You are on page 1of 8

EduMa Vol. 8 No.

1 Juli 2019 33
ISSN 2086 – 3918

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DAN BERFIKIR KRITIS SISWA KELAS 4 SD

Niken Bekti Utamiax, Firosalia Kristinb, Indri Anugrahenic


a,b,c
PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga
x
Corresponding author: 292015020@student.uksw.edu

Abstract.
This study aims to improve critical thinking skills and student learning outcomes through the application of
Problem Based Learning (PBL) learning models in Grade 4 Mathematics learning. This type of research is
Classroom Action Research (CAR) with two cycles. The subjects of this study were 4th grade students of SDN
Randuacir 02, amounting to 25 students. Data collection techniques are carried out using tests in the form of
questions and non-tests in the form of rubrics. This study uses qualitative and quantitative descriptive data
analysis techniques. The results of this study indicate that there is an increase in critical thinking skills and
learning outcomes of 4th grade students of SDN Randuacir 02 through application using the Problem Based
Learning (PBL) learning model. This is evidenced by the increase in students' critical thinking, namely in the
first cycle the average value is 58.92. Whereas, in cycle 2 there was an increase in the average value of 80.28.
Experiencing an increase in the completeness of students' mathematics learning outcomes in the pre-cycle stage
as many as 7 students with an average value of 55.00, then increasing in the first cycle as many as 10 students
with the average score of 63.52 and increasing again in cycle 2 to 22 students with an average score of 82.00

Keywords: Problem Based Learning, Critical Thinking, Learning Outcomes, Mathematics

Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa melalui penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Matematika kelas 4. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN
Randuacir 02 yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dalam
bentuk soal dan non tes berupa rubrik. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriftif kualitatif dan
kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam kemampuan berfikir kritis dan hasil
belajar siswa kelas 4 SDN Randuacir 02 melalui penenerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Hal ini dibuktikan dengan peningkatan berfikir kritis siswa yaitu pada siklus I nilai rata-rata sebesar
58,92. Pada siklus 2 mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 80,28. Pada hasil belajar siswa juga terjadi
peningkatan hal tersebut ditujukan dari ketuntasan belajar siswa pada tahap pra siklus sebanyak 7 siswa dengan
nilai rata-rata sebesar 55,00. Kemudian meningkat di siklus I sebanyak 10 siswa dengan nili rata-rata sebesar
63,52 dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 22 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 82,00.

Kata kunci: Problem Based Learning, Berfikir Kritis, Hasil Belajar, Matematika

PENDAHULUAN siswa secara aktif mengembangkan potensi


Pendidikan sangat berperan penting dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
dalam maju mundurnya suatu negara. Masa Pendidikan bukan sekedar memberikan
depan bangsa sangat bergantung pada pengalaman pengetahuan atau nilai-nilai
kualitas pendidikan masa kini, dan atau melatihkan keterampilan tetapi
pendidikan berkualitas akan muncul ketika mengembangkan apa yang secara potensial
pendidikan di sekolah juga berkualitas. Arti dan aktual telah dimiliki siswa. Selain itu
dari pendidikan itu sendiri, dalam UU guru harus menyediakan ruangan dan
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 fasilititas untuk menunjang pembelajaran
Tahun 2013, mengemukakan bahwa. dikelas agar berjalan dengan maksimal.
Pendidikan adalah usaha sadar dan Konsep pembelajaran menurut Corey
terencana untuk mewujudkan suasana (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu
belajar dan proses belajar mengajar agar proses dimana lingkungan seseorang secara
34 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

