You are on page 1of 11

Pendidikan Biologi

Volume 5, Nomor 1 Januari 2013


Halaman 70-80

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN


BENTOS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Pandu Haryo Wibowo1), Meti Indrowati2), Bowo Sugiharto3)
1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: panduharyowibowo@yahoo.com
2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: metiindrowati@gmail.com
3)
Dosen Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: bowo@fkip.uns.c.id

ABSTRACT – The purposes of this research ware to ascertain the influence of


implementation bentos research result module in subject of environmental
polution towards students science process skill of tenth grade students of SMA
Negeri 1 Mojolaban in the academic year 2011/2012. This research is considered
as quasi experiment research using quantitative approach. The research was
designed using posttest only control design that applied bentos research result
module in subject of environmental polution approach in experimental group and
conventional approach method in control group. The population of this research
was all of X degree students at SMA Negeri 1 Mojolaban in the academic year
2011/2012. The sample of this research was established by cluster random
sampling that choosed X.5 as experiment group and X.6 as control group. The
data was collected by using essay test, observation form, and document. The
hypotheses analyzed by t-test. The conclusion result obtained using t-test are
value for 0.004, so the probabilitas significance (p-value) < 0.05, thus received
H1 and HO rejected. It means there is a significant difference of implementation
bentos research result module in subject of environmental polution in class
experiment and conventional approach method in class control towards students
science process skill. The conclusion of this research showed that application of
implementation bentos research result module in subject of environmental
pollution had significant effect towards students science process skill of tenth
grade students of SMA Negeri 1 Mojolaban in the academic year 2011/2012.
Keywords: Module, Sains Proces Skill.

PENDAHULUAN mengerti, paham, dan lebih dewasa


Pendidikan adalah proses serta mampu membuat manusia lebih
pembelajaran yang didapat oleh kritis dalam berpikir. Pendidikan
setiap manusia (peserta didik) untuk dapat diperoleh baik secara formal
dapat membuat manusia itu maupun nonformal. Pendidikan
Pandu Haryo Wibowo – Pengaruh Penggunaan Modul Hasil 71
Penelitian

formal diperoleh melalui progam- menghafal, tetapi siswa harus


program yang sudah dirancang membangun pengetahuan di
secara terstruktur oleh suatu institusi, pikirannya sendiri tanpa harus
departemen atau kementrian suatu dipaksa sehingga pembelajaran akan
negara. Pendidikan non-formal menjadi bermakna. Menurut Suparno
adalah pengetahuan yang didapat (2008) pembelajaran bermakna
manusia dari pengalaman kehidupan adalah suatu proses pembelajaran di
sehari-hari baik yang dirasakan mana informasi baru dihubungkan
sendiri atau yang dipelajari dari dengan struktur pengertian yang
orang lain (mengamati dan sudah dipunyai seseorang yang
mengikuti).Untuk mencapai tujuan sedang dalam proses pembelajaran.
pendidikan maka diperlukan kegiatan Keterampilan proses
belajar. merupakan pendekatan belajar-
Tujuan pendidikan adalah mengajar yang mengarah kepada
untuk mengembangkan kualitas pengembangan kemampuan mental,
manusia, sehingga dilaksanakan fisik, dan sosial yang mendasar
dalam suatu proses yang sebagai penggerak kemampuan yang
berkesinambungan pada setiap jenis lebih tinggi dalam diri invidu siswa.
dan jenjang pendidikan dalam suatu Pendekatan keterampilan proses
sistem pendidikan secara integral. lebih menekankan pada penumbuhan
Ketercapaian tujuan pendidikan dan pengembangan sejumlah
membutuhkan suatu proses keterampilan tertentu pada diri
pembelajaran. Menurut Annurahman peserta didik agar mereka mampu
(2009) belajar adalah suatu proses memproses informasi sehingga
yang menimbulkan terjadinya ditemukan hal-hal yang baru dan
perubahan dalam tingkah laku dan bermanfaat baik berupa fakta,
kecakapan. Siswa dalam konsep, maupun pengembangan
pembelajaran harus mengalami sikap dan nilai. Hal ini senada
sendiri apa yang dipelajarinya. dengan pendapat Sriyono (1992)
Proses belajar tidak hanya menyatakan bahwa dalam
72 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 70-80

pendekatan keterampilan proses Rustaman (2005) terdiri dari: (1)


