You are on page 1of 9

PELAKSANAAN INTERNALISASI NILAI KARAKTER

DALAM PEMBELAJARAN IPS


DI SMP NEGERI 2 SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2012

Giyatmo1
Mulyoto2
Nunuk Suryani2
1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

ABSTRACT
The effects of current globalization bring people of Indonesia lost their
identity. Character education is the key to the progress of a nation. This
research discussed the implementation of the internalization characters in a
study at school.
The objectives of this research are: (1) to know the implementation of the
internalization characters in a study of IPS, (2) to know problems were
encountered and also the way to overcome, and (3) to know the result of
implementation of the internalization characters in a study of IPS.
This research was conducted in SMP N 2 Sidoharjo, Wonogiri in 2012.
Methods used in this research is descriptive qualitative method. Sampling
using purposive sampling because it adapted to the purpose and to identify
problems. The data were colleceted using observation technique, interview,
questionnaires, and document analysis. The data validation used
triangulation of sources and triangulation of techniques.
The results of research were analysed using data analyzed technique by :
data collecting, data reduction, data presentation, then conducted by data
analysis and got the conclusion that (1) the implementation of the
internalization characters in a study of IPS at SMP Negeri 2 Sidoharjo,
Wonogiri in 2012 has walked but it was not maximal yet, (2) the problems are
lack of allocation of fund for the implementation of the internalization
characters, lack of teacher’s comprehension toward character-based learning
model and there was no policy about assesment toward the internalization
characters in the teaching-learning, (3) the result of implementation of the
internalization characters generally were visible however specially there is no
reference of permanent assesement yet.
To overcome the problems, school has done the following efforts : (1) offering
of fund to the goverment and school commitee, (2) performing the
socialization of the charactered-education, workshop the method and model
of character-based learning and also the way of assessment and the
instrument.

Keywords : internalization, value characters, study of IPS

PENDAHULUAN bertujuan untuk mengembangkan


potensi peserta didik menjadi manusia
Pendidikan Nasional berfungsi yang beriman dan bertakwa kepada
mengembangkan kemampuan dan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
membentuk watak serta peradaban sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
bangsa yang bermartabat dalam rangka dan menjadi warga negara yang
mencerdaskan kehidupan bangsa,
giyatgiyatmo@yahoo.com 1
demokratis serta bertanggung jawab. Karakter adalah cara berpikir dan
Untuk mengemban fungsi tersebut berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
pemerintah menyelenggarakan suatu individu untuk hidup dan bekerja sama,
sistem Pendidikan Nasional sebagaimana baik dalam lingkungan keluarga,
tercantum dalam Undang-Undang Nomor masyarakat, bangsa dan negara. Individu
20 Tahun 2003 tentang Sistem yang berkarakter baik adalah individu
Pendidikan Nasional. yang bisa membuat keputusan dan siap
Dalam pelaksanaannya Undang- mempertanggungjawabkan setiap akibat
Undang Sistem Pendidikan Nasional dari keputusan yang diperbuatnya.
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan Pendidikan karakter adalah suatu
antara lain Peraturan Pemerintah Nomor sistem penanaman nilai-nilai kepada
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional warga sekolah yang meliputi komponen
Pendidikan. Dalam peraturan tersebut pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
dijabarkan adanya delapan standar serta tindakan untuk melaksanakan nilai-
nasional pendidikan yaitu: standar isi, nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
standar proses, standar kompetensi Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lulusan, standar pendidik dan tenaga lingkungan, maupun kebangsaan
kependidikan, standar sarana prasarana, sehingga menjadi manusia insan kamil.
