You are on page 1of 10

Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No.

2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU


MATERI SAD RIPU MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN PUCANG 1 SIDOARJO

Desak Ketut Karini


SDN Pucang 1 Sidoarjo
e-mail: desakkarini@gmail.com

Abstract

The purpose of this study is to determine the effectiveness of the application of the Problem
Based Learning model and the improvement of learning outcomes of Hindu Religious
Education with Sad Ripu material through the Problem Based Learning model for the sixth
grade students of Pucang 1 Elementary School. This research uses Classroom Action
Research (CAR). The research subjects were 15 grade students. Data collection techniques
using test and non-test techniques. Data collection was analyzed using quantitative and
qualitative techniques. The results showed that student learning outcomes in the pre-cycle
obtained a percentage of 33%, increased in cycle I by 73%, and increased in cycle II by 93%.
Based on these results, it can be concluded that the application of the Problem Based
Learning model is proven to improve learning outcomes of Hindu Religious Education with
Sad Ripu material in grade VI Pucang 1 Elementary School.
Keywords: Learning Outcomes, Hindu Religious Education, Problem Based Learning Model

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penerapan model Problem Based
Learning dan peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu materi Sad Ripu melalui
model Problem Based Learning pada siswa kelas VI SDN Pucang 1. Penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian yaitu siswa kelas
VI dengan jumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes.
Pengumpulan data dianalisis dengan teknik kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus memperoleh persentase sebesar 33%,
meningkat pada siklus I sebesar 73%, dan meningkat pada siklus II sebesar 93%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu materi Sad Ripu pada siswa kelas
VI SDN Pucang 1.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Hindu, Model Problem Based Learning

I. PENDAHULUAN berfungsi membentuk manusia Indonesia


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan
Pendidikan Keagamaan pasal 2 ayat 1 mampu menjaga kedamaian dan kerukunan
disebutkan bahwa Pendidikan Agama hubungan inter dan antarumat beragama.

49
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

Lebih lanjut pasal 2 ayat 2 disebutkan materi pembelajaran, memahami siswa


bahwa Pendidikan Agama bertujuan untuk belajar, menguasai pembelajaran yang
berkembangnya kemampuan peserta didik mampu mencerdaskan siswa, dan
dalam memahami, menghayati, dan mempunyai kepribadian yang dinamis dalam
mengamalkan nilai-nilai Agama yang membuat keputusan perencanaan dan
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pelaksanaan pembelajaran.
pengetahuan, teknologi dan seni Menurut Anitah, dkk (2014)
(Kemendikbud, 2016). menjelaskan bahwa belajar untuk
Pendidikan agama Hindu merupakan mengetahui (learning to know) maksudnya
salah satu bidang studi yang harus dipelajari belajar dapat mengantarkan siswa untuk
sebagai persyaratan dalam menyelesaikan mengetahui dan memahami substansi materi
pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang dipelajarinya, belajar untuk berbuat
yang didesain dan diberikan kepada siswa (learning to do) maksudnya belajar adalah
yang beragama Hindu dengan tujuan
adanya proses melakukan atau proses
mengembangkan keberagamaan mereka
berbuat, belajar untuk hidup bersama
(Sudiani, dkk, 2019). Tujuan pendidikan
(learning to live together) maksudnya dalam
agama Hindu, yaitu untuk
belajar siswa memiliki kemampuan untuk
menumbuhkembangkan dan meningkatkan
kualitas manusia dalam hal sradha (iman) hidup bersama atau mampu hidup dalam
dan bhakti (ketakwaan) siswa ke hadapan kelompok, belajar untuk menjadi (learning
Tuhan melalui pelatihan, penghayatan, dan to be) maksudnya belajar adalah
pengamalan ajaran agama Hindu sehingga mengantarkan siswa menjadi individu yang
menjadi insan Hindu yang dharmika dan utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat,
mampu mewujudkan cita-cita luhur dan kemampuannya.
moksartham jagadhita (Sudiani, dkk, 2019). Dengan kata lain, siswa diberikan
Dalam usaha pencapaian tujuan kesempatan untuk mencoba sendiri mencari
pendidikan agama Hindu di atas, perlu jawaban suatu masalah, bekerja sama
diciptakan adanya sistem lingkungan dengan temannya sekelas, atau membuat
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses sesuatu, akan jauh lebih menantang dan
belajar dan pembelajaran dikatakan efektif mengarahkan perhatian siswa daripada
apabila seluruh siswa terlibat secara aktif apabila siswa hanya harus mencerna saja
baik mental, fisik, maupun sosial. Oleh informasi yang diberikan secara searah.
karena itu, guru dikatakan sebagai Untuk itu, perlu diciptakan sistem
penggerak perjalanan belajar dan fasilitator lingkungan pembelajaran yang
belajar siswa yang diharapkan mampu memungkinkan terjadinya proses belajar
memantau tingkat kesukaran yang dialami yang mementingkan peran aktif siswa dalam
siswa. Dalam mendukung usaha yang proses belajar mengajar. Untuk mencapai
mampu menumbuhkan sradha (iman) dan indikator tersebut, guru harus mampu
bhakti (ketakwaan) siswa dalam memilih model pembelajaran yang sesuai
mengamalkan ajaran agama Hindu sehingga dengan materi pelajaran dan mampu
menjadi insan Hindu yang dharmika, menyajikan model pembelajaran yang lebih
diperlukan guru yang profesional dan menarik pada pembelajaran agama Hindu
kompeten. Guru yang profesional dan sehingga siswa mampu mengembangkan
kompeten adalah guru yang menguasai nilai-nilai agama Hindu dalam kehidupan

