You are on page 1of 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN

MATEMATIKAMELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE


(QSH) PADA SISWA KELAS VIII.1 SMP N 1 SASAK RANAH PASISIE
Yeni Fitria
SMPN 1 Sasak Ranah Pasisie
Email: yenifitria01@gmail.com
ABSTRACT
Based on the results of student learning X.1SMP Class N 1 Sasak Sphere Pasisie in subjects
Matematikaditemukan that results for students in the subjects of Mathematics is still very low. The average student
learning outcomes are still under KKM. The purpose of this study is to describe and obtain information about the
efforts to improve student learning outcomes in mathematics Calculating circumference and area of a circle through
Learning Model Question Student Have (QSH) in the Class VIII.1 SMP N 1 Sasak Sphere Pasisie West Pasaman.
This research is a class act. The procedure in this research include planning, action, observation and
reflection. The study consisted of two cycles of the four meetings. Subject of the study consisted of 22 students
Grades VIII.1 SMP N 1 Sasak Sphere Pasisie. Data were collected by using observation sheet and daily tests. Data
were analyzed using percentages.
Based on the results of research and discussion that has been raised, it can be concluded that the learning
model Question Student Have (QSH) can improve student learning outcomes in mathematics Calculating
circumference and area of a circle in SMP N 1 Sasak Sphere Pasisie. Learning outcomes of students from the first
cycle to the second cycle. The results of students in the first cycle was 52.45 (Enough) increased to 85.23 (Good)
with an increase of 32.77%.

Keywords: Learning Outcomes, Mathematics, Student Question Have Learning model


(QSH)

ABSTRAK
Berdasarkan hasil belajar siswa Kelas X.1SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie dalam mata pelajaran
Matematikaditemukan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika masih sangat rendah. Rata-rata
hasil belajar siswa masih berada di bawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
mendapatkan informasi tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika
Menghitung keliling dan luas lingkaran melalui Model Pembelajaran Question Student Have (QSH) di Kelas VIII.1
SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan empat kali pertemuan.
Subjek penelitian terdiri dari 22 orang peserta didik Kelas VIII.1 SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie. Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan ulangan harian. Data dianalisis dengan menggunakan
persentase.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa
Model pembelajaran Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Matematika Menghitung keliling dan luas lingkaran di SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie . Hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 52.45(Cukup) meningkat menjadi 85.23 (Baik) dengan
peningkatan sebesar 32.77%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika, Model pembelajaran Question Student Have
(QSH)

165
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 155
Vol. 02 No.1 Th. 2017 1551
Vol. 02 No.1 Th. 2017
PENDAHULUAN Matematikasekaligus dapat meningkatkan
Menurut Undang-Undang Republik hasil belajar dari peserta didik sendiri.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Tujuan pendidikan tersebut adalah
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) untuk meningkatkan kualitas sumber daya
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha manusia yang berdaya saing dalam
sadar dan terencana untuk mewujudkan percaturan global dewasa ini. Pemerintah
suasana belajar dan proses pembelajaran telah berusaha untuk meningkatkan mutu
agar peserta didik secara aktif pendidikan dengan berupaya kearah
mengembangkan potensi dirinya untuk penyempurnaan kurikulum pendidikan KBK
memiliki kekuatan spiritual kePasaman tahun 2004 menjadi KTSP tahun 2006
Barataan, pengendalian diri, kepribadian, (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dikeluarkan oleh Depdiknas, secara prinsip
dan negara. memaksimalkan kompetensi dasar siswa
Tujuan pendidikan sendiri Menurut yang telah digariskan sesuai dengan
UU No 20 tahun 2003, tujuan pendidikan kebutuhan dan lingkungan siswa. Ciri utama
Indonesia adalah : Untuk mengembangkan KTSP adalah kontekstual dan berwawasan
potensi peserta didik agar menjadi manusia lingkungan. Artinya sumber belajar, bahan
yang beriman bertakwa kepada tuhan YME, pelajaran, dan hasil belajar berorientasi
berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kepada lingkungan masing-masing siswa
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara (Depdiknas 2006).
yang demokratis serta bertanggung jawab Menurut komariah (2011:1)
kepada bangsa dan negara. pendidikan dipercaya sebagai alat strategis
Untuk mencerdasan kehidupan bangsa meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui
dan negara diperlukan pendidikan, dimana pendidikan manusia menjadi cerdas,
dalam pendidikan harus melibatkan unsur memiliki skill, sikap hidup yang baik
diantaranya adalah pemerintah, orang tua, sehingga dapat bergaul dengan baik pula di
dan masyarakat termasuk guru yang secara masyarakat dan dapat menolong dirinya
langsung terlibat di dalam proses sendiri, keluarga dan masyarakat.
pembelajaran agar hasil belajar yang dicapai Pendidikan menjadi investasi yang memberi
peserta didik sesuai dengan yang diharapkan keuntungan sosial dan pribadi yang
dan tujuan dari pendidikan sendiri dapat menjadikan bangsa bermartabat dan
terwujud. menjadikan individunya menjadi manusia
Untuk mencapai tujuan dan hasil yang memiliki derajat.
belajar yang baik maka diperlukan strategi Menurut komariah (2011:4) ki hajar
khusus yang dugunakan guru dalam dewantara, pada waktu mengembangkan
melakukakan proses pembelajaran sehingga sistem pendidikan melalui perguruan taman
nantinya siswa dapat memahami materi siswa mengartikan pendidikan sebagai
pelajaran dalam hal ini dalam mata pelajaran

