You are on page 1of 13

PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018

Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763


Universitas Banten Jaya

PENERAPAN DECISION MAKING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

Oleh: Khristina Sri Prihatin


Universitas Banten Jaya
Serang, Indonesia
khristinasriprihatin@unbaja.ac.id

ABSTRACT

This study was aimed to determine: 1) application of decision making learning model in class XI MA at Daar
El- Istiqomah Sukawana, Serang city of Banten, academic year 2016/2017. 2) The improvement of the results of
accounting learning by applying decision making learning model on the subject matter of Recording
Transactions/ Documents into General Jurnal in class XI MA at Daar El-Istiqomah, Sukawana, Serang - Banten
City in academic year 2016/2017.This research was a classroom action research (CAR). The research used two
cycles and each cycle consisted of four steps. The subjects in this study was class XI in MA Daar El-Istiqomah
Sukawana, Serang - Banten, that consist of 25 students. The object of this research was an implementation of
decision making learning model.The results showed that the implementation of decision making learning model
could be increased teacher and students activity. It could be seen that there were an increasing activity from
cycle 1 to cycle 2. On cycle I, based on teacher observation, the activity reached 58% and in cycle II reached
88% . Students learning outcomes based on average pre test reached 45. While the post test on cycle 1 by
applying the Decision Making learning model has increased 71.4, and the average in post test on cycle II
increased quite significant than in cycle 1 that is 80,8.

Key words: Decision Making Learning Model, Learning Outcomes, MA Accounting .

PENDAHULUAN dikembangkan kemampuan untuk dapat


Pendidikan merupakan salah satu memenuhi kebutuhan kerja masa sekarang.
faktor yang sangat penting di dalam rangka Sehingga, dengan pendidikan dapat
meningkatkan pembangunan di suatu terciptanya manusia yang yang cerdas dan
Negara. Karena pendidikan menciptakan berakhlak baik sesuai dengan etika dan
sumber daya manusia atau sumber daya norma-norma agama yang berdasarkan
insani untuk mendorong lajunya tingkat UUD 1945 dan Pancasila.
pembangunan. Apabila di dalam suatu Untuk mewujudkan tujuan
Negara pendidikan tersebut dapat pendidikan Sebagaimana yang tercantum
menghasilkan manusia yang berpotensi, dalam Undang-undang nomor 20 tahun
kreatif serta memiliki akhlak yang baik, 2003 dalam bab II Pasal 3 tentang fungsi
tidak dapat dipungkiri lagi pembangunan dan tujuan pendidikan nasional disebutkan
akan terlaksana melalui anak-anak bangsa bahwa pendidikan nasional bertujuan
tersebut. Dapat dikatakan, melalui untuk mengembangkan kompetensi dan
pendidikan diharapkan mampu membentuk watak dan perdaban suatu

