Professional Documents
Culture Documents
Keywords: direct instruction by involving students in self evaluation and peer, direct
instruction, field dependent, independent field, learning outcomes
192
Varia Pendidikan, Vol. 27, No. 2, Desember 2015: 192-199 193
konsep dasar PTK dan terampil meneliti, Rendahnya hasil belajar mahasiswa
mampu menghasilkan gagasan dalam PTK, diduga disebabkan oleh metode yang
menulis proposal PTK, melaksanakan digunakan dalam perkuliahan belum
(simulasi) PTK, mencatat data PTK, memberikan kesempatan kepada mahasiswa
menganalisis data PTK,dan melaporkan untuk menelaah permasalahan penelitian dan
hasil PTK. Kompetensi mata kuliah PTK belajar meneliti secara mendalam, mahasiswa
adalah mahasiswa mampu memahami kurang berdiskusi dengan teman sejawat dan
konsep dasar penelitian, mengidentifikasi dosen mengenai konsep dasar PTK, sehingga
ide-ide untuk dikembangkan menjadi disain pemahaman konseptual dan keterampilan
PTK,menulis proposal PTK, menerapkan berpikir mahasiswa masih kurang, mahasiswa
metode penelitian yang sesuai dengan kurang mendapatkan masukan dari dosen dan
permasalahan yang diteliti, terampil mahasiswa lain selama menyusun proposal
melaksanakan simulasi PTK ,termasuk penelitian, melakukan penelitian, dan
mencatat data, menganalisis data, dan melaporkan hasil penelitian.
mensintesis temuan, terampil menyusun Keberhasilan suatu proses pembelajaran
laporan PTK, memiliki kepekaan dan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang
mampu memonitor dan mengevaluasi hasil ada didalamnya, antara lain: tujuan, bahan
belajar sebagai pembelajar yang mandiri, atau materi, model pembelajaran, media,
mampu melakukan refleksi diri tentang pendidik dan peserta didik. Terkait dengan
praktik meneliti yang telah dilakukan melalui model pembelajaran, berdasar penelitian
praktik menulis jurnal refleksi dan portofolio. yang telah dilakukan oleh Zainudin (2012),
Hasil belajar mahasiswa peserta kuliah dihasilkan bahwa implementasi Direct
metodologi penelitian pendidikan dan PTK Instruction dengan Involving Students in
selama satu tahun belakangan ini menunjukkan Selfand Peer Evaluation dapat meningkatkan
hasil yang kurang optimal. Rerata hasil kreativitas dalam menyusun pendahuluan
belajar pada pokok bahasan kajian pustaka pada proposal penelitian kuantitatif.
matakuliah metodologi penelitian pendidikan
program studi pendidikan matematika IKIP “The Direct Instruction strategy relies
PGRI Bojonegoro semester V tahun akademik on the behavioral approach in which
2013/2014 adalah 6,5 .Sedangkan rerata hasil instruc- tions are given explicitly and
belajar pada pokok bahasan kajian pustaka sequentially when a skill is to be learned,
matakuliah PTK program studi pendidikan or instructional models are presented
matematika IKIP PGRI Bojonegoro semester without any distrac- tions. This strategy
VI tahun akademik 2013/2014 adalah 6,87. is focused on procedures followed
Selama kegiatan pembelajaran mahasiswa by teachers and the curriculum and
juga pasif, hal ini nampak dari sedikitnya identify specifically and explicitly what
mahasiswa yang bertanya kepada dosen skills need to be learned step-by-step,
maupun kepada mahasiswa lain. Proposal yang instead of leaving students to their own
dihasilkan oleh mahasiswa masih banyak experience. This, of course, improves
kelemahannya yaitu identifikasi masalah yang and accelerates learning in students
belum jelas, perumusan masalah yang kurang (Adams & Engelmann, 1996; Kinder et
operasional, metode penelitiandan analisis al, 2005).”
data yang kurang rinci. Laporan penelitian
juga masih perlu ditingkatkan terutama dalam Model pembelajaran direct instruction
penyajian data, pembahasan, dan simpulan. dengan strategi Involving Students in Self and
Pembahasan pada umumnya belum didukung Peer Evaluationmerupakan pembelajaran
dengan literatur yang cukup. Simpulan belum direct instructionyang dimodifikasi dengan
sesuai dengan rumusan masalah. Involving Students in Self and Peer Evaluation.
ISSN: 0852-0976
194 Efektivitas Direct Instruction...(M. Zainudin dan Dian Ratna Puspananda)
Pada pembelajaran direct instruction dengan dengan baik dalam kelompok, dan memiliki
strategi Involving Students in Self and Peer daya ingat yang baik untuk informasi sosial.
