You are on page 1of 11

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA


KELAS IV SD

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh :
Aditya Dewana
NIM F37012068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
KELAS IV SD

Aditya Dewana
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak
Email : aditya.dewana03@gmail.com

Abstract
The problem in this research is whether there is influence and how big the influence model of
Problem Based Learning towards a learning outcomes The Nature Of Science students in class IV
elementary school 12 South Pontianak Country?. This research aims to demonstrate the influence
and how big the influence model of Problem Based Learning towards a learning outcomes IPA
students in class IV elementary school the country 12 South Pontianak. This research uses
experimental methods. Experimental research on form used is a quasi experimental design with
Nonequivalent Control Group Design types. The population in this research is the whole grade IV
elementary school 12 South Pontianak Country consisting of 50 students. The techniques used in
the collection of data is the measurement techniques. Data collecting tool used is reserved in the
form of 25 multiple choice question. Research results are obtained, the average value of the post-
test control class of 67.50 and average value of post-test experimental 77.4 class. Based on the
analysis of the hypothesis test using the test-t obtained t_hitung = 2.314 and substitute price t_tabel
(α = 5%) of 2.021, which means t_hitung (2,314) > t_tabel (2,021), the Ha received and the
calculation of effect size obtained ICE of 0.75. So, it can be concluded that there is a Problem
Based Learning model of influence against the results of learning The Nature Of Science students
in class IV elementary school 12 South Pontianak with medium categories.

Keywords : Influence, Problem Based Learning, Learning Outcomes, The Nature Of Science.

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sehingga dapat mengembangkan diri secara
sangat penting dalam menyiapkan sumber daya optimal sesuai bakat dan kemampuannya.
manusia untuk pembangunan. Bagi suatu Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris
bangsa yang ingin maju, pendidikan harus (2013: 11) “ Pembelajaran merupakan proses
dipandang mutlak sebagai sebuah kebutuhan, yang terdiri dari dua aspek, yaitu belajar tertuju
yang sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan pada apa yang harus dilakukan oleh siswa,
lainnya. mengajar berorientasi pada apa yang harus
Suatu pendidikan dapat dipandang dilakukan oleh guru sebagai pemberi
bermutu dan diukur dari kedudukan untuk ikut pelajaran”. Kedua aspek ini akan berkolaborasi
mencerdaskan kehidupan bangsa dan secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat
memajukan pendidikan yang berhasil terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
membentuk generasi muda yang cerdas, sehingga pada proses pembelajaran terdapat
berkarakter, bermoral dan berkepribadian. interaksi antara guru dan siswa, interaksi
Maka dari itu perlu di rancang suatu sistem tersebut harus terjalin sebaik mungkin untuk
pendidikan yang mampu menciptakan suasana memperoleh hasil belajar yang optimal. Guru
dan proses pembelajaran yang menyenangkan, harus dapat menyesuaikan antara bahan ajar
merangsang, dan menantang bagi siswa dengan model pembelajaran agar siswa dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Salah satu pembelajaran di Sekolah Dasar aktif dan pembelajaran cenderung berpusat
adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada pada guru, hal ini mengakibatkan siswa menjadi
dasarnya IPA merupakan cara mencari tahu kurang tertarik dengan pembelajaran dan
tentang alam secara sistematis untuk menguasai berdampak pada rendahnya tingkat pemahaman
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, siswa mengenai materi pembelajaran yang telah
konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses disampaikan. Untuk mengatasi masalah tersebut
penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Hal ini guru seharusnya meggunakan model
tentu saja berimplikasi terhadap kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA tidak bersifat menantang agar siswa tertarik dengan
hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
saja, melainkan terdapat muatan IPA, Dari sekian banyak model pembelajaran,
keterampilan proses dan dimensi yang terfokus penulis tertarik pada satu model pembelajaran
pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. yang bernama Problem Based Learning
Berbagai permasalahan dalam (pembelajaran berbasis masalah). Model ini
implementasi pendidikan IPA yang sesuai merupakan sebuah model pembelajaran yang
dengan hakikatnya sangat kompleks, karena itu berpusat pada siswa dan bukan pada pengajaran
pemikiran-pemikiran masih terus guru. Barr dan Tagg (dalam Miftahul Huda
disumbangkan untuk memecahkan 2014: 271) “Menyatakan bahwa PBL
permasalahan itu. Pendidikan IPA dihadapkan merupakan salah satu bentuk peralihan dari
dengan permasalahan diantaranya perangkat paradigma pengajaran menuju paradigma
pembelajaran IPA yang mampu pembelajaran”. Jadi fokusnya adalah pada
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran
melalui tema tertentu, antar konsep dalam satu guru.
mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran Menerapkan model pembelajaran
lain, sehingga guru dan siswa memiliki bekal (Problem-Based Learning/PBL) diharapkan
kompetensi dari berbagai disiplin ilmu. dalam proses pembelajaran, dapat mendorong
Permasalahan mendasar adalah pembelajaran siswa untuk aktif, berfikir secara kritis dan
IPA belum berorientasi pada keterampilan mampu memecahkan persoalan atau masalah
proses sains seutuhnya sehingga kemampuan dalam materi pelajaran ilmu pengetahuan alam.
berpikir dan kemampuan berinkuiri belum Berdasarkan dari latar belakang diatas, Penulis
optimal. Konsekuensi dari produk pembelajaran tertarik untuk melakukan penelitian dengan
tersebut adalah menurunnya kemampuan menerapkan model pembelajaran Problem
berpikir kritis dan kreatif. Hal ini dapat dilihat Based Learning untuk dijadikan sebagai model
dari banyaknya jumlah siswa yang belum pembelajaran yang akan diteliti dalam
mencapai KKM dalam pembelajaran IPA. mengoptimalkan hasil belajar siswa. Hal ini
Penulis telah melakukan pengamatan di yang mendasari penelitian yang berjudul
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak “Pengaruh Model Problem Based Learning
Selatan, tempat dimana penulis melaksanakan Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
PPL 2. Berdasarkan pengamatan yang Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 12
dilakukan guru tidak menggunakan model Pontianak Selatan”.
pembelajaran yang mendorong siswa untuk