50
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

sehari-hari dan secara tidak langsung hasil Learning sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dapat meningkat. belajar pendidikan agama Hindu materi sad
Berdasarkan hasil pretest terhadap hasil ripu pada siswa kelas VI SDN Pucang 1
belajar pendidikan agama Hindu materi sad Sidoarjo. Menurut Hosnan (2014) Problem
ripu pada siswa kelas VI SDN Pucang 1 Based Learning adalah “Pembelajaran yang
Sidoarjo menunjukkan bahwa tingkat menggunakan masalah nyata (autentik) yang
ketuntasan belajar siswa masih di bawah tidak terstuktur (ill-structured) dan bersifat
KKM. Hal ini ditunjukkan dari 15 siswa terbuka sebagai konteks bagi siswa untuk
hanya 5 atau 33% siswa yang mendapatkan mengembangkan keterampilan
nilai di atas KKM yang ditetapkan sekolah menyelesaikan masalah dan berpikir kritis
yaitu 75, sedangkan sisanya 10 atau 67% serta membangun pengetahuan baru”.
siswa nilainya masih dibawah KKM. Hasil Dengan menyelesaikan masalah tersebut,
belajar aspek pengetahuan rata-rata sebesar siswa memperoleh atau membangun
63 atau kategori Kurang, aspek keterampilan pengetahuan tertentu dan sekaligus
rata-rata sebesar 63 atau kategori Kurang, mengembangkan kemampuan berpikir kritis
serta aspek sikap rata-rata sebesar 2 atau dan keterampilan menyelasaikan masalah.
kategori Cukup. Jumlah tersebut masih Pemilihan model Problem Based
sangat jauh dari target yang seharusnya Learning sebagai alternatif pemecahan
dicapai yaitu sebesar 85% secara klasikal. masalah penelitian ini dikarenakan memiliki
Penyebab nilai ketuntasan belajar siswa beberapa kelebihan. Hal ini sesuai pendapat
masih di bawah KKM dapat diidentifikasi Kurniasih dan Sani (2015) mengemukakan
bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan beberapa kelebihan dari model Problem
dan sering lupa dalam memahami materi sad Based Learning antara lain: 1)
ripu. Selain itu siswa belum mampu Mengembangkan pemikiran kritis dan
memecahkan masalah akibat perilaku Sad keterampilan kreatif siswa; 2) Dapat
Ripu dan upaya mengendalikan diri dari meningkatkan kemampuan memecahkan
perilaku Sad Ripu. Begitu juga sebagian masalah para siswa dengan sendirinya; 3)
sikap siswa terlihat masih ada yang kurang Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar;
tanggung jawab dan disiplin dalam 4) Membantu siswa belajar untuk
menyelesaikan tugas. Hal ini disebabkan mentransfer pengetahuan dengan situasi
karena guru berfungsi sebagai sumber yang serba baru; 5) Dapat mendorong siswa
belajar utama yang menyajikan pengetahuan mempunyai inisiatif untuk belajar secara
kepada siswa kemudian siswa hanya mandiri; 6) Mendorong kreativitas siswa
memperhatikan penjelasan dan contoh yang dalam pengungkapan penyelidikan masalah
diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung yang telah ia lakukan; 7) Dengan model
dalam pemecahan masalah dan pembelajaran ini akan terjadi pembelajaran
pengonstruksian pengetahuannya sendiri. yang bermakna; 8) Model ini siswa
Kegiatan pembelajaran masih kurang mengintegrasikan kemampuan dan
mengembangkan proses interaksi antara keterampilan secara stimultan dan
siswa dengan siswa, antara siswa dengan mengaplikasikannya dalam konteks yang
guru, dan antara siswa dengan lingkungan relevan; 9) Dapat meningkatkan kemampuan
belajar. berfikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa
Berdasarkan permasalahan di atas, dalam bekerja, motivasi internal dalam
penulis menerapkan model Problem Based belajar, dan dapat mengembangkan