dilaksanakan dengan lebih memberikan kesempatan pada siswa
menekankan pada bagaimana cara untuk menggunakan keterampilan
siswa dalam belajar, bagaimana cara proses dalam melakkan eksplorasi
siswa mengelola perolehannya, materi dan fenomena yang
sehingga dapat menjadi miliknya, memungkinkan siswa menggunakan
dimengerti, dan dapat diterapkan alat indranya, mengumpulkan bukti-
sebagai bekal dalam kehidupan di bukti, bertanya, merumuskan
masyarakat sesuai kebutuhannya. hipotesis dan keterampilan proses
Keterampilan proses sains sains yang lainnya, (2) memberi
perlu dikembangkan khususnya kesempatan pada siswa untuk
dalam mata pelajaran biologi, terkait berdiskusi dalam kelompok ataupun
dengan pembelajaran sains yang kelas, tugas-tugas dirancang agar
lebih banyak menuntut keterampilan siswa berbagi gagasan, menyimak
dari siswa. Menurut Semiawan teman lain, mempertahankan dan
(1992) bahwa perkembangan ilmu menjelaskan gagasan mereka
pengetahuan berlangsung semakin sehingga mereka dituntut untuk
cepat sehingga tak mungkin lagi guru berfikir reflektif, (3) membantu
mengajarkan semua fakta dan konsep siswa untuk menyadari bahwa
kepada siswa. Pendapat dari keterampilan proses sains penting
beberapa ahli psikologi bahwa anak- sebagai bagian dari proses belajar
anak mudah memahami konsep- mereka sendiri, dengan kata lain
konsep yang rumit dan abstrak bila membantu pengembangan
disertai dengan contoh konkret, keterampilan bergantung pada
contoh yang sesuai dengan situasi pengetahuan siswa, (4) mendorong
dan kondisi yang dihadapi, dan siswa mengulas (review) secara kritis
dengan cara mempraktekan melalui tentang kegiatan yang telah mereka
benda-benda yang benar-benar nyata. lakukan, (5) memberi teknik atau
Adapun peran guru dalam strategi untuk meningkatkan
mengembangkan keterampilan keterampilan, khususnya ketepatan
proses sains siswa menurut dalam observasi. Guru bertindak
Pandu Haryo Wibowo – Pengaruh Penggunaan Modul Hasil 73
Penelitian

sebagai fasilitator, guru tidak unit yang lengkap dan dapat berdiri
memberikan konsep kepada siswa, sendiri serta terdiri atas suatu
tetapi berusaha untuk membimbing rangkaian kegiatan belajar-mengajar
dan menciptakan kondisi belajar yang disusun untuk dapat membantu
yang memungkinkan siswa untuk siswa dalam mencapai sejumlah
dapat melakukan penemuan konsep- tujuan yang akan dicapai serta
konsep atau fakta-fakta. dirumuskan secara khusus dan jelas.
Salah satu solusi untuk Menurut Mulyasa (2006)
menciptakan pembelajaran bermakna bahwa terdapat beberapa keunggulan
yang mengutamakan keaktifan siswa pembelajaran dengan menggunakan
adalah dengan modul dalam media modul, antara lain: pertama
pembelajaran. Nasution (2005) berfokus pada kemampuan
mengatakan bahwa pembelajaran individual peserta didik, karena pada
modul termasuk salah satu sistem hakikatnya mereka memiliki
individual yang menghubungkan kemampuan untuk bekerja sendiri
keuntungan dari berbagai dan lebih bertanggung jawab atas
pembelajaran individual lainnya tindakan-tindakannya. Kedua
seperti; tujuan spesifik dalam bentuk adanya kontrol terhadap hasil belajar
kelakuan yang dapat diamati dan melalui penggunaan standar
diukur, belajar menurut kecepatan kompetensi dalam setiap modul yang
masing-masing, balikan atau harus dicapai oleh peserta didik.
feedback yang banyak. Dalam Ketiga relevansi kurikulum
pembelajaran modul siswa, diberi ditunjukkan dengan adanya tujuan
kesempatan untuk belajar menurut dan cara penyapaiannya, sehingga
cara masing-masing menggunakan peserta didik dapat mengetahui
teknik yang berbeda-beda untuk keterkaitan antara pembelajaran dan
memecahkan masalah-masalah hasil yang akan diperoleh.
tertentu, berdasarkan latar belakang Proses pembelajaran yang
pengetahuan dan kebiasaan masing- berlangsung di sekolah-sekolah
masing. Modul merupakan suatu masih menggunakan sistem
74 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 70-80

