You are on page 1of 10

i jt veT

I nt er nat io na l Jo ur na l o f T ec hno lo g y Vo cat io na l E ducat io n a nd T r a ining

Vol. 3 No. 1 (2022) 33- 42 ISSN Media Elektronik:2723-0546

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Menggunakan Metode Diskursus


Multi-Representasi (DMR) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 05 Sitiung
Kecamatan Sitiung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021
Idris1
1
SDN 05 Sitiung
1
idrisktt@gmail.com

Abstract
Education is a vehicle to improve and develop the quality of human resources. The selection of teaching
methods that are appropriate to the objectives of the curriculum and the potential of students is a basic ability and
skill that must be possessed by a teacher. Researchers aim to measure student learning outcomes through PKN
learning by using the Multi -Representation Discourse Method (DMR) is a great method to generate many creative
ideas that students will not be able to pour just by sitting with a stationery and a sheet of paper. This research is
a class action research of qualitative and quantitative approaches. The subjects of this research are 16 students
of class IV SD Negeri 05 Sitiung. The research was conducted in the academic year 2020/2021. The time required
for research for 3 months, starting from September-November 2020. Research implementation activities with 2
cycles of action, namely cycle 1 and silkus 2. In each cycle there are activities of planning, implementation,
observation and reflection. The results of the study obtained data that the learning outcomes of students (cognitive,
affective, and psychomotor) in cycle I has only reached 56% completion with an average value of 64 students
while in this cycle II has reached 87.5% completion with an average value of students 84. The conclusion of this
activity can be said that the learning results of students of class VI SD Negeri 05 Sitiung Sitiung District in learning
PKn using Multi -Representation Discourse Method (DMR) showed a significant improvement. In cycle I the
average value obtained by new students reached 60% completion with an average value of 69, while in cycle II
showed a fairly high increase with an average value of 82 students with completion reached 86%.
Keywords: Multi-Representation Discourse Method (DMR), Learning Outcomes

Abstrak
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Peneliti bertujuan mengukur hasil belajar siswa melalui
pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) adalah metode yang bagus
untuk menghasilkan banyak ide kreatif yang tidak akan mampu siswa tuangkan hanya dengan duduk dengan
sebuah alat tulis dan selember kertas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 05 Sitiung sebanyak 16 orang. Penelitian
dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian selama 3 bulan, dimulai dari
bulan September-November tahun 2020. Kegiatan pelaksanaan penelitian dengan tindakan 2 siklus yaitu siklus 1
dan silkus 2. Dalam setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil
penelitian diperoleh data bahwa hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) pada siklus I ini baru
mencapai ketuntasan 56% dengan nilai rata-rata siswa 64 sedangkan pada siklus II ini sudah mencapai ketuntasan
87,5% dengan nilai rata-rata siswa 84. Kesimpulan kegiatan ini dapat disebutkan bahwa hasil belajar siswa kelas
VI SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung dalam pembelajaran PKn menggunakan Metode Diskursus Multi
Representasi (DMR) menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh
siswa baru mencapai ketuntasan 60% dengan nilai rata-rata 69, sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan
yang cukup tinggi dengan nilai rata-rata siswa 82 dengan ketuntasan mencapai 86%.
Kata Kunci: Metode Diskursus Multi-Representasi (DMR), Hasil belajar

Diterima Redaksi : 14-07-2022 | Selesai Revisi : 31-07-2022 | Diterbitkan Online : 31-07-2022