51
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

hubungan interpersonal dalam bekerja Penelitian ini dilakukan sebanyak dua


kelompok. siklus. Adapun model PTK yang
Melihat dari beberapa kelebihan dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart
penerapan model Problem Based Learning (Arikunto, 2010), menggambarkan adanya
di atas, maka sangat tepat jika model empat langkah dan pengulangnya, meliputi
Problem Based Learning dijadikan sebagai perencanaan, pelaksanaan tindakan,
model pembelajaran pada mata pelajaran pengamatan, dan refleksi.
pendidikan agama Hindu materi sad ripu Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
pada kelas VI SD. Berdasarkan latar VI SDN Pucang 1 Sidoarjo dengan jumlah
belakang tersebut peneliti tertarik untuk 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki
melakukan penelitian dengan judul dan 5 siswa perempuan. Lokasi penelitian
“Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan berada di SDN Pucang 1 tepatnya berada di
Agama Hindu Materi Sad Ripu Melalui Jl. Jalan A. Yani No. 02 Kelurahan Pucang
Model Problem Based Learning Pada Siswa Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo
Kelas VI SDN Pucang 1 Sidoarjo”. Kode Pos 61219. Waktu penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dilaksanakan pada semester I bulan Oktober
tujuan penelitian ini yaitu 1) Mengetahui sampai dengan Desember.
efektivitas penerapan model Problem Based Teknik pengumpulan data pada
Learning terhadap peningkatan hasil belajar penelitian ini menggunakan teknik tes dan
pendidikan agama Hindu materi sad ripu teknik nontes. Teknik tes dalam bentuk tes
pada siswa kelas VI SDN Pucang 1 tulis berkaitan dengan mata pelajaran
Sidoarjo; 2) Mengetahui peningkatan hasil pendidikan agama Hindu materi sad ripu.
belajar pendidikan agama Hindu materi sad Teknik tes digunakan untuk mengetahui
ripu melalui model Problem Based Learning peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan
pada siswa kelas VI SDN Pucang 1 teknik nontes dalam bentuk observasi,
Sidoarjo. dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik
tes digunakan untuk mengetahui sikap siswa
II. METODE PENELITIAN dan aktivitas guru dalam proses
Metode penelitian ini menggunakan pembelajaran agama Hindu materi sad ripu.
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik analisis data dilakukan secara
Menurut Wardani dan Wihardit (2016), kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
penelitian tindakan kelas adalah penelitian diperoleh dari analisis nilai tes hasil belajar
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya pendidikan agama Hindu materi sad ripu
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan melalui model Problem Based Learning
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru pada siswa kelas VI SDN Pucang 1
sehingga hasil belajar siswa menjadi Sidoarjo. Rumus-rumus yang digunakan
meningkat. Metode PTK dipilih oleh penulis untuk mengolah data kuantitatif dapat
dikarenakan adanya permasalahan hasil dijelaskan sebagai berikut.
belajar pendidikan agama Hindu materi sad
ripu pada siswa kelas VI SDN Pucang 1 1. Menentukan nilai akhir hasil belajar
Sidoarjo masih di bawah KKM. Oleh karena siswa.
itu, dipilih alternatif tindakan digunakan X
untuk memecahkan masalah tersebut melalui NA =
M
model Problem Based Learning.

