You are on page 1of 8

JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)

Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)

Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengoptimalkan


Kematangan Emosi Remaja

Nurul Azizah Fitriani


Pendidikan Agama Islam, UNINUS Bandung
Email : rahmiaulia2310@gmail.com

Muhammad Sidik Handayana


Pendidikan Agama Islam, UNINUS Bandung
Email : rahmiaulia2310@gmail.com

Rahmi Aulia Em Morsal


Pendidikan Agama Islam, UNINUS Bandung
Email : rahmiaulia2310@gmail.com

Article Info Abstract


Article History This research is a classroom action research with the application of the Low-Skill
Received: Friends method that aims to increase student learning activities and outcomes. The
Revised:
Published: sample used in this study was 35 high school students of Manggelewa class X IPA 1,
amounting to 35 people. The results of data analysis obtained the percentage of
student learning activities in the learning process without applying the Low-Skill
Keywords: Friends method, cycle I and cycle II respectively 52.78%, 70.83% and 90.28%. From
Low-Skill Friends; these results obtained a very significant recall of student learning activities that is
Activities;
equal to 37.50%. While the results of analysis on student learning outcomes obtained
Learning outcomes.
in the learning process without applying the Low-Skill Friends method, cycle I and
Cycle II respectively 48.57%, 74.29% and 94.29%. From these results also obtained a
very significant recall of student learning activities that is equal to 45.72%. The
increase in learning activities and outcomes is due to the habits of students who have
below average ability to participate in the problem solving process. This habit arises
spontaneously from students as a result of feeling there are students who have low
abilities just like him.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode Low-Skill
Diterima: Friends yang tujuan untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sampel yang
Direvisi:
Dipublikasi: digunakan dalam penelitian adalah siswa SMAN 1 Manggelewa kelas X IPA 1 yang
berjumlah 35 orang. Hasil analisis data diperoleh Persentase aktifitas belajar siswa
pada proses pembelajaran dengan tanpa menerapkan metode Low-Skill Friends, siklus
Kata kunci: I dan Siklus II masing-masing berturut-turut sebesar 52,78%, 70,83% dan 90,28%.
Low-Skill Friends; Dari hasil tersebut diperoleh peningatan aktivitas belajar siswa yang sangat signifikan
Aktivitas;
yaitu sebesar 37,50%. Sedangkan hasil analisis pada hasil belajar siswa diperoleh pada
Hasil belajar.
proses pembelajaran dengan tanpa menerapkan metode Low-Skill Friends, siklus I
dan Siklus II masing-masing berturut-turut sebesar 48,57%, 74,29% dan 94,29%. Dari
hasil tersebut juga diperoleh peningatan aktivitas belajar siswa yang sangat signifikan
yaitu sebesar 45,72%. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar ini disebabkan oleh
kebiasaan siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata untuk ikut
berpartisipasi dalam proses penyelesaian masalah. Kebiasaan ini timbul secara
spontanitas dari siswa sebagai akibat perasaan masih ada siswa yang memiliki
kemampuan rendah sama seperti dirinya.

I. PENDAHULUAN generasi yang akan datang. Terutama bagi bangsa


Pada era modern sekarang ini, masalah Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan
pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
Abad 21 mendatang merupakan suatu tantangan bagi bersaing dengan bangsa lain. Pendidikan nasional