165
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 156
156
Vol. 02 No.1 Th. 2017 1561
Vol. 02 No.1 Th. 2017
upaya suatu bangsa untuk memelihara dan
mengembangkan benih turunan bangsa itu.

165
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 157
Vol. 02 No.1 Th. 2017 1571
Vol. 02 No.1 Th. 2017
Menurut UU No 20 tahun 2003 Model pembelajaran merupakan salah
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana satu unsur yang ikut membangun jalinan
untuk mewujudkan suasana belajar dan interaksi dalam peristiwa belajar mengajar
proses pembelajaran agar peserta didik di dalam kelas. Tidak hanya itu, metode
secara aktif mengembangkan potensi dirinya pembelajaran juga faktor yang berperan
untuk memiliki kekuatan spiritual penting dalam mempengaruhi pencapaian
kePasaman Barataan. Pengendalian diri, hasil belajar. Oleh karena itu guru harus
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta memiliki kompetensi mengajar, paling tidak
keterampilan yang diperlukan dirinya, memiliki pemahaman dan penerapan
masyarakat, bangsa dan Negara. berbagai model belajar mengajar serta
Menurut UU No 20 tahun 2003, tujuan hubungannya dengan materi ajar, disamping
pendidikan Indonesia adalah : Untuk kemampuan profesional lainnya yang
mengembangkan potensi peserta didik agar menunjang. Meskipun disadari bahwa dalam
menjadi manusia yang beriman bertakwa menentukan model pembelajaran yang
kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, dianggap paling tepat adalah sesuatu yang
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi sulit, banyak model pembelajaran yang
warga negara yang demokratis serta dapat digunakan, masing-masing punya
bertanggung jawab kepada bangsa dan keunggulan dan kelemahan, tergantung pada
negara. Pemerintah berusaha meningkatkan tujuan pembelajaran itu sendiri.
mutu pendidikan di Indonesia dengan jalan Dalam kegiatan pembelajaran guru
menyempurnakan kurikulum yang berlaku dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan
di Indonesia, mencanagkan wajib belajar suatu metode pembelajaran tertentu.
bagi anak usia 6 sampai 12 tahun dan juga Penggunanan variasi model pembelajaran
berusaha mengadakan SD pamong, SD yang tepat dapat menimbulkan suasana yang
keecil, SMP jarak jauh dan UT Sementara menyenangkan dikelas, dan juga dapat
adalah usaha yang dilakukan pemerintah meningkatkan motifasi belajar, sehingga
yang tujuannya adalah agar warga negara siswa mau bekerja keras dalam belajar. Dan
Indonesia itu berilmu dan memiliki hasil belajar menjadi lebih meningkat.
kecakapan, sehingga peserta itu lebih kreatif Kegiatan belajar dengan menerapkan
dan lebih mandiri dan juga bertanggung metode belajar secara berkelompok
jawab atas perbuatan yang dilakukannnya. dipandang sebagai pengalaman belajar yang
Walaupun telah diberlakukannya mengarahkan siswa pada prestasi siswa yang
kurikulum tapi tidak cukup jika cara lebih tinggi. Lingkungan belajar dengan
mengajar guru tidak memberikan hasil yang interaksi dan proses akan sangat potensial
baik kepada hasil belajar siswa. Banyak juga untuk dapat membimbing siswa dalam
siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM. pengembangan potensi diri. Namun
Jadi untuk meningkatkan hasil belajar siswa demikian, dalam situasi pembelajaran
dibutuhkan berbagai strategi dan model seperti itu akan bisa berkembang jika guru
pembelajaran. meningkatkan kemampuannya dalam
mengelola kelas.

