You are on page 1of 7

Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No.

2, Edisi April 2016

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Group Investigation


Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Materi
Sistem Pencernaan Makanan di SMA Negeri 1 Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara
Elsa Bunga Dayanti1 Hasruddin2 Syahmi Edi2
1
Alumni Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara,
Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
E-mail: bungaelsady@gmail.com

Abstract: This study was aimed to determine the effect of problem based learning and group
investigation on: (1) learning outcomes; and (2) creative thinking ability of student in class XI of
SMAN 1 Muara Batu. This type of research is a quasi-experimental research with pretest-posttest
control group design. Samples were selected using random cluster sampling technique and divided
into experimental and control classes. Class XI IPA3 was applied problem-based learning model, class
XI IPA1 was applied to the model group investigation, and class XI IPA2 was applied in the
conventional learning (control). Multiple choices were used to measure learning outcomes, while tests
of creative thinking skills in the form of essay questions. Data were analyzed using Analysis Covarian
(Anacova) at significance level α = 0.05 and followed by Tukey's test with SPSS 21.0. The results
showed that: (1) There was an effect of learning model to the learning outcomes of students (F =
14.183, P = 0.000). Students who were taught by problem-based learning model was significantly
different from those of group investigation and conventional learning model; and (2) There was an
effect of learning model to students creative thinking abilities (F = 12.030, P = 0.000). Students who
were taught by problem-based learning model was not significantly different from the group
investigation model but differed significantly with students who were taught by conventional learning
model.

Key Word: Pembelajaran Berbasis Masalah, Group Investigation, Hasil Belajar, Kemampuan
Berpikir Kreatif.

PENDAHULUAN Keterampilan berpikir kreatif


Lembaga pendidikan adalah salah satu merupakan kemampuan yang harus dimiliki
harapan besar bagi negeri ini agar bisa siswa dalam belajar sains. Berpikir kreatif
bangkit dari keterpurukan kualitas dapat mendorong siswa untuk menyebutkan
pendidikan dalam semua aspek dan jenjang banyak ide dan contoh-contoh serta solusi
pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut penyelesaian yang berhubungan dengan
sangat diperlukan untuk mendukung kehidupannya. Hal ini dikarenakan berpikir
terciptanya manusia yang cerdas dan kreatif merupakan tahapan bereksplorasi
terampil (Ristanto, 2010). dan elemen penting dalam memecahkan
Pendidikan sains diarahkan untuk masalah (Runco, 2004).
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat Materi Biologi adalah materi yang
membantu peserta didik untuk memperoleh menekankan pengalaman langsung karena
pemahaman yang lebih mendalam dan berhubungan dengan lingkungan. Salah satu
hubungannya dengan alam sekitar (BSNP, materi biologi yang dibahas yaitu mengenai
2006). Hal ini berarti pembelajaran sains sistem pencernaan makanan. Dalam
bukan hanya sekedar teori saja, melainkan kehidupan sehari-hari, banyak
harus melakukan aktivitas, mengetahui dan permasalahan yang berkaitan dengan sistem
memiliki keterampilan yang berkaitan pencernaan makanan yang tidak disadari
dengan pembelajaran sehingga mampu siswa, dikarenakan siswa tidak terbiasa
membentuk keterampilan yang dapat belajar melalui permasalahan-
diaplikasikan pada kehidupan nyata permasalahan.