standar pengelolaan, standar Dalam pendidikan karakter di sekolah,
pembiayaan, dan standar penilaian semua komponen (stakeholders) harus
pendidikan. Di era globalisasi sekarang dilibatkan, termasuk kom-ponen-
ini Indonesia memerlukan sumber daya komponen pendidikan itu sendiri, yaitu
manusia dalam jumlah dan mutu yang isi kurikulum, proses pembelajaran,
memadai sebagai pendukung utama penilaian pem-belajaran, kualitas
dalam pembangunan.Pendidikan hubungan, pe-nanganan atau pengelolaan
diharapkan dapat mempersiapkan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
peserta didik menjadi warganegara yang pelak-sanaan aktifitas atau kegiatan
memiliki komitmen yang kuat dan kokurikuler, pemberdayaan sarana
kesadaran yang tinggi dalam mengisi prasarana, pembeayaan, dan etos kerja
kemerdekaan. seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan Terlepas dari berbagai ke-kurangan
pendidikan nasional, jelas bahwa dalam praktek pendidikan di Indonesia,
pendidikan harus diselenggarakan apabila dilhat dari standar nasional
secara sistematis pada setiap jenjang pendidikan yang menjadi acuan
guna mencapai tujuan tersebut.Hal ini pengembangan Kurikulum Tingkat
berkaitan dengan pembentukan karakter Satuan Pendidikan (KTSP), dan
peserta didik sehingga mampu bersaing, implementasi pem-belajaran dan
beretika, bermoral, sopan santun dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan
berinteraksi dengan masyarakat. sebenarnya dapat dicapai dengan
Berdasarkan beberapa pene-litian, baik.Pembinaan dan penanaman nilai
ternyata ditemukan bahwa kesuksesan karakter juga ter-masuk materi yang
seseorang tidak semata-mata ditentukan harus diajarkan dan dikuasai serta
oleh pengetahuan dan kemampuan teknis diterapkan oleh peserta didik dalam
(hard skill) saja, tetapi lebih ditentukan kehidupan sehari-hari. Permasalahannya,
oleh kemampuan mengelola diri dan pen-didikan karakter di sekolah selama
orang lain (soft skill ). Kesuksesan hanya ini baru menyentuh pada tingkatan
ditentukan sekitar 20% oleh hard skill pengenalan norma atau nilai-nilai, dan
dan sisanya 80% ditentukan oleh soft skill. belum mengarah pada tingkatan
Bahkan orang-orang tersukses di dunia internalisasi dan tindakan nyata dalam
dapat berhasil karena banyak didukung kehidupan sehari-hari.
kemampuan soft skill daripada hard skill Pendidikan karakter sekarang ini
(Nunuk Suryani 2012:5). memang menjadi isu utama pendidikan.
Hal ini mengisyaratkan bahwa Selain menjadi bagian dari proses
mutu pendidikan karakter peserta didik pembentukan akhlak anak bangsa,
sangat penting untuk ditingkatkan. dengan pendidikan karakter diharapkan
2
mampu menjadi pondasi utama dalam itu harus dilakukan melalui perencanaan
mensukseskan Indonesia Emas 2025 yang yang baik, pendekatan yang tepat, dan
akan datang. Pendidikan karakter bagi metode pembelajaran yang efektif.Sesuai
bangsa dan negara, sangat erat dan dengan sifat suatu nilai, pendidikan
dilatar belakangi oleh keinginan untuk budaya dan karakter bangsa adalah
mewujudkan konsensus nasional yang usaha bersama dari seluruh kom-ponen
berparadigma Pancasila dan UUD 1945 yang ada di satuan pendidikan.
konsensus tersebut diperjelas melalui Mata pelajaran IPS adalah salah satu
Undang Undang No 20 tahun 2003 bidang ilmu yang diajarkan di Sekolah
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Menengah Pertama.Kaitannya dengan
yang berbunyi “Pendidikan nasional internalisasi nilai karakter dalam
berfungsi mengembangkan kemampuan penelitian ini akan difokuskan pada mata
dan membentuk watak serta peradaban pelajaran Ilmu Pe-ngetahuan Sosial secara
bangsa yang bermartabat dalam rangka terpadu. Untuk mengajarkan nilai-nilai
mencerdaskan kehidupan bangsa, ka-rakter dalam pembelajaran IPS,
bertujuan untuk ber-kembangnya potensi tentunya tidak bisa diajarkan dengan
peserta didik agar menjadi manusia yang pendekatan pengajaran fakta (ceramah),
beriman dan bertakwa kepada Tuhan tetapi harus digunakan pendekatan-
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pendekatan yang cocok sehingga
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan memungkinkan siswa memahami,
menjadi warga negara yang demo-kratis menghayati, dan menginternalisasikan
serta bertanggung jawab. nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
Sekolah sebagai bagain dari yang akan terintegrasi dalam standar
lingkungan memiliki peranan yang sangat kompetensi dan kompetensi dasar dalam
penting. Setiap sekolah dan seluruh mata pelajaran IPS. Nilai-nilai tersebut
lembaga pendidikan se-harusnya dicantumkan dalam pengembangan
memiliki school culture, di mana setiap silabus, penyusunan RPP (Rencana
sekolah memilih pendisiplinan dan Pelaksanaan Pem-belajaran) sebelum
kebiasaan me-ngenai karakter yang akan guru menen-tukan metode atau
dibentuk. Selanjutnya para pemimpin pendekatan yang digunakan dalam
dan para pendidik di lembaga pendidikan pembelajaran.
