You are on page 1of 17

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.unibrah.ac.id/index.php/JIWP
Vol. 6, No. 4, Desember 2020

Kompetensi Profesional Guru Dalam Mengembangkan Curiosity Dan Kreatifitas


Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga

Paramita Ayu Ekasari1, Taufiqur Rohman2


1,2
Pascasarjana IAIN Salatiga
Email : paramithaayu90@gmail.com1, rohmantaufiqur93@gmail.com2

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: This study aims to develop students' curiosity and creativity through
Diterima: 14 November 2020 the professional competences of teachers. This research is motivated
Direvisi: 21 November 2020 by the number of educators who want to re-emphasize the presence
Dipublikasikan: Desember 2020 of character education. In addition, the low level of curiosity and
e-ISSN: 2089-5364 creativity of students to learn new things results in the knowledge
p-ISSN: 2622-8327 obtained by students is not optimal.This study used a naturalistic
DOI: 10.5281/zenodo.4298424 qualitative method with cluster random sampling technique. As for
the subjects of this study, students and teachers at MI Ma'arif
Mangunsari and MI Ma'arif Kumpulrejo 02 Salatiga. The results
showed that teachers who have been certified have understood the
concept of professional competence by carrying out the obligations
that are their responsibility. The teacher provides additional quality
of learning that has an impact on the development of curiosity of
students through their professional competences. Teachers who are
able to provide additional quality of learning that have an impact on
the development of student creativity. The character development of
students must continue to be carried out to create a superior
generation not only in academics but also in character.

Keyword: Teacher Professional Competence, Curiosity,


Creativity

PENDAHULUAN kreatif, inovatif, dan rasa ingin tahu dalam


menapaki setiap perkembangan zaman.
Pendidikan merupakan alat untuk
Menurut Undang Undang Republik
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
Indonesia nomor 20 tahun 2003
bagi seluruh umat manusia, Pendidikan
Pendidikan nasional bertujuan untuk
yang berkualitas akan mencerminkan
mengembangkan potensi peserta didik
masyarakat yang maju, damai dan
agar menjadi manusia yang beriman dan
mengarah pada sifat-sifat yang konstruktif.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Pendidikan melahirkan hal-hal yang
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,

670
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara Kompetensi profesional guru disyaratkan
yang demokratis dan bertanggung jawab. dapat memenuhi kualifikasi akademik
Atas dasar fungsi dan tujuan sebagai pendidik. Hal tersebut sesuai
pendidikan nasional tersebut ada dua hal dengan Undang-Undang Republik
penting yang harus diwujudkan dalam Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
proses pendidikan. Pertama, Guru dan Dosen BAB IV pasal 8 dan 9,
mengembangkan kemampuan peserta bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
didik dan yang kedua adalah membentuk akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
watak peserta didik. Hal ini sesuai dengan sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
pendapat Barnawi dan Arifin ( 2012: 61) kemampuan untuk mewujudkan tujuan
bahwa tujuan pendidikan ialah pendidikan nasional (Dirjen Pendis, 2006:
meningkatakan wawasan, perilaku dan 88). Standar kompetensi dan sertifikasi
keterampilan dengan tujuan akhirnya guru bertujuan untuk mendapatkan seorang
adalah terwujudnya insan yang berilmu guru yang baik dan profesional, yang
dan berkarakter. memiliki kompetensi untuk melaksanakan
Kompetensi Profesional adalah fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta
standart mutlak yang yang harus dipenuhi tujuan pendidikan pada umumnya sesuai
oleh seorang pendidik untuk dapat dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan
mewujudkan insan yang berilmu dan zaman.
berkarakter tersebut. Melalui penguasaan Pemerintah telah merumuskan 18
materi pembelajaran secara mendalam nilai pembentuk karakter yang bersumber
guru dapat membimbing peserta didik dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
untuk memenuhi Standart Nasional pendidikan nasional dalam rangka
Pendidikan. Dengan adanya kemajuan memperkuat pendidikan karakter disekolah
teknologi dan informasi yang berkembang (Kemendiknas: 2010). 18 nilai karakter
semakin pesat, maka guru tidak hanya tersebut yaitu: religius, jujur, toleransi,
bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
guru juga bertindak sebagai fasilitator, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
motivator dan pembimbing bagi peserta kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
didik, serta memberikan kesempatan prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
kepada peserta didik untuk bisa membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
mengembangkan pengetahuan dan dan tanggung jawab. Berangkat dari
ketrampilan yang dimiliki peserta didik fenomena tersebut maka pada tanggal 6- 8
dalam belajar. Januari peneliti berkesempatan
Dewasa ini minat belajar peserta mengunjungi dua Madrasah diantaranya
didik mengalami penuruan hal ini MI Mangunsari, dan MI Kumpulrejo 02
berdampak pada anjlok nya prestasi siswa, untuk melakukan observasi, Berdasarkan
hal tersebut merupakan indikasi kemajuan penuturan dari guru, banyak peserta didik
teknologi. Dunia informasi saat ini tidak yang belum karakter curiosity dan
bisa terlepas dari teknologi, karena kreativitas yang baik dalam pembelajaran
keberadaannya mempermudah kegiatan maupun diluar pembelajaran. Oleh karena
manusia. Era globalisasi yang meminta itu penulis tertarik melakukan penelitian
kualitas di berbagai segi kehidupan dengan berjudul ”Kompetensi Profesional
menuntut profesionalisme yang tinggi. Guru Dalam Mengembangkan Curiosity