Evaluation, setelah dosen menyampaikan Ilmu-ilmu sosial merupakan bidang yang
materi serta memberikan penekanan konsep cocok untuk peserta didik yang memiliki
yakni unsur-unsur yang harus ada dalam latar gaya kognitif field dependent ini.
belakang, identifikasi masalah, pemilihan Peserta didik yang memiliki gaya field
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, independent lebih suka untuk mengamati
manfaat penelitian dalam penyususnan pemrosesan informasinya sendiri. Peserta
pendahuluan suatu proposal penelitian. didik dapat menerima secara terpisah-pisah
Kreativitas berasal dari kata kreatif. bagian-bagian dari suatu pola dan dapat
Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental menganalisa suatu pola berdasarkan bagian-
untuk menemukan “ide baru” yang sesuai bagiannya. Peserta didik terbiasa dengan
dengan tujuan, dengan cara mensintesis ide- hubungan sosial sebagaimana peserta didik
ide, membangun (generating) ide-ide, dan yang memiliki gaya kognitif field dependent.
menerapkannya (Tatag, 2008: 10). Kreativitas Kelompok field independent ini dapat bekerja
merupakan kemampuan seseorang dengan baik dalam lingkup matematika dan
menghasilkan sesuatu (soal, masalah atau ilmu pengetahuan alam yang membutuhkan
pengetahuan) yang pada dasarnya baru dan kemampuan anlisis.
sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya Peneliti-peneliti sebelumnya telah
serta berbeda dari sesuatu (soal, masalah atau mengembangkan instrumen untuk mengukur
pengetahuan) lain yang dibuat berdasar gaya field dependent dan field independent.
sebuah informasi. Witkin (dalam Wijaya, 2011) mengemukakan
Selain model pembelajaran, ada beberapa instrumen untuk mengukur field
kemungkinan kreativitas mahasiswa dependent dan field independent yakni The
dipengaruhi oleh gaya kognitif yang dimiliki. Rod and Frame Test (RFT), The Rotating
Menurut Hamzah B. Uno (2006: 185), gaya Room Test (RRT), The Embbeded Figures
kognitif merupakan cara peserta didik yang Test (EFT), The Figures Drawing Test (FDT),
khas dalam belajar, baik yang berkaitan Hidden Figures Test (HFT). The Embbeded
dengan cara penerimaan dan pengolahan Figures Test (EFT) dibagi menjadi Children’s
informasi, sikap terhadap informasi maupun Embbeded Figures Test (CEFT) dan
kebiasaan yang berhubungan dengan GroupEmbbeded Figures Test (GEFT).
lingkungan belajar. Budi Usodo (2011: Instrumen yang digunakan pada
98) membagi gaya kognitif menjadi field penelitian ini adalah GEFT karena instrumen
dependent dan field independent. Field tersebut menggunakan tes tertulis (paper and
dependent merupakan gaya kognitif atau pancil test) sehingga memudahkan dalam
gaya belajar seseorang yang cenderung pelaksanaannya dan merupakan instrumen
dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan baku yang baku dengan indeks reliabilitasnya
field independent adalah gaya belajar 0,82.
seseorang yang tidak dipengaruhi lingkungan. Perbedaan kedua karakteristik gaya
Peserta didik yang memiliki gaya kognitif kognitif tersebut yang menarik untuk
field dependent cenderung menerima suatu didalami guna mencari ada tidaknya
informasi secara menyeluruh, tidak terpisah keterkaitan mahasiswa dalam menyelesaikan
satu bagian dengan bagian lainnya. Peserta permasalahan yang ada di lingkungannya
didik memiliki kesulitan untuk fokus pada dengan pem- belajaran Direct Instruction
satu aspek situasi, mengambil hal-hal rinci dengan Involving Students in Self and Peer
yang penting, menganalisis suatu pola ke Evaluationyang merupakan pembelajaran
dalam bagian-bagian yang berbeda. Peserta yang memerlukan kerjasama teman sejawat
didik memiliki kecenderungan bekerja untuk mengevaluasi karya dari pemikiran
ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 27, No. 2, Desember 2015: 192-199 195
ISSN: 0852-0976
196 Efektivitas Direct Instruction...(M. Zainudin dan Dian Ratna Puspananda)
ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 27, No. 2, Desember 2015: 192-199 197
dengan Involving Students in Self and Peer 0,0409 dan Ftabel sebesar 4,000, sehingga H0AB
Evaluation didapat Lobs sebesar 0,133452 dan diterima atau disimpulkan Pada efek interaksi
mengambil taraf signifikansi 5% didapat Ltabel (AB), tidak ada interaksi antara model
sebesar 0,156624, sehingga H0 diterima atau pembelajaran yang digunakan dan tipe gaya
disimpulkan sampel berasal dari populasi kognitif terhadap hasil belajar.