tersebut dapat dan mampu mem-berikan Sebagaimana diuraikan di depan
suri teladan mengenai karakter tersebut bahwa mata pelajaran IPS sangat erat
(Nunuk Suryani, 2010:14) kaitannya dengan pendidikan ka-rakter.
Karakter adalah perilaku yang Berikut adalah gambaran keterkaitan
dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan antara mata pelajaran IPS dengan nilai
norma agama, kebudayaan, hukum/ yang dapat dikem-bangkan untuk
konstitusi, adat istiadat dan estetika pendidikan budaya dan karakter bangsa.
(Inpres No 1 Tahun 2010)
Pendidikan karakter adalah upaya JENJANG KELAS
1-3 4-6 7-9
yang terencana untuk menjadikan
 Religius  Religius  Religius
peserta didik mengenal, peduli, dan  Toleransi  Toleransi  Jujur
mengintermalisasi nilai-nilai sehingga  Kerja keras  Disiplin  Toleransi
peserta didik berperilaku sebagai insane  Kreatif  Kreatif  Disiplin
 Bersahabata  Demokrati  Kerja keras
kamil (Inpres no 1 tahun 2010) n/ s  Kreatif
Berdasarkan beberapa pemikiran komunikatif  Rasa ingin  Mandiri
tersebut, pengembangan pendidikan  Kasih tahu  Rasa ingin tahu
budaya dan karakter bangsa sangat sayang  Semangat  Cinta tanah air
 Rukun(persa kebangsaa  Menghargai
strategis bagi keberlangsungan dan tuan) n prestasi
keunggulan bangsa baik di masa  Tahu diri  Mengharga  Bersahabat
sekarang maupun masa yang akan  Penghargaan i prestasi  Senang membaca
 Kebahagiaan  Bersahabat  Peduli sosial
datang. Nilai-nilai budaya dan karakter  Kerendahan  Senang  Peduli lingkungan
bangsa harus dikembangkan secara hati membaca
optimal dalam setiap program  Peduli
lingkungan
pembelajaran di sekolah. Pe-ngembangan
3
Agar pembelajaran lebih bermakna, guru memotret kondisi yang sebenarnya dan
dapat memilih dan meng-gunakan memperoleh data yang ada di lapangan.
metode serta model pem-belajaran yang Metode yang digunakan dalam
dapat meng-inter-nalisasi nilai-nilai penelitian ini adalah metode diskriptif
karakter di dalamnya, menerapkan teknik kualitatif. Populasi dalam penelitian ini
pem-belajaran yang membantu siswa adalah seluruh stakeholders SMP Negeri 2
dalam mencari dan menentukan suatu Sidoharjo. Pengambilan sampel
nilai yang dianggap baik dalam menggunakan teknik purposive sampling
menghadapi persoalan melalui proses karena disesuaikan dengan tujuan dan
analisis nilai yang sudah ada dan yang mengetahui permasalahannya.
tertanam dalam diri siswa. Data-data yang diperlukan di-peroleh
Berkaitan dengan pemaparan di atas dengan teknik observasi, wawancara,
dalam penelitian ini akan di-fokuskan angket, dan analisis dokumen.
pada tiga permasalahan pokok yaitu: Sumber data dalam penelitian ini
(1)Pelaksanaan inter-nalisasi nilai adalah informan, peristiwa, dan
karakter dalam pem-belajaran IPS, dokumen. Sumber informan terdiri dari
(2)Kendala yang muncul dan upaya Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
mengatasinya, dan (3) Hasil dari bidang Kurikulum, guru, dan siswa.
pelaksanaan internalisasi nilai karakter di Sumber peristiwa berupa proses
SMP Negeri 2 Sidoharjo Kabupaten pembelajaran serta sumber dokumen
Wonogiri tahun 2012. berupa Silabus dan RPP IPS.
