You are on page 1of 14

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA

BERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN AL-HADIST MATERI PECAHAN


KELAS VII DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
ATIK ARINAMILATI
NIM. F1041151047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA
BERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN AL-HADIST MATERI PECAHAN
KELAS VII DI SMP

Atik Arinamilati, Agung Hartoyo, Asep Nursangaji


Program studi pendidikan matematika FKIP Untan Pontianak
Email: arinamilati26@gmail.com

Abstract
To execute the learning of KI-1 and KI-2, this research is conducted to develop
mathematic’s learning materials with the integration of Qur'an and Al-Hadith. The
quality of the ingredients is tested based on three criteria, namely validity,
effectiveness, and practicality. To find out its effectiveness and practicality, a limited
trial was carried out on 21 students of class VII at SMPIT Al-Mumtaz Pontianak. The
ADDIE model used in developing teaching materials includes 3 stages, namely
analysis, design, and development. Data collection tools include validity
questionnaire, post-test, and practicality questionnaire. The validity questionnaire
was filled by material experts and media experts. Study test results completed by
students. Practicality is filled by the teacher and students. The results of the study
included an average score of validity of 4.26 in the "very valid" category, the
percentage of students who filled out the Minimum Criteria Completed viewed from
the test results was 66, 67% of students were in the "good" category, and the average
practicality score was 4 , 63, in the "very good" category. The conclusion of this study
is that mathematics teaching materials developed in integrated Al-Qur'an have good
quality with valid, effective, and practical criteria to use.
Keyword: teaching materials, mathematics integrated Al-Qur’an and Al-Hadist,
fraction.

PENDAHULUAN karakteristik yaitu objek tujuan abstrak,


Tujuan mulia pendidikan Indonesia telah bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir
tercantum di dalam UU no. 20 tahun 2003. yang deduktif. Peran penting matematika
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut diakui oleh Cockcroft (1986: 2) yang
diantaranya dengan mengembangkan berpendapat bahwa akan sangat sulit atau
kurikulum pembelajaran sekolah (Nuh, 2013). tidaklah mungkin bagi seseorang untuk hidup
Sebagai bentuk penyempurnaan kurikulum, di bagian bumi ini pada abad ke-20 tanpa
pemerintah Indonesia memberlakukan sedikitpun memanfaatkan matematika.
Kurikulum 2013. Perubahan mendasar pada Pengembangan pembelajaran matematika di
Kurikulum 2013 adalah proses pembelajaran Kurikulum 2013 diarahkan untuk mening-
yang terpusat pada siswa. Sehingga proses, isi katkan kecakapan hidup (life skill), terutama
dan materi pembelajaran mengalami sedikit dalam membangun kreativitas, kemampuan
perubahan dalam penyusunannya, khususnya berpikir kritis, berkolaborasi atau bekerjasama
dalam pembelajaran matematika. dan keterampilan berkomunikasi. Selain itu,
Menurut Soedjadi (2000: 11) mate-matika pengembangan kurikulum matematika juga
merupakan adalah cabang ilmu eksak dan menekankan kemahiran atau keterampilan
teroganisir secara sistematik yang me-miliki lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang

1
bersifat nonkognitif serta pengembangan nilai, runtut, dan sistematis sehingga mampu
norma dan etika (soft skill) (Kemendikbud, menguasai semua kompetensi secara utuh dan
2013: 5). terpadu. Satu di antara jenis bahan ajar yang
Berdasarkan life skill dan soft skill yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
telah dipaparkan, secara umum implementasi adalah modul. Dalam dokumen Depdiknas
kompetensi tersebut dirangkum menjadi empat (2008: 15) trcantum bahwa modul adalah
Kompetensi Inti (KI) yaitu KI-1 tentang sikap sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
spiritual, KI-2 tentang sikap sosial, KI-3 peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
tentang pengetahuan, dan KI-4 tentang atau dengan bimbingan guru.
keterampilan. Kemendikbud menyatakan Berdasarkan hasil observasi, SMP Islam
bahwa “Keempat kelompok itu menjadi acuan Terpadu Al-Mumtaz Pontianak kurang tersedia
dari Kompetensi Dasar dan harus bahan ajar yang mengintegrasikan seluruh KI.
dikembangkan dalam setiap peristiwa Padahal sekolah tersebut memiliki visi mulia
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang erat hubungannya dengan KI-1 yaitu
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan mewujudkan SMPIT Al Mumtaz Pontianak
sosial dikembangkan secara tidak langsung sebagai kontributor peradaban yang terdepan
(indirect teaching) yaitu pada waktu siswa di Kalimantan Barat. Satu di antara misi untuk
belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti mewujudkan visi tersebut yaitu menye-
3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi lenggarakan pendidikan berkualitas yang
Inti 4)” (Kemendikbud, 2013: 5). Dokumen mengintegrasikan kurikulum, metodelogi dan
tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa program pendidikan Islam terpadu yang
pembelajaran tidak langsung (indirect berkesinambungan. Namun demikian, upaya
teaching) dilakukan dengan keteladanan, pencapaian seluruh KI dilakukan secara
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan terpisah dari pembelajaran setiap mata
memperhatikan karakteristik mata pelajaran pelajaran.
serta kebutuhan dan kondisi siswa. Dengan Berdasarkan hasil wawancara dengan
kata lain, KI-1 dan KI-2 bukan untuk diajarkan, guru matematika SMPIT Al-Mumtaz
melainkan untuk dibentuk pada pembelajaran Pontianak, alasan kurangnya integrasi antar KI
mata pelajaran yang relevan. pada pembelajaran adalah dapat menyita waktu
Nuh (2013) selaku Mentri Pendidikan dan pembelajaran. Padahal kompetensi spiritual
Kebudayaan yang mengusungkan Kurikulum dan sosial berkaitan erat dengan perkembangan
2013 juga menyatakan bahwa semua mata kepribadian siswa dan karakternya di tengah
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada arus pergeseran nilai moral dan etika dalam
kelas harus berkontribusi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai
pembentukan Kompetensi Inti. Kontribusi memudarnya kesadaran terhadap nilai budaya
pelajaran dalam pembentukan Kompetensi Inti bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan
dapat dilihat dari komponen-komponen dalam melemahnya kemandirian bangsa (Kristiawan,
pembelajaran, satu di antaranya yaitu materi 2015).
atau bahan ajar (Hasanah, 2012: 63). Peraturan Selain itu, pembelajaran tidak langsung
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) dipandang kurang mampu untuk mengem-
nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, bangkan kompetensi siswa dalam aspek sikap
salah satunya mengatur tentang perencanaan spiritual. KI-1 secara implisit hanya dimuat
proses pembelajaran yang secara implisit dalam mata pelajaran Pendidikan Agama. Di
menyatakan bahwa guru diharapkan dapat Pontianak, sekolah tertentu yang berbasis Ke-
mengembangkan bahan ajar. Chanda dkk Islam-an telah melaksanakan KI-1 dalam
(2000: 2) mengatakan “Teaching materials are bentuk budaya sekolah seperti tilawah selama
the aids used by the trainer to help him/her in 15 menit dan menargetkan hafalan Al-Qur’an.
teaching his/her lesson effectively”. Adanya Sedangkan, sekolah umum membiasakan nilai
bahan ajar memungkinkan siswa dapat sikap spiritual siswa dengan berdoa sebelum
mempelajari suatu kompetensi secara mandiri, belajar. Satu hal yang menjadi perhatian