165
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 158
Vol. 02 No.1 Th. 2017 1581
Vol. 02 No.1 Th. 2017
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar sama terlibat aktif dalam proses
mengajar guru harus menjadi mediator dan pembelajaran dan mampu membantu siswa
fasilitator yang baik sehingga proses berkembang sesuai dengan taraf
pembelajaran yang sudah dirancang akan intelektualnya akan lebih menguatkan
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
dalam belajar secara berkelompok siswa yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan
diarahkan agar mengembangkan sikap-sikap minat dan motivasi. Tanpa adanya minat
utnuk pencapaian akademik yang tinggi, menandakan bahwa siswa tidak mempunyai
pemahaman yang mendalam terhadap materi motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus
yang dipelajari, menerapkan prinsip bahwa memberikan suntikan dalam bentuk motivasi
belajar itu menyenangkan , pengembangan sehingga dengan bantuan itu anak didik
ketrampilan kepemimpinan, mendorong dapat keluar dari kesulitan belajar.
sikap-sikap yang positif, mendorong Kecenderungan dewasa ini untuk
kepercayaan diri, pengembangan rasa kembali pada pemikiran bahwa anak akan
memiliki dan mendorong saling menghargai belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
satu sama lain. alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
Perkembangan teknologi tidak akan anak mengalami apa yang dipelajarinya
lepas dari perkembangan dalam Matematika. bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang
Perkembangan dari Matematikatidak berorientasi pada target penugasan materi
mungkin terjadi bila tidak disertai dengan terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
peningkatan mutu pendidikan Matematika, jangka pendek, tetapi gagal dalam
sedangkan selama ini pelajaran membekali anak memecahkan persoalan
Matematikadianggap sebagai pelajaran yang dalam kehidupan jangka panjang, dan itulah
sulit. Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita.
pelajaran Matematika yang rata-rata masih Model pembelajaran Matematika yang
rendah bila dibandingkan dengan pelajaran terdapat dalam buku pelajaran
lainnya. Penentu keberhasilan suatu Matematikaperlu diperkaya dengan model-
pembelajaran pada dasarnya juga tergantung model lain yang memberi nuansa baru,
kepada siswa. Dalam pembelajaran, siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi
dituntut untuk memiliki motivasi yang komunikasi siswa. Selama ini model
tinggi, aktif dan berpartisipasi dalam setiap pembelajaran kurang menantang siswa,
proses belajar yang diikuti. terutama gaya belajar yang monoton
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam sehingga tidak memancing kreativitas siswa,
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan masalah yang paling menonjol dikalangan
pengajaran salah satunya adalah dengan siswa khususnya pelajaran Matematika,
memilih strategi atau cara dalam yang terasa sulit untuk dimengerti yakni
menyampaikan materi pelajaran agar menyangkut penguasaan materi
diperoleh peningkatan Hasil Belajarsiswa Matematikatentang konsep-konsep terdapat
khususnya pelajaran Matematika. Misalnya di dalam ilmu Matematika. Kenyataan ini
dengan membimbing siswa untuk bersama- menunjukkan adanya suatu komponen

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


158 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 158
158
1581
Vol. 02 No.1 Th. 2017 1581
Vol. 02 No.1 Th. 2017
belajar mengajar yang belum mampu demikian, siswa menjadi bosan karena tidak
memberikan hasil yang memuaskan sesuai adanya dinamika, inovasi, kreativitas, dan
dengan pencapaian susunan itu sendiri. siswa belum dilibatkan secara aktif sehingga
Kenyataan di atas mengharuskan guru sulit mengembangkan atau
pembelajaran Matematika dilakukan secara meningkatkan pembelajaran agar benar-
intensif. Namun ada kesan yang berkembang benar berkualitas. Dengan penerapan Model
di masyarakat bahwa mata pelajaran pembelajaran Question Student Have (QSH)
Matematikamerupakan mata pelajaran yang diharapkan mampu membantu siswa dalam
sangat susah dan momok bagi siswa memahami konsep yang mereka pelajari dan
sehingga hasil belajar siswa terhadap membantu mereka menemukan kaitan antar
pelajaran Matematikatergolong rendah. konsep. Hal ini penting bagi siswa dalam
Dalam hal ini dibutuhkan pembenahan mempelajari bidang studi Matematika.
serius dalam pembelajaran Matematika. Sehingga dengan penerapan Model
SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie adalah pembelajaran Question Student Have (QSH)
salah satu sekolah yang memiliki siswa yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
mempunyai kemampuan yang berPasaman siswa dan hasil belajar siswa, serta guru
Barat. Oleh karena itu, perlu ada pendekatan tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Guru
pembelajaran yang memungkinkan siswa hanya akan menjadi fasilitator dan
atau peserta didik untuk memahami mengontrol aktivitas belajar siswa dalam
pelajaran sehingga pengetahuan yang proses pembelajaran. Dengan penerapan
diperolehnya dapat bertahan lama. Dan salah Model pembelajaran Question Student Have
satu diantaranya adalah model pembelajaran (QSH), maka diharapkan pelajaran
yang memperhatikan kerPasaman Baratan Matematikamenjadi bidang studi yang
individu siswa yaitu model pembelajaran disenangi, sehingga pada akhirnya akan
Model pembelajaran Kooperative Question meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Student Have (QSH). Kondisi seperti di Matematikasiswa. Oleh karena itu
atas, dialami oleh siswa kelas VIII.1SMP N berdasarkan latar belakang di atas, dengan
1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman mengacu pada strategi eksporitori, penulis
Barat. Berdasarkan hasil wawancara dengan akan melakukan penelitian dengan judul
guru bidang studi Matematikapada sekolah yaitu, meningkatkan hasil belajar
tersebut diperoleh informasi bahwa hasil Matematikamelalui Model pembelajaran
belajar Matematika siswa di kelas tersebut Question Student Have (QSH) di Kelas
tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena VIII.1SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie
siswa kurang mampu mengaitkan antara Kabupaten Pasaman Barat.
materi yang diajarkan dengan situasi dunia Berdasarkan Pengamatan yang
nyata siswa atau dalam kehidupan sehari- dilakukan peneliti melalui wawancara
hari. Selain itu, juga dikarenakan penyajian dengan guru mata pelajaran
materi Matematika yang masih monoton dan MatematikaKelas VIII.1 dan hasil observasi,
membosankan sehingga siswa kurang ditemukan bahwa hasil belajar siswa Kelas
tertarik belajar Matematika. Dalam situasi VIII.1 masih rendah, khususnya dalam