Oleh karena itu penelitian ini Untuk menguji keabsahan data,
bertujuan untuk (1) mengetahui dilakukan validasi data menggunakan
pelaksanaan internalisasi nilai ka-rakter triangulasi sumber dan triangulasi
dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 teknik.Triangulasi sumber adalah untuk
Sidoharjo, (2)mengetahui kendala yang menguji kredibilitas data yang berasal
muncul dan upaya mengatasinya, dan (3) dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala
mengetahui hasil dari pelaksanaan Sekolah bidang Kurikulum, guru IPS, dan
internalisasi nilai karakter dalam siswa. Triangulasi teknik digunakan
pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 untuk menguji kredibilitas data dengan
Sidoharjo. cara mem-bandingkan data dari sumber
Berdasarkan rumusan masalah yang yang sama dengan teknik yang berbeda.
telah ditetapkan agar penelitian lebih Teknik analisa data menggunakan
terarah, diperlukan kerangka pemikiran teknik analisa statistik diskriptif untuk
yang jelas. Dalam penelitian ini penulis mengetahui seberapa jauh persepsi guru
menggunakan kerangka pikir sebagai dan peserta didik ter-hadap pelaksanaan
berikut: (1)Input berasal dari komponen internalisasi nilai karakter dalam
sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, pembelajaran IPS, dan teknik analisa
guru, siswa, kurikulum, dan lingkungan. deskriptif kualitatif untuk mengetahui
(2)Proses dilakukan dengan observasi, keterkaitan hasil penelitian pembelajaran
angket, wawancara, dan studi dokumen IPS di SMP dengan pembelajaran IPS
terhadap semua komponen meliputi pra model internalisasi nilai karakter.
pem-belajaran, proses pembelajaran,
hasil pembelajaran. (3)penulis mendata HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kendala yang muncul selama proses
berlangsung. (4)selanjutnya penulis 1. Pelaksanaan internalisasi nilai
mendata hasil pelaksanaan inter-nalisasi karakter dalam pembelajaran IPS di
nilai karakter dalam pem-belajaran IPS. SMP Negeri 2 Sidoharjo
Pendekatan penanaman nilai (inculcation
METODE PENELITIAN approach) adalah suatu pendekatan yang
Penelitian ini dilaksanakan di SMP memberi penekanan pada penanaman
Negeri 2 Sidoharjo Wonogiri Semester I nilai-nilai sosial dalam diri siswa.
tahun 2012.Penelitian ini dilaksanakan Menurut pen-dekatan ini tujuan
selama tiga tahap. Dalam penelitian pendekatan nilai adalah diterimanya
tahap pertama ini bertujuan untuk nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa dan
4
berubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai Ditinjau dari segi pemahaman guru
dengan nilai sosial yang diinginkan terhadap nilai-nilai karakter diperoleh
(Superka, et.al.1976 dalam Masnur Mus- data bahwa guru IPS di SMP Negeri 2
lich:108). Menurut pendekatan ini, Sidoharjo sudah memahami nilai-nilai
metode yang digunakan dalam proses karakter tetapi belum mendalam dan
pembelajaran antara lain ke-teladanan, menyeluruh. Dari hasil wawancara dan
penguatan positif dan negatif, simulasi, observasi ternyata rincian 18 nilai
permainan peranan, dan lain-lain. karakter belum semua dipahami secara
Berkaitan dengan pelaksanaan maksimal.
internalisasi nilai karakter, selama Dalam merencanakan pem-belajaran
mengadakan penelitian di SMP Negeri 2 perumusan tujuan belum memuat 3
Sidoharjo peneliti memfokuskan kegiatan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
observasi, angket, wa-wancara, dan Dari hasil pengamatan peneliti, mereka
analisis dokumen terhadap tiga masalah hanya menonjolkan aspek kognitif
pokok dalam penelitian. saja.Untuk aspek afektif yang berkaitan
Masalah yang pertama adalah dengan sikap dan perilaku belum
pelaksanaan internalisasi nilai ka-rakter termuat dalam tujuan pembelajaran.
dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran Pemilihan materi pelajaran lebih
Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 2 banyak menggunakan buku Lembar Kerja
Sidoharjo di-laksanakan secara terpadu hasil MGMP kabupaten Wonogiri. Buku
antara tiga sub mata pelajaran yang paket juga sudah digunakan tetapi belum
diampu oleh tiga orang guru yaitu sub maksimal. Penentuan nilai karakter yang
mata pelajaran Sejarah diampu oleh Sri dikembangkan dalam proses pem-
Purwati, S.Pd, mata pelajaran Geografi belajaran belum diperhatikan. Pada
diampu oleh Sunarno, S.Pd., dan sub umumnya hanya menggunakan RPP dari
mata pelajaran Ekonomi diampu oleh internet atau LKS.