671
Dan Kreativitas Siswa Madrasah semester genap tahun pelajaran
Ibtidaiyah Kota Salatiga.” 2019/2020. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru dan siswa Madrasah Ibtidayah
METODE PENELITIAN di MI Ma’Arif Mangunsari dan MI
Ma’Arif Kumpulrejo 02 di Kota Salatiga.
Penelitian ini menggunakan metode
Objek penelitian ini yaitu kompetensi
kualitatatif naturalistik karena dilakukan
profesional guru dalam pengembangan
pada kondisi alamiah. Peneliti adalah
curiosity dan kreativitas siswa Madrasah
sebagai instrumen kunci, teknik
Ibtidayah Se-Kota Salatiga. Teknik
pengumpulan data dilakukan secara
pengumpulan data yang digunakan dalam
trianggulasi (gabungan), analisis data
penelitian ini adalah:
bersifat induktif, dan hasil penelitian
a) Wawancara Mendalam (In Depth
kualitatif lebih menekankan makna
Interview)
daripada generalisasi.
Peneliti melakukan wawancara
Obyek alamiah yang dimaksud
semistruktur (Semistructure interview), di
adalah obyek yang apa adanya, tidak
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas
dimanipulasi oleh peneliti sehingga
bila dibandingkan dengan wawancara
kondisi pada saat peneliti memasuki
terstruktur. Tujuan dari wawancara ini
obyek, setelah berada di obyek dan setelah
adalah untuk menemukan permasalahan
keluar dari obyek relative tidak berubah.
secara lebih terbuka.
Teknik Clustur Random Sampling untuk
b) Observasi
menentukan sampel awal dari penelitian
Jenis perilaku yang dilakukan pada
yang didasarkan atas kesamaan usia, dan
penelitian ini adalah observasi pasif yang
wilayah tempat tinggal. Di Salatiga
berarti bahwa peneliti mendatangi ke
terdapat 13 MI yang tersebar di 4
tempat subyek melakukan kegiatan yang
kecamatan. Pengambilan 2 kecamatan
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
secara random di dasarkan atas kecamatan
kegiatan tersebut.
yang paling dekat dan paling jauh dengan
Penelitian ini menggunakan metode
pusat kota. Teknik sampling ini dilakukan
triangulasi dalam menguji keabsahan data
melalui dua tahap, tahap pertama
yang didapat. Menurut Lexy J Moleong
menentukan sampel daerah dan tahap
triangulasi adalah teknik pemeriksaan
berikutnya menentukan responden.
keabsahan data yang memanfaatkan
Metode kualitatif adalah suatu proses
sesuatu yang lain di luar data untuk
penelitian dan pemahaman yang
keperluan pengecekan atau sebagai
berdasarkan pada metodologi yang
pembanding (Moelong, 2010). Analisis
menyelidiki suatu fenomena social (Rully
data dalam penelitian ini menggunakan
Indrawan, 2014: 49). Peneliti membuat
model analisis interaktif Miles dan
gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
Huberman, yaitu proses aktivitas dalam
laporan terinci dari pandangan responden
analisis data meliputi reduksi data,
dan melakukan studi pada situasi yang
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
alami.
Penelitian ini dilaksanakan di MI
Ma’arif Mangunsari dan MI Ma’arif
Kumpulrejo 02 di Kota Salatiga pada

672
HASIL DAN PEMBAHASAN sepenuhnya. Dalam situasi seperti itu, guru
harus dapat melakukan keputusan
Implementasi Kompetensi Profesional
transaksional, yaitu melakukan
Guru
penyesuaian berdasarkan umpan balik
Penguasaan Materi Pembelajaran
yang diperoleh dari interaksinya dengan
Penguasaan materi ajar merupakan
siswa, dan interaksi antarsiswa, agar
kompetensi pertama yang paling
kegiatan pembelajaran terus berlangsung.
menentukan keberhasilan pembelajaran,
Menguasai substansi keilmuan yang
penguasaan materi ajar berarti pemahaman
terkait dengan bidang studi memiliki
terhadap aspek dari materi bahan
indikator: memahami materi agar yang ada
pembelajaran.
dalam kurikulum sekolah; dengan materi
Penguasaan materi memungkinkan
ajar;memahami hubungan konsep antar
guru memilih materi memungkinkan guru
mata pelajaran terkait; dan menerapkan
memilih materi mana yang harus
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
didahulukan dan mana yang disampaikan
sehari-hari.
belakangan (Oemar, 2010:121).
Pengembangan Kompetensi Profesional
Penguasaan materi juga
Berkelanjutan
memungkinkan guru memilih metode,
Pengembangan kompetensi profesional
tahapan dan mendia yang tepat untuk
berkelanjutan sangat penting untuk
mengajarkan begian demi bagian dalam
diimplementasikan di dunia pendidikan
materi pelajaran. Problematika semacam
khususnya pada satuan pendidikan
ini sering terjadi di madrasah. Profesi guru
berbagai jenjang. Pengembangan
tidak dapat dijadikan jaminan seseorang
kompetensi profesional berkelanjutan
benar-benar menguasai materi yang
merupakan kendaraan utama dalam upaya
diajarkan. Apalagi dewasa ini materi
membawa perubahan yang diinginkan
pelajaran mengalami peningkatan bobot
berkaitan dengan keberhasilan siswa.
materi yang lebih berat dari sebelumnya.
Dengan hal ini diharapkan siswa memilii
Penguasaan materi ajar oleh guru perlu
pengetahuan lebih, ketrampilan tinggi, dan
dijajagi kembali untuk kemudian
menunjukkan pemahaman yang mendalam
dikembangkan lebih lanjut.Madrasah perlu
tentang materi ajar serta mampu
melakukan sharing penguasaan bahan ajar
memperlihatkan apa yang mereka ketahui
oleh setiap guru agar pembelajaran
dan mampu dilakukan.
berlangsung efektif. Setiap guru perlu
Dalam konteks pengembangan
memaparkan peta konsep materi dan
kompetensi berkelanjutan dilaksanakan
instrumen pembelajarannya di hadapan
sesuai kebutuhan guru untuk mencapai
guru lain atau pakar tertentu untuk
standar komnpetensi profesional sekaligus
mendapatkan masukan (Oemar,
berimplikasi kepada angka kredit untu
2010:125).
kenaikan pangkat atau jabatan fungsional
Berdasarkan perencanaan yang
guru.
telah dibuat, guru akan melaksanakan
Implementasi Pengembangan
proses pembelajaran. Pada kenyataannya
kompetensi profesional sangat penting
sering terjadi berbagai hal yang
untuk mendorong guru dalam memelihara
menyebabkan perencanaan yang telah
dan meningkatkan standar guru-guru
dibuat tidak dapat dilaksanakan
secara keseluruhan mencakup bidang-

