Professional Documents
Culture Documents
Corresponding Author: (1) Name of Corresponding Author, (2) Department of Corresponding Author, (3) Institution of
1
2│ Author(s)
Corresponding Author, (4) Address, City, Postal Code, Country, (5) Email: corresp-author@mail.com
Pendahuluan
Berbicara tentang belajar dan pembelajaran adalah berbicara tentang sesuatu yang
tidak pernah berakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir
zaman nanti (Suyono, 2017). Selain itu belajar adalah proses pada diri pribadi manusia
untuk meningkatkan kualitas dalam bentuk menambahkan pengetahuan, kecakapan
maupun sikap agar bersikap kritis untuk meningkatkan daya fikir kemampuannya. Salah
satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia sekarang Ini adalah masih
lemahnya proses pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.
Menurut Dasna dan Sutrisno, (Nadifatinisa & Sari, 2021) hal ini disebabkan rendahnya
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Kalau kita perhatikan dalam pembelajaran,
peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Pembelajaran diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga peserta didik
pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi
beku, bahkan menjadi susah untuk dikembangkan. Oleh karena itu, pada proses
pembelajaran peserta didik harus di dorong secara aktif untuk mengembangkan
pengetahuannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran dalam sebuah lembaga pendidikan tidak terlepas
dari peran guru sebagai pembentuk manusia yang menguasai ilmu pengetahuan. Guru
memberikan ilmu kepada para peserta didiknya dengan berbagai model dan metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, pelajaran, dan kondisi
sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat banyak variasi sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh guru seperti buku ajar, buku pendukung, lembar kegiatan peserta didik,
media, dan lain sebagainya (Munandar, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di kelas IV SD IT Sabilul Hidayah
guru kelas IV menyatakan ketika proses pembelajaran berlangsung ditemukan hanya
sedikit peserta didik yang mengajukan pertanyaan maupun memberi tanggapan dalam
proses diskusi. Hasil observasi dilapangan, selama ini guru hanya mengandalkan buku
paket siswa dalam proses pembelajaran serta guru hanya mengandalkan soal-soal yang
terdapat dalam buku siswa saja. Namun buku paket yang disedikan sekolah masih terbatas
sehingga peserta didik masih membutuhkan bahan ajar lain seperti Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sebagai penunjang proses pembelajaran. Dalam hal ini desain perangkat
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang baik sangat dibutuhkan agar tercapainya proses
pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih berperan aktif. (Suyanto, 2011)
Selama ini LKPD yang dibuat hanya sebatas soal yang tidak menunjukan kegiatan
peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi, soal-soal yang monoton, tampilan kurang
menarik sehingga membuat peserta didik jenuh dalam pembelajaran (Rahmawati &
Wulandari, 2020). Upaya yang bisa menjadi dorongan bagi peserta didik yakni dengan
adanya pembelajaran yang menggunakan perangkat pembelajaran, salah satunya dalah
LKPD. Lembar kerja peserta didik merupakan lembaran yang berisi kegiatan yang dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu pada peserta didik, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
keterampilan LKPD ini berfungsi sebagai petunjuk dalam menyelesaikan suatu tugas yang
berdasarkan Langkah-langkah pengerjaannya dalam kegiatan pembelajaran serta
memudahkan aktivitas pendidik sehingga tercapai interaksi yang efisien antara pendidik
dengan peserta didik. LKPD yang disusun serta dirancang dan dikembangkan pula wajib
mengikuti keadaan yang terdapat dalam aktivitas Pendidikan, LKPD online merupakan
sebuah bentuk penyajian bahan ajar yang disusun secara sistematis oleh program yang
dapat menjadikan LKPD lebih interaktif (Khairunisa et al., 2020). Oleh karena itu, dapat
dikembangkan perangkat pembelajaran LKPD meningkatkan kemampuan berfikir kritis
siswa. Soal yang dibuat berbasis jumping task dengan variasi soal yang menantang.