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


159 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 159
1591
Vol. 02 No.1 Th. 2017 1591
Vol. 02 No.1 Th. 2017
materi “Menghitung keliling dan luas hanya terpusat pada guru, sehingga siswa
lingkaran ” dikarenakan: tidak banyak bertanya ataupun menjawab
1) Kurangnya hasrat siswa untuk berhasil pertanyaan guru, bahkan suasana
dalam belajar. pembelajaran dari awal hingga akhir tidak
2) Kurangnya semangat, keinginan, dan kondusif, keadaan demikian dirasakan oleh
kebutuhan siswa dalam belajar. guru Matematika sebagai kendala di dalam
4) Siswa belum menyadari pentingnya materi Menghitung keliling dan luas
materi yang disampaikan oleh guru. lingkaran yang dapat menghambat tujuan
4) Lingkungan untuk belajar kurang pembelajaran Matematika.
kondusif. Berdasarkan permasalahan yang telah
Hasil pengolahan nilai ulangan siswa dijelaskan diatas yaitu rendahnya hasil
dalam pembelajaran Matematika khususnya belajar siswa dalam pembelajaran
di Kelas VIII.1 pada semester II tahun ajaran Matematika khususnya di dalam materi
2015/2016, ditemukan fenomena bahwa “Menghitung keliling dan luas lingkaran”,
hasil pembelajaran Matematikakhususnya maka peneliti menggunakan salah satu
yang berkaiatan dengan Menghitung keliling alternatif metode yang dapat menstimulus
dan luas lingkaran masih rendah. Rata-rata siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
hasil belajar yang diperoleh oleh siswa proses pembelajaran, sehingga dapat
masih banyak yang berada di bawah KKM. meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan pengolahan hasil belajar siswa Metode tersebut adalah Model pembelajaran
maka jumlah siswa yang tuntas hanya Question Student Have (QSH). Model
sebanyak 3 orang dengan persentase 13.64% belajar aktif tipe Question Student Have
. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas (QSH) merupakan suatu kegiatan belajar
adalah sebanyak 19 orang dengan persentase kolaboratif yang dapat digunakan guru di
86.36%. Untuk lebih jelasnya tentang hasil tengah pelajaran sehingga dapat
belajar siswa dalam pembelajaran menghindari cara pengajaran yang selalu
MatematikaMenghitung keliling dan luas didominasi oleh guru dalam PBM. Melalui
lingkaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. kegiatan belajar secara kolaborasi (bekerja
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Ulangan siswa sama) diharapkan peserta didik akan
Kriteria Jumlah Persentase memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
≥ 75 Tuntas 3 13.64 sikap secara aktif. Aktivitas dalam model
≤ 75 Tidak Tuntas 19 86.36 belajar aktif tipe Question Student Have ini
Jumlah 22 100 merupakan salah satu cara yang digunakan
Sumber : Guru MatematikaSMP N 1 Sasak untuk mempelajari tentang keinginan dan
Ranah Pasisie harapan anak didik sebagai dasar untuk
Tabel diatas menunjukan kelas VIII.1 memaksimalkan potensi yang mereka miliki.
mempunyai nilai yang rendah diantara kelas Metode ini menggunakan sebuah teknik
lainnya. Hal-hal tersebut menyebabkan untuk mendapatkan partisipasi peserta didik
siswa tidak terlibat aktif dalam proses melalui tulisan, hal ini sangat baik
pembelajaran, serta pembelajaran yang digunakan pada peserta didik yang kurang

