Professional Documents
Culture Documents
1
2
sebuah eksperimen untuk mendapatkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 114
jawaban mengenai masalah yang ditugaskan. siswa yang terdiri dari 38 orang siswa kelas
Sedangkan model pembelajaran kooperatif XI IPS 1, 38 orang siswa kelas XI IPS 2, dan
Group Investigation menurut Huda, M 38 orang siswa kelas XI IPS 3. Desain
(2013, hlm. 123) menjelaskan bahwa metode penelitian ini menggunakan non-equivalent
yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan contol group design yang hampir sama
ini lebih menekankan pada pilihan dan dengan pre-test post-test control group
kontrol siswa daripada menerapkan teknik- design, hanya pada desain ini kelompok
teknik pengajaran di ruang kelas. Dalam eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
metode Group Investigation, siswa diberi dipilih secara random.
kontrol dan pilihan penuh untuk Penelitian ini dilakukan dengan
merencanakan apa yang ingin dipelajari dan menggunakan metode penelitian kuasi
di investigasi. Kedua model pembelajaran eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.
ini tidak lagi menjadikan guru sebagai pusat Menurut Sugiyono (2013, hlm. 107) metode
utama dalam proses pembelajaran. Tugas penelitian eksperimen dapat diartikan
guru di sini hanya menjadi fasilitator dan sebagai metode penelitian yang digunakan
pengontrol dalam aktivitas belajar siswa saat untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
proses belajar berlangsung. terhadap yang lain dalam kondisi yang
Berdasarkan penjelasan di atas maka terkendalikan Instrumen penelitian
dipandang perlu diadakan penelitian untuk merupakan alat untuk mengukur fenomena
mengetahui perbedaan penerapan model alam maupun sosial yang terjadi. Instrumen
pembelajaran Problem Based Learning penelitian sangat diperlukan dalam
(PBL) dengan model pembelajaran penelitian ini untuk mencapai tujuan yang
kooperatif Group Investigation terhadap diharapkan. Instrumen sebagai alat
hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengumpul data harus disusun secara baik
sosiologi di SMA Negeri 14 Bandung. untuk mendapatkan hasil data yang objektif.
Maka dari itu untuk mengetahui hasil belajar
siswa yaitu dengan memberikan tes (pre test
METODE dan post test) dan lembar observasi.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117)
populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitas dan karakteristik tertentu yang HASIL
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan Data hasil belajar di SMA Negeri 14
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi Bandung dengan menggunakan model
penelitian ini dipilih siswa kelas XI IPS pembelajaran Problem Based Learning dan
SMA Negeri 14 Bandung pada tahun ajaran model pembelajaran kooperatif Group
2013-2014. Jumlah populasi kelas XI IPS Investigation didapat dari tes awal (pretest),
SMA Negeri 14 Bandung adalah 114 siswa kemudian diberikan treatment, tes akhir
yang terdiri dari 38 siswa kelas XI IPS 1, 38 (post test) hasil dari peningkatan belajar
siswa kelas XI IPS 2, dan 38 siswa kelas XI setelah diberikan treatment. Hasil
IPS 3. Teknik pengambilan sampel yang pengolahan data ini meliputi perhitungan
dipilih adalah purposive sampling. Sampel rata-rata, simpangan baku dan variansi
yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan data mentah.