Suradi, S.Pd. Penggunaan alat peraga belum
Dari ketiga orang guru IPS tersebut nampak dalam proses pembelajaran.
menurut hasil pengamatan dan Guru tidak menggunakan alat peraga dan
wawancara yang peneliti lakukan baru Sri hanya menggunakan metode ceramah
Purwati, S.Pd. yang melaksanakan divariasi dengan tanya jawab.
pembelajaran IPS dengan metode dan Penyusunan perangkat evaluasi
model pem-belajaran yang mendidik sudah baik, tetapi pelaksanan evaluasi
siswa me-ngenal dan menerapkan nilai dalam pembelajaran belum terlaksana
ka-rakter. Dua orang guru yang lain karena waktu tidak mencukupi. Program
masih menggunakan metode dan model tindak lanjut jugaa sudah direncanakan
pembelajaran konvensional. Sebetulnya tetapi dalam proses pembelajaran juga
dalam Rencana Pe-laksanaan belum terlaksana.
Pembelajaran juga sudah dicantumkan
nilai-nilai karakter tetapi dalam 2. Kendala-kendala yang muncul dan
pelaksanaan pem-belajaran di kelas upaya mengatasinya.
belum maksimal. Pada umumnya suatu kegiatan tidak
Berdasarkan hasil penelitian maka lepas dari adanya kendala atau
secara umum dapat dikatakaan bahwa hambatan.Kendala atau hambatan yang
pelaksanaan internalisasi nilai karakter dihadapi SMP Negeri 2 Sidoharjo dalam
dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 pelaksanaan internalisasi nilai karakter
Sidoharjo masih perlu pengembangan adalah sebagai berikut :
dalam hal metode dan model a. Masalah terbatasnya dana.
pembelajarannya. Guru harus mampu Dana BOS yang dialokasikan
memilih dan menerapkan model dan pemerintah sebesar Rp.710.000,00 setiap
pendekatan yang me-nekankan pada siswa untuk setahun dirasa masih
penanaman nilai yaitu melalui kurang. Sementara sekolah tidak
keteladanan, penguatan positif dan diperbolehkan menarik dana dari orang
negatif, simulasi, dan bermain peran. tua wali murid. Hal inilah yang menjadi
kendala untuk memaksimalkan
5
pelaksanaan inter-nalisasi nilai karakter a. Karakter sekolah, harus dinilai
di SMP Negeri 2 Sidoharjo. tentang sejauh mana sekolah telah
Sekolah sudah berusaha untuk menjadi komunitas peduli.
mencari terobosan untuk memenuhi b. Peranan staf sekolah sebagai
kekurangan tersebut dengan program pendidik karakter.
sumbangan sukarela dari orang tua wali c. Karakter para siswa, dinilai
murid dan pengajuan bea siswa dari tentang sejauh mana para siswa
berbagai pihak pemerintah maupun mewujudkan pemahamannya,
swasta. Melihat kenyataan seperti ini komitmennya, dan tindakannya yang
mestinya pemerintah harus menyediakan dilandasi nilai-nilai etik.
dana untuk pendidikan karakter, karena Berdasarkan pendapat tersebut di
masa depan bangsa ini ditentukan oleh atas, hasil pelaksanaan internalisasi nilai
karakter generasi penerusnya. karakter di SMP Negeri 2 Sidoharjo sudak
b. Kurangnya kompetensi guru mulai nampak. Hal ini dapat dilihat dari
terhadap model pembelajaran beberapa segi di antaranya adalah:
karakter. a. Karakter sekolah yang
Keberhasilan pelaksanaan inter- menunjukkan bahwa SMP Negeri 2
nalisasi nilai karakter sangat ditentukan Sidoharjo merupakan sekolah yang
oleh ketrampilan guru dalam memilih berwawasan lingkungan dan telah
dan menerapkan model pembelajaran berhasil meraih kejuaraan di tingkat
yang tepat. Agar pendidikan berlangsung propinsi.