160
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 160
160
1601
Vol. 02 No.1 Th. 2017 Vol. 02 No.1 Th. 2017
1601
berani mengungkapkan pertanyaan, Menurut Purwanto (2011 :44) Hasil
keinginan dan harapan-harapan melalui belajar dapat berupa perubahan dalam
percakapan. Kelebihan Questions Students kemampuan kognitif, afektif, dan
Have: psikomotorik, tergantung dari tujuan
 Dapat mengaktifkan siswa secara pengajarannya. Hasil belajar seringkali
penuh. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
 Melatih rasa percaya diri siswa. seberapa jauh seseorang menguasai bahan
 Melatih siswa untuk berbuat jujur. yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat
 Meningkatkan kreatifitas siswa. dijelaskan dengan memahami dua kata yang
 Dapat memeperdalam penguasaan membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.
materi pelajaran. Pengertian hasil (product) menunjuk pada
 Dapat digunakan untuk semua mata suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
pelajaran. aktivitas atau proses yang mengakibatkan
Berdasarkan latar belakang tersebut berubahnya input secara fungsional.
agar hasil belajar siswa Kelas VIII.1SMP N Menurut Purwanto (2011:44) Belajar
1 Sasak Ranah Pasisie dalam mata pelajaran dilakukan untuk mengusahakan adanya
MatematikaMenghitung keliling dan luas perubahan perilaku pada individu yang
lingkaran dapat meningkat, maka penulis belajar. Perubahan perilaku itu merupakan
mencoba mengangkat sebuah penelitian perolehan yang menjadi hasil belajar.
dengan judul “Upaya meningkatkan hasil Questions Students Have
belajar siswa dalam mata pelajaran (Pertanyaan dari Siswa) adalah strategi
Matematikamelalui Model pembelajaran pembelajaran aktif yang menggunakan
Question Student Have (QSH) Pada Siswa pertanyaan dari siswa sebagai bahan utama
Kelas VIII.1 SMP N 1 Sasak Ranah dalam kegiatan pembelajaran untuk
Pasisie. mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
KAJIAN PUSTAKA Model belajar aktif tipe Question Student
Menurut Slameto, (2010:2) Belajar
Have (QSH) merupakan suatu kegiatan
ialah suatu proses usaha yang dilakukan
belajar kolaboratif yang dapat digunakan
seseorang untuk memperoleh suatu
guru di tengah pelajaran sehingga dapat
perubahan tingkah laku yang baru secara
menghindari cara pengajaran yang selalu
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
didominasi oleh guru dalam PBM. Melalui
sendiri dalam interaksi dengan
kegiatan belajar secara kolaborasi (bekerja
lingkungannya.
sama) diharapkan peserta didik akan
Menurut Gagne (dalam Agus
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
Suprijono, 2009:2) belajar adalah perubahan
sikap secara aktif.
disposisi atau kemampuan yang dicapai
Aktivitas dalam model belajar aktif
seseorang melalui aktivitas. Perubahan
tipe Question Student Have ini merupakan
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung
salah satu cara yang digunakan untuk
dari proses pertumbuhan seseorang secara
mempelajari tentang keinginan dan harapan
alamiah.
anak didik sebagai dasar untuk