52
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

bangsa yang memiliki martabat untuk mutu pendidikan, guru dituntut lebih
dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. kreatif dalam menyampaikan pembelajaran
Pendidikan berfungsi untuk sehingga mampu menciptakan inovasi-
mengembangkan potensi peserta didik agar inovasi baru.
dapat menjadi masnuai yang beriman dan Inovasi merupakan suatu aplikasi
bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki metode baru yang dapat
ahlak yang baik, cerdas, sopan da santun diimplementasikan, yang belum pernah
serta dapat memberikan manfaat baik dilakukan dalam metode pengajaran
tenaga dan pikirannya demi kemajuan manapun. Sehingga bentuk inovasi
negaranya. pembelajaran ini menjadikan hal yang
Agar menghasilkan sumber daya sangat penting dari pola pengajaran yang
yang berkualitas diperlukan model lama berubah ke pola pengajaran yang
pendidikan yang tidak hanya mampu baru. Dimana pola pengajaran yang hanya
menjadikan peserta didik cerdas dalam dilakukan Guru di depan kelas dengan
teoritical science (teori ilmu), tapi juga metode ceramah, dapat berubah dengan
cerdas practical science (praktik ilmu). pola inovasi-inovasi pembelajaran yang
Dalam memberikan Pendidikan era jaman guru miliki. Adanya upaya dari guru untuk
sekarang, bukan saja ilmu pengetahuan mencari berbagai variasi pendekatan,
yang diberikan tetapi lebih kepada model dan strategi pembelajaran
pendidikan yang beretika, sehingga merupakan salah satu upaya yang dapat
seorang pendidik mampu memasukkan menunjang adanya inovasi baru di kelas.
unsur-unsur akhlak dalam memberikan Pada pelajaran akuntansi, materi
ilmu pengetahun. Seorang pendidik adalah berisi proses-proses transaksi dan
ujung tombak dalam melaksanakan misi menghitung. Sehingga peserta didik
pendidikan di lapangan serta merupakan berpikir bahwa materi akuntansi akan
faktor penting dalam mewujudkan sistem rumit dan membosankan, yang
pendidikan yang bermutu dan efisien menyebabkan hasil belajar menjadi tidak
sehingga dalam kegiatan belajar mengajar optimal. Hal tersebut terbukti pada saat
guru berperan sangat penting untuk dilakukan observasi di MA Daar El-
mencapai tujuan pembelajaran. Guru Istiqomah proses pembelajaran peserta
sebagai tenaga pengajar semestinya didik cenderung hanya mendengar saja
mampu mentransformasikan ilmunya tanpa ada ketertarikan untuk mengetahui
kepada anak didik, Untuk memperbaiki lebih dalam lagi. Sehingga pada saat

54
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

diadakan tanya jawab peserta didik yaitu: Berpikir kritis (critical thinking),
cenderung pasif tidak berfikir secara kritis pemecahan masalah (problem solving),
untuk dapat memecahkan masalah berpikir logis (logical thinking) dengan
sehingga guru harus mengulang kembali menerapkan metode pembelajaran decision
dan menyita banyak waktu yang akan making ini, maka diharapkan dapat
membuat belajar menjadi tidak kondusif, memberikan suasana baru dalam
sehingga tercipta suasana belajar yang pembelajaran akuntansi sehingga dapat
tidak menyenangkan. meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari Dokumentasi yang diperoleh Menurut Dewey (dalam Depdiknas
peneliti di kelas XI MA Daar El-Istiqomah 2004: 12) menyatakan bahwa, Model
tahun ajaran 2016/2017, nilai rata-rata Pembelajaran Decision Making tidak
belum memenuhi KKM (Kriteria jarang disamakan dengan berpikir kritis,
Ketuntasan Minimal) mata pelajaran pemecahan masalah dengan berpikir logis
Akuntansi yaitu sebagai berikut: serta berpikir selektif.
Tabel 1. Hasil Belajar Akuntansi 1. Berpikir kritis (critical thinking)
artinya untuk sampai suatu kesimpulan
Belum
Jumlah Mencapai
KKM % mencapai % diawali dengan pertanyaan dan
Siswa Ketuntasan
ketuntasan pertimbangan kebenaran serta nilai apa
25 70 11 44% 14 56%
yang sebenarnya ada dalam pertanyaan
Sumber: Data yang diolah 2017
itu.
Dengan melihat kondisi hasil
2. Pemecahan masalah (problem solving)
belajar yang tidak optimal, peneliti
artinya untuk sampai pada kesimpulan
berusaha mencari solusi untuk mengatasi
diawali dengan masalah yang dihadapi
masalah tersebut. Metode- metode
dan mempertanyakan bagaimana
pembelajaran banyak sekali yang dapat
masalah itu dapat
digunakan dalam meningkatkan kualitas
diselesaikan/dipecahkan.
hasil belajar. Salah satu alternatif model
3. Berpikir logis (logical thinking) untuk
pembelajaran yang dapat digunakan untuk
sampai pada suatu kesimpulan yang
menyelesaikan masalah yang terdapat
diutamakan adalah alur berpikirnya,
dilatar belakang masalah adalah model
mulai identifikasi, menganalisis fakta
pembelajaran decision making . Menurut
dan opini serta aplikasinya dalam
Dewey (dalam Depdiknas 2004 : 12)
kehidupan sehari-hari.
menyatakan bahwa, ada tiga strategi dalam
model pembelajaran decision making
55
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