52
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

Keterangan: Problem Based Learning mengalami


NA = Nilai Akhir ketuntasan belajar minimal mendapat nilai
∑X = Jumlah keseluruhan skor yang 75 atau mencapai 75% secara individual dan
diperoleh
mencapai 85% secara klasikal.
M = Jumlah keseluruhan skor
maksimal (Djamarah, 2015) Data kuantitatif diperoleh dari analisis
2. Menentukan rata-rata kelas. hasil observasi, catatan lapangan, dan
dokumentasi. Analisis data kualitatif dalam
 Na
Nr = penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap
Sn
menurut Miles dan Huberman (dalam
Keterangan: Sugiyono, 2013) yaitu reduksi data (data
Nr = Nilai rata-rata reduction), penyajian data (data display),
∑Na = Jumlah nilai akhir semua siswa
serta penarikan kesimpulan/verifikasi
Sn = Jumlah siswa (Djamarah, 2015)
3. Menentukan persentase ketuntasan (conclusion drawing/verification). Berikut
belajar siswa. ini bagan teknik analisis data model Miles
dan Hubberman.
F
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
dalam persen
F = Jumlah siswa yang tuntas
belajar
N = Jumlah seluruh siswa
(Djamarah, 2015) Gambar 2.1. Komponen Dalam Analisis
Data (Sugiyono, 2013)
Berdasarkan penghitungan melalui
teknik kualitatif di atas, hasil penghitungan
Keempat komponen tersebut saling
tes hasil belajar seluruh siswa dikategorikan
interaktif yaitu saling mempengeruhi dan
dengan pedoman penskoran dan ketuntasan
terkait. Pertama-tama peneliti melakukan
belajar yang sudah ditetapkan, sebagai
penelitian di lapangan dengan mengadakan
berikut.
Tabel 2.1. Kategori dan Kriteria Ketuntasan observasi, catatan lapangan, dan
Belajar dokumentasi yang disebut tahap
Rentang Ketuntasan pengumpulan data. Karena data yang
Kriteria dilakukan banyak maka dilakukan reduksi
Nilai Belajar
A=Sangat Baik 92 - 100 data. Setelah direduksi kemudian diadakan
B=Baik 83 - 91 Tuntas sajian data, selain itu pengumpulan data juga
C=Cukup 75 - 82 digunakan untuk penyajian data. Apabila
D=Kurang 0 - 75 Belum
ketiga hal tersebut sudah dilakukan, maka
Tuntas
diambil suatu kesimpulan atau verifikasi.
Indikator keberhasilan terhadap hasil Untuk menarik kesimpulan, data yang telah
belajar siswa kelas VI SDN Pucang 1 dikelompokkan disajikan dalam bentuk
Sidoarjo pada mata pelajaran pendidikan kalimat, yang difokuskan pada sikap siswa
agama Hindu materi sad ripu melalui model dan aktivitas guru.