161
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 161
1611
Vol. 02 No.1 Th. 2017 Vol. 02 No.1 Th. 2017
1611
memaksimalkan potensi yang mereka miliki. b. Data sekunder yaitu jumlah peserta
Metode ini menggunakan sebuah teknik didik yang menjadi subjek penelitian
untuk mendapatkan partisipasi peserta didik yaitu peserta didik Kelas VIII.1SMP N
melalui tulisan, hal ini sangat baik 1 Sasak Ranah Pasisie
digunakan pada peserta didik yang kurang Sumber data dalam penelitian ini adalah
berani mengungkapkan pertanyaan, a. Sumber data primer adalah peserta didik
keinginan dan harapan-harapan melalui Kelas VIII.1SMP N 1 Sasak Ranah
percakapan. Pasisie yang menjadi subjek penelitian.
METODE PENELITIAN b. Data sekunder bersumber dari guru
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menjadi kolaborator dalam
tindakan. Menurut Zuriah, (2003:54) penelitian ini.
penelitian tindakan menekankan kepada Menurut Kemmis dan Mc Taggart
kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan (1992:9-14) prosedur penelitian adalah
suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata “Proses penelitian tindakan merupakan
dalam skala mikro yang diharapkan kegiatan proses tindakan yang direncanakan yang
tersebut mampu memperbaiki, merupakan gambaran daur ulang atau siklus.
meningkatkan kualitas dan melakukan Setiap siklus dimulai dari perencanaan
perbaikan sosial. (planning), tindakan (action), pengamatan
Nasution (2003:43) menjelaskan (observation), refleksi (reflection) yaitu
bahwa lokasi penelitian menunjukkan pada perenungan terhadap perencanaan kegiatan
pengertian tempat atau lokasi sosial tindakan dan kesuksesan hasil yang
penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur diperoleh”.
yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang Dalam penelitian ini, data yang
dapat di observasi. Penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif dan data
dilaksanakan di SMPN 1 Sasak Ranah kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai yang
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Subjek diperoleh dari pengamatan terhadap hasil
penelitian adalah peserta didik Kelas VIII.1 belajar siswa . Data kualitatif berupa
SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie dengan observasi dari setiap kegiatan yang
jumlah peserta didik 22 orang. Penelitian dilakukan oleh guru dan peserta didik .
tindakan kelas ini dilakukan pada semester Instrumen yang digunakan dalam
II (Genap) tahun ajaran 2015/2016. penelitian ini terdiri dari Lembar observasi,
Pelaksanaan penelitian mulai dari Panduan wawancara, Dokumentasi, Catatan
perencanaan sampai penulisan laporan hasil lapangan. Untuk menganalisis tingkat
penelitian dari Februari-Maret 2016. keberhasilan atau persentase keberhasilan
Jenis data dalam penelitian ini adalah peserta didik dalam hal Hasil Belajar setelah
a. Data primer yaitu data hasil belajar proses belajar mengajar setiap putarannya
siswa dengan menggunakan Model dilakukan dengan cara mengkalkulasikan
pembelajaran Question Student Have hasil pengamatan terhadap Hasil Belajar
(QSH) . pada setiap akhir putaran. Analisis ini

162
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 162
162
1621
Vol. 02 No.1 Th. 2017 Vol. 02 No.1 Th. 2017
1621
dihitung dengan menggunakan statistik Siklus pertama dalam penelitian tindakan
sederhana yaitu: ini dilaksanakan sebanyak 2 kali
1. Untuk menilai hasil belajar siswa
Peneliti melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh atas pengamatan terhadap
hasil belajar siswa , yang selanjutnya dibagi
dengan jumlah peserta didik yang ada di
kelas tersebut. Perolehan rata-rata Hasil
Belajar dapat dirumuskan:

X 
X
N
D engan :
X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai hasil belajar
siswa
Σ N = Jumlah peserta didik
2. Kriteria keberhasilan
Untuk melihat peningkatan hasil belajar
siswa dari satu pertemuan ke pertemuan
selanjutnya, dan dari siklus I ke siklus II
digunakan persentase. Menurut Yanuar
(2005: 45) adapun kategori penilaian
76 % - 100% Baik
51% - 75% Cukup
26% - 50% Kurang
0% - 25% Tidak
HASIL PENELITIAN
Deskripsi data yang akan dipaparkan
berikut ini diperoleh dari temuan data di
lapangan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika
Menghitung keliling dan luas lingkaran di
Kelas VIII.1 SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat, melalui
penerapan Model pembelajaran Question
Student Have (QSH) .
1. Siklus Pertama

163
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 163
1631
Vol. 02 No.1 Th. 2017 Vol. 02 No.1 Th. 2017
1631
pertemuan. Dilihat dari lembar
pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
terlihat bahwa guru kesulitan dalam
mengarahkan siswa dalam kelompok.
Guru juga terlihat masih kurang
memberikan penghargaan kepada
kelompok yang berhasil menjelaskan
materi tentang Menentukan keliling
lingkaran.
Selanjutnya untuk hasil belajar siswa
pada siklus I dengan menggunakan
Model pembelajaran Question Student
Have (QSH) sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Terhadap
Hasil belajar siswa Pada Siklus I
No Hasil Belajar Jumlah
Persentase
1 Tuntas 8
36.36
2 Tidak Tuntas 14
63.64
Sumber: Pengolahan data ulangan harian siswa
tahun
2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran
MatematikaMenghitung keliling dan
luas lingkaran masih rendah. Hal ini
terlihat banyak jumlah siswa yang tidak
tuntas. Jumlah siswa yang tidak tuntas
pada siklus I adalah sebanyak 14 orang
dengan persentase (63.64%). Sedangkan
jumlah siswa yang tuntas hanya sebanyak
8 orang atau sebesar (36.36%).
Sementara itu, skor rata-rata hasil belajar
siswa untuk siklus I adalah 52.45%.
Untuk lebih jelasnya grafik hasil
belajar peserta didik dapat diamati pada
diagram di bawah ini :

