You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.unibrah.ac.id/index.php/JIWP
Vol. 6, No.3, Agustus 2020

Efektivitas Model Problem Based Learning Berbasis Daring terhadap Hasil Belajar IPA
Kelas V Sekolah Dasar

Galuh Rizki Amalia1, Agustina Tyas Asri Hardini2


1,2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60
Salatiga 50711
Email: 292016061@student.uksw.edu , agustina.hardini@uksw.edu

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: The purpose of this research is to determine wether online
Diterima: 29 Juni 2020 learning using the problem based learning method is effective to
Direvisi: 18 Juli 2020 improving learning outcomes of 5'th grade student in Public
Dipublikasikan: Agustus 2020 Elementary School 03 Urutsewu, Ampel District, Boyolali
e-ISSN: 2089-5364 Regency, in year of academic 2019/2020. The subjects of this
p-ISSN: 2622-8327
research were 21 studens of Public Elementary School 03
DOI: 10.5281/zenodo.3977422
Urutsewu. This research used the pre-experimental design type
“the one-group pretest-posttest” desig. The analyzed data is
quantitative data that has been processed using IBM SPSS
Statistc 16 software. Data collection uses observation and test.
The results of this research were tested using "the one sample t-
test” that showed tcount was bigger than ttable (3,374>2,085). In
addition, P value of 0,07 is bigger than 0,05. It can be interpreted
by the ttest that H0 is rejected and Ha is accepted. Based on the
results of the analysis that has been showed, it can be concluded
that the problem based learning method affects the learning
outcomes of 5'th students of Public Elementary School 03
Urutsewu in science subjects.

Keywords: Problem based learning Method, Pre-experimental


design, online learning

PENDAHULUAN kegiatan dimana pengetahuan dan


keterampilan IPA dikembangkan.
IPA merupakan mata pelajaran yang Keterampilan dan pengetahuan tersebut
sangat penting dan berguna bagi kehidupan, dapat dikembangkan melalui pengamatan,
oleh karena itu IPA menjadi mata pelajaran pengujian, dan pengkomunikasian terkait
yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar alasan mengapa hal itu terjadi dan
sampai Sekolah Menengah Atas (Atep, bagaimana kerjanya. kebanyakan teori
2018:27). IPA merupakan mata pelajaran menjelaskan tentang fenomena yang terjadi
yang dikembangkan melalui kegiatan dan memprediksi apa yang akan terjadi.
ilmiah. Kegiatan ilmiah merupakan