33
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

1. Pendahuluan Guna menunjang tercapainya tujuan


Latar Belakang pembelajaran PKn, salah satu kemampuan dan
Pendidikan merupakan wahana untuk keterampilan yang harus dikuasai guru adalah
meningkatkan dan mengembangkan kualitas bagaimana merancang dan melaksanakan suatu
sumber daya manusia. Melalui pendidikan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan atau
diharapkan dapat mencetak manusia yang kompetensi yang ingin dicapai. Pemilihan metode
berkualitas yang akan mendukung tercapainya mengajar ini disebabkan karena tujuan yang
sasaran pembangunan nasional. Pendidikan adalah berbeda pada setiap materi pembelajaran,
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan perbedaan latar belakang individu anak, perbedaan
suasan belajar dan proses pembelajaran agar situasi dan kondisi di mana pendidikan
peserta didik agar peserta didik secara aktif berlangsung, perbedaan pribadi dan kemampuan
mengembangkan potensi dirinya sendiri untuk guru, serta perbedaan fasilitas yang ada baik
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kualitas maupun kuantitasnya. [4]
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak Pemilihan metode mengajar yang sesuai
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa
masyarakat, bangsa, dan negara.[1] merupakan kemampuan dan keterampilan dasar
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kualitas dan
pondasi yang pertama untuk mencapai suksesnya keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi
pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam
tujuan pendidikan SD yang terdapat dalam PP No. memilih dan menggunakan metode pembelajaran
28 pasal 3 yaitu Pendidikan dasar bertujuan tersebut sehingga dapat memperbesar minat belajar
memberikan bekal kepada siswa untuk siswa dan mempertinggi hasil pembelajaran siswa.
mengembangkan kemampuan dasar agar dapat Guru yang asal mengajar dengan target selesainya
mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Salah jatah kurikulum dan tidak akan menghiraukan
satu bidang studi yang dipelajari pada jenjang keanekaragaman siswa dan hanya mementingkan
pendidikan SD adalah Pendidikan mengajar akan memberikan kesulitan bagi siswa
Kewarganegaraan (PKn). [2] dan menyebabkan pendangkalan pemahaman siswa
Pembelajaran PKn bertujuan untuk membekali tentang konsep dan hubungan yang mendasar bagi
siswa dengan ilmu-ilmu dan wawasan nusantara mata pelajaran yang telah mereka pelajari. Guru
supaya menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya seharusnya tidak hanya semata-mata sebagai
yaitu manusia yang memiliki rasa tanggung jawab “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge,
dan kesadaran penuh sebagai warga Negara tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan
Indonesia. PKn merupakan mata pelajaran yang transfer of values dan “pembimbing” yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara memberikan pengarahan dan menuntun siswa
yang memahami dan mampu melaksanakan hak- dalam proses belajar. [5]
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Walaupun demikian, dari fakta dilapangan
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter memperlihatkan dalam penyampaian materi PKn
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. masih kurang applicable sehingga kurang mampu
[3] mendorong pola pikir siswa dalam hal yang
Tujuan mata pelajaran PKn agar siswa dapat berkaitan dengan materi dan problematikanya
berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam dalam kehidupan sehari-hari. Banyak siswa kurang
menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi mampu merespon berbagai masalah yang terjadi
secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak dilingkungan mereka. Oleh karena itu, sudah
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, seharusnya guru meningkatkan kompetensi dalam
berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, pelaksanaan pembelajaran PKn melalui salah satu
berkembang secara positif, dan demokratis untuk cara yaitu menciptakan pembelajaran yang
membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat berpusat pada siswa, sehingga hasil belajar PKn
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan dapat tercapai optimal. [5]
bangsa-bangsa lainnya, dan berinteraksi dengan Berdasarkan hasil pengamatan dalam
bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 05
lansung atau tidak lansung dengan memanfaatkan Sitiung Kecamatan Sitiung, terlihat bahwa selama
teknologi informasi dan komunikasi. [3] proses pembelajaran berlangsung keadaan siswa
cenderung pasif dan tidak berani untuk bertanya,

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
34
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