164
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 164
1641
Vol. 02 No.1 Th. 2017 Vol. 02 No.1 Th. 2017
1641
Selanjutnya untuk hasil belajar siswa
Rekapitulasi Frekuensi Hasil
pada siklus II dengan menggunakan model
Belajar Siklus I
80 63.64
Question Student Have (QSH) diperoleh
36.36 hasil sebagai berikut:
40 jumlah
8 14
20 Tabel 3. Hasil Pengamatan Terhadap
persentase
0 Hasil belajar siswa Pada Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas No Hasil Belajar Jumlah Persentase
1 Tuntas 20 90.91
Gambar 1 Rekapitulasi Frekuensi Hasil 2 Tidak Tuntas 2 9.09
belajar siswa Pada Siklus I Jumlah 22 100
Berdasarkan diagram diatas terlihat Sumber: Pengolahan data ulangan harian siswa tahun
bahwa persentase tertinggi terdapat pada 2016
jumlah siswa yang tidak tuntas. Selain itu, Berdasarkan tabel diatas, dapat
pada diagram diatas dapat kita mengamati diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam
bahwa rata-rata capaian hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika sudah tinggi. Hal
masih di bawah standar yang telah ini terlihat banyak jumlah siswa yang tuntas.
ditetapkan atau masih di bawah KKM. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus II
Untuk itu, di perlukan lanjutan pelaksanaan adalah sebanyak 20 orang dengan persentase
pembelajaran dengan menggunakan Model 90.91%). Sedangkan jumlah siswa yang
Pembelajaran Question Student Have (QSH) tidak tuntas hanya sebanyak 2 orang atau
pada sisklus 2. sebesar (9.09%). Sementara itu, skor rata-
2. Siklus kedua rata hasil belajar siswa untuk siklus II adalah
Siklus kedua dalam penelitian tindakan 85.23.
ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Untuk lebih jelasnya grafik hasil
Berikut ini uraian setiap tahapan dalam belajar peserta didik dapat diamati pada
siklus II. Dilihat dari lembar pengamatan diagram di bawah ini :
terhadap proses pembelajaran yang Rekapitulasi Fekuensi Hasil
dilakukan oleh guru terlihat bahwa guru Belajar Siswa Siklus II
lebih dapat mengarahkan siswa dalam 100 90.91
kelompok, Guru juga terlihat telah 80

40 20 Jumlah
dalam belajar. Guru sudah memberikan 9.09
20 2
penghargaan kepada kelompok yang Persentase
0
berhasil tampil ke depan dengan menyimpulkan materi pelajaran pada
mengurutkan beberapa gambar yang di pertemuan tersebut di depan kelas.
tampilkan guru Selain itu, guru dan peserta
didik juga memberikan tepuk tangan dan
nilai plus pada siswa yang berani

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


164 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN164
Vol. 02 No.1 Th. 2017
1641 Vol. 02 No.1 Th. 2017 1641
Tuntas Tidak
Tunta
s

Gambar 2 Rekapitulasi Frekuensi


Hasil belajar siswa Pada Siklus II
Berdasarkan diagram diatas
terlihat
bahwa persentase tertinggi terdapat
pada jumlah siswa yang tuntas. Selain
itu, pada
164