424
Menurut Rutherford dalam (Sujana, mempelajari dirinya sendiri dan lingkungan
2014:2) mengatakan bahwa IPA merupakan alam sekitar.
proses memproduksi pengetahuan. Proses Pembelajaran IPA di SD diberikan
ini dipengaruhi oleh cara dalam melakukan oleh guru agar peserta didik memahami
pengamatan terhadap fenomena-fenomena materi pelajaran IPA. Supaya siswa dapat
alam dan pada pembuatan teori atau memahami pelajaran IPA secara maksimal,
kesimpulan dari penelitian yang telah guru diharapkan dapat memilih model
dilaksanakan. Menurut Malawi (2017:75) pembelajaran yang tepat. Penggunaan
pengamatan baru dapat menentang teori model pembelajaran yang tepat sangatlah
yang berlaku tidak peduli seberapa baik satu berpengaruh terhadap perkembangan siswa
teori menjelaskan serangkaian hasil (Paturohman, 2017:210). Terdapat
pengamatan karena dalam IPA, perubahan beberapa model pembelajaran yang
pengetahuan tidak bisa dihindari. dikatakan manjur untuk meningkatkan hasil
Selanjutnya berdasarkan pendapat Carin belajar peserta didik dalam pembelajaran
and Sund (dalam Sujana, 2014:2) IPA IPA. Salah satunya yaitu model Problem
merupakan ilmu pengetahuan yang based learning.
sistematis, bisa juga dikatakan sebagai Model Problem based learning
kumpulan data hasil pengamatan atau adalah strategi pembelajaran yang
observasi dan eksperimen. Berdasarkan merangsang siswa aktif untuk memecahkan
pengertian tersebut, menunjukan bahwa permasalahan dalam situasi nyata Glazer
kegiatan IPA memang erat hubunganya (2001:39). Menurut Ibrahim dalam
dengan eksperimen dan pengamatan. Nurhasanah, (2007:17) model Problem
Sederhananya, IPA juga diartikan sebagai based learning merupakan pembelajaran
kegiatan yang dilakukan oleh ilmuwan. IPA yang menyajikan masalah, yang kemudian
merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk merangsang berpikir
menyangkut cara kerja, cara berfikir, serta tingkat tinggi yang berorientasi pada
cara memecahkan masalah, bukan hanya masalah. Masalah diberikan kepada siswa,
merupakan tumpukan pengetahuan sebelum siswa mempelajari konsep atau
mengenai benda dan makhluk hidup. materi yang berkenaan dengan masalah
IPA adalah ilmu yang sangat erat yang harus dipecahkan. Dengan demikian
sekali hubunganya dengan kehidupan untuk memecahkan masalah tersebut siswa
manusia. Mulai dari hal-hal yang terkait akan mengetahui bahwa mereka
dengan tubuh manusia seperti organ membutuhkan pengetaahuan baru yang
pencernaan, berhubungan dengan organ harus dipelajari untuk memecahkan
pernafasan, berhubungan dengan makanan, masalah yang diberikan. Dengan
obat-obatan, pertanian, perikanan, industri, diterapkannya model Problem based
teknologi dan lainya (Atep 2018:27). learning diharapkan siswa dapat aktif
mengingat aktivitas manusia berkaitan erat berinteraksi dengan teman-temannya dalam
dengan IPA maka pembelajaran IPA di menggali informasi pembelajaran, selain itu
sekolah, terutama di sekolah dasar (SD) dengan model Problem based learning akan
diharuskan untuk dilaksanakan secara real lebih memandirikan siswa dalam
oleh guru. Dengan demikian siswa akan melakukan penemuan pengetahuan sendiri
dibekali oleh guru dengan berbagai (inquiry) dan yang pasti akan membuat
keterampilan dan pengetahuan yang siswa merasa senang dengan suasana
bermanfaat. Dengan adanya IPA di sekolah pembelajaran karena termotivasi dan
dasar, diharapkan peserta didik dapat percaya terhadap kemampuan siswa sendiri.
memanfaatkan IPA sebagai wahana untuk Sehingga pencapaian hasil belajar siswa
akan cenderung meningkat.

425
Kelebihan dari model Problem based untuk meningkatkan hasil belajar siswa
learning menurut Nurhasanah (2007:18), kelas V melalui pembelajaran daring?.
yaitu: (1) Siswa lebih baik dalam Penelitian ini bertujuan untuk
memahami konsep karena merekalah yang mengetahui efektivitas model problem
menemukan dan menanamkan konsep based learning bila diajarkan secara daring
tersebut. (2) Siswa secara aktif dalam kepada siswa kelas V. Pemilihan model
pemecahan masalah dan menuntut pembelajaran dan aplikasi pendukung
keterampilan siswa dalam berpikir ke pembelajaran daring yang tepat, tentunya
tingkat yang lebih tinggi. (3) Siswa akan sangat mempermudah guru dalam
mendapatkan manfaat pembelajaran karena mencapai hasil belajar, seperti yang
masalah-masalah yang dipecahkan diharapkan. Selebihnya, fokus mata
langsung berkaitan dengan kehidupan pelajaran yang akan digunakan dalam
nyata, dengan hal ini siswa dapat pembelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Alam
merangsang motivasi dan ketertarikan (IPA).
siswa terhadap materi yang sedang
dipelajari.(4) Menjadikan siswa menjadi METODOLOGI PENELITIAN
individu yang mandiri dan dewasa, dan
dapat mengemukakan pendapat serta Jenis penelitian ini yaitu penelitian
mampu menerima pendapat orang lain. pre-experimental. Pada umumnya
Terlebih siswa dapat mengembangkan penelitian eksperimen menggunakan dua
sikap sosial yang positif diantara siswa. (5) kelompok untuk dijadikan subyek
Siswa dalam berkelompok saling penelitian. Diantaranya yaitu kelompok
berinteraksi dengan guru, serta teman eksperimen dan kelompok kontrol. Tetapi
kelompok, sehingga pencapaian ketuntasan pada penelitian ini hanya menggunakan
belajar siswa dapat tercapai. kelompok eksperimen saja karena suatu
Berdasarkan kelebihan dari model alasan, maka dari itu dapat dikatakan
problem based learning yang telah penelitian ini menggunakan desain pre-
dipaparkan, diduga siswa dapat experimental.
meningkatkan hasil belajarnya. Maka dari Subyek penelitian ini adalah siswa
itu, peneliti memilih model problem based kelas V dari SD Negeri 03 Urutsewu. Total
learning untuk membuktikan teori ini. subyek yang akan diteliti yaitu 21 orang
Tetapi lain halnya jika pembelajaran siswa. Terdiri dari 12 siswa putri dan 9
problem based learning diajarkan secara siswa putra.
daring. Guru dituntut untuk dapat Desain penelitian yang digunakan
melaksanakan pembelajaran melalui daring adalah tipe the one group pre-test post-tes
di masa pandemi COVID-19 ini. Karena designt. Desain ini dapat digambarkan
siswa juga tidak diperbolehkan untuk sebagai berikut:
mengikuti pembelajaran di sekolah, maka
pembelajaran dengan tatap muka menjadi
terhambat untuk sementara waktu. Guru-
guru mengeluhkan bahwa pembelajaran Gambar 1
daring sangatlah susah dan merepotkan. Desain penelitian pre-experimental
Guru juga kesulitan dalam menentukan Sumber: (Swarjana, 2012:64)
model pembelajaran yang cocok untuk Keterangan:
digunakan dalam pembelajaran daring. O1= pre-test
Munculah masalah baru, apakah problem X = perlakuan/treatment
based learning dapat dikatakan efektif
O2 = post-test