METODE PENELITIAN orang. Sampel penelitian ini adalah kelas IV B


Metode penelitian yang digunakan adalah terdiri dari 25 orang (kelas eksperimen) dan
metode eksperimen dengan bentuk Quasi kelas IV A terdiri dari 25 orang (kelas kontrol).
Experimental Design, desain eksperimen Prosedur pengumpulan data dalam penelitian
Nonequivalent Control Group Design. ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1) Tahap
(Sugiyono, 2013: 73). Populasi penelitian ini persiapan, 2) Tahap pelaksanaan, 3) Tahap
adalah seluruh kelas IV terdiri dari dua kelas analisis data.
yaitu kelas IV A dan IV B dengan jumlah 50
Berdasarkan masalah dan sub masalah wawancara terhadap guru mata pelajaran Ilmu
dalam skripsi ini, maka data yang akan Pengetahuan Alam kelas IV Sekolah Dasar
dikumpulkan pada penelitian ini adalah data Negeri 12 Pontianak Selatan. (3) Menyiapkan
berupa nilai hasil belajar siswa dalam instrumen penilaian seperti memilih dan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang menentukan materi yang akan diajarkan,
terdiri dari pre-test (tes awal) dan post-test (tes membuat kisi-kisi soal tes, membuat soal pre-
akhir) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. test dan soal post-test, kunci jawaban, pedoman
Teknik pengumpulan data pada penelitian penskoran, serta menyiapkan perangkat
ini adalah teknik penguukuran. Alat pengumpul pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
data pada penelitian ini adalah tes berbentuk Pembelajaran (RPP). Pemilihan dan penentuan
pilihan ganda. instrumen yang dibuat ini adalah disesuaikan
Instrumen penelitian berupa Rancangan dengan kurikulum nasional serta sumber belajar
Perencanaan Pembelajaran (RPP), Lembar yang digunakan oleh sekolah pada masa
Kerja Kelompok (LKK), dan soal tes yang sekarang. (4) Melakukan validitas perangkat
sudah divalidasi oleh dosen PGSD dengan hasil penelitian dan instrumen penelitian. Validasi
validasi dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji instrumen penelitian dilakukan oleh dosen. (5)
coba yang dilakukan di kelas V SDN 12 Melakukan uji coba soal tes. (6) Menganalisis
Pontianak Selatan diperoleh keterangan bahwa data hasil uji coba untuk mengetahui tingkat
tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong reliabilitas instrument penelitian. (7)
sedang dengan koofesien reliabilitas sebesar Menganalisis tingkat kesukaran serta daya beda
0,65. setiap butir soal yang telah diuji cobakan. (8)
Hasil pre-test dianalisis menggunakan Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal siap
rumus sebagai berikut: pemberian skor sesuai digunakan sebagai alat pengumpul data karena
dengan pedoman pensekoran, uji normalitas sudah dinyatakan valid dan layak pakai. (9)
menggunakan uji Chi, uji homogenitas Menentukan jadwal penelitian yang akan
menggunakan uji F (Subana dan Sudrajat, 2011: dilakukan dan disesuaikan dengan jadwal
149-152), dan dilanjutkan dengan uji t pelajaran kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 12
(Sugiyono, 2013: 138). Sedangkan hasil post- Pontianak Selatan.
test dianalisis meng-gunakan rumus sebagai
berikut: pemberian skor sesuai dengan pedoman Tahap Pelaksanaan
pensekoran, uji normalitas menggunakan uji Langkah-langkah yang dilakukan pada