disengaja dikelola untuk memungkinkan ia memprediksi, mendesain, dan


turut serta dalam tingkah laku tertentu memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah
dalam kondisi-kondisi khusus atau dari HOTS yaitu analisis yang merupakan
menghasilkan respons terhadap situasi kemampuan berfikir dalam difokuskan ke
tertentu, pembelajaran merupakan subset aspek-aspek atau elemen dari sebuah
khusus dari pendidikan. Kesiapan guru konteks tertentu. Untuk dapat melatih
untuk mengenal karakteristik siswa dalam kecerdasan berfikir pada siswa, disini akan
pembelajaran merupakan modal utama membahas salah satu diantaranya yaitu
penyampaian bahan belajar dan menjadi dengan cara berfikir kritis. Berpikir kritis
indikator suksesnya pelaksanaan merupakan proses berpikir intelektual di
pembelajaran. Dapat ditarik kesimpulan mana pemikir dengan sengaja menilai
bahwa. Pembelajaran adalah usaha sadar kualitas pemikirannya, pemikir
dari guru untuk membuat siswa belajar, menggunakan pemikiran yang reflektif,
yaitu terjadinya perubahan tingkah laku independen, jernih, dan rasional. Proses
pada diri siswa yang belajar, dimana tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
perubahan itu dengan didapatkannya mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kemampuan baru yang berlaku dalam kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir
waktu yang relative lama dan karena yang perlu dikembangkan dalam rangka
adanya usaha. memecahkan masalah, merumuskan
Matematika merupakan salah satu kesimpulan, mengumpulkan berbagai
mata pelajaran yang memiliki peran penting kemungkinan, dan membuat keputusan
dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ketika menggunakan semua keterampilan
Matematika adalah mata pelajaran yang tersebut secara efektif dalam konteks dan
membekali siswa untuk berfikir logis tipe yang tepat.
analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Selain Berdasarkan hasil pengamatan pada
itu juga, dengan pembelajaran matematika kelas 4 di SD Negeri Randuacir 02 Salatiga
dapat memberikan tekanan penataran nalar yaitu diperoleh data bahwa, dalam
dalam penerapan matematika. Secara pembelajaran matematika banyak siswa
khusus, tujuan pembelajaran Peningkatan yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Aktivita Belajar Matematika Melalui Minimal KKM yang telah ditetapkan yaitu
Pendekatan Problem Based Learning Bagi 70 terbukti dari nila rata-rata kelas yang
Siswa kelas 4 SD (Normala Rahmadani N., hanya mencapai 65 , sementara dilihat dari
Indri Anugrahenu). Oleh karena itu ketuntasan individu berdasarkan KKM ,
penguasaan terhadap matematika mutlak diperoleh dari 25 siswa hanya 6 orang siswa
diperlukan dan konsep-konsep dalam (42%) yang telah mendapat nilai Baik,
matematikan merupakan suatu rangkaian sedangkan 19 orang siswa (58%) perlu
sebab akibat. Matematika sekolah terdiri bimbingan atau belum mencapai KKM.
dari bagian-bagian yang dipilih untuk Sedangkan hasil observasi kegiatan berfikir
menumbuhkembangkan kemampuan- siswa pada saat dipertemuan awal sebelum
kemampuan dan membentuk rasa melakukan tindakan per siklus dengan
kepribadian siswa serta berpadu pada rata–rata sebesar 45,47. Berdasarkan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti
teknologi. Disamping itu, matematika masih banyak siswa yang belum memiliki
memberikan kontribusi positif tercapainya kemampuan berpikir kritis. Hal ini
masyarakat yang cerdas dan martabat dikarenakan sifat siswa yang masih ingin
melalui sikap kritis dan berpikir logis bermain dan cenderung belum peduli
(Suminarsih, 2007:1) dengan apa yang dilakukan. Kebanyakan
Higher Orde of Thinking Skill (HOTS) siswa masih senang bermain-main, tidak
adalah kemampuan berpikir kritis, logis, peka terhadap permasalahan di
reflektif, metakognitif, dan berfikir kreatif sekitarnya, daya keingintahuannya sangat
yang merupakan kemampuan berfikir rendah, motivasi belajar yang masih
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga rendah, tidak memperhatikan ketika guru
menuntut materi pembelajarannya sampai memberikan pelajaran di kelas, dan lain
kerucut paling tingkat yang tinngi yang sebagainya.
mensyaratkan siswa mampu untuk Hasil analisis yang dilakukan oleh
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
35
ISSN 2086 – 3918