yang berdistribusi normal. Uji Normalitas data Berdasarkan rerata hasil belajar
hasil belajar mahasiswa dengan Pembelajaran mahasiswa yang dikenai Direct Intruction
Direct Intruction didapat Lobs sebesar 0,152280 dengan Involving Students in Self and
dan mengambil taraf signifikansi 5% didapat Peer Evaluation sebesar 81,75, sedangkan
Ltabel sebesar 0,156624, sehingga H0 diterima Direct Intruction sebesar 74,19, sehingga
atau disimpulkan sampel berasal dari populasi dapat disimpulkan bahwa Direct Intruction
yang berdistribusi normal. Uji Normalitas data dengan Involving Students in Self and Peer
hasil belajar mahasiswa dengan hasil belajar Evaluation dapat memberikan hasil belajar
mahasiswa dengan tipe gaya kognitif Field yang lebih baik daripada Direct Intruction.
Dependent didapat Lobs sebesar 0,123195 dan Pembelajaran Direct Intruction
mengambil taraf signifikansi 5% didapat Ltabel dengan Involving Students in Self and
sebesar 0,170600, sehingga H0 diterima atau Peer Evaluation merupakan pembelajaran
disimpulkan sampel berasal dari populasi langsung yang disertai dengan pemberian
yang berdistribusi normal. Uji Normalitas kesempatan kepada mahasiswa untuk saling
data hasil belajar mahasiswa dengan hasil memberi saran antar teman sejawat dari
belajar mahasiswa dengan tipe gaya kognitif kinerjanya. Pembelajaran langsung dalam
Field independent didapat Lobs sebesar penelitian ini bukan merupakan suatu
0,087844 dan mengambil taraf signifikansi pemberian informasi tentang materi secara
5% didapat Ltabel sebesar 0,143728, sehingga penuh kepada mahasiswa, tetapi materi
H0 diterima atau disimpulkan sampel berasal hanya diberikan secara garis besar kemudian
dari populasi yang berdistribusi normal. mahasiswa mencari berbagai teori yang
Uji homogenitas dengan chi kuadrat sejenis dari berbagai sumber (seperti dari
antara data nilai populasi mahasiswa dengan internet, buku referensi pendukung, maupun
pembelajaran Direct Intruction disertai dari modul). Involving Students in Self and
Involving Students in Self and Peer Evaluation Peer Evaluation dilakukan setelah mahasiswa
dengan Direct Intruction didapat 2obs sebesar mengerjakan tugas-tugas seperti tes formatif,
0,4178 dan 20,05;1 sebesar 3,841, sehingga sebelum hasil dari penyelesaian soal tes
H0 diterima atau disimpulkan variansi kedua formatif dinilai oleh dosen, mahasiswa
populasi homogen. Uji hipotesis dengan diharuskan untuk saling menukar jawaban
menggunakan analisis variansi dua arah kepada teman sejawab dan mereviewnya untuk
dengan sel tak sama antara hasil belajar kelas memberi saran dan ditindaklanjuti. Selain
eksperimen dan kontrol didapat Fobs(Model) pada tes formatif sebagai salah satu tugas
sebesar 4,0401 dan Ftabel sebesar 4,000, untuk mengukur daya serap dan pemberian
sehingga H0A ditolak atau disimpulkan Pada penekanan teori, Involving Students in
efek utama (A), mahasiswa-mahasiswa yang Selfand Peer Evaluation dilakukan setelah
dikenai Direct Intruction dengan Involving mahasiswa menyusun bagian-bagian dari
Students in Self and Peer Evaluation proposal penelitian tindakan kelas. Model
mempunyai hasil belajar yang berbeda., pembelajaran langsung disertai dengan dapat
Fobs(Gaya Kognitif) sebesar 7,3686 dan Ftabel mengembangkan keterampilan mahasiswa
sebesar 4,000, sehingga H0B ditolak atau dalam berpendapat. The literature review
disimpulkan Pada efek utama (B), kedua tipe showed that this instructional model had
gaya kognitif memberikan efek yang berbeda developed as a result of many thoughts and
terhadap hasil belajar., Fobs(Interaksi) sebesar arguments that together formed the rationale
ISSN: 0852-0976
198 Efektivitas Direct Instruction...(M. Zainudin dan Dian Ratna Puspananda)
of the socalled Direct Instruction strategy style, the cognitive style of field dependent
(Marzano & Pollock, 2001). and independent are useful for tailoring
Berdasarkan rerata hasil belajar instruction to particular students, but their
mahasiswa yang memiliki gaya kognitif guidance is only approximate. They neither
field dependent sebesar 71,00, sedangkan can nor should be used to “lock” students
gaya kognitif field independent sebesar to particular modes of learning or to replace
82,74, sehingga dapat disimpulkan bahwa students’ own expressed preferences and
mahasiswa dengan gaya kognitif field choices about curriculum.