673
bidang yang berkaitan dengan Penguasaan Teknologi dan Media
pekerjaanya. Guru diwajibkan memelihara, Pembelajaran
meningkatkan dan memperluas Teknologi dimanfaatkan dalam
pengetahuan dan ketrampilan, kompetensi penyelenggaraan pendidikan. Teknologi
sosial dan kepribadian yang dimiliki pendidikan akan membantu semua aspek
masing-masing dengan apa yang menjadi pendidikan dalam upaya meningkatkan
tuntutan ke depan. kualitas pelayanan dan kualitas produk
Guru akan terampil yang dihasilkan. Produk dalam ranah
membangkitkan minat peserta didik pendidikan yaitu siswa yang berkualitas
kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memiliki daya saing. Kemajuan
serta memiliki integritas kepribadian yang teknologi akan berdampak kepada
tangguh untuk mampu berkompetitif di keragaman media yang digunakan oleh
abad 21. para tenaga pendidik.
Pengembangan kompetensi Teknologi akan membantu para
profesional merupakan kegiatan yang guru dalam pembuatan media, karena
hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan media yang dihasilkan akan menarik dan
kualitas layanan pendidikan di sekolah variatif apabila guru mampu
maupun madrasah dalam rangka memanfaatkan teknologi yang ada,
meningkatkan mutu pendidikan, adapun kecenderungan guru yang berusia lanjut
tujuan khusus pengembangan kompetensi yang tidak mampu mamanfaatkan
berkelanjutan adalah: kemajuan teknologi justru tetap
(1)Meningkatkan kompetensi guru untuk mempertahankan gaya konvensional tanpa
mencapai standar kompetensi yang menyelipkan unsur teknogi di dalamnya.
ditetapkan dalam peraturan perundang- Perkembangan ilmu pengetahuan dan
undangan yang berlaku, (2) teknologi semakin mendorong upaya-
memutakhirkan kompetensi profesional upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
guru dalam bidang pengembangan ilmu hasil-hasil teknologi dalam proses belajar
pengetahuan, teknologi, dan seni untuk mengajar. Guru dituntut agar mampu
memfasilitasi proses pembelajaran peserta mengoprasikan segala bentuk fasilitas
didik, (3) Meningkatkan komitmen guru yang tesedia di sekolah, dan tidak
dalam melaksanakan tugas pokok dan menututp kemungkinan fasilitas tersebut
fungsinya sebagai tenaga profesional, (4) disesuaikan dengan perkembangan zaman.
menumbuhkan rasa cinta dan bangga Guru juga dituntut untuk dapat
sebagai penyadang profesi guru, (5) mengembangkan alat-alat yang tersedia,
Meningkatkan citra, harkat, dan martabat guru dituntut untuk dapat mengembangkan
profesi guru (Ngainun, 2012:49). alat-alat yang tersedia, selain itu guru
Guru memperoleh kesempatan untuk dituntut untuk mengembangkan
mengembangkan kompetensi profesional ketrampilan membuat media pengajaran
berkelanjutan diharapkan dapat yang akan digunakannya apabila media
memperkecil jarak antara pengethuan, tersebut belum tersedia. Teknologi
ketrampilan dan sikap yang meraka miliki digunakan sebagian besar dalam
saat ini dengan apa yang menjadi tuntutan pendidikan yang bertujuan menghidupakan
di masa depan. kreatifitas peserta didik dan guru atau
tenaga pengajarnya. Teknogi pendidikan

674
adalah sebuah cara untuk meraih tujuan pendidikan berbagai jenjang.
pendidikan dengan cara menggunakan Pengembangan kompetensi profesional
alat-alat teknologi yang dihasilkan berkelanjutan merupakan kendaraan utama
manusia untuk membantu menumbuh dalam upaya membawa perubahan yang
kembangakan kreatifitas berfikir siswa diinginkan berkaitan dengan keberhasilan
dalam sebuah sistem pendidikan (Momon, siswa. Implementasi Pengembangan
2013:79). Pemanfaatan teknogi dan media kompetensi profesional sangat penting
pengajaran dalam proses belajar mengajar untuk mendorong guru dalam memelihara
dapat membangkitkan keinginan dan minat dan meningkatkan standar guru-guru
dan motivasi ataupun rangsangan kegiatan secara keseluruhan mencakup bidang-
belajar bahkan membawa pengaruh- bidang yang berkaitan dengan
pengaruh psikologis peserta didik. pekerjaanya. Guru diwajibkan memelihara,
Teknogi dan media memiliki peran meningkatkan dan memperluas
yang penting dalam belajar. Ketika pengetahuan dan ketrampilan, kompetensi
pembelajran terpusat pada guru, teknologi sosial dan kepribadian yang dimiliki
dan media berperan dalam mendukung masing-masing dengan apa yang menjadi
penyajian pembelajran. Di sisi lain ketika tuntutan ke depan.
pembelajaran terpusat kepada siswa Kompetensi Profesional Guru Dan
penggunan media dan teknologi dapat Pengembangan Curiosity Siswa
dimanfaatkan untuk menyajikan hasil Tugas Mengajar Guru
pemikiran. Guru memiliki peran strategis dalam dunia
Guru perlu meningkatkan kompetensinya pendidikan salah satu yang menentukan
dalam rangka menyesuaikan dengan keberlangsungan proses belajar mengajar.
perkembangan zaman yang ada. Menurut Dalam peraturan Pemerintah nomor 19
Akmal Hawi bahwa kompetensi Tahun 2005 tentang Standar Nasional
profesional merupakan kemampuan dan Pendidikan, Pemerintah telah merumuskan
kewenangan guru dalam melaksanakan empat jenis kompetensi guru yaitu:
profesi keguruannya. Kompetensi ini kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
mengacu pada kemampuan melaksanakan dan profesional (Surya, 2003). Keempat
sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan kompetensi tersebut terintegrasi dalam
serta kompetensi merujuk kepada kinerja guru. Upaya pemerintah untuk
performance dan perbuatan yang rasional mewujudkan amanat tentang Sistem
untuk memenuhi verifikasi tertentu dalam Pendidikan Nasional salah satunya dengan
pelaksanaan tugas-tugas kependidikan melaksanakan program sertifikasi dalam
(Akmal,2013). Rasional di sini mempunyai rangka meningkatkan profesionalisme
arah dan tujuan dalam pendidikan tidak guru dan dosen. Agar profesionalisme guru
hanya dapat diamati, tetapi meliputi dan dosen terukur ada 7 indikator yang
kemampuan seorang guru di dalam harus dikuasai oleh seorang guru agar
pendidikan guna tercapaianya tujuan kompetensi professional dapat tercapai.
pembelajaran. Ketujuh indikator tersebut antara lain:
Pengembangan kompetensi Memiliki ketrampilan mengajar yang baik,
profesional berkelanjutan sangat penting memiliki wawasan yang luas, menguasai
untuk diimplementasikan di dunia kurikulum, menguasai media
pendidikan khususnya pada satuan pembelajaran, penguasaan teknologi,