(Rizqika et al., 2019)
Jumping Task adalah salah satu cara untuk melatih dan meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa untuk menyelesaikan soal dengan metode atau caranya
sendiri. Jumping task itu sendiri adalah pemberian soal/tugas yang menantang /berada di
atas tingkatan tuntutan kurikulum. Jumping task adalah tugas dimana soal yang diberikan
tergolong sulit. Hal ini masih jarang diterapkan pada pendidikan di Indonesia. Masalah
yang diberikan pada jumping task adalah pengembangan dan aplikasi dari konsep pokok.
Reformasi kelas dengan fokus pada aktivitas belajar berupa terciptanya dialog, interaksi
dan kolaborasi di antara peserta didik. Terdapat beberapa model pembelajaran berpusat
pada peserta didik berbasis konstruktivis yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan
berpikir, salah satunya adalah pembelajaran berbasis praktikum. (Ariyati, 2012)
Pembelajaran berbasis praktikum membuat pembelajaran lebih diarahkan pada
experimental learning berdasarkan pengalaman konkrit, diskusi dengan teman yang
selanjutnya akan diperoleh ide dan konsep baru. Belajar dipandang sebagai proses
penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif dan refleksi serta
interpretasi. Pembelajaran berbasis praktikum menjadi alternatif pembelajaran yang baik
bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan berpikir karena
peserta didik dituntut untuk aktif. Keterampilan berpikir tidak dapat berkembang secara
alamiah, sebab keterampilan berpikir harus diperkaya oleh berbagai stimulus lingkungan
dan suasana yang beragam. Berpikir adalah suatu proses kognitif atau aktivitas mental
untuk memperoleh pengetahuan. Berpikir juga bisa diartikan sebagai suatu keaktifan
pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah sampai pada suatu tujuan dengan
berpikir, seseorang akan mendapatkan suatu penemuan baru, setidak tidaknya orang
menjadi tahu hubungan antar sesuatu (Widodo, 2017).
Menurut Priyadi (2005) berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis
atau mengevaluasi Informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan,
pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Mahasiswa yang menggunakan keterampilan
berpikir kritis memikirkan hubungan antara variabel-variabel dengan mengembangkan
pemahaman logis, memahami asumsi-asumsi dan biasbias yang mendasari proses
utamanya. Namun, kenyataannya pada pembelajaran terkhusus pembelajaran IPA ini
diperlukan adanya usaha yang lebih ditingkatkan dalam proses pembelajaran IPA sehingga
mutu pembelajaran yang terlaksana dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran IPA
dengan baik dan membuahkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan pandangan di atas bahwa pengembangan LKPD berbasis Jumping
Task berorientasi praktikum sangatlah berpengaruh positif serta dibutuhkan dalam proses
pembelajaran IPA karena dalam LKPD tersebut memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Metode
Analisis data hasil validasi ahli yaitu ahli media, ahli bahasa dan ahli materi serta
lembar instrumen penilaian dan validasi soal dilakukan dengan menggunakan rumus
indeks Aiken berikut:
Σx
x=
N
Keterangan: x : Rata-rata skor
Σx : Jumlah semua
N: Jumlah total.
Data yang diperoleh akan diinterpretasikan untuk memberikan makna dalam
pengambilan keputusan, menggunakan pedoman pedoman penilaian kriteria
konversi berikut.
