You are on page 1of 7

Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172

Available online at:http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus


DOI: https://doi.org/10.29407/pn.v4i2.12686
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Terpadu Materi Pewarisan Sifat
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Pada Siswa Kelas IX C MTsN 9 Ngawi

Mochammad Chudlori
MTsN 9 Ngawi
moch.dhori70@gmail.com

Abstract
This research is a class action research. The place of this research is in
class IX C MTsN Ngawi. The research period is the odd semester of the
2018/2019 academic year starting from July to September 2018. The
subjects of this study are students of class IX C MTsN 9 Ngawi. The data
collection techniques used in this study are observation or observation and
tests to determine student learning achievement. The data analysis technique
used in this study is quantitative descriptive. The results showed that the
application of the Discovery Learning learning model can improve IPA
learning achievement Integrated Inheritance Material The nature of students
in the subject matter calculates the arithmetic sequence and sequence
principal. This can be seen in the value of the average learning achievement
of students experiencing an increase in the cycle I, II and cycle III. Before
the action is held, the average value of students is 65.53. After the first cycle
of action is taken to be 66.00 and after the improvement of actions in the
second cycle is held, the average value increases to 71.00. These results
continued to increase in the third cycle to 79.25. While based on the
percentage of students 'mastery learning, the results of the percentage of
students' mastery learning from the initial condition of 50% (10 people)
increased to 65% (13 people) and increased again in the second cycle to
73% (15 people). After repairs were held, there was an increase again in
cycle III to 88% (18 people). The application of the Discovery Learning
learning model can improve student learning activities. This increase can be
seen from each cycle that starts from the activity of students in the initial
condition of 50% (10 people) to 65% (13 people) in the first cycle and then
increases again in the second cycle to 73% (15 people), and after being held
improvements to deficiencies in cycles I and II, the results of student
learning activeness in cycle III increased to 88% (18 people).

Keywords: Science Learning Achievement, Inheritance Trait, Discovery


Learning

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Tempat


penelitian ini adalah di kelas IX C MTsN Ngawi. Waktu penelitian adalah
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 dimulai bulan Juli sampai
September 2018. Subjek penelitian ini siswa kelas IX C MTsN 9 Ngawi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengamatan atau observasi dan tes untuk mengetahui prestasi belajar
siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA

Peer reviewed under responsibility of Universitas Nusantara PGRI Kediri.


© 2019 Universitas Nusantara PGRI Kediri, All right reserved, This is an open access article under
the CC BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172
Mochammad Chudlori

Terpadu Materi Pewarisan Sifat siswa pada materi pokok menghitung pokok
barisan dan deret aritmatika. Hal ini dapat dilihat pada nilai prestasi belajar
rata-rata siswa mengalami peningkatan pada siklus I, II dan siklus III.
Sebelum diadakan tindakan adalah nilai rata-rata siswa adalah sebesar
65,53. Setelah diadakan tindakan siklus I menjadi 66,00 dan setelah
diadakan perbaikan tindakan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi
71,00. Hasil tersebut terus meningkat pada siklus III menjadi 79,25.
Sedangkan berdasarkan prsentase ketuntasan belajar siswa, hasil persentase
ketuntasan belajar para siswa dari kondisi awal sebesar 50% (10 orang)
meningkat menjadi 65% (13 orang) dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 73% (15 orang). Setelah diadakan perbaikan akhirnya terjadi
peningkatan lagi pada siklus III menjadi 88% (18 orang). Penerapan model
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Peningkatan ini terlihat dari tiap siklus yang dimulai dari hasil
keaktifan siswa pada kondisi awal sebesar 50% (10 orang) menjadi 65% (13
orang) pada siklus I selanjutnya terjadi peningkatan lagi pada siklus II
menjadi 73% (15 orang), dan setelah diadakan perbaikan atas kekurangan-
kekurangan pada siklus I dan II maka hasil keaktifan belajar siswa pada
siklus III meningkat menjadi 88% (18 orang).

Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, Pewarisan Sifat, Discovery Learning

PENDAHULUAN yang beriman dan bertakwa pada Tuhan


Pada hakekatnya kegiatan belajar Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
mengajar adalah suatu proses interaksi berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
atau hubungan timbal balik antar guru dan bertanggung jawab, mandarin, cerdas,
siswa dalam suatu pembelajaran. Guru terampil, serta sehat jasmani dan rohani,
sebagai salah satu komponen dalam juga harus mampu menumbuhkan dan
proses belajar mengajar merupakan memperdalam rasa cinta tanah air,
pemegang peran sangat penting. Guru mempertebal semangat kebangsaan dan
bukan hanya sekedar menyampaikan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dengan itu pendidikan nasional akan
dikatakan sebagai sentral pembelajaran. mampu mewujudkan manusia-manusia
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembangunan dan membangun dirinya
proses belajar mengajar, gurulah yang sendiri serta bertanggung jawab atas
mengarahkan bagaimana proses belajar pembangunan bangsa.
mengajar itu dilakukan. Karena itu guru Berhasilnya tujuan pembelajaran
harus dapat membuat suatu pengajaran ditentukan oleh banyak faktor,
lebih efektif juga menarik sehingga bahan diantaranya adalah faktor guru dalam
pelajaran yang disanpaikan akan membuat melaksanakan proses belajar mengajar,
siswa merasa senang dan merasa perlu karena guru secara langsung dapat
mempelajari bahan pelajaran tersebut. mempengaruhi, membina dan
Guru mengemban tugas berat meningkatkan kecedasan serta
untuk tercapainya tujuan pendidikan ketrampilan siswa. Untuk mengatasi
nasional yaitu meningkatkan kualitas permasalahan di atas dan guna mencapai
manusia Indonesia, manusia seutuhnya pendidikan secara maksimal, peran guru
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 167 Vol 4 No 2
Tahun 2019
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172
Mochammad Chudlori

sangat penting dan diharapkan memiliki pokok pewarisan sifat pada pembelajaran
cara atau metode mengajar yang baik dan IPA Terpadu.
mampu memilih metode pembelajaran Metode pembelajaran jumlahnya
yang tepat dan sesuai dengan konsep- banyak, dimana masing-masing
konsep mata pelajaran yang akan mempunyai kelebihan dan kelemahan,
disampaikan (Permana, 2018). maka pemilihan metode pembelajaran
Tujuan pendidikan ini sangat luas yang sesuai dengan topik atau pokok
dan bersifat umum sehingga perlu materi yang akan diajarkan harus betul-
dijabarkan dalam Standar Kompetensi betul menjadi perhatian oleh guru yang
yang disesuaikan dengan jenis dan akan menyampaikan materi pelajaran.
tingkatan sekolah kemudian dijabarkan Dengan rendahnya nilai IPA Terpadu di
lagi menjadi tujuan kurikuler yang kelas IX C tersebut, maka dipandang
kemudianmerupakan tujuan kurikulum perlu adanya peningkatan aktivitas, pola
sekolah yang dirinci menurut bidang studi berpikir kritis, kreatif serta hasil belajar
atau mata pelajaran atau kelompok mata yang lebih baik. Metode yang biasa
pelajaran Porwanto (dalam Hernawan diterapkan guru dalam kelas adalah
Modul Pengembangan Kurikulum). ceramah. Metode ini kurang
Standar kompetensi dijabarkan menjadi mengembangkan motivasi dan
kompetensi dasar dan kemudian kemampuan belajar IPA Terpadu.
dijabarkan lagi menjadi Indikator Suasana belajar dikelas menjadi sangat
Pencapaian Kompetensi. monoton dan kurang menarik bagi siswa.
Dalam pencapaian tujuan Salah satu usaha untuk menumbuhkan
pembelajaran khusus pada mata pelajaran semangat dan gairah belajar dengan
IPA Terpadu kelas IX C di MTsN 9 memberikan motivasi kepada siswa dan
Ngawi Tahun Pelajaran 2018/2019 masih menggunakan metode yang dapat
banyak mengalami kesulitan. Hal ini melibatkan siswa secara aktif. Sehingga
terlihat dari masih rendahnya prestasi penulis berkeyakinan bahwa penggunaan
belajar pada setiap materi pokok. model pembelajaran Discovery Learning
Sedangkan pada materi pokok pewarisan dalam kegiatan belajar mengajar sangat
sifat, siswa yang mencapai ketuntasan berperan penting terhadap prestasi yang
belajar hanya mencapai 45% dari jumlah diperoleh siswa.
20 siswa, jadi siswa yang tidak mencapai Model pembelajaran Discovery
ketuntasan belajar mencapai 55%. Bertitik Learning merupakan suatu pembelajaran
tolak dari hal tersebut di atas dilakukan yang melibatkan peserta didik dalam
perbaikan pembelajaran agar siswa dalam pemecahan masalah untuk pengembangan
mempelajarari konsep-konsep materi pengetahuan dan ketrampilan. Melalui
pokok pewarisan sifat tidak mengalami penemuan, peserta didik belajar secara
kesulitan, sehingga indikator yang dibuat intensif dengan mengikuti metode
guru mata pelajaran dapat tercapai dengan investigasi ilmiah di bawah supervisi
baik dan memuaskan. Oleh karena itu guru. Jadi belajar dirancang, disupervisi,
penggunaan metode pembelajaran dirasa diikuti metode investigasi. Tiga ciri utama
sangat penting untuk membantu siswa dari belajar menemukan (Discovery
dalam memahami konseo-konsep materi Learning) yaitu : (1) mengeksplorasi dan
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 168 Vol 4 No 2
Tahun 2019
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172
Mochammad Chudlori

