You are on page 1of 14

Jurusan PGMI Fak.

Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 63

KENDALA PENDIDIK DALAM MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK


PADA KURIKULUM 2013 DI MIN KECAMATAN BAYANG
KAB. PESISIR SELATAN
Armadeni1
Media Roza2
Asmaiwaty Arief2
2
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang
Email: mediarozaipa@gmail.com

Abstract

This research is motivated by findings regarding the constraints experienced by educators in applying
authentic assessment in the 2013 curriculum. This study aims to describe how the application of
assessments, constraints experienced, and efforts made to overcome problems in the application of
authentic assessment. This type of research is qualitative descriptive. Sources of data in the study
were class I, class IV educators, and heads of MIN in the District of Shadow District. South Coast.
Data collection is done by observation, interviews and documentation. Data is then analyzed using
three stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study show
that in general educators have not applied authentic assessment as a whole. Constraints faced in the
application of authentic assessments are still found by educators who do not understand the 2013
curriculum, rarely take part in training on the 2013 curriculum especially on the aspect of assessment,
curriculum revisions make educators confused in applying the 2013 curriculum, and educators feel
that too many activities must be done in the learning process and assessment. The efforts made by
educators in overcoming the obstacles faced in implementing authentic assessments in the 2013
curriculum are to discuss with colleagues and the head of the madrasa. Educators expect the
government to provide training in the implementation of the 2013 curriculum especially on aspects of
authentic assessment in the 2013 curriculum.

Key words: educators, authentic assessment, 2013 curriculum

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan mengenai kendala yang dialami pendidik dalam
menerapkan penilaian autentik dalam kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana penerapan penilaian, kendala yang dialami, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam penerapan penilaian autentik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Sumber data dalam penelitian adalah pendidik kelas I, kelas IV, dan Kepala MIN di Kecamatan
Bayang Kab. Pesisir Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pendidik belum
menerapkan penilaian autentik secara keseluruhan. Kendala yang dihadapi dalam penerapan penilaian
autentik masih ditemukan pendidik yang kurang paham dengan kurikulum 2013, jarang mengikuti
pelatihan mengenai kurikulum 2013 khususnya pada aspek penilaian, revisi kurikulum membuat
pendidik kebingungan dalam menerapkan kurikulum 2013, serta pendidik merasa terlalu banyak
kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran dan penilaian. Upaya yang dilakukan
pendidik dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan penilaian autentik pada kurikulum
2013 adalah berdiskusi dengan teman sejawat dan kepala madrasah. Pendidik mengharapkan kepada
pemerintah agar memberikan pelatihan penerapan kurikulum 2013 khususnya pada aspek penilaian
autentik pada kurikulum 2013.

Kata kunci: pendidik, penilaian autentik, kurikulum 2013


Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 64

PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dapat diperoleh oleh


umat Islam melalui jenjang pendidikan formal
Pendidikan adalah usaha sadar dan dan non formal. Melalui jenjang pendidikan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar manusia dapat memperoleh berbagai macam
dalam proses pembelajaran agar peserta didik aspek ilmu pengetahuan yang berguna dalam
secara aktif mengembangkan potensi dirinya kehidupan umat manusia.
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Salah satu aspek yang berpengaruh
akhlak mulia, serta keterampilan yang terhadap keberhasilan pendidikan nasional
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan adalah aspek kurikulum. Saat ini kurikulum
Negara. Pada dasarnya pendidikan merupakan yang berlaku adalah kurikulum 2013.
proses interaksi antara pendidik dan peserta Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik
didik dalam upaya membantu peserta didik sebagai berikut (1) mengembangkan
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. (Undang keseimbangan antara pengembangan sikap
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,
2013 ; Zaini, 2009). kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikimotorik. (2) sekolah merupakan bagian
Masyarakat yang berpendidikan akan dari masyarakat yang memberikan pengalaman
mendapat kedudukan yang tinggi di masyarakat. belajar terencana dimana peserta didik
Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
memberikan baktinya pada masyarakat. kemasyarakat dan memanfaatkan masyarakat
Sehingga secara tidak langsung manusia akan sebagai sumber belajar. (3) mengembangkan
mempunyai derajat yang tinggi. Allah berjanji sikap, pengetahuan dan katerampilan serta
kepada orang yang beriman dan berilmu akan menerapkan dalam berbagai situasi di sekolah
diangkat derajatnya, sebagai mana dalam Al- dan masyarakat. (4) memberi waktu yang cukup
Qur‟an surat Al-Mujadalah ayat 11 : leluasa untuk mengebangkan berbagai sikap,
pengetahuan dan keterampilan. (5) kompetensi
        dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi
dasar mata pelajaran. (6) kompetensi inti kelas
        menjadi unsur pengorganisasian kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
       proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti. (7) kompetensi dasar
        dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antar mata pelajaran
  dan jenjang pendidik (organisasi horizontal dan
vertikal) (Kunandar, 2013).
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman dan berilmu diantara kamu Kurikulum 2013 bertujuan untuk
beberapa derajat” (Departemen Agama, 1998). mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
Sehubungan dengan ayat di atas Shihab warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
(2002) menjelaskan bahwa Allah akan inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi
mengangkat derajat orang yang beriman dan pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
menghiasi diri orang yang beriman tersebut bernegara, dan peradaban dunia. (Rusman,
dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan (ilmu) 2015).
yang dimaksud disini bukan saja ilmu agama
tapi juga ilmu apa pun yang bermanfaat.
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 65