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


165 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN165
Vol. 02 No.1 Th. 2017
1651 Vol. 02 No.1 Th. 2017 1651
diagram diatas dapat kita mengamati bahwa Gambar 3 Perkembangan Hasil belajar
rata-rata capaian hasil belajar siswa sudah siswa (Perbandingan Siklus I dan Siklus
berada diatas standar yang telah ditetapkan II)
atau sudah berada di atas KKM. Untuk itu, Selanjutnya, jumlah siswa yang
tindakan pelaksanaan pembelajaran dengan tuntas setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan model pembelajaraan dengan menggunakan Model pembelajaran
Question Student Have (QSH) tidak perlu Question Student Have (QSH)
dilanjutkan pada sisklus berikutnya. meningkatkan. Berikut ini tabel
Perkembangan hasil belajar siswa perkembangan tingkat ketuntasan siswa.
pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 5 Perkembangan Tingkat
data berikut ini. Ketuntasan Hasil belajar siswa antara
Siklus I dan Siklus II
Tabel 4 Perkembangan Rata-rata Hasil Siklus Siklus
belajar siswa antara Siklus I dan Siklus No Kriteria
I II
II 1 Tuntas 8 20
Rata-rata Hasil Kategori 2 Tidak Tuntas 14 2
No Siklus
belajar siswa
Perkembangan tingkat ketuntasan
1 I 52.45 Cukup
siswa juga dapat dilihat dalam bagan berikut
2 II 85.23 Baik
ini.
Berdasarkan tabel 7 diatas,
perkembangan rata-rata hasil belajar siswa pada Perkembangan Ketuntasan
siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa Belajar Peserta Didik
terdapat peningkatan hasil belajar 30
siswa , dimana rata-rata hasil belajar siswa 20
20 14
pada siklus I adalah 52.45 meningkat 85.23 8 Siklus I
10 2
menjadi pada siklus II. hal ini dapat dilihat Siklus II
0
bahwa terdapat peningkatan sebesar 32.77
dalam hal hasil belajar siswa . Tuntas Tidak Tuntas
Untuk lebih jelasnya tentang hasil
Gambar 6 Perkembangan Tingkat
belajar siswa dapat dilihat pada bagan Ketuntasan siswa (Perbandingan Siklus I
berikut ini. dan Siklus II)
Dari hasil analisis data hasil belajar
Perkembangan Ketuntasan
peserta didik pada siklus II dapat dilihat
Belajar Peserta Didik
bahwa hasil belajar siswa pada setiap siklus
100 85.23 mengalami peningkatan maka penelitian ini
52.45 dihentikan dan tidak di lanjutkan siklus
50 Siklus I berikutnya.
0 Siklus II PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data
Hasil Belajar
sebelum model ini digunakan, ditemukan
bahwa hasil belajar siswa hanya 2 orang

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


166 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN166
Vol. 02 No.1 Th. 2017
1661 Vol. 02 No.1 Th. 2017 1661
siswa
yang
tuntas
tetapi
setelah

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


167 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN167
Vol. 02 No.1 Th. 2017
1671 Vol. 02 No.1 Th. 2017 1671
menggunakan Model pembelajaran Question didik sehingga proses pembelajaran
Student Have (QSH) ini rata-rata hasil dapat memotivasi peserta didik untuk
belajar siswa dari siklus I ke siklus II mencari pengetahuan baru.
meningkat menjadi dengan peningkatan 2. Agar kegiatan pembelajaran dapat
sebesar 32.77. berhasil dengan baik, seorang guru
Berdasarkan analisis terhadap hasil hendaknya selalu melibatkan peserta
belajar peserta didik pada siklus II, maka didik secara aktif dan memberikan
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari kesempatan yang merata guna
siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa pada meningkatkan keaktifan pesertaa didk
siklus I adalah 52.45 meningkat menjadi baik secara individu maupun kelompok.
85.23. Berdasarkan uraian diatas, dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Depdiknas 2006 Manajemen Berbasis
Question Student Have (QSH) dapat Sekolah, Direktorat Jendral
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Pendidikan
mata pelajaran MatematikaMenghitung Gagne .2002.Belajar dan Pembelajaran.
keliling dan luas lingkaran di SMP N 1 Bandung : PT Remaja RoSMPakarya
Sasak Ranah Pasisie. Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988).
KESIMPULAN The Action Research Planner.
Berdasarkan hasil penelitian dan Victoria: Deakin University.
pembahasan yang telah dikemukakan pada Komariah.2011. Penelitian Tindakan
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan Kelas,Jakarta : Departemen
bahwa dapat disimpulkan bahwa Model Pendidikan dan Kebudayaan
pembelajaran Question Student Have (QSH) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Nasution (2004). Paradigma Pendidikan
dalam mata pelajaran Matematika Islam. Bandung: PT Remaja Rakarya.
Menghitung keliling dan luas lingkaran di Purwanto .2011. Pengaruh Metode
SMP N 1 Sasak Ranah Pasisie. Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dari siklus I ke Peserta didik. Skripsi. Medan : FT.
siklus II mengalami peningkatan. Hasil UNIMED
belajar siswa pada siklus I adalah 52.45 Slameto.2010. Dasar Umum Metodologi
(Cukup) meningkat menjadi 85.23 (baik) dan Pembelajaran VCT.
pada siklus II dengan peningkatan sebesar Slameto.2010. Konsep dan Makna
32.77%. Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta. Suprijono
SARAN 2012.. Petunjuk Pengelolaan
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Adminstrasi Sekolah Dasar. Jakarta:
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai Depdiknas.
berikut : Zuriah. 2004. Konsep-Konsep dan Teknik
1. Guru harus mampu menggunakan Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Metode yang dapat menggali dan Pengembangan Sumber Daya
mengembangkan pengetahuan peserta Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


168 166
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN168
Vol. 02 No.1 Th. 2017
1681 Vol. 02 No.1 Th. 2017 1681
ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/jmp/article/download/138/84

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


169 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN169
Vol. 02 No.1 Th. 2017
1691 Vol. 02 No.1 Th. 2017 1691

You might also like