2
peneliti, yaitu ditemukan kegiatan pembe- Materi matematika yang banyak berkaitan
lajaran yang tidak didahului dengan berdoa. dengan perhitungan harta waris dalam ilmu
Alasan dihilangkannya kegiatan tersebut faraidh adalah pecahan. Pecahan adalah
karena doa sudah dilakukan saat jam pelajaran bilangan yang menggambarkan bagian dari
pertama. Jika demikian, perlu dipertanyakan keseluruhan (Panco, 2005: 4).
bagaimana guru tersebut menjalankan Hukum mempelajari ilmu faraidh dalam
pembelajaran nilai spiritual. Uraian di atas agama islam adalah fardu kifayah, artinya
mengingatkan bahwa pentingnya upaya guru suatu kewajiban yang telah dianggap cukup
mencari alternatif lain dalam mencapai apabila telah dikerjakan oleh sebagian orang
keterlaksanaan KI-1. Satu di antara upaya islam. Dari Abdillah bin Amr bin Al-Ash,
tersebut adalah mengembangkan bahan ajar Rasulullah SAW bersabda:
yang mendukung pengintegrasian seluruh KI. ُ‫صلَى هللا‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬ ِ َ‫ع ْب ِد هللا ب ِْن عَ ْم ِرو ب ِْن ْالع‬
ُ ‫اص أ َ َّن َر‬ َ ‫ع ْن‬ َ
KI-1 tentang ranah spiritual mempunyai ٌ َ َ ْ ْ
‫سل َم قَا َل ال ِعل ُم ثالَثة َو َما ِس َوى ذَالِكَ فَ ُه َو‬ َ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
hubungan erat dengan kepercayaan siswa, ٌ ‫ضة‬َ ‫أضو فَ ِر ْي‬
ْ ٌ‫سنَّةٌ قَا ئِ َمة‬
ُ ‫ض ٌل آيَةٌ ُمحْ كَ َمةٌ أ َ ْو‬ْ َ‫ف‬
yaitu agama. Satu di antara agama resmi di ‫ رواه أبو داود فى كتابب الفرائض‬. ٌ‫عا ِدلَة‬ َ
Indonesia adalah Islam. Islam merupakan “Ilmu itu ada 3 (yang wajib dicari) adapun
agama yang berlandaskan Al-Qur'an dan Al- demikian itu (selainnya) merupakan
Hadist. Mem-baca serta mempelajari Al- keutamaan, yaitu ayat yang menghukumi (Al-
Qur’an dan Al-Hadist merupakan bagian dari Quran), dan sunnah yang tegak (Al-Hadist),
keseharian orang yang beragama Islam dan ilmu faraidh yang adil”(H.R. Abu Daud).
termasuk siswa sekolah yang berbasis Islam. Dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah SAW
Al-Qur’an yang memuat konsep matematika bersabda, “Pelajarilah Al-Qur’an dan
dan menjadi bagian dari keseharian siswa ajarkanlah kepada orang-orang dan pelajarilah
khususnya di sekolah berbasis Islam, dapat ilmu faraidh serta ajarkanlah kepada orang-
diarahkan pada pembelajaran kontekstual. orang, karena saya adalah orang yang bakal
Pembelajaran kon-tekstual adalah direnggut (mati), sedang ilmu itu bakal
pembelajaran yang mengaitkan dengan situasi diangkat. Hampir saja dua orang bertengkar
dunia nyata peserta didik dan mendorong tentang pembagian pusaka, maka mereka
peserta didik membuat hubungan antara berdua tidak menemukan seorangpun yang
pengetahuan yang dimilikinya dengan sanggup menfatwakannya kepada mereka”
penerapannya dalam kehidupan mereka seba- (H.R. At-Tirmidzi).
gai anggota keluarga dan masyarakat. Didalam Al-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat
(Depdiknas, 2002). Senada dengan Depdiknas, 11, 12 dan 176 menjelaskan bagian dari anak
Fatthurohman menyatakan (2006), pembe- laki-laki, anak perempuan, ibu, bapak, saudara,
lajaran kontekstual adalah pembelajaran yang suami dan istri. Sedangkan terkadang ahli
dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan waris yang ditinggalkan ada keponakan,
(ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait paman, cucu, cicit, kakek, nenek dan buyut,
dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life tanpa meninggalkan ahli waris yang dijelaskan
modeling), sehingga akan terasa manfaat dari didalam kitab faraidh dari hadist riwayat imam
materi yang akan disajkan, motivasi belajar Malik.
muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, Adanya matematika dalam Al-Qur’an
dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan membuat Irawan & dkk (2005: 66) menya-
menyenangkan. rankan untuk melakukan penelitian mengenai
Irawan & dkk (2005) menemukan banyak konsep-konsep matematika yang tersurat dan
bilangan dan konsep matematika di dalam Al- tersirat dalam Al-Qur’an. Penerapan saran
Qur’an. Berdasarkan penelitian tersebut, Al- tersebut dapat membantu dalam upaya
Qur’an dapat dijadikan acuan dalam menyusun pencapaian KI-1 dan KI-2 melalui pelajaran
bahan ajar. Adapun salah satu permasalahan matematika.
agama yang menggunakan perhitungan yang Al-Qur’an dapat digunukan sebagai
sangat rumit adalah perhitungan harta waris. sumber belajar yang baik. Kebaikan tersebut