serta siswa kurang terlatih untuk mengungkapkan individual maupun kelompok. Pengunaan Metode
ide atau gagasan mereka baik dalam lisan maupun Diskursus Multi Representasi (DMR) dapat
tulisan. Ide atau gagasan yang mereka miliki meningkatkan pemikiran kolektif kelompok
cenderung hanya terpendam di hati karena mereka dengan melibatkan satu sama lain, mendengarkan
tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka dan membangun ide-ide lain. Tidak adanya
miliki dan pikirkan. Kompleksnya materi-materi penghakiman sebelum sesi evaluasi akan
yang terdapat pada mata pelajaran PKn, membuat membantu meningkatkan kepercayaan diri setiap
siswa menjadi jenuh atau bosan, sehingga dalam siswa dalam menyampaikan idenya, sehingga
pembelajaran sering timbul kekacauan atau memungkinan untuk setiap siswa lebih aktif dan
keributan di dalam kelas. Keaktifan dan motivasi berpartisipasi dalam proses pembelajaran.[6]
siswa untuk belajar dirasa masih rendah, hal Berdasarkan paparan permasalahan yang telah
tersebut ditunjukkan dalam perilaku mereka ketika dijabarkan diatas, penulis tertarik untuk
mengikuti pembelajaran. Ada beberapa siswa yang memberikan solusi mengatasi permasalahan
sering membuat suasana kelas menjadi gaduh pembelajaran PKn melalui sebuah penelitian
dengan lelucon yang mereka buat, akibatnya siswa tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
yang lain menjadi ikut tertawa. Di samping itu, ada Hasil Belajar PKn Menggunakan Metode
juga siswa yang tidak memperhatikan dan Diskursus Multi-Representasi (DMR) Pada Siswa
mengacuhkan penjelasan dari guru yang sedang Kelas IV SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung
memberikan penjelasan, bahkan siswa cenderung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021”
lebih menikmati obrolan dengan teman-teman
mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan Tujuan Penelitian
dari guru. Hal ini menjadikan siswa tidak dapat
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
menyerap materi pelajaran dengan maksimal
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn
sehingga hasil belajar siswa pun kurang optimal.
menggunakan menggunakan Metode Diskursus
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
Multi Representasi (DMR) pada siswa kelas IV SD
dan perkembangan zaman yang semakin pesat,
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung. Secara
disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan
khusus rincian tujuan penelitian ini adalah: (1)
ketrampilan dan kualitas intelektual didalam
Bentuk perencanaan pembelajaran PKn
kegiatan pembelajaran. Guru perlu tampil disetiap
menggunakan Metode Diskursus Multi
kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar,
Representasi (DMR) di kelas IV SD Negeri 05
pelatih, inovator, fasilisator maupun sebagai
Sitiung Kecamatan Sitiung; (2) Pelaksanaan
dinamisator dengan cara menerapkan metode
pembelajaran PKn menggunakan Metode
pembelajaran yang berkompeten. Oleh karena itu,
Diskursus Multi Representasi (DMR) di kelas IV
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran,
SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung dan (3)
penulis mencoba memberi solusi untuk mengatasi
Hasil pembelajaran PKn menggunakan Metode
permasalahan pembelajaran PKn di kelas IV SD
Diskursus Multi Representasi (DMR) di kelas IV
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung melalui
SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung.
penggunaan Metode Diskursus Multi Representasi
(DMR).
Tinjauan Pustaka
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
merupakan suatu cara mengajar yang dilaksanakan Hasil Belajar
oleh guru di dalam kelas dengan melontarkan suatu Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk
masalah ke kelas, kemudian siswa menjawab dan melihat keberhasilan siswa dalam menguasai
menyatakan pendapat, atau komentar sehingga materi pelajaran yang disampaikan selama proses
mungkin masalah tersebut berkembang menjadi pembelajaran. Hasil belajar adalah tingkah laku
masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai yang timbul, misalnya dari yang tidak tahu menjadi
suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam
sekelompok manusia dalam waktu yang sangat setiap kebiasaan, keterampilan, kesanggupan
singkat. Metode Diskursus Multi Representasi menghargai, perkembangan sikap sosial,
(DMR) merupakan perpaduan dari metode tanya emosional, dan pertumbuhan jasmani. [7]
jawab dan diskusi. Metode ini sesuai sebagai upaya Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
untuk mengumpulkan pendapat yang dikemukakan yang di miliki siswa setelah ia menerima
oleh seluruh anggota kelompok, baik secara pengalaman belajarnya.[8]

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
35
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat kemampuan sebagai berikut: 1) Berfikir secara
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
prilaku yang terjadi dari siswa itu sendiri ditinjau kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan
baik dari aspek pengetahuan, kognitif dan sikap, bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas
keterampilan yang diperlihatkan oleh siswa. Hasil dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
belajar siswa dapat dilihat, salah satunya melalui bernegara serta anti-korupsi. 3) Berkembang secara
hasil tes dan ujian siswa. Hasil belajar merupakan positif dan demokratis untuk membentuk diri
dasar untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa berdasarkan karakter-karakter masyarakat
dalam memahami materi pelajaran. Hasil belajar Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
merupakan sesuatu yang diperoleh, dikuasai, atau bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan
dimiliki siswa setelah proses pembelajaran bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara
berlangsung. Hasil belajar siswa juga dapat dilihat langsung atau tidak langsung dengan
dari kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan
yang telah disampaikan oleh guru selama proses komunikasi.[3]
pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut dapat Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
menerapkanya dalam kehidupan, serta mampu tujuan dari PKn adalah agar siswa dapat menjadi
memecahkan masalah yang timbul yang sesuai warga negara yang berkemampuan sosial, baik dan
dengan apa yang telah dipelajarinya. bertanggung jawab dengan menggunakan
kemampuan dasar dalam kehidupan sosial.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pembelajaran PKn di SD mempunyai pokok-
pokok bahasan yang wajib dipelajari oleh siswa
PKn merupakan mata pelajaran yang wajib dalam pembelajaran. Pokok-pokok bahasan ini
dipelajari oleh semua siswa mulai dari tingkat SD nantinya akan tergambar aspek-aspek dari
sampai tingkat perguruan tinggi. Pelajaran PKn pelajaran PKn. Depdiknas (2006: 271)
memiliki dua unsur yakni Pendidikan Pancasila dan menyatakan, ruang lingkup mata pelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan meliputi aspek-aspek yaitu: (1) Persatuan dan
Pancasila mengarah pada permasalahan moral kesatuan bangsa; (2) Norma, hukum dan peraturan;
sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan lebih (3) Hak asasi manusia; (4) Kebutuhan warga
ditekankan pada pendidikan hak dan kewajiban negara; (5) Konstitusi negara; (6) Kekuasaan dan
warga negara. PKn merupakan mata pelajaran yang politik; (7) Pancasila; dan (8) Globalisasi.
memfokuskan pada pembentukan warga negara Ruang lingkup PKn adalah pemahaman dan
yang memahami dan mampu melaksanakan hak- pengalaman serta konsep, nilai, moral, norma
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Pancasila, hak dan kewajiban warganegara untuk
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter kepentingan kehidupan sehari-hari dan dasar
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. pendidikan SD. Jadi ruang lingkup dari PKn adalah
[3] persatuan dan kesatuan bangsa, norma, kebutuhan
PKn merupakan usaha untuk membekali siswa warganegara, kontitusi Negara, kekuasaan dan
dengan pengetahuan dan kemampuan yang politik, Pancasila dan globalisasi. [9]
berkenaan dengan hubungan antara warga negara
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela Hakekat Metode Pembelajaran
negara agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara. PKn Metode adalah cara yang digunakan guru
merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
membina dan mengembangkan siswa agar menjadi saat berlangsungnya pengajaran, dan dianggap
warga negara yang baik, yaitu warga negara yang suatu cara yang efisien digunakan guru dalam
tahu dan mampu berbuat baik atau secara umum menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu
mengetahui, menyadari dan melaksanakan hak dan kepada siswa, seperti yang telah diungkapkan guru
kewajiban sebagai warga negara.[9] harus memiliki strategi agar anak didik dapat
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) belajar secara efisien dan efektif mengenai tujuan
merupakan usaha untuk membekali siswa dengan yang diharapkan salah satu langkah untuk memiliki
pengetahuan dan kemampuan dasar dengan strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
hubungan antara warga negara dan negara. Mata pengajaran atau biasanya disebut metode
pelajaran PKn bertujuan agar siswa memiliki pengajaran, dengan demikian tujuan yang

