You are on page 1of 10

MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI

KELILING DAN LUAS LINGKARAN TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

Septrima Lisanti, Umar Effendy, Toybah


Universitas Sriwijaya
septrimalisanti@gmail.com

Abstract: This research aims to determine the impact of the application problem based lear-
ning model to the learning outcomes of fifth grade students of SD Muhammadiyah 6
Palembang. The research was conducted in the second semester of the academic year
2016/2017. The method used in this research is the Pre-Experimental Design by design a
One Group Pretest-Posttest Design. The sample in this research is VE grade students
numbering 41 students. The research instrument used is a written test in the form of 20
multiple choice questions, observations, and interviews. Based on the results of prerequisite
analysis of pretest and posttest, the data are normally distributed. After the research hypo-
theses were tested by t test obtained that ttest = 5.37, whereas from t distribution table
obtained that ttable = 2.02, so it looks that ttest > ttable. Therefore, Ho is rejected and Ha is
accepted. It can be concluded that the application of the problem based learning model to
the circumference materials and circle’s wide have a significant impact to the learning out-
comes of fifth grade students of SD Muhammadiyah 6 Palembang.
Keyword: problem based learning model, learning aout comes

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan model
problem based learning terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah 6
Palembang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Eksperimental Design dengan
rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa
kelas VE yang berjumlah 41 orang siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, observasi, dan wawancara. Berdasarkan
hasil uji prasyarat analisis data pretest dan posttest bahwa data tersebut terdistribusi normal.
Setelah hipotesis penelitian diuji dengan uji t diperoleh = 5,37, sedangkan dari tabel
distribusi t diperoleh = 2,02 sehingga terlihat bahwa . Oleh karena itu, ditolak dan di-
terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem based learn-
ing pada materi keliling dan luas lingkaran berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Muhammadiyah 6 Palembang.
Kata Kunci: model problem based learning, dan hasil belajar

PENDAHULUAN penguasaan yang baik terhadap materi


Pembelajaran matematika adalah suatu matematika (Susanto, 2016:186).
proses yang melibatkan aktivitas manusia. Pembelajaran matematika di sekolah da-
Pembelajaran matematika adalah suatu proses sar materi pembelajarannya terdiri dari
belajar mengajar yang dibangun oleh guru bilangan, geometri, pengukuran, dan
untuk mengembangkan kreativitas berpikir pengolah-an data. Pada materi geometri terdiri
siswa yang dapat meningkatkan kemampuan dari bangun datar dan bangun ruang. Pada
berpikir siswa, serta dapat mengkonstruksi bangun datar dan ruang terdiri dari sifat-sifat
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan bangun, luas dan keliling bangun.