426
Berdasarkan gambar di atas dapat matapelajaran IPA. Berdasarkan hasil
kita simpulkan bahwa the one group pretest analisis data pre-test ini dimaksudkan untuk
posttest design tidak menggunakan kelas memberikan gambaran terkait tingkat
kontrol. pemahaman siswa sebelum diberi treatment
Penelitian ini menggunakan dua pada siswa. Berikut adalah tabel hasil
variabel. Diantaranya yaitu variabel bebas analisis deskripsi pre-test:
dan variabel terikat. Dalam penelitian ini,
variabel bebas adalah model pembelajaran Tabel 1
problem based learning. Karena variabel Hasil analisis deskripsi pre-test
bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Mean 68,2
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Median 65
hasil belajar siswa. Mode 65
Pengolahan data ataupun hasil Std. deviation 12,18
belajar siswa dalam penelitian ini, tentunya Varians 148,51
memerlukan teknik dan alat pengumpulan Maximum 83
data yang sesuai dengan masalah yang Minimum 40
diteliti. Teknik yang digunakan untuk
Sum 1434
penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes.
Teknik dalam pengumpulan data utama
menggunakan tes formatif hasil belajar. Berdasarkan data dari tabel 1 dapat
Sedangkan tes yang diberikan berupa diketahui bahwa:
pilihan ganda, isian dan uraian atau esai. a) mean atau yang bisa disebut nilai rata-
Sedangkan untuk teknik observasi rata dari pre-test siswa adalah 68,2
dibutuhkan lembar observasi untuk b) median atau nilai tengah dari pre-test
pengumpulan data. Lembar observasi siswa adalah 65
berisikan implementasi RPP dan kegiatan c) mode atau nilai yg paling banyak muncul
siswa. dari pre-test siswa adalah 65
Jika data sudah diperoleh maka d) standard Deviation pada pre-test adalah
yang harus dilakukan yaitu mengolah data. 12,18
Dalam penelitian pre-experimental tidak e) Varians dari pre-test siswa sebesar
diperlukan adanya uji normalitas dan 148,51
homogenitas. Tetapi hanya menggunakan f) minimum ataupun nilai paling sedikit
uji T, Uji T dalam penelitian ini dari pre-test siswa adalah 40
menggunakan one sample t test . Tahap g) maximum atau nilai tertinggi dari pre-
selanjutnya jika telah mengetahui hasil uji t, test siswa adalah 83
maka dilakukan uji hipotesis. h) sum ataupun jumlah total seluruh nilai
pre-test dari 21 siswa adalah 1434
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi data Pre-test siswa kelas V 2. Deskripsi Pembelajaran Problem
SD Negeri 03 Urutsewu Sebelum based learning Berbasis Daring
menerapkan Model Problem based Pembelajaran problem based
learning learning ini dilaksanakan sebanyak 2 kali
Tahap awal dalam penelitian ini pertemuan, selama 2 hari berturut-turut.
yaitu pemberian pre-test kepada siswa. Hal Dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Juni
ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa tahun 2020. Dalam pelaksanaan
tingkat pemahaman awal siswa sebelum pembelajaran di masa pandemi ini, siswa
diberikan treatment menggunakan model tidak diperbolehkan untuk mengikuti
problem based learning dalam pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