konvensional dengan metode pernyataan–pernyataan tersebut


ceramah meskipun divariasi tanya maka diperlukan suatu inovasi dalam
jawab dengan siswa dan pemberian pembelajaran berupa metode atau
tugas pada siswa. Sebagian besar model pembelajaran yang interaktif
waktu belajar siswa, dihabiskan dan dapat membantu siswa dalam
untuk mendengarkan ceramah guru, penguasaan keterampilan proses
menghafalkan materi dan mencatat sains. Salah satu inovasi
materi. pembelajaran tersebut dengan
Kurangnya interaksi antara menggunakan media modul
guru dengan siswa, siswa dengan pembelajaran.
siswa dan siswa dengan sumber Penelitian ini bertujuan untuk
maupun media belajar dalam untuk mengetahui adanya pengaruh
kegiatan pembelajaran menyebabkan penggunaan modul hasil penelitian
kurangnya kemampuan psikomotor bentos sebagai bioindikator pada
dan afektif siswa. Siswa jarang pokok bahasan pencemaran
berdiskusi dan bekerja sama dengan lingkungan terhadap keterampilan
siswa lain yang mengakibatkan siswa proses sains siswa kelas X SMA
menjadi pasif, keterampilan proses Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran
sains tidak berkembang, dan sikap 2011/2012.
ilmiah siswa kurang. Kebanyakan METODE PENELITIAN
siswa hanya berorientasi pada Penelitian dilaksanakan di
kemampuan kognitif saja serta SMA Negeri 1 Mojolaban pada
menganggap bahwa biologi semester genap tahun pelajaran
merupakan mata pelajaran yang 2011/2012. Penelitian ini termasuk
banyak menghafal dan kuasi eksperimen dengan pendekatan
membosankan sehingga timbul rasa kuantitatif. Desain penelitian adalah
malas untuk belajar biologi. Posttest Only Control Design dengan
Keterampilan proses sains siswa menggunakan kelompok eksperimen
menjadi kurang terakomodasi dengan (penggunaan modul hasil penelitian
baik yang seharusnya ada dalam bentos) dan kontrol (model
pembelajaran biologi. Berdasarkan pembelajaran konvensional).
Pandu Haryo Wibowo – Pengaruh Penggunaan Modul Hasil 75
Penelitian

Populasi dalam penelitian ini populasi penelitian. Metode tes dan


adalah seluruh siswa kelas X metode observasi dalam penelitian
semester 2 SMA Negeri 1 Mojolaban ini digunakan untuk mengukur
Tahun Pelajaran 2011/2012 keterapilan proses sains siswa.
sebanyak 304 siswa. Teknik Tes uji coba pada instrumen
pengambilan sampel dengan cluster penelitian dilakukan untuk
random sampling. Hasil pemilihan mengetahui validitas produk moment
sampel secara acak menetapkan dan reliabilitas. Selain validasi
kelas X.5 sebagai kelompok produk moment, instrumen juga
eksperimen yang menerapkan modul divalidasi konstruk oleh ahli.
hasil penelitian bentos dan kelas X.6 Analisis data pada penelitian
sebagai kelompok kontrol yang dengan menggunakan uji t. Sebelum
menerapkan pembelajaran dilakukan analisis data, maka
konvensional dengan ceramah. dilakukan uji normalitas
Kelas X.5 memiliki 38 orang siswa menggunakan uji Anderson-Darling
dan kelas X.6 memiliki 36 orang dan uji homogenitas dengan uji
siswa Levene’s.
Variabel bebas berupa media HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran modul hasil penelitian Hasil analisis penerapan
bentos dan variabel terikat adalah model penggunaan modul hasil
Keterampilan Proses Sains. Teknik penelitian bentos sebagai
pengumpulan data yang digunakan bioindikator pada pokok bahasan
dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan terhadap
dokumentasi, tes dan observasi. keterampilan proses sains disajikan
Metode dokumentasi pada penelitian pada Tabel 1.
ini berupa dokumen nilai siswa pada Tabel 1. Hasil Analisis Pengaruh
penerapan model
semester sebelumnya digunakan
penggunaan modul terhadap
untuk mengetahui keseimbangan keterampilan proses sains
kemampuan awal siswa berdasarkan P-value Kriteria Keputusan

nilai hasil belajar biologi pada


76 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 70-80

KPS p-value Ho ditolak, kemampuan keterampilan proses


0.004
< 0.05 H1 diterima sains siswa.