74
Model PBL , Septrima,dkk. 75

Menurut Van Hiele ada tiga unsur yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
dalam pengajaran geometri yaitu waktu, merangsang siswa untuk belajar. Dalam kelas
materi pengajaran, dan metode pengajaran, yang menerapkan pembelajaran berbasis ma-
jika ke-tiganya ditata secara terpadu maka salah, siswa bekerja dalam tim untuk meme-
akan terjadi peningkatan kemampaun berpikir cahkan masalah dunia nyata (Kurniasih dan
anak kepada tingkatan berpikir lebih tinggi Sani, 2014:75).
(Amir dan Risnawati, 2016:98). Pembelajaran Pada kegiatan pembelajaran
matematika di sekolah dasar tidak hanya matematika di kelas V khususnya pada
diarahkan pada peningkatan kemampuan pembelajaran pemecahan masalah, pada
berhitung, tetapi juga diarahkan kepada proses pembelajaran guru tidak membiasakan
peningkatan kemampuan siswa dalam kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan
memecahkan masalah (problem solving). Sesuai masalah, proses pembelajaran hanya
dengan tujuan pembelajaran matematika adalah dilakukan dengan guru menjelaskan materi
agar siswa memiliki kemampuan untuk mengem- kemudian memberikan latihan kepada siswa.
bangkan kemampuan berpikir (pemahaman Dilihat dari proses pembelajaran yang telah
konsep), memecahkan masalah, dan mengo- dilakukan, artinya guru belum menggunakan
munikasikan ide atau gagasan (BNSP, 2006). model pembelajaran yang sesuai dengan
Dalam pembelajaran matematika khu- tujuan pembelajaran matematika diantaranya
susnya dalam memecahkan masalah siswa peningkatkan ke-mampuan siswa dalam
ditutut terlibat dalam kegiatan pembelajaran memecahkan masalah.
untuk berpikir, berinteraksi, mencoba, serta Berdasarkan uraian di atas model PBL
menemukan konsep untuk memecahkan masa- cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
lah. Selain siswa yang dituntut terlibat langsung, matematika menemukan keliling dan luas
guru sebagai fasilitator juga dituntut untuk lingkaran karena, pada tujuan pembelajaran
menciptakan kegiatan pembelajaran yang matematika siswa dapat memecahkan masalah
sesuai dengan tahapan memecahkan masalah. yang karakteristiknya dapat memberi
Dengan menggunakan model pembelajaran pengalaman langsung pada siswa dengan
adalah salah satu cara guru untuk merencana- menggunakan bahan yang nyata dari
kan aktivitas kegiatan pembelajaran. lingkungannya . Untuk itu peneliti melakukan
Model pembelajaran yang digunakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan
oleh guru harus model pembelajaran yang sesuai Model PBL pada Materi Keliling dan Luas
dengan tujuan pembelajaran matematika. Model Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Siswa
pembelajaran adalah kerangka konseptual/ Kelas V SD Muhammadiyah 6 Palembang”.
operasional, yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan penga- METODE
laman belajar untuk mencapai tujuan belajar Metode penelitian dalam penelitian ini
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi menggunakan metode Pre-Experimental
para pengajar dalam merencanakan, dan me- Designs (nondesigns) dengan jenis rancangan
laksanakan aktivitas pembelajaran (Hosnan, One Group Pretest-Posttest Design. Pada
2014:337). desain ini terdapat pretest, sebelum diberi per-
Model PBL adalah salah satu model lakuan. Dengan demikian hasil perlakuan
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
pembelajaran matematika. Pada pembelajaran membandingkan dengan keadaan sebelum
ini siswa dihadapkan dengan permasalahan diberi perlakuan (Sugiyono, 2015:110-111).
nyata. PBL adalah pendekatan pembelajaran
76 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

Variabel dalam penelitian ini adalah kuan terdiri atas tahapan-tahapan yaitu, peren-
pengaruh penerapan model PBL dan hasil canaan, pelaksanaan, dan peyelesaian.
belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Teknik pengumpulan data dalam pene-
Model PBL adalah serangkaian aktivitas litian ini adalah sebagai berikut.
pembelajaran yang menyajikan masalah secara Tes Tertulis
kontekstual dan autentik agar siswa dapat Arikunto (2014:193), tes merupakan
menyusun pengetahuannya sendiri, se-kumpulan pertanyaan atau latihan serta alat
menumbuhkembangkan keterampilan yang lain yang digunakan untuk mengukur
lebih tinggi dan inquiry sehingga siswa dapat keterampilan, pengetahuan intelegensi,
menyelesaikan masalah serta membangun kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
pengetahuan baru. individu atau kelompok. Tes diberikan
Hasil belajar merupakan kompetensi sebelum melaksanakan (pretest) pembelajaran
atau kemampuan tertentu yang ditandai dan sesudah melaksanakan pembelajaran
dengan adanya perubahan yang di peroleh (posttest). Tes digunakan untuk mengetahui
siswa setelah melakukan kegiatan belajar pencapaian hasil belajar siswa setelah meng-
sebagai hasil dari kegitan belajar. Populasi gunakan model PBL pada materi keliling dan
yang di jadikan sebagai subjek penelitian luas lingkaran.
adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Tes yang diberikan pada penelitian ini
Muhammadiyah 6 Palembang pada tahun berbentuk tes pilihan ganda sebanyak 20 butir
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 203 soal. Terdiri dari 1 butir soal menentukan dia-
orang, dengan rincian: Kelas VA berjumlah meter, 2 butir soal mentukan jari-jari lingkaran,
40 orang, Kelas VB ber-jumlah 42 orang, 2 butir soal menghitung panjang diameter
Kelas VC ber-jumlah 39 orang, Kelas VD lingkaran, 4 butir soal menghitung panjang
berjumlah 40 orang, Kelas VD berjumlah 40 jari-jari lingkaran, 1 butir soal menentukan
orang, dan kelas VE 41 orang. rumus keliling lingkaran, 1 butir soal menen-
Teknik pengambilan sampel mengguna- tukan rumus luas lingkaran, 3 butir soal meng-
kan teknik sampling purposive. Menurut hitung keliling lingkaran, dan 6 butir soal meng-
Sugiyono (2015:124) sampling purposive ada- hitung luas lingkaran.
lah teknik penentuan sampel dengan pertim-
bangan tertentu. Pertimbangan tersebut dilihat Teknik Observasi
dari karakteristik siswa kelas VE ter-masuk Dalam penelitian ini, penulis
dalam kategori homogen dibandingkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
kelas yang lain, dan siswa kelas VE observasi. Observasi merupakan teknik
kooperatif. Berdasarkan teknik sampling pengumpulan data dengan cara mengamati
tersebut, peneliti mengambil VE dengan setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
jumlah 16 orang perempuan dan 25 orang mencatatnya dengan alat observasi tentang
laki-laki sebagai kelas yang dipakai untuk hal-hal yang diamati atau diteliti (Arikunto,
melakukan pe-nelitian ini. 2012:86).
Penelitian ini dilakukan di semester Jenis observasi yang digunakan adalah
genap pada tahun ajaran 2016/2017 siswa obervasi terstruktur. Observasi terstruktur
kelas V SD Muhammadiyah 6 Palembang adalah observasi yang telah dirancang secara
yang beralamatkan di jalan Jendral Sudirman sistematis, tentang apa yang diamati, kapan
Km. 4,5 Palembang.Prosedur yang dilaksana- dan dimana tempatnya. Pada penelitian ini,
kan dalam penelitian ini berbentuk pretest, observasi dilakukan untuk mengamati
perlakuan, dan posttest, di mana setiap perla- kegiatan pembelajaran materi keliling dan luas
lingkaran menggunakan model PBL. Observasi
Model PBL , Septrima,dkk. 77