Berdasarkan tujuan kurikulum tersebut Aspek yang dijadikan ajang perubahan


dapat disimpulkan bahwa pemerintah terus dan penataan dalam kaitannya dengan
melakukan perbaikan didunia pendidikan agar kurikulum 2013 adalah penataan standar
tujuan pendidikan yang diharapkan dapat penilaian. Penataan tersebut terutama
tercapai secara maksimal. disesuaikan dengan penataan yang dilakukan
pada standar isi, standar kopetensi lulusan, dan
Pelaksanaan kurikulum 2013 pada standar proses (Mulyasa, 2013). Penilaian dalam
SD/MIN dilakukan melalui pembelajaran kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud
dengan pendekatan tematik terpadu dari kelas I Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
sampai kelas VI. Pembelajaran tematik Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk
merupakan pembelajaran terpadu yang menjamin: (1) penilaian hasil belajar oleh
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa pendidik bertujuan untuk memantau dan
mata pembelajaran sehingga dapat memberikan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan
pengalaman bermakna bagi peserta didik. peraiakan hasil belajar peserta didik secara
Pembelajaran terpadu di defenisikan sebagai berkesinambungan. (2) penilaian hasil belajar
pembelajaran yang menghubungkan berbagai oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, pencapaian standar kompetensi lulusan untuk
baik antara mata pelajaran maupun dalam satu semua mata pelajaran. (3) penilaian hasil belajar
mata pelajaran. Pembelajaran tematik oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
memberikan penekanan pada pemilihan suatu pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
tema yang spesifik yang sesuai dengan materi mata pelajaran tertentu. (Peraturan Menteri
pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa Pendidikan dan Kebudayaan Republik
konsep yang memadukan berbagai informasi Indonesia No 23 Tahun 2016).
(Permendikbud Nomor 57 tahun 2013).
Salah satu penekanan penilaian dalam
Hakikat pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 adalah penilaian autentik.
adalah pembelajaran yang menghubungkan Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada
berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, Permendikbud No. 23 Tahun 2016. Penilaian
dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun adalah proses pengumpulan dan pengolahan
dalam satu mata pelajaran. Karakteristik informasi untuk mencapai hasil belajar peserta
pembelajaran seperti itu menuntut penilaian didik. Penilaian (assessment) adalah proses
yang holistik dan menyeluruh. Pendidik harus pengumpulan berbagai data yang bisa
yakin bahwa semua peserta didik memperoleh memberikan gambaran hasil belajar peserta
kesempatan untuk memperlihatkan hasil melalui didik. Gambaran hasil belajar peserta didik
proses pembelajaran tematik yang mencakup perlu diketahui oleh pendidik agar bisa
semua aspek pembelajaran baik sikap, memastikan bahwa peserta didik mengalami
pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, proses pembelajaran dengan benar. Autentik
penilaian yang tepat adalah penilaian autentik berarti keadaan yang sebenarnya (Majid, 2014).
yang dilakukan dengan berbagai cara dan
pendidik harus mencari informasi dari berbagai Penilian autentik (authentic assessment)
sumber. adalah suatu penilaian hasil belajar yang
menuntut peserta didik menunjukkan prestasi
Dalam pelaksaan pembelajaran tematik dan hasil belajar berupa kemampuan dalam
integratif pendidik dibekali buku guru oleh kehidupan nyata dalam bentuk kinerja atau hasil
pemerintah yang mana didalamnya sudah berisi kerja (Supardi, 2016). Penilaian autentik
tahapan pembelajaran yang dilengkapi dengan dikembangkan karena penilaian tradisional yang
rubrik penilaian sebagai pedoman dasar selama ini digunakan mengabaikan konteks
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. dunia nyata dan kurang menggambarkan
Hal ini juga memudahkan pendidik dalam kemampuan peserta didik secara holistik. Oleh
melakukan penilaian. karena itu menurut Pokey dan Siders, penilaian
autentik diartikan sebagai upaya mengevaluasi
66 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108

pengetahuan atau keahlian peserta didik dalam dalam melakukan penilaian terhadap peserta
konteks kehidupan nyata. didik harus mengukur aspek kinerja
(performance) dan produk atau hasil yang
Penilaian autentik merupakan penilaian dikerjakan oleh peserta didik.
yang sebenarnya terhadap hasil belajar peserta 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses
didik. Penilaian yang sebenarnya tidak hanya pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam
melihat hasil akhir, tetapi kemajuan hasil belajar melakukan penilaian terhadap peserta didik,
peserta didik dinilai dari proses sehingga dalam pendidik dituntut untuk melakukan penilaian
penilaian sebanarnya tidak bisa dilakukan hanya terhadap kemampuan atau kompetenti proses
dengan satu cara tetapi menggunakan berbagai dan kemampuan peserta didik setelah
ragam cara penilaian. Penilaian nyata adalah melakukan kegiatan pembelajaran.
proses yang dilakukan oleh pendidik untuk 3. Menggunakan berbagai cara dan sumber
mengumpulkan sebuah informasi tentang artinya melakukan penilaian terhadap peserta
perkembangan belajar yang dilakukan oleh didik harus menggunakan berbagai teknik
peserta didik (Majid, 2014). peneilaian (disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi) dan menggunakan berbagai
Menurut Elin Rosalin “Penilaian autentik
sumber atau data yang bisa digunakan
ini merupakan penilaian yang sebenarnya
sebagai informasi yang menggambarkan
terhadap perkembangan belajar peserta didik
penguasaan kompetensi peserta didik.
sehingga penilaian tidak dilakukan dengan satu
4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data
cara, tetapi bisa menggunakan berbagai cara”
penilaian. Artinya, dalam melakukan
(Supardi, 2016).
penilaian peserta didik terhadap pencapaian
(Kunandar, 2014) menyatakan bahwa kompetensi tentu harus secara komprehensif
penilaian autentik adalah kegiatan menilai dan tidak hanya mengandalkan hasil tes
peserta didik yang menekankan pada apa yang semata.
seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil 5. Tugas yang diberikan kepada peserta didik
dengan berbagai instrumen penilaian yang di mencerminkan bagian-bagian kehidupan
sesuikan dengan tuntutan kompetensi yang ada peserta didik yang nyata setiap hari, mereka
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat harus dapat menceritakan pengalaman atau
terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran kegiatan yang mereka lakukan setiap hari
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Hal ini (Kunandar, 2014).
dikarenakan, penilaian ini mampu
Sistem penilaian dalam pembelajaran baik
menggambarkan peningkatan hasil belajar
pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian
peserta didik, baik dalam rangka
akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan
mengidentifikasi, menanya, mencoba, menalar
sejumlah prinsip sebagai berikut:
dan mengomunikasikan.
1. Menyeluruh, penguasaan kompetensi atau
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya
dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik
menyeluruh, baik menyangkut standar
merupakan penilaian yang sebenarnya, yaitu
kompetensi, kemampuan dasar serta
suatu proses yang dilakukan oleh pendidik
keseluruhan indikator ketercapaian, baik
dalam mengumpulkan informasi tentang
menyangkut domain kognitif (pengetahuan),
perkembangan belajar dan perubahan tingkah
afektif (prilaku), serta psikomotor
laku yang telah dimiliki peserta didik setelah
(keterampilan), maupun menyangkut
suatu kegiatan belajar mengajar berakhir.
evaluasi proses dan hasil.
Terdapat beberapa ciri-ciri penilaian 2. Berkelanjutan, disamping menyeluruh
autentik yaitu: penilaian hendaknya dilakukan secara
berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan
1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, terus menerus).
yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya,
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 67