peneliti berpikir kritis sangat sulit dalam berpikir kritis dan memecahkan
ditanamkan kepada siswa. Kemampuan masalah. Pembelajaran Problem Based
berpikir kritis siswa dapat diamati dari Learning mengharuskan siswa bekerja
aktivitas yang dilakukan sehari-hari di dalam tim untuk memecahkan masalah
sekolah ataupun di luar sekolah, dunia nyata. Pembelajaran menggunakan
meliputi: diskusi, bertanya, menjawab model Problem Based Learning akan
pertanyaan, mengemukakan pendapat, menghasilkan pembelajaran bermakna bagi
mempertimbangkan sebuah solusi dari siswa. Problem Based Learning membuat
suatu permasalahan, interaksi dengan siswa belajar memecahkan suatu masalah
orang lain dan lain sebagainya. Menurtu sehingga siswa akan menerapkan
data berfikir kritis di SD tersebut pengetahuan yang dimilikinya atau
kurangnya kemampuan siswa terhadap berusaha mengetahui pengetahuan baru
memecahkan soal cerita matematika, yang diperlukan untuk memecahkan
mengakibatkan kualitas pembelajaran masalah tersebut. Belajar dapat semakin
matematika masih rendah sampai saat ini. bermakna dan dapat diperluas ketika siswa
Salah satu materi yang menekankan berhadapan dengan situasi di mana konsep
penyelesaian masalah adalah cara diterapkan. Problem Based Learning dapat
menyelesaikan soal cerita materi juga menumbuhkan inisiatif siswa dalam
perbandingan. Banyak faktor penyebab bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
rendahnya hasil belajar siswa pada dapat mengembangkan hubungan
pemecahan soal cerita. Salah satu faktor interpersonal dalam bekerja individu.
yaitu proses pembelajaran dikelas. Selama Menurut dari beberapa model, salah
ini ada kecenderungan bahwa guru tidak satu model pembelajaran yang berorientasi
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pada hal tersebut adalah dengan
pembelajaran, sehingga untuk mengatasi menerapkan model pembelajaran Problem
persoalan di atas perlu diusahakan Based Learning. Model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem berbasis masalah ini bertujuan untuk
Based Learning agar hasil belajar siswa mengajarkan proses berfikir tingkat tinggi,
menjadi optimal. membantu siswa memproses informasi yang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dimilikinya, dan membangun sendiri
dilakukan sesuai latar belakang yang telah pengetahuannya tentang apa yang telah
dijelaskan diatas, dengan bertujuan untuk diajarkan kepadanya.
mendiskripsikan langkah-langkah Problem
Based Learning, dan meningkatakan cara METODE PENELITIAN
berfikir kritis siswa menggunakan model Jenis penelitian yang digunakan dalam
pembelajaran Problem Based Learning. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Selain, itu model pembelajaran Problem Kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada
Based Learning juga dapat meningkat hasil siswa kelas 4 SD Negeri Randuacir 02
belajara siswa berbantuan media gambar Salatiga tahun ajaran 2018/2019 yang
yang berisi permasalahan pada berjumlah 25 siswa dengan kemampuan
pembelajaran matematika dengan materi yang berbeda-beda. Dalam perencanaan
Bangun Datar kelas 4 SD Negeri Randuacir peneliti terdapat 2 siklus, pada siklus I
02. meliputi kegiatan perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi, dilanjutkan pada
KAJIAN PUSTAKA siklus 2 dengan rangkaian kegiatan revisi
Menurut Anugraheni (2018:11) Model siklus I, perencanaan, tindakan, observasi,
pembelajaran Problem Based Learning dan refleksi.
(PBL) dalam model pembelajaran berbasis
Pengumpulan data yang digunakan
masalah merupakan suatu model
dalam pelakasanaan pembelajaran
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
matematika dengan teknik observasi, rubrik
kegiatan pembelajaran dan mengutamakan
dan tes. Lembar observasi yang digunakan
permasalahan nyata baik dilingkungan
berupa rubrik berfikir kritis dengan
rumah, sekolah, serta masyarakat sebagai
berisikan indikator penilaian yang
dasar untuk memperoleh pengetahuan dan
digunakan untuk mengukur kemampuan
konsep melalui kemampuan keterampilan
berfikir kritias siswa dengan melakukan
36 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

