You are on page 1of 8

Seminar Nasional - 2023

Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia

Penerapan Model Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Dalam
Pembelajaran IPAS di SDN 193 Pekanbaru

Dea Mustika1, Reva Dwinalisa2, Rifhany Amelia3, Yulia Fitri4, & Zahwa Relbi Aurillia5

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Riau, Kota
1,2,3,4,5

Pekanbaru, Indonesia

ABSTRAK ABSTRACT
Suasana belajar dapat menjadi efektif apabila didalam The learning atmosphere can be effective if in the learning
proses pembelajaran seorang guru menggunakan model process a teacher uses the right learning model. Students
pembelajaran yang tepat. Siswa tidak hanya fokus terhadap must not only focus on the material presented, but must
also be active in learning. Through the application of
materi yang disampaikan, tetapi juga harus aktif dalam
appropriate learning models, student learning outcomes
pembelajaran. Melalui penerapan model pembelajaran can be improved. This research aims to apply the problem
yang tepat maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa. based learning model in science learning. The research is
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model problem classroom action research carried out at SDN 193
based learning dalam pembelajaran IPAS. Penelitian Pekanbaru with 35 class V students as research subjects.
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di The data collection process is carried out through tests,
SDN 193 Pekanbaru dengan subjek penelitian siswa kelas V observation and documentation. The data analysis
technique is descriptive analysis with percentages. The
yang berjumlah 35 siswa. Proses pengumpulan data
research results showed that before the action, the
dilakukan melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik average learning outcome value was 62.3%, which was
analisis data berupa analisis deskriptif dengan persentase. classified as poor. After the actions in cycle I, learning
Hasil penelitian menunjukkan sebelum tindakan diperoleh outcomes increased to 76.8%, which was considered
nilai rata-rata hasil belajar 62,3% tergolong kurang. sufficient, and in cycle II it became 81.14, which was
Setelah tindakan pada siklus I hasil belajar meningkat classified as good. It can be concluded that the application
menjadi 76,8% tergolong cukup dan siklus II menjadi 81,14 of the problem based learning model can improve the
learning outcomes of class V students in science and
tergolong baik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan
technology subjects at SDN 193 Pekanbaru.
model problem based learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPAS di SDN
193 Pekanbaru. *

Kata Kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar, Keywords:Problem Based Learning, Learning
IPAS Outcomes, IPAS.
*

PENDAHULUAN kegiatan Pendidikan (Sujana, 2019).


Pendidikan merupakan pilar utama Pendidikan di era modern ini menuntut
dalam pembentkan generasi yang kompeten terobosan dalam pendekatan pembelajaran
dan berdaya saing. Pendidikan adalah usaha guna memastikan bahwa siswa tidak hanya
sadar dan terencana untuk mewujudkan memperoleh pengetahuan, tetapi juga
suasana belajar dan proses pembelajaran mengembangkan keterampilan kritis dan
agar peserta didik secara aktif pemecahan masalah. Dalam konteks ini
mengembangkan potensi dirinya untuk model pembelajaran Problem Based
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian Learning (PBL) menjadi alternatif yang
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia menarik untuk memperkaya proses
serta keterampilan yang diperlukan oleh pembelajaran, terutama pada tingkat kelas V
dirinya. Pendidikan adalah kegiatan untuk di SDN 193 Pekanbaru. Untuk mencapai
saling berbicara mengenai wawasan yang tujuan Pendidikan hendaknya sebuah
diketahui guna menambah landasan.didalam Pendidikan itu dilakukan secara terencana
kehidupan. Landasan yang diterapkan dalam dan tersusun sebaik mungkin, terutama
kehidupan berguna memperbaiki sistem dalam hal mewujudkan suasana belajar yang
kehidupan agar lebih tertata dan sesuai membuat peserta didik lebih aktif
landasan agama(Rahman et al., 2022). mengembangkan potensi diri yang
Tujuan dari Pendidikan sendiri itu dimilikinya. Peserta didiknya seharusnya
adalah hasil Pendidikan yang tercapai oleh menjadi pusat pembelajaran, karena yang
peserta didik setelah diselenggarakannya melakukan proses pembelajaran adalah