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 465
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
berfungsi mengembangkan kemampuan dan 2. Metode mengajar harus dapat menjamin
membentuk watak serta peradaban bangsa dan perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan 3. Metode mengajar harus dapat memberikan
bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil
didik agar menjadi manusia yang beriman dan karya.
percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. di dalam usaha 4. Metode mengajar harus dapat merangsang
untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut,
pendidik yang berkualitas sehingga dalam pola melakukan eksplorasi dan inovasi
pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar (pembaharuan).
mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid
Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang dalam teknik belajar sendiri dan cara
pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang 6. Metode mengajar harus dapat meniadakan
kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita penyajian yang bersifat verbalitas dan
bangsa. Untuk itu, guru tidak hanya cukup menggantinya dengan pengalaman atau situasi
menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi yng nyata dn bertujuan.
guru juga harus pandai menciptakan suasana belajar 7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan
yang baik, serta juga mempertimbangkan pemakaian mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap
metode dan strategi dalam mengajar yang sesuai utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara
dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
keadaan anak didik. Keberadaan guru dan siswa Menurut (Sangidu, 2004: 14) metode adalah cara
merupakan dua faktor yang sangat penting di mana di kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan
antara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang
siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar telah ditentukan. Salamun (dalam Sudrajat, 2009:7)
guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap menyatakan bahwa metode pembelajaran ialah
mempunyai suatu peran yang penting dalam sebuah caracara yang berbeda untuk mencapai hasil
memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang
Metode merupakan salah satu strategi atau cara berbeda. Hal itu berarti pemilihan metode
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi
yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin
digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran dicapai. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
akan semakin baik. Metode berasal dari kata disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan
methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam
jalan. (Sudjana 2005: 76) berpendapat bahwa metode menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran
merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk dilakukan secara teratur dan bertahap dengan cara
menyajikan materi pembelajaran bahasa secara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu
teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan dibawah kondisi yang berbeda. Sedangkan Menurut
semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan (Sutikno 2009: 88) metode pembelajaran adalah cara-
tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis yaitu cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendekatan yang sudah jelas kebenarannya, pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri
sedangkan metode bersifat prosedural yaitu siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
pendekatan dengan menerapkan langkah-langkah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan bahwa yang dimaksud metode pembelajaran adalah
dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkah- cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk
langkah yang teratur dan secara bertahap yang menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan
dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, pembelajaran dapat dicapai. Hal ini mendorong
penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam
penilaian hasil belajar. penyampaian materinya agar dapat diserap dengan
Secara umum pengertian metode pembelajaran baik oleh siswa.Mengajar secara efektif sangat
adalah cara yang digunakan untuk bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun pembelajaran. Dengan menggunakan metode
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk pembelajaran, proses belajar mengajar nampak
mencapai tujuan pembelajaran. Yaitu suatu cara yang menyenangkan dan tidak membuat para siswa
dipilih oleh pendidik untuk mengoptimalkan proses tersebut suntuk dan mengantuk.
belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai Untuk itulah ketika memilih sebuah metode
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Syarat-syarat pembelajaran haruslah memperhatikan karakteristik
metode pembelajaran Menurut Ahmadi dalam (Asih, peserta didik. Pendidik dapat menggunakan metode
2007:20) syarat-syarat yang harus diperhatikan yang berbeda untuk tiap kelasnya disesuaikan dengan
dalam penggunaan metode mengajar adalah: kemampuan dan karakteristik peserta didik
1. Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan (siswa/murid).
motif, minat atau gairah belajar siswa a. Metode Pembelajaran Low-Skill Friends