observasi kegiatan siswa pada saat proses meningkat pada siklus I menjadi 12% dan
pembelajaran berlangsung. Sedangkan, tes 32% serta pada tindakan siklus 2 meningkat
berupa soal memuat indikator pembelajaran menjadi 76% dan 12%. Skor rata – rata yang
bertujuan sebagai alat ukur peningkatan didapat pra siklus 45,67, kemudian setelah
hasil belajar siswa dengan berbentuk soal melakukan tindakan siklus I meningkat
pilihan ganda. Penjabaran penelitian berupa menjadi 58,92 dan pada tindakan siklus 2
data yang berkaitan dengan permasalahan meningkat menjadi 80,28. Setelah
dan tujuan dari penelitian diuraikan dilakukannya tindakan siklus 2
dengan teknik analisis data deskriptif menunjukkan hasil kegiatan berfikir kritis
kualitatif. Teknik analisis data siswa mencapai harapan yaitu 80% dari
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. jumlah keseluruhan siswa dengan
Pengukuran yang dilaksanakan pada siswa memperoleh skor rata–rata 80,28 memiliki
dikategorikan dengan kriteria yang telah kriteria yang sangat baik. Tabel kegiatan
ditentukan terlebih dahulu. Keberhasilan tersebut mengahasilkan data pelaksanaan
yang dicapai tergantung pada penguasaan siklus I dan siklus 2 sebagai berikut :
materi atas kriteria yang telah dijabarkan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
dalam indikator pertanyaan guna
Perbandingan Dalam Berfikir Kritis
mendukung tujuan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra siklus Siklus I Siklus II
Kriteria
Data hasil rubrik berfikir kritis dan
f (%) f (%) f (%)
hasil belajar siswa yang didapatkan setelah Kurang 10 40 3 12 1 4
melakukan penelitian pada siklus I dan Cukup 11 44 11 44 2 8
siklus 2 sesuai dengan menggunakan model
Baik 4 16 8 32 3 12
pembelajaran Problem Based Learning
berbantuan media gambar berikan
Sangat
0 0 3 12 19 76
permasalahan materi matematika kelas 4 Baik
SD Negeri Randuacir 02 Salatiga. Jumlah 25 100 25 100 25 100
Rata –
Perbandingan hasil kegiatan berfikir rata
45,47 58,92 80,28
kritis siswa berdasarkan tabel 1 dapat
Sangat
dilihat yang menunjukkan hasil yaitu Kriteia Cukup Cukup
Baik
terjadi peningkatan pada tahap pra siklus
ke siklus I ke siklus 2 terhadap hasil
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
kegiatan berfikir kritis siswa pada saat
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
proses pembelajaran dengan penerapan
Matematika Siswa Pra Siklus, Siklus I,
model pembelajaran Problem Based
dan Siklus 2
Learning. Hasil data yang diperoleh melalui
hasil observasi pada proes pembelajaran dan Pra
Nil Siklus I Siklus 2
dengan menghitung seluruh indikator Kriteria Siklus
kegiatan berfikir kritis siswa. Dapat ai
diketahui dengan menerapkan model f % f (%) f (%)
pembelajaran Problem Based Learning Tuntas ≥70 7 28 10 40 22 88
dapat meningkat hasil kegiatan berfikir
siswa pada setiap siklusnya, hal ini Tidak <70 18 72 15 60 3 12
dibuktikan dengan perolehan presentase Tuntas
dalam setiap aspek berfikir kritis yang
mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah 25 100 25 100 25 100
Presentase hasil kegiatan berfikir kritis
siswa dalam kategori sangat baik dan baik Rata-rata
55 63,52 82
yang terjadi pada pra siklus 0% dan 4%