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
36
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

dirumuskan di dalam kegiatan pembelajaran dapat lainnya. Namun berdasarkan fokus arahan materi
dicapai dengan efektif. [10] yang penulis bahas adalah materi pelajaran PKn.
Metode merupakan suatu cara bagaimana Maka proses mengklasifikasikan jenis-jenis
seseorang menyelidiki, melaksanakan, metode mengajar yang dapat digunakan dalam
mengajarkan suatu cara sistematis dan searah untuk proses belajar mengajar antara lain: (1) Metode
mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan Diskusi; (2) Ceramah; (3) Tanya jawab; (4) Kerja
memanfaatkan metode secara akurat. Jadi jelaslah, Kelompok; (5) Pemberian Tugas; (6) Demonstrasi;
bahwa metode dapat menunjang kegiatan belajar (7) Metode Proyek; dan 8) Metode Diskursus Multi
sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif Representasi (DMR). [12]
dalam mencapai tujuan pengajaran. [11]
Dalam proses pendidikan metode mempunyai Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
kedudukan yang menunjang dan sangat penting
dalam upaya pencapaian tujuan. Karena metode Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
menjadi sarana yang menunjang untuk materi adalah metode yang bagus untuk menghasilkan
pembelajaran sehingga pelajaran dapat dipahami banyak ide kreatif yang tidak akan mampu siswa
dan diserap oleh siswa. Metode adalah faktor tuangkan hanya dengan duduk dengan sebuah alat
penunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar tulis dan selember kertas. Metode Diskursus Multi
mengajar dalam rangka pencapaian tujuan Representasi (DMR) ditujukan untuk
mengajar dan faktor pengajaran yang menyebabkan meningkatkan pemikiran kolektif kelompok,
kelangsungan proses belajar mengajar masing- dengan melibatkan satu sama lain, mendengarkan
masing pihak yang berintikan dalam pengajaran dan membangun ide-ide lain. Tidak adanya
memerlukan metode yang tepat. Dapat diharapkan penghakiman sebelum sesi evaluasi akan
pembelajaran yang sedang berjalan bisa berhasil membantu meningkatkan kepercayaan diri setiap
dengan baik. Metode mengajar yang baik adalah siswa dalam menyampaikan idenya, sehingga
metode mengajar yang dapat menyebabkan pihak memungkinan untuk setiap siswa lebih aktif dan
yang belajar dapat mengajar dirinya sendiri. [12] berpartisipasi. Suasana yang menyenangkan akan
Metode mengajar adalah cara yang digunakan muncul ketika sesi curah pendapat berlangsung.
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa Demi tercapainya hasil terbaik dalam sesi
pada saat berlangsungnya pengajaran. [13] berbagi ide/curah pendapat, menurut Alex Osborne
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di ada beberapa peraturan yang perlu diperhatikan,
atas maka dapat penulis simpulkan bahwa metode yaitu: (1) Fokus pada kuantitas. Asumsi yang
adalah suatu cara yang dipergunakan guru untuk berlaku disini adalah semakin banyak ide, semakin
menyampaikan suatu materi pelajaran pada siswa besar pula kemungkinan ide yang menjadi solusi
Dalam pembelajaran ada beberapa macam masalah; (2) Penundaan kritik. Dalam Metode
metode yang dapat digunakan yang dalam Diskursus Multi Representasi (DMR), kritikan atas
pemakaiannya harus tepat guna disesuaikan dengan ide yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan
materi yang akan diajarkan dan tujuan di akhir sesi, hal ini untuk membuat para siswa
pembelajaran yang ingin dicapai. Semakin baik dan merasa bebas untuk memunculkan berbagai macam
berdaya guna metode yang dipakai semakin efektif ide. Hal ini pun dilakukan agar guru dapat melihat
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan memiliki cara berpikir siswa berdasarkan ide-ide yang
pemahaman secara umum terhadap penggunaan dilontarkan, dengan begitu guru dapat memberikan
suatu metode maka akan lebih mudah untuk pemahaman yang sesuai dengan pemikiran siswa
menetapkan metode yang paling mendukung untuk tersebut; (3) Sambutan terhadap ide yang tidak
situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang biasa. Ide yang tidak biasa muncul disambut
dihadapi. [14] dengan baik. Bisa jadi, ide yang tidak biasa ini
Metode yang digunakan dalam proses belajar merupakan solusi masalah yang akan memberikan
mengajar ada beberapa macam antara lain ceramah, perspektif yang bagus untuk kedepannya; dan (4)
tanya jawab, diskusi, eksperimen, pemberian tugas Kombinasi dan perbaikan ide. Ide-ide yang bagus
(resilasi), kerja kelompok, sosiodrama (bermain dapat dikombinasikan menjadi satu ide yang lebih
peran), karya wisata, latihan siap (drill), sistem baik dan ide-ide yang masih kurang tepat dapat
regu pemecahan masalah dan metode proyek. diperbaiki lagi sehingga menjadi ide yang relevan
Jenis-jenis metode yang digunakan terdapat dengan masalah yang diberikan. [6]
beberapa kesamaan dan perbedaan antara satu sama