adalah siswa kelas XI IPS 1 ditetapkan
sebagai kelas eksperimen 1 dengan Tabel 1
menggunakan model pembelajaran Problem Hasil Perhitungan Skor Rata-rata dan
Based Learning, siswa kelas XI IPS 2 Simpangan Baku
sebagai kelas kontrol dengan menggunakan Kelompok Eksperimen dan Kelompok
model pembelajaran konvensional, dan kelas Kontrol
XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen 2 dengan Rata-
Simpangan
menggunakan model pembelajaran No Kelompok
rata ( ) Baku (S)
kooperatif Group Investigation. Jumlah
4
1
Eksperimen
21,18 2,43
Hasil Pengujian Uji Normalitas Chi
1 Kuadrat Dari Kelompok Eksperimen2
Eksperimen Dengan Model Pembelajaran Kooperatif
2 20,55 2,04
2 Group Investigation
3 Kontrol 21,66 2,35 Hasil
No Test N hitung tabel
Uji
Setelah diketahui nilai rata-rata dan 1 Pre test 38 6,6123 15,507 Normal
simpangan baku dari kelompok eksperimen1, 2
Post
38 1,1940 9,488 Normal
eksperimen2, dan kelompok kontrol, test
selanjutnya penulis menganalisis data
dengan menghitung uji normalitas data Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui
dengan uji chi kuadrat, dan uji homogenitas bahwa nilai X2tabel tes awal dalam taraf nyata
dengan uji Bartlett. Hasil perhitungan uji 0,05 dengan dk = 9-1 = 15,507 dan X 2tabel tes
normalitas dapat dilihat pada tabel berikut: akhir dalam taraf nyata 0,05 dengan dk = 5-1
= 9,488, sedangkan dari hasil perhitungan
Tabel 2 diperoleh X2hitung tes awal dan tes akhir pada
Hasil Pengujian Uji Normalitas Chi kelompok pembelajaran dengan
Kuadrat Dari Kelompok Eksperimen1 menggunakan model pembelajaran
Dengan Model Pembelajaran Problem kooperatif Group Investigation adalah
Based Learning 6,6123 dan 1,1940. Kriteria pengujiannya
adalah tolak H0 jika X2hitung yang diperoleh
No Test N tabel Hasil Uji dari data pengamatan lebih besar dari X2tabel,
hitung selain dari itu maka H0 diterima. Dengan
Pre demikian data tes awal dan tes akhir dengan
1 38 2,54 11,070 Normal menggunakan model pembelajaran
test
Post kooperatif Group Investigation berdistribusi
2 38 1,866 12,592 Normal normal, karena nilai X2hitung lebih kecil dari
test
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui nilai X2tabel .
bahwa nilai X2tabel tes awal dalam taraf nyata Tabel 4
Hasil Pengujian Uji Normalitas Chi
0,05 dengan dk = 6-1 = 11,070 dan tabel tes Kuadrat Dari Kelompok Kontrol
akhir dalam taraf nyata 0,05 dengan dk = 7-1 N Hasil
Test N hitung tabel
= 12,592, sedangkan dari hasil perhitungan o Uji
diperoleh tes awal dan tes akhir pada Pre 3 11,07
hitung 1 2,373 Normal
test 8 0
kelompok pembelajaran dengan Post 3 11,07
menggunakan Problem Based Learning 2 4,092 Normal
test 8 0
adalah 2,54 dan 1,866. Kriteria
pengujiannya adalah tolak H0 jika hitung Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui
yang diperoleh dari data pengamatan lebih bahwa nilai tabel tes awal dalam taraf nyata
besar dari tabel selain dari itu maka H0 0,05 dengan dk = 6-1 = 11,070 dan tabel tes
diterima. Dengan demikian data tes awal dan akhir dalam taraf nyata 0,05 dengan dk = 6-1
tes akhir dengan menggunakan model = 11,070, sedangkan dari hasil perhitungan
pembelajaran Problem Based Learning diperoleh X2hitung tes awal dan tes akhir pada
berdistribusi normal, karena nilai hitung kelompok pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional adalah 2,373 dan
lebih kecil dari nilai tabel. 4,092. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0
jika X2hitung yang diperoleh dari data
Tabel 3 pengamatan lebih besar dari tabel , selain
dari itu maka H0 diterima. Dengan demikian
5
data tes awal dan tes akhir dengan pihak atau dua rata-rata yaitu uji-t. Hasil
menggunakan model pembelajaran pengujian kesamaan dua rata-rata
konvensional berdistribusi normal, karena peningkatan hasil belajar siswa pada mata
nilai X2hitung lebih kecil dari nilai pelajaran sosiologi disajikan pada tabel 6.
tabel.
menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tes pengalaman yang diperoleh setelah
yang diberikan adalah pre test sebagai alat dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya
ukur untuk mengetahui kemampuan awal diwujudkan melalui angka-angka tertentu
siswa sebelum diberikan perlakuan dengan serta menyebabkan terjadinya perubahan
model pembelajaran konvensional dan post kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
test diberikan setelah mendapatkan Observasi dilakukan oleh peneliti untuk
perlakuan dengan model pembelajaran melihat dan mengamati aktivitas siswa
konvensional. Soal yang diberikan adalah tes selama mengikuti kegiatan belajar sosiologi
tulis dengan jumlah 30 butir soal pilihan di kelas. Kawasan kognitif, afektif, dan
ganda dengan pokok bahasan kelompok psikomotorik sebagai hasil belajar
sosial. diformulasikan oleh Bloom dan kawan-
Berdasarkan hasil penelitian yang kawan (dalam Wulandari dan Surjono, 2013,
telah dilakukan, siswa di kelas XI IPS 2 hlm. 183) di mana setiap aspek mempunyai
SMA Negeri 14 Bandung yang tujuan kependidikan. Kawasan kognitif
menggunakan model pembelajaran mencakup tujuan kependidikan yang
konvensional dengan metode ceramah tidak berhubungan dengan pengingatan atau
mengalami peningkatan hasil belajar pada pengenalan tentang pengetahuan dan
mata pelajaran sosiologi. Hal ini dapat pengembangan keterampilan, dan
dilihat dari hasil pre test dan post test siswa. kemampuan intelektual. Kawasan afektif
Dengan tidak adanya peningkatan hasil mencakup tujuan kependidikan yang
belajar siswa di kelas XI IPS 2 dapat mendeskripsikan perubahan dalam
menunjukkan bahwa model pembelajaran ketertarikan, sikap, nilai, serta
model pembelajaran konvensional dengan pengembangan apresiasi. Kawasan
metode ceramah masih kurang efektif untuk psikomotorik meliputi hasil belajar yang
diterapkan pada mata pelajaran sosiologi. berkaitan dengan manipulasi dan
Model pembelajaran konvensional dengan keterampilan gerak anggota badan.
metode ceramah memang kurang Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 14
memunculkan keaktifan siswa pada saat Bandung merupakan kelas yang diberikan
kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa perlakuan dengan menggunakan model
yang kurang memiliki ketertarikan terhadap pembelajaran Problem Based Learning
mata pelajaran sosiologi akan senantiasa (PBL). Pada pertemuan pertama, peneliti
menganggap mata pelajaran sosiologi memberikan tes awal (pre test) kepada siswa
merupakan salah satu mata pelajaran yang kelas XI IPS 1 dengan jumlah 30 soal
membosankan. Tidak adanya peningkatan pilihan ganda. Materi yang diujikan kepada
hasil belajar siswa di kelas XI IPS 2 bukan siswa yaitu tentang kelompok sosial. Jumlah
hanya disebabkan oleh penerapan model siswa yang mengikuti pre test adalah 38
pembelajaran konvensional ceramah saja orang siswa. Waktu untuk mengerjakan soal
namun juga disebabkan oleh waktu belajar berlangsung selama 45 menit. Seluruh siswa
mata pelajaran sosiologi yang kurang tepat, dapat dikondisikan dengan baik karena
yaitu pada siang hari, sehingga siswa dapat mengerjakan pre test dengan
menyebabkan siswa kurang konsentrasi pada tenang. Dengan kondisi kelas yang tenang,
saat mengikuti kegiatan belajar. seluruh siswa dapat berkonsentrasi dalam
Selain tes, hasil belajar diperoleh menjawab soal-soal yang telah disediakan.
melalui lembar observasi yang telah Mereka mengumpulkan kertas jawaban tepat
disesuaikan dengan proses kegiatan belajar pada waktu yang telah ditentukan. Selesai
dengan menggunakan model pembelajaran mengerjakan pre test, peneliti mulai
Problem Based Learning (PBL) dan model memancing siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran Group Investigation (GI). pembelajaran dengan cara menanyakan apa
Berdasarkan pendapat Dimyati, dkk, (dalam saja yang mereka ketahui tentang kelompok
Wulandari dan Surjono, 2013, hlm. 183) sosial. Siswa terlihat antusias untuk
menyatakan bahwa hasil belajar adalah memberikan argumen. Selanjutnya, peneliti
ukuran atau tingkat keberhasilan yang dapat mulai memberikan materi dengan
dicapai oleh seorang siswa berdasarkan menggunakan model pembelajaran Problem
8
siswa sulit dikondisikan, karena kebanyakan yang dianggap kurang tepat. Pertemuan
dari mereka tidak ingin satu kelompok selanjutnya siswa diberikan post test yang
dengan siswa yang telah dipilih, namun bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa
setelah peneliti memberikan arahan, setelah diberikan perlakuan dengan model
akhirnya peneliti dapat mengkondisikan pembelajaran Group Investigation (GI). Post
kelas kembali. test yang diberikan berjumlah 30 soal pilihan
Pada pertemuan selanjutnya peneliti ganda dengan materi kelompok sosial.