427
peneliti mencari cara agar penelitian ini menggunakan model problem based
dapat terlaksana yaitu dengan learning sebanyak 2 kali pertemuan selama
menggunakan pembelajaran daring. 2 hari. Berikut ini data analisis deskriptif
Pembelajaran daring ini sangat dibutuhkan yang diperoleh dari hasil post-testdari 21
alat komunikasi berupa smartphone orang siswa.
ataupun laptop. Sedangkan aplikasi atau
software yang digunakan yaitu WhatsApp Tabel 2
Group. Hasil Analisis Deskripsi Post-Test
Pada awalnya guru kelas sudah
membuat grup WhatsApp untuk dapat Mean 75,8
berkomunikasi dengan para wali murid, Median 76
namun sekarang sudah beralih fungsi Mode 90
sebagai tempat belajar daring. Sebelum Std. deviation 11,628
pembelajaran dimulai maka hal yang harus Varians 135,228
disiapkan yaitu vidio pembelajaran yang Maximum 95
telah dibuat sedemikian rupa, agar Minimum 55
pembelajaran yang dilaksanakan tidak Sum 1600
keluar dari sintak problem based learning
itu sendiri. Walaupun pembelajaran ini
Berdasarkan data dari tabel 2 dapat
dilaksanakan secara daring, siswa-siswa
diketahui bahwa:
tidak terkesan malu dan atau takut dalam
merespon guru yang sebelumnya belum a) mean atau yang bisa disebut nilai rata-
pernah mereka jumpai. Pada saat rata dari post-test siswa adalah 75,8
melakukan presentasi secara tertulis, b) median atau nilai tengah dari post-test
banyak siswa yang berebut dan sangat siswa adalah 76
tanggap bila diberi masukan. Lalu saat c) mode atau nilai yg paling banyak
membuat kesimpulan banyak siswa juga muncul dari post-test siswa adalah 90
yang ikut andil dalam mengungkapkan d) standard Deviation pada post-test
pendapatnya. Hal inilah yang membuat adalah 11,628
pembelajaran daring dapat berjalan e) Varians dari post-testsiswa sebesar
lancar.Walaupun ada beberapa siswa yang 135,228
mengalami kendala, seperti sinyalnya f) minimum ataupun nilai paling sedikit
lambat, smartphone mati atau smartphone dari post-test siswa adalah 55
dibawa orangtua. Hal tersebut g) maximum atau nilai tertinggi dari
menyebabkan siswa terlambat dalam post-test siswa adalah 95
pengumpulan tugas yang diberikan. Tetapi h) sum ataupun jumlah total seluruh nilai
sebagian besar siswa sudah mengumpulkan post-test dari 21 siswa adalah 1600.
tugas secara tepat waktu dan mampu
melaksanakan presentasi. Sementara itu 4. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa
untuk guru kelas, tetap mengawasi setelah Diberikan Treatment Secara
berjalanya pembelajaran yang diajarkan Daring Menggunakan Model Problem
oleh peneliti. Based Learning.

3. Deskripsi data Post-testsiswa kelas V Treatment berupa pembelajaran


SD Negeri 03 Urutsewu Setelah menggunakan model problem based
menerapkan Model Problem based learning memberikan pengaruh terhadap
learning hasil belajar siswa. Dapat dibandingkan
Post-test diberikan setelah dengan hasil data pre-test dengan data hasil
diberikanya treatment berupa pengajaran post-test. Berdasarkan hasil post-testterlihat

