You are on page 1of 8

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION DIPADUKAN MAKE A MATCH


DAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN SUNGAI LULUT 3
BANJARMASIN

Nufita Sari
Rusmansyah
E-mail: ayiekiryuvk@gmail.com

Abstrack: The class IV students of SDN Sungai Lulut 3 Banjarmasin have problems in
science learning according to the results of research and interviews conducted with the
source of the classroom teachers mention the process of learning process takes place is
still one direction and the lack of variation of media and methods in learning, causing
passive students resulting in student learning outcomes low. Solutions that can be done
is to make innovation model study group investigation, make a match and experimental
methods so that the learning process activities carried out to be effective. The purpose
of this research is to know teacher activity, student activity and improvement of student
learning result in class IV SDN Sungai Lulut 3 Banjarmasin. This research uses Class
Action Research method (CAR). The subjects of the study were the fourth grade
students of SDN Sungai Lulut 3 Banjarmasin academic year 2016/2017 with the
number of students 20 people. This research uses qualitative and quantitative data.
Qualitative data is taken from observation of teacher activity and student activity every
meeting and quantitative data taken from result of evaluation which done every
meeting. The results of this study indicate that teacher activity in cycle I with good
criterion, cycle II with criteria very good. Meanwhile, student activity in cycle I with
active criterion and cycle II with criteria is very active. Then the result of student
learning in cycle I get the percentage of classical completeness 62,5% and in cycle II
become 82,5%. This research proves that using group investigation model is combined
make a match and experiment method as an innovation in learning process activity so
that one way to improve students' understanding, student activity, student learning result

Abstrak: Siswa kelas IV SDN Sungai Lulut 3 Banjarmasin memiliki permasalahan


dalam pembelajaran IPA menurut hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan
dengan sumber yaitu guru kelas menyebutkan kegiatan proses pembelajaran
berlangsung masih satu arah dan kurangnya variasi media dan metode dalam
pembelajaran sehingga menyebabkan siswa pasif sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa rendah. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat inovasi model
pembelajaran group investigation, make a match dan metode eksperimen sehingga
kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi efektif. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar
siswa di kelas IV SDN Sungai Lulut 3 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN
Sungai Lulut 3 Banjarmasin tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 20 orang.

1
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diambil dari
hasil observasi aktivitas guru serta aktivitas siswa setiap pertemuan dan data kuantitatif
diambil dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap pertemuan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus I dengan kriteria baik, siklus II dengan
kriteria sangat baik. Sementara itu aktivitas siswa pada siklus I dengan kriteria aktif dan
siklus II dengan kriteria sangat aktif. Kemudian hasil belajar siswa pada siklus I
memperoleh presentase ketuntasan klasikal 62,5% dan pada siklus II menjadi 82,5%.
Penelitian ini membuktikan bahwa menggunakan model group investigation dipadukan
make a match dan metode eksperimen sebagai inovasi dalam kegiatan proses
pembelajaran agar salah satu cara meningkatkan pemahaman siswa, aktivitas siswa,
hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Group Investigation, Model Make a Match,
Metode Eksperimen.

PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya tidak wawasan baru tentang proses belajar
dapat dipisahkan dari kehidupan setiap mengajar di sekolah telah muncul dan
manusia, karena dengan pendidikan berkembang sesuai pesatnya
manusia dapat berdaya guna dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
mandiri. Pendidikan merupakan kunci teknologi (Sapawardi, 2016: 60-61).
keberhasilan dan kemajuan suatu Salah satu hal didalam
Negara. Pendidikan juga memegang pembelajaran yang sangat berpengaruh
peranan penting dalam mempersiapkan dalam hasil belajar adalah bagaimana
sumber daya manusia yang berkualitas guru menciptakan kondisi belajar efektif
dan mampu berkompetisi dalam dan efisien. Efektif dan efisien disini
perkembangan ilmu pengetahuan dan adalah keberhasilan guru membuat
teknologi. Untuk itu perlunya upaya proses belajar yang mudah dipahami
peningkatan mutu pendidikan di semua siswa, suasana berlajar menyenangkan,
jenjang pendidikan dasar, menengah dan berhasil membuat siswa yang aktif.
maupun pendidikan tinggi. Melihat dari hasil yang diinginkan dapat
Melalui dunia pendidikan ditarik kesimpulan bahwa jika proses
seseorang akan mendapatkan ilmu belajar dilakukan guru berjalan dengan
pengetahuan dan keterampilan. Salah baik dengan menciptakan suasana
satu tujuan pendidikan adalah belajar yang menyenangkan dan pada
penanaman pengetahuan dan saat proses pembelajaran bahasa yang
keterampilan sebagai bagian dari satu digunakan guru mudah dipahami oleh
generasi ke generasi berikutnya. Salah siswa maka hasil belajar siswa dapat
satu cara untuk mencapai tujuan tercapai sesuai dengan tujuan.
pendidikan yang baik adalah dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
menerapkan pendekatan belajar dalam didefinisikan sebagai kumpulan
proses kegiatan belajar mengajar. Salah pengetahuan yang tersusun secara
satu upaya meningkatkan mutu terbimbing. Hal ini sejalan dengan
pendidikan disekolah adalah dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)
melalui perbaikan proses belajar bahwa “IPA berhubungan dengan cara
mengajar. Berbagai konsep dan mencari tahu tentang alam secara

