You are on page 1of 9

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMANFAATKAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF
DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
HIGHER ORDER of THINKING SKILLS (HOTS)
BERBASIS VIDEO
DI KELAS IV SD NEGERI 18 PEMATANG PANJANG

ROSMALINDA
Guru SD Negeri 18 Pematang Panjang

ABSTRACT
This research is a Classroom Action Research, conducted in a cyclical process consisting of four
stages, planing, action, observation/evaluation, and reflection. The study is located at SD Negeri
18 Pematang Panjang, with the subject of the study of students of class IV. The effectiveness of
action in each cycle is measured by observation and assessment. Observational data are described,
interpreted, then reflected to determine corrective action in the next cycle. The results data were
analyzed by descripting the evaluation between cycles. The purpose of this research is to increase
the ability of learners to utilize alternative energy sources by learning process of Higher Order of
Thinking Skill (HOTS) based on video in class IV SD Negeri 18 Pematang Panjang. Criteria of
success of learning refers to the results of learning in the form of authentic assessment (scoring
rubric) that students achieve in each cycle. The success criterion is the average score that the
learner achieves, is in the Good qualification (B). Based on the findings and discussion of this
study can improve the quality of learning outcomes of learners.

Keywords: Learning process, Higher Order of Thinking Skill (HOTS), video

A. PENDAHULUAN pemanfaatannya dalam kehidupannya


Pendidikan merupakan modal dasar
sehari-hari.
sumber daya manusia untuk Para peneliti pendidikan
mengembangkan kemampuan berpikir menjelaskan bahwa belajar berpikir kritis
dan keterampilan diri. Kualitas sumber tidak langsung seperti belajar tentang
daya manusia yang baik memiliki daya materi, tetapi belajar bagaimana cara
saing yang tinggi, sehingga mampu mengaitkan berpikir kritis secara efektif
mengikuti kemajuan teknologi di era dalam dirinya. (Beyer & Bary. K, 1985).
globalisasi. Meningkatnya kualitas Hal ini sesuai dengan tuntutan Standar
pendidikan diantaranya dengan Proses bahwa, pengetahuan diperoleh
mengoptimalkan kemampuan berfikir melalui aktivitas “mengingat, memahami,
peserta didik. Kemampuan berfikir menerapkan, menganalisis,
tersebut mampu menghubungkan mengevaluasi, dan mencipta”.
pengetahuan di sekolah dengan Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
“mengamati, menanya, mencoba,

1
2

menalar, menyaji, dan mencipta”. pengorganisasian kelas, dan tindak


(Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang lanjut yang sesuai dengan tujuan
Standar Proses Pendidikan Dasar dan pembelajaran.
Observasi awal ini dilakukan
Menegah).
Keterampilan berfikir tingkat tinggi peneliti sebagai guru, dibantu oleh teman
salah satunya digunakan dalam sejawat sebagai observer.
Fenomena ini menyebabkan peserta
pembentukan sistem konseptual IPA.
didik tidak tertarik atau atraktif terhadap
Pembelajaran Higher Order of Thinking
aktifitas pembelajaran yang dilakukan
Skill (HOTS) merupakan aplikasi proses
guru. Munculnya fenomena ini
berpikir untuk situasi yang kompleks dan
mengakibatkan peserta didik tidak
memiliki banyak variabel.
Berdasarkan hasil penilaian harian terbantu untuk memahami dan
(PH) mengunakan tes tertulis pada KD mengekspresikan diri mereka sebagai
3.5 penguasaan peserta didik kelas IV SD individu yang unik.
Menjawab tantangan di atas
Negeri 18 Pematang Panjang pada
diperlukan usaha guru untuk mendesain
dimensi pengetahuan belum mencapai
pembelajaran yang dihadapkan pada
hasil maksimal. Hasil maksimal yang
kesempatan peserta didik untuk dapat
ditetapkan untuk muatan pembelajaran
belajar secara aktif, menjadi individu
IPA adalah 75 dengan predikat C. Baru
yang mampu berfikir komplek dan
10 % dari 31 peserta didik yang mencapai
dinamis berbasis teknologi. Proses
KKM.
Kesimpulan dari observasi awal, pembelajaran harus mengambarkan
dalam proses pembelajaran kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
memanfaatkan sumber energi alternatif meliputi kemampuan menganalisis,
guru masih mendorong peserta didik membedakan, mengorganisasikan,
untuk mengingat dan menghafal menghubungkan, dan mengevaluasi,
seperangkat fakta yang diberikan oleh (King, F. J, 2004).
Perspektif perkembangan, peserta
guru. Guru belum menggunakan media
didik kelas IV SD Negeri 18 pematang
pembelajaran yang berbasis teknologi.
Kecenderungan selama ini guru Panjang berada pada rentang usia 9
kurang bijak untuk memformulasikan sampai 12 tahun. Pada usia tersebut
pembelajaran yang harmonis. Guru menurut Bruner peserta didik berada pada
kurang tepat untuk memilih strategi dan tahap iconic. Pada tahap ini peserta didik
metode pembelajaran, media, sudah dapat mengembangkan
3