Chi, uji homogenitas menggunakan uji F tahap pelaksanaan antara lain: (1) Sebelum
(Subana dan Sudrajat, 2011: 149-152), dan melakukan pembelajaran dengan model
dilanjutkan dengan uji t (Sugiyono, 2013: 138), problem based learning, peneliti memberikan
selanjutnya dilakukan perhitungan Effect Size pre-test pada kelas kontrol dan kelas
(dari Cohrn yang diadopsi Glass, dalam Leo eksperimen untuk mengetahui kondisi awal
Sutrisno, Hery Kresnadi, dan Kartono, 2008: siswa. (2) Setelah memberikan pre-test,
16) kemudian peneliti melaksanakan kegiatan
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 pembelajaran dengan menggunakan model
tahap, yaitu : 1) Tahap persiapan, 2) Tahap problem based learning sebanyak empat kali
pelaksanaan, 3) Tahap akhir. perlakuan masing-masing empat pertemuan. (3)
Memberikan post-test pada kelas eksperimen
Tahap Persiapan dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap persiapan antara lain: (1) Tahap persiapan Tahap Analisis Data
ini dimulai dengan pra-riset di Sekolah Dasar Langkah-langkah yang dilakukan pada
Negeri 12 Pontianak Selatan dengan melakukan tahap pelaksanaan antara lain: (1) Melakukan
observasi ke sekolah dan berdiskusi dengan analisis data, dengan mengolah data yang telah
guru kelas tentang bagaimana pelaksanaan didapat dari hasil tes yang telah diberikan
penelitian yang akan dilakukan. (2) Melakukan kepada objek penelitian, kemudian membuat
kesimpulan akhir penelitian dan menyusun
laporan. (2) Pelaporan hasil kegiatan yang Pengetahuan Alam kelas IV Sekolah Dasar
meliputi kegiatan mengolah data, menganalisis Negeri 12 Pontianak Selatan. Jumlah sampel
data penelitian baik itu hasil tes (skor pre-test pada penelitian ini adalah 25 orang.
dan post-test) dengan uji statistik yang sesuai. Berdasarkan sampel tersebut diperoleh skor
pre-test dan post-test siswa meliputi :
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
Hasil belajar siswa pada kelas
Hasil Penelitian kontrol yaitu pembelajaran tanpa
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menggunakan pengaruh model problem
pengaruh model problem based learning based learning dapat dilihat pada tabel
terhadap hasil belajar dan menganalisis dibawah ini:
seberapa besar pengaruh model problem based
learning terhadap hasil belajar Ilmu

Tabel 1
Hasil Belajar Siswa di Kelas IV A (Kontrol)

Hasil Pre-test Kelas Hasil Post-test Kelas


Kontrol Kontrol
No Kelas Frekuensi No Kelas Frekuensi
1 32-36 5 1 40-47 2
2 37-41 2 2 48-55 5
3 42-46 3 3 56-63 6
4 47-51 4 4 64-71 11
5 52-56 6 5 72-79 2
6 57-61 5 6 80-87 3
Jumlah 25 Jumlah 25
Rata-rata 47,8 Rata-rata 67,50
SD 9,16 SD 13,06

Dari tabel 1 terlihat adanya perbedaan skor yang ada pada soal post-test maupun soal pre-
rata-rata hasil belajar siswa pada pre-test dan test.
post-test. Skor rata-rata pre-test adalah 47,8
dan post-test adalah 67,50, maka selisihnya 2. Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
adalah 19,7. Hasil belajar siswa pada kelas
Rata-rata pre-test hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen yaitu hasil pembelajaran yang
kontrol meningkat dikarenakan pada saat post- menggunakan model problem based
test dilaksanakan siswa belum diberikan materi learning dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 2
Hasil Belajar Siswa di Kelas IV B (Eksperimen)