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
37
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

Setiap metode yang sudah ada selama ini setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan,
memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
dengan Metode Diskursus Multi Representasi
(DMR). Metode Diskursus Multi Representasi Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
(DMR) memiliki banyak keunggulan, seperti: (1)
Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan
pendapat; (2) Melatih siswa berfikir dengan cepat
dan tersusun logis; (3) Merangsang siswa untuk
selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan oleh guru; (4)
Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima
pelajaran; (5) Siswa yang kurang aktif mendapat
bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru;
(6) Terjadi persaingan yang sehat; (7) Anak merasa
bebas dan gembira dan (8) Suasana demokrasi dan
disiplin dapat ditumbuhkan. [6]
Menurut Roestiyah (2008: 89) Metode
Diskursus Multi Representasi (DMR) juga
memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi
ialah: (1) Guru kurang memberi waktu yang cukup
kepada siswa untuk berfikir dengan baik, sehingga
anak yang kurang, selalu ketinggalan; (2) Guru
hanya menampung pendapat tidak merumuskan
kesimpulan; (3) Siswa tidak segera tahu apakah
pendapatnya itu betul atau salah; (4) Tidak
menjamin hasil pemecahan masalah dan (5)
Masalah bisa berkembang kearah yang tidak 3. Hasil dan Pembahasan
diharapkan.
Hasil Penelitian
2. Metode Penelitian
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui hasil belajar
kelas (action research) dengan cara pelaksanaanya Pkn Menggunakan Metode Diskursus Multi-
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Representasi (DMR) siswa kelas IV di SD 05 Sitiung
[15] yang dilakukan dengan 2 tahapan siklus yaitu siklus
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD pertama dan siklus kedua dan disetiap siklus terdapat
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung yang kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
berjumlah 16 orang siswa.
Pertimbangan penulis mengambil subjek
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
penelitian tersebut adalah berdasarkan pengamatan
penulis terhadap rendahnya hasil belajar dan NIL KETUN
HASIL PENILAIAN
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran No
NAMA AI TASAN
PKn. Rendahnya hasil belajar di kelas ini SISWA Kog Afek Psiko AKH
T BT
nitif tif motor IR
mengindikasikan lemahnya pemahaman siswa 1. Nayla 81 √ -
terhadap materi pembelajaran PKn, sehingga Rahmat 80 80 85
ul
diperlukan tindakan perbaikan proses
2. Siska 80 √ -
pembelajaran. Oktavia 80 80 80
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran ni
3. Indra - √
2020/2021. Waktu yang dibutuhkan untuk Setiawa 65 65 70 66
penelitian selama 3 bulan, dimulai dari bulan n
September sampai dengan bulan November tahun 4. Syahrul 80 √ -
Ramadh 80 90 70
2020. Kegiatan pelaksanaan penelitian dengan an
tindakan 2 siklus yaitu siklus 1 dan silkus 2. Dalam 5. Baraq 66 - √
60 60 80
Azam

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
38
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