53
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

III. HASIL DAN DISKUSI guru, dan antara siswa dengan lingkungan
Sebelum diterapkan model Problem belajar.
Based Learning menunjukkan bahwa hasil Setelah diterapkan model Problem
belajar pendidikan agama Hindu materi sad Based Learning pada siklus I menunjukkan
ripu pada siswa kelas VI SDN Pucang 1 bahwa hasil belajar pendidikan agama
Sidoarjo pada pra siklus masih belum Hindu materi sad ripu pada siswa kelas VI
mencapai ketuntasan yang dikehendaki. SDN Pucang 1 Sidoarjo mengalami
Hasil belajar aspek pengetahuan sebesar 63 peningkatan. Hasil belajar aspek
atau kategori Kurang, hasil belajar aspek pengetahuan pada pra siklus rata-rata
keterampilan sebesar 63 atau kategori sebesar 63 atau kategori Kurang meningkat
pada siklus I rata-rata sebesar 83 atau
Kurang, hasil belajar aspek sikap pada pra
kategori Baik. Hasil belajar aspek
siklus sebesar 2 atau kategori Cukup.
keterampilan pada pra siklus rata-rata
Presentase ketuntasan belajar siswa dari 15
sebesar 63 atau kategori Kurang meningkat
siswa terdapat 33% atau ada 5 siswa yang
pada siklus I rata-rata sebesar 83 atau
sudah tuntas belajar secara klasikal,
kategori Baik. Hasil belajar aspek sikap
sedangkan siswa yang belum tuntas
pada pra siklus rata-rata sebesar 2 atau
sebanyak 10 siswa atau 67%. Hasil tersebut kategori Cukup meningkat pada siklus I
menunjukkan bahwa pada prasiklus secara rata-rata sebesar 3 atau kategori Baik.
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena Secara klasikal presentase ketuntasan hasil
siswa yang memperoleh nilai  75 hanya belajar siswa pada prasiklus sebesar 33%
sebesar 33% lebih kecil dari persentase meningkat pada siklus I sebesar 73%.
ketuntasan yang dikehendaki. Terbukti ada peningkatan ketuntasan hasil
Penyebab nilai ketuntasan belajar siswa belajar siswa sebesar 40%. Hasil belajar
masih di bawah KKM dapat diidentifikasi pendidikan agama Hindu materi sad ripu
bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan melalui model Problem Based Learning
dan sering lupa dalam memahami pada siswa kelas VI SDN Pucang 1 Sidoarjo
pendidikan agama Hindu materi sad ripu. mengalami peningkatan, namun hanya
Selain itu siswa belum mampu memecahkan mencapai 73% dan belum mencapai
masalah akibat perilaku Sad Ripu dan upaya ketuntasan belajar yang dikehendaki sebesar
mengendalikan diri dari perilaku Sad Ripu. 85% secara klasikal. Peningkatan hasil
Begitu juga sebagian sikap siswa terlihat belajar siswa antara pra siklus dan siklus I
masih ada yang kurang tanggung jawab dan dapat dilihat pada gambar berikut.
disiplin dalam menyelesaikan tugas. Hal ini
100
disebabkan karena guru berfungsi sebagai 90
sumber belajar utama yang menyajikan 80
70
pengetahuan kepada siswa kemudian siswa 60 Tuntas
hanya memperhatikan penjelasan dan contoh 50
40 Tidak
yang diberikan oleh guru tanpa terlibat 30 Tuntas
20
langsung dalam pemecahan masalah dan 10
pengonstruksian pengetahuannya sendiri. 0
Pra Siklus Siklus I
Kegiatan pembelajaran masih kurang
mengembangkan proses interaksi antara Gambar 4.1. Peningkatan Hasil Belajar
siswa dengan siswa, antara siswa dengan Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I