Berdasarkan tabel 2 tersebut yang terjadi pada setiap siklusnya, hal


menjelaskan bahwa adanya peningkatan tersebut ditunjukan dengan adanya
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 37
ISSN 2086 – 3918

perbandingan dari prasiklus, siklus I juga penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
siklus II. Ketuntasan pada prasiklus yaitu penelitian ini bertujuan untuk
sejumlah 7 siswa dan mengalami meningkatkan cara berfikir kritis dan hasil
peningkatan di siklus I menjadi 10 siswa belajar siswa pada kelas 4 SD. Karena
dan peningkatan terjadi kembali disiklus dalam proses belajar mengajar, siswa dapat
II menjadi 22 peserta didik. Kemudian diartikan bisa dituntut untuk berfikir secara
ketidaktuntasan terjadi dari prasiklus kritis agar dapat mencari atau menemukan
yang berjumlah 18 peserta didik jawaban sendiri tentang permasalahannya
berkurang di siklus I menjadi 15 peserta sehingga memacu siswa untuk berpikir
didik dan berkurang kembali pada siklus kritis.
II menjadi 3 peserta didik. Dari penjelasan
Keunggulan dalam penelitian ini
tersebut dapat dikaji bahwa menerapkan
dibandingkan dengan penelitian lainnya,
Problem Based Learning bisa
yaitu dalam penelitian ini penerapan model
mempengaruhi peningkatan hasil belajar
pembelajaran Problem Based Learning
siswa, karena adanya pada hasil siswa
(PBL) dengan mengukur berfikir kritis
yang mengalami peningkatan. Hal tersebut
siswa dan hasil belajar siswa. Pengukuran
memperkuat penelitian sebelum-nya yang
kemampuan berfikir kritis ini menggunakan
dilakukan Ardiansyah (2017;2) yang
rubrik berfikir kritis yang dihitung dari
dalam pelaksanaan penelitiannya model
rata-rata nilai dengan menerapkan teori
pembelajaran Problem Based Learning
Sudjaja (2011:7). Hasil belajar siswa diukur
dapat digunakan untuk membuat
dengan menggunakan soal cerita yang
peningkatan hasil belajar peserta didik
berbentuk pilihan ganda yang dihitung
SD terutama untuk penerapan materi
untuk pencapaian nilai diatas KKM pada
pelajaran matematika.
siswa. Setelah diterapkanya model
Berdasarkan perolehan hasil belajar
pembelajaran Problem Based Learning
dan berfikir kritis siswa dengan
kemampuan berpikir kritis peserta didik
menerapkan model pembelajaran Problem
mengalami peningkatan, ditunjukan
Based Learning yang didapat dalam siklus I
dengan banyaknya siswa yang kritis
dan siklus 2 bahwa dapat disimpulkan
dalam mengikuti pembelajaran. Kenaikan
terjadi peningkatan pada materi bangun
kemampuan berpikir kritis berimbas
datar dipelajaran matematika kelas 4 SD
kepada hasil belajar pada peserta didik
Negeri Randuacir 02 Salatiga. Hasil
yang mengalami kenaikan, ditunjukan oleh
penelitian ini sejalan dengan pendapat
meningkatnya jumlah peserta didik yang
Kristin (2017:223) bahwa hasil belajar
mencapai nilai KKM. Selain itu pada
adalah merupakan perubahan perilaku
proses kegiatan peserta didik mengikuti
siswa setelah mengikuti pelajaran terjadi
pembelajaran sesuai model Problem Based
akibat lingkungan belajar yang sengaja
Learning sehingga peserta didik dapat
dibuat oleh guru melalui model
menentukan permasalahan ,
pembelajaran yang dipilih dan digunakan
mengemukakan hipotesis awal,
dalam suatu pembelajaran. Selain itu hasil
mengumpulkan data dan dapat
penelitian ini telah melengkapi dan
menyimpulkan sendiri pada pemecahan
memperkuat penelitian terdahulu seperti
masalah yang termuat dalam kegiatan
penelitian yang telah dilakukan oleh
pembelajaran.
Normala Rahmadani (2017) dimana dengan
penerapan model Problem Based Learning KESIMPULAN DAN SARAN
(PBL) dapat untuk meningkatkan berfikir
kritis iswa. Problem based learning juga a. Kesimpulan
digunakan oleh Riana Rahmasari (2016) Berdasarkan dengan hasil penelitian
dalam penelitiannya membuktikan bahwa dan pembahasan, maka dapat
Problem Based Learning (PBL) dapat untuk disimpulkan bahwa dengan