6. Faizah 60 - √ 9. Muha 86 √ -
60 60 60
Najmi mmad 80 80
7. Jefri 80 √ - Dafa 100
Vebrio 80 80 80 10. Muha 83 √ -
Marsel mmad 80 70
8. Khalifat 66 - √ Ikhwan 100
ul 80 60 60 11. Muha 83 √ -
Zahrah mmad 80 80
9. Muham 80 √ - Afif 90
mad 80 80 80 12. Tisa 83 √ -
Dafa Oktana 85 85
10. Muham 75 √ - lia 80
mad 70 70 85 13. Marcel 100 80 80 86 √ -
Ikhwan 14. 75 75 76 √ -
Fino 80
11. Muham 66 - √
15. Mukho 80 √ -
mad 80 60 60 80 80
lifa 80
Afif
16. Nasyfa 80 √ -
12. Tisa 80 √ -
Putri 80 80
Oktanal 80 90 70
Asyurra 80
ia
JUMLAH 1345 14 2
13. Marcel 65 65 80 78 √ -
RATA-RATA 84
14. Fino 75 80 60 70 - √
KETUNTASAN 87, 12,5
15. Mukhol 80 √ -
80 90 70 5% %
ifa
16. Nasyfa 60 - √
Putri 60 60 60 Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran
Asyurra
JUMLAH 1025
bahwa nilai akhir hasil belajar siswa (kognitif,
9 7
RATA-RATA 64
afektif, dan psikomotor) pada siklus II ini sudah
% KETUNTASAN 56 44 mencapai ketuntasan 87,5% dengan nilai rata-rata
% % siswa 84.

Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran bahwa Pembahasan


hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) Kegiatan Siklus I
pada siklus I ini baru mencapai ketuntasan 56% dengan 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn
nilai rata-rata siswa 64.
Menggunakan Metode Diskursus Multi
Representasi (DMR): Sebelum melaksanakan
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II proses pembelajaran peneliti terlebih dahulu
KETUNTAS
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran
HASIL PENILAIAN (RPP). RPP merupakan persiapan yang harus
NAMA NILAI AN
No
SISWA Kog Afek Psiko AKHIR
T BT dilakukan oleh guru sebelum mengajar.
nitif tif motor
1. Nayla 86 √ -
Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis
Rahma 80 80 besar (outline) tentang apa yang akan dikerjakan
tul 100 oleh guru dan siswa selama proses
2. Siska 86 √ -
Oktavi 80 80 pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan
ani 100 maupun beberapa kali pertemuan. Jadi, RPP
3. Indra - √ harus dirancang oleh guru sebelum
Setiaw 80 80 73
an 60 melaksanakan pembelajaran agar pembelajaran
4. Syahru 83 √ - berlangsung sistematis. RPP yang dirancang
l merupakan gambaran dari kegiatan yang akan
80 80
Ramad
han 90 dilaksanakan. Melalui RPP yang dirancang
5. Baraq 83 √ - dapat diketahui kegiatan apa yang akan
80 80
Azam 90 dilakukan oleh guru dan kegiatan apa yang akan
6. Faizah 76 √ -
70 70 dilakukan oleh siswa. Selain itu, dengan adanya
Najmi 90
7. Jefri 76 √ - RPP pembelajaran yang akan dilaksanakan
Vebrio 75 75
Marsel 80
tersusun secara sistematis sehingga
8. Khalifa - √ pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
tul 80 80 73 Secara umum langkah-langkah yang perlu
Zahrah 60
dilakukan guru dalam menyusun RPP adalah
memilih standar kompetensi (SK), menentukan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
39
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