dilakukan kepada siswa pada setiap kegiatan rumus koefisien kemiringan pertama dari
pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian pearson. Menurut Herrhyanto dan Hamid
ini observasi dibuat dalam bentuk cheklist (2009: 6.2) ukuran kemiringan adalah ukuran
dengan dengan 11 indikator sikap skala nilai 1 yang menyatakan sebuah model distribusi yang
sampai 4 yang telah ditentukan pada proses mempunyai kemiringan tertentu. Selanjutnya
pembelajaran dengan menggunakan model untuk menghitung koefisien kemiringan
PBL. menggunakan rumus dibawah ini.
Km =
Wawancara
Keterangan :
Pada prinsipnya teknik wawancara me-
x = nilai rata-rata
rupakan teknik dimana peneliti dan informan
Mo = Modus
bertatap muka langsung di dalam wawancara
S = simpangan baku (standar deviasi)
yang dilakukan. Wawancara dapat dilakukan
secara terstruktur maupun tidak terstruktur Menurut Sudjana (2005:137) Jika
(Sugiyono, 2015:194). Dalam penelitian ini nilai koefesien kemiringan terletak di antara -
peneliti menggunakan pedoman wawancara 1 sampai +1 atau (-1<Km<+1), maka data
terstruktur (yang telah tersusun secara sistem- tersebut dikatakan berdistribusi normal.
atis dan lengkap untuk pengumpulan datanya). Uji Hipotesis
Wawancara dilakukan dengan siswa Menurut Arikunto (2010:110) hipotesis
yang dilihat berdasarkan hasil pretest dan dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
post-test yang diperoleh siswa. Peneliti bersifat sementara terhadap permasalahan pe-
mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok nelitian, sampai terbukti melalui data yang
yaitu, kelompok atas, kelompok tengah, dan ter-kumpul. Menurut Arikunto (2014:349-
kelompok bawah berdasarkan nilai tersebut. 350) rumus yang digunakan untuk menguji
Dan peneliti memilih masing-masing 3 siswa hipotesis hasil eksperimen yang menggunakan
dari kelompok atas, kelompok tengah, dan pre-test dan posttest one group design adalah
kelompok bawah untuk diwawancarai sebagai berikut:
mengenai kegiatan pembelajaran materi
=
keliling dan luas lingkaran menggunakan
model PBL. Pada lembar pedoman
Keterangan :
wawancara terdapat 6 butir pertanyaan tentang
t = nilai t yang dihitung, selanjut-
materi keliling dan luas lingkaran dan model
nya disebut t hitung
PBL.
Analisis Data Tes, dalam penelitian ini, Md = mean dari perbedaan pretest
dan posttest
untuk mengolah skor dengan menggunakan
rumus: Xd = deviasi masing-masing subjek
(d-Md)
N=
= jumlah kuadrat deviasi
Keterangan :
N = Nilai = subjek pada sampel
SB = Skor Benar = ditentukan dengan N-1
SM = Skor Maksimum