Dari ketiga pemikiran tersebut 4. Keputusan Ekpolorasi Merupakan


semuanya bermuara pada pengambilan keputusan yang kurang akan informasi
keputusan untuk mendapatkan suatu dan tidak ada kata sepakat yang dianut
pilihan yang kemudian ditindaklanjuti untuk memulai mencari informasi serta
dalam bentuk tindakan. tidak tahu darimana usaha pengambilan
Menurut Syah (2011 : 20) keputusan akan dimulai.
Pengambilan Keputusan jika dilihat dari Sementara itu menurut Sapriya
cara memperoleh informasi dapat (2015:152). Makna konsep pengambilan
dikategorikan menjadi empat. keputusan (decision making) berkaitan
Keempat kategori tersebut yaitu dengan kemampuan berpikir tentang
keputusan representasi, empiris, informasi, alternatif pilihan yang tersedia,
ekspolorasi. Adapun penjelasan dari menimbang fakta dan bukti yang ada,
keempatnya sebagai beikut. mempertimbangkan tentang nilai pribadi
1. Keputusan Representasi merupakan dan masyarakat.
keputusan yang dihadapi dengan Menurut Mulyono (2008: 1)
informasi yang cukup banyak, dan menyatakan bahwa, dapat disimpulkan
mengetahui dengan tepat bagaimana pengambilan keputusan (decision making)
memanipulasi informasi dalam diartikan sebagai pemilihan alternatif
pembelajaran. terbaik dari beberapa pilihan yang tersedia
2. Keputusan Empiris merupakan sebagai suatu cara dalam pemecahan
keputusan yang kurang memiliki masalah. Dapat disimpulkan, untuk
informasi namun mengetahui mengambil keputusan tidak hanya
bagaimana memperoleh informasi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi
pada saat informasi itu diperoleh namun juga dilandasi oleh pertimbangan
dinamakan keputusan empiris. logis serta penilaian yang mendalam,
3. Keputusan Informasi merupakan sehingga tindakan yang akan diambil dapat
keputusan yang kaya akan dipertanggungjawabkan. Pengambilan
informasi, tetapi diliputi dengan keputusan yang efektif membutuhkan
kontroversi tentang bagaimana keterampilan mengumpulkan informasi
memperoleh informasi itu, dan tentang suatu permasalahan, berpikir kritis
selanjutnya akan menghasilkan dan kreatif.
keputusan informasi. Cara menentukan kelompok Model
Cooperative Learning Tipe Pengambilan