mengarahkan siswa untuk duduk sesuai Seluruh siswa mengerjakan soal dengan
dengan kelompoknya. Lalu, peneliti tenang dan mengumpulkan lembar jawaban
menugaskan setiap kelompok untuk mencari tepat pada waktunya.
artikel mengenai masalah-masalah yang Berdasarkan hasil observasi, aktivitas
berhubungan dengan kelompok sosial. siswa di kelas XI IPS 3 sebagai kelas
Setiap ketua kelompok diberikan tugas eksperimen 2 tidak begitu antusias,
untuk membagi tugas kepada setiap anggota dikarenakan banyak kendala yang memicu
kelompoknya masing-masing. Pada tahap keributan di dalam kelas saat proses
berikutnya siswa ditugaskan untuk pembelajaran dengan model kooperatif
mendiskusikan artikel yang telah Group Investigation berlangsung. Namun
didapatkannya dan mencari penyelesaian siswa sudah cukup baik mengikuti arahan-
masalah dengan melakukan investigasi. arahan yang disampaikan oleh peneliti.
Kondisi kelas pada saat siswa berdiskusi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 14
dirasakan gaduh, sehingga kegiatan belajar Bandung merupakan kelas yang ditetapkan
kurang kondusif. Terlihat juga beberapa sebagai kelas kontrol yang mendapatkan
siswa yang tidak ikut terlibat dalam diskusi perlakuan dengan model pembelajaran
bersama teman sekelompoknya. Peneliti kooperatif Group Investigation (GI). Pada
sudah mencoba menegurnya, namun karena pertemuan pertama, peneliti memberikan tes
waktu belajar yang sudah cukup siang awal (pre test) kepada siswa kelas XI IPS 2
membuat siswa menjadi kelelahan dan dengan jumlah 30 soal pilihan ganda. Materi
berakibat pada kurangnya konsentrasi siswa yang diujikan kepada siswa yaitu tentang
dalam mengikuti pelajaran. Lalu, peneliti kelompok sosial. Jumlah siswa yang
menugaskan siswa untuk menuangkan mengikuti pre test adalah 38 orang siswa.
seluruh hasil temuannya dalam bentuk Waktu untuk mengerjakan soal berlangsung
laporan dan setiap kelompok diharuskan selama 45 menit. Seluruh siswa dapat
untuk mempresentasikan hasil laporannya dikondisikan dengan baik karena siswa
masing-masing. dapat mengerjakan pre test dengan tenang.
Pada pertemuan selanjutnya, siswa Dengan kondisi kelas yang tenang, seluruh
mempresentasikan hasil laporannya. Siswa siswa dapat berkonsentrasi dalam menjawab
yang presentasi sudah cukup baik dalam soal-soal yang telah disediakan. Mereka
menyampaikan hasil laporannya, sedangkan mengumpulkan kertas jawaban tepat pada
siswa yang menjadi audience tidak begitu waktu yang telah ditentukan.
antusias dalam memperhatikan siswa yang Pada pertemuan selanjutnya, peneliti
sedang melakukan presentasi. Namun memberikan materi kelompok sosial dengan
suasana kelas pada saat presentasi sudah menggunakan model pembelajaran
cukup tenang. Walaupun hanya ada beberapa konvensional dengan metode ceramah.
siswa saja yang aktif dan serius Terdapat beberapa siswa yang membuat
memperhatikan kelompok yang sedang keributan di dalam kelas, namun peneliti
presentasi, siswa lainnya menghargai dapat mengkondisikan siswa yang membuat
temannya yang sedang presentasi dengan keributan di dalam kelas sehingga kegiatan
tidak membuat keributan di dalam kelas. belajar kembali kondusif. Siswa dapat
Pada akhir pembelajaran peneliti mengikuti setiap arahan yang diberikan oleh
mengevaluasi dengan memberikan peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang tidak dimengerti, menanyakan materi kelompok sosial yang
serta meluruskan jawaban-jawaban siswa belum mereka pahami dan memberikan
10
kesempatan pula kepada siswa yang ingin pembelajaran. Model pembelajaran Problem
menjawab pertanyaan dari temannya. Dalam Based Learning telah sukses membuat
hal ini, hanya ada beberapa siswa saja yang kegiatan belajar tidak lagi monoton.