2
sistematis, sehingga bukan hanya kurangnya media dan metode
penguasaan kumpulan pengetahuan yang divariasikan oleh guru
yang berupa fakta, konsep, atau prinsip dalam pembelajaran tersebut
saja tetapi juga merupakan suatu proses sehingga guru merasa kesulitan
penemuan”. menciptakan aktif dan suasana
Menurut Kurniasepta (2011) yang menyenangkan.
dalam Mawaddah (2013: 2-3) Menurut data hasil Belajar
menyebutkan fakta dan gejala alam Siswayang didapatkan pada
tersebut menjadikan pembelajaran IPA tahun Ajaran diatas pada
tidak hanya verbal tetapi juga faktual. 2014/2015 menunjukkan jumlah
Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat siswa yang tuntas terdapat 7
IPA sebagai proses diperlukan untuk siswa dan 9 siswa yang tidak
menciptakan pembelajaran IPA yang tuntas dari jumlah siswa adalah
empirik dan faktual. Hakikat IPA 16 siswa jika dipersenkan siswa
sebagai proses diwujudkan dengan yang tuntas 43,7% dan yang
melaksanakan pembelajaran yang tidak tuntas mencapai 56,2%.
melatih keterampilan proses bagaimana Pada 2015/2016 jumlah siswa
cara produk sains ditemukan. yang tuntas 7 siswa dan 13 siswa
Berdasarkan informasi yang tidak tuntas dari jumlah
yang didapatkan melalui hasil siswa adalah 20 siswa, jadi
observasi dan wawancara yang dipersenkan 35% siswa yang
telah dilakukan peneliti dengan tuntas sedangkan siswa tidak
sumber selaku wali kelas IV di tuntas 65%. Melihat dari tabel
SDN Sungai Lulut 3 tersebut tentunya dari hasil
Banjarmasin bernama Ibu belajar siswa tersebut jauh dari
Sun’ieyah, menguatkan bahwa standar kriteria ketuntasan yang
pada pembelajaran IPA materi telah ditetapkan bersama atau
energi panas dan energi bunyi disebut kriteria ketuntasan
memiliki permasalahan. minimal (KKM) yaitu 65.
Menurut beliau siswa memang Pemilihan model
sulit memahami konsep energi pembelajaran yang tepat pada
panas dan energi bunyi karena konsep yang akan diajarkan oleh
siswa bersifat pasif atau kurang guru sangat mempengaruhi hasil
aktif dan hanya mendengarkan belajar dan prestasi siswa. Oleh
ceramah tentang materi tanpa karena itu, diperlukan model
adanya respon dalam mengikuti pembelajaran yang sesuai, yang
pembelajaran sehingga dapat melibatkan siswa untuk
mempengaruhi hasil belajar berperan aktif, dapat
siswa. mengembangkan kemampuan
Permasalahan yang terjadi berpikir dan konsep diri siswa
selama ini proses pembelajaran dalam pembelajaran sehingga
IPA masih berlangsung satu arah ilmu yang diperoleh akan selalu
yaitu berfokus pada guru saja melekat dalam ingatan siswa
tanpa melibatkan peran aktif dari hingga mendapatkan hasil dan
siswa terlihat dari aktivitas siswa pengalaman belajar yang
hanya duduk, mendengarkan dan maksimal. Guru dituntut sebagai
mencatat pelajaran yang fasilitator yang bertugas
diberikan guru. Selain itu mengkondisikan lingkungan