Journal homepage: https://solerams.uir.ac.id/


2

peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu guru Masalah yang dihadapi oleh guru
harus mampu menciptakan suasana dalam menerapkan pembelajaran IPAS yaitu
pembelajaran yang kondusif dan merancang mencapai hasil belajar yang maksimal. Mulai
kegiatan pembelajaran yang bermutu. Upaya dari aspek kongnitif, dilihat pada prestasi
yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk yang diperoleh untuk mata Pelajaran IPAS
terus meningkatkan kualitas pembelajaran masih sangat rendah. Sedangkan dari aspek
dan keterampilan siswa dalam menemukan afektif terlihat pada sikap siswa terhadap
dan mengunggkapkan suatu permasalahan. mata Pelajaran IPAS. Dalam proses
Berdasarkan hasil analisis yang telah telah pembelajaran IPAS siswa cenderung terkesan
dilakukan terhadap rendahnya hasil belajar pasif, hal ini dapat dilihat dari kurangnya
peserta didik yang disebabkan dominannya partisispasi siswa dalam dalam proses
pembelajaran yang konvensional. Karena hal pembelajaran, baik dalam menjawab
ini pembelajaran cenderung berpusat pada pertanyaan, memberi tanggapan maupun
guru dan pasif, meskipun demikian guru mengajukan pertanyaan.
lebih sering menerapkan model tersebut, Masalah lain yang ditemukan pada
sebab lebih mudah karena tidak memerlukan saat proses pembelajaran berlangsung. (1)
alat dan bahan praktik seperti media dan Saat proses pembelajaran berlangsung siswa
hanya menjelaskan konsep yang ada pada cenderung bermain-main dengan temannya
buku Pelajaran. tanpa memperhatikan penjelasan guru dan
Kegiatan pembelajaran sering saat guru mengajukan pertanyaan siswa
mendapatkan masalah yang menjadi factor tidak bisa menjawab, ini mencerminkan
penghambat majunya Pendidikan. bahwa interaksi siswa dalam kelas itu masih
Diantaranya kurangnya motivasi belajar yang sangat rendah. (2) Kurangnya kerja sama
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa antar siswa saat proses pembelajaran
begitu pula kualitas pembelajaran. Hal ini berlangsung. Hal ini dapat menimbulkan
merupakan masalah yang harus dicarikan egoisme pada diri siswa. (3) Interaksi siswa
solusi agar mutu dan hasil belajar siswa agar dalam proses pembelajaran baik antara siswa
terus meningkatnya kualitas pembelajaran dengan siswa, maupun siswa dengan guru,
yang baik. Oleh karena itu siswa harus masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
memposisikan diri sebagai pusat kegiatan kurangnya kemauan siswa untuk
dan lebih aktif dalam proses pembelajaran mengajukan maupun menjawab pertanyaan
agar tingkat keberhasilan semakin bagus dari guru yang bersangkutan. (4) Sebagian
dalam proses pembelajaran. besar siswa merasa bahwa mata pelajaran
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan IPAS cenderung membosankan karena
Alam Sosial (IPAS) di sekolah dasar memiliki didominasi oleh berbagai teori sehingga
tujuan agar peserta didik menguasai siswa kurang dalam mempraktekan teori
pengetahuan, konsep, fakta, prinsip serta yang telah diperoleh. Di lain pihak siswa
sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi cenderung masih takut dan malu
siswa dalam mempelajari diri dan alam mengungkapkan pendapat atau menjawab
semesta. Terkadang dalam pembelajaran pertayaan dari guru. (5) Pada saat
IPAS masih kurangnya minat belajar siswa pembelajaran IPAS guru masih belum
karena biasanya pembelajaran lebih mampu menggunakan atau menampilkan
didominan dengan menghapal. Pembelajaran media pembelajaran yang menarik perhatian
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS) tidak siswa, disamping itu kebosanan siswa
hanya dipelajari melalui teori saja melainkan terhadap mata pelajaran IPAS disebabkan
harus diimbangi dengan praktik yang juga karena guru masih belum mampu
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
proses belajar siswa, tetapi masih banyak Hal ini terlihat peran guru yang masih
juga guru hanya memberikan penjelasan dominan dalam proses belajar mengajar.
yang ada didalam buku tanpa Peran guru dalam penerapan model
mementingkan prakteknya. Problem Based Learning (PBL) untuk
3

mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bermana bagi peserta bagi
pembelajaran IPAS yaitu sebagai berikut. (1) peserta didik dimana siswa belajar
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam memecahkan masalah melalui penerapan
memecahkan suatu masalah, (2) terjadinya pengetahuan yang dimilikinya. b. Peserta
kerja sama antar siswa dalam kelompok didik mengintegrasikan pengetahuan dan
belajar, (3) siswa lebih banyak melaksanakan keterampilan secara stimulan dan
praktek setelah mendapatkan teori yang mengaplikasikannya dalam konteks yang
sudah diberikan oleh guru, (4) pada proses relavan. c. Meningkatkan kemampuan
pembelajaran IPAS , guru lebih banyak berpikir kritis,menumbuhkan inisiatif
menggunakan media atau alat peraga yang peserta didik dalam bekerja, motivasi
akan digunakan oleh siswa dalam kegiatan internal untuk belajar, dan dapat
praktek (el-fadillah, citra resita, 2021). Oleh mengembangkan hubungan interpersonal
karena itu, guru seharusnya kreatif dalam dalam bekerja kelompok (Ismatulloh &
mengatur strategi pembelajaran untuk Ropikoh, 2021). Dengan demikian, siswa
meningkatkan pengalaman siswa dalam menerapkan suatu proses kerja melalui suatu
pembelajaran secara memadai. situasi masalah, berpikir kritis untuk
Dalam kurikulum Merdeka menemukan dan membangun sendiri solusi
menuntut adanya perubahan paradigma pemecahannya.
dalam Pendidikan dan pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan
Perubahan harus diikutu oleh guru yang akan menerapkan model PBL karena model
bertanggung jawab atas penyelenggaraan tersebut berhasil meningkatkan hasil belajar
pembelajaran disekolah. Salah satu IPAS khususnya siswa SD kelas V. Penerapan
perubahan paradigma pembelajaran adalah model Problem Based Learning (PBL) dapat
orientasi pembelajaran yang awalnya meningkatkan hasil belajar IPAS pada siswa
berpusat pada guru kini beralih berpusat kelas V SDN 193 Pekanbaru. tujuan yang
pada peserta didik. Satu inovasi yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mengiringi perubahan paradigma tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
adalah ditemukan dan diterapkan model- IPAS, melalui penerapan model Problem
model pembelajaran yang inovatif, Based Learning (PBL) pada siswa kelas V
contohnya adalah model Problem Based SDN 193 Pekanbaru.
Learning (PBL) yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap hasil belajar METODE PENELITIAN
IPAS. Metode penelitian yang digunakan oleh
Model Problem Based Learning peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
adalah sebuah model pembelajaran yang (PTK). PTK merupakan penelitian dalam
menitik beratkan kepada proses pemecahan bidang social, yang menggunakan refleksi
masalah, sehingga siswa memiliki tanggung diri sebagai metode utama, dilakukan oleh
jawab lebih besar dalam pelaksanaan seseorang yang terlibat di dalamnya, serta
pembelajaran(Ismatulloh & Ropikoh, 2021). bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam
Peran guru dalam model pembelajaran ini berbagai aspek. (Uno dkk, 2012:41).
adalah menyajikan masalah, mengajukan Kemudian menurut Arikunto (2010:129)
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
dialog. Problem Based Learning tidak terjadi suatu bentuk yang bersifat reflektif dengan
tanpa guru mengembangkan lingkungan melakukan tindakantindakan tertentu agar
kelas yang memugkinkan terjadinya dapat memperbaiki dan meningkatkan
pertukaran ide-ide terbuka. Problem Based praktek-praktek pembelajaran dikelas secara
Learning terdiri dari menyajikan kepada profesional. Secara lebih sederhana, dapat
siswa situasi masalah autentik dan bermakna disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
dan dapat memberikan kemudahan kepada merupakan jenis penelitian yang
mereka untuk melakukan penyelidikan. memberikan penekanan pada pelaksanaan
Ada beberapa kelebihan model seorang guru sebagai fasilitator untuk
Problem Based Learning yaitu: a. Proses memberi perlakuan positif kepada siswa
4