kemampuan berfikir yang lebih jauh. dipahami secara garis besarnya adalah
Kemampuan mereka berfikir tidak lagi manusia, materi, atau kejadian yang
terbatas ruang, waktu dan apa yang tersaji membangun kondisi yang membuat
secara eksplisit dalam informasi yang peserta didik mampu memperoleh
diterima (Asmawi dan Agus, 2003). pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Piaget dalam Almy, Chittenden & Sebagaimana telah diuraikan di atas
Miller (1966) berpendapat, pada rentang dapat disimpulkan bahwa media
usia tersebut peserta didik menunjukkan pembelajaran adalah alat bantu
kemampuan berfikir abstrak yang masih pembelajaran yang turut mempengaruhi
terkait oleh objek-objek yang konkret iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ia lihat dan alami secara langsung yang ditata dan diciptakan oleh guru.
dalam kehidupan sehari-hari. Alat bantu yang dibutuhkan
Berdasarkan uraian di atas prilaku
dalam melaksanakan proses pembelajaran
belajar peserta didik sangat dipengaruhi
untuk pembelajaran Higher Order of
oleh tahap berfikir dan karakteristik
Thinking Skill (HOTS) dalam
perkembangan kognitif peserta didik.
pembentukan sistem konseptual IPA
Peserta didik aktif menimbulkan
adalah video.
stimulasi bagi dirinya, mencari jawaban
Menurut Riyana (2007) video
terhadap stimulasi tersebut, serta
pembelajaran adalah media yang
mengembangkan stimulasi untuk hal-hal
menyajikan audio dan visual yang berisi
yang baru. Untuk itu dibutuhkan media
pesan-pesan pembelajaran yang berisi
pembelajaran yang menarik bagi peserta
konsep, prinsip, prosedur, teori dan
didik.
aplikasi untuk membantu pemahaman
Hamalik (1986) dalam Arsyad
terhadap suatu materi pembelajaran.
(2006:15) mengemukakan bahwa,
Pendapat lain menyatakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam
video menyajikan informasi dalam
proses pembelajaran dapat
bentuk dokumen yang hidup, dapat
membangkitkan keinginan dan minat
dilihat di layar monitor. Informasi akan
baru, membangkitkan motivasi dan
mudah dimengerti karena banyak indera,
ransangan belajar, dan bahkan membawa
terutama telinga dan mata yang di
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
gunakan untuk menyerap informasi
peserta didik.
(Arsyad, 2010).
Gerlach dan Ely (1971)
Seperti telah diungkapkan di atas
mengungkapkan, bahwa media bila
dapat disimpukan bahwa media
4