Hasil Pre-test Kelas Hasil Post-test Kelas


Eksperimen Eksperimen
No Kelas Frekuensi No Kelas Frekuensi
1 36-40 8 1 60-64 2
2 41-46 8 2 65-69 1
3 47-51 3 3 70-74 7
4 52-56 3 4 75-79 3
5 57-61 2 5 80-84 7
6 62-66 1 6 85-89 5
Jumlah 25 Jumlah 25
Rata-rata 45,56 Rata-rata 77,4
SD 7,80 SD 7,62

Dari tabel 2 terlihat adanya perbedaan skor dikarenakan dikarenakan pada saat post-test
rata-rata hasil belajar siswa pada pre-test dan dilaksanakan siswa belum diberikan materi
post-test. Skor rata-rata pre-test adalah 45,56 yang ada pada soal post-test maupun soal pre-
dan post-test adalah 77,4 selisihnya adalah test.
31,84. Berdasarkan data hasil pre-test dan post-
Rata-rata hasil belajar pre-test hasil belajar test siswa telah dianalisis data dapat dilihat
siswa di kelas eksperimen meningkat pada tabel berikut ini :

Tabel 3
Hasil Pengolahan Nilai Tes Akhir Siswa

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Keterangan
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Rata-rata ̅̅̅
(𝑋) 47,8 67,50 45,56 77,4
Standar Deviasi 9,16 13,06 7,80 7,62
Uji Normalitas (x2) 6,9620 6,2959 6,9620 5,9844
Pre-test Post-test
Uji Homogenitas (F) 1,378 2,93
Uji T -0,84 2,314
Effect Size (ES) 0,75
Perbedaan hasil belajar siswa pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen digambarkan
dalam bentuk grafik sebagai beriku
90