675
menjadi teladan yang baik, memiliki untuk dapat diajarkan serta penguasaan
kepribadian yang baik (Dharma, 2011). metodologi dalam arti memiliki konsep
Berdasarkan ketujuh indikator tersebut teoretis serta mampu memilih metode
penulis jadikan pedoman wawancara yang sesuai dengan karakter peserta didik
dalam penelitian ini. dalam proses belajar mengajar.
Guru telah mengikuti pendidikan “Kompetensi profesional guru artinya
keahlian melalui Lembaga kependidikan sebagi guru harus berpikiran terbuka dan
khusus. Keahlian dalam pendidikan mampu menyampaikann ilmu pengetahuan
ditandai dengan diberikan sertifikat atau kepada siswanya dan bertanggung jawab
akta mengajar. Guru memiliki tugas untuk untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mengarahkan, menilai dan mengevaluasi
mencapaai tujuan belajar dan Sebagaimana siswanya agar bermanfaat dimasa
disampaikan oleh salah satu guru di MI mendatang” (NA 11 03 2020).
Ma’arif Mangunsari Salatiga: Kompetensi profesionalisme guru
“Guru merupakan seorang pendidik, berhubungan dengan kompetensi yang
pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang menuntut guru untuk ahli dalam bidang
dapat menciptakan suasana belajar yang pendidikan sebagai suatu pondasi dalam
menarik, memberi rasa aman, nyaman dan melaksanakan profesinya sebagai seorang
kondusif dalam kelas. di Mi Ma’arif guru profesional. Karena menjalankan
Mangunsari Salatiga keberadaan guru profesi keguruan, terdapat kemampuan
ditengah peserta didik dapat mencairkan dasar dalam pengetahuan tentang belajar
suasana kebekuan, ketakutan, dan dan tingkah laku manusia, bidang studi
kejenuhan belajar yang diterima oleh yang dibinanya, sikap yang tetap tentang
peserta didik. Kondisi seperti itu tentunya lingkungan belajar mengajar dan
memerlukan ketrampilan dari seorang guru mempunyai ketrampilan dalam teknik
”(SR 11 03 2020). mengajar.
Sebagai seorang pendidik yang “Guru bukanlah seseorang yang
memahami fungsi dan tugasnya, seorang menjadikan dapat dengan cepat
guru memiliki tugas profesi mendidik, menjadikan perserta didik ahli pada mata
mengajar dan melatih serta pelajaran tertentu. Peserta didik
mengembangkan nilai -nilah dalam hidup membutuhkan pengalaman dalam belajar,
dan kehidupan. bukan saja pengetahuan . Oleh karena itu,
“Kompetensi profesional guru adalah kompetensi guru menjadi syarat utama
sejumlah kompetensi yang berhubungan tercapainya kualitas belajar yang baik.
dengan profesi yang menuntut berbagai Kompetensi guru harus berpijak pada
keahlian di bidang pendidikan atau kemampuan dalam mengajarkan materi
keguruan”( IR 12 03 2020). pelajaran secara menarik, inovatif, dan
Guru harus memiliki pengetahuan kreatif yang mampu membangkitkan
yang luas dalam bidang studi untuk dapat semangat peserta didik dalam belajar” (11
diajarkan serta penguasaan metodologi 03 2020).
dalam arti memiliki konsep serta mampu Kompetensi profesional guru
memilih metode dalam proses belajar merupakan kemampuan yang berhubungan
mengajar. Guru harus memiliki dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan.
pengetahuan yang luas dalam bidang studi Kompetensi ini merupakan kompetensi

676
yang sangat penting, sebab langsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
berhubungan dengan kinerja yang menantang, memotivasi peserta didik untu
ditampilkan. selalu berpartisipasi aktif sesuai dengan
“Kompetensi Profesional Guru Adalah bakat dan minat peserta didik, hal itu
kemampuan yang harus dimiliki guru da- nantinya akan membantu peserta didik
lam perencanaan dan pelaksanaan proses mengembangkan karakter curiosity” (FG
pembelajaran. Guru mempunyai tugas 11 03 2020).
untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa Proses pembelajaran bukan hanya
untuk mencapai tujuan pembelajaran, sekadar upaya untuk memberikan
untuk itu gu/ru dituntut mampu pengetahuan yang berorientasi pada target
menyampaikan bahan pelajaran. Guru penguasaan materi peserta didik, akan
harus selalu meng-update, dan menguasai tetapi juga memberikan pedoman
materi pelajaran yang disajikan. Persiapan hidupyang akan bermanfaat bagi dirinya
diri tentang materi dapat dilakukan dengan dan manusia lainnya. Proses pembelajaran
jalan mencari informasi melalui berbagai sebisa mungkin juga memberikan hiburan
sumber seperti membaca buku-buku kepada peserta didik agar bisa
terbaru, mengakses dari internet, selalu menjalankan aktivitas pembelajaran yang
mengikuti perkembangan dan kemajuan menyenangkan bukan karena
terakhir tentang materi yang disajikan (MR keterpaksaan. Hal tersebut senada dengan
12 03 2020).” yang diungkapkan oleh salah satu guru MI
Dapat disimpulkan Kompetensi Mangunsari Salatiga yang mengatakan:
profesional guru yaitu kompetensi yang ”Proses pembelajaran diharapkan peserta
dipersyaratkan untuk melakukan tugas didik akan merasa bahagia apabila
pendidikan dan pengajaran, Kompetensi dilaksanakan dengan memanfaatkan alam
meliputi pengatahuan, sikap, dan sekitar, menjaga kesehatan, meningkatkan
keterampilan profesional, baik yang ketrampilan” (DM 11 03 2020).
bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Belajar adalah suatu proses yang
Berdasarkan wawancara yang telah ditandai dengan adanya perubahan diri
dilakukakn di kedua MI, membuktikan pada seseorang, Perubahan yang terjadi
bahwa tingkat kompetensi professional inilah yang merupakan sebagai inti dari
guru tergolong baik. proses pembelajaran. Melalui kompetensi
Proses Pembelajaran profesional yang dimiliki guru perubahan
Proses pembelajaran merupakan dapat terwujud dikarenakan faktor
kegiatan yang dijalani peserta didik dalam pengalaman atau proses pembelajaran
upaya mencapai tujuan pendidikan. Proses dengan sengaja dan disadari bukan karena
pembelajaran ini berlangsung dalam kebetulan. Karenanya kegiatan
interaksi antar komponen-komponen pembelajaran ini sangat bergantung pada
peserta didik dan pendidik dengan muatan komponen-komponen yang ada
tujuan pembelajaran. Proses Pembelajaran didalamnya. Komponen yang palin utama
adalah seluruh kegiatan yang dirancang adalah adanya tenaga pendidik, peserta
dan dilaksanakan untuk membelajarkan didik, media pembelajaran, materi
peserta didik (Mulyasa, 2012). pembelajaran serta adanya rencana
”Proses pembelajaran yang pembelajaran. Keberadaan komponen
diselenggarakan sebisa mungkin dikemas tersebut dalam sebuah proses pembelajaran