3
untuk memberikan kemudahan adalah cara penyajian bahan
belajar siswa dan pembelajaran pelajaran dimana siswa
yang dilakukan berpusat pada melakukan percobaan dengan
siswa. mengalami untuk membuktikan
Penggunaan model group sendiri sesuatu pertanyaan atau
investigation dipadukan make a hipotesis yang dipelajari
match dan metode eksperimen (Sagala,2005). Dengan
sebagai salah satu inovasi dalam melakukan eksperimen siswa
proses pembelajaran yang tepat. dapat beraktivitas secara
Group investigation maksimal sehingga diharapkan
adalah metode yang siswa dapat menguasai konsep
dikembangkan oleh Sharan dan secara maksimal pula
Sharan (1976) ini lebih (Andiasari, 2015: 16).
menekankan pada pilihan dan Langkah-langkah model
kontrol siswa dari pada pembelajaran group investigation
menerapkan teknik-teknik dipadukan make a match dan metode
pengajaran diruang kelas. Dalam eksperimen adalah sebagai berikut:
metode group investigation, 1. Guru membimbing siswa dalam
siswa diberi kontrol dan pilihan membagi kelompok secara
penuh untuk merencanakan apa heterogen. (group investigation dan
yang ingin dipelajari dan eksperimen).
diinvestigasi (Huda, 2011: 123- 2. Guru membagikan LKK dan
124). memberikan petunjuk cara
Make a match atau pengisiannya. (group investigation
mencari pasangan merupakan dan eksperimen).
salah satu alternatif yang dapat 3. Guru membimbing setiap siswa
diterapkan kepada siswa. mengumpulkan informasi. (group
Penerapan metode ini dimulai investigation).
dari teknik yaitu siswa disuruh 4. Guru membimbing siswa
mencari pasangan kartu yang menyiapkan alat dan bahan
merupakan jawaban/soal percobaan. (eksperimen).
sebelum batas waktunya, siswa 5. Guru membimbng siswa melakukan
yang dapat mencocokkan percobaan. (eksperimen)
kartunya diberi poin (Saparwadi, 6. Guru meminta siswa menyampaikan
2015: 63). hasil pengumpulan informasi dan
Supaya penggunaan model hasil percobaannya. (group
pembelajaran dapat berhasil investigation dan eksperimen)
maka diperlukan suatu metode 7. Guru membagikan kartu yang berisi
yang tepat. Metode eksperimen soal dan jawaban secara terpisah
lebih tepat diterapkan dalam kepada setiap kelompok dan
pembelajaran IPA karena siswa memberikan batasan waktu
dalam melaksanakan eksperimen pengerjaannya. (make a match).
disamping memperoleh ilmu 8. Guru memberikan penghargaan.
pengetahuan juga menemukan (make a match).
pengalaman praktis serta 9. Guru membimbing siswa membuat
keterampilan dalam kesimpulan. (group investigation dan
menggunakan alat-alat eksperimen).
percobaan. Metode eksperimen

4
Melalui gabungan dua model dan Penelitian tindakan kelas
satu metode tersebut diharapkan siswa ini dilaksanakan di SDN Sungai
dapat memproses informasi melalui dan Lulut 3 Banjarmasin yang
mengalami sendiri proses belajarnya bertempat Jl. Veteran KM 6
dengan cara berbuat, melalui sungai lulut dalam Banjarmasin.
pengamatan dan berpikir serta dapat Subjek penelitian ini adalah
membuat suasana menjadi siswa kelas IV SDN Sungai
menyenangkan. Lulut 3 Banjarmasin berjumlah
20 orang (12 siswa laki-laki dan
8 siswa perempuan), mata
METODE PENELITIAN pelajaran IPA pada materi energi
Pendekatan penelitian tindakan panas dan energi bunyi semester
yang digunakan dalam penelitian ini II tahun pelajaran 2016/2017.
adalah pendekatan kualitatif dan Faktor yang ingin diteliti
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas
dengan tujuan untuk memperbaiki atau ini adalah aktivitas guru,
meningkatkan kualitas pembelajaran. aktivitas siswa dan hasil belajar
Menurut Kusumah & Dedi (2010: 8-9) siswa
pendekatan kualitatif adalah data Jenis data yang disajikan
tentang minat atau suasana kelas dan ini berupa data kualitatif dan
data yang berkenaan dengan aktivitas kuantitatif berikut
siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan penjelasannya:
belajar mengajar (Anshariyah, 2015: 1. Data kualitatif berupa hasil observasi
48). aktivitas guru dan aktivitas siswa
Jenis penelitian yang dalam kegiatan proses pembelajaran
digunakan dalam penelitian ini yang berlangsung dengan materi
adalah Penelitian Tindakan konsep energi panas dan energi
Kelas (PTK). Penelitian bunyi menggunakan model group
tindakan kelas merupakan suatu investigation, make a match dan
pencermatan terhadap kegiatan metode eksperimen dikelas IV SDN
yang sengaja dimunculkan, dan Sungai Lulut 3 Banjarmasin.
terjadi dalam sebuah kelas 2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil
(Arikunto, 2013: 12-13). evaluasi belajar untuk mengetahui
Kelas menunjukkan kemampuan siswa dalam
tempat proses pembelajaran menyelesaikan soal evaluasi materi
berlangsung. Dari penjelasan ini energi panas dan energi bunyi yang
PTK dapat diartikan sebagai dilakukan setiap akhir pertemuan.
proses pengkajian masalah Indikator keberhasilan dalam
pembelajaran di dalam kelas penelitian ini adalah:
melalui refleksi diri dalam upaya 1. Aktivitas guru dikatakan berhasil jika
untuk memecahkan masalah hasil observasi aktivitas guru pada
tersebut dengan cara melakukan saat kegiatan proses pembelajaran
berbagai tindakan yang memperoleh skor 30-36 dan berada
terencana dalam situasi nyata pada kategori sangat baik.
serta menganalisis setiap 2. Aktivitas siswa dikatakan berhasil
pengaruh dari perlakuan tersebut jika hasil observasi aktivitas siswa
(Sanjaya, 2012: 25-26). pada saat kegiatan proses
pembelajaran memperoleh skor 26-