Selanjutnya Uji Normalitas, dalam


penelitian ini uji normalitas data hasil
penelitian dilakukan dengan menggunakan
78 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN telah terdistribusi normal atau tidak. Sebab uji
Hasil statistik baru bisa digunakan apabila data
Hasil penelitian didapat rata-rata pretest terdistribusi normal. Hasil analisis uji
dan posttest di kelas V SD Muhammadiyah 6 normalitas disajikan pada tabel berikut.
Palembang. Data yang diperlukan dalam
Tabel 1 Hasil Uji Normalitas
penelitian ini adalah data hasil belajar
(Kemiringan Kurva)
matematika. Hal ini sesuai dengan penelitian
Variabel Eksperimen
yang membahas tentang pengaruh model PBL
Km (pretest) -0,11
pada materi keliling dan luas lingkaran
Km (posttest) -0,13
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
Muhammadiyah 6 Palembang.
Dari hasil uji normalitas nilai pre-test
Data yang telah dikumpulkan kemudian
dan posttest kelas VE didapatkan bahwa data
diolah. Pengolahan data dimaksudkan sebagai
terdistribusi normal dengan km memenuhi
suatu proses untuk memperoleh data
wilayah penerimaan1 .
ringkasan dari data mentah dengan
menggunakan cara atau rumus tertentu. Uji Hipotesis, untuk menganalisis hipo-
Berdasarkan hitungan (terlampir) hasil tesis hasil eksperimen yang menggunakan
pretest diperoleh nilai tertinggi 70, nilai pre-test dan post-test one group design, maka
terendah 15, dan rata-rata 49,71. Sedangkan rumusnya adalah sebagai berikut.
pada posttest diperoleh nilai tertinggi 95, nilai
terendah 30, dan rata-rata 57,57. t=
Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan
posttest hasil belajar memiliki perbedaan rata- Keterangan :
rata hasil belajar. Untuk melihat perbedaan t = nilai t yang dihitung, selan-
hasil belajar tidak bisa hanya ditentukan oleh jutnya disebut t hitung
perbedaan nilai rata-rata, tetapi harus melalui Md = mean dari perbedaan pretest
analisis uji t statistik yakni dengan uji t dan uji dan posttest
normalitas. Xd = Deviasi masing-masing
Hasil tes dianalisis dengan rumus uji subjek (d-Md)
hipotesis sehingga diproleh hasil analisis data = jumlah kuadrat deviasi
menunjukkan bahwa = 5,37dan harga = subjek pada sampel
t tabel untuk taraf kesalahan 5 % dengan db=
= ditentukan dengan N-1
40 diperoleh = 2,02. Karena
> untuk kesalahan 5% (5,37 >2,02)
Analisis data menggunakan rumus
maka ditolak diterima, artinya ada
pengujian hipotesis menggunakan rumus t-
pengaruh signifikan penerapan model PBL test dengan kriteria pengujian jika:
pada materi keliling dan luas lingkaran. Ho ditolak, Ha diterima;
Dengan dengan demikian terdapat pengaruh
, Ho diterima, Ha ditolak.
signifikan pe-nerapan model PBL pada materi
keliling dan luas lingkaran terhadap hasil Agar perhitungan dengan rumus diatas
belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah 6 dapat dengan mudah dilakukan maka dibutuh-
Palembang. kan tabel perhitungan gain dan tabel
Analisis Data Penelitian perhitung-an jumlah kuadrat deviasi.
Uji Normalitas data dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang akan diolah
Model PBL , Septrima,dkk. 79