memecahkan masalah untuk menciptakan, menganalisis setiap pengaruh dari


menggabungkan dan menggeneralisasikan perilaku tersebut”.
pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) Adapun pelaksanaannya
kegiatan untuk menggabungkan berbentuk kolaboratif antara pengamat
pengetahuan baru dan pengetahuan yang dan peneliti. Penelitian Tindakan Kelas
sudah ada (Anitah, S. 2009). Keunggulan menekankan kepada kegiatan dengan
model pembelajaran Discovery Learning mengujicobakan suatu ide ke dalam
ini dapat meningkatkan aktivitas dan situasi nyata dalam kelas, yang
prestasi belajar siswa, terutama untuk diharapkan kegiatan ini mampu
materi yang membutuhkan pemahaman memperbaiki dan meningkatkan kualitas
konsep dan kemampuan penalaran yang belajar mengajar. Tempat penelitian
baik. dilaksanakan di kelas IX C MTsN 9
Berdasarkan hal tersebut di atas Ngawi dan waktu penelitian dilaksanakan
maka penulis tertarik untuk meneliti pada semester ganjil tahun ajaran
tentang Penggunaan model pembelajaran 2018/2019 dimulai bulan Juli sampai
Discovery Learning dalam meningkatkan September 2018. Adapun teknik
prestasi belajar IPA dengan pokok pengumpulan data dalam penelitian ini
bahasan pewarisan sifat di kelas IX C yaitu observasi, dan tes.
MTsN 9 Ngawi Tahun Pelajaran
2018/2019. Berdasarkan latar belakang HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah inilah yang mendorong peneliti Pada pelaksanaan siklus I, masih
mencoba mengadakan penelitian dalam banyak dijumpai kekurangan baik dari
bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan guru dan siswa. Guru dan peneliti
judul “Upaya Peningkatan Prestasi memperbaiki kekurangan-kekurangan
Belajar IPA Terpadu Materi Pewarisan tersebut dalam pelaksanaan siklus II.
Sifat Melalui Penerapan Model Dalam siklus 2 ini guru melatih semua
Pembelajaran Discovery Learning Pada siswa untuk lebih aktif dalam proses
Siswa Kelas IX C MTsN 9 Ngawi Tahun pembelajaran IPA Terpadu menggunakan
Pelajaran 2018/2019”. model pembelajaran Discovery Learning.
Berdasarkan evaluasi dan refleksi akhir
METODE PENELITIAN pada siklus I secara keseluruhan, baik
Penelitian ini merupakan berdasarkan tingkat keaktifan guru dan
penelitian tindakan yang dilaksanakan siswa maupun hasil tes evaluasi masih
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, diperlukan tindakan perbaikan guna
sehingga penelitian termasuk Penelitian peningkatan nilai, baik dari segi tingkat
Tindakan Kelas (PTK). Sanjaya (2009 : keaktifan dan hasil tes untuk memperoleh
26) mengungkapkan bahwa “PTK peningkatan.
merupakan proses pengkajian masalah Berdasarkan observasi kegiatan
pembelajaran di dalam kelas melalui guru pada siklus I didapatkan hasil yang
refleksi diri dalam upaya untuk menunjukkan keaktifan guru dalam proses
memecahkan masalah tersebut dengan pembelajaran dalam menyampaikan
cara melakukan berbagai tindakan yang materi Pewarisan Sifat tergolong kriteria
terencana dalam situasi nyata serta cukup tetapi masih perlu adanya
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 169 Vol 4 No 2
Tahun 2019
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172
Mochammad Chudlori