meningkatkan pembelajaran. Berdasarkan menggunakan model Problem Based
penelitian diatas membuktikan bahwa Learning dan kemampuan berfikir
model pembelajaran Problem Based kritis siswa dapat meningkatkan hasil
Learning dapat meningkatkan kualitas belajar matematika materi bangun
pembelajaran. Hal yang membedakan datar pada siswa kelas 4 SD N
Randuacir 02 Argomulyo semester 2
38 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini diterapkan pada siswa kelas atas
dapat ditunjukkan dengan perolehan untuk membantu berpikir tingkat
rubrik kemampuan berfikir kritis pada tinggi. Serta diharapkan untuk
tindakan siklus I terjadi dengan rata- penggunaan model pembelajaran
rata 58,92 sedangkan pada tindakan di Problem Based Learning (PBL) bisa
siklus II ada peningkatan dengan terus digunakan dalam proses
jumlah rata-rata yaitu 80,28. pembelajaran di kelas pada materi
Sedangkan pada nilai hasil belajar pokok. Bagi penelitian selanjutnya,
matematika siswa diketahui dari 25 diharapkan bisa menerapkan model
siswa yang tuntas sebelum melakukan Problem Based Learning untuk kelas
tindakan yaitu 7 siswa dengan lainnya atau yang lebih tinggi. Dan
persentase 28%. Setelah melakukan dapat digunakan pada muatan
tindakan pada siklus I terjadi pelajaran yang lainnya.
peningkatan dengan jumlah ketuntasan
menjadi 10 siswa dengan persentase
DAFTAR PUSTAKA
40%, kemudian setelah dilakukan Abdullah, In Hi. "Berpikir kritis
tindakan pada siklus II terjadi matematik." Delta-Pi: Jurnal
peningkatan dengan jumlah ketuntasan Matematika dan Pendidikan
yaitu 22 siswa dengan persentase 88%. Matematika 2.1 (2016).
Penggunaan dengan model Problem
Bsed Learning dan kemampuan berfikir Anugraheni, I. (2018). Meta Analisis Model
siswa dapat meningkatkan hasil belajar Pembelajaran Problem Based
siswa siswa kelas 4 SD N Randuacir 02 Learning dalam Meningkatkan
Argomulyo, Salatiga. Hal ini terjadi Keterampilan Berpikir Kritis di
karena beberapa langkah-langkah Sekolah Dasar [A Meta-analysis of
penggunaan model Problem Based Problem-Based Learning Models in
Learning sudah terlaksana dengan baik Increasing Critical Thinking Skills in
seperti; (1) orientasi siswa pada Elementary Schools]. Polyglot: Jurnal
masalah yang akan dipecahkan ; (2) Ilmiah, 14(1), 9-18.
siswa berkelompok/ individu untuk
menerima masalah; (3) siswa Agustin, Vivin Nurul. "Peningkatan
melaksanakan investigasi; (4) siswa Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
menganalisis data; (5) siswa membuat Melalui Model Problem Based
laporan; Learning (PBL)." Journal of
b. Saran Elementary Education 2.1 (2013).
Bagi peneliti adalah diharapkan
kepada guru bahwa model Amir, Mohammad Faizal. "Proses berpikir
pembelajaran Problem Based kritis siswa sekolah dasar dalam
Learning (PBL) dapat dijadikan memecahkan masalah berbentuk soal
salah satu pilihan yang dapat cerita matematika berdasarkan gaya
dipergunakan oleh guru dalam belajar." JURNAL MATH
pembelajaran. Pembelajaran dengan EDUCATOR NUSANTARA: Wahana
menggunakan model Problem Based Publikasi Karya Tulis Ilmiah di
Learning (PBL) sebaiknya dipilih Bidang Pendidikan Matematika 1.2
materi yang dapat dikaitkan dengan (2015).
kejadian nyata disekitar siswa
sehingga siswa lebih tertarik dalam Arikunto, S.Dkk. 2006. Penelitian
menyelesaikan permasalahan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
tersebut. Model pembelajaran Aksara.
Problem Based Learning (PBL) terus
dikembangkan dalam pembelajaran Ariyanto, Metta, Firosalia Kristin, And Indri
karena sangat membantu anak Anugraheni. "Penerapan Model
untuk melatih pemecahan masalah Pembelajaran Problem Solving Untuk
yang dihadapinya, model Problem Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Based Learning (PBL) sangat tepat Kritis Dan Hasil Belajar Siswa." Jgk
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 39
ISSN 2086 – 3918