54
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

Belum tercapainya ketuntasan belajar Sangat Baik. Hasil belajar aspek sikap pada
siswa secara klasikal pada siklus I pra siklus rata-rata sebesar 2 atau kategori
disebabkan belum maksimalnya proses Cukup, siklus I rata-rata sebesar 3 atau
pembelajaran pendidikan agama Hindu kategori Baik, dan siklus II rata-rata sebesar
materi sad ripu melalui model Problem 4 atau kategori Sangat Baik. Secara klasikal
Based Learning yang diterapkan guru presentase ketuntasan pada prasiklus sebesar
dengan presentase sebesar 70% termasuk 33%, siklus I sebesar 73%, dan siklus II
kategori Cukup. Hasil pengamatan sebesar 93%. Terbukti ada peningkatan
menunjukkan guru masih kurang aktif ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 60%.
membimbing penyelidikan, Hasil belajar pendidikan agama Hindu
mengembangkan dan menyajikan hasil materi sad ripu melalui model Problem
laporan, menganalisis dan mengevaluasi Based Learning pada siswa kelas VI SDN
proses pemecahan masalah. Hal ini Pucang 1 Sidoarjo mengalami peningkatan
mengakibatkan siswa kebingungan dalam secara signifikan sebesar 93% dan sudah
menyelesaikan tugas dan masih ada melebihi ketuntasan belajar yang
sebagian siswa yang kurang disiplin dan dikehendaki sebesar 85% secara klasikal.
tanggung jawab terbukti ada beberapa siswa Peningkatan hasil belajar siswa antara pra
yang bermain dan bergurau pada saat siklus sampai dengan siklus II dapat dilihat
melakukan pengamatan bersama kelompok. pada gambar berikut.
Hal ini juga berdampak masih ada 4 siswa
100
mendapatkan nilai hasil belajar di bawah 90
KKM. Hal ini dikarenakan siswa belum 80
70
mampu menyebutkan bagian-bagian 60 Tuntas
perilaku Sad Ripu beserta artinya, 50
40 Tidak
menjelaskan akibat perilaku Sad Ripu, dan 30 Tuntas
20
upaya mengendalikan diri dari perilaku Sad 10
Ripu. 0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Setelah melakukan perbaikan
pembelajaran pendidikan agama Hindu Gambar 4.2. Peningkatan Hasil Belajar
materi sad ripu melalui model Problem Siswa Pada Pra Siklus Sampai Siklus II
Based Learning pada siklus II dan
melaksanakan hasil rekomendasi siklus I Sudah tercapainya ketuntasan belajar
dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa siswa secara klasikal pada siklus II
kelas VI SDN Pucang 1 Sidoarjo mengalami disebabkan guru sudah maksimal dalam
peningkatan yang signifikan. Hasil belajar menerapkan proses pembelajaran
aspek pengetahuan pada pra siklus rata-rata pendidikan agama Hindu materi sad ripu
sebesar 63 atau kategori Kurang, siklus I melalui model Problem Based Learning
rata-rata sebesar 83 atau kategori Baik, dan dengan presentase sebesar 95% dan
siklus II rata-rata sebesar 92 atau kategori termasuk kategori Sangat Baik. Hal ini
Sangat Baik. Hasil belajar aspek dikarenakan pada siklus II guru sudah
keterampilan pada pra siklus rata-rata melaksanakan hasil refleksi siklus I. Pada
sebesar 63 atau kategori Kurang, siklus I siklus II guru sudah lebih aktif membimbing
rata-rata sebesar 83 atau kategori Baik, dan penyelidikan, mengembangkan dan
siklus II rata-rata sebesar 92 atau kategori menyajikan hasil laporan, menganalisis dan