Selanjutnya dihitung mean dari perbe- PBL. Pada lembar observasi terdapat 11 indi-
daan nilai pretest dan postest dengan meng- kator sikap yang akan diamati peneliti
gunakan rumus dibawah ini. bersama guru kelas.
Md = Untuk melihat hasil observasi dari setiap
siswa peneliti memberikan penskoran dengan
Md = skala nilai setiap indikator 1 sampai 4. Setelah
Setelah perhitungan mean dari perbedaan melakukan kegiatan obsrevasi terhadap siswa,
nilai pretest dan posttest maka dilanjutkan de- peneliti menghitung skor total yang diperoleh
ngan membuat tabel perhitungan jumlah kua- siswa dengan cara menghitung jumlah skor
drat deviasi. Berdasarkan tabel 19 yaitu yang diperoleh siswa pada lembar observasi
perhitungan gain dan tabel 20 yaitu tabel dibagi dengan jumlah skor maksimal,
perhitungan kuadrat deviasi maka pengujian sehingga didapat nilai observasi setiap siswa
hipotesis dapat dilakukan dengan rumus pada setiap perlakuan.
dibawah ini,
Analisis Data Wawancara
t=
Penelitian ini menggunakan wawancara
terstruktur. Pada pelaksanaan wawancara pe-
Berdasarkan hasil perhitungan, diper-
neliti melihat berdasarkan hasil yang diperoleh
oleh harga = 2,02 yang diperoleh
siswa saat pretest dan posttest. Berdasarkan
dengan menggunakan rumus interpolar
hasil pretest dan posttest peneliti mengelom-
sedangkan 5,37 dengan taraf signifikan
pokkan siswa menjadi 3 kelompok yaitu:
0,05. Karena maka Ho ditolak kelompok atas, kelompok tengah, dan
dan Ha diterima. Berdasarkan hasil kelompok bawah. Setelah dikelompokkan
perhitungan, diperoleh harga = 2,02 peneliti, masing-masing mengambil 3 siswa
yang diperoleh dengan menggunakan rumus dari kelompok atas, tengah, dan bawah untuk
interpolar sedangkan 5,37 dengan taraf diwawancarai.
signifikan 0,05. Karena maka Terdapat 6 butir pertanyaan pada
lembar wawancara yang akan ditanyakan
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
kepada siswa. Pertanyaan wawancara berisi
disimpulkan bahwa penggunaan model PBL
tentang kegaitan pembelajaran matematika
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
pada materi keliling dan luas menggunakan
antar siswa yang menggunakan model PBL
model PBL yang telah dilakukan.
dan siswa yang tidak menggunakan model
PBL pada materi keliling dan luas lingkaran Pembahasan
di kelas V SD Muhammadiyah 6 Palembang. Model PBL memiliki lima tahapan dalam
Analisis Data Observasi, dalam tahap penerapannya. Langkah-langkah model PBL
perlakuan (treatment), pe-neliti melakukan tersebut yang pertama orientasi siswa
pengamatan (observasi) tentang sikap siswa terhadap masalah, kedua adalah tahap
selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengorganisasikan siswa untuk belajar, ketiga
dibantu oleh guru kelas. Hal ini dilakukan adalah membimbing penyelidikan individual
untuk melengkapi data yang akan menunjang maupun kelompok, keempat adalah me-
kualitas belajar siswa dalam proses pembel- ngembangkan dan menyajikan hasil karya,
ajaran. Pada setiap proses pelaksanaan perla- dan kelima adalah menganalisis dan
kuan (treatment) peneliti dengan dibantu guru mengevaluasi proses pemacahan masalah.
kelas melakukan observasi terhadap aktivitas Sesuai dengan prosedur penelitian,
siswa pada kegiatan pembelajaran materi keli- penelitian ini dilaksanakan 7 kali pertemuan.
ling dan luas lingkaran menggunakan model
80 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