(Jurnal Guru Kita) 2.3 (2018): 106-115 01. Diss. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW,
Asriningtyas, Anastasia 2018.
Nandhita. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Dewi, Sari Kusuma, I. Made Suarjana, and
Learning untuk Meningkatkan Made Sumantri. "Penerapan model
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil polya untuk meningkatkan hasil
Belajar dalam Menyelesaikan Soal belajar dalam memecahkan soal cerita
Cerita pada Mata Pelajaran matematika siswa kelas V." MIMBAR
Matematika Kelas 4 SD Negeri Suruh PGSD Undiksha 2.1 (2014).
masalah." Mosharafa: Jurnal
Dimyati, & Mudijono. (2010). Belajar dan Pendidikan Matematika 4.1 (2015): 1-
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka 10.
Belajar.
Sochibin, A., P. Dwijananti, and P. Marwoto.
Gunawan, Imam. "Metode penelitian "Penerapan model pembelajaran
kualitatif." Jakarta: Bumi inkuiri terpimpin untuk peningkatan
Aksara (2013). pemahaman dan keterampilan
berpikir kritis siswa SD." Jurnal
Hanifah, Hanifah. "Buku Model Apos Inovasi Pendidikan Fisika Indonesia 5.2
Pada Pembelajaran Matematika." (2009).

Karim, Asrul. "Penerapan metode penemuan Wardani, N. S., & Slameto, A. W. (2012).
terbimbing dalam pembelajaran Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya
matematika untuk meningkatkan Sari.
pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis siswa sekolah
Witantri, Meika, Firosalia Kristin, and Indri
dasar." Jurnal Pendidikan 1.1 (2011):
Anugraheni. "Peningkatan Kemampuan
21-32.
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
Peserta Didik Denganmenerapkan
Kristin, F. (2016). Analisis Model
Model Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran Discovery Learning
pada Pembelajaran Tematik Tema 4
Dalam Meningkatkan Hasil
Kelas 4 Tahun Ajaran
Belajar Siswa Sd. Jurnal
2018/2019." Kalam Cendekia Pgsd
Pendidikan Dasar
Kebumen7.2 (2019).
Perkhasa, 2(1), 90-98.
Noer, Sri Hastuti. "Kemampuan berpikir
kreatif matematis dan pembelajaran
matematika berbasis masalah Open-
Ended." Jurnal Pendidikan
Matematika 5.1 (2011).

Rahmadani, N., & Anugraheni, I. (2017).


Peningkatan aktivitas belajar
matematika melalui pendekatan
problem based learning bagi siswa kelas
4 SD. Scholaria: Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 7(3), 241-250.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian .


Bandung: ALVABETA.

Sumartini, Tina Sri. "Peningkatan


kemampuan penalaran matematis
siswa melalui pembelajaran berbasis
40 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918

You might also like