perbaikan. Kekurangan dari kegiatan guru menggunakan model pembelajaran


tersebut adalah pada penggunaan media Discovery Learning mencapai 73% (15
pembelajaran yang dapat dikatakan orang). Sedangkan siswa yang kurang
kurang dan perlu untuk ditingkatkan. aktif dalam pembelajaran IPA Terpadu
Pada siklus I, siswa yang aktif menggunakan model pembelajaran
dalam pembelajaran IPA Terpadu dengan Discovery Learning sebanyak 27% (5
menggunakan model pembelajaran orang). Tindakan-tindakan yang dilakukan
Discovery Learning sebanyak 65% (13 oleh guru dalam usaha meningkatkan
orang), sedangkan yang tidak aktif dalam prestasi belajar IPA Terpadu
pembelajaran pembelajaran IPA Terpadu menggunakan model pembelajaran
dengan menggunakan model Discovery Learning sangat berpengaruh
pembelajaran Discovery Learning terhadap kenaikan persentase tersebut.
sebanyak 35% (7 orang). Sedangkan hasil Persentase siswa yang berhasil mencapai
ketuntasan belajar IPA Terpadu siswa 73% (15 orang) dari keseluruhan siswa 20
dengan menggunakan model orang.
pembelajaran Discovery Learning pada Dengan demikian tindakan-
siklus I tersebut 65%, masih belum tindakan yang dilakukan oleh guru dalam
memenuhi kriteria keberhasilan kinerja usaha meningkatkan prestasi belajar IPA
yang seharusnya mencapai minimal 75% Terpadu menggunakan model
siswa harus tuntas dalam pembelajaran. pembelajaran Discovery Learning dapat
Maka dari itu perlu diteruskan untuk tahap dikatakan bagus karena berhasil
siklus II sebagai bentuk perbaikan pada meningkatkan persentase ketuntasan
siklus I. Penyebab kurang berhasilnya belajar siswa. Tetapi karena target
tindakan yang dilakukan pada siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar 75%
adalah, siswa kurang memperhatikan belum terpenuhi maka perlu untuk
pembelajaran, ramai sendiri, dan kurang dilanjutkan pada tahap siklus selanjutnya
mengerti terhadap metode pembelajaran yaitu siklus III.
yang digunakan. Berdasarkan asumsi Berdasarkan observasi kegiatan
tersebut, maka perlu dilakukan tindakan guru pada siklus III dapat didapatkan hasil
siklus ke II sebagai siklus perbaikan. yang menunjukkan keaktifan guru dalam
Berdasarkan observasi kegiatan proses pembelajaran dalam
guru pada siklus II dapat didapatkan hasil menyampaikan materi Pewarisan Sifat
yang menunjukkan keaktifan guru dalam tergolong kriteria baik. Pada kegiatan
proses pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran telah ada
menyampaikan materi Pewarisan Sifat kemajuan pada semua kegiatan sehingga
tergolong kriteria cukup tetapi masih evaluasi dan refleksi telak di terapkan
perlu adanya perbaikan. Pada kegiatan oleh guru dangan baik. Berdasarkan
pelaksanaan pembelajaran telah ada evaluasi dan refleksi akhir pada siklus III,
kemajuan, sedangkan pada kegiatan yang siswa yang aktif dalam pembelajaran IPA
lain masih perlu ditingkatkan lagi. Terpadu menggunakan model
Berdasarkan evaluasi dan refleksi pembelajaran Discovery Learning
akhir pada siklus II, siswa yang aktif mencapai 88% (18 orang). Sedangkan
dalam pembelajaran IPA Terpadu siswa yang kurang aktif dalam
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 170 Vol 4 No 2
Tahun 2019
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172
Mochammad Chudlori

pembelajaran IPA Terpadu menggunakan Terpadu siswa kelas IX C MTsN 9 Ngawi


model pembelajaran Discovery Learning tahun ajaran 2018/2019 dapat dilihat pada
sebanyak 12% (2 orang). Grafik gambar 1. di bawah ini.
peningkatan Aktivitas belajar IPA
100%
88%
90%
80% 73%
Persen tase
70% 65%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
s iklus 1 s iklus 2 s iklus 3

Sik lu s

Gambar 1. Peningkatan Aktivitas belajar IPA Terpadu melalui model pembelajaran Discovery
Learning pada siswa kelas IX C MTsN Ngawi Tahun ajaran 2018/2019