Pada pertemuan pertama diadakan pretest. cing rasa ingin tahu siswa. Senada dengan hal
Sebelum pretest peneliti melakukan uji coba diatas Kurinasih dan Sani (2014:75) mengata-
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan kan masalah yang diberikan ini digunakan
analisis efektivitas pengecoh terhadap soal untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu
ter-sebut. Sehingga dinyatakan valid dan pada pembelajaran yang dimaksud.
reliabel. Kedua adalah tahap mengorganisasi-
Pertemuan kedua peneliti memberikan kan siswa untuk belajar. Pada tahap ini
perlakuan pertama dengan menjelaskan materi peneliti membantu siswa mengorganisasikan
unsur-unsur yang terdapat pada lingkaran. tugas belajar. Peneliti menginformasikan
Per-temuan ketiga, keempat, kelima, dan kepada siswa apa saja tahapan yang akan
keenam peneliti memberikan perlakuan dilakukan siswa dalam menyelesaikan
menggunakan model PBL Langkah model masalah agar siswa dapat mempersiapkan
PBL yang pertama orientasi siswa terhadap segala kebutuhan belajarnya. Untuk
masalah. Pada per-lakuan kedua peneliti menyelesaikan masalah yang diberikan pada
memberikan masalah be-rupa pertanyaan yang lembar kerja peserta didik siswa dibagi
mengajak siswa untuk mengamati benda- kedalam kelompok. Kemudian peneliti
benda berbentuk lingkaran yang terdapat di membagikan LKPD serta alat dan bahan yang
kelas, kemudian peneliti me-minta siswa dibutuhkan untuk kegiatan percobaan. Setiap
untuk menemukan rumus keliling lingkaran kelompok menuliskan nama anggota
dan menentukan nilai phi melalui percobaan. kelompoknya masing-masing di LKPD dan
Perlakuan ketiga peneliti memberikan peneliti meminta siswa untuk mem-baca
masalah untuk menyelesaikan soal tentang
langkah kerja yang terdapat di LKPD.
menghitung keliling lingkaran. Pada
Seringkali di dalam bekerja kelompok,
perlakuan keempat peneliti memberikan
anggota kelompok ada yang tidak ikut
masalah kepada siswa untuk menemukan
mengerjakan, tidak kompak dan tidak
rumus luas lingkaran melalui percobaan. Dan
konsentrasi mengerjakan lembar kerja peserta
pada perlakuan kelima peneliti memberikan
didik. Akibatnya beberapa kelompok saja
masalah untuk menyele-saikan soal tentang
yang dapat menyelesaikan tugas tepat
menghitung luas lingkaran.
waktunya. Untuk mengatasi hal itu peneliti
Berdasarkan tahap ini siswa dapat me-
merubah anggota kelompok pada tiap
mahami masalah yang akan dipecahkan jika
pembelajaran. Sehingga lembar kerja peserta
siswa diajak mengamati disekitar kelas untuk
didik dapat dikerjakan secara bersama-sama
mencari benda yang berbentuk lingkaran. Dan
dengan anggota kelompok yang baru pada tiap
dengan mengajak siswa melakukan kegiatan
pembelajaran dan siswa juga dapat lebih
percobaan dalam menemukan rumus keliling
berkonsentrasi.
dan luas lingkaran siswa dapat menerima
Tahap ketiga membimbing penyelidik-
pengalaman belajarnya sebagai hasil belajar.
an individual maupun kelompok. Tahapan ini
Hal ini selaras dengan pengertian hasil belajar
dilakukan secara berkelompok. Setiap
pada kajian pustaka bahwa menurut Sudjana
pembelajaran peneliti membentuk siswa ke
(dikutip Kunandar, 2014:62) hasil belajar ada-
dalam 7 kelompok. Dimana anggota 6
lah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
kelompok terdiri dari 6 orang siswa dan 1
siswa setelah menerima pengalaman belajar-
kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Pada tahap
nya. Dari kegiatan percobaan yang dilakukan,
ini peneliti mendorong siswa baik secara
me-munculkan rasa ingin tahu siswa serta
individu maupun kelompok mengumpulkan
antusias siswa untuk melakukannya. Hal ini
informasi agar dapat menyelesaikan masalah.
berarti ke-giatan percobaan tersebut meman-
Pada tahap ini sering kali siswa tidak berani
Model PBL , Septrima,dkk. 81