3. Berorientasi pada indikator ketercapaian, afektif (prilaku), serta psikomotor


sisitem penilaian dalam pembelajaran harus (keterampilan), maupun menyangkut
mengacu pada indikator ketercapaian yang evaluasi proses dan hasil.
sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan 2. Berkelanjutan, disamping menyeluruh
dasar atau kemampuan minimal dan standar penilaian hendaknya dilakukan secara
kompetensi. berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan
4. Sesuai dengan pengalaman belajar, system terus menerus).
penilaian dalam pembelajaran harus 3. Berorientasi pada indikator ketercapaian,
disesuaikan dengan pengalaman belajar. sisitem penilaian dalam pembelajaran harus
5. Validitas, menilaian yang seharusnya mengacu pada indikator ketercapaian yang
dinilaian menggunakan alat yang sesuai sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan
untuk mengukur kompetensi. dasar atau kemampuan minimal dan standar
6. Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi kompetensi.
hasil penilaian. 4. Sesuai dengan pengalaman belajar, system
7. Objektif, penilaian harus dilaksanakan secara penilaian dalam pembelajaran harus
objektif. Untuk itu penilaian harus adil, disesuaikan dengan pengalaman belajar.
terencana, dan menerapkan criteria yang jelas 5. Validitas, menilaian yang seharusnya
dalam pemberian skor. dinilaian menggunakan alat yang sesuai
8. Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat untuk mengukur kompetensi.
dijadikan dasar untuk memotifasi, 6. Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi
memperbaiki proses belajar bagi pendidik, hasil penilaian.
meningkatkan kualitas belajar, serta 7. Objektif, penilaian harus dilaksanakan secara
membina peserta didik agar berkembang objektif. Untuk itu penilaian harus adil,
secara optimal (Atava dan Rizema Putra, terencana, dan menerapkan criteria yang jelas
2013). dalam pemberian skor.
8. Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dijadikan dasar untuk memotifasi,
bertujuan untuk (1) memantau, mengevaluasi memperbaiki proses belajar bagi pendidik,
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil meningkatkan kualitas belajar, serta
belajar peserta didik secara berkesinambungan. membina peserta didik agar berkembang
(2) penilaian hasil belajar oleh satuan secara optimal (Atava & Rizema Putra,
pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian 2013).
standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran. (3) penilaian hasil belajar oleh Prinsip penilaian hasil belajar peserta
pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian didik mengacu pada Permendikbud No 23
kompetensi lulusan secara nasional pada mata Tahun 2016 sebagai berikut:
pelajaran tertentu (Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik 1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data
Indonesia No 23 Tahun 2016). yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
Sistem penilaian dalam pembelajaran baik 2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada
pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan dipengaruhi subjektivitas penilaian.
sejumlah prinsip sebagai berikut: 3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan
atau merugikan peserta didik karena
1. Menyeluruh, penguasaan kompetensi atau berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
menyeluruh, baik menyangkut standar status sosial ekonomi, dan gender.
kompetensi, kemampuan dasar serta 4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah
keseluruhan indikator ketercapaian, baik satu komponen yang tak terpisahkan dari
menyangkut domain kognitif (pengetahuan), kegiatan pembelajaran.
68 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria autentik itu ditunjukkan untuk mengukur
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan pencapaian kompetensi yang menekankan
dapat diketahui oleh pihak yang aspek keterampilan (skill) dan kinerja
berkepentingan. (performance), bukan hanya mengukur
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti kompetensi yang sifatnya mengingat fakta
penilaian mencakup semua aspek kompetensi (hafalan dan ingatan).
dengan menggunakan berbagai teknik 3. Berkesinambunagan dan berintegrasi.
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan Artinya, dalam melakukan penilaian autentik
menilai perkembangan kemampuan peserta harus secara berkesinambungan (terus-
didik. menerus) dan merupakan satu kesatuan
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara secara utuh sebagai alat untuk
berencana dan bertahap dengan mengikuti mengumpulkan inforasi terhadap pencapaian
langkah-langkah baku. kompetensi peserta didik.
8. Beracuan kriteria, berarti penialian
didasarkan pada ukuran pencapaian 4. Dapat digunakan sebagai feedbeck. Artinya,
kompetensi yang ditetapkan. penilaian autentik yang dilakukan oleh
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat pendidik dapat digunakan sebagai umpan
dipertanggung jawabkan, baik dari segi balik terahadap pencapaian kompetensi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun peserta didik secara komprehensif.
hasilnya (Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 23 Berdasarkan karakteristik di atas penting
Tahun 2016). untuk perhatian ketika melaksanakan penilaian
autentik dalam kegiatan pembelajaran, pertama,
Prinsip- prinsip di atas sangat penting instrumen penilaian yang digunakan bervariasi
diperhatikan ketika hendak mengembangkan sesuai dengan karakteristik kompetensi yang
dan melaksanakan penilaian, karena semua akan dicapai. Kedua, aspek kemampuan belajar
aspek prinsip penilaian merupakan tuntutan dinilai secara komprehensif meliputi berbagai
yang harus ada agar penilaian dapat terlaksana aspek penilaian (ranah kognitif, afektif dan
dengan baik. psikomotor). Ketiga, penilaian dilakukan
terhadapat kondisi awal, proses maupun akhir,
Pemilihan teknik penilaian pada penilaian baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan
autentik dipilih secara bervariasi disesuaikan sebagai input, proses maupun autput belajar
dengan karakteristik masing-masing pencapaian peserta didik (Supardi, 2016).
kompetensi yang hendak dicapai. Penilaian
autentik menggunakan berbagai teknik Dalam rangka melaksanakan penilaian
penialaian meliputi, tertulis, lisan, produk, autentik yang baik, pendidik harus memahami
portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk
dan penilaian diri (Kunandar, 2013). itu, pendidik harus bertanya pada dirinya
sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap,
Lebih terperinci karakteristik penilaian pengetahuan dan keterampilan apa yang akan
autentik meliputi (Kunandar, 2013): dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan,
misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan
1. Bisa digunakan untuk formatif dan sumatif.
dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan
Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan
apa yang akan dinilai, seperti nalaran, memori,
untuk mengukur kompetensi terhadap satu
atau proses.
atau beberapa kompetensi dasar (formatif)
maupun pencapaian kompetensi terhadap 1. Penilaian sikap
standar kompetensi atau kompetensi inti
dalam satu semester (sumatif). Contoh muatan KI-1 (sikap spritual)
2. Mengukur keterampilan dan performansi, antara lain: ketaatan beribadah, berprilaku
bukan mengingat fakta. Artinya, penilaian syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 69

kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh d. Jurnal Catatan Pendidik


muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain: jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, Merupakan catatan pendidikan didalam
percaya diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap dan diluar kelas yang berisi informasi hasil
yang lain sesuai kompetensi dalam pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
pembelajaran, misalnya: kerja sama, ketelitian, peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
ketekunan dan lain-lain. Penilaian aspek sikap perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan
dilakukan melaui observasi, penilaian diri, yang berkesinambungan dari hasil observasi.
penilaian antar teman dan jurnal. Penilaian sikap
2. Penilaian Pengetahuan
ini bukan merupakan penilaian yang terpisah
dan berdiri sendiri, namun merupakan penilain Penilaian pengetahuan atau kognitif
yang pelaksanaanya terintegrasi dengan adalah penilaian yang dilakukan pendidik untuk
penilaian pengetahuan dan keterampian, mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan
sehingga bersifat autentik (mengacu kepada peserta didik dalam aspek pengetahuan yang
pemahaman bahwa pengembangan dan meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman,
penilaian KI-1 dan KI-2 dititipkan melalui penerapan atau aplikasi, analisis, sintesisi, dan
kegiatan yang didesain untuk mencapai KI-3 evaluasi. Dalam kurukulum 2013 kompetensi
dan KI-4). pengetahuan menjadi kompetensi inti (KI-3).
Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-
a. Observasi
kensep keilmuan yang harus dikuasi oleh
Merupakan teknik penilaian yang peserta didik melalui proses belajar mengajar
dilakukan secara berkesinambungan dengan (Rusman, 2015).
menggunakan indra, baik secara langsung
Penilaian kompetensi pengetahuan
maupun tidak langsung dengan menggunakan
dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan
format observasi yang berisi sejumlah indikator
penugasan sesuai dengan kompetensi yang
perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan
dinilai. Tekni-teknik tersebut dapat diuraikan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini
sebagai berikut:
dilakukan saat pembelajaran dikelas maupun
diluar kelas. a. Tes Tertulis
b. Penilaian Diri Tes tertulis merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada peserta
Merupakan teknik penilaian dengan cara
didik dalam bentuk tulis. Dalam menjawab soal
meminta peserta didik untuk melakukan refleksi
peserta didik tidak harus sesuai merespon dalam
diri atau perenungan dan mengemukakan
bentuk menulis jawaban, tetapi juga dalam
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
bentu yang lain (Kunandar, 2013).
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilain diri. Meski konsepsi penilaian autentik muncul
karena ketidak puasan terhadap tes tertulis,
c. Penilaian antar teman
namun penilaian tertulis atas hasil belajar tetap
Merupakan teknik penilaian dengan cara lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih
meminta peserta didik untuk saling menilai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
terkait dengan sikap dan perilaku keseharian dari pilihan ganda, pilihan benar salah, ya tidak,
peserta didik selama kegiatan pembelajaran menjodoh, dan sebab akibat. Uraian yang
berlangsung (biasanya dilakukan ketika peserta dimaksud terdiri dari isian atau melengkapi,
didik melakukan kegiatn kelompok dan jawaban pendek, dan uraian.
penilaian dilakukan antar anggota kelompok).
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai
Instrumen yang digunakan berupa lembar
menuntut peserta didik mampu mengingat,
penilaian antar peserta didik. memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
70 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108

menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan Penilaian kinerja dalah suatu penilaian


sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. yang meminta peserta didik untuk melakukan
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
bersifat komprehensif, sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan yang dibutuhkannya misalnya tugas memainkan
keterampilan peserta didik (Majid, 2014) alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari.
b. Tes Lisan
Penilaian autentik sebisa mungkin
Tes bentuk lisan adalah tes yang melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya
dipergunakan untuk mengukur tingkat dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai.
pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan Pendidik dapat melakukannya dengan meminta
dimana pendidik memberikan pertanyaan pada peserta didik menyebutkan unsur-unsur
langsung kepada peserta didik secara verbal dan proyek atau tugas yang akan mereka gunakan
ditanggapi oleh peserta didik secara langsung untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
dengan menggunakan bahasa verbal . Tes lisan Dengan menggunakan informasi ini, pendidik
biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja
percakapan antara peserta didik dengan tester peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif
tentang masalah yang diujikan. Pelaksanaan tes maupun laporan kelas.
lisan dilakukan dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung antara pendidik dengan b. Penilaian proyek
peserta didik. Tes lisan digunakan untuk
mengungkapkan hasil belajar peserta didik Penilaian proyek (project assessment)
kepada aspek pengetahuan. Tes lisan juga dapat merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
digunakan untuk mnguji peserta didik, baik yang harus diselesaikan oleh peserta didik
secara individual maupun secara kelompok. Tes menurut periode atau waktu tertentu.
lisan bisa digunakan pada ulangan harian, Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
ulangan tengah semester, ulangan akhir yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu perencana, pengumpulan data,
tinggkat kompotensi dan ujian sekolah pengorganisasian, pengolahan, analisis dan
(Kunandar, 2013). penyajian data. Dengan demikian penilain
proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
c. Penugasan pengaplikasian penyelidikan dan lain-lain.
Penilaian proyek sangat dianjurkan karena
Instrumen penugasan berupa pekerjaan membantu mengembangkan keterampilan
rumah dan atau projek yang dikerjakan secara berfikir tinggi (berfikir kritis, pemecahan
individu atau kelompok sesuai dengan masalah, berfikir kreatif) peserta didik.
karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan untuk
pendalaman terhadap penguasaan komptensi c. Penilaian portofolio
pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai
dikelas melalui pembelajaran. Dalam Penilaian dengan memamfaatkan
memberikan tugas kepada peserta didik portofolio merupakan penilaian melalui
hendaknya ditentukan lamanya waktu sekumpulan karya peserta didik yang tersusun
pekerjaan. secara sistematis dan terorganisasi yang
dilakukan selama kurun waktu tertentu.
3. Penilaian Keterampilan Portofolio digunakan oleh pendidik dan peserta
didik untuk memantau secara terus menerus
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan
cara berikut: peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan
demikian, penilaian portofolio memberikan
a. Penilaian kinerja
gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 71

Portofolio merupakan bagian terpadu dari a. Mengamati perilaku peserta didik selama
pembelajaran sehingga pendidik mengetahui pembelajaran
sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta b. Mencatat perilaku peserta didik dengan
didik dalam menguasai kompetensi pada suatu menggunakan lembar observasi/
tema (Rusman, 2015). pengamatan
c. Menindaklanjuti hasil pengamatan
Ruang lingkup penilaian hasil belajar d. Mendeskripsikan perilaku peserta didik
peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek sikap, Prosedur penilaian aspek pengetahuan
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh a. Menyusun perencanaan penilaian
pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif b. Mengembangkan instrumen penilaian
mengenai perilaku peserta didik. Penilaian c. Melaksanakan penilaian
pengetahuan merupakan kegiatan yang d. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk
dilakukan untuk mengukur penguasaan angka dengan skala 0-100 dan deskripsikan
pengetahuan peserta didik. Penilaian
Prosedur penilaian untuk aspek keterampilan
keterampilan merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta a. Menyusun perencanaan penilaian
didik menerapkan pengetahuan dan melakukan b. Mengembangkan instrumen penilaian
tugas tertentu. Penilaian pengetahuan dan c. Melaksanakan penilaian
keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan d. Memanfaatkan hasil penilaian
pendidikan, dan pemerintah (Peraturan Menteri e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk
Pendidikan dan Kebudayaan Republik angka dengan skala 0-100 dan deskripsikan
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016).
Prosedur penilaian proses belajar dan hasil
Ruang Lingkup Penilaian hasil belajar belajar oleh pendidik dilakukan dengan urutan:
peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan 1. Menetapkan tujuan penilaian dengan
secara berimbang sehingga dapat digunakan mengacu pada RPP yang telah disusun
untuk menentukan posisi relatif setiap peserta 2. Menyusun kisi-kisi penilaian
didik terhadap standar yang telah diterapkan. 3. Membuat instrumen penilaian berikut
Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup pedoman penilaian
materi, kompetensi mata pelajaran atau 4. Malakukan analisis kualitas instrumen
kompetensi muatan, kompetensi program, dan 5. Melakukan penilaian
proses. 6. Mengolah, menganalisis, dan menginter-
prestasikan hasil penilaian
7. Melaporkan hasil penilaian
8. Memanfaatkan laporan hasil penilaian
Instrumen yang digunakan oleh pendidik
dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan,
penugasan, perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh
satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir
dan atau ujian sekolah/ madrasah memenuhi
Gambar 1. Diagram Ruang Lingkup Penilaian
syarat substansi, konstuksi, dan bahasa, serta
Kurikulum 2013
memiliki bukti vasilitas empirik. Instrumen
Prosedur penilaian untuk aspek sikap penilaian yang digunakan oleh pemerintah
dilakukan melalui tahapan: dalam bentuk UN memenuhi persyaratan
72 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108

substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki Data Primer, merupakan data yang didapatkan
bukti validitas empirik serta menghasilkan skor dari sumber pertama baik itu dari individu atau
yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar perorangan seperti wawancara yang bisa
madrasah, dan antar tahun (Peraturan Menteri dilakukan oleh peneliti (Sukardi, 2011). Sumber
Pendidikan dan Kebudayaan Republik data dalam penelitian ini adalah pendidik kelas I
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016). dan IV yang sudah menerapkan penilian
autentik pada kurikulum 2013 di MIN
MIN di kecamatan Bayang Kab. Pesisir Kecamatan Bayang Kab. Pesisir Selatan. (2)
Selatan merupakan sasaran pemerintah dalam Sumber data sekunder, informasi yang diperoleh
menerapkan pembelajaran tematik integratif. dari sumber lain yang mungkin tidak
Pada awalnya madrasah ini menggunakan berhubungan langsung dengan peristiwa
kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), namun tersebut, yang menjadi sumber data sekunder
karena ada kebijakan dari menteri pendidikan adalah kepala Madrasah di MIN Kecamatan
bahwa seluruh madrasah harus menerapkan Bayang Kab. Pesisir Selatan.
kurikulum 2013.
Agar data dalam penelitian ini dapat
Berdasarkan hasil wawancara diketahui diperoleh secara objektif dan sempurna untuk
bahwa beberapa pendidik dari beberapa MIN dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini,
yang sudah menerapkan kurikulum 2013 maka alat yang digunakan dalam pengumpulan
memaparkan bahwa penilaian merupakan salah data ini adalah (Margono, 1997): (1) Lembar
satu hal yang sulit dalam kurikulum 2013 Observasi, yaitu “cara untuk memperoleh data
karena banyaknya aspek penilaian yang atau informasi dengan jalan pengamatan dan
dilakukan, yang dapat dilihat pada lampiran pencatatan secara sistematis terhadap gejala
hasil belajar peserta didik, kemudian penilaian yang tampak pada objek penelitian” Dalam
juga dilakukan bersamaan dengan proses observasi ini peneliti terjun secara langsung ke
pembelajaran, pendidik yang kurang paham lapangan dan melakukan pengamatan di MIN
dengan instrumen penilaian, dan juga pendidik Kecamatan Bayang Kab. Pesisir Selatan. (2)
kesulitan saat merekap nilai yang ada di Wawancara, untuk mengemukakan informasi
instrumen penilaian kurikulum 2013. secara lisan antara dua orang atau lebih secara
Banyaknya jumlah peserta didik yang harus langsung” (Husaini dan Purnomo Setuadi
dinilai secara individu, sedangkan tugas Akbar, 2003). Wawancara ini dilakukan dengan
pendidik tidak hanya berfokus pada aspek pendidik kelas I dan pendidik kelas IV di MIN
penilaian saja namun, pendidik juga dituntut Kecamatan Bayang Kab. Pesisir Selatan. (3)
untuk membuat perangkat pembelajaran dan hal Studi dokumentasi, yaitu “data yang diperoleh
lainnya. Jika kesulitan-kesulitan yang dialami dari dokumen ataupun buku yang berkaitan
pendidik tetap dibiarkan maka akan berdampak dengan masalah yang diteliti” (Arikunto, 1997).
pada proses pembelajaran, khususnya terhadap Dokumentasi digunakan untuk mencari data dari
pelaksanaan penilaian yang dilakukan. dokumen resmi, terutama dokumen internal
berupa data tentang proses belajar mengajar,
Metode
proses penggunaan instrument penilaian yang
Penelitian ini merupakan penelitian digunakan, rapor yang digunakan di MIN
lapangan (field Research). Pada penelitian ini Kecamtan Bayang Kab. Pesisir Selatan.
penulis berusaha mendeskripsikan suatu gajala,
peristiwa dan kejadian yang terjadi. Penelitian Hasil dan Pembahasan
ini dilaksanakan di 4 buah MIN di Kecamatan Penerapan Penilaian Autentik Pada
Bayang Kab. Pesisir Selatan, yaitu MIN 1 Kurikulum 2013
Pesisir Selatan, MIN 5 Pesisir Selatan, MIN 6
Pesisir Selatan dan MIN 7 Pesisir Selatan. MIN 1 Pesisir Selatan
Sumber data yang digunakan dalam Berdasarkan hasil penelitian diketahui
penelitian ini ada dua macam yaitu: (1) Sumber bahwa pendidik melakukan pengamatan
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 73