bertanya. Setelah itu peneliti dan siswa Antusiasme para siswa dalam mengikuti
sama-sama membuat kesimpulan mengenai kegiatan belajar cukup tinggi. Berbeda
materi yang telah disampaikan sebelumnya. halnya dengan kelas kontrol yang
Pada tahap akhir siswa diberikan post test menggunakan model pembelajaran
yang bertujuan untuk melihat hasil belajar konvensional metode ceramah. Kegiatan
siswa setelah diberikan perlakuan dengan belajar hanya terpusat pada guru, di mana
model pembelajaran konvensional. Post test seluruh aktivitas di kelas berada di bawah
yang diberikan berjumlah 30 soal pilihan kendali guru. Siswa hanya mendengarkan
ganda dengan materi kelompok sosial. dan mencatat apa yang ia lihat dan ia dengar.
Seluruh siswa mengerjakan soal dengan Hal ini menyebabkan siswa kurang
tenang dan mengumpulkan lembar jawaban termotivasi untuk lebih aktif saat kegiatan
tepat pada waktunya. belajar berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas Berdasarkan hasil penelitian yang
siswa di kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol telah dilakukan, hasil belajar siswa yang
dapat dikondisikan dengan baik. Siswa juga menggunakan model pembelajaran Problem
dapat mengikuti setiap arahan yang Based Learning berbeda tipis dengan hasil
disampaikan oleh peneliti, namun antusias belajar siswa yang menggunakan model
siswa dalam mengikuti pembelajaran pembelajaran konvensional dengan metode
sosiologi dirasakan masih kurang, hal ini ceramah. Hasil belajar siswa di kelas kontrol
ditunjukkan pada saat peneliti memberikan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, belajar siswa di kelas eksperimen 1. Hal ini
hanya ada beberapa siswa saja yang terlihat terjadi karena kelas kontrol merupakan kelas
aktif bertanya dan memberikan argumen yang paling unggul diantara tiga kelas XI
sedangkan siswa lainnya belum termotivasi IPS yang ada di SMA Negeri 14 Bandung.
untuk ikut aktif terlibat dalam kegiatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
belajar. model pembelajaran kooperatif Group
Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil Investigation (GI) mengharuskan siswa
belajar siswa di kelas eksperimen 1 yang untuk dapat ikut berpartisipasi aktif dalam
menggunakan model pembelajaran Problem kegiatan belajar. Model pembelajaran
Based Learning berbeda dengan hasil belajar kooperatif Group Investigation (GI)
siswa di kelas kontrol yang menggunakan merupakan salah satu model pembelajaran
model pembelajaran konvensional metode yang menuntut siswa untuk belajar mandiri,
ceramah pada mata pelajaran sosiologi. karena siswa diberikan kesempatan untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencari penyelesaian dari masalah yang
pada proses pembelajaran, siswa di kelas ditugaskan dengan cara melakukan
eksperimen 1 yang menggunakan model investigasi bersama teman sekelompoknya.
pembelajaran Problem Based Learning Tugas guru di sini adalah hanya menjadi
memang terlihat aktif dan dapat bekerjasama fasilitator dan memantau kegiatan siswa
dengan baik bersama teman-temannya. selama melaksanakan tugasnya. Tujuan dari
Kegiatan belajar tidak lagi terpusat pada model pembelajaran kooperatif Group
guru, tugas guru di sini hanya menjadi Investigation adalah agar siswa dapat lebih
fasilitator dan motivator kegiatan belajar aktif, kreatif, dan melatih siswa untuk berani
siswa di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan berargumen di depan muka umum. Namun
pendapat Arends (dalamSumarji, 2009, hlm. fakta di lapangan menunjukkan bahwa
1) bahwa model pembelajaran Problem antusiasme siswa di kelas eksperimen 2
Based Learning (berbasis masalah) adalah dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi
suatu proses pembelajaran terkonstruksi dengan menggunakan model pembelajaran
bukan proses menerima (receptive process), kooperatif Group Investigation masih
yang dipengaruhi oleh faktor internal aksi sangatlah kurang. Hal ini disebabkan oleh
sosial dan sifat kontekstual dari karakteristik siswa yang tidak dapat
11
dikumpulkan menjadi satu. Kurangnya siswa agar terpacu untuk lebih giat dalam
