Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research is motivated by findings regarding the constraints experienced by educators in applying
authentic assessment in the 2013 curriculum. This study aims to describe how the application of
assessments, constraints experienced, and efforts made to overcome problems in the application of
authentic assessment. This type of research is qualitative descriptive. Sources of data in the study
were class I, class IV educators, and heads of MIN in the District of Shadow District. South Coast.
Data collection is done by observation, interviews and documentation. Data is then analyzed using
three stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study show
that in general educators have not applied authentic assessment as a whole. Constraints faced in the
application of authentic assessments are still found by educators who do not understand the 2013
curriculum, rarely take part in training on the 2013 curriculum especially on the aspect of assessment,
curriculum revisions make educators confused in applying the 2013 curriculum, and educators feel
that too many activities must be done in the learning process and assessment. The efforts made by
educators in overcoming the obstacles faced in implementing authentic assessments in the 2013
curriculum are to discuss with colleagues and the head of the madrasa. Educators expect the
government to provide training in the implementation of the 2013 curriculum especially on aspects of
authentic assessment in the 2013 curriculum.
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan mengenai kendala yang dialami pendidik dalam
menerapkan penilaian autentik dalam kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana penerapan penilaian, kendala yang dialami, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam penerapan penilaian autentik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Sumber data dalam penelitian adalah pendidik kelas I, kelas IV, dan Kepala MIN di Kecamatan
Bayang Kab. Pesisir Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pendidik belum
menerapkan penilaian autentik secara keseluruhan. Kendala yang dihadapi dalam penerapan penilaian
autentik masih ditemukan pendidik yang kurang paham dengan kurikulum 2013, jarang mengikuti
pelatihan mengenai kurikulum 2013 khususnya pada aspek penilaian, revisi kurikulum membuat
pendidik kebingungan dalam menerapkan kurikulum 2013, serta pendidik merasa terlalu banyak
kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran dan penilaian. Upaya yang dilakukan
pendidik dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan penilaian autentik pada kurikulum
2013 adalah berdiskusi dengan teman sejawat dan kepala madrasah. Pendidik mengharapkan kepada
pemerintah agar memberikan pelatihan penerapan kurikulum 2013 khususnya pada aspek penilaian
autentik pada kurikulum 2013.
pengetahuan atau keahlian peserta didik dalam dalam melakukan penilaian terhadap peserta
konteks kehidupan nyata. didik harus mengukur aspek kinerja
(performance) dan produk atau hasil yang
Penilaian autentik merupakan penilaian dikerjakan oleh peserta didik.
yang sebenarnya terhadap hasil belajar peserta 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses
didik. Penilaian yang sebenarnya tidak hanya pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam
melihat hasil akhir, tetapi kemajuan hasil belajar melakukan penilaian terhadap peserta didik,
peserta didik dinilai dari proses sehingga dalam pendidik dituntut untuk melakukan penilaian
penilaian sebanarnya tidak bisa dilakukan hanya terhadap kemampuan atau kompetenti proses
dengan satu cara tetapi menggunakan berbagai dan kemampuan peserta didik setelah
ragam cara penilaian. Penilaian nyata adalah melakukan kegiatan pembelajaran.
proses yang dilakukan oleh pendidik untuk 3. Menggunakan berbagai cara dan sumber
mengumpulkan sebuah informasi tentang artinya melakukan penilaian terhadap peserta
perkembangan belajar yang dilakukan oleh didik harus menggunakan berbagai teknik
peserta didik (Majid, 2014). peneilaian (disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi) dan menggunakan berbagai
Menurut Elin Rosalin “Penilaian autentik
sumber atau data yang bisa digunakan
ini merupakan penilaian yang sebenarnya
sebagai informasi yang menggambarkan
terhadap perkembangan belajar peserta didik
penguasaan kompetensi peserta didik.
sehingga penilaian tidak dilakukan dengan satu
4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data
cara, tetapi bisa menggunakan berbagai cara”
penilaian. Artinya, dalam melakukan
(Supardi, 2016).