efektif, maka guru dapat mengusahakan b. Stakeholders sekolah terutama
im-plementasi berbagai metode dan Kepala Sekolah dan guru sudah dapat
model pembelajaran seperti bercerita menunjukkan sebagai pendidik karakter,
tentang berbagi kasih, cerita atau tetapi belum semuanya memahami nilai-
dongeng yang sesuai, menugasi siswa nilai karakter.
membaca literatur, melaksanakan studi c. Karakter para siswa sudah
kasus, bermain peran, diskusi, debat menunjukkan sikap dan perilaku yang
tentang moral,dan penerapan berkarakter misalnya disiplin, relegius,
pembelajaran kooperatif (Lickona 1991 kerja keras, peduli lingkungan dan
dalam Masnur Muslich :147) sebagainya.
Kenyataan di lapangan menunjukkan Menurut tingkatan secara kualitatif
bahwa guru belum me-mahami secara pelaksanaan internalisasi nilai karakter di
mendalam berbagai model dan metode SMP Negeri 2 Sidoharjo sudah berada
pembelajaran yang menekankan pada tingkatan kedua yaitu tingkat MT
internalisasi nilai karakter sehingga perlu (Mulai Terlihat). Para siswa sudah mulai
adanya pendidikan dan pelatihan guru menunjukkan perilaku yang sesuai
terhadap nilai karakter agar guru dengan nilai-nilai karakter, tetapi belum
mempunyai kompetensi yang cukup konsisten. Pelaksanaan internalisasi nilai
dalam melaksanakan pembelajaran karakter perlu ditingkatkan agar dapat
berbasis karakter. Dengan me-ningkatnya meningkat menjadi tingkatan ketiga yaitu
kompetensi guru di-harapkan mampu MB (Mulai Berkembang) dan pada
menjadi teladan secara menyeluruh bagi akhirnya nanti diharapkan berada di
siswa-siswanya. Guru harus mampu tingkatan keempat MK (Mulai Konsisten)
menjadi sosok yang digugu dan ditiru. atau membudaya.
c. Hasil Pelaksanaan Internalisasi Nilai
Karakter dalam Pembelajaran IPS di KESIMPULAN
SMP Negeri 2 Sidoharjo 1. Pelaksanaan internalisasi nilai
Menurut Lickona, (dalam Muchlas karakter dalam pembelajaran IPS di
Samani dan Hariyanto:174) dijelaskan SMP Negeri 2 Sidoharjo
bahwa ada tiga jenis hasil yang harus Kegiatan pembelajaran dirancang
menjadi titik pusat penilaian pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
karakter yaitu : dan mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang
dikembangkan. Dalam pem-belajaran IPS
6
di SMP Negeri 2 Sidoharjo, pelaksanaan mengharuskan guru untuk aktif
internalisasi nilai-nilai karakter sudah di- mengikuti kegiatan di forum MGMP.
laksanakan tetapi belum maksimal. Guru c. Mengajukan permohonan ban-
IPS masih terfokus pada materi pelajaran tuan dana baik kepada pemerintah
pokok sehingga nilai-nilai karakter yang maupun komite sekolah sebagai mitra
akan dikembangkan sering terlupakan. kerja sekolah secara sukarela.
Proses internalisasi nilai dalam kegiatan
pembelajaran belum nampak. Kegiatan 3. Hasil pelaksanaan internalisasi nilai
belajar mengajar masih bersifat kon- karakter dalam pembelajaran IPS
vensional dan belum memasukkan nilai- Secara khusus sampai saat ini belum
nilai karakter secara intensif. Evaluasi dilakukan penilaian terhadap pe-
terhadap pelaksanaan inter-nalisasi nilai laksanaan internalisasi nilai karakter
karakter belum dilaksanakan karena dalam pembelajaran. Untuk me-ngetahui
belum ada alat ukur yang baku. hasil pendidikan karakter dilakukan
melalui pengamtan, pembiasaan sikap
2. Kendala yang muncul pada dan perilaku siswa sehari-hari.
pelaksanaan internalisasi nilai Secara umum pelaksanaan pen-
karakter dalam pembelajaran IPS didikan karakter di SMP Negeri 2
dan upaya mengatasinya. Sidoharjo sudah melaksanakan sebagian
Pelaksanaan internalisasi nilai nilai-nilai karakter antara lain:
karakter dalam pembelajaran IPS di SMP a. Nilai relegius melalui kegiatan
Negeri 2 Sidoharjo kurang maksimal. Hal sholat dluhur berjamaah di sekolah.
