. Dinas pendidikan Kabupaten Indonesia. Yogyakarta: Gava
Halmahera Utara selalu bersosialisasi Media.
dengan sekolah-sekolah terkait H.A.R. Tilaar & Riant Nugroho. (2016).
kebijakan ini. Melalui sosialisasi ini Kebijakan Pendidikan: Pengantar
diharapkan sekolah lebih memahami Untuk Memahami Kebijakan
kebijakan ini sehingga tidak lagi Pendidikan dan Kebijakan
terjadi penolakan. Kemudian dinas Pendidikan Sebagai Kebijakan
pendidikan Kabupaten Halmahera Publik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Utara sedang dalam proses membuat Isjoni. (2012). Gurukah Yang
kebijakab baru yang isinya kurang Dipersalahkan? Menakar Posisi
lebih akan mengatur sekolah dalam Guru Di Tengah Dunia Pendidikan
mengangkat guru honorer harus Kita. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
secara selektif. Guru yang diangkat Joko Widodo. (2012). Analisis Kebijakan
harus sesuai dengan kemampuannya. Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis
95
Proses Kebijakan Publik. Malang: Sardiman A.M. (2015). Interaksi dan
Bayumedia Publishing. Motivasi Belajar Mengajar.
Jonathan Sarwono. (2011). Metode Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Suparlan. (2011). Guru Sebagai Profesi.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Kemendikbud. (2011). Petunjuk Teknis Shinta Rundenan (2012). Pengaruh Mutasi
Pelaksanaan Bersama 5 Menteri Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Tentang Penataan dan Mutasi Guru Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta. Pratama Manado. Tesis :
Lexy J. Moleong. (2011). Metodologi Universitas Samuratulangi.
Penelitian Kualitatif. Bandung: William N. Dunn. (2010). Pengantar
Remaja Rosdakarya. Analisis Kebijakan Publik.
Martinis Yamin. (2013). Sertifikasi Profesi Yogyakarta: Gadjah Mada
Keguruan di Indonesia. Jakarta: University Press.
Gaung Persada Press. Yoyon Bahtiar. (2017). Kebijakan
M. Halwani, 2015. Implementasi Kebijakan Pembaruan Pendidikan: Konsep,
Penataan dan Mutasi Guru Pegawai Teori, dan Model. Jakarta: Raja
Negeri Sipil (PNS) Pada Jenjang Grafindo Persada
SMA Negeri di Kabupaten Kulon
Progo. Tesis : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Nanang Fattah. (2013). Analisis Kebijakan
Pendidikan.Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2012). Pendidikan Guru
Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Rugaiyah dan Atiek Sismiati. (2010).
Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Rustandi, 2012. Implementasi Kebijakan
Penempatan Guru Sekolah Dasar
Terpencil di Kabupaten Sintang.
Tesis : Universitas Negeri Padang.
Solichin Abdul Wahab. (2015). Analisis
Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan
Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Subarsono. (2015). Analisis Kebijakan
Publik: Konsep, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sudarwan Danim dan Khairil. (2012).
Profesi Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, (2014). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta

96

You might also like