56
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

Keputusan (Decision Making) menurut Cooperative Learning Tipe Pengambilan


Depdiknas (2004 : 7) adalah: Keputusan (Decision Making) yaitu:
1. Jumlah anggota tiap kelompok terdiri 1. Membutuhkan lebih banyak waktu.
dari 5 orang. 2. Membutuhkan sosialisasi yang lebih
2. Pengelompokan siswa hendaknya baik.
heterogen. 3. Siswa mudah melepaskan diri dari
3. Penetapan kelompok ditentukan oleh keterlibatan dan tidak memperhatikan.
pendidik. 4. Kurang kesempatan untuk individu.
4. Penghargaan (hadiah) lebih 5. Sering terjadi kegaduhan.
berorientasi kepada kelompok dari
Langkah – langkah Model
pada individu.
Pembelajaran Decision Making Menurut
Menurut Mulyono (2008:6) Fatimah et al (2008:17) dalam skripsi
menyatakan bahwa, kelebihan dari model Diani (2015). langkah-langkah Model
Cooperative Learning Tipe Pengambilan Cooperative Learning Tipe Pengambilan
Keputusan (Decision Making) yaitu: Keputusan (Decision Making) sebagai
1. Menghilangkan sifat mementingkan berikut:
diri sendiri atau egois. 1. Memberikan informasi, tujuan, dan
2. Meningkatkan kesetiakawanan sosial. rumusan masalah.
3. Meningkatkan kesediaan menggunakan 2. Secara klasikal tayangan gambar,
ide orang lain yang dirasakan lebih wacana atau kasus permasalahan yang
baik. sesuai dengan materi pembelajaran
4. Memungkinkan para siswa saling atau kompetensi yang diharapkan.
belajar mengenai sikap, keterampilan 3. Buatlah pertanyaan agar siswa dapat
informasi, perilaku sosial, dan meru muskan permasalahan
pandang- pandangan. sesuai dengan gambar, wacana atau
5. Meningkatkan kegemaran berteman kasus yang disajikan.
tanpa memandang perbedaan 4. Secara kelompok siswa diminta
kemampuan, jenis kelamin, normal mengidentifikasikan permasalahan dan
atau cacat, kelas sosial, agama, dan membuat alternatif pemecahannya.
orientasi tugas. 5. Secara kelompok/individu siswa
diminta mengidentifikasi permasalahan
Menurut Lie (2002 : 47)
yang terdapat di lingkungan sekitar
menyatakan bahwa Kekurangan model

57
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

siswa yang sesuai dengan materi yang Pada tahap ini guru
mengajak siswa untuk
dibahas dan cara pemecahannya.
berfikir real,
6. Secara kelompok/individu siswa mengajak siswa untuk
Pemecahan
4 mengemukakan
diminta mengemukakan alasan mereka Masalah
memilih alternatif,
memilih alternatif tersebut. dan mencari
penyebab terjadinya
7. Secara kelompok/individu siswa
masalah.
diminta mencari penyebab terjadinya Pada tahap ini guru
mengajak siswa untuk
masalah tersebut.
menyimpulkan
Merumuskan
8. Secara kelompok/individu siswa seluruh informasi
5 Kesimpulan
yang telah diperoleh
diminta mengemukakan tindakan untuk
dan memberi
mencegah terjadinya masalah tersebut. penghargaan.

Dapat disimpulkan langkah – METODE PENELITIAN


langkah model pembelajaran Decision Tempat penelitian yang akan
Making tersaji pada tabel sebagai berikut: diteliti berlokasi di sekolah MA Pondok
Pesantren Modern Daar El-Istiqomah
Tabel 2. Langkah-langkah Model Sukawana Kota Serang Banten
Pembelajaran Decision Making
Penelitian tindakan kelas ini
No Langkah
bermaksud meminimalkan kesalahan siswa
Decision Perlakuan Guru
Making dalam memahami materi Akuntansi.
Pada tahap ini guru
Sebagai tahap awal sebelum mengadakan
memberikan
1 Informasi informasi, tujuan dan penelitian dilakukan observasi dan tes awal
rumusan masalah.
(pre test) untuk mengetahui kemampuan
Pada tahap ini guru awal siswa. Hasil observasi dan tes
mengajak siswa untuk
tersebut dijadikan pedoman awal untuk
Merumuskan merumuskan masalah
2
Masalah sesuai dengan gambar mengetahui tindakan yang akan
dan alat peraga yang
dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan
disajikan.
Pada tahap ini guru dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4
meminta siswa untuk
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan
mengidentifikasi
permasalahan yang tindakan, pengamatan dan refleksi. Secara
terdapat dilingkungan
3 Indentifikasi rinci urutan masing-masing tahap dapat
sekitar dan membuat
alternatif pemecahan dilihat digambar 1 berikut ini:
masalah secara
kelompok.