3
ditegaskan oleh Allah dalam surah Al-Qamar tahap penelitian yang dilakukan sebagai
ayat 32 yang berbunyi: berikut.
‫َولَقَدْ َيس َّْرنَا ْالقُ ْرآنَ ِل ِلذ ْك ِر فَ َه ْل ِم ْن ُمدَّ ِكر‬
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al- Tahap Analysis (Analisis)
Qur'an untuk pelajaran". Oleh karena itu, Lagkah-langkah yang dilakukan pada
dengan mempelajari surah An-Nisaa’ ayat 11, tahap analisis antara lain: (1) Menganalisis
12, 176 dan Al-Hadist yang berkaitan dengan kebutuhan siswa kelas VII; (2) Menganalisis
bilangan pecahan, tidak hanya dapat materi; (3) Menganalisis pembelajaran; (4)
mengantarkan siswa mencapai kompetensi Menganalisis kurikulum, ayat dan dalil yang
ranah sikap spiritual dan sosial. Namun, dapat kaitan dengan pecahan.
mencakup ranah Kompetensi Inti lainnya, yaitu
pengetahuan dan keterampilan. Tahap Design (Perencanaan)
Penggunaan Al-Qur’an dalam mem-bantu Langkah-langkah yang dilakukan pada
keberhasilan belajar matematika telah tahap pelaksanaan antara lain; (1) Menyususn
dilakukan oleh penelitian terdahulu di garis besar isi bahan ajar; (2) Menyiapkan buku
antaranya yaitu Akhsinah (2010), Mubarokah referensi, gambar, dan materi; (3) Menentukan
(2014), Kurniati (2016), Wulantina 2018, spesifikasi bahan ajar; (4) Menyususn
Karo, dan Diana (2018). Hasil penelitian instrument penilaian bahan ajar; (5) Validasi
Mubarokah, Wulantina, dan Karo menun- instrument penelitian.
jukkan bahwa mengintegrasikan antara
matematika dan Al-Qur’an efektif untuk Tahap Development (Pengemabangan)
membantu siswa mencapai tujuan pembe- Langkah-langkah yang dilakukan pada
lajaran. Sejalan dengan penelitian tersebut, tahap pengembangan antara lain; (1)
penelitian Akhsina, Safitriani, dan Diana Mengembangkan konsep bahan ajar yang telah
menunjukkan bahwa adanya integrasi Al- dirancang; (2) Penilaian kevalidan dari ahli
Qur’an dalam mempelajari matematika materi dan ahli media; (3) Revisi awal; (4) Uji
mendapat respons yang baik dari pengguna dan coba terbatas di SMPIT Al-Mumtaz Pontianak;
meningkatkan motivasi belajar siswa. (5) Menganalisis hasil penilaian keefektifan
dan kepraktisan.
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian yang digunakan HASIL PENELITIAN DAN
didalam penelitian ini adalah R&D. Metode PEMBAHASAN
penelitian ini digunakan untuk menghasilkan Hasil penelitian
produk tertentu, dan menguji keefektifan 1. Kevalidan Bahan Ajar
produk tersebut. Penelitian dikembangkan Penilaian kevalidan bahan ajar dilakukan
berdasar-kan model ADDIE yang memiliki oleh dua orang ahli dengan mengisi angket
tahapan dari Analysis, Design, Development, kevalidan dengan 24 butir peryataan untuk ahli
Implemen-tation, hingga Evaluation. Namun materi dan 19 butir pernyataan untuk ahli
penelitian ini hanya meliputi tahap Analysis, media. ahli materi dan ahli media terdiri dari 1
Design, dan Development. orang dosen pendidikan matematika FKIP
Teknik pengumpulan data yang diguna- Untan dan 1 orang guru SMPIT Al-Mumtaz
kan dalam penelitian ini adalah teknik Pontianak. Hasil rekapitulasi penilaian sebagai
komunikasi tak langsung dengan instrument berikut:
berupa angket dan tes uraian. Adapun tahap-

4
Tabel 1. Rekapitulasi Angket Validasi Ahli Materi dan Ahli Media
No Ahli Validator Jumlah skor Skor Skor Kategori
Ke- Rata-rata Akhir
1 Materi I 97 4,04 Valid
4.39
II 114 4,75 Sangat Valid
2 Media I 74 3,89 Valid
4.13
II 83 4,37 Sangat Valid
Kesimpulan 367 4,26 Sangat Valid

Berdasarkan Tabel 1, skor rata-rata yang prosedur dan algoritma, contoh soal, dan
diperoleh dari kedua ahli yaitu 4,28. Rata-rata latihan soal yang akurat; (3) Kemutakhiran
tersebut dikonversikan pada data kualitatif materi sudah baik. Uraian materi, contoh, dan
kriteria kevalidan memperoleh kategori soal latihan yang disajikan sudah sesuai dengan
“sangat valid”. Sehingga bahan ajar berin- perkembangan ilmu matematika terkini; (4)
tegrasi Al-Qur’an pada materi persamaan garis Kemutakhiran bahan ajar matematika
lurus valid untuk digunakan. berintegrasi Al-Qur’an sudah baik. Bahan ajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
bahan ajar valid untuk digunakan. Kevalidan Kebenaran materi persamaan garis lurus dalam
bahan ajar ditinjau dari aspek kelayakan dari Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 65 dan 66 telah
BSNP yaitu kelayakan materi, kelayakan dinyatakan lebih dahulu oleh Abdussakir
penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan (2005). Bahan ajar matematika berintegrasi
kegrafikkan. Kelayakan materi dan penyajian Al-Qur’an dinilai dapat menambah wawasan
dinilai oleh ahli materi. Kelayakan bahasa dan pengetahuan siswa tentang sumber belajar
kegrafikkan dinilai oleh ahli media. Penilaian matematika. Bahan ajar matematika
ahli materi memiliki skor yang bervariasi yaitu berintegrasi Al-Qur’an telah disesuaikan
antara 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Penilaian dengan nilai-nilai, moralitas, dan sosial yang
ahli media memiliki skor yang bervariasi yaitu berlaku contohnya kebiasaan sekolah dan
antara 3 (cukup), 4 (baik), dan 5 (sangat baik). siswa beragama Islam yaitu membaca dan
Hasil dari ahli materi I diperoleh skor total 97 menghayati Al-Qur’an; (5) Teknik penyajian
dengan skor 4 sebanyak 23 butir dan skor 5 sudah sangat baik. Kelengkapan komponen
sebanyak 1 butir. Butir penilaian yang bahan ajar berupa modul telah termuat dalam
mendapatkan skor 5 adalah butir ke-16 yaitu bahan ajar yang dikembangkan dan materi
dengan indikator teknik penyajian. Hal ini telah disusun dari yang mudah hingga ke yang
menunjukkan bahwa bahan ajar telah sukar; (6) Pendukung penyajian sudah baik.
mencakup pendahuluan (judul, daftar isi, peta Bahan ajar telah didukung dengan soal latihan,
informasi, daftar tujuan kompetensi penulisan, kunci jawaban, rangkuman, dan daftar pustaka;
tes awal), isi (tinjauan umum materi, hubungan (7) Penyajian pembelajaran sudah baik. Bahan
dengan materi lain, materi, penugasan, ajar telah disusun agar siswa terlibat aktif dan
rangkuman), dan penutup (tes akhir) secara kritis dalam menemukan bentuk umum
utuh. Sedangkan hasil dari ahli materi II persamaan garis lurus. Pada akhir kegiatan
diperoleh total skor 114 dengan skor 4 belajar, sudah disediakan soal latihan dan tes
sebanyak 6 butir dan skor 5 sebanyak 18 formatif untuk melihat kemampuan siswa.
butir.Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar Penilaian dilengkapi dengan komentar
yang dikembangkan sudah memenuhi semua dan saran oleh para ahli agar bahan ajar ini
indikator penilaian. dapat disempurnakan baik untuk sebelum dan
Berdasarkan hasil-hasil tersebut, dapat sesudah bahan ajar diujicobakan terbatas.
dikatakan bahwa: (1) Kesesuaian materi Berikut uraian komentar dan tersebut: (1)
dengan KI dan KD sudah baik. Bahan ajar telah Secara umum penjelasan sudah baik. Namun,
mencakup materi secara lengkap dan dalam; penjabaran atau penjelasan setiap Kegiatan
(2) Keakuratan materi sudah baik. Bahan ajar Belajar perlu ditambah; (2) Bahan ajar
telah memuat konsep, definisi, prinsip,