kompetensi dasar (KD), menentukan indikator, cara pemecahan masalah yang dianggap paling
memilih materi yang sesuai, merancang proses tepat. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
pembelajaran, dan merancang evaluasi. Selain belum sempurna dan belum berhasil dengan
itu juga memilih dan merancang suatu baik, karena masih ada langkah-langkah dari
permasalahan yang akan didiskusikan dalam Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
pembelajaran. Semua kegiatan ini berdasarkan yang tidak berjalan dengan baik. Pada siklus I
kepada langkah-langkah pembelajaran pelaksanaan pembelajaran belum bisa dikatakan
menggunakan Metode Diskursus Multi berhasil dan belum memenuhi kriteria yang
Representasi (DMR). Berdasarkan data aspek diharapkan. Hal tersebut dikarenakan sebagian
penilaian terhadap RPP siklus I, terlihat besar siswa belum terbisa dengan Metode
persentase skor yang diperoleh adalah 75% Diskursus Multi Representasi (DMR) ini.
dengan kategori baik. [16] Dalam membentuk kelompok yang disesuaian
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn Menggunakan dengan pandangan atau prespektif topik
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR): pembelajaran yang ada terlalu menyita waktu
Pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas IV SD membuat keributan. Selain itu, dalam
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung pembelajaran siklus I terlihat siswa belum
menggunakan Metode Diskursus Multi mampu mengembangkan keterampilan berpikir
Representasi (DMR) pada siklus I disajikan (thinking skill) maupun keterampilan sosial
dalam satu kali pertemuan dengan langkah- (social skill) seperti keterampilan untuk
langkah yang dijabarkan seperti berikut: mengemukakan pendapat, menerima saran dan
Pemberian informasi, dimana pada tahap ini masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia
guru menjelaskan masalah yang akan dibahas kawan. Siswa belum mampu mengungkapkan
dan latar belakangnya, kemudian siswa idenya secara verbal dan membandingkan
dibentuk beberapa kelompok beranggotakan 4- dengan ide temannya. Mereka juga belum
5 siswa. Guru juga mengajak siswa agar aktif mampu saling bertukar pendapat dan terlihat
untuk memberikan tanggapannya. Identifikasi, enggan menyampaikan pendapatnya karena
dimana pada tahap ini siswa diajak memberikan mereka malu dan takut salah. [6]
pendapat, saran dan pemikiran sebanyak- 3. Hasil Belajar PKn Menggunakan Metode
banyaknya pada masing-masing kelompok. Diskursus Multi Representasi (DMR):
Semua pendapat, saran dan pemikiran yang Berdasarkan catatan pada lembar observasi dan
diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan diskusi peneliti dengan teman sejawat,
dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta penyebab dari masih rendahnya keterlibatan dan
dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya hasil belajar siswa pada siklus I adalah
untuk meminta penjelasan. Klasifikasi, dimana kurangnya pengorganisasian waktu dan
pada tahap ini siswa mengklasifikasi pemberian motivasi oleh peneliti. Penyebab lain
permasalahan berdasarkan kriteria yang dibuat dari belum berhasilnya pelaksanaan Metode
dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa Diskursus Multi Representasi (DMR) ini adalah
juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain. kebiasaan siswa dalam belajar yang masih
Verifikasi, dimana pada tahap ini setiap terbiasa menerima informasi dari guru sehingga
kelompok secara bersama meninjau kembali siswa sulit menyesuaikan diri dengan model
pendapat, saran dan pemikiran yang telah pembelajaran ini. Dari hasil analisis hasil belajar
diklasifikasikan. Setiap pendapat, saran dan siswa, baik dari kognitif, afektif, dan
pemikiran diuji relevansinya dengan psikomotor yang diperoleh selama
permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat pembelajaran pada siklus I, nilai akhir yang
kesamaan maka yang diambil adalah salah diperoleh siswa baru mencapai mencapai
satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun ketuntasan 56% dengan nilai rata-rata siswa 64.
kepada pemberi pendapat, saran dan pemikiran Hal ini masih jauh dari target yang diharapkan.
bisa dimintai argumentasinya. Konklusi Keadaan ini disebabkan karena guru dalam
(Penyepakatan), dimana pada tahap ini guru menyajikan materi belum mencakup dengan
atau pimpinan kelompok beserta peserta lain tujuan dan materi pembelajaran dengan jelas,
mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif serta belum termotivasinya siswa untuk
pemecahan masalah yang disetujui. Setelah berdiskusi. Berdasarkan hasil pengamatan
semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir siklus I yang diperoleh, maka direncanakan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
40
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