58
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

Penelitian yang menggunakan


metode tes ini untuk mengetahui sejauh
mana responden dalam memiliki ilmu
pengetahuan yang diajarkan oleh pendidik,
sebelum peneliti menerapkan model
Decision Making, dimana tes tersebut
adalah pre test. Dan setelah peneliti
menerapkan metode Decision Making
Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas model maka tes yang dilakukan adalah post tes.
Kemmis dan Mc Tagart (Prof. Dr. H.Tukiran Taniredja et
al, 2013:24)
2. Observasi
Memecahkan masalah dalam
Observasi adalah salah satu teknik
penelitian diperlukan data yang relevan
pengumpulan data dengan cara mengamati,
dengan permasalahannya, sedangkan untuk
memantau, melihat dan mencatat kejadian-
mendapatkan data tersebut perlu digunakan
kejadian secara sistematis dan berkala,
teknik pengumpulan data sehingga dapat
dengan menggunakan alat tulis untuk
diperoleh data yang benar-benar valid dan
mencatat, video, kamera, handphone untuk
dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data
merekam, sehingga dapat diketahui apabila
yang digunakan dalam penelitian ini,
ada kejadian-kejadian yang berbeda
antara lain dengan menggunakan
dengan sebelumnya.
1. Tes
Tes adalah instrument atau alat 3. Wawancara

yang digunakan untuk mengetahui Wawancara adalah proses

informasi pengetahuan seseorang, dengan memperoleh keterangan untuk tujuan

cara mengajukan sejumlah pertanyaan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil

yang di sampaikan pada seseorang atau bertatap muka antara pewawancara dengan

kelompok untuk mengungkapkan keadaan responden. Digunakan untuk

atau tingkat perkembanggan salah satu mewawancarai siswa mengenai kesulitan

atau beberapa aspek psikologis di dalam pada penyampaian meteri pelajaran

dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa sehingga mendapatkan gambaran kegiatan

prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, pembelajaran yang akan dilangsungkan.

sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan 4. Dokumentasi


berbagai aspek keperibadian lainnya. Menurut kamus Bahasa Indonesia
dari dinyatakan bahwa, dokumentasi
59
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

adalah suatu cara yang dilakukan untuk aktif, dan siswa pun terdengar masih
menyediakan dokumen – dokumen dengan sangat gaduh ketika guru menjelaskan
menyertakan bukti yang akurat dari manfaat pembelajaran dan langkah-
pencatatan sumber – sumber informasi langkah pengamatan. Hal ini tejadi karena
baik yang berasal dari tulisan atau siswa belum terbiasa dan belum menyukai
karangan, buku, undang- undang dan model Decision Making. Berdasarkan hasil
sebagainya. Teknik dokumentasi deskripsi dari penelitian dapat
digunakan untuk mendapatkan keterangan digambarkan bahwa proses pembelajaran
dan penerangan pengetahuan dan bukti. dengan diterapkannya model pembelajaran
Decision Making untuk meningkatkan
HASIL PENELITIAN DAN hasil belajar siswa di MA Daar El-
PEMBAHASAN Istiqomah mengalami peningkatan, hal ini
Pada pelaksanaannya, penelitian ini dapat dilihat pada tiap siklusnya telah
dilakukan dalam dua siklus, dari kedua mengalami peningkatan pada siklus I
siklus yang telah dilaksanakan terlihat dengan diterapkannya model pembelajaran
adanya peningkatan hasil belajar siswa Decision Making memperoleh nilai 68%
dengan model pembelajaran Decision dan pada siklus II memperoleh nilai
Making. Hal tersebut diperkuat juga 80,8%.
dengan peningkatan aktivitas siswa dari Hal ini diperkuat oleh rata-rata hasil
siklus ke siklus. Tes hasil belajar diberikan pre test pada siklus 1 yaitu 45 yang masuk
kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu pre pada kategori kurang dalam kriteria
test satu kali yang diberikan pada siklus 1
keberhasilan siswa, hasil ini belum bagus
pertemuan pertama sebelum karena tidak sesuai dengan jumlah siswa
mempraktekkan model pembelajaran yang mampu mencapai kriteria ketuntasan
Decision Making dan post test dua kali minimal yaitu 70, sedangkan untuk rata-
yang diberikan di akhir masing-masing rata post test siklus I yaitu 71,4 yang
siklus setelah selesai mempaktekkan model masuk pada kategori baik dengan jumlah
pembelajaran Decision Making. siswa yang sudah mencapai ketuntasan
Pada pelaksanaan siklus I terdapat belajar sebanyak 17 siswa dan 8 siswa
beberapa kendala yang dialami oleh siswa, yang belum mencapai ketuntasan belajar.
diantaranya pada saat melakukan diskusi, Hasil ini belum mencapai indikator
banyak siswa lebih keberhasilan karena belum sesuai dengan
mengandalkan temannya yang pintar dan jumlah siswa yang mampu mencapai 80%