5
ditambah dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Pemilihan jenis huruf tidak menggangu siswa
dalil-dalil Al-Hadist yang sesuai. dalam menggunakan bahan ajar. Bagian yang
Berbeda dengan hasil validasi materi, penting sudah diberikan penekanan seperti
penyekoran ahli media terdapat butir penilaian cetak tebal atau warna tulisan berbeda. Ilustrasi
yang memperoleh skor 3. Hasil dari ahli media isi mampu memperjelas dan mempermudah
I diperoleh total skor 74 dengan skor 3 pemahaman siswa serta keseluruhan ilustrasi
sebanyak 3 butir, skor 4 sebanyak 15 butir dan serasi dengan unsur materi bahan ajar pada
skor 5 sebanyak 1 butir. Indikator yang seluruh halaman. Namun, spasi penulisan perlu
mendapat nilai 3 yaitu butir ke-2 tentang diperbaiki agar sama pada seluruh halaman.
kesuaian bahasa dengan tingkat emosional Bersamaan dengan hasil penyekoran,
siswa dan butir ke-8 tentang penampilan unsur komentar dan saran dari ahli media juga
tata letak pada kulit muka dan belakang. Hasil menjadi dasar untuk merevisi bahan ajar.
dari ahli media II diperoleh skor total 83 Penilaian, komentar, dan saran dari ahli materi
dengan skor 3 sebanyak 2 butir, skor 4 maupun media merupakan bagian pertim-
sebanyak 8 butir dan skor 5 sebanyak 9 butir. bangan dalam merevisi bahan ajar. Hasil
Indikator yang mendapat nilai 3 yaitu butir ke- revisian tersebut digunakan pada sebelum atau
11 tentang warna judul modul kontras dengan setelah uji terbatas dilakukan. Adapun
warna latar belakang dan butir-17 tentang komentar dan saran tersebut sebagai berikut:
penggunaan spasi antar huruf normal. (1) Tata letak atau format tulisan harus
Berdasarkan hasil-hasil tersebut, dapat konsisten; (2) Spasi tulisan harus disamakan;
dikatakan bahwa: (1) Kesesuaian bahasa (3) Kertas sampul menggunakan kertas glossy.
dengan tingkat perkembangan sudah baik.
Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar 2. Keefektifan Bahan Ajar
sudah sesuai dengan tingkat perkembangan Penilaian keefektifan bahan ajar berupa
berpikir siswa. Namun, penggunaan bahasa post-test dengan 5 soal uraian yang diberikan
perlu diperbaiki untuk menyesuai-kan kepada 21 siswa yang telah melalui
perkembangan emosional siswa; (2) Kesesuai- pembelajaran menggunakan bahan ajar ber-
an bahasa yang komunikatif dan interaktif integrasi Al-Qur’an dan Al-Hadist. Berikut
sudah baik. Bahasa yang digunakan sudah hasil belajar beserta jumlah siswa.
memudahkan siswa untuk memahami materi.
Namun, pemilihan bahasa perlu diperbaiki agar Tabel 2: Kuantitas Nilai Siswa
siswa lebih termotivasi saat membaca bahan No Nilai Siswa Jumlah
ajar; (3) Kesesuaian tata bahasa dengan kaidah Peserta Didik
Bahasa Indonesia sudah baik. Aturan ejaan 1 95 1
kalimat-kalimat pada bahan ajar sudah 2 90 3
disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia
dan pemilihan kata sudah sesuai dengan EYD; 3 85 5
(4) Ukuran bahan ajar sudah baik. Bahan ajar 4 80 2
sudah sesuai dengan standar ISO, yaitu ukuran 5 75 3
A4 (210 x 297 mm); (5) Desain kulit bahan ajar
6 65 1
sudah baik. Desain kulit muka dan belakang
secara harmonis memiliki irama dan kesatuan. 7 60 1
Judul bahan ajar sudah mendominasi sehingga 8 55 1
memberikan informasi secara cepat tentang 9 50 2
materi isi bahan ajar. Namun judul dinilai
belum kontras dengan latar belakang desain; 10 45 2
(6) Desain isi bahan ajar sudah baik.
Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, Berdasarkan Tabel 2, jumlah siswa yang
uraian materi, nomor halaman, dan lain - lain) memenuhi KKM yaitu 75 sebanyak 14 siswa
pada bidang cetak sudah proporsional. atau 66,67 % dari subjek penelitian. Persentase