s
i 1
n
Keterangan : V
V : Indeks Validitas Butir
n c 1
S : Skor Skor setiap rater dikurangi skor terendah dalam kategori yang dipakai (s = r-
lo)
r : Skor Skor kategori pilihan rater
lo : Skor terendah dalam kategori penyekoran
n : Banyaknya rater (terkait dengan jumlah ahli)
e : Banyaknya kategori yang dapat dipilih rater (terkait dengan skala)
Indikator pada artikel ini yakni berpikir kritis. Indikator adalah suatu karakteristik
yang harus dapat dilakukan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki
kompetensi dasar tersebut. Menurut (Ennis, 1985) “terdapat dua belas indikator
keterampilan berpikir kritis yang dirangkum dalam lima tahap”, yakni:
Tabel 4. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Tahapan Keterampilan
No. Indikator
Berpikir Kritis
1 Elementary Clarification 1.1 Memfokuskan atau merumuskan
(memberikan penjelasan pertanyaan
sederhana) 1.2 Menganalisis argumen
1.3 Mengklarifikasi dengan menanyakan dan
menjawab pertanyaan
2 The Basis for the Decision 2.1 Mempertimbangkan kebenaran sumber
(menentukan dasar 2.2 Melakukan observasi dan menilai laporan
pengambilan keputusan) hasil observasi
Penelitian dibagi menjadi dua variabel bebas dan variabel terikat. Minat belajar
variabel bebas (X1), pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik, sementara variabel bebas
(X 2) adalah Menggunakan model pembelajaran berbasis Jumping Task. Sedangkan (Y1)
adalah upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Adapun sumber data yang
merupakan variabel Y1 berupa upaya meningkatkan keterampilan berfikir kritis peserta
didik dengan berbasis pengembangan LKPD berbasis Jumping Task.
1) Analysis
Tahap analisis ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada guru kelas
IV SD IT Sabihul Hidayah, wawancara menggunakan pertanyaan yang mengalir tanpa
bimbingan dan diberikan sebelumnya oleh peneliti. Dari hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti, peneliti berasumsi untuk mengambangkan LKPD berorientasi praktikum
pada materi bentuk luar tumbuhan dan fungsinya untuk membangun berfikir kritis peserta
didik serta memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif.
2) Design
Pada tahap design dalam penelitian ini adalah merancang sebuah LKPD berbasis
jumping task berorientasi praktikum yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Ada 3
tahap desain yang dilakukan dalam pengembangan LKPD yaitu 1) identitas kelompok, 2)
Kegiatan 1 yang berisi tujuan, langkah-langkah pengamatan serta alat yang disiapkan dan
evaluasi, 3) kegiatan 2 yang berisi tujuan, langkah-langkah pengamatan serta alat yang
disiapkan dan evaluasi.
Tiga komponen desain awal pembuatan produk LKPD ini, tidak dapat dipisahkan
dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terkandung dalan kurikulum yang berlaku.
Tahap awal sebelum uji validasi ukuran font pada LKPD terlalu kecil, terdapat revisi pada
tabel kegiatan 2 hasil pratikkum peserta didik. Setelah LKPD divalidasikan oleh validator,
didapatkan revisi desain LKPD terbaru dengan font yang lebih besar, dan tabel kegiatan 2
hasil pratikkum dengan jangka waktu yang lebih singkat.
3) Development
Fase development dalam penelitian ini adalah menemukan dan mengumpulkan
berbagai sumber yang relevan untuk memperkaya materi, pembuatan ilustrasi, grafik,
mengetik, mengedit, dan mengatur tata letak materi. Aktivitas selanjutnya dalam fase
pengembangan adalah aktivitas memvalidasi desain pengembangan produk LKPD kepada
para ahli media dan materi. Uji validitas pengembangan produk LKPD ini di analisis
menggunakan Indeks Aiken dengan hasil sebagai berikut:
dikembangkan telah layak diuji dalam pembelajaran materi bentuk luar tubuh tumbuhan
dan fungsinya.