bertanya jika ada kesulitan atau yang tidak panjang diameter lingkaran karena dari soal
dimengerti. Disinilah peran peneliti untuk yang diketahui adalah luas lingkaran. Seluruh
mengelilingi setiap kelompok. Jadi jika ada kelompok masih belum memahami bagaimana
kelompok yang kurang mengerti, maka ia cara menyelesaikannya. Oleh karena itu
akan berani untuk mengemukakan peneliti mengingatkan kembali pada soal yang
pertanyaanya dan peneliti juga dapat telah diselesaikan pada perlakuan ketiga
membimbing sehingga kelompok tersebut hanya saja pada soal ini rumus yang
dapat terarah dalam menyelesaikan masalah digunakan adalah rumus luas lingkaran. Untuk
pada lembar kerja peserta didik. Disini mengatasi kesulitan yang dialami siswa pada
peneliti tidak langsung menjawab per-tanyaan tahap ini peneliti memperhatikan pekerjaan
dari siswa tetapi memberikan peng-arahan setiap kelompok dan membimbing kelompok
untuk menyelesaikan masalah tersebut. yang mengalami kesulitan untuk
Pada tahap ketiga ini peneiliti menyelesaikannya.
mendapatkan temuan bahwa di perlakuan Keempat adalah mengembangkan dan
kedua, ketiga, keempat, dan kelima siswa menyajikan hasil karya. Pada model PBL, siswa
megalami kesulitan. Perlakuan kedua ada bertugas menyusun hasil dalam bentuk karya
beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dan memaparkannya. Artinya, hasil penyele-
dalam menyelesaikan percobaan , yaitu saat saian masalah siswa ditampilkan dan dibuat-
mengelilingkan benang pada sisi lingkaran kan laporannya (Hosnan, 2014:300). Dalam
yang berukuran besar sehingga hasil penelitian ini hasil yang akan di kembangkan
pengukuran yang diperoleh masih belum berupa laporan lembar kerja peserta didik dan
tepat. Pada perlakuan ketiga seluruh hasil karya pada kegiatan percobaan. Perwa-
kelompok mengalami kesulitan untuk kilan kelompok memaparkan hasil laporan di
menyelesaikan soal nomor 4 terdapat (pada depan kelas.
lampiran 16) untuk mencari panjang jari-jari Kelompok yang lain boleh memberikan
lingkaran dari soal yang diketahui adalah tanggapan atau saran setelah kelompok yang
keliling lingkaran. sedang di depan kelas selesai memaparkan
Terdapat beberapa kelompok yang meng- hasil laporan mereka. Setelah perwakilan
anggap perintah soal adalah mencari keliling kelompok memaparkan hasil laporan mereka
lingkaran sehingga mereka memasukkan nilai peneliti tetap memberikan tanggapan atas
keliling lingkaran pada nilai jari-jari. Oleh jawaban dari setiap kelompok.
karena itu peneliti mengingatkan siswa agar Kelima adalah menganalisis dan meng-
membaca dan memahami perintah soal evaluasi proses pemacahan masalah. Evaluasi
dengan teliti, dan peneliti menjelaskan pada adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
kelompok untuk mencari panjang jari-jari menentukan nilai dari sesuatu (Hosnan, 2014:
rumus yang digunakan adalah rumus keliling 300). Dari ke 4 kali perlakuan yang menggu-
lingkaran kemudian masukkan nilai keliling nakan model PBL di setiap pembelajarannya
lingkaran pada keliling sehingga diperoleh peneliti mengevaluasi terhadap jawaban dari
panjang jari-jari. masing-masing kelompok, memberikan
Perlakuan keempat ada beberapa kesimpulan hasil diskusi untuk menyelesaikan
kelompok mengalami keuslitan menyusun masalah yang ada. Setelah itu peneliti
potongan lingkaran yang dibagi menjadi 32 menginformasikan kepada siswa kelompok
bagian untuk ditempelkan di LKPD. Dan pada mana yang jawabannya dapat memecahkan
perlakuan kelima seluruh kelompok masalah pada tiap pembelajaran.
mangalami keuslitan untuk meyelesaikan soal Berdasarkan observasi terhadap aktiv-
nomor 2 terdapat (pada lampiran 16) mencari itas siswa yang dilakukan pada setiap perlaku-
82 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