Begitupun peningkatan prestasi rata-rata komulatif siswa pada tiap


belajar IPA Terpadu menggunakan model siklusnya. Peningkatan prestasi belajar
pembelajaran Discovery Learning IPA Terpadu menggunakan model
menunjukkan peningkatan yang pembelajaran Discovery Learning dapat
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil dilihat pada tabel berikut.
ketuntasan dari tiap-tiap siklus dan nilai

Tabel 1. Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa


Rata-Rata Nilai
Model Prestasi Belajar IPA Terpadu
Tujuan yang ingin dicapai
Pembelajaran Siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
Tutor Sebaya Meningkatkan prestasi belajar IPA
Terpadu dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning pada 66,75 75,50 79,25
siswa kelas IX C MTsN 9 Ngawi tahun
ajaran 2018/2019
Sumber : Hasil Observasi

Berdasarkan data observasi yang prestasi belajar IPA Terpadu dalam materi
diperoleh dari siklus I, Siklus II dan siklus Pewarisan Sifat dengan menggunakan
III menunjukkan adanya perubahan model pembelajaran Discovery Learning.
peningkatan ke arah pencapaian tujuan Grafik peningkatan nilai rata-rata prestasi
penelitian. Berdasarkan data observasi belajar IPA Terpadu siswa kelas IX C
yang diperoleh dari siklus I, siklus II dan MTsN 9 Ngawi tahun ajaran 2018/2019
siklus III menunjukkan peningkatan dapat dilihat pada gambar 2. di bawah ini.

http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 171 Vol 4 No 2


Tahun 2019
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 4 (2), 2019, 166-172
Mochammad Chudlori

82
79,25
80
78
75,50
76
74

Nilai rata-rat
72
70
68 66,75
66
64
62
60
S ik lus I S ik lus II S ik lus III
T a h a p S iklu s

Gambar 2. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Terpadu melalui model pembelajaran Discovery
Learning pada siswa kelas IX C MTsN 9 Ngawi tahun ajaran 2018/2019.

Pada siklus I diperoleh nilai rata- guru meningkat. Hal ini dapat terlihat
rata komulatif siswa 66,75, kemudian pada siklus I yang menunjukkan cukup,
pada siklus II menjadi 75,50, selanjutnya pada siklus II keaktifan guru masih tetap
terjadi peningkatan lagi pada siklus II yaitu cukup dan setelah diadakan
menjadi 79,25. Dengan demikian proses perbaikan pada siklus III meningkat
pembelajaran dapat dikatakan berhasil menjadi baik. Peningkatan Aktivitas
pada siklus III. belajar IPA Terpadu siswa menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning
SIMPULAN menunjukkan peningkatan yang
Tindakan yang dilakukan oleh signifikan. Berdasarkan observasi yang
guru dalam usaha meningkatkan prestasi diperoleh pada siklus I siswa yang aktif
belajar IPA Terpadu menggunakan model sebesar 65%, kemudian pada siklus II
pembelajaran Discovery Learning sangat menjadi 73%, selanjutnya terjadi
berpengaruh terhadap kenaikan persentase peningkatan lagi pada siklus III menjadi
tersebut. Persentase siswa yang berhasil 88%. Dengan demikian proses
mencapai 88% (18 orang) dari pembelajaran dapat dikatakan berhasil
keseluruhan siswa 20 orang. Dengan pada siklus III.
demikian tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh guru dalam usaha DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan prestasi belajar IPA Anitah, S. 2009. Teknologi Pembelajaran.
Terpadu menggunakan model Surakarta: Yuma Pustaka.
pembelajaran Discovery Learning dapat Permana, E. P. (2018). Efektifitas Model
Creative Problem Solving Dengan
dikatakan telah berhasil meningkatkan
Media Teka-Teki Silang Daun
persentase ketuntasan belajar siswa. Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Target ketuntasan belajar siswa sebesar IPA Sekolah Dasar. Jurnal Riset
75% juga sudah terpenuhi maka kegiatan Pendidikan Dasar, 1(2), 101.
tindakan perbaikan pembelajaran telah https://doi.org/10.26618/jrpd.v1i2.144
dapat dihentikan pada siklus III ini. 1
Dalam pelaksanaan penelitian dari siklus I Wina Sanjaya. 2009 .Penelitian Tindakan
Kelas . Jakarta : Kencana.
sampai III menunjukkan bahwa keaktivan
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 172 Vol 4 No 2
Tahun 2019

You might also like