6
jumlah siswa yang memenuhi KKM berdasarkan syarat-syarat yang ada, dengan
dikonversikan ke data kualitatif memperoleh sikap tanggung jawab, kerja sama, dan santun.
kategori “baik”. Sehingga dapat dinyatakan Rasa ingin tahu siswa yang terlihat mulai
bahwa bahan ajar materi pecahan berintegrasi memunculkan ketertarikan untuk memahami
Al-Qur’an dan Al-Hadist efektif untuk diguna- ayat dan materi lebih lanjut. Didukung dengan
kan. pengetahuan yang dimiliki tentang Perang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badar, siswa menjadi lebih mudah untuk
bahan ajar efektif untuk digunakan. Pernyataan membuat titik dari terjemahan ayat Al-Qur’an.
tersebut berdasarkan jumlah siswa yang Hal ini sejalan dengan penelitian Akhsinah
memenuhi KKM mencapai 14 dari 21 siswa (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran
yaitu 66,67%. Berikut uraian hasil rekapitulasi dengan pendekatan matematika dan Al-Qur’an
post-test: (1) Sebanyak 21 siswa dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
menyelesaikan soal nomor 1 dengan baik. matematika siswa. Mubarokah (2014) juga
Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa dapat mengatakan bahwa siswa lebih senang dan
mengurutkan bilangan pecahan dari bilangan bersemangat dalam mempelajari matematika
yang terkecil ke yang terbesar; (2) Sebanyak 17 dan keislaman sehingga pembelajaran
siswa dapat menyelesaikan soal nomor 2 matematika berorientasi Al-Qur’an dapat
dengan baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa meningkatkan pemahaman siswa pada materi.
siswa dapat mengubah bentuk-bentuk pecahan Mubarokah menyimpulkan bahwa
dan mengurutkannya dari yang terbesar ke penerapan pembelajaran matematika
yang terkecil; (3) Sebanyak 15 siswa dapat berorientasi dalil Al-Qur’an terbukti berhasil
menyelesaikan soal nomor 3 dengan baik. meningkatkan hasil belajar. Hal ini
Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa pada tes
mengoperasikan bilangan pecahan dengan awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa
baik; (4) Sebanyak 18 siswa dapat adalah: 63,33 (sebelum diberi tindakan)
menyelesaikan soal nomor 4 dengan baik. menjadi 69 (siklus I) dan 74,25 (siklus II).
Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa dapat Senada dengan Mubarokah, penelitian
menyelesaikan permasalahan kontekstual yang Wulantina (2018) berjudul menunjukkan
berkaitan dengan materi bilangan pecahan; (5) bahwa bahan ajar terintegrasi nilai-nilai
Sebanyak 18 siswa dapat menyelesaikan soal Keislaman tersebut berhasil meningkatkan
nomor 5 dengan baik. Sehingga dapat hasil belajar. Hasil penelitian ini, juga
dikatakan bahwa siswa dapat menyelesaikan diperkuat dengan hasil penelitian Karo (2018)
permasalahan kontekstual yang berkaitan yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an memang
dengan bilangan pecahan yang terjadi dalam memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
pembagian harta waris. dengan kenaikan rata-rata nilai yaitu 22,88.
Post-test sebagai penilaian ranah Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil tes yang
pengetahuan dilengkapi dengan observasi baik dengan bahan ajar yang menyatukan
penilaian sikap. Penilaian sikap pada matematika dan Al-Qur’an telah mewujudkan
pembelajaran meliputi rasa ingin tahu, pembelajaran matematika yang
tanggung jawab, kerja sama dan santun. Siswa mengintegrasikan seluruh Kompetensi Inti
telah menunjukkan rasa ingin tahu sejak pada Kurikulum 2013.
pembelajaran diawali dengan membaca Al-
Qur’an dan menentukan bilangan pecahan 3. Kepraktisan Bahan Ajar
yang terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 11-12. Penilaian kepraktisan bahan ajar berupa
Sikap tersebut menunjukkan bahwa siswa telah angket respons yang dinilai oleh satu guru dan
mencapai KI-1 yaitu menghayati ajaran agama. 24 siswa yang menggunakan bahan ajar selama
Dari kegiatan tersebut, siswa mulai memasuki pembelajaran. Pengisian angket respons
ranah KI-3 dan KI-4 yaitu membuat dilakukan oleh guru setelah selesai mengamati
menentukan bagian ahli waris yang ditentukan pembelajaran yang menggunakan bahan ajar
berintegrasi Al-Qur’an dan Al-Hadist. Hasil