keakraban antar siswa menyebabkan sulitnya belajar. Selain itu kondisi kelas serta waktu
dalam pembagian kelompok, sehingga belajar yang tepat juga turut berpengaruh
kerjasama yang baik antar anggota terhadap hasil belajar siswa. Kondisi kelas
kelompok tidak terjalin. yang nyaman dan tenang tentu saja akan
Berdasarkan hasil penelitian yang membuat siswa lebih berkonsentrasi dalam
telah dilakukan, hasil belajar siswa di kelas menyerap pelajaran. Dalam hal ini
eksperimen 2 yang menggunakan model dibutuhkan kerjasama antara siswa dengan
pembelajaran kooperatif Group guru agar tercipta suasana kelas yang
Investigation (GI) lebih rendah nyaman. Selain kondisi kelas yang nyaman,
dibandingkan dengan hasil belajar siswa di dibutuhkan pula waktu belajar tepat, karena
kelas kontrol yang menggunakan model berdasarkan hasil penelitian siswa di kelas
pembelajaran konvensional metode ceramah. eksperimen 1 yang menggunakan model
Hal ini terjadi karena pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning
pembelajaran kooperatif Group dijadwalkan belajar sosiologi pada jam
Investigation (GI) di kelas eksperimen 2 pertama, yaitu pada pagi hari lebih
kurang persiapan yang matang serta berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan
rendahnya antusiasme siswa saat belajar. Berbeda halnya dengan siswa di
mengerjakan tugas-tugas yang mendukung kelas eksperimen 2 yang menggunakan
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif model pembelajaran kooperatif Group
Group Investigation (GI). Investigation (GI), di mana mata pelajaran
Dilihat dari hasil pre test dan post test, sosiologi dijadwalkan pada siang hari,
hasil belajar siswa di kelas eksperimen 1 sehingga hal tersebut membuat siswa kurang
mengalami peningkatan, sedangkan hasil siap dan tidak fokus dalam mengikuti
belajar siswa di kelas eksperimen 2 tidak pembelajaran sosiologi dan berakibat pada
mengalami peningkatan. Apabila rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena
dibandingkan maka tentu saja hasil belajar itu, sudah menjadi tugas seorang guru untuk
siswa di kelas eksperimen 1 yang selalu mengawasi dan memberikan motivasi
menggunakan model pembelajaran Problem kepada para siswa agar siswa dapat lebih
Based Learning (PBL) lebih baik aktif dan kreatif dalam mengikuti kegiatan
dibandingkan hasil belajar siswa di kelas belajar untuk mencapai hasil belajar yang
eksperimen 2 yang menggunakan model maksimal.
pembelajaran kooperatif Group Berdasarkan hasil penelitian
Investigation (GI). Hal ini diperkuat oleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
penelitian Albanese & Mitchell (dalam hasil belajar siswa yang menggunakan
Dzulfikar, A, dkk., 2012, hlm. 3), model pembelajaran Problem Based
menunjukkan bahwa, PBL students scored Learning (PBL) dengan hasil belajar siswa
higher in problem solving. yang menggunakan model pembelajaran
Ada beberapa alasan perbedaan hasil kooperatif Group Investigation (GI) pada
belajar yang diperoleh dari kedua kelas mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 14
eksperimen tersebut, diantaranya adalah Bandung. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perbedaan karateristik yang dimiliki oleh belajar siswa di kelas eksperimen 1 yang
masing-masing kelas eksperimen, kondisi menggunakan model pembelajaran Problem
kelas, dan waktu belajar yang turut Based Learning lebih tinggi dibandingkan
memengaruhi hasil belajar siswa. Minat dengan hasil belajar siswa di kelas
belajar siswa dari kedua kelas eksperimen eksperimen 2 yang menggunakan model
saat mengikuti kegiatan belajar pasti pembelajaran kooperatif Group
berbeda. Ada siswa yang memiliki minat Investigation (GI). Oleh sebab itu dapat
belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran disimpulkan bahwa model pembelajaran
sosiologi, adapula siswa yang memiliki Problem Based Learning lebih tepat dan
minat belajar yang rendah. Namun efektif digunakan pada mata pelajaran
sebenarnya minat belajar yang rendah dapat sosiologi khususnya pada pokok bahasan
diatasi apabila guru dapat lebih memotivasi kelompok sosial dibandingkan dengan
12