428
perubahan hasil belajar lebih tinggi treatment tentunya lebih tinggi dibanding
daripada hasil pre-test siswa. Selanjutnya sebelum diberikan treatment.
adalah melakukan uji t menggunakan One Pembelajaran IPA menggunakan
Sample T Test berbantuan aplikasi SPSS. model Problem based learning berbasis
Tabel berikut adalah hasil uji t daring merupakan pilihan yang tepat untuk
menggunakan SPSS:
Berdasarkan hasil dari uji t yang Tabel 5
telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel 5 Hasil Uji One Sample T Test menggunakan
SPSS
bahwa thitung adalah sebesar 3,374.
Sedangkan df (derajad kebebasan) adalah n- Test Value = 68.2
1 atau 21-1=20. Proses selanjutnya yaitu
Sig. 95% Confidence
pengujian dua sisi atau two tailed dengan
signifikansi 5%. Pada tabel distribusi t (2- Mean Interval of the
taile Differ Difference
menyebutkan bahwa signifikansi 5% dan df t df d) ence Lower Upper
20 dengan uji 2 sisi (two tailed) dinyatakan
Post
sebesar 2,085. Berdasarkan kriteria test
3.017 20 .07 7.657 2.36 12.95
pengujian, bila ttabel < thitung, artinya H0
ditolak, Ha diterima. Berlaku juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
sebaliknya, jika ttabel > thitung, maka H0 selaras dengan teori (Muniroh, 2015:8)
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan bahwa problem based learning dapat
tingkat probabilitas, bila P value > 0,05, meningkatkan kemampuan kognitif siswa
maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika P value dan juga membantu siswa untuk
< 0,05 maka, Ha diterima dan H0 ditolak. memecahkan permasalahan secara riil atau
Diketahui bahwa nilai thitung pada simulatif saat di kelas sehingga siswa lebih
tabel 5 sebesar 3,374, nilai ini lebih besar dapat berperilaku lebih dewasa. Selain itu
daripada 2,085. Dimana hal ini berarti H0 siswa juga mampu menerapkan
ditolak dan Ha diterima. Sedangkan P value pengetahuan dalam kehidupan mereka
sebesar 0,07 lebih besar daripada 0,05, dalam sehari-hari karena problem based
dapat diartikan bahwa H0 ditolak. Bisa learning mampu mengaitkan materi dengan
diartikan bahwa pembelajaran daring situasi pada dunia siswa yang nyata (Uno
menggunakan problem based learning dalam Kusumaningrum, 2018:85).
efektif untuk meningkatkan hasil belajar Hasil belajar siswa pada materi
matapelajaran IPA siswa kelas V. Hasil data siklus air dapat meningkat disebabkan oleh
pre-test juga memiliki thitung bernilai positif pengaruh model problem based learning.
(dilihat pada tabel 5 kolom ke 2), hal ini Hal ini terjadi dikarenakan problem based
menunjukkan bahwa rata-rata nilai learning mempunyai kelebihan-kelebihan.
matapelajaran IPA kelas V setelah diberi Kelebihan dari model problem based
treatment hasilnya lebih tinggi yaitu sebesar learning adalah dapat merangsang motivasi
(75,8) daripada nilai sebelum diberikan dan ketertarikan siswa terhadap materi,.
treatment (68,2). karena masalah yang dipecahkan berkaitan
Diketahui pada tabel 1 bahwa rata- dengan dunia nyata. Dan juga siswa dapat
rata nilai dari pre-test sebelum diberikan lebih baik memahami konsep karena
treatment masih tergolong rendah. Berbeda mereka sendiri yang mencari, menemukan,
dengan setelah diberikan treatment dan menanamkan konsep tersebut.
(perhatikan tabel 3), rata-rata nilai siswa Beberapa hal tersebut dapat menjadi
meningkat setelah diberikan treatment penyebab dari meningkatnya hasil belajar
dengan menggunakan model problem based siswa.
learning. Nilai siswa setelah diberi Penelitian ini memiliki beberapa
kelebihan yaitu yang pertama tentunya hasil