7
penilaian tersebut diperoleh skor rata-rata yaitu dan kegrafikkan dapat dikatakan bahwa bahan
4, 70 dengan kategori “sangat baik”. Penilaian ajar berintegrasi Al-Qur’an telah mendapatkan
respons siswa diperoleh skor rata-rata yaitu respons sangat baik dari siswa. Berikut uaraian
4,56 dengan kategori “sangat baik”. hasil angket respons dari tiga siswa: (1)Siswa
Berdasarkan hasil penilaian dari guru dan A-1. Hasil rekapitulasi angket respons siswa
siswa, diperoleh skor rata-rata penilaian A-1 diperoleh rata-rata yaitu 5. Skor tersebut
kepraktisan bahan ajar yaitu 4,63 dengan masuk dalam kategori “sangat baik”.
kategori “sangat baik”. Sehingga bahan ajar Berdasarkan kategori tersebut disimpulkan
berintegrasi Al-Qur’an pada materi persamaan bahwa siswa A-7 dengan mudah menggunakan
garis lurus praktis untuk digunakan. bahan ajar yang dikembangkan. Siswa ini
Angket respons guru terdiri dari 27 pernyataan menyatakan bahwa belajar menggunakan
yang meliputi empat aspek penilaian yaitu isi, bahan ajar ini menambah semangat belajar dan
penyajian, bahasa, dan kegrafikkan. berharap materi ajar lain dapat integrasi
Berdasarkan hasil rekapitulasi angket respons matematika dan Al-Qur’an; (2) Siswa A-7.
guru, terdapat 21 pernyataan dengan skor 5, 5 Hasil rekapitulasi angket respons siswa A-7
pernyataan dengan skor 4, dan 1 pernyataan yang memberikan skor bervariasi antara 4
dengan skor 2. Sehingga, rata-rata skor yang (baik) dan 5 (sangat baik) diperoleh rata-rata
diperoleh yaitu 4,70. Adapun pernyataan yang yaitu 4.55. Skor tersebut masuk dalam kategori
mendapatkan skor 2 yaitu pernyataan ke-2 “sangan baik”. Berdasarkan kategori tersebut
yang berbunyi “Penempatan tata letak (judul, disimpulkan bahwa siswa A-7 dengan mudah
subjudul, teks, gambar, nomor halaman) bahan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan.
ajar matematika berintegrasi Al-Qur’an Selain itu, siswa telah mendapatkan informasi
konsisten sesuai dengan pola tertentu”. mengenai penggunaan bahan ajar berintegrasi
Rendahnya skor yang diperoleh dikarenakan Al-Qur’an dari daftar isi. Siswa menemukan
tidak adanya aturan atau pola tertentu tentang nilai sikap pada uraian dan soal yang disajikan
tata letak dalam mengem-bangkan bahan ajar. dalam bahan ajar matematika berintegrasi Al-
Berdasarkan rata-rata skor yang Qur’an. bahan ajar ini juga membuat siswa
diperoleh, dilihat dari isi, penyajian, bahasa, mudah berdiskusi dengan baik. Kalimat dan
dan kegrafikkan dapat dikatakan bahwa bahan soal-soal bahan ajar membuat siswa ini
ajar berintegrasi Al-Qur’an telah mendapatkan termotivasi mempelajari materi persamaan
respons sangat baik dari guru. Guru sebagai garis lurus. Siswa yang senang dan termotivasi
praktisi setuju bahwa dengan menginte- dapat mempermudah proses pemahaman
grasikan matematika dan Al-Qur’an dapat materi. Hal ini menyebabkan siswa berharap
membuat siswa tertarik dan mudah untuk adanya bahan ajar matematika berintegrasi Al-
memahami materi. Qur’an untuk materi lain; (3) Siswa A-21.
Angket respons siswa terdiri dari 20 Hasil rekapitulasi angket respons siswa A-7
pernyataan berdasarkan empat aspek penilaian yang memberikan skor bervariasi antara 4
yaitu isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikkan. (baik) dan 5 (sangat baik) diperoleh rata-rata
Rata-rata skor respons yang diperoleh dari 24 yaitu 4.55. Skor tersebut masuk dalam kategori
siswa yaitu 4,56. Skor terendah untuk “sangan baik”. Berdasarkan kategori tersebut
pernyataan dalam angket adalah 3 yaitu disimpulkan bahwa siswa A-7 dengan mudah
pernyataan nomor 13, 15, dan 16. Respons menggunakan bahan ajar yang dikembangkan.
tersebut senada dengan hasil validasi media Siswa menyatakan bahwa bahan ajar dapat
pada angket, yaitu tentang kelayakan bahasa menambah wawasan tentang Al-Qur’an.
bahan ajar yang sedang dikembangkan. Motivasi belajar bertambah karena tampilan
Sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa yang bahan ajar menarik dan tidak membosankan.
digunakan pada bahan ajar yang dikem- Ilustrasi maupun gambar juga membuat siswa
bangkan perlu dilakukan penyempurnaan. lebih mudah memahami materi. Pada bagian
Berdasarkan rata-rata skor yang sampul depan, siswa dengan mudah membaca
diperoleh, dilihat dari isi, penyajian, bahasa, judul dan mengetahui makna dari gambar yang

8
terdapat pada sampul berkaitan dengan materi Pembahasan
persamaan garis lurus. Hasil penelitian pengembangan bahan ajar
Berdasarkan uraian hasil respons ketiga berintegrasi Al-Qur’an dan Al-Hadist materi
siswa, bahan ajar berintegrasi Al-Qur’an pecahan menunjukkan bahwa bahan ajar
terbukti membuat siswa tertarik untuk belajar, tesebut berkualitas baik karena diperoleh
mengetahui manfaat dari materi yang akan setelah melalui tahapan analisis, perencanaan,
disajikan, dan suasana menjadi kondusif – dan pengembangan. Dalam pembahasan akan
nyaman dan menyenangkan. Hal ini menguraikan terkait kevalidan, keefektifan,
menunjukkan bahwa bahan ajar telah bagian dan kepraktisan bahan ajar.
pembelajaran kontekstual. Respons sangat baik Sebelum melakukan penelitian, peneliti
terhadap bahan ajar berintegrasi Al-Qur’an, telah memvalidasi dan menguji cobakan
juga diperoleh Diana (2018). Penelitian instrument penelitian. Soal tes diuji cobakan
tersebut menunjukkan bahwa respons siswa terbatas kepada siswa di Pondok Pesantren.
pada uji coba secara luas termasuk pada Kemudian diuji cobakan secara luas kepada
kategori “sangat menarik”. siswa kelas VII SMP. Hal tersebut bertujuan
Berbeda dengan penelitian Wulantina untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
(2018) yang hanya menunjukkan keefektifan tiap-tiap butir soal tes. Setelah syarat-syaratnya
dari hasil tes belajar siswa. Adanya penilaian terpenuhi barulah soal tes tersebut dapat
respons pengguna dapat meyakinkan bahwa digunakan sebagai alat pengumpulan data
hasil belajar yang baik didukung dengan penelitian di kelas VII F SMP Islam Terpadu
motivasi belajar yang baik pula. Motivasi yang Al-Mumtaz Pontianak.
baik karena bahan ajar berintegrasi Al-Qur’an Penelitian ini bertujuan untuk
membawa kemudahan siswa untuk memahami mengembangkan bahan ajar yang berintegrasi
materi. Sehingga membuat siswa dapat pada Al-Qu’an dan Al-Hadist dengan model
mengerjakan post-test dengan baik. Hal ini pengembangan ADDIE untuk mengetahui
ditunjukkan oleh jumlah siswa yang berhasil kualitas bahan ajar yang dikembangkan, untuk
dalam mengerjakan post-test yaitu 62,5%. itu sebelum penelitian dilakukan bahan ajar
Hasil kepraktisan bahan ajar ini juga terlebih dahulu divalidasi oleh ahli materi dan
sejalan dengan hasil penelitian Akhsinah ahli media, menurut ahli materi dan ahli media
(2010), Mubarokah (2014), dan Safitriani bahan ajar yang dikembangkan perlu
(2017). Kesimpulan dari ketiga penelitian diperbaiki dalam contoh yamg diberikan, tata
tersebut menyatakan bahwa pembelajaran letak penulisan, bahasa yang digunakan dan
dengan pendekatan matematika dan Al-Qur’an kertas yang digunakan, tujuannya supaya
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar bahan ajar yang dikembangkan bisa mudah
matematika siswa, dapat meningkatkan digunakan dan dipahami saat belajar secara
pemahaman siswa pada materi himpunan, serta mandiri yaitu sesuai dengan karakteristik dari
siswa lebih senang dan bersemangat dalam bahan ajar itu sendiri self instructiona, self
mempelajari matematika dan keislaman. contained, stand alone, adaptif dan user
Berdasarkan uraian di atas, bahan ajar friendly.
matematika yang dikembangkan dinyatakan Pada pertemuan pertama diawal
sangat mudah untuk digunakan dan sangat pembelajaran siswa diminta membaca ayat
membantu dalam pembelajaran matematika. terkait dengan materi pembelajaran yang akan
Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar dipelajari, setelah itu siswa diminta
berintegrasi Al-Qur’an telah menjadi bagian mengerjakan tes awal terkait ayat yang telah
misi sekolah, yaitu menyelenggarakan dibacakan dengan berkelompok, berdasarkan
pendidikan berkualitas yang mengintegrasikan hasil tes awal banyak kelompok yang berhasil
kurikulum, metodelogi dan program pendidi- mendiskusikan dan dapat menemukan jawaban
kan Islam terpadu yang berkesinambungan. dengan baik. Akan tetapi juga ada beberapa
kelompok yang sedikit kesulitan dalam
mendiskusikan dan menemukan jawaban dari