penilaian peserta didik terhadap pencapaian
(Kunandar, 2014) menyatakan bahwa kompetensi tentu harus secara komprehensif
penilaian autentik adalah kegiatan menilai dan tidak hanya mengandalkan hasil tes
peserta didik yang menekankan pada apa yang semata.
seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil 5. Tugas yang diberikan kepada peserta didik
dengan berbagai instrumen penilaian yang di mencerminkan bagian-bagian kehidupan
sesuikan dengan tuntutan kompetensi yang ada peserta didik yang nyata setiap hari, mereka
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat harus dapat menceritakan pengalaman atau
terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran kegiatan yang mereka lakukan setiap hari
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Hal ini (Kunandar, 2014).
dikarenakan, penilaian ini mampu
Sistem penilaian dalam pembelajaran baik
menggambarkan peningkatan hasil belajar
pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian
peserta didik, baik dalam rangka
akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan
mengidentifikasi, menanya, mencoba, menalar
sejumlah prinsip sebagai berikut:
dan mengomunikasikan.
1. Menyeluruh, penguasaan kompetensi atau
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya
dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik
menyeluruh, baik menyangkut standar
merupakan penilaian yang sebenarnya, yaitu
kompetensi, kemampuan dasar serta
suatu proses yang dilakukan oleh pendidik
keseluruhan indikator ketercapaian, baik
dalam mengumpulkan informasi tentang
menyangkut domain kognitif (pengetahuan),
perkembangan belajar dan perubahan tingkah
afektif (prilaku), serta psikomotor
laku yang telah dimiliki peserta didik setelah
(keterampilan), maupun menyangkut
suatu kegiatan belajar mengajar berakhir.
evaluasi proses dan hasil.
Terdapat beberapa ciri-ciri penilaian 2. Berkelanjutan, disamping menyeluruh
autentik yaitu: penilaian hendaknya dilakukan secara
berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan
1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, terus menerus).
yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya,
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 67
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria autentik itu ditunjukkan untuk mengukur
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan pencapaian kompetensi yang menekankan
dapat diketahui oleh pihak yang aspek keterampilan (skill) dan kinerja
berkepentingan. (performance), bukan hanya mengukur
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti kompetensi yang sifatnya mengingat fakta
penilaian mencakup semua aspek kompetensi (hafalan dan ingatan).
dengan menggunakan berbagai teknik 3. Berkesinambunagan dan berintegrasi.
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan Artinya, dalam melakukan penilaian autentik
menilai perkembangan kemampuan peserta harus secara berkesinambungan (terus-
didik. menerus) dan merupakan satu kesatuan
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara secara utuh sebagai alat untuk
berencana dan bertahap dengan mengikuti mengumpulkan inforasi terhadap pencapaian
langkah-langkah baku. kompetensi peserta didik.
8. Beracuan kriteria, berarti penialian
didasarkan pada ukuran pencapaian 4. Dapat digunakan sebagai feedbeck. Artinya,
kompetensi yang ditetapkan. penilaian autentik yang dilakukan oleh
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat pendidik dapat digunakan sebagai umpan
dipertanggung jawabkan, baik dari segi balik terahadap pencapaian kompetensi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun peserta didik secara komprehensif.
hasilnya (Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 23 Berdasarkan karakteristik di atas penting
Tahun 2016). untuk perhatian ketika melaksanakan penilaian
autentik dalam kegiatan pembelajaran, pertama,
Prinsip- prinsip di atas sangat penting instrumen penilaian yang digunakan bervariasi
diperhatikan ketika hendak mengembangkan sesuai dengan karakteristik kompetensi yang
dan melaksanakan penilaian, karena semua akan dicapai. Kedua, aspek kemampuan belajar
aspek prinsip penilaian merupakan tuntutan dinilai secara komprehensif meliputi berbagai
yang harus ada agar penilaian dapat terlaksana aspek penilaian (ranah kognitif, afektif dan
dengan baik. psikomotor). Ketiga, penilaian dilakukan
terhadapat kondisi awal, proses maupun akhir,
Pemilihan teknik penilaian pada penilaian baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan
autentik dipilih secara bervariasi disesuaikan sebagai input, proses maupun autput belajar
dengan karakteristik masing-masing pencapaian peserta didik (Supardi, 2016).