67
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 2, Edisi April 2016

Dari hasil observasi, ditemukan masih semester dalam kurun waktu tiga tahun
banyak siswa yang tidak paham mengenai terakhir.
makanan yang mereka makan. Siswa juga Kurang bervariasinya model
tidak tahu bahwa adanya zat-zat aditif yang pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
ditambahkan pada makanan sehingga tidak kelas memposisikan guru sebagai
baik apabila dikonsumsi terlalu banyak. pentransfer pengetahuan. Pembelajaran
Sebagian siswa juga masih memilih-milih dalam bentuk transfer pengetahuan kurang
jajanan sesuai dengan rasanya, yang belum mampu meningkatkan kemampuan berpikir
tentu sehat. Dari segi pemahaman materi, siswa. Padahal kemampuan berpikir akan
masih ada siswa yang belum mampu muncul apabila selama proses
mengurutkan jalannya makanan pembelajaran, guru membangun pola
berdasarkan sistem pencernaan makanan, interaksi dan komunikasi yang lebih
menyebutkan dengan baik enzim-enzim menekankan pada proses pembentukan
yang terdapat dalam sistem pencernaan pengetahuan secara aktif.
makanan dan organ yang mensekresikan Guru sebagai salah satu faktor
enzim tersebut, serta hanya mampu penunjang keberhasilan dalam proses
menyebutkan satu atau dua penyakit saja belajar mengajar memegang peranan
yang berkaitan dengan sistem pencernaan penting untuk menjadikan siswa terampil.
makanan. Salah satunya guru dapat menggunakan
Berdasarkan hasil observasi peneliti model-model pembelajaran untuk materi
tersebut, diketahui bahwa pembelajaran yang diajarkannya.
yang dilaksanakan oleh guru di SMA Model pembelajaran berbasis masalah
Negeri 1 Muara Batu, masih dominan adalah pembelajaran yang diterjemahan dari
konvensional, artinya pembelajaran masih kata Problem based learning (PBL). PBM
berpusat kepada guru. Pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran
konvensional ini berbentuk ceramah, yang mengorientasikan masalah diawal
diskusi, dan tanya jawab. Proses diskusi pembelajaran. Masalah dijadikan kasus
dan tanya jawab yang terjadi di kelas hanya untuk memulai suatu topik pembelajaran.
bersifat teoritis saja dan tidak bersifat PBM merupakan model pembelajaran yang
kontekstual. Disisi lain muncul sangat baik dalam merubah paradigma
permasalahan lemahnya kemampuan siswa pendidikan sains. PBM menjadikan siswa
dalam menggunakan cara berpikirnya untuk sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa
menjawab soal berbentuk analisis. Hal ini ikut terlibat dalam pembelajaran mereka
dikarenakan guru cenderung sendiri (Allchin, 2013).
menyampaikan informasi dengan cara Hasil penelitian Gordon et al dalam
berceramah di kelas sedangkan siswa Sungur (2006) menemukan bahwa PBM
mendengarkan apa yang dijelaskan oleh membantu siswa mengembangkan
guru dan meniru apa yang dicatat oleh keterampilan interpersonal, berpikir kritis
gurunya sehingga pengetahuan yang dan mencari informasi. Awang dan Ishak
dimiliki siswa terbatas dengan apa yang (2008) menyatakan bahwa pembelajaran
diberikan oleh guru. Siswa tidak diajak berbasis masalah dapat meningkatkan
untuk berpikir secara kreatif dengan kemampuan berpikir kreatif, karena siswa
menuangkan ide-idenya sendiri berkaitan diajak untuk berpikir dan menyelesaikan
dengan sistem pencernaan. masalah
Pembelajaran konvensional juga Seperti halnnya Pembelajaran Berbasis
mengarahkan siswa untuk mengahafal Masalah, pembelajaran group investigation
sejumlah informasi yang diberikan (GI) juga merupakan model pembelajaran
sehingga siswa sulit menghubungkan yang sesuai dengan paradigma
konsep satu dengan konsep lainnya dan konstruktivis. Siswa mendapatkan
sulit memahami konsep. Kondisi tersebut kesempatan seluas-luasnya untuk terlibat
berdampak pada rendahnya hasil belajar langsung dan aktif dalam proses
siswa yang terlihat dari nilai rata-rata ujian pembelajaran mulai dari perencanaan
68
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 2, Edisi April 2016