55
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

mengevaluasi proses pemecahan masalah. siswa dengan sendirinya, meningkatkan


Hal ini terbukti siswa sudah melakukan motivasi siswa dalam belajar, mendorong
pengamatan dan menyelesaikan laporan siswa mempunyai inisiatif untuk belajar
pengamatan perkembangbiakan tumbuhan secara mandiri, mendorong kreativitas siswa
vegetatif dengan tanggung jawab dan dalam pengungkapan penyelidikan masalah
disiplin sehingga tidak ada lagi siswa yang yang telah ia lakukan, mengintegrasikan
kebingungan, bermain, dan bergurau pada kemampuan dan keterampilan siswa secara
saat melakukan pengamatan bersama stimultan dan mengaplikasikannya dalam
kelompok. Hal ini juga berdampak sebanyak konteks yang relevan.
14 siswa mendapatkan nilai hasil belajar di Hal ini menunjukkan kesesuaian hasil
atas KKM. Hal ini dikarenakan siswa sudah penelitian yang dilakukan oleh Diatmika
mampu menyebutkan contoh-contoh (2014) menunjukkan bahwa implementasi
perilaku Sad Ripu, menjelaskan akibat strategi pembelajaran berbasis masalah
perilaku Sad Ripu, dan upaya dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
mengendalikan diri dari perilaku Sad Ripu. hasil belajar Pendidikan Agama Hindu
Dengan demikian penerapan model siswa. Hal ini disebabkan karena
Problem Based Learning terbukti efektif dan pembelajaran yang menggunakan
dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan implementasi strategi pembelajaran berbasis
agama Hindu materi sad ripu pada siswa masalah akan memberikan kesempatan
kelas VI SDN Pucang 1 Sidoarjo yang kepada siswa untuk menghubungkan materi
dibuktikan dari ketuntasan belajar dan nilai yang dipelajari dan penerapannya dalam
rata-rata hasil belajar siswa yang semakin kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak
meningkat dan melebihi ketuntasan yang hanya menghafal materi yang diberikan,
dikehendaki. Hal tersebut sesuai dengan melainkan siswa juga dapat menerapkannya
pendapat Akinoglu dan Tandogan (dalam dalam kehidupan mereka. Penelitian lain
Ariyana, dkk, 2019) menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh Astiti (2019)
dengan menerapkan model Problem Based menunjukkan bahwa penerapan metode
Learning dapat memungkinkan siswa problem based learning dalam proses
mempelajari peristiwa secara multidimensi pembelajaran Agama Hindu dan Budi
dan mendalam, mengembangkan Pekerti akan membuat pembelajaran
keterampilan pemecahan masalah, menjadi lebih bermakna bagi siswa dan
mendorong siswa mempelajari materi dan memiliki orientasi dalam mengingat
konsep baru ketika memecahkan masalah, pengetahuan jangka panjang. Hal tersebut
mengembangkan kemampuan sosial dan dapat terjadi karena dalam proses
keterampilan berkomunikasi yang pembeajaran, materi yang disampaikan
memungkinkan mereka belajar dan bekerja dikaitkan dengan masalah-masalah yang
dalam tim, mengembangkan keterampilan ada dalam kehidupan nyata siswa. Siswa
berpikir kritis, dan memotivasi diposisikan dalam suatu kelompok
pembelajaran. Sependapat dengan Kurniasih kooperatif untuk bersama-sama saling
dan Sani (2015:49) bahwa penerapan model memberikan masukan dan motivasi
Problem Based Learning dapat terhadap sebuah permasalahn guna
mengembangkan pemikiran kritis dan menggali informasi yang relecan terhadap
keterampilan kreatif siswa, meningkatkan permasalahan yang dihadapi dengan
kemampuan memecahkan masalah para adanya kerjasama maka pembelajaran