4) Implementation
Kegiatan uji coba ini dilakukan untuk mengukur respon siswa terhadap
penggunaan LKPD berbasis jumping task ini yang berorientasi praktikum sebagai fasilitas
untuk mendukung kegiatan pembelajaran, sekaligus untuk membangun keterampilan
berpikir kritis siswa. Penjelasan hasil implementasi menggunakan uji coba yang dilakukan
dijelaskan sebagai berikut:
Uji coba dilakukan pada kelas IV SD IT Sabilul Hidayah dengan jumlah siswa
sebanyak 16 siswa. Penelitian ini dilakukan satu pertemuan di tempat penelitian dengan
memberikan kuesioner untuk menguji tingkat daya tarik atau respon siswa terhadap
kepraktisan LKPD yang digunakan, selain kepada siswa kuesioner untuk melihat
kepraktisan LKPD juga diberikan kepada pendidik. Hasil analisis uji pratikalitas peserta
didik dan pendidik sebagau berikut:
Berdasarkan tabel uji pratikalitas diatas setelah dilakukan uji coba penggunaan LKPD
berorientasi praktikum pada SD IT Sabilul Hidayah menunjukan bahwa LKPD berbasis
jumping task yang berorientasi praktikum yang digunakan dalam pembelajaran sangat
praktis dengan rata-rata holistik 4,32 dengan presentase 87% mudah digunakan bagi siswa
kelas IV SD IT Sabilul Hidayah. Hasil analisis uji pratikalitas pendidik memperoleh rata-
rata holistik 4,033 dengan persentase 81% interpretasi praktis digunakan.
5) Evaluation
Tahap evaluation dalam penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang
berkaitan dengan pengembangan LKPD. Dalam evaluasi ini, empat tahapan dilakukan: (1)
merevisi produk LKPD yang telah dikembangkan berdasarkan saran dan masukan dari
para ahli media dan materi, (2) produk LKPD yang telah direvisi, kemudian dilakukan uji
coba untuk mengimplementasikan pembelajaran LKPD yang kemudian diukur berdasarkan
sikap siswa, (4) setelah mengukur sikap belajar siswa, pengukuran selanjutnya adalah
dengan memberikan pertanyaan berdasarkan materi LKPD. Hal ini dilakukan untuk
mengukur pengetahuan siswa serta membangun berfikir kritis peserta didik dalam
mengerjakan soal pengetahuan berdasarkan materi dalam LKPD dengan memberikan
empat pertanyaan dengan skor dan tingkat kesukaran yang berbeda.
Tabel 8. hasil analisis sikap belajar siswa
Inference 72.92
Hasil capaian diatas dapat dilihat dari arta capaian perindikator dibawah ini, aspek
elementary clarification mendapatkan arata capaian sebesar 83,33 dan rata capain paling
rendah yaitu aspek advances clarification dengan rata capaian 72,66.
Table 9. Hasil aspek penilaian ketrampilan berpikir kritis
No Aspek Penilaian KBK Rata-capaian
1 Elementary Clarification 83,33
2 The Basis for the Decision 76,56
3 Inference 72,92
4 Advances Clarification 72,66
5 Supposition and Integration 71,09
Nilai=
∑ Skor Siswa ×100
Skor Maksimum
Tabel 11. Skala kategori kemampuan pemahaman siswa metode
Nilai Kategori Kemampuan Siswa
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-41 Kurang
0-20 Sangat Kurang
Kesimpulan
Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis jumping task pada kelas IV materi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menjelaskan bentuk luar tubuh
hewan dan tumbuhan dan fungsinya yang dikembangkan menggunakan model ADDIE.
Dilihat dari aspek uji validitas pengembangan produk LKPD dengan menggunakan analisis
indeks aiken mendapatkan indeks aiken holistik sebesar 0,838 dengan interpretasi “Valid”,
hasil analisis uji praktikalitas peserta didik mendapatkan presentase 87% dengan
interpretasi “Sangat Praktis”, hasil analisis uji praktikalitas pendidik mendapatkan
presentase 81% dengan interpretasi “Praktis”, hasil analisis sikap belajar siswa
mendapatkan skor 70 dengan kriteria nilai “Amat Baik” dan hasil penilaian pengetahuan
belajar siswa mendapatkan hasil 96,88 dengan kriteria “Sangat Baik”.
References