ini disebabkan oleh beberapa faktor Sholat Jumat secara bergiliran, dan
antara lain : kebiasaan berdoa setiap awal dan akhir
a. Belum ada kebijakan dari pelajaran.
pemerintah dan sekolah untuk b. Nilai disiplin melalui kegiatan
mengadakan penilaian terhadap upacara bendera setiap hari Senin,
pelaksanaan internalisasi nilai karakter disiplin waktu datang dan pulang
dalam pembelajaran IPS secara baku. sekolah.
b. Kurangnya pemahaman guru c. Nilai kerja keras melalui kegiatan
terhadap metode dan model ekstra drum band dan berhasil menjadi
pembelajaran yang dapat mendukung juara festifal drum band kabupaten
pelaksanaan internalisasi nilai karakter Wonogiri.
dalam pembelajaran IPS. d. Nilai peduli lingkungan me-lalui
c. Terbatasnya alokasi dana khusus kegiatan sekolah berwawasan lingkungan
untuk pelaksanaan internalisasi nilai sebagai juara di tingkat propinsi Jawa
karakter dan kurangnya sarana prasarana Tengah.
pendukung pendidikan karakter di
sekolah. Implikasi
Untuk mengatasi kendala-kendala Sebagai akibat langsung adanya pe-
tersebut, sekolah melakukan upaya nemuan berbagai permasalahan yang ada
sebagai berikut: dalam pelaksanaan internalisasi nilai
a. Mengadakan sosialisasi ten-tang karakter pada mata pelajaran IPS, serta
pendidikan karakter dan cara-cara diberikannya alternatif pemecahan
penilaian yang dapat dilakukan oleh guru masalah tersebut, di-harapkan
sehingga keberhasilan pe-laksanaan pelaksanaan internalisasi nilai karakter
internalisasi nilai-nilai karakter dapat dalam pembelajaran IPS akan memiliki
diukur. kualitas yang lebih baik. Permasalahan
b. Mengadakan sosialisasi ten-tang tentang kebijakan manajemen sekolah,
model-model pembelajaran yang kurangnya kom-petensi guru terhadap
mendukung pelaksanaan pendidikan pemahaman model pembelajaran, dan
karakter di sekolah melalui pem-binaan alat evaluasi pendidikan karakter akan
rutin di sekolah, mengirimkan guru diupayakan agar pelaksanaan inter-
untuk mengikuti diklat, dan nalisasi nilai karakter lebih maksimal
dalam rangka membangun moral peserta
7
didik sebagai generasi bangsa yang dan menjadi warga negara demokratis
berkualitas menuju tercapainya tujuan dan bertanggung jawab.
pendidikan nasional secara utuh. 2. Agar dapat menanamkan nilai-
Menurut peneliti, dalam pnelitian ini nilai karakter kepada peserta didik, guru
proses pembelajaran mata pelajaran IPS harus memiliki kemampuan yang
di SMP Negeri 2 Sidoharjo sudah cukup memadahi terkait dengan model-model
baik. Agar lebih maksimal, maka guru pembelajaran yang memungkinkan
perlu meningkatkan kompetensinya baik penanaman nilai karakter dapat berjalan
kompetensi pedagogiek, kompetensi dengan maksimal.Oleh karena itu perlu
sosial, kompetensi kepribadian, serta diadakan sosialisasi tentang model-model
kompetensi profesional. pembelajaran terhadap guru di semua
Berkaitan dengan penanaman nilai- jenjang pendidikan, serta cara-cara
nilai karakter, kompetensi pe-dagogiek mengevaluasi keberhasilan pendidikan
dan kompetensi ke-pribadian sangat karakter.