terhadap perilaku peserta didik saat proses autentik kurikulum 2013 belum diterapkan.
pembelajaran namun pendidik tidak Pendidik tidak paham dengan penilaian autentik
menuliskannya pada lembar instrumen penilaian kurikulum 2013. Pendidik hanya mengajarkan
sesuai dengan kurikulum 2013. Instrumen sesuai dengan buku tema namun tidak
penilaian yang disiapkan oleh pendidik hanya menerapkan penilaian kurikulum 2013,
untuk penilaian KI-3, sementara instrumen meskipun contoh instrumen penilaian sudah ada
penilaian untuk KI-1,KI-2, dan KI-4 belum di buku guru. Pendidik sudah menggunakan
digunakan. Data ini didukung dengan hasil instrumen penilaian pengetahuan sementara
wawancara dimana pendidik menyatakan bahwa untuk aspek sikap dan keterampilan belum
penerapan penilaian autentik pada kurikulum digunakan. Pendidik melihat nilai sikap dan
2013, belum terlaksana dengan baik. Khususnya keterampilan dari interaksi yang terjadi setiap
dikelas I karena tidak mengunakan penilaian hari antara pendidik dan peserta didik.
autentik yang menggunakan instrument
penilaian kurikulum 2013. Penerapan penilaian MIN 7 Pesisir Selatan
autentik pada kurikulum 2013 juga belum
Hasil penelitian menemukan hal berbeda
diterapkan sepenuhnya karena pendidik kurang
dengan MIN sebelumnya, dimana di MIN 7
paham dengan penilaian pada kurikulum 2013.
sudah menerapkan penilaian autentik pada
MIN 5 Pesisir Selatan kurikulum 2013 namun pada tahun ajaran
2016/2017. Penerapan penilaian autentik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum 2013 sudah diterapkan di kelas
pendidik belum membuat instrumen penilaian namun masih belum seutuhnya diterapkan.
secara keseluruhan, meskipun pendidik Pendidik sudah menggunakan lembar instrumen
mengamati prilaku peserta didik namun belum KI-1 sampai KI-3, untuk intrumen KI-4 belum
menuliskannya pada lembar instrumen penilaian diterapkan.
yang dituntut oleh kurikulum 2013. Pendidik
juga belum menuliskan prilaku peserta didik Kendala pendidik dalam penerapan
pada instrumen KI-2, pendidik juga belum penilaian autentik
mengembangkan instrumen penilaian. Hasil
MIN 1 Pesisir Selatan
wawancara menunjukkkan bahwa penerapan
penilaian autentik pada kurikulum 2013 belum Kendala dalam penerapan penilaian
diterapkan sepenuhnya. Pendidik hanya autentik kurikulum 2013 adalah: a) pendidik
menggunakan instrumen penilaian pada aspek kurang paham dengan kurikulum 2013 turutama
pengetahuan, sementara untuk aspek sikap dan pada aspek penilaian, b) pendidik belum
keterampilan belum digunakan. Pendidik kurang mengikuti pelatihan penilaian kurikulum 2013,
paham dengan penilaian kurikulum 2013 dan c) aspek penilaian yang dituntut kurikulum 2013
juga aspek penilaian yang banyak membuat yang sangat, serta d) sarana dan prasana
pendidik belum menerapkan penilaian sekolah yang kurang mendukung.
kurikulum 2013 secara keseluruhan.
MIN 5 Pesisir SELATAN
MIN 6 Pesisir Selatan
Kendala yang dialami pendidik dalam
Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan penilaian autentik kurikulum 2013
pendidik belum membuat instrumen penilaian yaitu: a) pendidik kurang paham dengan
secara keseluruhan contohnya pada KI-1, KI-2. penilaian kurikulum 2013, b) pendidik jarang
Pendidik juga belum mengembangkan mendapatkan pelatihan tentang kurikulum 2013
instrumen penilaian, seperti pendidik belum tertutama pada aspek penilaian, c) jumlah
menulis prilaku peserta didik pada lembar peserta didik yang banyak membuat pendidik
instrumen sikap. Pendidik juga belum kesulitan saat melakukan penilaian kurikulum
menyusun rencana penilaian. Hasil wawancara 2013 karena penilaian dilakukan perindividu
menunjukkan bahwa penerapan penilaian peserta didik.
74 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108