pembelajaran dapat meningkatkan minat Classroom Action Research. Pemilihan


peserta didik dalam belajar, fokus rancangan ini sesuai dengan pendapat
terhadap materi, dapat lebih membuka Kemmis dan Mc. Taggart, (1992). PTK
pikiran, lebih aktif dengan tanggapan dan sebagai suatu bentuk self-inquiry kolektif
pertanyaan (lebih kritis), sehingga yang dilakukan oleh para partisipan di
suasana kelas lebih menyenangkan dan dalam situasi sosial untuk meningkatkan
meningkatkan kualitas hasil belajar. rasionalitas dan keadilan dari praktik
Bertolak dari uraian di atas, sebagai
sosial atau pendidikan yang mereka
penutun dalam penelitan tidakan kelas
lakukan, serta mempertinggi pemahaman
ini perlu perumusan masalah. Rumusan
mereka terhadap praktik dan situasi di
masalah tersebut adalah: “Bagaimanakah
mana praktik itu dilaksanakan.
meningkatkan kemampuan peserta didik PTK dilaksanakan dalam proses
untuk memanfaatkan sumber energi berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat
alternatif dengan proses pembelajaran tahapan, yaitu perencanaan (planing),
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) tindakan (action), pengamatan
berbasis video di kelas IV SD Negeri 18 (observation/evaluation), dan
Pematang Panjang?” perenungan terhadap perencanaan,
Penelitian tindakan kelas ini
kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil
bertujuan untuk meningkatan
yang didapat (reflection).
kemampuan peserta didik untuk Lokasi penelitian ini adalah
memanfaatkan sumber energi alternatif Sekolah Dasar Negeri 18 Pematang
dengan proses pembelajaran Higher Panjang Kecamatan Sijunjung. Subjek
Order of Thinking Skill (HOTS) berbasis penelitian adalah peserta didik kelas IV
video di kelas IV SD Negeri 18 Pematang yang terdaftar pada Semester II Tahun
Panjang. Pelajaran 2016/2017 di SD Negeri 18
Penelitian ini diharapkan dapat
Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung.
bermanfaat baik bagi peneliti sendiri Berdasarkan data administrasi yang
maupun teman sejawat, untuk ada di sekolah peserta didik berjumlah 31
memformulasikan pembelajaran yang orang dengan komposisi 17 orang laki-
dapat membantu peserta didik berfikir laki dan 14 orang perempuan. Usia
komplek dan dinamis berbasis teknologi. peserta didik rata-rata berkisar 10-12
tahun.
B. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini
Penelitian ini merupakan
dilakukan pada Semester II Tahun
Penelitian Tindakan Kelas atau
5

Pelajaran 2016/2017, yaitu bulan Maret dilakukan bersama yaitu persiapan,


sampai dengan Mei 2017. Penentuan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
waktu mengacu kepada kalender tindakkan dan refleksi.
Rencana tindak yang dilakukan
akademik sekolah, karena penelitian
adalah sebagai berikut:
memerlukan tiga siklus yang
1. Menyusun rencana pelaksanaan
membutuhkan proses pembelajaran yang
pembelajaran dan prosedur tindakan.
efektif. 2. Mendiskusikan media dan proses
Penelitian Tindakan Kelas ini
pembelajaran HOTS.
dilaksanakan dua siklus, untuk melihat 3. Menyusun instrumen penilaian HOTS.
Pengumpulan data dilakukan
peningkatan kemampuan memanfaatkan
dengan menggunakan instrumen utama
sumber energi alternatif dengan proses
dan instrumen penunjang. Teknik
pembelajaran Higher Order of Thinking
pengumpulan data yang digunakan dalam
Skill (HOTS) berbasis video di kelas IV
penelitian ini adalah observasi,
SD Negeri 18 Pematang Panjang.
Peneliti melakukan survei awal pencatatan lapangan, perekaman,
terhadap pembelajaran. Hal ini dilakukan wawancara dan penilaian kualitatif.
Instrumen utama yang
untuk mengetahui permasalahan yang
dimanfaatkan dalam pengumpulan data
dihadapi guru dan peserta didik berkaitan
adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai
dengan proses pembelajaran
instrumen utama juga akan menyaring,
memanfaatan sumber energi alternatif
menilai, dan memutuskan data yang akan
dan media yang digunakan. Kegiatan
digunakan.
survei awal meliputi observasi, tes
Analisis data yang peneliti lakukan
kemampuan peserta didik serta
bersifat kualitatif yang digambarkan
mewawancarai peserta didik. Materi
dengan kata-kata atau kalimat untuk
wawancara adalah, mengenai
memperoleh kesimpulan. Menurut Miles
pelaksanaan proses pembelajaran
& Hubermen, (1992) dilakukan dengan
memanfaatan sumber energi alternatif di
langkah-langkah sebagai berikut:
kelas IV SD Negeri 18 Pematang 1. menelaah seluruh data yang telah
Panjang. dikumpulkan;
Berdasarkan survei awal, dilakukan 2. mereduksi data yang didalamnya
diskusi dengan teman sejawat yang melibatkan kegiatan pengkatagorian
bertindak sebagai observer. Langkah dan pengklasifikasian;
berikutnya adalah menyepakati untuk 3. menyimpulkan dan memverifikasi.
Hasil analisis pada pembelajaran
merumuskan rencana tindak yang akan
dengan sebaran nilai 10-100. Kriteria
6