Tabel 1 menunjukan bahwa HASIL KEMAMPUAN KETERAMPILAN


PROSES SAINS
p-value<0.05 pada keterampilan

RATA-RA NILAI KPS


85
85.000
proses sains sehingga HO ditolak, 80
maka H1 diterima, berdasarkan hasil 77.361
75
tersebut maka dapat diambil
70
keputusan bahwa H0 yang
KELOMPOK KELOMPOK
menyatakan bahwa tidak ada KONTROL EKSPERIMEN

perbedaan antara penggunaan modul


hasil penelitian bentos sebagai
Gambar 1. Grafik Perbandingan Rata-
bioindikator pada pokok bahasan
rata Nilai Keterampilan Proses
pencemaran lingkungan dengan Sains Kelompok Kontrol dan
Eksperimen.
penerapan metode ceramah, diskusi
Gambar 1 menunjukkan
dan presentasi terhadap kemampuan
bahwa rata-rata nilai KPS siswa
keterampilan proses sains siswa
secara keseluruhan yang hasilnya
ditolak dan menerima H1 yang
lebih tinggi kelompok eksperimen
menyatakan bahwa ada perbedaan
dari pada kelompok kontrol.
yang nyata antara penggunaan modul
Keadaan tersebut menunjukan bahwa
hasil penelitian bentos sebagai
penggunaan modul hasil penelitian
bioindikator pada pokok bahasan
mampu meningkatkan keterampilan
pencemaran lingkungan dengan
proses sains siswa. Nilai KPS juga
penerapan metode ceramah, diskusi
dapat dilihat rata-ratanya setiap
dan presentasi terhadap kemampuan
aspek. Aspek-aspek KPS dinilai
keterampilan proses sains siswa. Hal
menggunakan tes essay dan lembar
ini menunjukkan bahwa penerapan
observasi.
penggunaan modul hasil penelitian
Proses belajar mengajar pada
bentos sebagai bioindikator pada
kelas X.5 sebagai kelas eksperimen
pokok bahasan pencemaran
menunjukkan bahwa siswa cukup
lingkungan berpengaruh terhadap
antusias selama kegiatan
Pandu Haryo Wibowo – Pengaruh Penggunaan Modul Hasil 77
Penelitian

pembelajaran berlangsung. Hal ini dan kurang antusias mengikuti


terlihat saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam
pembelajaran dengan menggunakan kelas, hal ini dikarenakan siswa
modul mendorong siswa untuk hanya mendengarkan materi
menemukan konsep-konsep yang pembelajaran berasal dari ceramah
diberikan guru dengan yang dilakukan oleh guru. Akibatnya
memperhatikan dan bertanya kepada siswa cenderung menjadi bosan
guru pada mata pelajaran mengikuti pelajaran. Pembelajaran
pencemaran lingkungan. Selama dikelas ini siswa tidak semua
kegiatan praktikum siswa terlihat melakukan percobaan pencemaran.
semangat untuk melaksanakan Percobaan diganti dengan simulasi
percobaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perwakilan
ini. Siswa melaksanakan praktikum siswa, sehingga siswa kurang
sesuai denganm langkah-langkah memahami materi pembelajaran
yang dijelaskan oleh guru. pencemaran lingkungan. Siswa yang
Terlihatnya kekompakan dan kerja lain ada yang tidak memperhatikan
sama di dalam kelompok berupa teman yang melakukan simulasi.
pembagian kerja yang membuat Berdasarkan hasil analisis
semua siswa aktif. Selain itu siswa menggunakan uji t diketahui bahwa
terlihat teliti saat menganalisis hasil penerapan media modul yang
percobaan dan siswa berani dilaksanakan di kelas X.5
mengkomunikasikan hasil percobaan berpengaruh terhadap Keterampilan
didepan kelas. Proses Sains siswa. Ada pengaruh
Kelas X.6 sebagai kelas karena ada perbedaan yang
kontrol selama proses pembelajaran signifikan rata-rata Keterampilan
berlangsung dengan tidak Proses Sains berdasarkan media
menggunakan media modul terlihat modul pembelajaran. Kelas X.6
berbeda dengan pembelajaran di sebagai kelompok kontrol dengan
kelas eksperimen. Siswa-siswa di pendekatan konvesional dengan
kelas ini terlihat kurang bersemangat metode ceramah dan kelas
78 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 70-80