berupa tindakan-tindakan tertentu yang yang satu isinya kosong dan kotak yang
mendukung dalam proses pembelajaran yang satunya lagi berisi magnet. Selanjutnya guru
berlangsung. menunjukkan dua kotak itu dan
Tujuan perencanaan penelitian ini menempelkan klip kertas pada dua kotak itu
adalah untuk meningkatkan hasil belajar secara bergantian. Kemudian guru
IPAS di Kelas V SDN 193 Pekanbaru. Subjek menugaskan peserta didik untuk mengamati
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 193 salah satu kotak yang dapat menempelkan
Pekanbaru dengan jumlah siswa sebanyak 35 klip kertas tersebut. “Menurut kalian apa isi
orang. didalam kotak yang bisa menempelkan klip
kertas ini?”, peserta didik menyimak masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diberikan dan menjawab pertanyaan
Penelitian ini menggunakan dua siklus, guru. Guru membagikan peserta didik
yaitu siklus 1 dan siklus 2. untuk lebih kedalam beberapa kelompok yang masing-
jelasnya berikut akan diterangkan secara masing kelompok terdiri dari 3-4 orang serta
terperinci kedua siklus tersebut. membagikan LKPD 1 dan alat-alat percobaan
1. Siklus I kepada masing-masing kelompok, peserta
Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, didik duduk dalam kelompok, Guru
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan mendorong peserta didik untuk melakukan
refleksi. percobaan secara berkelompok, peserta didik
a. Perencanaan diarahkan untuk membaca LKPD terlebih
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan dahulu, secara berkelompok peserta didik
hal-hal yang perlu pada siklus I untuk melakukan percobaan dengan membaca
diterapkan pada materi “Apa dan untuk apa LKPD. Guru membimbing pengamatan
magnet diciptakan”. Kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kelompok untuk
pada tahap perencanaan, meliputi menyusun menemukan pemecahan masalah.Guru
Modul Ajar dan LKPD sesuai dengan materi mengarahkan peserta didik berdiskusi untuk
pelajaran yang diajarkan, menyusun alat menyelesaikan permasalahan yang terdapat
evaluasi atau tes dan menyiapkan lembar dalam LKPD 1 “ . Peserta didik melakukan
observasi aktivitas guru dan lembar observasi perencanaan pemecahan masalah secara
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. berkelompok. Peserta didik berdiskusi
b. Pelaksanaan membahas permasalahan, peserta didik
Tindakan Pelaksanaan tindakan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam
Pembelajaran IPAS pada siklus I peneliti LKPD 1. Guru meminta peserta didik
melakukan tindakan-tindakan yaitu mempresentasikan hasil diskusi setiap
melakukan proses belajar mengajar sesuai kelompok. Guru meminta peserta didik
dengan langkah-langkah pembelajaran untuk refleksi/evaluasi terhadap
menggunakan model yang peneliti lakukan penyelidikan mereka dan proses-proses yang
adalah sebagai berikut: Dalam kegiatan mereka lalui “Bagaimana menurut kalian
pendahuluan, guru memulai dengan salam, apakah hal yang kalian diskusikan hari ini
berdoa dan mengabsen peserta didik. pernah kalian lihat dan alami dalam
Kemudian guru menjelaskan tujuan keseharian kalian? Sampai disini apakah
pembelajaran, melakukan apersepsi, dengan masih ada yang belum mengerti ?” peserta
menanyakan “jika kita dekatkan benda ini didik melakukan refleksi/ evaluasi terhadap
kebesi apa yang terjadi? disebut benda proses yang telah dilakukan. Dalam kegiatan
apakah benda tersebut? dan memotivasi akhir, guru bersama peserta didik
peserta didik dengan menanyakan “benda meluruskan pemahaman dan memberikan
apa saja yang dapat dan tidak ditarik oleh kesimpulan tentang materi tersebut, refleksi,
magnet”? Dalam kegiatan inti, Guru guru memberikan pesan-pesan moral, Salam
menggali pengetahuan peserta didik dengan dan doa penutup.
menunjukkan dua kotak dengan bungkus c. Pengamatan (observasi)
yang sama akan tetapi isinya berbeda. Kotak
5