429
yang diperoleh cenderung memuaskan belajar setelah diberikan treatment dengan
karena keunggulan model ini serta model problem based learning berbasis
pembelajaran dilaksanakan secara daring, daring memperoleh rata-rata post-
dapat membuahkan hasil yaitu peningkatan testsebesar75,8.
hasil belajar siswa. Penelitian ini juga bisa Hasil uji one sample t test
dijadikan contoh atau referensi bagi guru menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
yang masih berusaha untuk mencari model setelah diberi perlakuan menggunakan
pembelajaran yang cocok untuk diajarkan model problem based learning memperoleh
secara daring. Siswa dan guru juga tidak nilai thitung > ttabel 5% dan P value > 0,05.
dibatasi ruang lingkupnya, mereka bisa Dapat diartikan bahwa thitung lebih besar
belajar dimana saja. daripada ttabel 5% dan P value lebih besar
Selain itu, ada juga kekurangan dan daripada 0,05. Ini menunjukkan bahwa H0
keterbatasan dari penelitian ini yaitu, karena ditolak dan Ha diterima, dan diartikan
SD tempat penelitian terletak di desa, jadi terdapat perbedaan hasil belajar sebelum
tidak semua siswa memiliki smartphone. maupun sesudah menggunakan model
Oleh karena itu tidak semua siswa dapat problem based learning. Dengan demikian,
mengikuti pembelajaran ini. Total dari maka bisa diambil kesimpulan bahwa
semua siswa kelas V adalah 31 siswa, tetapi pembelajaran berbasis daring matapelajaran
yang mampu mengikuti pembelajaran IPA menggunakan model problem based
hanyalah 21 siswa. Kemudian pada learning memberikan pengaruh terhadap
pembelajaran menggunakan model problem hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar.
based learning, ketuntasan belajar akan Tidak hanya peningkatan hasil
lebih tercapai jika siswa berkelompok, belajar, siswa juga memperoleh beberapa
karena siswa dapat memecahkan masalah manfaat dari pembelajaran menggunakan
secara bersama. Tetapi situasi yang tidak model problem base learning. Salah
memungkinkan ini, menjadikan siswa satunya yaitu model problem based
untuk belajar secara mandiri. learning mampu meningkatkan
Berdasarkan dari hasil penelitian kemampuan kognitif siswa, serta membantu
yang telah dibahas, penelitian ini siswa dalam pemecahan permasalahan
mendukung penelitian ilmiah dari Virgiana, secara rill ataupun simulatif. Hal ini
(2014), Maarif, (2014) , dan Wiguna berpengaruh untuk membentuk perilaku
(2014). Dimana hasil dari penelitian terkait siswa yang lebih dewasa. Selain itu, dengan
penggunaan model problem based learning penerapan model ini, siswa juga mampu
ini mampu meningkatkan hasil belajar menerapkan pengetahuan mereka ke dalam
siswa. Jadi tidak perlu diragukan lagi kehidupan sehari-hari karena problem
manfaat penggunaan model problem based based learning mampu mengaitkan materi
learning. dengan situasi pada dunia nyata. Maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa model
KESIMPULAN problem based learning cocok untuk
Berdasarkan dari hasil penelitian membantu meningkatkan hasil belajar
diatas tentang efektifitas model problem matapelajaran IPA siswa kelas V Negeri 03
based learning dalam meningkatkan hasil Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Boyolali.
berbasis daring, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa nilai awal siswa atau
pre-test sebelum diberikan treatment DAFTAR PUSTAKA
dengan model problem based learning rata- Glazer, Evan. 2001. Problem Based
ratanya sebesar 68,2. Kemudian hasil Instruction. In M. Orey (Ed),

430
Emerging perspectives on learning, 2014/2015. Jurnal Scholaria.
teaching, and technology. [Online]. 6(2).100-118.
Tersedia: Wiguna, Lanang Ambara &
http://www.coe.uga.edu/epltt/Proble Marhaeni.2014. Pengaruh Model
mBasedInstrct.htm. Pembelajaran Berbasis Masalah
Kusumaningrum. 2018. Peningkatan Berbantuan Hands On Mathematics
Prestasi Belajar Otomatisasi Humas Terhadap Keaktifan dan Hasil
dan Keprotokolan Materi Menerima Belajar Matematika Siswa Kelas V Di
Tamu Melalui Model Problem SD. 1.2.5 Banyuasri. E-Jurnal
Pembelajaran Problem based Program Pascasarjana Universitas
learning Siswa Kelas XII AP1 Pendidikan Ganesha. (4)
semester Gasal SMK Negeri 3
Surakarta Tahun Pelajaran
2017/2018. Jurnal Pendidikan
Konvergensi.23(5).81-90.
Maarif, Hanafi & Wahyudi.2014.
Eksperimentasi Problem based
learning Dan Circ Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Siswa Kelas 5 SD.
Jurnal Scholaria. 5(2).97-115.
Malawi, Ibadullah. 2017.Pembelajaran
Tematik.Magetan:CV.AE Media
Grafika.
Muniroh, Alimul. 2015. Academic
Engagement: Penerapatn model
problem-based learning di
madrasah.Yogyakarta: PT. LKiS
Printing Cemerlang
Nasrudin, Juhana. 2019. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Bandung:
Panca Terra Firma
Paturohman, Imam. 2017. Implementasi
Model Pembelajaran Penjas dan
Modifikasi Alat Belajar. Sumedang:
UPI Sumedang Press
Sujana, Atep.2018. Pembelajaran Sains Di
Sekolah Dasar. Sumedang: UPI
Sumedang Press.
___________.2014. Pendidikan IPA Teori
dan Praktik. Bandung: Rizqi Press
Virgiana, Ardhini & Warsitohadi. 2014.
Efektivitas Model Problem based
learning Berbantuan Media Audio
Visual Ditinjau Dari Hasil Belajar
Ipa Siswa Kelas 5 SDN 1 Gadu
Sambong – Blora Semester 2 Tahun

431

You might also like