677
merupakan suatu hal yang teramat penting memperoleh informasi melalui timbulnya
karena komponen tersebut sangat rasa ingin tahu. Curiosity yang
bergantung satu sama lain. dieksplorasi akan membentuk beberapa
Pendidik yang profesional sumber nilai yaitu rasa ingin tahu yang ulet
diharapkan mampu menciptakan dari beberapa hal terkait dengan bidang
lingkungan belajar yang efektif, yang diminatinya (MR 12 03 2020).
menyenangkan, dan akan lebih mampu Berikut ini cara yang dapat ditempuh
mengelola kelas nya, sehingga kegiatan untuk mengembang curiosity peserta
belajar para peserta didik akan berada pada didik:
taraf optimal. Curiosity merupakan salah ”Biasakan peserta didik untuk selalu
satu sikap yang perlu untuk dikembangkan membuka pemikiran mereka terhadap hal-
dalam hidup di era sekarang. Berlyne hal baru, ataupun hal yang sudah pernah
mengungkapkan teori Curiosity atau rasa mereka pelajari, Orang sering lupa bahwa
ingin tahu, diawali dari ketidakpastian dunia sangatlah luas dan terlalu banyak hal
muncul ketika seseorang mengalami baru untuk terus dieksplorasi dan dipelajari
sesuatu yang baru, mangejutkan, tidak setiap hari. Memang setiap orang memiliki
layak atau kompleks, situasi menghadapi perspektif yang berbeda soal hidup dan
ketidakpastian inilah yang disebut belajar. Ada yang sudah nyaman dengan
Curiosity (Ningsih, 2015). zonanya sehingga berpikir bahwa ia tidak
Setiap orang terlahir dengan rasa lagi butuh yang lain, merasa sudah cukup
ingin tahu, dan hal ini merupakan dasar dengan yang ada ( Wawancara dengan TM
untuk mempelajari dan menjelajahi dunia. 12 03 2020).
Rasa ingin tahu akan membuka dunia- “Tanamankan dalam diri peserta didik
dunia baru yang menantang dan menarik untuk melihat dan menyadari bahwa
siswa untuk mempelajarinya lebih dalam. belajar itu sesuatu yang menyenangkan,
Dengan adanya pengembangan sikap Dengan membuat suasana yang lebih
curiosity pada setiap Madrasah diharapkan kondusif sehingga bisa dinikmati dan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mampu meningkatkan konsentrasi dan rasa
sehingga diharapkan dapat meningkatkan ingin tahu , belajar pun jadi lebih menarik,
prestasi belajar siswa (Narwati, 2011). dan juga seru” (Asmani, 2010).
”Untuk mengembangkan karakter Curiosity merupakan sesuatu yang
curiosity, Madrasah kami membiasakan dapat diraih oleh peserta didik jika guru
peserta didik untuk melakukakan literasi membuatnya menjadi nyata dan focus
15 menit sebelum pelajaran dimulai. (Wawancara dengan AK 12 03 2020).
karena dengan membaca beragam jenis Rasa ingin tahu dipresentasikan dengan
bacaan untuk mengeksplorasi dunia-dunia kemampuan belajar dan semangat untuk
baru bagi mereka, karena selain melakukan yang diinginkan oleh peserta
memperkaya pengetahuan dengan didik. Indikator yang paling menonjol
membaca akan menstimulasi otak mereka untuk mengukur peserta didik yang
untuk berpikir lebih maju” (DM 11 03 memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
2020). adalah keinginan untuk melakukan
Perspektif curiosity berupa melihat eksplorasi informasi, kemauan untuk
mendengar yang diarahkan kepada suatu melakukan pencarian informasi, berani
konsep yang digunakan dalam rangka mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

678
“Biasakan peserta didik untuk banyak khususnya menanyakan sesuatu kepada
bertanya terhadap sesuatu yang belum guru. Berbekal kompetensi profesional
mereka pahami, dimungkinkan alasan yang dimiliki, guru diharuskan mampu
kenapa sistem pendidikan kita masih terasa memanfaatkan beragam aktivitas yang
pasif, atau kurangnya motivasi untuk mungkin dilakukan dalam pembelajaran
memahami materi yang disampaikan agar mampu dengan mudah
dikarenkan tidak tertarik atau bosan menyampaikan materi yang harus
terhadap materi yang disampaikan oleh disampaikan kepada dan peserta didik juga
guru. Memang tidak dapat dipungkiri lagi dengan mudah mamahami materi yang
kalau memang peserta didik sudah tidak disampaikan dengan variasi jenis aktivitas
tertarik dengan sesuatu, mau belajar yang sesuai dengan gaya belajar
bagaimanapun, tidak akan ada motivasi masing-masing.
muncul. Tetapi sangat disayangkan jika ”Aktivitas belajar yang sering dilakukan
seseorang tidak tertarik pada suatu materi antara lain membaca, melihat gambar,
yang dimana materi itu adalah materi yang bertanya, memberikan tanggapan, menulis
sangat dibutuhkan. Ketidakberanian ini cerita, hingga merasakan emosi masing-
kebanyakan dikarenakan karena peserta masing peserta didik(Sardiman, 2006).
didik memang tidak biasa Aktivitas belajar melibatkan indera-indera
mengungkapkan perasaannya di kehidupan atau sensor yang dimiliki manusia. Indera-
sehari-hari, atau mereka terlalu takut indera tersebut meliputi pengelihatan
untuk menanyakan pertanyaan yang (visual), pendengaran (listening), berbicara
dianggap sepele, kuncinya selalu beri (oral), seluruh aktivitas fisik lain serta
apresiasi walaupun hanya sekedar tepuk mental dan emosi (Sardiman, 56).
tangan ( Wawancara dengan IR 12 03 Kombinasi dan penggunaan dari variasi
2020). indera-indera dalam aktivitas belajar akan
Curiosity muncul karena adanya sangat membantu baik guru maupun siswa
perhatian yang terfokus pada dalam pembelajaran sehingga
ketidakkonsistenan dalam pengetahuan memudahkan dalam pencapaian
peserta didik. Intensistas dari rasa ingin kompetensi dan tujuan karena didasarkan
tahu terhadap suatu informasi seharusnya pada perasaan ingin tahu peserta didik atau
berhubungan positif dengan kemampuan sering disebut dengan curiosity.
memecahkannya, dan curiosity seharusnya ”Madrasah memiliki tugas penting dalam
berhubungan positif dengan pengetahuan membangun karakter siswa salah satunya
seseorang mengenai suatu hal. adalah curiosity, tugas ini amatlah berat
Aktivitas Peserta Didik dilakukan oleh madrasah. Keberhasilan
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan mengembangkan karakter ini tidak
belajar, dengan demikian sekolah langsung dapat terlihat dalam proses
merupakan area untuk mengembangkan pembelajaran, tetapi membangun karakter
aktivitas. Banyak aktivitas yang dilakukan ini bertujuan untuk mencetak lulusan yang
peserta didik disekolah. Aktivitas siswa baik, tidak hanya pandai dalam bidang
merupakan segala kegiatan yang dilakukan akademis tetapi mempunyai sikap mental
oleh siswa baik diluar maupun didalam positif dalam segala hal (MA 12 03 2020).
sekolah tentang persoalan terhadap segala Selama disekolah peserta didik
sesuatu selama proses belajar mengajar melaksanakan tiga bentuk kegiatan, yaitu