keberhasilan pembelajaran mengacu pada elemen cocok dan dapat berfungsi


hasil belajar berupa authentic assessment bersama-sama didalam suatu struktur
(scoring rubric) yang dicapai peserta materi pembelajaran. Peserta didik sudah
didik pada setiap siklus. Kriteria mampu menentukan inti konsep materi
keberhasilan adalah skor rata-rata yang yang dipelajari, membuat keputusan
dicapai peserta didik berada pada berdasarkan kriteria yang standar, seperti
kualifikasi Baik (B). mengecek dan mengkritik. Namun
peserta didik belum mampu menciptakan,
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN menempatkan element bersama-sama
Penelitian pada tahap pra siklus
untuk membentuk suatu keseluruhan
meliputi temuan mengorganisasikan,
yang koheren atau membuat hasil yang
peserta didik sudah mampu menentukan
asli, seperti menyusun, merencanakan
bagaimana suatu elemen cocok dan dapat
dan menghasilkan sumber energi
berfungsi bersama-sama didalam suatu
alternatif.
struktur materi pembelajaran. Peserta Hasil skor rata-rata peserta didik
didik belum mampu menentukan inti yang diperoleh setelah proses
konsep materi yang dipelajari, membuat pembelajaran sudah meningkat yaitu 64
keputusan berdasarkan kriteria yang dengan kualifikasi cukup (C). Skor ini
standar, seperti mengecek dan belum mencapai indikator keberhasilan
mengkritik. Peserta didik juga belum yang sudah ditetapkan. Untuk itu perlu
mampu menciptakan, menempatkan dilakukan tindakan pada siklus II.
Kegitan pembelajaran pada siklus II
element bersama-sama untuk membentuk
meningkat dengan sangat siknifikan
suatu keseluruhan yang koheren atau
dengan hasil skor rata-rata peserta didik
membuat hasil yang asli, seperti
yang diperoleh setelah proses
menyusun, merencanakan dan
pembelajaran sudah yaitu 80 dengan
menghasilkan sumber energi alternatif.
Hasil skor rata-rata peserta didik kualifikasi baik (B).
yang diperoleh setelah proses
Tabel 2. Rekapitulasi Pengukuran Hasil
pembelajaran baru mencapai 59 dengan Pembelajaran
PRA SIKLUS SIKLUS
kualifikasi kurang (K). SIKLUS I II
Pembelajaran pada siklus I sudah
x 124 144 218
mengalami peningkatan dengan temuan
3,9 (K) 4,5 (K) 6,8 (C)
mengorganisasikan, peserta didik sudah total 17,7 191 241
mampu menentukan bagaimana suatu 59 (K) 64 (C) 80 (B)
7

Proses pembelajaran Higher Order


Hasil penelitian tindakan kelas of Thinking Skill (HOTS) berbasis video
tentang peningkatan kemampuan di kelas IV SD Negeri 18 Pematang
memanfaatkan sumber energi alternatif Panjang diujudkan dalam bentuk
dengan proses pembelajaran Higher perencanaan pelaksanaan pembelajaran
Order of Thinking Skill (HOTS) berbasis (RPP). RPP ini disusun secara kolaboratif
video di kelas IV SD Negeri 18 Pematang antara peneliti dengan observer.
Panjang, yang dilakukan sebanyak dua Perencanaan pembelajaran ini
siklus selalu mengalami peningkatan. berdasarkan pada Permendikbud No 22
Peserta didik telah dapat mencapai tahun 2016 tentang Standar Proses
kriteria keberhasilan dengan skor rata- Pendidikan Dasar dan Menegah. (2016)
rata yang dicapai peserta didik berada Kegiatan pembelajaran terdiri dari
pada kualifikasi Baik (B). tiga tahap yaitu, pendahuluan, inti dan
Penelitian tindakan kelas yang penutup. Pendahuluan merupakan
dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
yang diharapkan, yakni peningkatan pembelajaran yang ditujukan untuk
kemampuan memanfaatkan sumber membangkitkan motivasi dan
energi alternatif dengan proses menfokuskan perhatian peserta didik
pembelajaran Higher Order of Thinking untuk berpartisipasi aktif dalam proses
Skill (HOTS) berbasis video di kelas IV pembelajaran. Kegiatan inti merupakan
SD Negeri 18 Pematang Panjang. proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Berdasarkan masalah penelitian, Kegiatan ini dilakukan secara sistematis
pembahasan hasil penelitian dilakukan dan sistemik melalui proses berpikir kritis
dengan melihat temuan penelitian. yang tidak langsung seperti belajar tentang
mencakup, perencanaan pembelajaran, materi, tetapi belajar bagaimana cara
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian mengkaitkan berpikir kritis secara efektif
untuk peningkatan kemampuan dalam dirinya (Beyer & Bary. K, 1985).
memanfaatkan sumber energi alternatif Proses pembelajaran harus
dengan proses pembelajaran Higher mengambarkan kemampuan berpikir
Order of Thinking Skill (HOTS) berbasis tingkat tinggi yang meliputi kemampuan:
video di kelas IV SD Negeri 18 Pematang 1. mengorganisasikan, peserta didik
Panjang. mampu menentukan bagaimana suatu
8