independent memiliki hasil belajar yang lebih Pada matakuliah penelitian tindakan
baik daripada gaya kognitif field dependent. kelas ini, materi perkuliahan dipelajari secar
Mahasiswa Peserta didik yang memiliki bertahap, seperti pada penyusunan proposal
gaya kognitif field dependent cenderung penelitian tindakan kelas, proposal disusun
menerima suatu informasi secara menyeluruh, secara bertahap mulai dari penyusunan latar
tidak terpisah satu bagian dengan bagian belakang, perumusan masalah, sampai denga
lainnya. Peserta didik memiliki kesulitan teknik analisis data disusun secara bertahap,
untuk fokus pada satu aspek situasi, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa
mengambil hal-hal rinci yang penting, dengan gaya kognitif field independent
menganalisis suatu pola ke dalam bagian- lebih memiliki hasil belajar yang lebih baik
bagian yang berbeda. daripada field dependent.
Peserta didik yang memiliki gaya field Berdasarkan hasil analisis variansi dua
independent lebih suka untuk mengamati arah dengan sel tak sama didapat H0AB
pemrosesan informasinya sendiri. Peserta diterima, sehingga tidak ada interaksi antara
didik dapat menerima secara terpisah-pisah model pembelajaran yang digunakan dan
bagian-bagian dari suatu pola dan dapat tipe gaya kognitif terhadap hasil belajar.
menganalisa suatu pola berdasarkan bagian- Pada masing-masing model pembelajaran,
bagiannya. Peserta didik terbiasa dengan mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field
hubungan sosial sebagaimana peserta didik independent secara signifikan selalu memiliki
yang memiliki gaya kognitif field dependent. hasil belajar yang lebih baik daripada field
Seifert dan Sutton (2009: 65) menjelaskan dependent. Pada masing-masing gaya kognitif,
perbedaan field dependent dengan field model direct instruction dengan involving
independent sebagai berikut: students in self and peer evaluationsecara
Someone who isfield dependent signifikan selalu memberikan hasil belajar
(perceives globally or “wholistically”) in one yang lebih baik daripada direct instruction.
situation, tends to a modest extent to perceive
thimhs globally or wholistically in other Simpulan
situations. Field dependent and independent Hasil dalam penelitian adalah1). model
can be important in understanding students direct instruction dengan involving students
because the styles affect students’ behaviours in self and peer evaluation dapat memberikan
preferences in school and classrooms. Field hasil belajar yang lebih baik daripada direct
independent persons tend to work better in instruction, 2). mahasiswa yang memiliki
gruops, it seems, and to prefer “open-ended” gaya kognitif field independent me miliki
fields of study like literature and history. Fild hasil belajar yang lebih baik daripada field
independent persons, on the order hand, tend dependent, 3). Pada masing-masing model
to work better alone and to prefer highly pembelajaran, mahasiswa yang memiliki
analytic studies like math and science. The gaya kognitif field independent secara
differences are only a tendency, however, and signifikan selalu memiliki hasil belajar yang
there are a lot of students who contradict the lebih baik daripada field dependent, 4). Pada
trends. As with the broader nation of learning masing-masing gaya kognitif, apakah model
ISSN: 0852-0976
Varia Pendidikan, Vol. 27, No. 2, Desember 2015: 192-199 199
direct instruction dengan involving students selalu memberikan hasil belajar yang lebih
in self-and peer evaluationsecara signifikan baik daripada direct instruction.
Daftar Pustaka
Adams, G., & Engelmann, S. (1996). Research on Direct Instruction: 25 Years beyond DIS- TAR.
Seattle, WA: Educational Achievement Systems.
Budiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Nasution. (2011). Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Siswono, T. Y. (2008). Kumpulan Karya 2005-2007. Surabaya: UNESA Press.
Sutton, K. S. (2009). Educational Psychologi. Zurich, Switzerland: The Global Text Project. Uno, H.B.
(2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Usodo, B. (2011). Profil Intuisi Mahasiswa dalam Memecahkan MAsalah MAtematika Ditinjau dari
Gaya Kognitif Field Dependen dan Field Independen. Seminar Nasional MAtema- tika dan
Pendidikan Matematika (hal. 95-172). Surakarta: UNS Press.
Wijaya, A. P. (2011). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD Ditinjau
dari Keingintahuan dan Gaya Kognitif Peserta Didik SMP di Kabupaten Blora. Surakarta: UNS
Press.
Zainudin, M. (2012). implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer
Evaluation untuk meningkatkan kreativitas dalam menyusun pendahuluan pada pro- posal
penelitian kuantitatif. Acarya , 22-25.
ISSN: 0852-0976