sampai cara mempelajari suatu topik. tipe group investigation (GI) dan kelas XI
Group Investigation (GI) memberi IPA2 sebagai kelas kontrol yang
kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir dibelajarkan dengan model ceramah.
secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan Jenis penelitian yang digunakan adalah
produktif (Isjoni, 2009). penelitian eksperimen semu (quasi
Dengan kelebihan yang ada dalam eksperiment). Desain penelitian yang
PBM dan Group Investigation (GI) maka digunakan adalah pretest-postes control
perlu diteliti penggunaan kedua model group design. Pengumpulan data dilakukan
pembelajaran ini pada materi sistem dengan memberikan tes untuk mengukur
pencernaan makanan dengan menggunakan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir
permasalahan-permaslahan yang kreatifnya. Tes dilakukan dua kali yaitu
kontekstual dengan kehidupan siswa sebelum perlakuan (pretes) dan setelah
sebagai solusi agar siswa lebih aktif dalam perlakuan (postes). Instrumen yang
proses belajar sehingga dapat melatih digunakan untuk mengukur hasil belajar
kemampuan berpikir kreatif yang berupa soal pilihan berganda sebanyak 30
diharapkan dapat bermanfaat dalam soal, yang disusun berdasarkan ranah
kehidupan sehari-hari. taksomi Bloom (C1-C6). Setiap jawaban
benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi
METODE PENELITIAN skor 0. Sedangkan tes berpikir kreatif
Penelitian ini dilaksanakan di SMA diukur dengan menggunakan soal essay
Negeri 1 Muara Batu, pada kelas XI sebanyak 10 soal yang mencakup indikator
Semester Genap Tahun Pembelajaran berpikir lancar, luwes, orisinil, dan merinci.
2015/2016 yang beralamat di Jln. Data hasil penelitian diolah dan
Pendidikan No.5 Krueng Mane, Kecamatan dianalisis secar bertahap. Hipotesis diuji
Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. Waktu dengan menggunakan rumus Analisis
penelitian dimulai dari bulan Januari 2016 Covarian (Anacova) pada taraf signifkansi
sampai dengan April 2016. α = 0,05. Ha (terdapat pengaruh) diterima
Populasi dalam penelitian ini adalah apabila nilai signifikansi < 0,05 dan
seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 sebaliknya. Apabila hasil uji statistik
Muara Batu dengan tahun pelajaran menunjukkan adanya pengaruh maka
2015/2016 sebanyak tujuh (7) kelas dengan analisis dilanjutkan dengan uji Tukey.
jumlah 178 siswa. Pengambilan sampel Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik Cluster Random menggunakan software SPSS 21.0
Sampling. Kelas XI IPA3 diperoleh sebagai
kelas eksperimen yang dibelajarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan model pembelajaran berbasis Hasil
masalah (PBM) dan XI IPA1 sebagai kelas Ringkasan data hasil penelitian
yang dibelajarkan dengan model kooperatif disajikan dalam Tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Deskripsi Hasil Belajar Siswa


Nilai Rata-rata
Pretes Postes
Kelas
Hasil Belajar Ket. Berpikir Kreatif Hasil Belajar Ket. Berpikir Kreatif
PBM 43,66 51,93 85,27 82,77
GI 43,68 51,44 80,80 80,07
Konvensional 43,67 51,26 76,78 77,00

Pengaruh model pembelajaran terhadap pembelajaran yang diberikan berpengaruh


hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa (F = 14,183; P
Hasil analisis covarian (Anacova) = 0,000) Berdasarkan pengujian hipotesis
dengan menunjukkan bahwa model maka Ha diterima dan Ho ditolak yang
69
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 2, Edisi April 2016

berarti terdapat pengaruh model dibandingkan dengan siswa yang


pembelajaran terhadap hasil belajar. dibelajarkan dengan model group
Siswa yang dibelajarkan dengan model investigation (GI) (80,80 ± 5,81) dan yang
pembelajaran berbasis masalah (PBM) dibelajarkan secara konvensional yaitu
secara signifikan lebih tinggi (85,26 ± 6,81) 76,77 ± 5,96 (Gambar 1).

90 a

85 a
Hasil Belajar

a
80

75 85,27
80,8
76,78
70

65
PBM GI KONVENSIONAL
Model Pembelajaran

Gambar 1. Grafik nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
berbasis masalah (PBM), group investigation (GI), dan konvensional (F = 14,183; P = 0,000).

Pengaruh strategi pembelajaran kemampuan berpikir kreatif siswa kelas


terhadap kemampuan berpikir kreatif PBM (82,77 ± 5,30) lebih tinggi
Hasil analisis kovarian (Anacova) dibandingkan dengan siswa kelas GI
menunjukkan bahwa model pembelajaran (80,07 ± 4,29). Sementara itu siswa yang
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dibelajarkan secara konvensional lebih
kreatif siswa (F= 12,030, P = 0,00). rendah hasil kemampuan berpikir
Selanjutnya uji Tukey menunjukkan bahwa kreatifnya dibandingkan PBM dan GI yaitu
hasil kemampuan berpikir kreatif siswa dengan rata-rata 77,00 ± 4,06 (Gambar 2).
yang dibelajarkan dengan model PBM
tidak berbeda secara signifikan dengan
model GI, akan tetapi nilai rata-rata

70
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 2, Edisi April 2016

86
a
84

Kemampuan Berpikir Kreatif


a
82

80 a
78

76 82,77
80,07
74
77
72

70
PBM GI KONVENSIONAL
Model Pembelajaran

Gambar 2. Grafik nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Group Investigation (GI), dan Konvensional (F = 12,030; P =
0,000).