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, mencapai ketuntasan belajar peserta didik
maka hasil observasi aktivitas guru dan secara klasikal telah tuntas.
aktivitas peserta didik pada siklus I d. Refleksi
dipaparkan berikut ini : Refleksi adalah kegiatan untuk
mengingat dan melihat kembali pada tiap-
1.Observasi Aktivitas peserta didik tiap siklus untuk menyempurnakan pada
siklus I siklus berikutnya. Berdasarkan analisis data
Observasi terhadap aktivitas peserta didik diatas, walaupun sudah baik tetapi masih ada
yang dilakukan pada siklus I ini antara lain juga kekurangan Ketika proses pembelajaran
aktivitas peserta didik saat pelaksanaan berlangsung peserta didik masih ada yang
belajar berlangsung yang dilakukan peneliti kurang memahami dengan baik materi Gaya
dalam pembelajaran IPAS dengan Magnet. Hal ini terlihat dari kategori baik
menggunakan pendekatan saintifik. Kegiatan dan aktivitas peserta didik yang didapat
pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan setelah diolah data adalah 76,8% termasuk
bersamaan dengan aktivitas guru pada saat pada kategori baik juga. Tetapi hasil belajar
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan peserta didik pada pembelajaran IPAS untuk
hasil observasi yang dilakukan oleh siklus I ketuntasan belajar peserta didik
pengamat pada saat berlangsungnya proses secara klasikal telah tuntas 85% berada pada
pembelajaran bahwa hasil observasi aktivitas kategori baik sekali. tetapi secara individual
peserta didik yang diamati oleh pengamat belum tuntas karena masih terdapat 2 orang
terhadap aktivitas peserta didik dari 18 aspek peserta didik belum tuntas. Sehingga perlu
berada pada kategori baik 76,8%. namun dilanjutkan siklus II.
masih ada 5 aspek yang perlu ditingkatkan
pada kegiatan inti dan penutup yaitu: 2. Siklus II
Pertama, pada kegiatan inti secara Siklus II dilaksanakan dalam empat
berkelompok peserta didik kurang mampu tahap, yakni perencanaan , tindakan,
melakukan percobaan dengan membaca pengamatan (observasi) dan refleksi seperti
LKPD. Kedua, secara berkelompok peserta di paparkan berikut ini
didik kurang mampu melakukan a. Perencanaan
penyelidikan terhadap masalah yang ada. Pada kegiatan ini beberapa hal yang
Ketiga, peserta didik kurang mampu dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
melakukan perencanaan pemecahan menyusun modul ajar, menyiapkan LKPD,
masalah. Keempat, peserta didik kurang membuat instrument evaluasi, menyiapkan
mampu mempresentasikan hasil diskusi. lembar pengamatan aktivitas guru dan
Kelima, pada kegiatan penutup peserta didik peserta didik selama berlangsungnya
kurang menyimpulkan materi pembelajaran. pembelajaran yang diamati langsung oleh
pengamat.
2.Hasil ketuntasan belajar peserta b. Tindakan
Didik Setelah segala sesuatu yang diperlukan
Tingkat ketuntasan belajar peserta didik dalam penelitian persiapan secara matang,
melalui penggunaan penerapan model maka langkah selanjutnya adalah melakukan
Problem Based Learning diketahui dengan penelitian langkah pembelajaran dengan
menganalisis hasil post tes yang diberikan penerapan Model Problem Based Learning
kepada peserta didik setelah penerapan yang peneliti lakukan sebagai berikut :
model Problem Based Learning. Berdasarkan Kegiatan awal yang di lakukan guru dalam
hasil tes peserta didik pada siklus I membuka pelajaran memulai dengan salam,
didapatkan bahwa peserta didik yang berdoa dan mengabsen peserta didik.
mencapai ketuntasan belajar secara individu Kemudian guru menjelaskan tujuan
sebanyak 12 orang atau 85% sedangkan 2 pembelajaran, melakukan apersepsi dengan
orang atau 15% belum tuntas. Jadi mengaitkan pembelajaran dengan materi
ketuntasan belajar peserta didik sudah sebelumnya, guru bertanya “Apa yang kalian
ketahui tentang gaya magnet? Benda apa saja
6