80 77.4

67.5
Rata-rata Hasil Belajar Siswa
70

60
47.8 45.56
50

40

30

20

10

0
Kelas Kotrol Kelas Eksperimen
Pre-test Post-test

Grafik 1. Rata-rata Hasil Belajar Siswa di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari grafik terlihat adanya perbedaan hasil pre-test kelas eksperimen yaitu 7,80. Hal ini
belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas menunjukan pre-test kontrol lebih tersebar
eksperimen. Pre-test kelas kontrol adalah 47,8 merata dibandingkan kelas eksperimen. Standar
dan pre-test kelas Eksperimen adalah 45,56 deviasi post-test kelas kontrol yaitu 13,06 lebih
maka selisihnya adalah 2,24. Sedangkan post- besar dari post-test kelas eksperimen yaitu 7,62.
test kelas kontrol adalah 67,5 dan post-test Hal ini menunjukan post-test kontrol lebih
kelas eksperimen adalah 77,4, maka selisihnya tersebar merata dibandingkan kelas eksperimen.
adalah 9,9. (3) Analisis kemampuan awal siswa, Untuk
menganalisis kemampuan awal siswa, maka
Pembahasan Penelitian data hasil rata-rata dan standar deviasi pre-test
Berikut ini akan dijelaskan beberapa kedua kelas dapat dianalisis dengan
pembahasan serta hasil analisis data sebagai menggunakan statistic parametris, yang mana
berikut : Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis
rata-rata pre-test dan post-test adalah (1) Rata- berdistribusi normal. Berikut hasil
rata pre-test kelas kontrol adalah 47,8 dan rata- perhitungannya: Hasil uji normalitas data pre-
rata post-test kelas kontrol adalah 67,50. Rata- test kelas eksperimen diperoleh X2hitung
rata pre-test kelas eksperimen adalah 45,56 dan sebesar 6,9620 sedangkan uji normalitas pre-
rata-rata post-test kelas eksperimen adalah 77,4. test kelas kontrol diperoleh X2 hitung sebesar
Dengan demikian hasil belajar siswa dengan 6,2959. X2tabel (α=5% dan dk 6-3 = 3) sebesar
menggunakan model problem based learning 7,815. X2hitung (6,9620) kelas eksperimen <
lebih tinggi dari hasil belajar siswa tanpa X2tabel (7,815) dan X2hitung (6,2959) kelas
menggunakan model problem based learning. kontrol < X2tabel (7,815). Kelas eksperimen
(2) Standar deviasi berguna untuk melihat dan kelas kontrol sama-sama berdistrubusi
penyebaran data kedua kelompok, berikut hasil normal, maka dilanjutkan dengan homogenitas
perhitungan Standar Deviasi: Standar deviasi data pre-test. Dari uji homogenitas data pre-test
pre-test kelas kontrol yaitu 9,16 lebih besar dari diperoleh Fhitung sebesar 1,378 dan Ftabel (α =
5%) sebesar 1,983. Karena Fhitung (1,378) < Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan
Ftabel (1,983), maka data pre-test kedua rumus polled varians, diperoleh thitung sebesar
kelompok dinyatakan homogen (tidak berbeda 2,314 dan ttabel (α = 5% dan dk 25+25-2=48)
secara signifikan). Karena data pre-test tersebut sebesar 2,012. Karena thitung (2,314) > ttabel
homogen, dilanjutkan dengan uji hipotesis (uji- (2,012), dengan demikian maka Ha diterima.
t). Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat
rumus polled varians, diperoleh thitung sebesar - pengaruh model problem based learning
0,84 dan ttabel (α = 5% dan dk 25+25-2=48) terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
sebesar 2,012. Karena thitung (-0,84) < ttabel kelas IV SD Negeri 12 Pontianak Selatan. (5)
(2,012), dengan demikian maka Ho diterima. Besarnya pengaruh model problem based
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat learning terhadap hasil belajar siswa, dihitung
perbedaan hasil pre-test siswa di kelas kontrol dengan menggunakan rumus effect size.
dan di kelas eksperimen. Dengan kata lain, Diperoleh ES sebesar 0,75 yang termasuk
antara siswa kelas kontrol dan eksperimen dalam kriteria sedang. Berdasarkan perhitungan
mempunyai kemampuan relatif sama. ES tersebut maka pembelajaran dengan
Setelah mengetahui tingkat pengetahuan menggunakan model problem based learning
awal di kedua kelas, maka selanjutnya terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kelas IV SD Negeri 12 Pontianak Selatan.
eksperimen dilakukan pembelajaran Kelas yang dijadikan eksperimen dalam
menggunakan model problem based learning, penelitian ini adalah kelas IV B Sekolah Dasar
sedangkan pada kelas kontrol dilakukan Negeri 12 Pontianak Selatan tahun ajaran
pembelajaran tanpa menggunakan model 2016/2017 pada kelas eksperimen 25 orang.
problem based learning. Pada setiap perlakuan Proses pembelajaran dikelas eksperimen
akan dimasukkan soal post-test disesuaikan dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, setiap
dengan materi yang disampaikan untuk pertemuan berlangsung dalam waktu 2 x 35
menganalisis apakah terdapat pebedaan hasil menit. Pada kelas eksperimen ini, peneliti
belajar siswa setelah diberikan perlakuan yang menggunakan model problem based learning
berbeda. (4) Analisis kemampuan siswa setelah memberikan materi hubungan sesama makhluk
diberikan perlakuan. Untuk menganalisis hidup dan antara makhluk hidup dengan
kemampuan siswa setelah diberi perlakuan lingkungannya. Pada kegiatan awal, alokasi
yang berbeda, maka data hasil rata-rata dan waktu yang diberikan adalah 10 menit.
standar deviasi post-test kedua kelas dapat Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru
dianalisis dengan menggunakan statistik disesuaikan dengan rencana pelaksanaan
parametris, yang mana data setiap variabel yang pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya
akan dianalisis berdistribusi normal. Hasil uji yaitu meliputi salam, doa, absen, apersepsi dan