679
intrakurikuler, kokurikuler dan berat dan pembelajaran yang
ekstrakulikuer. Madrasah mutlak melayani ”konvensional”. Lingkungan sekolah
aktivitas peserta didik tersebut. Menurut seperti ini dapat menimbulkan kesulitan
Dimyati keaktifan siswa dalam bagi siswa untuk beradaptasi dengan beban
pembelajaran memiliki bentuk yang kurikulumnya dan pendekatan
beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang pembelajarannya sehingga tidak tumbuh
mudah diamati sampai kegiatan psikis optimal, bahkan seringkali prestasinya
yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang rendah. Untuk pengembangan nilai
dapat diamati diantaranya adalah kegiatan karakter di sekolah, 18 nilai karakter perlu
dalam bentuk membaca, mendengarkan, diseleksi dan disesuaikan visi sekolah dan
menulis, meragakan, dan mengukur. diimplementasikan dengan kegiatan
Sedangkan contoh kegiatan psikis intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kendala
diantaranya adalah seperti mengingat yang dihadapi guru dalam pengembangan
kembali isi materi pelajaran pada nilai curiosity adalah,
peremuan sebelumnya, menggunakan ”Madrasah belum dapat memilih nilai-
khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk nilai karakter yang sesuai dengan visinya,
memecahkan masalah, menyimpulkan pemahaman guru tentang konsep curiosity
hasil eksperimen, membandingkan satu yang belum menyeluruh, guru belum
konsep dengan konsep yang lain, dan memiliki kompetensi yang memadai untuk
lainnya (Dimyati, 2010). memasukkan karkter curiosity pada mata
Madrasah adalah salah satu pusat pelajaran yang diampunya, dan guru belum
kegiatan belajar, dengan demikian di dapat menjadi teladan atas nilai-nilai
madrasah merupakan arena untuk karakter yang dipilihnya (Wawancara
mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa dengan TM 12 03 2020).
tidak cukup hanya mendengarkan dan Guru dituntut untuk dapat
mencatat seperti yang lazim terdapat menanamkan karakter yang baik pada
disekolah-sekolah. guru harus melihat dan siswa. Banyak hambatan-hambatan yang
memperhatikan peserta didik yang aktif dialami oleh guru dalam mengembangkan
dan kreatif sehingga perlu diberi karakter curiosity ini. Hambatan-hambatan
kesempatan untuk aktif. Guru membantu tersebut juga berkaitan dengan factor-
peserta didik yang mendapat kesulitan atau faktor yang mempengaruhi penanaman
suatu masalah. Guru memberikan petunjuk karakter pada siswa.
dan demonstrasi, melaksanakan karya “Faktor pergaulan peserta didik mudah
wisata, survei, wawancara dengan warga mempengaruhi perilaku dan cara berpikir
masyarakat dan sebagainya. Oleh karena peserta didik. Anak usia MI yang masih
itu peran kompetensi profesional guru labil, dan mudah terpengaruh dengan
sangat diperlukan untuk menunjang lingkungan yang lebih lama dengan sang
aktivitas tersebut. anak, dan menyenangkan bagi anak,
Hambatan Pengembangan Curiosity peserta didik belum mampu menyaring
Proses pendidikan di sekolah, mana yang baik dan mana yang tidak baik
peserta didik tidak selalu mendapatkan “(Wawancara dengan DM 11 03 2020).
lingkungan sesuai dengan kondisi dan Karakter curiosity belum tampak pada
tingkat perkembangannya. Di sekolah siswa, enggan untuk mengutarakan
seringkali muatan kurikulumnya terlalu pertanyaan apabila belum paham terhadap

680
suatu materi, bahkan merasa malas jika karakter peserta didik, ada yang tinggi,
diminta menulis. Peserta didik acuh sedang dan rendah prestasi akademiknya.
terhadap penjelasan yang diberikan guru. Ada pula siswa yang santun, arogan, cuek,
Dari beberapa persoalan yang dialami pengganggu, bahkan siswa yang pernah
peserta didik tersebut, terlihat bahwa melakukan tindak kriminal. Keberagaman
karakter curiosity pada peserta didik masih siswa yang seperti ini menjadi peluang
minim, dan perlu diperkokoh kembali, guru untuk mengelola kelasnya secara
agar peserta didik menjadi individu yang efektif sehingga akan mempengaruhi
lebih baik untuk kedepannya. Meskipun motivasi dan kreativitas siswa.
penanaman karakter curiosity pada peserta (Wawancara dengan TH 11 03 2020)
didik di madrasah memang agak sulit, Guru memiliki peran secara psikologis,
karena mereka belum mampu khususnya psikologi pendidikan dan
membedakan mana yang benar dan yang perkembangan siswa. Guru memiliki
salah. Namun dengan pembisaan yang kemampuan untuk menciptakan suasana
baik, ketegasan dari guru, sistem hubungan antar manusia, khususnya
pembelajaran yang menyenangkan, dengan peserta didik untuk mencapai
peraturan cara berbicara dan bertata laku di tujuan pendidikan. Selain itu guru adalah
sekolah, serta dukungan dari orang tua, seorang yang memahami tentang berbagai
pasti peserta didik akan mampu memiliki aspek perilaku dirinya maupun perilaku
karakter yang baik. orang-orang yang terkait dengan tugasnya,
Kompetensi Profesional Guru Dan terutama perilaku peserta didik dengan
Pengembangan Kreativitas Siswa segala aspeknya.
Tugas Bidang Profesi Interaksi Belajar Mengajar
Pada dasarnya guru memiliki banyak tugas Belajar dan menggajar merupakan dua
baik secara dinas maupun diluar dinas. konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam
Tugas guru tersebut digolongkan menjadi kegiatan belajar mengajar. Dalam
tiga yaitu, tugas guru dalam bidang Pendidikan interaksi bersifat edukatif
kemanusiaan, tugas guru dalam bidang dengan maksud bahwa interaksi itu
kemasyarakatan dan tugas guru dalam berlangsung dalam rangka untuk mencapai
bidang profesi (Soetomo, 2009). Guru tujuan pribadi peserta didik untuk
merupakan profesi atau jabatan yang mengambangakan potensi pendidikan.
memerlukan keahlaian khusus dalam Dalam interaksi itu harus ada perubahan
bidang keguruan. Tugas guru sebagai tingkah laku sebagai hasil belajar.
profesi meliputi mendidik, mengajar dan ”Interaksi belajar mengajar merupakan
melatih peserta didik. Peran guru sangat hubungan timbal balik antara guru dengan
signifikan dalam proses belajar mengajar, peserta didik, atau bisa dikatakan mengajar
untuk itu peningkatan dibutuhkan adalah contoh nyata dari interaksi sosial.
kemampuan dan keahlian guru dalam Karena di dalamnya terjadi hubungan
mengelola kelas dan pembelajaran antara peserta didik dengan temannya,
sehingga menumbuhkan kreativitas bagi antara peserta didik dengan gurunya.
peserta didik maupun guru itu sendiri. (Wawancara dengan SR 11 03 2020)
” Selain mengajar dan menegelola kelas Konsep interaksi belajar mengajar
dengan baik, sebagai tugas profesi guru adalah hubungan antara dua orang atau
setiap hari dihadapkan dengan berbagai lebih yang ada dalam satu peristiwa