9
tes awal tersebut karena berdasarkan menyelesaikan dengan nilai yang baik, namun
pengamatan siswa – siswa dalam kelompok juga ada beberapa siswa yang tidak tuntas.
tersebut kurang memperhatikan pada saat Dalam menyelesaikan post-test disoal nomor 2
proses pembelajaran. siswa masih ada yang tertukar dalam
Dalam pertemuan kedua pembelajaran mengurutkan bilangan dari yang terbesar ke
diawali dengan membaca ayat Al-Qur’an dan yang terkecil dikarenakan kurangnya ketelitian
terjemahannya, didalam pembelajaran ini dalam mengerjakan, didalam soal nomor 3 ada
siswa-siswa lebih aktif, semangat dan lebih beberapa siswa yang tidak selesai dalam
banyak yang memperhatikan dengan baik menyelesaikan operasi hitung dan ada yang
sehingga pada saat tes awal diberikan masing- salah dalam menyelesaikannya, dan disoal
masing dari kelompok dapat menyelesaikan nomor 5 beberapa siswa ada yang tidak
tugas dengan baik dan banyak yang ingin maju menyelesaikan seluruhnya karena terbatasnya
kedepan untuk menuliskan jawaban waktu pembelajaran, namun beberapa siswa
kelompoknya, pada saat ada kelompok yang juga dapat menyelesaiakan dengan baik dan
menuliskan jawaban yang kurang tepat, benar.
kelompok lain dengan teliti memperhatikan
dan mau mengimentari jawaban dari kelompok KESIMPULAN DAN SARAN
lain, sehingga pembelajaran semakin Kesimpulan
bersemangat. Berdasarkan hasil penelitian dan
Pada saat siswa diberi angket respon pembahasan yang telah diuraikan, dapat
sebagian besar dari siswa merasa terbantu disimpulkan bahwa penelitian ini
dengan adanya bahan ajar dalam bentuk modul menghasilkan bahan ajar matematika
yang diintegrasikan dengan Al-Qur’an dan Al- berintegrasi Al-Qur’an materi pecahan untuk
Hadist, selain dapat mempelajari mata siswa kelas VII di SMP yang berkualitas
pelajaran matematika juga dapat mempelajari dengan uraian kriteria sebagai berikut.
matematika yang terjadi dalam kehidupan ; (1) Ditinjau dari aspek kevalidan, penilaian
sehari-hari yang ada didalam Al-Qur’an dan dari ahli materi memperoleh skor 4,39 dan ahli
Al-Hadist, bahkan ada yang menyarankan media memperoleh skor 4,13. Sehingga bahan
supaya tidak hanya mata pelajaran matematika ajar yang dikembangkan peneliti memperoleh
saja yang diintegrasikan dengan Al-Qur’an dan skor rata-rata 4,26 dengan kategori “sangat
Al-Hadist, supaya dapat lebih memahami valid”. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan dalil-dalil yang dikembangkan valid untuk digunakan; (2)
Al-Hadist yang menjadi pedoman orang Islam. Ditinjau dari aspek keefektifan, yaitu dari tes
Hasil dari angket respon guru juga mendukung hasil belajar (post-test) diperoleh rata-rata
adanya pembelajaran dengan bahan ajar kelas yaitu 73,57 dan persentase siswa yang
matematika yang diintegrasikan dengan Al- memenuhi KKM sebesar 66,67% dengan
Qur’an dan Al-Hadist karena sesuai dengan kategori “baik”. Dapat disimpulkan bahwa
visi yang ada pada sekolah, selain itu di zaman bahan ajar yang dikembangkan efektif untuk
canggih seperti ini banyak siswa yang digunakan.; (3) Ditinjau dari aspek
menghabiskan waktunya dengan handphone, kepraktisan, yaitu penilaian dari respons guru
maka adanya bahan ajar yang berintegrasi memperoleh skor 4,70 dan respons siswa
dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist dapat memperoleh skor rata-rata 4,56. Sehingga
membantu siswa tetap mempelajari Al- penilaian kepraktisan bahan ajar yang
Qura’an dan Al-Hadist selain dari target dikembangkan peneliti memperoleh skor 4,63
hafalan yang diterapkan disekolah. dengan kategori “sangat baik” Dapat
Berdasarkan hasil post-test yang diberikan disimpulkan bahwa bahan ajar yang
kepada 21 siswa setelah mengikuti dikembangan telah praktis untuk digunakan.
pembelajaran matematika menggunakan bahan
ajar matematika berintegrasi Al-Qur’an dan
Al-Hadist sebagian besar dari siswa dapat