eksperimen yang menggunakan merupakan sebuah role-playing


media modul terhadap Keterampilan game untuk belajar angka. Evaluasi
Proses Sains siswa. heuristik dilakukan untuk 20 siswa
Pengaruh penggunaan untuk mendapatkan umpan balik
media modul didukung dengan pada modul. Fitur khusus disorot
penelitian yang di lakukan oleh oleh responden, pelajaran mudah
Stephen Beck & Elena María untuk belajar karena langkah demi
Rodríguez-Falcón (2009) dalam langkah kerja.
jurnalnya yang berjudul Student Menurut pendapat Mulyasa
learning on non-traditional modules (2006) bahwa tujuan penggunaan
on traditional courses. Penelitiannya modul adalah untuk meningkatkan
menyatakan bahwa media modul efisiensi dan efektifitas pembelajaran
dapat digunakan sebgai umpan balik di sekolah meliputi, waktu, dana,
siswa. Siswa memerlukan fasilitas, maupun tenaga guna
keterampilan dalam komunikasi, mencapai tujuan secara optimal.
negosiasi, sosial dan lingkungan, Pembelajaran dengan sistem modul
kesadaran dan refleksi disamping memiliki karakteristik sebagai
teknik ilmu pelatihan mereka. Siswa berikut: pertama setiap modul harus
yang telah melakukan latihan-latihan memberikan informasi dan
ini cenderung untuk mengingatkan memberikan pelaksanaan yang jelas
mereka dan mereka dan mengambil tentangapa yang harus dilakukan
basis keterampilan yang berbeda dan oleh seorang peserta didik,
yang mereka harapkan. Penggunaan bagaimana melakukannya dan
media modul juga diteliti oleh Afza sumber belajar apa yang harus
Shafie1 and Wan Fatimah Wan digunakan. Kedua modul merupakan
Ahmad2 dalam jurnal Design of the pembelajaran individual, sehingga
Learning Module for Math Quest: A mengupayakan untuk melibatkan
Role Playing Game for Learning sebanyak mungkin karakteristik
Numbers. Penelitiannya peserta didik. Ketiga pengalaman
mengemukakan bahwa desain modul belajar dalam modul disediakan
pembelajaran untuk kuis Matematika untuk membantu peserta didik
Pandu Haryo Wibowo – Pengaruh Penggunaan Modul Hasil 79
Penelitian

mencapaii tujuan pembelajaran dapat semua tersampaikan. Guru


seefektif dan seefisien mungkin, harus dapat membimbing siswa saat
serta memungkinkan peserta didik melaksanakan pembelajaran
untuk melakukan pembelajaran menggunakan modul sehingga
secara aktif, tidak sekedar membaca mampu mengoptimalkan
dan mendengar. Modul memberikan kemampuan keterampilan proses
kesempatan untuk bermain peran sains siswa.
(role playing), simulasi dan KESIMPULAN
berdiskusi. Keempat materi Berdasarkan hasil penelitian
pembelajaran disajiakan secara logis dapat disimpulkan bahwa
dan sistematis, sehingga peserta penggunaan modul hasil penelitian
didik dapat mengetahui kapan dia bentos sebagai bioindikator pada
memulai dan kapan dia mengakhiri pokok bahasan pencemaran
suatu modul dan tidak meninbulkan lingkungan berpengaruh nyata
pertanyaan mengenai apa yang harus terhadap kemampuan keterampilan
dilakuakan. Kelima setiap modul proses sains biologi siswa kelas X
memiliki mekanisme untuk SMA Negeri 1 Mojolaban.
mengukur pencapaian tujuan belajar DAFTAR PUSTAKA
peserta didik. Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Hal-hal yang perlu pembelajaran. Bandung:
Alfa Beta
diperhatikan dalam penggunaan
Beck, S and Maria, E. (2009).
modul hasil penelitian bentos sebagai Student learning on non-
bioindikator pada pokok bahasan traditional modules on
traditional courses. NEXUS
pencemaran lingkungan terhadap Journal of Learning &
keterampilan proses sains siswa Teaching Research. 1: 34-
54.
antara lain yaitu guru benar-benar
mengetahui materi yang ada didalam Mulyasa. (2006). Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung:
modul hasil penelitian tersebut. Guru Rosdakarya.
harus bisa mengelola waktu belajar Nasution. (2005). Berbagai
siswa agar materi-materi pada modul Pendekatan dalam Proses
80 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 70-80

Belajar Mengajar. Jakarta:


PT Bumi Aksara.
Rustaman, N. (2005). Strategi
Belajar Mengajar Biologi.
Universitas Negeri Malang:
UM Press.
Shafie1, A and Fatimah, W. (2011).
Design of the Learning
Module for Math Quest: A
Role Playing Game for
Learning Numbers.
International Conference on
Communication
Engineering and Networks
IPCSIT. 19: 107-113.
Sriyono. (1992). Teknik Belajar
Mengajar dalam CBSA.
Jakarta : Rineka Cipta.
Suparno, P. (2008). Riset Tindakan
untuk Pendidikan. Jakarta :
Grasindo.

You might also like