MIN 6 Pesisir Selatan penilaian. Penilaian juga dilakukan pada setiap


diri individu peserta didik.
Kendala dalam penerapan penilaian
autentik kurikulum 2013 adalah latar belakang Upaya Untuk Mengatasi Kendala
pendidik yang tidak sebagai guru kelas, Pendidik Dalam Menerapkan Penilaian Autentik
pendidik yang tidak pernah mengikuti pelatihan
khusus mengenai penilaian kurikulum 2013 dan Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
juga tuntutan aspek penilaian kurikulum 2013 kendala yang dihadapi yaitu:
yang banyak.
a. Mengikuti pelatihan mengenai kurikulum
MIN 7 Pesisir Selatan 2013 dengan materi khusus penerapan
penilaian autentik pada kurikulum 2013, agar
Kendala yang dialami oleh pendidik pendidik dapat menerapkan penilaian
adalah pendidik tidak mendapatkan tuntutan semaksimal mungkin
keharusan untuk membuat instrumen penilaian b. Pemerintah diharapkan tidak terlalu sering
dari pihak sekolah jadi, pendidik menggap melakukan revisi terhadap kurikulum karena
bahwa penilaian tersebut tidak begitu penting. berdampak pada pendidik maupun peserta
Tugas pendidik yang banyak juga membuat didik
pendidik melengahkan penerapan penilaian c. Mengurangi aspek pada instrumen penilaian
kurikulum 2013. karena intrumen penilaian yang banyak dan
proses penilaian yang dilakukan bersamaan
Berdasarkan hasil temuan yang sudah dengan proses pembelajaran membuat
dipaparkan di atas dapat diambil kesimpulan pendidik kesulitan dalam melakukan
bahwa kendala yang dialami pendidik dalam penilaian. Penilaian pada dasarnya melihat
penerapan penilaian autentik dilatarbelakangi tiga aspek yaitu: Afektif, Kognitif dan
dengan berbagai hal yaitu: a) pendidik kurang psikomotor yang dapat dilihat dari proses
paham dengan kurikulum 2013, khususnya pada interasi yang terjadi antara pendidik dan
aspek penerapan penilaian instrumennnya. b) peserta didik setiap hari tampa harus
pendidik yang belum mendapatkan pelatihan menggunakan lembar instrumen yang banyak
mengenai kurikulum 2013 khususnya pada d. Kepala Madrasah diharapkan memberikan
aspek penilaian yaitu pendidik di MIN 1 Pesisir tuntutan, motivasi dan apresiasi kepada
Selatan dan pendidik di MIN 6 Pesisir Selatan. pendidik agar menerapkan penilaian autentik
c) pendidik yang sudah mendapatkan pelatihan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
adalah dari MIN 5 Pesisir Selatan namun dalam
penerapan instrument penilaian pendidik masih Berdasarkan upaya yang dilakukan
kesulitan karena kurang paham dengan pendidik dalam mengatasi kendala dalam
penilaian terhadap kurikulum 2013.d) pendidik menerapkan penilaian autentik pada kurikulum
MIN 7 Pesisir Selatan yang sudah mendapatkan 2013 juga sejalan dengan upaya yang di lakukan
pelatihan mengenai kurikulum 2013 dan sudah dalam penelitian relevan yang dilakukan oleh
menerapkan instrumen penilaian pada tahun Ruslan yang menyatakan bahwa: a) diharapkan
2016/2017 secara keseluruhan. Namun, pada ruang lingkup pada aspek penilaian diperkecil,
tahun 2017/2018 pendidik di MIN 7 Pesisir b) pendidik berharap pemerintah memberikan
Selatan tidak lagi menerapjan instrument pelatihan kepada pendidik yang masih belum
penilaian dengan alasan pihak kepala Madrasah memahami kurikulum 2013 khususnya pada
tidak menuntut pendidik untuk menggunakan aspek penilaian.
instrumen penilaian saat proses pembelajaran
berlangsung. e) penilaian yang dilakukan Sejalan dengan penelitian diatas penelitian
bersamaan dengan proses pembelajaran dan yang dilakukan oleh Made Endra Danu Merta
aspek yang dinilai pun sangat banyak itu semua yang menyebutkan bahwa pendidik harus lebih
dinilai menggunakan lembar instrumen memahami tentang kurikulum 2013 dan
seharusnya kepala sekolah merekomendasi
Jurusan PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | 75

pendidik sebagai pembicara pada pelatihan Departemen Agama RI, 1998. Al-Qur‟an dan
tentang penilaian dalam kurikulum 2013. Terjemahnya, Semarang: PT Karya Toha
Putra
Berdasarkan paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Misbah,
untuk mengatasi kendala dalam menerapkan Jakarta: Lentera Hati
penilaian autentik pada kurikulum 2013 bahwa
adalah dengan memberikan pelatihan kepada E. Mulyasa. 2013. Pengembangan Implementasi
pendidik mengenai penilaian pada kurikulum Kurikulum. Bandung: PT Remaja
2013. Hal ini sejalan dengan upaya dalam Rosdakarya
mengatasi kendala dikemukakan oleh Made
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta:
Danu (2015).
Rajawali Pers
Kunandar, 2013. Penilaian Autentik Penilaian
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum Jakarta:PT RajaGrafindo
Dari penelitian yang telah dilakukan Persada
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
kesimpulan sebagai berikut: penerapan Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik
penilaian autentik pada kurikulum 2013 belum Terpadu. Bandung: PT Remaja
diterapkan secara keseluruhan oleh seluruh Rosdakarya
pendidik di MIN Kecamatan Bayang Kab.
Supardi. 2016. Penilaian Autentik Pembelajaran
Pesisir Selatan. diantaranya pendidik
Afektif, Kognitif, dan Psikomotor.
menerapkan penilaian yang berhubungan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
dengan KI-3 sedangkan, untuk KI-1, KI-2, dan
KI-4 belum diterapkan secara keseluruhan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kendala-kandala yang dihadapi pendidik dalam Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
kurikulum 2013 dilatarbelakangi dari berbagai 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
macam aspek. Diantaranya pendidik yang Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Lampiran I
belum pagam dengan kurikulum 2013 khusunya
pada aspek penilaian, penilaian yang dilakukan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bersamaan dengan proses pembelajaran, Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
Instrumen penilian yang terlalu banyak dan 2014 Tantang Kurikulum 2013 Sekolah
proses penilaian dilakukan terhadap setiap Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Lampiran III
individu peserta didik. Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kendala-kendala dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
penerapan penilaian autentik pada kurikulum Republik Indonesia NO 23 Tahun 2016
2013 diharapkan kepada dinas pendidikan agar Siti Atava & Rizema Putra. 2013. Desain
dapat memberikan pelatihan tentang kurikulum Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.
2013 khususnya pada aspek penilaian. Jogyakarta: DIVA Press
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian
REFERENSI Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Margono S. 1997. Metodologi Penelitian


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Pendidikan. Jakarta: Rineke cipta
Cipta Ruslan Dkk, Kendala Guru Dalam Menerapkan
Penilaian Autentik di SD Kabupaten
Pidie,Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
76 | Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume IX Edisi 1 2019, hlm 1-108

Guru Sekolah Dasar (FKIP) Unsyiah Usman. 2003. Husaini dan Purnomo Setuadi
Volume I Nomor I, Agustus 2016 Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara
Made Endra Danu Merta Dkk, Analisis
Penilaian autentik Menurut Pembelajaran Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan
Kurikulum 2013 Pada Kelas IV SD NO 4 Kurikulum : Konsep Implementasi
Banyuasri, Jurnal PGSD Univesitas Evaluasi dan Inovasi, Yogyakarta: Teras
Pendidikan Ganesha Volume 3 Nomor 1
Tahun 2015
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu
Teori, Praktik dan Penilain. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

You might also like