kompetensi yang hendak dicapai. Penilaian
autentik menggunakan berbagai teknik Dalam rangka melaksanakan penilaian
penialaian meliputi, tertulis, lisan, produk, autentik yang baik, pendidik harus memahami
portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk
dan penilaian diri (Kunandar, 2013). itu, pendidik harus bertanya pada dirinya
sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap,
Lebih terperinci karakteristik penilaian pengetahuan dan keterampilan apa yang akan
autentik meliputi (Kunandar, 2013): dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan,
misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan
1. Bisa digunakan untuk formatif dan sumatif.
dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan
Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan
apa yang akan dinilai, seperti nalaran, memori,
untuk mengukur kompetensi terhadap satu
atau proses.
atau beberapa kompetensi dasar (formatif)
maupun pencapaian kompetensi terhadap 1. Penilaian sikap
standar kompetensi atau kompetensi inti
dalam satu semester (sumatif). Contoh muatan KI-1 (sikap spritual)
2. Mengukur keterampilan dan performansi, antara lain: ketaatan beribadah, berprilaku
bukan mengingat fakta. Artinya, penilaian syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 69
Portofolio merupakan bagian terpadu dari a. Mengamati perilaku peserta didik selama
pembelajaran sehingga pendidik mengetahui pembelajaran
sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta b. Mencatat perilaku peserta didik dengan
didik dalam menguasai kompetensi pada suatu menggunakan lembar observasi/
tema (Rusman, 2015). pengamatan
c. Menindaklanjuti hasil pengamatan
Ruang lingkup penilaian hasil belajar d. Mendeskripsikan perilaku peserta didik
peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek sikap, Prosedur penilaian aspek pengetahuan
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh a. Menyusun perencanaan penilaian
pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif b. Mengembangkan instrumen penilaian
mengenai perilaku peserta didik. Penilaian c. Melaksanakan penilaian
pengetahuan merupakan kegiatan yang d. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk
dilakukan untuk mengukur penguasaan angka dengan skala 0-100 dan deskripsikan
pengetahuan peserta didik. Penilaian
Prosedur penilaian untuk aspek keterampilan
keterampilan merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta a. Menyusun perencanaan penilaian
didik menerapkan pengetahuan dan melakukan b. Mengembangkan instrumen penilaian
tugas tertentu. Penilaian pengetahuan dan c. Melaksanakan penilaian
keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan d. Memanfaatkan hasil penilaian
pendidikan, dan pemerintah (Peraturan Menteri e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk
Pendidikan dan Kebudayaan Republik angka dengan skala 0-100 dan deskripsikan
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016).
Prosedur penilaian proses belajar dan hasil
Ruang Lingkup Penilaian hasil belajar belajar oleh pendidik dilakukan dengan urutan:
peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan 1. Menetapkan tujuan penilaian dengan
secara berimbang sehingga dapat digunakan mengacu pada RPP yang telah disusun
untuk menentukan posisi relatif setiap peserta 2. Menyusun kisi-kisi penilaian
didik terhadap standar yang telah diterapkan. 3. Membuat instrumen penilaian berikut
Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup pedoman penilaian
materi, kompetensi mata pelajaran atau 4. Malakukan analisis kualitas instrumen
kompetensi muatan, kompetensi program, dan 5. Melakukan penilaian
proses. 6. Mengolah, menganalisis, dan menginter-
prestasikan hasil penilaian
7. Melaporkan hasil penilaian
8. Memanfaatkan laporan hasil penilaian
Instrumen yang digunakan oleh pendidik
dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan,
penugasan, perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh
satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir
dan atau ujian sekolah/ madrasah memenuhi
Gambar 1. Diagram Ruang Lingkup Penilaian
syarat substansi, konstuksi, dan bahasa, serta
Kurikulum 2013
memiliki bukti vasilitas empirik. Instrumen
Prosedur penilaian untuk aspek sikap penilaian yang digunakan oleh pemerintah
dilakukan melalui tahapan: dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
72 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108
substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki Data Primer, merupakan data yang didapatkan
bukti validitas empirik serta menghasilkan skor dari sumber pertama baik itu dari individu atau
yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar perorangan seperti wawancara yang bisa
madrasah, dan antar tahun (Peraturan Menteri dilakukan oleh peneliti (Sukardi, 2011). Sumber
Pendidikan dan Kebudayaan Republik data dalam penelitian ini adalah pendidik kelas I
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016). dan IV yang sudah menerapkan penilian
autentik pada kurikulum 2013 di MIN
MIN di kecamatan Bayang Kab. Pesisir Kecamatan Bayang Kab. Pesisir Selatan. (2)
Selatan merupakan sasaran pemerintah dalam Sumber data sekunder, informasi yang diperoleh
menerapkan pembelajaran tematik integratif. dari sumber lain yang mungkin tidak
Pada awalnya madrasah ini menggunakan berhubungan langsung dengan peristiwa
kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), namun tersebut, yang menjadi sumber data sekunder
karena ada kebijakan dari menteri pendidikan adalah kepala Madrasah di MIN Kecamatan
bahwa seluruh madrasah harus menerapkan Bayang Kab. Pesisir Selatan.
kurikulum 2013.
Agar data dalam penelitian ini dapat
Berdasarkan hasil wawancara diketahui diperoleh secara objektif dan sempurna untuk
bahwa beberapa pendidik dari beberapa MIN dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini,
yang sudah menerapkan kurikulum 2013 maka alat yang digunakan dalam pengumpulan
memaparkan bahwa penilaian merupakan salah data ini adalah (Margono, 1997): (1) Lembar
satu hal yang sulit dalam kurikulum 2013 Observasi, yaitu “cara untuk memperoleh data
karena banyaknya aspek penilaian yang atau informasi dengan jalan pengamatan dan
dilakukan, yang dapat dilihat pada lampiran pencatatan secara sistematis terhadap gejala
hasil belajar peserta didik, kemudian penilaian yang tampak pada objek penelitian” Dalam
juga dilakukan bersamaan dengan proses observasi ini peneliti terjun secara langsung ke
pembelajaran, pendidik yang kurang paham lapangan dan melakukan pengamatan di MIN
dengan instrumen penilaian, dan juga pendidik Kecamatan Bayang Kab. Pesisir Selatan. (2)
kesulitan saat merekap nilai yang ada di Wawancara, untuk mengemukakan informasi
instrumen penilaian kurikulum 2013. secara lisan antara dua orang atau lebih secara
Banyaknya jumlah peserta didik yang harus langsung” (Husaini dan Purnomo Setuadi
dinilai secara individu, sedangkan tugas Akbar, 2003). Wawancara ini dilakukan dengan
pendidik tidak hanya berfokus pada aspek pendidik kelas I dan pendidik kelas IV di MIN
penilaian saja namun, pendidik juga dituntut Kecamatan Bayang Kab. Pesisir Selatan. (3)
untuk membuat perangkat pembelajaran dan hal Studi dokumentasi, yaitu “data yang diperoleh
lainnya. Jika kesulitan-kesulitan yang dialami dari dokumen ataupun buku yang berkaitan
pendidik tetap dibiarkan maka akan berdampak dengan masalah yang diteliti” (Arikunto, 1997).
pada proses pembelajaran, khususnya terhadap Dokumentasi digunakan untuk mencari data dari
pelaksanaan penilaian yang dilakukan. dokumen resmi, terutama dokumen internal
berupa data tentang proses belajar mengajar,
Metode
proses penggunaan instrument penilaian yang
Penelitian ini merupakan penelitian digunakan, rapor yang digunakan di MIN
lapangan (field Research). Pada penelitian ini Kecamtan Bayang Kab. Pesisir Selatan.