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 466
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
Low-Skill artinya kemapuan rendah. dominasi oleh guru / guru yang aktif sehingga
Pembelajaran dengan metode Low-Skill Friends siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif
adalah suatu pembelajaran inkuiri yang bersumber akibatnya proses pembelajaran menjadi kurang
dari teman sejawat yang memiliki kemampaun bermakna.
atau keahlian rendah. Dalam pembelajaran ini Menurut Usman (1995 : 22) ativitas belajar
seorang guru memberikan suatu permasalahan murid yang dimasud disini adalah aktivitas
kepada semua siswa untuk dikerjakan dalam jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas
beberapa waktu. Penyelesaian masalah akan murid dapat digolongkan ke dalam beberapa hal :
dilakukan oleh siswa yang memiliki kemampuan (1) Aktivitas visual (visual activities); (2) Aktivitas
rendah dan dalam proses penyelesaiannya akan lisan (oral activities); (3) Aktivitan mendengarkan
pasti mengalami kesulitan. Dari kondisi tersebut (listening activities) seperti mendengarkan
secara otomatis siswa yang memiliki kemampuan penjelasan guru, ceramah, pengarahan; (4)
rendah lainnya dan bahkan siswa yang memiliki Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam,
kemampuan di atas rata-rata juga ikut atletik, menari, melukis; dan (5) Aktivitas menulis
memberikan komentar/jawaban untuk membantu (writing activities) seperti mengarang, membuat
temannya yang berada di depan kelas, akibatnya makalah, membuat surat.
semua siswa akan belajar dengan aktif. Alhasil dari Dengan demikian, dapat disimpulan bahwa
pembelajaran tersebut adalah permasalahan aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan
terjawab dengan benar dan siswa yang memiliki yang dilakukan untuk mencapai perubahan
kemampuan rendah akan cepat memahami konsep tingkah laku. Aktivitas belajar siswa merupakan
pembelajaran yang sedang berlangsung serta kegiatan yang sangat penting dalam belajar,
pembelajaran menjadi efektif, efisien, dan dapat karena tanpa aktivitas belajar proses
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik
Berdasarkan sintak pembelajaran dengan dan bermakna.
metode Low-Skill Friends di atas, maka dapat
menjadikan suasana pembelajaran menjadi c. Hasil Belajar
efektif, aktif dan selanjutnya memungkinkan Menurut (Sudjana, 2006), hasil belajar dapat
terjadi peningatan hasil belajar siswa. diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah
Pembelajaran efektif artinya proses belajar kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
yang dicapai peserta didik, namun bagaimana intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
proses pembelajaran yang efektif mampu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ketiga aspek
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat pertama disebut kognitif tingkat rendah dan tiga
memberikan perubahan prilaku dan aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri
Pembelajaran aktif artinya pembelajaran yang dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau
menyebabkan kegiatan belajar menjadi lebih baik reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar
motivasi siswa untuk belajar. Jika siswa sudah aktif keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada
maka mereka akan merasa senang dengan enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan
kegiatan belajar yang terjadi, sehingga belajar refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
menjadi bermakna. perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
b. Aktivitas Belajar interpretatif. Jika dikaji lebih mendalam, maka
Dalam sistem pendidikan nasional tujuan hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi
pendidikan baik tujuan kurikuler maupun Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah
instrusional menggunakan klasifikasi hasil belajar (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan
yang dikembangkan Benyamin S. Bloom yang berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain
secara garis besar membagi hasil belajar dalam psikomotor atau keterampilan. Untuk mengetahui
tiga ranah atau takson yaitu ranah kognitif, afektif hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan
dan psikomotor. Penyelenggara pendidikan melakukan tes dan pengukuran. Instrumen dibagi
menekankan pada proses belajar dalam menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes.
menjalankan aktivitasnya. Aktivitas memiliki Selanjutnya, menurut (Hamalik, 2006: 155),
pengertian sebagai kegiatan yang dilakukan memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang
seseorang. Aktivitas berasal dari bahasa inggris diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang
Activity yang diartikan sebagai kegiatan. diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-
Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia, sungguh. Berdasarkan hal di atas, belajar
aktivitas adalah kerja atau salah satu kegiatan merupakan proses untuk memperoleh hasil belajar
kerja dilaksanaan (Depdibud, 1989:17). Pada yang diwujudkan dengan adanya perubahan
kenyataannya proses pembelajaran sering di tingkah laku seseorang dalam ranah kognitif,