60
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

dari jumlah siswa yang ada di kelas mempengaruhi hasil belajar siswa.
tersebut. Sedang untuk rata-rata hasil post Peningkatan hasil belajar siswa pada pre
test pada siklus II mencapai 80,8 yang test dan post tes siklus I dan II adalah bukti
masuk pada kategori sangat baik dengan bahwa dengan penerapan model
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pembelajaran Decision Making dapat
belajar sebanyak 22 siswa dan siswa meningkatkan hasil belajar siswa.
belum mencapai ketuntasan belajar yang Pada pre test siklus I nilai
telah ditetapkan untuk kriteria keberhasilan minimum yang diperoleh siswa adalah 35
siswa. Hasil ini sudah baik karena sudah sedangkan nilai maksimal yang diperoleh
sesuai dengan jumlah siswa yang mampu siswa adalah 65 dengan jumlah nilai rata-
mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu rata kelas sebesar 45 yang masuk dalam
70 dan indikator keberhasilan yaitu 80% kategori kurang untuk kriteria ketuntasan
dari jumlah siswa yang ada dikelas belajar yang berarti masih jauh di bawah
tersebut. Berikut tabel rekapitulasi nilai standar KKM. Hasil Belajar siswa pada
hasil pre test dan post test. post test siklus I dengan nilai minimum
Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Pre Test, yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai
Post Test Siklus I dan II
maksimal yang diperoleh oleh siswa
No Jenis Tes Nilai
adalah 85 dengan rata-rata kelas yang
1 Pre test siklus I 45 diperoleh adalah 71,4 yang masuk pada
2 Post test siklus I 71,4 kategori cukup berdasarkan kriteria
3 Post test siklus II 80,8 keberhasilan siswa, sedangkan hasil belajar
Sumber: Data yang diolah 2017
post test pada siklus II nilai minimum yang
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
diperoleh siswa sebesar 60 dan nilai
dilihat bahwa peningkatan hasil belajar
maksimal 100 dengan rata-rata kelas
siswa masuk pada kategori sangat baik
sebesar 81,8 yang masuk dalam kategori
untuk kriteria keberhasilan siswa, dilihat
sangat baik berdasarkan kriteria
dari perbedaan nilai rata-rata pre test siklus
keberhasilan siswa.
I yang memperoleh nilai 45, post test
siklus I memperoleh nilai 71,4 dan post Berdasarkan data diatas dengan

test siklus II memperoleh nilai 80,8. meningkatnya hasil belajar maka dapat

Dengan demikian perbedaan hasil belajar disimpulkan bahwa penerapan model

siswa tiap siklus meningkat sehingga pembelajaran Decision Making pada

kegiatan penelitian ini ada perubahan yang kegiatan penelitian ini dianggap berhasil.