penulis berusaha mendeskripsikan suatu gajala,
peristiwa dan kejadian yang terjadi. Penelitian Hasil dan Pembahasan
ini dilaksanakan di 4 buah MIN di Kecamatan Penerapan Penilaian Autentik Pada
Bayang Kab. Pesisir Selatan, yaitu MIN 1 Kurikulum 2013
Pesisir Selatan, MIN 5 Pesisir Selatan, MIN 6
Pesisir Selatan dan MIN 7 Pesisir Selatan. MIN 1 Pesisir Selatan
Sumber data yang digunakan dalam Berdasarkan hasil penelitian diketahui
penelitian ini ada dua macam yaitu: (1) Sumber bahwa pendidik melakukan pengamatan
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 73
terhadap perilaku peserta didik saat proses autentik kurikulum 2013 belum diterapkan.
pembelajaran namun pendidik tidak Pendidik tidak paham dengan penilaian autentik
menuliskannya pada lembar instrumen penilaian kurikulum 2013. Pendidik hanya mengajarkan
sesuai dengan kurikulum 2013. Instrumen sesuai dengan buku tema namun tidak
penilaian yang disiapkan oleh pendidik hanya menerapkan penilaian kurikulum 2013,
untuk penilaian KI-3, sementara instrumen meskipun contoh instrumen penilaian sudah ada
penilaian untuk KI-1,KI-2, dan KI-4 belum di buku guru. Pendidik sudah menggunakan
digunakan. Data ini didukung dengan hasil instrumen penilaian pengetahuan sementara
wawancara dimana pendidik menyatakan bahwa untuk aspek sikap dan keterampilan belum
penerapan penilaian autentik pada kurikulum digunakan. Pendidik melihat nilai sikap dan
2013, belum terlaksana dengan baik. Khususnya keterampilan dari interaksi yang terjadi setiap
dikelas I karena tidak mengunakan penilaian hari antara pendidik dan peserta didik.
autentik yang menggunakan instrument
penilaian kurikulum 2013. Penerapan penilaian MIN 7 Pesisir Selatan
autentik pada kurikulum 2013 juga belum
Hasil penelitian menemukan hal berbeda
diterapkan sepenuhnya karena pendidik kurang
dengan MIN sebelumnya, dimana di MIN 7
paham dengan penilaian pada kurikulum 2013.
sudah menerapkan penilaian autentik pada
MIN 5 Pesisir Selatan kurikulum 2013 namun pada tahun ajaran
2016/2017. Penerapan penilaian autentik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum 2013 sudah diterapkan di kelas
pendidik belum membuat instrumen penilaian namun masih belum seutuhnya diterapkan.
secara keseluruhan, meskipun pendidik Pendidik sudah menggunakan lembar instrumen
mengamati prilaku peserta didik namun belum KI-1 sampai KI-3, untuk intrumen KI-4 belum
menuliskannya pada lembar instrumen penilaian diterapkan.
yang dituntut oleh kurikulum 2013. Pendidik
juga belum menuliskan prilaku peserta didik Kendala pendidik dalam penerapan
pada instrumen KI-2, pendidik juga belum penilaian autentik
mengembangkan instrumen penilaian. Hasil
MIN 1 Pesisir Selatan
wawancara menunjukkkan bahwa penerapan
penilaian autentik pada kurikulum 2013 belum Kendala dalam penerapan penilaian
diterapkan sepenuhnya. Pendidik hanya autentik kurikulum 2013 adalah: a) pendidik
menggunakan instrumen penilaian pada aspek kurang paham dengan kurikulum 2013 turutama
pengetahuan, sementara untuk aspek sikap dan pada aspek penilaian, b) pendidik belum
keterampilan belum digunakan. Pendidik kurang mengikuti pelatihan penilaian kurikulum 2013,
paham dengan penilaian kurikulum 2013 dan c) aspek penilaian yang dituntut kurikulum 2013
juga aspek penilaian yang banyak membuat yang sangat, serta d) sarana dan prasana
pendidik belum menerapkan penilaian sekolah yang kurang mendukung.
kurikulum 2013 secara keseluruhan.