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 467
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
afektif dan psikomotor yang ditetapkan sebagai yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata.
tujuan pembelajaran. Belajar juga merupakan
prilaku aktif dalam menghadapi lingkungan untuk II. METODE PENELITIAN
mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
makna.
(PTK) penelitian ini merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui
Kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini
refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerja
masih rendah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
menempatkan Indonesia peringkat 110 dari 188
meningkat (Wardani, 2010). Sedangkan menurut
negara. Berdasarkan hasil penelitian Program for
(Arikunto, 2010), penelitian tindakan kelas adalah
International Student Assessment (PISA) pada tahun
penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan
2013 dari 65 negara yang diteliti Indonesia berada di
tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik
posisi kedua dari bawah (Best Practice, Zuhri, 2017).
pembelajaran. Penelitian ini ini tidak hanya
Rendahnya peringkat Indonesia berdasarkan PISA di
berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga
atas menunjukkan masih adanya permasalahan pada
mencapai tujuan yang diharapkan dalam
pendidikan Indonesia. Salah satu permasalahan dalam
pembelajaran IPA di kelas.
pendidikan adalah proses pembelajaran yang masih
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini
lemah. Tidak semua guru memahami bahwa tujuan
meliputi: tahap persiapan, diagnostik, perencanaan
utama pembelajaran adalah untuk mengaktifkan
tindakan kelas, memecahkan masalah. Prosedur
potensi siswa sehingga siswa mampu mencari tahu
penelitian tindakan kelas ini yakni: (1) perencanaan
dan menerapkan pengetahuannya pada sebuah
(Planning), (2) pelaksanaan tindakan kelas (Action),
keterampilan untuk membangun sikap mereka.
(3) Observasi (Observation) dan refleksi (reflection)
Kenyataan menunjukkan masih banyak guru yang
dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto, 2010).
belum memahami dan mengimplementasikan
1. Subjek Penelitian
pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas X
dan kemampuan peserta didik secara maksimal.
IPA 1 SMAN 1 Manggelewa Kabupaten Dompu
Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam
sebanyak 35 Siswa.
menyelenggarakan pembelajaran adalah metode dan
2. Lokasi Penelitian
teknik apa yang digunakan guru untuk menyampaikan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPA 1 SMAN
materi agar pembelajaran yang terjadi dapat
1 Manggelewa Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran
menimbulkan aktifitas dan keaktifan semua siswa
2017/2018
mulai dari siswa yang memiliki kemampuan di atas
3. Waktu Penelitian
rata-rata sampai siswa yang memiliki kemampuan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil
jauh di bawah rata-tara untuk dapat belajar secara
tahun pelajaran 2017/2018. Waktu pelaksanaan
efektif. Sebab, kebiasaan guru dalam memberikan
selama tiga bulan, yaitu bulan Agustus sampai
permasalahan kepada siswa, kemudian untuk
dengan Oktober tahun 2017.
menyelesaikan permasalahn tersebut guru biasanya
4. Teknik Pengumpulan Data
hanya meminta siswa yang memiliki kemampuan di
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
atas rata-rata. Alhasilnya, permasalahan terjawab
penelitian adalah tes dan Oservasi.
dengan benar, tetapi siswa yang memiliki kemampuan
a. Tes
di bawah rata-rata hanya menerima, mengikuti dan
Pengumpulan data dengan teknik tes untuk
menyalin jawabannya tanpa memahami konsep. Pada
mengungkapkan keberhasilan hasil belajar
akhirnya setelah dilakukan evaluasi ternyata siswa
siswa dengan penerapan metode Low-Skill
yang tuntas tidak lebih dari 50% . Untuk mengatasi
Friends dalam pembelajaran kimia.
permasalahan tersebut, dalam makalah ini penulis
Soal yang digunakan untuk mengetahui
mencoba memaparkan proses pembelajaran yang
ketercapaian tujuan perbaikan (hasil belajar)
pernah dilakukan dengan menggunakan metode Low-
adalah tes uraian. Berdasarkan hasil analisis tes
Skill Friends Based Learning untuk meningatkan
tersebut dapat diketahui peningkatan hasil
prestasi belajar kimia siswa kelas X IPA 1 pada SMAN
belajar siswa. Teknik tes ini dilakukan pada
1 Manggelewa Kabupaten Dompu.
saat siswa mengerjakan soal yang diberikan
Berdasarkan latar belakang dan teori yang
oleh guru (tes formatif).
disampaikan diatas, maka dapat dirumuskan b. Observasi
permasalahan antara lain: “Apakah penerapan metode Observasi digunakan untuk menjawab
Low-Skill Friends Based Learning dapat permasalahan yang diajukan dalam penelitian
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia ini. Lembar observasi digunakan untuk
siswa kelas X IPA 1 pada SMAN 1 Manggelewa” mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa
saat pembelajaran dilaksanakan oleh
dengan Tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini
pengamata (Observer).
yaitu Menerapkan metode pembelajaran baru yang 5. Alat Pengumpulan Data
lebih profesional sehingga dapat meningkatan Alat pengumpulan data yang digunakan dalam
aktivitas dan keaktifan seluruh siswa terutama siswa penelitian ini ada dua, yaitu tes formatif untuk