61
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

Tabel 4. Rekapitulasi Penilaian Tindakan Mencatat transaksi/dokumen kedalam


Kelas Guru Siklus I, Siklus II jurnal umum kelas XI MA Daar El-
No Penilaian Nilai Istiqomah Tahun Ajaran 2016/2017
1 siklus I 58% diterapkan dengan langkah sebagai berikut:
2 siklus II 88% a. Pada kegiatan awal penggunaan model
Sumber: Data yang diolah 2017 pembelajaran Decision Making, Siswa
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat di ajarkan tiga keterampilan dasar pada
bahwa penilaian penelitian tindakan kelas model pembelajaran Decision Making,
untuk guru mengalami peningkatan, dilihat yang meliputi berpikir kritis (critical
dari perbedaan nilai yang diperoleh setiap thinking), pemecahan masalah
siklus mengalami kenaikan, pada siklus I (problem solving), berpikir logis
memperoleh nilai 58% yang (logical thinking) siswa mendengarkan
mengindikasikan bahwa penilaian penjelasan guru terlebih dahulu,
penelitian tindakan kelas guru masuk merangkum dari penjelasan guru,
dalam kategori kurang, dan pada siklus II mengajukan pertanyaan,
memperoleh nilai 88% yang menyelesaikan studi kasus/kasus soal,
mengindikasikan bahwa penilaian memberikan jawaban serta alasan
penelitian tindakan kelas guru masuk mengapa dapat di temukannya
dalam kategori sangat baik. Dengan jawabann tersebut. dan
demikian, perbedaan pelaksanaan mengklarifikasi. Setelah selesai
pembelajaran terhadap guru tiap siklus seorang siswa wakil dari kelompoknya
meningkat. diminta untuk menuliskan hasil dari
KESIMPULAN DAN SARAN soal yang di berikan kemudian
Dari hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan mengapa di temukan
yang telah dilakukan tentang peningkatan jawaban tersebut, serta menanggapi
hasil belajar siswa melalui model pertannyaan dari temen nya yang
pembelajaran Decision Making, maka masih belum paham. Guru membantu
dapat disimpulkan bahwa: siswa dan kelompok serta
mengklarifikasi hal-hal yang sulit.
1. Penerapan Model Pembelajaran
b. Proses penerapan model pembelajaran
Decision Making
Decision Making mengalami
Penerapan model pembelajaran peningkatan dari siklus I ke siklus II,
Decision Making pada materi pokok hal ini di tunjukkan dari observasi

62
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

aktivitas guru pada siklus I mencapai siklus II, hal ini ditunjukkan dari
58% yang mengindikasikan penilaian ketuntasan belajar siswa pada siklus I
aktivitas guru masih dalam kategori mencapai 68% dengan jumlah siswa yang
kurang. Pada siklus II mengalami tuntas belajar sebanyak 17 siswa dari 8
peningkatan sebesar 30% menjadi 88% siswa dan nilai rata-rata siswa sebesar
yang mengindikasikan aktivitas guru 71,4. Hasil ini belum mencapai indikator
dalam kategori sangat baik. Hal ini keberhasilan siswa yaitu 80%. Ketuntasan
menunjukkan bahwa guru mampu belajar siswa pada post test siklus II
menerapkan model pembelajaran meningkat sebesar 20% yaitu mencapai
Decision Making. Dengan demikian 88% dengan jumlah 22 siswa yang tuntas
proses pembelajaran dengan penerapan belajar dari 25 siswa dan 3 siswa yang
model pembelajaran Decision Making belum tuntas, hasil belajar siswa pada
tiap siklusnya mengalami peningkatan siklus II meningkat dengan rata-rata
sehingga berpengaruh pada hasil mencapai 80,8. Hasil belajar telah tercapai
belajar siswa. karena telah memenuhi kriteria ketuntasan
2. Hasil Belajar Siswa minimal yang telah ditentukan yaitu 70 dan
indikator keberhasilan siswa yaitu 80%
Peningkatan hasil belajar siswa
dari jumlah siswa yang ada di kelas
melalui model pembelajaran Decision
tersebut.
Making pada mata pelajaran Akuntansi
sangat baik karena dengan menggunakan Berdasarkan proses dan hasil
model pembelajaran Decision Making penelitian yang telah dilakukan maka
memudahkan siswa dalam memahami penulis memiliki beberapa saran yang
pelajaran. Pada awalnya siswa tidak terlalu kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang
tertarik pada pelajaran Akuntansi karena terkait, diantaranya :
dinilai pelajaran Akuntansi itu rumit,
1. Bagi guru hendaknya dapat
membosankan dan menjenuhkan serta
menggunakan model pembelajaran
tidak menyenanngkan, sehingga banyak
yang lebih variatif, sehingga
siswa yang bermalas-malasan untuk
banyak pilihan untuk diterapkan
mengikuti kegiatan belajar di kelas.
sesuai dengan materi, kopetensi
Hasil belajar siswa dengan dasar, karaktristik siswa, serta
menerapkan model pembelajaran Decision sarana prasarana, karena model
Making terlihat meningkat dari siklus I ke