681
komunikasi timbal balik yang masing- peningkatan kreativita anak. Guru dapat
masing berperan aktif untuk saling menjadi pihak yang membentuk anak
memberi dan menerima, dan klimaksnya sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
terjadi titik kesepakatan nilai baru yang Merdeka Belajar
berdampak pada kualitas peserta didik Pendidikan merupakan alat untuk
yang sesungguhnya menjadi sasaran mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
pendidikan yang telah direncana bagi seluruh umat manusia, pendidikan
sebelumnya. yang berkualitas akan mencerminkan
”Untuk mengembangkan kreativitas masyarakat yang maju damai dan
peserta didik ada beberapa masalah utama mengarah pada sifat-sifat yang konstruktif.
yang perlu diperhatikan oleh pendidik, Program merdeka belajar menjadi salah
pola interaksi yang diterapkan oleh guru satu program inisiatif Bapak Nadiem
ketika berada di kelas sangat menentukan Makarim yang ingin menciptakan suasana
atau dapat meningkatkan keterlibatan belajar yang menyenangkan, bagi peserta
siswa dalam proses pembelajaran dan daya didik maupun para guru. Merdeka belajar
kreativitas peserta didik”. ( Wawancaa adalah kemerdekaan berpikir, terutama
dengan FG 11 03 2020) esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada
Motivasi adalah salah satu faktor pada guru dahulu. Tanpa terjadi pada guru,
penunjang keberhasilan peserta didik tidak mungkin bisa terjadi pada peserta
dalam belajar dan secara otomatis juga didik. Disini letak kreativitas peserta didik
menunjang keberhasilan guru dalam diuji, bagaimana bisa peserta didik
mengelola proses pembelajran, oleh sebab memperoleh pengetahuan tidak hanya
itu setiap guru wajib mengenali peserta bersumber dari guru.
didiknya dengan baik agar dapat dengan Setiap anak yang dilahirkan pasti
tepat memberikan perlakuan kepada memiliki keistimewaan yang berbeda-beda
siswannya. Pengembangan kreativitas satu dengan yang lainnya. Disinilah peran
melalui interaksi belajar mengajar dapat guru harus mampu menjadi teman belajar
dilakukan melalui beberapa cara yang menyenangkan agar proses belajar
diantaranya, menciptakan suasana belajar anak benar-benar atas kesadaraannya
yang menyenangkan, belajar sambil sendiri dan merdeka atas pilihannya.
bermain, interaktif, memadukan Diperlukan waktu yang cukup serta
pembelajaran dengan tahapan kesabaran dalam memfasilitasi, agar anak
perkembangannya, belajar dengan konteks mampu untuk mengenali potensinya.
nyata (Sujiono, 2011). Karena bakat anak bisa tumbuh ketika
Untuk mengembangkan kreativitas anak sudah memiliki minat dan mau
anak dibutuhkan keharmonisan antara guru berlatih untuk mengasah kreativitasnya.
dan peserta didik dalam proses belajar Dalam mengawali proses belajar, pendidik
mengajar dan tidak kalah pentingnya peran juga perlu memiliki kemampuan
orang tua. Kreativitas peserta didik juga mendengar yang baik. Tidak hanya
akan berkembang dengan hadirnya guru sekedar mentransfer pengetahuan dan
profesional yang kreatif sebagai pemicu mendikte anak-anak atas kehendak
lahirnya inovasi proses dan hasil hasil pendidik
pembelajaran yang bermutu tinggi, Karena Kegagalan atau keberhasilan,
guru sangat berperan penting dalam kemampuan atau ketidakmampuan dilihat

682
sebagai interpretasi yang berbeda yang pemberian hadiah dapat diberikan dalam
perlu dihargai. Kebebasan dipandang berbagai bentuk, tetapi jika peserta didik
sebagai penentu keberhasilan belajar. merasa bahwa hadiah menjadi alasan
Peserta didik adalah subjek, bukan objek, utama untuk melakukan sesuatu,
Kraeativitas peserta didik dapat dilihat kreativitas mereka menjadi berkurang. (
dimana mereka harus mampu MR 12 03 2020)
menggunakan kebebasan untuk melakukan Kompetisi sering terjadi di dalam
pengaturan diri dalam belajar. Hal yang kelas, sebagai gabungan dari pemberian
sangat penting bagi pembelajaran yang evaluasi dan hadiah, misalnya dalam
memerdekakan itu dimana kontrol belajar bentuk kontes dengan hadiah untuk
dipegang oleh diri siswa sendiri, bukan pekerjaan yang terbaik. Hal ini
orang lain. Sebaliknya, praktek menimbulkan persaingan anatar peserta
pembelajaran yang tidak memerdekakan didik akan membandingkan dirinya dengan
selama ini tampak dimana peserta didik teman yang lain.
dihadapkan dan ditetapkan pada aturan ”Kreativitas tidak dapat dikembangkan
yang jelas dan ketat. Strategi pembelajaran dengan paksaan. Peserta didik mempunyai
yang memerdekakan, menekankan pada pengalaman mengikuti sekolah yang
penggunaan pengetahuan secara bermakna sangat menekankan pada disiplin dan
dan proses pembelajaran lebih banyak hafalan. Peserta didik selalu diberitahu apa
diarahkan untuk meladeni pertanyaan atau yang harus dipelajari, bagaimana
pandangan siswa. mempelajarinya, dan pada ujian harus
Hambatan Pengembangan Kreativitas dapat mengulanginya dengan tepat,
Siswa pengalaman yang baginya amat
Kreativitas merupakan salah satu faktor menghilangkan minatnya terhadap ilmu,
penentu keberhasilan siswa dalam belajar. meskipun hanya untuk sementara. (AB 12
Dengan kata lain kreativitas 03 2020)
memungkinkan manusia meningkatkan Mengajar peserta didik melalui
kualitas hidupnya. Siswa yang kreatif evaluasi, hadiah, kompetisi dan membatasi
diharapkan akan memiliki prestasi belajar pilihan, dalam kenyataan dapat merusak
yang lebih baik dari siswa yang kurang kreativitas. faktor‑faktor internal yang
kreatif. Dalam proses pembelajaran setiap menghambat perilaku kreatif, seperti
peserta didik memiliki potensi kreatif pengaruh dari kebiasaan, perkiraan
tetapi perkembangnnya tidak sama bagi harapan orang lain, kurangnya usaha atau
semua orang. Banyak hambatan yang kemalasan mental, menentukan sendiri
dialami guru dalam mengembangkan batas‑batas yang dalam kenyataan tidak
kreativitas peeserta didik diantaranya: ada yang menghambat kinerja kreatif
”Guru terkadang memberikan evaluasi (Rahmad, 2014). Lingkungan Sosial
semata-mata dalam bentuk angka, tanpa mempunyai dampak terhadap kreatifitas,
penjelasan atau pemberian umpan balik Setiap masyarakat memiliki nilai, norma,
positif hal ini menyebabkan dampak yang dan tradisi tertentu, kegiatan, minat dan
merugikan pengembangan kreativitas. Jika perilaku kolektif. Lingkungan sosial
peserta didik sering merasa diawasi dan merupakan salah satu faktor yang
dinilai guru, motivasi, dan kreativitas menentukan kemampuan kita untuk
mereka akan berkurang kemudian juga menggunakan potensi kreatif dan untuk