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 468
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
teknik pengumpulan data kuantitatif, dan lembar 7. Prosedur Penelitian
panduan observasi untuk teknik pengumpulan Di dalam penelitian ini, prosedur penelitian
data kualitatif. dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus
a. Tes Formatif tindakan (daur ulang). Daur ulang dalam
Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan penelitian diawali dengan perencanaan
data yang berupa nilai-nilai siswa, dengan (Planning), tindakan (Action), mengobservasi
tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa (Observation), dan melakukan refleksi
sebelum dan setelah menerapkan metode Low- (Reflection), dan seterusnya sampai adanya
Skill Friends dalam pembelajaran kimia di peningkatan yang diharapkan tercapai, Hopkins
setiap siklus, pada siswa kelas X IPA 1 SMAN 1 dalam Arikunto (2008:14). Prosedur pelaksanaan
Manggelewa Kabupaten Dompu Tahun tindakan kelas dapat dilihat dalam bagan dibawah
Pelajaran 2017/2018 ini:
b. Lembar Panduan Observasi
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi
dengan guru lain. Lembar observasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar
siswa selama penelitian dalam dengan
menggunakan metode Low-Skill Friends dalam
pembelajaran kimia.

6. Teknik Analisis Data


Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
analisis data kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis kualitatif, digunakan untuk
menganalisis data yang menunjukkan proses
yang memberikan pemaknaan secara
kontekstual dan mendalam sesuai dengan
permasalahan penelitian yaitu tentang aktivitas
belajar siswa.
Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil
observasi dan analisis menggunakan rumus:
Gambar 1. Prosedur penelitian tindakan kelas
NA= (JS/SM) x 100% diadopsi dari (Arikunto, 2010:17)
Keterangan:
Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan
NA = Nilai aktivitas yang dicari
kelas ini meliputi langkah- langkah sebagai berikut:
JS = Jumlah Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
SIKLUS I
100 = Bilangan tetap
Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan
(Sumber: Arikunto,2010)
pembuatan perangkat pembelajaran secara
b. Analisis kuantitatif, digunakan untuk kolaboratif partisipatif antara guru dengan peneliti,
menganalisis data yang diperoleh dari hasil kemudian rencana kegiatan pelaksanaan
belajar siswa setiap siklusnya. Analisis pembelajaran dengan menggunakan metode Low-Skill
kuantitatif dihitung dengan menggunakan Friends. Agar efisien dan efektif perlu memperhatikan
rumus sebagai berikut: hal-hal berikut:
1) Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan a. Perencanaan
menggunakan rumus berikut Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
tahap perencanaan oleh peneliti bersama guru
adalah menyiapkan perangkat pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes
dan non tes. Instrumen tes berupa soal tes unjuk
(Sumber : Muslich, 2009) kerja serta penilaiannya. Instrumen non tes
berupa lembar panduan observasi untuk
2) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
dihitung dengan menggunakan rumus proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari
perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam siklus
pertama ini, kegiatan awal yang dilakukan guru
(Sumber: Purwanto, 2008) adalah memahami karakteristik siswa dan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 469
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
bagaimana cara belajar siswa dalam menerapkan Pembelajaran dalam menerapkan metode
metode Low-Skill Friends. Low-Skill Friends dalam penelitian ini dikatakan
1) Guru memberikan soal untuk dikerjakan oleh berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas
semua siswa. siswa dalam setiap pembelajaran dari siklus I
2) Siswa berdiskusi, kemudian siswa memberikan sampai siklus II dan mencapai ≥ 66%. Serta
jawaban sementara. peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap
3) Guru menunjuk siswa yang memiliki pembelajaran dari siklus 1 sampai siklus II
kemampuan rendah untuk maju menyelesaikan mencapai nilai ≥ 66%. Adapaun kriteria indikator
soal . keberhasilan aktivitas dan indikator keberhasilan
4) d. Pada saat proses mengerjakan soal atau belajar siswa adalah sebagai berikut:
penerapan konsep, siswa yang memiliki
kemampuan rendah tersebut akan
kebingungan saat mengerjakan soal dan secara 1) Indikator Keberhasilan Aktivitas
refleks siswa yang memiliki kemampuan < 44% = Kurang Sekali
rendah lainya juga akan membantu 45%-55% = Kurang
menyelesaikan soal tersebut termasuk siswa 56%-65% = Cukup
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. 66%-75% = Baik
Pada Proses ini juga akan terjadi peningkatan > 75% = Baik sekali
aktifitas belajar siswa mulai dari siswa yang
memiliki kemampuan rendah hingga siswa 2) Indikator Keberhasilan hasil belajar:
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. < 50% = Kurang Sekali
Pada akhirnya semua siswa mengikuti proses 50%-69% = Kurang
pembelajaran lebih aktif, lebih bermakna dan 70%-79% = Cukup
pemahaman konsep akan menjadi lebih mudah 80%-89% = Baik
dan cepat. > 90% = Baik sekali
5) Guru meminta salah satu siswa yang memiliki
kemampuan rendah lainya untuk mengecak III. HASIL DAN PEMBAHASAN
jawaban temannya. 1. Hasil
6) Siswa bersama guru menyimpulkan kebenaran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data
hasil yang di telah dikerjakan temannya. penelitian tindakan kelas pada penilaian observasi
c. Observasi aktivitas siswa tanpa perlakuan diperoleh hasil
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh sebesar 52,78%, analisis data pada siklus I dengam
teman sejawat sebagai mitra kolaborator/partner menggunakan metode Low-Skill Friends sebesar
kerja yang berfungsi sebagai penilai aktivitas 70,83% dan analisis data pada siklus II sebesar
belajar siswa dan kinerja guru. Kolaborator 90,28%. Hasil penelitian dan analisis data
mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh penelitian tindakan kelas pada penilaian hasil
guru dan siswa selama pembelajaran, yaitu mulai belajar siswa tanpa perlakuan diperoleh hasil
kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi sebesar 48,57%, analisis data pada siklus I dengam
terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat menggunakan metode Low-Skill Friends sebesar
implementasi untuk mengetahui jalannya proses 74,29% dan analisis data pada siklus II sebesar
pembelajaran. Pada akhir siklus pertama diakhiri 94,29%.
dengan tes. Dalam Perencanaan siklus I ada beberapa hal
d. Refleksi yang dipersiapkan sebelum melaksanakan
Selama penelitian dilaksanakan, hasilnya penelitian tindakan kelas pada siklus I, yaitu (1)
dianalisis dan dikaji keberhasilan dan menyiapkan bahan ajar yang dipelajari dan
kegagalannya. Data yang diperoleh pada proses dibahas, (2) membuat RPP yang sesuai dengan
belajar mengajar apabila hasil analisis pada siklus I pokok bahasan yang diajarkan serta sesuai dengan
ada kekurangan maka direvisi kembali dan langkah-langkah model siklus belajar (3)
selanjutnya direfleksikan untuk menentukan menyiapkan materi pelajaran dari beberapa
tindakan pada siklus 2 dalam rangka mencapai sumber, (4) menyiapkan soal-soal lembar kerja
tujuan. siswa (LKS) sesuai dengan materi yang dipelajari,
dan (5) menyusun perangkat tes evaluasi belajar.
SIKLUS II Kompetensi Dasar (KD) Pokok bahasan yang
Pada pelaksanaan siklus II ini adalah perbaikan dipelajari pada siklus I adalah menentukan letak
dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan
Langkah-langkah pelaksanaannya sama dengan siklus konfigurasi elektron. Subjek dalam penelitian ini
I, hanya saja terdapat perbedaan pada perangkat adalah siswa kelas X IPA 1 sebanyak 35 siswa dan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang siklus dalam penelitian dilaksanakan selama dua
dipersiapkan pada siklus II mengacu pada hasil kali pertemuan. Penelitian pada pertemuan
refleksi pada siklus I. pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus
a. Indikator Keberhasilan 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 470
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
19 September 2017, dan tes hasil belajar IPA Peningkatan aktivitas dan hasil belajar ini
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2017 dan disebabkan oleh kebiasaan siswa yang memiliki
19 September 2017. Tes yang digunakan untuk kemampuan di bawah rata-rata untuk ikut
menentukan hasil belajar adalah tes formatif dan berpartisipasi dalam proses penyelesaian masalah.
kegiatan observasi dilaksanakan selama Kebiasaan ini timbul secara spontanitas dari siswa
pelaksanaan tindakan berlangsung. Dalam sebagai akibat perasaan masih ada siswa yang
kegiatan observasi, dilaksanakan pengamatan memiliki kemampuan rendah.
terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Hasil
pengamatan dituangkan dalam bantuk catatan-
catatan kecil mengenai proses belajar mengajar
dikelas dengan menggunakan lembar observasi Tabel 1. Perbandingan peningkatan aktivitas
(terlampir) yang diisi oleh observer (guru) yang belajar siswa antar siklus
digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan Tahap Persentase Nilai
Kategori
pembelajaran selanjutnya. Awal Hasil Belajar (%)
Awal 48,57 Kurang Sekali
2. Pembahasan
Siklus I 74,29 Cukup
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan metode Low-Skill Friends dapat Siklus II 94,29 Baik
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa
kelas X IPA 1 pada SMAN 1 Manggelewa. aktivitas kelas X IPA 1 pada mata pelajaran kimia ditampilkan
belajar siswa jika dibandingkan dengan proses dalam grafik. sebagai berikut.
pembelajaran awal (tanpa perlakuan) terjadi
perbedaan yang cukup signifikan yaitu dari
52,78% menjadi 70,83%. Setelah dilakukan
refleksi, kemudian peneliti melakukan siklus II
untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan
aktivitas belajar yang signifikan atau tidak, dan
setelah data dianalisis ternyata terdapat
perbedaan yang signifikan sebesar 90,28%. Hal ini
menunjukkan bahawa proses pembelajaran
dengan menggunaan metode Low-Skill Friends
dapat meninggkatkan aktifitas belajar siswa.
Persentase perbedaan tersebut jika dilihat dari
proses pembelajaran sebelum diberikan perlakuan
metode hingga siklus II diperoleh sebesar 37.50%.
Peningkatan aktivitas belajar siswa ini
disebabkan oleh kebiasaan siswa yang memiliki
kemapuan di bawah rata-rata untuk ikut Gambar 2. Grafik Perbandingan peningkatan
berpartisipasi dalam proses penyelesaian masalah. aktivitas belajar antar siklus
Kebiasaan ini juga timbul secara spontanitas dari
siswa sebagai akibat perasaan masih ada siswa Tabel 2. Perbandingan peningkatan hasil belajar
yang memiliki kemampuan rendah. Aktivitas siswa antar siklus
belajar siswa juga terjadi peningkatan yang Persentase Nilai
signifikan pada setiap item lembar observasi yang Tahap Kategori
Hasil Belajar (%)
dilakukan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya Awal 52,78 Kurang
peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPA 1 pada
SMAN 1 Manggelewa. Hasil belajar siswa pada Siklus I 70,83 Baik
proses siklus I diperoleh cukup signifikan jika Siklus II 90,28 Baik sekali
dibandingkan dengan proses pembelajaran awal
(tanpa perlakuan) yaitu dari 48,57% menjadi Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa kelas X
74,29%. Setelah dilakukan refleksi lagi kemudian IPA 1 pada mata pelajaran kimia ditampilkan dalam
peneliti melakukan siklus II untuk mengetahui grafik. sebagai berikut:
apakah terjadi perbedaan yang signifikan atau
tidak dan setelah data dianalisis ternyata terdapat
perbedaan yang signifikan sebesar 94,29%. Hal ini
menunjukkan bahawa proses pembelajaran
dengan menggunaan metode Low-Skill Friends
dapat meninggkatkan aktifitas dan hasil belajar
siswa. Persentase peningkatan hasil belajar siswa
diperoleh sebesar 45,72%.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 471
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 3, Nomor 2, Mei 2020 (465-472)
Skill Friends perlu di laksanakan guna dapat di
terapkan di sekolah oleh semua guru mata pelajaran.