MIN 5 Pesisir SELATAN
MIN 6 Pesisir Selatan
Kendala yang dialami pendidik dalam
Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan penilaian autentik kurikulum 2013
pendidik belum membuat instrumen penilaian yaitu: a) pendidik kurang paham dengan
secara keseluruhan contohnya pada KI-1, KI-2. penilaian kurikulum 2013, b) pendidik jarang
Pendidik juga belum mengembangkan mendapatkan pelatihan tentang kurikulum 2013
instrumen penilaian, seperti pendidik belum tertutama pada aspek penilaian, c) jumlah
menulis prilaku peserta didik pada lembar peserta didik yang banyak membuat pendidik
instrumen sikap. Pendidik juga belum kesulitan saat melakukan penilaian kurikulum
menyusun rencana penilaian. Hasil wawancara 2013 karena penilaian dilakukan perindividu
menunjukkan bahwa penerapan penilaian peserta didik.
74 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108
pendidik sebagai pembicara pada pelatihan Departemen Agama RI, 1998. Al-Qur‟an dan
tentang penilaian dalam kurikulum 2013. Terjemahnya, Semarang: PT Karya Toha
Putra
Berdasarkan paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Misbah,
untuk mengatasi kendala dalam menerapkan Jakarta: Lentera Hati
penilaian autentik pada kurikulum 2013 bahwa
adalah dengan memberikan pelatihan kepada E. Mulyasa. 2013. Pengembangan Implementasi
pendidik mengenai penilaian pada kurikulum Kurikulum. Bandung: PT Remaja
2013. Hal ini sejalan dengan upaya dalam Rosdakarya
mengatasi kendala dikemukakan oleh Made
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta:
Danu (2015).
Rajawali Pers
Kunandar, 2013. Penilaian Autentik Penilaian
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum Jakarta:PT RajaGrafindo
Dari penelitian yang telah dilakukan Persada
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
kesimpulan sebagai berikut: penerapan Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik
penilaian autentik pada kurikulum 2013 belum Terpadu. Bandung: PT Remaja
diterapkan secara keseluruhan oleh seluruh Rosdakarya
pendidik di MIN Kecamatan Bayang Kab.
Supardi. 2016. Penilaian Autentik Pembelajaran
Pesisir Selatan. diantaranya pendidik
Afektif, Kognitif, dan Psikomotor.
menerapkan penilaian yang berhubungan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
dengan KI-3 sedangkan, untuk KI-1, KI-2, dan
KI-4 belum diterapkan secara keseluruhan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kendala-kandala yang dihadapi pendidik dalam Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
kurikulum 2013 dilatarbelakangi dari berbagai 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
macam aspek. Diantaranya pendidik yang Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Lampiran I
belum pagam dengan kurikulum 2013 khusunya
pada aspek penilaian, penilaian yang dilakukan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bersamaan dengan proses pembelajaran, Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
Instrumen penilian yang terlalu banyak dan 2014 Tantang Kurikulum 2013 Sekolah
proses penilaian dilakukan terhadap setiap Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Lampiran III
individu peserta didik. Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kendala-kendala dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
penerapan penilaian autentik pada kurikulum Republik Indonesia NO 23 Tahun 2016
2013 diharapkan kepada dinas pendidikan agar Siti Atava & Rizema Putra. 2013. Desain
dapat memberikan pelatihan tentang kurikulum Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.
2013 khususnya pada aspek penilaian. Jogyakarta: DIVA Press
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian
REFERENSI Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Guru Sekolah Dasar (FKIP) Unsyiah Usman. 2003. Husaini dan Purnomo Setuadi
Volume I Nomor I, Agustus 2016 Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara
Made Endra Danu Merta Dkk, Analisis
Penilaian autentik Menurut Pembelajaran Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan
Kurikulum 2013 Pada Kelas IV SD NO 4 Kurikulum : Konsep Implementasi
Banyuasri, Jurnal PGSD Univesitas Evaluasi dan Inovasi, Yogyakarta: Teras
Pendidikan Ganesha Volume 3 Nomor 1
Tahun 2015
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu
Teori, Praktik dan Penilain. Jakarta: Raja
Grafindo Persada