Pembahasan Meningkatnya hasil belajar dengan


Pengaruh model pembelajaran terhadap menggunakan model PBM juga
hasil belajar siswa dikarenakan proses pembelajaran dengan
Pemberian model pembelajaran menggunakan model tersebut, dimana siswa
merupakan suatu hal yang harus menjadi memiliki kesempatan untuk terlibat dalam
perhatian pendidik, karena dalam proses proses belajarnya. Siswa diberikan lembar
belajar diarahkan untuk mencapai hasil. diskusi yang berisikan permasalahan
Hasil belajar menunjuk pada suatu kontekstual yang berhubungan dengan
perolehan akibat dilakukannya suatu materi sistem pencernaan makanan. Siswa
aktivitas atau proses yang mengakibatkan dituntut untuk memecahkan permasalahan
perubahnya input secara fungsional. secara aktif baik mandiri maupun
Dengan demikian memilih model berdiskusi dengan anggota kelompoknya.
pembelajaran yang tepat dapat mendorong Adanya interaksi tersebut juga
tercapainya tujuan pembelajaran yang memungkinkan siswa saling bertukar
diinginkan. pendapat dan informasi sehingga
Tingginya hasil belajar siswa dengan pengetahuan yang diperolehnya akan lebih
menggunakan model PBM dikarenakan bermakna. Hal ini sesuai dengan penelitian
dalam proses belajarnya, model PBM Utomo et al (2014) bahwa model
mengorientasikan “masalah” pada awal pembelajaran berbasis masalah berpengaruh
pembelajaran, selanjutnya pengetahuan baik terhadap pemahaman konsep siswa kelas
berupa konsep maupun fakta yang berkaitan VIII SMPN 1 Sumbermalang pada pokok
dengan masalah akan didapatkan oleh siswa bahasan Sistem Gerak Manusia, dengan
melalui proses pembelajaran sehingga nilai soignifikansi sebesar 0,000 (< 0,005).
siswa memiliki kesempatan untuk Selanjutnya Steinbach dalam Mauke, et al
mengingat pengetahuan jangka panjang (2013) menyatakan bahwa dalam PBM,
yang berdampak pada hasil belajarnya. Hal aktivitas pemecahan masalah diawali
ini sesuai dengan pendapat Awang dan dengan konfrontasi dan berakhir apabila
Ishak (2008) bahwa pembelajaran berbasis sebuah jawaban telah diperoleh sesuai
masalah memberikan kesempatan kepada dengan kondisi masalah. Pembelajaran
siswa untuk memahami teori dan konten berbasis masalah menjadi sangat penting,
pengetahuan secara mendalam. karena dalam belajar, peserta didik cepat
lupa jika hanya dijelaskan secara lisan,
71
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 2, Edisi April 2016