yang dapat dan tidak ditarik oleh magnet? 1. Observasi aktivitas peserta didik.
Dan memotivasi peserta didik dengan Pada tahap ini adalah kegiatan
menanyakan dimana kalian dapat mengamati aktivitas peserta didik pada
menemukan penggunaan gaya magnet dalam pembelajaran berlangsung, dari awal sampai
kehidupan sehari–hari? Selanjutnya,guru akhir untuk setiap pertemuan. Berdasarkan
membagikan peserta didik kedalam beberapa analisis data menunjukkan bahwa peserta
kelompok yang masing-masing kelompok didik sudah mampu memahami materi
terdiri dari 3-4 orang serta membagikan tentang gaya magnet dengan baik. Hasil
LKPD 2 dan alat-alat percobaan kepada analisis dan aktivitas peserta didik selama
masing-masing kelompok, peserta didik mengikuti pembelajaran menerapkan model
duduk dalam kelompok, guru mendorong Problem Based Learning selama dua siklus
peserta didik untuk melakukan percobaan adalah siklus I diperoleh nilai sebesar 76,8%
secara berkelompok, peserta didik diarahkan (baik) dan siklus II diperoleh nilai 81,14%
untuk membaca LKPD , secara berkelompok (Baik sekali). Berdasarkan hasil analisis data
peserta didik melakukan percobaan dengan terlihat adanya peningkatan pada aktivitas
membaca LKPD. Guru membimbing peserta didik dengan menerapkan model
pengamatan peserta didik dalam kelompok Problem Based Learning. Hal ini terlihat
untuk menemukan pemecahan masalah. pada saat peserta didik secara aktif
secara berkelompok peserta didik melakukan melakukan tanya jawab tentang materi yang
penyelidikan terhadap permasalahan yang belum dimengerti. peserta didik juga
ada. Guru mengarahkan peserta didik menanyakan cara melakukan percobaan dan
berdiskusi untuk menyelesaikan kegiatan lain selama proses pembelajaran
permasalahan yang terdapat dalam LKPD 2 berlangsung.
“Setelah kalian memahami permasalah- 2. Hasil ketuntasan belajar peserta
permasalahan yang ada, maka diskusikan didik
pemecahan terhadap masalah tersebut. Tingkat ketuntasan belajar peserta didik
Peserta didik melakukan perencanaan melalui penerapan model Problem Based
pemecahan masalah secara berkelompok Learning diketahui dengan menganalisis
peserta didik berdiskusi membahas hasil post tes yang diberikan kepada peserta
permasalahan yang terdapat dalam LKPD 2, didik setelah menerapkan model tersebut.
peserta didik menjawab pertanyaan yang Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan
terdapat dalam LKPD 2. Guru meminta pada setiap siklus yang terdiri dari dua
peserta didik mempresentasikan hasil diskusi siklus. Hasil tes yang dicapai pada tiap-tiap
setiap kelompok. Guru meminta peserta tes dianalisis ketuntasan belajarnya, baik
didik untuk refleksi/evaluasi terhadap secara individual maupun klasikal. Nilai
penyelidikan mereka dan proses-proses yang Ketuntasan kriteria minimal (KKM) untuk
mereka lalui “Bagaimana menurut kalian materi gaya magnet yang telah ditentukan
apakah hal yang kalian diskusikan hari ini yaitu 60. Apabila nilai/skor yang diperoleh
pernah kalian lihat dan alami dalam secara individual mencapai 60% atau secara
keseharian kalian? Sampai disini apakah klasikal 65% maka pembelajaran tersebut
masih ada yang belum mengerti?”,peserta dikategorikan tuntas. Hasil tes menunjukkan
didik melakukan refleksi/ evaluasi terhadap bahwa hasil belajar semua peserta didik
proses yang telah dilakukan. Dalam kegiatan sudah tuntas hasil belajarnya baik secara
akhir, guru bersama peserta didik klasikal maupun individual dengan
meluruskan pemahaman dan memberikan persentase 100% kategori baik sekali, dan
kesimpulan tentang materi tersebut. mencapai KKM yang telah ditentukan di SDN
c. Pengamatan (observasi) 193 Pekanbaru. Dengan demikian, dapat
Berdasarkan observasi yang telah disimpulkan bahwa ketuntasan belajar
dilakukan, maka hasil observasi aktivitas peserta didik melalui penerapa model
guru dan aktivitas peserta didik pada siklus II Problem Based Learning pada materi IPAS
dipaparkan berikut ini:
7

gaya magnet sudah mencapai ketuntasan DAN KOMPONEN SISTEM


belajar secara klasikal. PENDIDIKAN.