normalitas data post-test kelas eksperimen pengondisian kelas.
diperoleh X2hitung sebesar 5,9844 sedangkan Pada kegiatan inti, alokasi waktu yang
uji normalitas post-test kelas kontrol diperoleh diberikan adalah 45 menit yang meliputi fase 1
X2hitung sebesar 6,2959. X2tabel (α=5% dan dk hingga fase 5.
6-3=3) sebesar 7,815. X2hitung (5,9844) kelas Dalam fase 1 yaitu orientasi siswa pada
eksperimen < X2tabel (7,815) dan X2hitung masalah, guru menjelaskan tujuan
(6,2959) kelas kontrol < X2tabel (7,815). Kelas pembelajaran, menginformasikan masalah yang
eksperimen dan kelas kontrol sama-sama akan dibahas, menginformasikan kegiatan
berdistrubusi normal, maka dilanjutkan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan
homogenitas data post-test. Dari uji memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan
homogenitas data post-test diperoleh Fhitung pembelajaran. Dalam fase 2 yaitu
sebesar 2,93 dan Ftabel (α = 5%) sebesar 1,983. mengorganisasikan siswa untuk belajar,
Fhitung (2,93) < Ftabel (1,983), maka data post-test menjelaskan kepada siswa mengenai tugas yang
kedua kelompok dinyatakan tidak homogen ( akan dikerjakan dan membentuk siswa menjadi
berbeda secara signifikan). melakukan uji-t. 5 kelompok. Dalam fase 3 yaitu membimbing
pengalaman individu atau kelompok, guru pengaruh model problem based learning
membimbing siswa untuk menyelesaikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
masalah dengan cara mengontrol kegiatan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak
pembelajaran yang siswa lakukan. Dalam fase 4 Selatan. Selain itu dirumuskan kesimpulan
yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil secara khusus sebagai berikut : (1) Terdapat
karya, siswa diarahkan untuk membuat laporan pengaruh model problem based learning
dari hasil kerja kelompoknya dan guru ikut terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
membimbing siswa dalam menyiapkan laporan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak
tersebut. Dalam fase 5 yaitu, menganalisis dan Selatan. Karena berdasarkan uji t menggunakan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru rumus polled varians diperoleh t hitung sebesar
membrikan refleksi atau evaluasi terhadap 2,314 dan pengganti harga t tabel (α = 5%)
proses yang siswa gunakan dalam penyelesaian sebesar 2,012. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (2,314) > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
masalah. (2,012). (2) Pembelajaran dengan menerapkan
Pada kegiatan akhir diberikan waktu 15 model problem based learning telah
menit. Kegiatan ini dimulai dengan guru memberikan pengaruh (dengan harga effect size
membuat rangkuman materi pembelajaran sebesar 0,75) terhadap hasil belajar Ilmu
bersama-sama siswa. Kemudian dilanjutkan Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar
dengan memberikan evaluasi terhadap materi Negeri 12 Pontianak Selatan.
yang telah dipelajari. Selanjutnya dilaksanakan
refleksi dengan tujuan sebagai masukan bagi Saran
guru saat melakukan proses pembelajaran. (1) Penerapan model problem based
Kemudian guru memberikan tindak lanjut learning dapat memberikan pengaruh yang
berupa pesan atau pengarahan untuk positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
memotivasi siswa agar dapat mengoptimalkan di Sekolah Dasar, untuk itu diharapkan kepada
hasil belajar selanjutnya. Setelah kegiatan guru sekolah dasar untuk menggunakan model
dianggap selesai maka pembelajaran ditutup problem based learning sebagai alternatif
dan diakhiri dengan salam. dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Kelas yang dijadikan kelas kontrol dalam (2) Bagi peneliti maupun guru yang ingin
penelitian ini adalah kelas IV A Sekolah Dasar menerapkan model problem based learning
Negeri 12 Pontianak Selatan tahun ajaran dalam pembelajaran disarankan untuk dapat
2016/2017. Kelas kontrol berjumlah 25 orang mengatur waktu dengan baik dan
dijadikan sampel. Proses pembelajaran dikelas memperkirakan kegiatan yang dilakukan, agar
kontrol dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, proses pembelajaran yang dilakukan bisa
setiap pertemuan berlangsung dalam waktu 2 x terlaksana dengan efektif dan efisien.
35 menit. Pembelajaran dikelas kontrol pada (3) Penerapan model problem based
materi hubungan sesama makhluk hidup dan learning membawa pengaruh yang positif
antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, untuk
menggunakan metode ceramah dan tanya itu disarankan kapada guru IPA di kelas untuk
jawab. menerapkan model problem based learning
pada pembelajaran di kelas.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan DAFTAR RUJUKAN


Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Asep Jihad dan Abdul Haris. (2013).
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Evaluasi Pembelajaran. Jakarta:
Selatan, hasil analisa data yang diperoleh dari Multi Presindo.
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Leo Sutrisno, dkk (2008). Pengembangan
Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA SD. Direktor
Negeri 12 Pontianak Selatan, maka secara
umum dapat disimpulkan bahwa terdapat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Miftahul Huda. (2014). Model-Model Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pengajaran dan Pembelajaran. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Subana. (2011). Dasar-dasar Penelitian Alfabeta.
Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

You might also like