mereka ingat jika diberikan contoh, dan sebagai alternatif untuk mengobati sakit
memahami jika diberikan kesempatan yang berhubungan dengan sistem
mencoba memecahkan masalah. pencernaan selain dari yang dijelaskan oleh
guru dan yang disebutkan dalam buku. Hal
Pengaruh model pembelajaran terhadap ini dikarenakan siswa berdiskusi di dalam
kemampuan berpikir kreatif siswa proses pembelajarannya sehingga terjadi
Dari hasil analisis data, skor rata-rata pertukaran informasi dan memunculkan
kelas yang dibelajarkan dengan model PBM solusi-solusi lain yang diketahui dalam
lebih tinggi dibandingkan dengan GI, akan mencegah penyakit yang berhubungan
tetapi secara statistiik Uji Tukey keduanya dengan sistem pencernaan makanan. Proses
tidak berbeda secara signifikan. Hal ini pembelajaran aktif yang dilalui siswa inilah
didukung oleh hasil penelitian Arnyana yang dapat menumbuhkan kreativitas
(2006) mengenai “Pengaruh Penerapan mereka, karena pada dasarnya kreativitas
Strategi Pembelajaran Inovatif Pada juga dapat dihasilkan dari kondisi pribadi
Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan dan lingkungan (press) individu ke perilaku
Berpikir Kreatif Siswa SMA” menunjukkan kreatif (Munandar, 2012).
bahwa kelompok siswa yang belajar dengan Pada Pembelajaran berbasis masalah
strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu dan group investigation, peran guru hanya
strategi Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri sebagai fasilitator dimana nantinya yang
menunjukkan kemampuan berpikir kreatif akan mengarahkan siswa dalam mengambil
berada pada katagori baik. keputusan. Sedangkan siswa akan bertindak
Tidak berbedanya kemampan berpikir sebagai objek utama dalam pembelajaran.
kreatif siswa pada kelas yang dibelajarkan Siswa akan berdiskusi untuk mendapatkan
dengan model PBM dan GI dikarenakan pengetahuan sesuai dengan materi yang
proses pembelajaran yang berlangsung di diajarkan. Melalui diskusi siswa akan lebih
kedua kelas hampir setara, yaitu kreatif untuk mengungkapkan pendapat,
pembelajaran dengan paham menerima pendapat, serta kreatif dalam
konstruktivisme (Isjoni, 2009; Tan, 2009). memberikan pertimbangan dan penilaian.
Paham ini membiasakan siswa untuk Sedangkan pembelajaran konvensional
menemukan pengetahuannya sendiri membiasakan siswa untuk menerima
sehingga proses pembelajaran yang terjadi pengetahuan dari guru dan sebatas apa yang
di kelas menuntun siswa untuk terbiasa ada pada buku. Oleh karena
bergelut dengan ide-ide dan berpikir secara pembelajarannya hanya satu arah, maka
kreatif. siswa cenderung malu untuk
Pembelajaran secara konstruktivis juga mengungkapkan pendapat yang berujung
dikategorikan sebagai pembelajaran aktif, pada terhambatnya kreativitas mereka.
hal ini dikarenakan siswa memperoleh
pengetahuan karena keterlibatannya secara SIMPULAN
langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan
Dalam hal ini siswa aktif bertanya, aktif pembahasan disimpulkan bahwa siswa yang
menanggapi permasalahan yang ada, aktif dibelajarkan dengan model pembelajaran
menjawab dan memberikan gagasan baik berbasis masalah (PBM) memiliki hasil
dikelompoknya maupun ketika presentasi di belajar dan kemampuan berpikir kreatif
depan kelas. yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Sebagai contoh dari hasil penelitian siswa yang dibelajarkan dengan model
yaitu pada saat proses pembelajaran dengan group investigation (GI) dan konvensional.
indikator menjelaskan penyakit yang
berhubungan dengan sistem pencernaan DAFTAR PUSTAKA
makanan pada manusia, maka dengan Allchin, D. 2013. Problem- and Case-Based
menggunakan model PBM dan GI mampu Learning in Science: An Introduction to
mendorong munculnya gagasan/ide siswa Distinctions, Values, and Outcomes. CBE-
mengenai penggunaan tanaman tradisional Life Science Education. 12 (3): 364-372.

72
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 5, No. 2, Edisi April 2016

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan


Strategi Pembelajaran Inovatif Pada
Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMA.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/
admin/jurnal/39306496515.pdf, (online).
diakses tanggal 12 Desember 2015.
Awang, H., dan Ishak, R. 2008. Creative
Thinking Skill Approach Through Problem-
Based Learning: Pedagogy and Practice in
the Engineering Classroom. International
Journal of Social, Behavioral, Educational,
Economic and Management Engineering. 2
(4): 334-339.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depdiknas.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif
(Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mauke, M., I. W. Sadia., I. W. Suastra. 2013.
Pengaruh Model Contextual Teaching and
Learning Terhadap Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam
Pembelajaran IPA-Fisika di MTs Negeri
Negara. Jurnal Program Pascasarjana
Universitas Ganesha. Vol 3: 1-12.
Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas
anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Ristanto, R. H. 2010. Pembelajaran Berbasis
Inkuiri Terbimbing Dengan Multimedia Dan
Lingkungan Riil Ditinjau Dari Motivasi
Berprestasi Dan Kemampuan Awal. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Runco, M. A. 2004. Creativity. Annu. Rev.
Psychol. 55: 657–687.
Sungur, S., Ceren, T., Omer, G. 2006.
Improving achievement through problem-
based learning. Educational Research. 40
(4): 155-160.
Tan, O. S. 2009. Problem-Based Learning and
Creativity. Canada: Nelson Education.
Utomo, T., Dwi, W., Slamet, H. 2014.
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning)
Terhadap Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Siswa
Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1
Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun
Ajaran 2012/2013). Jurnal Edukasi Unej. I
(1): 5-9.

73

You might also like