el-fadillah, citra resita, ega trisna rahayu.


d. Refleksi
(2021). Jurnal Ilmiah Wahana
Berdasarkan hasil observasi pada siklus Pendidikan. Jurnal Ilmiah Wahana
I dan siklus II, persentase pengamatan pada Pendidikan
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran Https://Jurnal.Unibrah.Ac.Id/Index.P
dengan menerapkan model Problem Based hp/JIWP, 7(1), 1–7.
Learning diperoleh sebesar 81,14% (kategori http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/ind
baik sekali). Aktivitas peserta didik yang ex.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/
view/23921
diamati telah berhasil yaitu mampu
melakukan percobaan, menjawab LKPD dan Febriyanti, N. (2021). Implementasi Konsep
post tes, mendengarkan penguatan dari guru Pendidikan menurut Ki Hajar
dan mendengarkan pesan moral dengan Dewantara. Jurnal Pendidikan
persentase 81,14% (baik sekali). Hasil belajar Tambusai, 5(1), 1631–1638.
peserta didik pada siklus II mencapai
ketuntasan menjadi 100% termasuk kategori
Ismatulloh, K., & Ropikoh. (2021).
sangat baik. Oleh karena itu, peneliti
Penerapan Model Pembelajaran
memutuskan untuk melaksanakan penelitian Problem Based Learning (PBL) dengan.
sampai siklus II. Kappa Journal, 5(2), 246–250.
https://repository.unej.ac.id/xmlui/ha
KESIMPULAN ndle/123456789/68413
Berdasarkan hasil pembahasan dari
Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A.,
data penelitian dapat disimpulkan bahwa
Karlina, Y., & Yumriani. (2022).
penerapan model pembelajaran Problem Pengertian Pendidikan, Ilmu
Based Learning (PBL) ini bertujuan untuk Pendidikan dan Unsur-Unsur
meningkatkan hasil belajar IPAS di Kelas V Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa:
SDN 193 Pekanbaru. (1) Aktivitas guru Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.
selama proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Problem Based Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan
Pendidikan Indonesia. Adi Widya:
Learning pada tema Gaya Magnet pada siklus
Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 29.
I sudah mencapai 76,8% (Baik) dan siklus II https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927
mengalami peningkatan menjadi 81,14%
(baik sekali), namun terdapat 2 peserta didik Hamzah B Uno. Teori Motivasi dan
yang belum tuntas. (2) Aktivitas guru selama Pengukurannya Analisis. Dibidang
proses pembelajaran dengan menggunakan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
metode Problem Based Learning pada tema Rusman, 2012. Model-model
Pembelajaran: Mengembangkan
Gaya Magnet pada siklus I sudah mencapai
Profesionalisme. Guru, Raja Grafindo
85% (baik sekali) dan siklus II mengalami Persada.
peningkatan menjadi 100% (sangat baik).
Utami, R. P. (2022). Penerapan Model Projet
DAFTAR PUSTAKA Based Learning (PjBL) dalam
Meningkatkan Keaktifan Siswa. Jurnal
Wewe, M. (2017). THE EFFECT OF Bimbingan dan Konseling Pandohop,
PROBLEM BASED LEARNING MODEL 2(1), 9–15.
AND MATHEMATIC-LOGICAL https://doi.org/https://doi.org/10.3730
INTELLIGENCE TOWARD 4/pandohop.v2i1.4308
MATHEMATICS LEARNING
ACHIEVEMENT. Journal of Education Mangangantung, J., Pantudai, F., M, J. A., &
Technology, 1(1), 13-17. Rawis. (2023). Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning
Ratih Elvikha Yulasri. (2019). KONSEP untuk Meningkatkan Kreativitas dan
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(2),
8

1163–1173.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004
/edukatif.v5i2.4962

Maaruf Fauzan. (2017). Penerapan Model


Pembelajaran Problem Based Learning
Pada Pembelajaran Materi Sistem Tata
Surya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Banda
Aceh, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia,
Vol. 05, No. 1.

Nym Eriasa Adnyana Kusuma. (2014).


Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Hasil Belajar
IPA Pada Siswa Kelas V SD Kecamatan
Buleleng Kabupaten Buleleng. Jurnal
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Vol. 2, No, 1.

Arikunto, S (2010: 129), Penelitian Tindakan


Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.

You might also like