5
40
40100% 34 35 pertemuan 1 mendapat skor 34 dan pada
83%
28 pertemuan 2 memperoleh skor 35
30 80%
30
23 26.25 27.75
63%
21.5 keduanya pada berada pada kriteria
60%18.5
20
20 sangat baik. Kemampuan guru dalam
37.50%
40%
10 melaksanakan pembelajaran mengalami
10 17.50% perbaikan pada setiap kali pertemuan.
20%
0 Pada siklus II guru lebih baik dalam
0 Siklus I Siklus I Si Si
0%
Siklus I Siklus
Pe... Pe...II Siklus IISiklus
Siklus
Siklus II
II pelaksanaan tindakan.
Pe... Pe... P... P... Hasil aktivitas siswa pada siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
pertemuan 1 mendapat skor 18,5 atau
32 dan berada pada kategori sangat cukup aktif kemudian pada siklus I
aktif. pertemuan 2 mendapat skor 21,5 atau
3. Hasil belajar siswa siswa dikatakan aktif selanjutnya pada siklus II
berhasil jika hasil evaluasi secara pertemuan 1 mendapat skor 26,25 atau
individu mendapatkan nilai >70 dan sangat aktif dan pada siklus II
persentase secara klasikal dinyatakan pertemuan 2 mendapat skor 27,75 atau
tuntas apabila >80% dari seluruh sangat aktif. Peningkatan tersebut
siswa mendapat nilai ≥70. dikarenakan guru dapat selalu
memotivasi siswa untuk belajar,
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga siswa berperan aktif disetiap
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan proses pembelajaran baik yang
tindakan kelas yang dilakukan peneliti berlangsung.
sebanyak dua siklus dimana tiap siklus Hasil belajar siswa pada siklus I
terdapat dua kali pertemuan dengan rata-rata persentase ketuntasan klasikal
menggunakan model pembelajaran memperoleh hanya 62.5%
group investigation dipadukan make a kemudianpada siklus II terjadi
match dan metode eksperimen pada peningkatan dimana rata-rata perolehan
materi energi panas dan energi bunyi ketuntasan klasikal mencapi 82,5%
pada siswa kelas IV SDN Sungai Lulut yang berarti sudah mencapai indikator
3 Banjarmasin. Penggunaan model keberhasilan yang telah ditetapkan.
pembelajaran tersebut telah berhasil Menurut Kunandar (2013: 324)
meningkatkan hasil belajar siswa dalam ada beberapa faktor yang
pembelajaran IPA pada materi energi mempengaruhi hasil belajar siswa
panas dan energi bunyi di SDN Sungai adalah faktor guru yaitu: Kesiapan guru
Lulut 3 Banjarmasin. dalam mengajar, penguasaan guru
Pada aktivitas guru dalam terhadap materi pelajaran, kemampuan
penggunaan model group investigation bawaan guru dan kemampuan guru
dipadukan make a match dan metode dalam berkomunikasi.
eksperimen terlihat pada grafik dibawah Pembelajaran yang baik tidak
ini. hanya berpusat pada guru saja, namun
Pada siklus I pertemuan 1 berpusat pada siswa. Siswa dilibatkan
aktivitas guru mendapat skor 23, secara aktif dan bukan hanya dijadikan
kemudian pada siklus I pertemuan 2 sebagai objek. Terutama pada model
mengalami meningkat dengan pembelajaran group investigation
memperoleh skor 28 namun kriteria sangatlah efektif untuk mendorong dan
masih berada pada baik. Melihat hasil membimbing keterlibatan siswa dalam
tersebut maka dilakukan siklus II dan belajar. Pada model make a match
terlihat mengalami peningkatan pada melalui kegiatan bermain memasangkan