DAFTAR RUJUKAN
Achmadi, Hainur Rasid, 1996, Telaah Kurikulum Fisika
SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan LKS),
Surabaya Universiy Press.

Arikunto, S. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Pedoman pembelajaran tuntas.


Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan pertama

Gambar 2. Grafik Perbandingan peningkatan Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Pedoman


aktivitas belajar siswa antar siklus Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah
Dapat diisimpulkan bahwa penerapan metode Menengah Atas, Jakarta, Departemen Pendidian
pembelajaran Low-Skill Friends dapat meningkatkan Nasional, Direktorat Pendidikan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA 1 pada Menengah Umum,
SMAN 1 Manggelewa
Marrison, J. S. 2006. Attribute of STEM Education
IV. KESIMPULAN DAN SARAN (Online) (http:// www.psea.org. diakses tanggal
12 November 2013.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang Sandri Justiana dan Muchtaridi, 2009, Kimia 1, SMA
dilakukan di kelas X IPA 1 dengan menerapan metode Kelas X, Yudhistira, Anggota Ikapi.
Low-Skill Friends dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia kelas X Subagia, I W. 2003b. Model Siklus Belajar Berdasarkan
IPA 1 SMAN 1 Manggelewa tahun pelajaran Konsep “Tripramana. Orasi Ilmiah. Disampaikan
2017/2018. Pada awal proses pembelajaran tanpa dalam rangka Dies Natalis ke-3 IKIP Negeri
diberi perlakuan diperoleh hasil aktivitas belajar Singaraja.
siswa sebesar 52,78%, siklus I diperoleh sebesar
70,83%, siklus II sebesar 90,28% dan peningkatan Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
aktifitas belajar siswa sebesar 37,50%. Sedangkan Jakarta: Rajagrafindo Persada.
dari analisis hasil belajar siswa tanpa menerapkan
metode Low-Skill Friends diperoleh hasil sebesar Suryabrata, S. 2009. Metodologi Penelitian,
48,57%. Setelah direfleksi diperoleh hasil siklus I Jakarta: Rajagrafindo Persada.
sebesar 74,29%, silus II sebesar 94,29% dan
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 45,72%. Dari Syarifah Rahmiza, Adlim. Mursal, 2008.
hasil analisis data tersebut di atas baik ativitas dan Pengembangan LKS STEM (Science, Technology,
hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Low- Enginee and Mathematic) Dalam Meningkatkan
Skill Friends meningkat sangat signifikan. Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa SMA Negeri 1
Beutang Pada Materi Induksi Elektromagnetik,
Saran Aceh, Jurnal Penelitian.
Adapun saran yang dapat disampaikan
berdasarkan hasil penelitian tindakan ini, yaitu: (1) Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep,
guru kimia dalam melaksanakan proses pembelajaran Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum
dapat menerapkan metode Low-Skill Friends dapat Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, (2) Aksara
Diharapkan kepada guru-guru mata pelajaran lain
juga dapat menerapkan metode ini sehingga dapat _________, 2002, Panduan Belajar Kelas 12 SMA IPA,
meningkatkan aktivitas da hasil belajar siswa, (3) bagi Kimia Biologi, Primagama..
kepala sekolah, sosialisasi penggunaan metode Low-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 472

You might also like