untuk melakukan siklus II. Peneliti harus langsung dan siswa sudah mampu berpikir kritis
meningkatkan pembelajaran dan terhadap suatu permasalahan yang diajukan.
pengorganisasian waktu dengan tetap Dalam waktu yang bersamaan siswa dapat
memperhatikan perbedaan yang ada pada setiap berbicara mengungkapkan pendapat dan lebih
siswa karena masing-masing individu memiliki banyak ide yang di munculkan oleh siswa. Hal
karakteristik dan potensi yang berbeda dan ini dapat mempengaruhi motivasi, dan keaktifan
pemberian motivasi untuk berpendapat. setiap indiIVdu dan mereka mempunyai rasa
percaya diri dan dapat menilai kemampuan diri
Kegiatan Siklus II mereka sendiri. Atmosfer di dalam kelas pun
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn menjadi kondusif dan menyenangkan.
Menggunakan Metode Diskursus Multi 3. Hasil Belajar PKn Menggunakan Metode
Representasi (DMR): Dari kekurangan pada Diskursus Multi Representasi (DMR): Pada
siklus I maka disusunlah rencana tindakan pada siklus II pembelajaran menggunakan Metode
siklus II dengan melakukan perbaikan. Sebelum Diskursus Multi Representasi (DMR) sudah
memulai pembelajaran peneliti juga merancang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Ini
RPP seperti halnya pada siklus I. Pada dasarnya dapat dibuktikan melalui peningkatan perolehan
perencanaan siklus II ini merupakan nilai siswa dibandingkan pada siklus I.
penyempurnaan dari perencanaan siklus Berdasarkan nilai akhir dari siklus II
sebelumnya. Materi yang akan diajarkan adalah menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi
kelanjutan dari materi siklus I. Berdasarkan dengan nilai akhir hasil belajar siswa (kognitif,
aspek penilaian terhadap RPP siklus II, terlihat afektif, dan psikomotor). Pada siklus II ini sudah
persentase skor yang diperoleh mencapai 88% mencapai ketuntasan 87,5% dengan nilai rata-
dengan kategori sangat baik. rata siswa 84. Dengan demikian, pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn Menggunakan PKn menggunakan Metode Diskursus Multi
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR): Representasi (DMR) telah berhasil
Pembelajaran PKn menggunakan Metode meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
Diskursus Multi Representasi (DMR) pada hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 05
siklus II di kelas IV SD Negeri 05 Sitiung Sitiung Kecamatan Sitiung dalam pembelajaran
Kecamatan Sitiung ini sudah berjalan dengan PKn ini sejalan dengan pandangan Roestiyah
baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (2008:70) bahwa pembelajaran dengan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sama menggunakan Metode Diskursus Multi
seperti siklus sebelumnya dengan melakukan Representasi (DMR) dapat meningkatkan
beberapa perbaikan berdasarkan refleksi dan pemikiran kolektif kelompok, dengan
diskusi dengan teman sejawat. Kegiatan inti melibatkan satu sama lain, mendengarkan dan
pembelajaran tetap mengedepankan membangun ide-ide lain yang akan membantu
penggunaan Metode Diskursus Multi meningkatkan kepercayaan diri setiap siswa
Representasi (DMR). Pada siklus II aktifitas dalam menyampaikan idenya, sehingga
siswa sudah meningkat, karena hampir seluruh memungkinan untuk setiap siswa lebih aktif
siswa mau terlibat secara aktif dalam dan berpartisipasi dalam pembelajaran.
pembelajaran. Pada siklus II alokasi waktu
sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah 4. Kesimpulan
ditentukan dan siswa sudah terbiasa dengan Berdasarkan data hasil penelitian dan
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR). pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada siklus II guru memberi arahan yang jelas. 1. Sebelum melaksanakan pembelajaran PKn di
Siswa berusaha untuk aktif dan berusaha untuk kelas VI SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan
mampu mengeluarkan ide-ide dan gagasan Sitiung, guru membuat rancangan pelaksanaan
dalam dalam memberi tanggapan, bantahan pembelajaran yang disesuaikan dengan
atau koreksi dalam kegiatan diskusi. Jadi, dapat langkah-langkah Metode Diskursus Multi
disimpulkan bahwa pada siklus II penggunaan Representasi (DMR).
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) 2. Pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas VI SD
dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung
05 Sitiung Kecamatan Sitiung sudah berjalan menggunakan Metode Diskursus Multi
optimal dalam melibatkan siswa secara Representasi (DMR) terdiri beberapa tahap

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
41
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42

kegiatan, yang dibagi menjadi kegiatan awal [13] Nana Sudjana. 2004. Dasar-Dasar Proses
pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan akhir Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran Algenso
disesuaikan dengan langkah-langkah Metode [14] Muhammad Ali. 2004. Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Diskursus Multi Representasi (DMR) yang
Algesindo
meliputi: (1) Pemberian informasi; (2) [15] Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian
Identifikasi; (3) Klasifikasi; (4) Verifikasi; dan Tindakan Kelas. Yogyakarta: Bumi Aksara
(5) Konklusi (Penyepakatan) [16] Kunandar. 2007. Guru Profesional
3. Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 05 Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Sitiung Kecamatan Sitiung dalam pembelajaran Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
PKn menggunakan Metode Diskursus Multi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Representasi (DMR) menunjukkan peningkatan Persada
yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai rata-
rata yang diperoleh siswa baru mencapai
ketuntasan 60% dengan nilai rata-rata 69,
sedangkan pada siklus II menunjukkan
peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai
rata-rata siswa 82 dengan ketuntasan mencapai
86%.

Daftar Rujukan
[1] Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN). Jakarta.
Depdiknas
[2] Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
1990 tentang Pendidikan Dasar.
[3] Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas
[4] Moedjiono. 1993. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Depdikbud
[5] Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar
di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
[6] Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
[7] Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
[8] Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung.
Sinar Baru Algensindo.
[9] Aziz Wahab. 2000. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas
Terbuka
[10] Friska. Sonia Y., Dkk. 2022. Pengembangan e-
LKPD dengan 3D Pageflip Berbasis Problem
Solving pada Tema Lingkungan Sahabat Kita
di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 6 No.
2.

[11] Friska. Sonia Y., Novitasari Ana. 2020.


Peningkatan Hasil Belajar Pemecahan Masalah
Soal Cerita Pecahan Menggunakan Strategi
Polya. Jurnal JVEIT. Vol. 1 No. 1.
[12] Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain. 1997.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 33 – 42
42

You might also like