683
mengungkapkan keunikan. Implikasinya Alliritengae Maros. Journal of
jelas bagi guru yang berupaya Education.
menumbuhkan perilaku kreatif melalui Asmani, J, (2010). Panduan Internalisasi
mengajar. Karakter di Sekolah, Yogyakarta:
Diva Press.
KESIMPULAN Barnawi & Arifin, (2012). Strategi &
Kebijakan Pembelajaran
Berdasarkan penelitian yang telah
Pendidikan Karakter,
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
bahwa kompetensi profesional guru dalam
Dalal A.Alqiawi & Sawsan M. Ezzeldin,
mengembangkan curiosity dan kreativitas
(2015). “A Suggestes Model for
siswa madrasah ibtidaiyah sebagai berikut:
Developing and Assessing
Guru yang telah bersertifikat
Competence of Prospective
memahami konsep kompetensi profesional
Teachers in Faculties of
guru dengan melaksanakan kewajiban
Education”,Faculty of Education,
yang menjadi tanggung jawabnya.
Department of Curriculum and
Kompetensi profesional guru akan
Instruction, University of Jeddah,
menanamkan target untuk mencetak
Volume 5, Number 6.
lulusan yang baik, tidak hanya pandai
Dimyati,&Mudjiono, (2010). Belajar dan
dalam bidang akademis tetapi mempunyai
Pembelajaran. Jakarta:Rineka
sikap mental positif dalam segala hal.
Cipta.
Guru yang telah bersertifikat dapat
Direktorat Jendral Pendidikan Islam
memberikan tambahan kualitas
Departemen Agama RI, (2006).
pembelajaran yang berdampak dalam
Undang-undang dan Peraturan
pengembangan curiosity peserta didik.
Pemerintah RI tentang
Kompetensi guru professional berhasil
Pendidikan.
mengembangkan curiosity pada peserta
Firmanto, Adi, (2011). Kecerdasan,
didik melalui berbagai metode dan media
Kreativitas, Task Commitment dan
yang digunakan guru dalam pembelajaran.
Jeni Kelamin sebagai Prediktor
Guru yang telah bersertifikasi
Prestasi Hasil Belajar Siswa,
mampu memberikan tambahan kualitas
Jurnal Sains dan Praktik Psikologi ,
pembelajaran yang berdampak dalam
Volume 1(I), Universitas
pengembangan kreativitas peserta didik.
Muhammadiyah Malang.
Melalui program Merdeka belajar yang di
Hawi, Akmal. (2013). Kompetensi Guru
usung Bapak Nadiem Makarim dapat
Pendidikan Agama Islam Cet. I;
bersinergi dengan kompetensi professional
Jakarta: Rajawali Pers.
untuk mengembang kreativitas peserta
Hopkins, D, & Craig, W. (2015). Curiosity
didik melalui berbagai potensi yang
and powerful learning. Melbourne,
dimiliki.
Australia: McRel International.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawan, Rully & Peppy Yuniawati,
Akbar, Rhadiyah, (2015), Implementasi (2014). “Metodologi Penelitian
Kompetensi Profesional guru Kuantitatif, Kualitatif dan
dalam peningkatan hasil belajar campuran untuk Manajemen,
peserta didik di MTS DDI Pembangunan, dan

684
Pendidikan”,Bandung: PT Refika Narwati, S,Pendidikan Karakter,
Aditama. Yogyakarta: Familia.
Ivcevic, Z. (2009). Creativity Map: Ningsih, T., Zamroni, Z., & Zuchdi, D,
Toward the Next Generation of (2015). Implementasi Pendidikan
Theories of Creativity. Psychology Karakter di SMP Negeri 8 dan
of Aesthetics. Creativity, and the SMP Negeri 9 Purwokerto. Jurnal
Arts. 3(1). Pembangunan Pendidikan: Fondasi
Karar, E. E. dan Yenice, N, (2016). “The dan Aplikasi.
investigation of scientific process Raharja,Steven, (2018). Measuring
skill level of elementary education Students Curiosity, A journal of
8th grade students in view of Language, Literature Culture and
demographic features.” Journal Education Polyglot, Volume 14.
Plus Education,Volume XII. Saparahayuningsih, Sri,(2010).
Number 115. Peningkatan Kecerdasan dan
Kementrian Pendidikan Nasional Kreativitas Siswa, Jurnal
Indonesia, (2010). Pengembangan Kependidikan Dasar, Volume 1,
Pendidikan Budaya dan Karakter Nomor 1, September .
Bangsa, Jakarta: Kementrian Sardiman,(2006). Interaksi dan Motivasi
Pendidikan Nasional Badan Belajar-Mengajar. Jakarta:PT Raja
Penelitian dan Pengembangan Grafindo Persada. 2006.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Selvi, Keyment, (2016).” Teachers’
Kesuma, Dharma, (2011). Pendidikan Competencies”, Cultura
Karakter Kajian Teori dan Praktik International Journal of Philosophy
di Sekolah, Bandung: Remaja of Culture and Axiology, Volume
Rosdakarya. VII, Number 12.
Letitia, Trif, (2015). “ Teaches Siddik,Rajib,(2018). ”Pengaruh Curiosity
Professional Competencies dan Self-Esteem terhadap Motivasi
Profesional Development” , Journal Belajar serta Implikasinya
Plus Education,Volume XII. terhadap Hasil belajar Siswa pada
Number 115. Mata Pelajaran Ekonomi (Survei
Lexy J. Moeloeng. (2010). Metodologi se- Kota Bandung Tahun ajaran
Penelitian Kualitatif, 2016/2017). Tadrib, Volume IV.
Bandung:Remaja Rosda Karya. Soetomo,dkk, (2009). Manajemen
Malik, Oermar, (2010). Perencanaan Sekolah, Semarang: UPT MKK
Pengajaran Berdasarkan Universita Negeri Semarang.
Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Sudarma, Momon, (2013).
Aksara. Mengembangkan Ketrampilan
Mulyasa, H.F, (2012). Manajemen Belajar Berpikir Kreatif, Jakarta:
Pendidikan Karakter, Jakarta: Rajawali Pers.
Bumi Aksara. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Naim, Ngaimun, (2009). Menjadi Guru Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
yang Inspiratif, Yogyakarta: Bandung: Alfabeta.
Pustaka Pelajar, 2009. Surya, Muhammad, (2003). Psikologi
Pembelajaran dan Pengajaran .

685
Bandung: Yayasan Bhakti
Winarya,
Taberner, K., & Siggins, K. T, (2015). The
power of curiosity: How to have
real conversations that create
collaboration innovation and
understanding, New York, NY:
Morgan James.
Tom BissChoff & Bennie Grobler,(2016)
“ The Management Of Teacher
Competence”, Journal Of In-
Service Education, Volume 24,
Number 2.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003.(2003).
Tentang Sistem Pendidikan
Indonesia 2003, Bandung: Fokus
media.
Usman, M. Uzer. (2006).“Menjadi Guru
profesional”, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, Cet Ke-20.

686

You might also like