an. Pada perlakuan kedua rata-rata hasil obser- Dari hasil perhitungan t-test menunjuk-
vasi terhadap aktivitas siswa adalah 73,05. kan bahwa data yang diperoleh untuk materi
Pada perlakuan ketiga mengalami peningkatan keliling dan luas lingkaran = 5,37dan
rata-rata hasil nilai observasi menjadi 76,92. harga t tabel untuk taraf kesalahan 5 %
Perlakuan keempat mengalami peningkatan dengan db= 40 diperoleh = 2,02.
rata-rata hasil nilai observasi terhadap Karena > untuk kesalahan 5%
aktivitas siswa menjadi 77,08. Pada perlakuan
(5,37 >2,02) maka ditolak diterima.
kelima juga mengalami peningkatan rata-rata
hasil nilai observasi siswa terhadap aktivitas Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
belajarnya sebesar 81,70. pengaruh signifikan sebesar 5,37 dengan
Dilihat dari rata-rata hasil observasi diterapkannya model PBL pada materi
mengalami peningkatan dari setiap perlakuan keliling dan luas lingkaran terhadap hasil
artinya perhatian dan konsen-trasi siswa belajar siswa kelas V di SD Muhammadiyah 6
dalam kegiatan pembelajaran menggunakan Palembang.
model PBL, keaktifan siswa dalam mengikuti Model PBL berpengaruh siginfikan
pembelajaran menggunakan model PBL dalam karena pada langkah pembelajarannya banyak
kelompok pada setiap perlakuan siswa proses tentang pemecahan masalah, pada ke-
mengalami peningkatan. Selain itu, dari hasil giatan pembelajaran siswa memahami
wawancara kepada siswa juga terlihat jelas tahapan-tahapan dalam memecahkan masalah,
bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan hal ini selaras dengan teori Van Hiele bahwa
model PBL lebih memudahkan bagi peneliti terdapat 5 fase (langkah) dalam pengajaran
dalam menanamkan konsep kepada siswa geometri, yaitu; informasi (information),
untuk menemukan rumus keliling dan luas orientasi langsung (directed orientation),
lingkaran. penjelasan (explication), orientasi bebas (free
Model PBL di kelas V SD Muhammadiyah orientation), dan integrasi (integration).
6 Palembang memiliki pengaruh yang baik Melalui kelima fase ini siswa dapat
terhadap hasil belajar siswa, karena terjadinya mengetahui bagaimana cara memecahkan
peningkatan kondisi awal yang semula tidak masalah (Amir & Risnawati, 2016:96), dan
menggunakan model PBL. Berdasarkan hitung- juga siswa diberikan soal-soal tentang peme-
an hasil pretest diperoleh nilai tertinggi 70, cahan masalah, pada akhir pembelajaran siswa
nilai terendah 15, dan rata-rata 49,71. dituntut untuk menyelesaikan masalah melalui
Sedangkan pada posttest diperoleh nilai pengelamannya sendiri pada saat pembelajaran.
tertinggi 95, nilai terendah 30, dan rata-rata Selaras dengan hal di atas Kurinasih dan Sani
57,57. (2014: 75) mengatakan PBL merupakan sebuah
Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan pendekatan pembelajaran yang menyajikan
posttest hasil belajar memiliki perbedaan rata- masalah kontekstual sehingga merangsang
rata hasil belajar. Untuk melihat perbedaan siswa untuk memecahkan masalah dunia
hasil belajar tidak bisa hanya ditentukan oleh nyata (real world). Oleh karena itu, siswa
perbedaan nilai rata-rata, tetapi pengaruh ter- menjadi terlatih dalam kegiatan pembelajaran
sebut terlihat dari hasil perhitungan uji hipo- maupun mengerjakan soal yang berbasis
tesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis masalah.
menggunakan rumus t-test dengan kriteria
pengujian jika maka PENUTUP
Berdasarkan analisis data mengenai
ditolak diterima, dan jika
model PBL, dapat disimpulkan bahwa ada pe-
maka diterima ditolak. ngaruh model PBL pada materi keliling dan
Model PBL , Septrima,dkk. 83

luas lingkaran terhadap hasil belajar Berdasarkan penjabaran di atas maka


siswa kelas V SD Muhammadiyah 6 peneliti memberikan saran-saran sebagai
Palembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil berikut.
pretest dan posttest yang dianalisis dengan (1) Bagi guru, hendaknya menerapkan
rumus t-test. Berdasar-kan pehitungan rumus model-model pembelajaran yang cocok
t-test didapatkan thitung = 5,37 dan ternyata pada pembelajaran matematika terutama
thitung lebih besar dari ttabel untuk kesalahan 5% pada pembelajaran pemecahan masalah
(5,37 >2,02), maka dapat disimpulkan ada dalam matematika. Lebih khusunya
pengaruh siginifikan sebesar 5,37 dari menerapkan model PBL.
diterapkannya model PBL pada materi (2) Bagi peneliti, dapat dilakukan untuk pe-
keliling dan luas lingkaran terhadap hasil nelitian selanjutnya dengan menggunakan
belajar siswa. model PBL terutama pada materi yang
berbeda dalam pembelajaran matematika.

DAFTAR RUJUKAN
Amir, Zubaidah & Risnawati.(2016). Kunandar. (2014). Penilaian otentik. Jakarta:
Psikologi pembelajaran matematika. PT RajaGrafindo Persada.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Kurniasih, Imas dan Berlin, Sani. (2014).
Arikunto. (2014). Prosedur penelitian. Sukses mengimplementasikan Kuriku-
Jakarta: PT Rineka Cipta lum 2013. Yogyakarta: Kata Pena.
_______.( 2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pen- Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Bandung:
didikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tarsito.
Herrhyanto, Nar & Hamid, H.M.Akib.(2009). Sugiyono.(2015). Metodologi penelitian
Statistika dasar. Jakarta: Universitas pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Terbuka.
Susanto, Ahmad. (2014). Teori belajar dan
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kontekstual dalam pembelajaran abad Kencana Prenadamedia Group.
21. Bogor: Ghalia Indonesia.

You might also like