63
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

pembelajaran dapat mempengaruhi Departemen Pendidikan Nasional. 2004.


Pengetahuan Sosial. Jakarta.
hasil dari proses pembelajaran.
------------------------------------------.2006.
2. Bagi siswa, alangkah baiknya Jakarta.
belajar aktif jadi tidak hanya
Fatimah, et. al. (2008). Model-model
mendengarkan guru tapi mampu Pembelajaran (SMA/SMP).
menyelesaikan berbagai Palembang: Pendidikan dan
Profesional Guru Rayon 4
permasalahan soal yang di berikan Universitas Sriwijaya.
dan mampu memberikan
Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan
penjelasannya, serta siswa mampu Pengajaran Berdasarkan
berpikir kritis, mampu Pendekatan Sistem. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
memecahkan masalah dan mampu
berpikir logis. Hery. (2013). Akuntansi Perusahaan Jasa
dan Dagang. Bandung: CV Alfabeta.
3. Pihak sekolah hendaknya lebih
Jusup, Al Haryono. (2005). Dasar-dasar
memperhatikan sarana prasarana, Akuntansi Jilid 1. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
kebutuhan yang medukung
YKPN.
kegiatan pembelajaran khususnya
Kurniawan, Deni. (2014). Pembelajaran
akuntansi.
Terpadu Tematik (Teori, Praktik,
dan Penilaian). Bandung: Alfabeta.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning.
untuk memperoleh hasil yang Jakarta: PT Grasindo.
signifikan serta dapat Martani, Dwi et.al. (2012). Akuntansi
mengembangkan suatu Keuangan Menengah. Jakarta:
Salemba Empat.
pengetahuan. Mulyono. (2008). Teori Pengambilan
Keputusan (Theory of Decision
Making). Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid, Harun & Mansyur. (2007).
Abdullah Sani, Ridwan. (2013). Inovasi Penilaian Hasil Belajar. Bandung:
Pembelajaran. Jakarta: Bani Aksara. CVWahana Prima.

Arifin, Zainal (2011). Evaluasi Sapriya. (2015). Pendidikan IPS. Bandung:


Pembelajaran. Bandung: PT Remaja PT Remaja Rosdakarya Offset.
Rosdakarya.
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Pembelajaran Inovatif dalam
Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Jakarta: Rineka Cipta. Ruzz Media.

64
PROGRESS Vol 1 No 1, Agustus 2018
Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan E- ISSN 2622-7037 P-ISSN 2623-0763
Universitas Banten Jaya

Susanto, Bob. (2015). 25 Pengertian


Akuntansi menurut para Ahli
Lengkap. [Online]. Tersedia:
http://www.Seputarpengetahuan.com
/2015/3/pengertian-akuntansi-secara-
umum-terlengkap.html.

Syah, Muhibbin (2013). Psikologi


Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Taniredja, Tukiran et. al. (2013).


Penelitian Tindakan Kelas untuk
Mengembangkan Profesi Guru
Praktik, Praktis dan Mudah.
Bandung: CV Alfabeta.

Tirta Raharja, Umar & S.L.La Sulo.


(2005). Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Zakiyudin. Ais. (2013). Akuntansi Tingkat


Dasar Dilengkapi dengan Akuntansi
bagi Organisasi Zakat. Jakarta:
Mitrawacana Media.

65

You might also like