elemen cocok dan dapat berfungsi tiap siklus. Hasil ini terlihat baik pada
bersama-sama didalam suatu struktur. kelompok atas, tengah, maupun bawah.
2. menghubungkan, peserta didik mampu
Pengukuran hasil belajar ini diperoleh
menentukan inti konsep materi yang
melalui authentic assessment.
dipelajari.
Authentic Assessment digunakan
3. mengevaluasi, mampu membuat
untuk mendapatkan berbagai informasi
keputusan berdasarkan kriteria yang
secara berkesinambungan dan
standar, seperti mengecek dan
menyeluruh tentang proses dan hasil
mengkritik.
4. menciptakan, menempatkan element belajar. Sedangkan alat penskoran
bersama-sama untuk membentuk suatu diperoleh melalui kriteria (rubrics).
keseluruhan yang koheren atau
membuat hasil yang asli, seperti
menyusun, merencanakan dan
menghasilkan. (King, F. J, 2004).
Pemakaian media pembelajaran
dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan dan minat
Gambar 1. Grafik Rekapitulasi Hasil
baru, membangkitkan motivasi dan Pembelajaran pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II.
ransangan belajar, dan bahkan membawa
Kegiatan pembelajaran diakhiri
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
dengan penutup, guru bersama peserta
peserta didik.
didik baik secara individual maupun
Sesuai dengan pendapat Riyana
kelompok melakukan refleksi untuk
(2007) video pembelajaran adalah media
mengevaluasi:
yang menyajikan audio dan visual yang
1. seluruh rangkaian aktivitas
berisi pesan-pesan pembelajaran yang
pembelajaran dan hasil-hasil yang
berisi konsep, prinsip, prosedur, teori dan
diperoleh untuk selanjutnya secara
aplikasi untuk membantu pemahaman
bersama menemukan manfaat
terhadap suatu materi pembelajaran.
langsung maupun tidak langsung dari
Kegiatan pembelajaran
hasil pembelajaran yang telah
memanfaatkan sumber energi alternatif
berlangsung;
dengan proses pembelajaran Higher
2. memberikan umpan balik terhadap
Order of Thinking Skill (HOTS) berbasis
proses dan hasil pembelajaran;
video di kelas IV SD Negeri 18 Pematang
Panjang, menunjukan peningkatan dari
9

3. melakukan kegiatan tindak lanjut


dalam bentuk pemberian tugas, baik DAFTAR PUSTAKA
tugas individual maupun kelompok; Almy M. Chittenden, E & Miller D.
1966. Young Children’s
dan
Thinking. Some Aspects of
4. menginformasikan rencana kegiatan Theory Teachers. New York:
College Press.
pembelajaran untuk pertemuan
Asmawi Zainul,. dan Agus Mulyana.
berikutnya. 2003. Tes dan Asesmen di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Azhar Arsyad. 2010. Media
D. SIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran. Jakarta:
Berdasarkan temuan dan Rajawali Pers.
Bayer, Barry. K. 1985. Critical Thinking.
pembahasan proses pembelajaran Higher
Bloomington: Phi Delta Kappa.
Order of Thinking Skill (HOTS) berbasis Cepi Riyana. (2007). Pedoman
Pengembangan Media Video.
video di kelas IV SD Negeri 18 Pematang
Bandung: Universitas
Panjang dapat meningkatkan kemampuan Pendidikan Indonesia.
Gerlach, V. J. and Ely, D. P. 1971.
peserta didik untuk memanfaatkan
Teaching and Media: a
sumber energi alternatif. systematic approach. New
Sehubungan dengan penerapan Jersey: Prentice-Hall., Inc.
Kemmis, S., McTaggart. 1992. The
proses pembelajaran Higher Order of
Action Research Planner.
Thinking Skill (HOTS) berbasis video di Victoria: Deakin University.
King, F. J., Goodson, L., Rohani, F.
kelas IV SD Negeri 18 Pematang Panjang
(2004). Higher Order Thinking
dapat meningkatkan kemampuan peserta Skill. A publication of the
Educational Services Program,
didik untuk memanfaatkan sumber
now known as the Center for
energi alternatif, maka disarankan kepada Advancement of Learning and
Assessment
guru untuk menggunakannya dalam
proses pembelajaran.

You might also like