menentukan. Kompetensi pedagogik 3. Pemerintah dan lembaga yang
menyangkut kemampuan guru terhadap terkait harus sering mengadakan pen-
pe-mahaman berbagai metode dan model didikan dan pelatihan bagi pelaku
pembelajaran terutama yang mendukung pendidikan terkait dengan pe-laksanaan
pelaksanaan internalisasi nilai karakter di internalisasi nilai-nilai ka-rakter di
sekolah. Kompetensi kepribadian sekolah.
berkaitan dengan posisi guru sebagai
teladan bagi siswa-siswanya. Guru harus DAFTAR PUSTAKA
mampu menunjukkan sikap dan perilaku
yang patut dicontoh di manapun berada. Anderson, Lorin W.,dkk, 2001. A
Tugas utama guru dalam Taxonomy for Learning Teaching
penyelenggaraan kegiatan pem-belajaran and Assesseing A Revesion of Bloom
adalah mendesain kegiatan pembelajaran Taxonomy of Educational Obectives.
yang sesuai dengan penempatan yang New York: Longman.
dipilih dan standar yang ditargetkan.
Anwar Senen dan Imam Barnadib, 2000.
Dalam menyusun desain kegiatan Tantangan Guru Sejarah : Pesan
pembelajaran harus memperhatikan Sejarah sebagai Konsep pendidikan
prinsip-prinsip yang ada serta memilih Nilai, dalam Jurnal Penelitian
model pem-belajaran yang Evaluasi, Nomor 3 tahun 2000.
memungkinkan siswa dapat
menginternalisasikan nilai-nilai karakter Arismantoro, 2008. Tinjauan Berbagai
dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Character Building :
Bagaimana Mendidik Anak
Saran Berkarakter ?. Yogyakarta ; Lemlit
Setelah melakukan penelitian ini, ada UNY-Tiara Wacana
beberapa saran yang harus peneliti
sampaikan sebagai bahan per-timbangan Daniel Muijs & David Reynolds, 2008.
dalam mengambil kebijakan-kebijakan di Effective Teaching:Teori dan
sekolah atau lembaga pemerintah terkait Aplikasi.(Edisi Terjemahan oleh
dengan temuan-temuan dalam penelitian Helly Prajitno Soetjipto dan Sri
ini. Di bawah ini beberapa saran yang Mulyatini Soetjipto).
dapat dipertimbangkan: Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

1. Pelaksanaan internalisasi nilai Dharma Kesuma, Cepi Triatna &Johar


karakter perlu dimaksimalkan, karena Permana,2011. Pendidikan Karakter.
pendidikan bertujuan me-ngembangkan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
potensi peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Din Zainuddin, 2004. Pendidikan Budi
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Pekerti dalam Perspektif Islam.
Jakrta:Al Mawardi Prima
8
Hamid Darmadi. 2007. Dasar Konsep Sjarkawi. 2008. Pembentukan
Pendidikan Moral: Landasan Konsep Kepribadian Anak: Peran moral,
Dasar dan Implementasi. Bandung. Intelektal, Emosional, dan Sosial
Alfabetar. sebagai Wujud Integritas
Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi
Masnur Muslich.2010. Pendidikan Aksara.
Karakter Menjawab Tantangan
Krisis Multidimensional. Jakarta : Toeti Soekamto dan Udin Saripuddin
Bumi Aksara. Winataputra. 1996. Teori Belajar
dan Model-model Pembelajaran.
Moleong J Lexy.2001. Metodologi Jakarta: Pusat Antar Universitas-
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Depdikbud.
Remaja Rosda Karya.
Zaim Elmubarok. 2008. Membumikan
Morison, Gary R., Steven M. Ross, Jerold Pendidikan Nilai: Mengumpulkan
E. Kemp. 2001. Designing Effective yang Terserak, Menyambung yang
Instruction. New York: John Wiley Terputus, dan Menyatukan yang
dan Sons, inc. Tercerai. Bandung: Alfabeta.
Moerdiono. 1991. Menuju Nasionalisme ...............,2010.Pengembangan Pendidikan
Gelombang Ketiga. Jakarta: Prisma Budaya dan Karakter Bangsa.
Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarata: Puskur Balitbang
Kemendiknas.
Muchlas Samani & Hariyanto,2012.
Konsep dan Model Pendidikan ...............,2003. UU RI Nomor 20 Tahun
Karakter.Bandung :PT Remaja 2003 Tentang Sisdiknas.
Rosdakarya. Semarang:CV Duta Nusindo.
Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral
dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.

You might also like