6
kartu dan pemberian reward oleh guru indikator keberhasilan yang
kepada pasangan yang berhasil ditetapkan dengan kriteria sangat
memasangkan kartu. Pada metode aktif.
eskperimen guru memberikan 3. Hasil belajar siswa dalam
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
membuktikan sendiri kebenaran suatu energi panas dan energi bunyi
teori dengan melakukan percobaan. menggunakan model pembelajaran
Berdasarkan temuan hasil group investigation dipadukan make
penelitian tersebut bahwa a match dan metode eksperimen
penggunaan model group dapat meningkatkan hasil belajar
investigation dipadukan make a siswa dan mencapai ketuntasan yang
match dan metode eksperimen diinginkan.
pada materi energi panas dan
energi bunyi pada siswa kelas
IV SDN Sungai Lulut 3 DAFTAR PUSTAKA
Banjarmasin dapat Andiasari, Liena. (2015). Penggunaan
meningkatkan hasil belajar Model Inkuiry dengan Metode
siswa. Eksperimen dalam
Pembelajaran IPA di SMPN 10
KESIMPULAN Probolinggo. Vol. 3, No 1, 15-
Berdasarkan hasil 20.
penelitian tindakan kelas melalui Anshariyah, Norul. (2015).
observasi (aktivitas guru dan Menigkatkan Hasil Belajar IPA
aktivitas siswa) serta hasil Konsep Energi Panas Dan
belajar dan pembahasan pada Energi Bunyi Menggunakan
penelitian tindakan kelas ini Model Inkuiri Terbimbing
maka dapat disimpulkan bahwa: (Guided I nquiry) Dengan
1. Aktivitas guru dalam melaksanakan Variasi Crossword Puzzle Pada
kegiatan pembelajaran menggunakan Siswa Kelas IVA SDN
model pembelajaran group Kelayan Selatan 10
investigation dipadukan make a Banjarmasin. Skripsi tidak
match dan metode eksperimen pada diterbitkan. Banjarmasin
mata pelajaran IPA materi energi :Program PGSD ULM.
panas dan energi bunyi di kelas IV Arikunto, S. (2013). Prosedur
SDN Sungai Lulut 3 Banjarmasin Penelitian: Suatu Pendekatan
mengalami perbaikan sangat baik Praktik. Jakarta: Rineka
dan telah mencapai indikator Cipta.
keberhasilan yang telah ditetapkan Depdiknas. (2007). Panduan Lengkap
dengan mendapat kriteria sangat KTSP. Yogyakarta : Pustaka
baik. Yustisia.
2. Aktivitas siswa dalam kegiatan Huda, Miftahul. (2015). Cooperative
pembelajaran IPA konsep energi Learning Metode, Teknik,
panas dan energi bunyi dengan Sktruktur dan Model
menggunakan model pembelajaran Penerapan. Yogyakarta: Pustaka
group investigation dipadukan make Pelajar.
a match dan metode eksperimen Kunandar. (2015). Penilaian Autentik :
mengalami peningkatan aktivitas dari Penilaian Hasil Belajar Peserta
siklus I ke siklus II dan mencapai Didik Berdasarkan Kurikulum

7
2013. Jakarta: Raja Grafindo Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar
Persada. Mengajar. Jakarta: Rineka
Mawadah. (2013). Meningkatkan Hasil Cipta.
Belajar Siswa Pada Konsep Saparwadi, Lalu. (2015). Pengaruh
Cahaya dan Sifat-sifatnya Cooperative Learning Tipe
Melalui Penerapan Metode Make a Match Terhadap
Eksperimen Di Kelas V SDN Motivasi dan Hasil Belajar
Banyu Irang 2 Tanah Laut. Matematika Siswa. (Online) .
Skripsi tidak diterbitkan. Vol. 8, No. 1, 59-74.
Banjarmasin: Program PGSD (http://ejurnal.iainmataram.ac.
FKIP ULM. id/index.php/beta diakses pada
14 Februari 2017).

You might also like