56
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

akan menjadi menyenangkan dan tidak 83 atau kategori Baik, dan siklus II
kaku sehingga tujuan bersama dalam sebesar 92 atau kategori Sangat Baik.
kelompok untuk memajukan hasil belajar Hasil belajar aspek keterampilan pada
tiap anggota kelompok dapat terwujud, pra siklus sebesar 63 atau kategori
dengan demikian maka proses pembelajaran Kurang, siklus I sebesar 83 atau
menjadi efektif. kategori Baik, dan siklus II sebesar 92
Berdasarkan hasil dan diskusi di atas, atau kategori Sangat Baik. Hasil belajar
menunjukkan bahwa dengan menerapkan aspek sikap pada pra siklus sebesar 2
model Problem Based Learning terbukti atau kategori Cukup, siklus I sebesar 3
dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan atau kategori Baik, dan siklus II sebesar
agama Hindu materi sad ripu pada siswa 4 atau kategori Sangat Baik.
kelas VI SDN Pucang 1 Sidoarjo. Dari hasil
penelitian tersebut, penelitian ini sudah V. DAFTAR PUSTAKA
dapat dikatakan berhasil, hal ini dikarenakan Anitah, W.S., Julaeha, S., & Wardani,
hasil evaluasi pendidikan agama Hindu I.G.A.K. 2014. Strategi Pembelajaran
materi sad ripu yang diberikan kepada di SD-Cet.21;Ed.1. Tangerang
seluruh siswa pada tiap siklus menunjukkan Selatan: Universitas Terbuka.
adanya peningkatan yang sangat signifikan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
dan sudah melebihi ketuntasan yang Penelitian Suatu Penelitian
dikehendaki. Pendekatan Praktek-Cet.14. Jakarta:
Rineka Cipta.
IV. KESIMPULAN Ariyana, Yoki, dkk. 2019. Buku Pegangan
Berdasarkan hasil dan diskusi di atas, Pembelajaran Berorientasi pada
dapat disimpulkan sebagai berikut: Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
1. Penerapan model Problem Based Jakarta: Dirjen GTK, Kemendikbud.
Learning terbukti efektif diterapkan Astiti, Ni Made A. 2019. Penerapan Metode
pada pembelajaran pendidikan agama Problem Based Learning dalam
Hindu materi sad ripu pada siswa kelas Menciptakan Suasana PAKEM untuk
VI SDN Pucang 1 Sidoarjo. Hal ini Meningkatkan Prestasi Belajar
terlihat dari ketuntasan belajar siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi
pada pra siklus memperoleh persentase Pekerti. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama,
sebesar 33%, meningkat pada siklus I Vol. 2, No. 1, Januari 2019, pp. 27-40.
sebesar 73%, dan meningkat pada siklus Diatmika, K.E.W, Sumantri, Md., & Renda,
II sebesar 93%. Terbukti ada N.T. 2014. Implementasi Strategi
peningkatan ketuntasan belajar siswa Pembelajaran Berbasis Masalah
sebesar 60%. Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
2. Penerapan model Problem Based Hasil Belajar Pendidikan Agama
Learning terbukti dapat meningkatkan Hindu Siswa Kelas IV SD No. 2
hasil belajar pendidikan agama Hindu Jinangdalem. e-Journal Mimbar
materi sad ripu pada siswa kelas VI PGSD Universitas Pendidikan
SDN Pucang 1 Sidoarjo. Hal ini terlihat Ganesha, Vol. 2, No. 1, Maret 2014.
dari nilai rata-rata hasil belajar aspek Djamarah, B. Saeful. 2010. Guru dan Anak
pengetahuan pada pra siklus sebesar 63 Didik dalam Interaksi Edukatif-Cet.3.
atau kategori Kurang, siklus I sebesar Jakarta: Rineka Cipta.

57
Journal of Indonesian Education, Vol. 3 No. 2 Desember 2020
P-ISSN: 2655-3104
E-ISSN: 2655-2639

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Sudiani, N.N., Suhardi, U., & Raharjo, S.H.
Kontekstual dalam Pembelajaran 2019. Pendidikan Agama Hindu-
Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Cet.1;Ed.2. Tangerang Selatan:
Kurikulum 2013-Cet.1. Bogor: Ghalia Universitas Terbuka.
Indonesia.
Kemendikbud. 2016. Model Silabus Mata Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pelajaran Pendidikan Agama Hindu Pendidikan-Cet.19. Bandung:
dan Budi Pekerti. Jakarta: Dirjen Alfabeta.
GTK, Kemendikbud.
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2015. Wardani, I.G.A.K & Wihardit, K. 2016.
Implementasi Kurikulum 2013: Penelitian Tindakan Kelas-
Konsep dan Penerapan-Cet.3. Cet.23;Ed.1. Tangerang Selatan:
Surabaya: Kata Pena. Universitas Terbuka.

58

You might also like