10
Saran Andrews, L. E. & Lynch, B.J. (1982). Maths
Saran yang dapat diberikan setelah II. Hongkong: South China Printing
penelitian dilakukan adalah sebagai berikut: Company.
(1) Melanjutkan tahapan penelitian pengem- Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur
bangan ini untuk melakukan uji coba secara Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
luas dalam bentuk penelitian eksperimen; (2) Jakarta: Rineka Cipta
Menyempurnakan bahan ajar baik dari materi Benny A. Pribadi. (2009). Model-Model
maupun tampilannya; (3) Mengembangkan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
bahan ajar hasil analisis kurikulum dengan Dian Rakyat.
melibatkan berbagai pihak terkait, ahli BSNP. (2006). Permendiknas RI No. 22 Tahun
matematika dan ahli agama untuk 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
menghasilkan bahan ajar yang valid; (4) Pendidikan Dasar dan Menengah.
Melakukan analisis kurikulum untuk Jakarta.
mendapatkan/menemukan peluang me- Chanda, Donald H., Sonnile N.A Phiri, D.C
ngaitkan matematika dengan ayat-ayat Al- Nkosha. (2000). Teaching and
Qur’an sesuai dengan materi; (5) Melak- Learning Materials Analysis and
sanakan pembelajaran secara berkesinam- Development in Basic Education.
bungan untuk menyempurnakan bahan ajar Paris: UNESCO. (Online).
secara bertahap. (http://unesdoc.unesco.org/images/00
12/001200/120058e.pdf, diakses 28
UCAPAN TERIMAKASIH Januari 2018).
Terimakasih kepada Dit. Belmawa dan Cockcroft. (1986). The Cockcroft Report
Untan melalui Comdev & Outreching (1982) Mathematics counts.
Universitas Tanjungpura yang telah membantu (Online).(http://www.educationenglan
dalam biaya perkuliahan, penelitian dan d.org.uk/documents/cockcroft/cockcr
penulisan artikel. oft1982.html, diakses pada tanggal 28
Januari 2018).
DAFTAR RUJUKAN Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan
Abdussakir. (2005). Matematika dan Al- Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam
Qur’an. Makalah Seminar Integrasi Mengajar. Malang: Gaya Media.
Matematika, Al Qur’an dan Depdiknas. (2002). Pembelajaran Kontekstual
Kehidupan Sosial di TOPDAM (Contextual Teaching and Learning).
V/Brawijaya; Malang, tanggal 3 Jakarta: Depdiknas.
Agustus 2005. Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No. 20
Abdussakir dan Rosimanidar. (2017). Model tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Integrasi Matematika dan Al-Qur’an Nasional. Jakarta: Depdiknas.
serta Praktik Pembelajarannya. Depdiknas. (2008). Kriteria dan Indikator
Makalah Seminar Nasional Integrasi Keberhasilan Pembelajaran. Materi
Matematika di dalam Al-Qur’an; diklat kompetensi pengawas sekolah.
Bukittinggi, tanggal 26 April 2017. Jakarta: Depdiknas.
Ahmadi, Amri, dan Elisah. (2011). Strategi Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan
Pembelajaran Sekolah Terpadu. Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Surabaya: PT. Prestasi Pustakarya. Diana, Maulia. (2018). Modul Pembelajaran
Akhsinah, Khomsah. (2010). Pengaruh Matematika Bernuansa Islami Melalui
Pembelajaran dengan Interkoneksi Pendekatan Inkuiri. Lampung: UIN
Matematika Al-Qur’an pada Pokok Raden Intan Bandar Lampung,
Bahasan Himpunan terhadap Motivasi Fatthurohman. (2006). Model-model
Belajar Siswa. Yogyakarta: UIN Pembelajaran. Makalah Pelatihan
Sunan Kalijaga. Guru Post Tematik; Universitas
Negeri Yogyakarta, 21 Agustus 2006.

11
Hamka. (1983). Tafsir Al-Azhar Juz 10. Berorientasi Dalil Al-Qur’an Untuk
Jakarta: Pustaka Panjimas. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Hartoyo, Agung. (2018). Pengembangan Pada Materi Himpunan Kelas VII-B
Kompetensi Sikap dalam MTs Al-Umron Bendosewu
Pembelajaran Matematika Secara Kab.Blitar. Tulungagung: IAIN
Holistik Bersumber Qur’an. Jurnal Tulungagung.
Pendidikan Matematika dan IPA Vol. Nieveen & dkk. (2010). An Introduction to
9 No. 2:1-14; Pontianak. Educational Design Research.
Hasanah, Aan. (2012). Pengembangan Profesi Proceedings of the seminar conducted at
Guru. Bandung: Pustaka Setia. the East China Normal University;
Indriyanti, N. Y., Susilowati, E. (2010). Shanghai (PR China), November 23-26,
Pengembangan Modul. Makalah 2007.
Nuh, Mohammad. (2013). Kurikulum 2013.
Pelatihan Pembuatan e-module bagi
Kompas.
Guru-guru IPA Biologi SMP se- Kota Safitriani, Leli. (2017). Penerapan Metode Kisah
Surakarta menuju Open Education Qurani dalam Meningkatkan Motivasi
Resources; Surakarta. Belajar Peserta Didik di SMP Adabiyah
Irawan, W.H., Abdussakir, dan Palembang. Palembang: UIN Raden
Kusumastuti, A. (2005). Rahasia Fatah.
Bilangan dalam AL-Qur’an. Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Di
Malang: UIN Malang. Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan
Ismunamto, A dkk. (2011). Ensiklopedia Tinggi Departemen Nasional.
Matematika 6. Jakarta: PT Lentera Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Abadi.
Bandung: Alfabeta.
Karo, Disminiani BR. (2018). Pengaruh Sungkono. (2003). Pengembangan dan
Pembelajaran dengan Pendekatan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam
Interkoneksi Matematika Al – Qur’an Proses Pembelajaran.
Terhadap Hasil Belajar Matematika Wahyuni, Sri. (2018). Deskripsi Kemampuan
Siswa. Medan: UIN Sumatera Utara. Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kemendikbud. (2013). Kompetensi Ditinjau dari Kecerdasan Emosional
Dasar SMP/MTs. Jakarta: Siswa MTs Negeri 1. Pontianak:
Kemendikbud. Universitas Tanjungpura
Kurniati, Annisah. (2016). Pengembangan Widoyoko, S. Eko Putro. (2016). Hasil
Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Modul Matematika Berbasis
Pustaka Pelajar.
Kontekstual Terintegrasi Ilmu Wulantina, Endah. (2018). Pengembangan Bahan
Keislaman. Al - Khwarizmi: Jurnal Ajar Matematika yang Ter-integrasi Nilai-
Pendidikan Matematika dan Ilmu Nilai Keislaman pada Materi Garis dan
Pengetahuan Alam UIN Sultan Syarif Sudut. Prosiding Seminar Nasional
Kasim Riau, Vol.4, No.1:43- 58, ISSN Matematika dan Pendidikan Matematika
(P): 2527 – 3744. UIN Raden Intan Lampung; Universitas
Mubarokah, Tri Lailatin. (2014). Penerapan Teknokrat Indonesia p-ISSN: 2579-941X e-
Pembelajaran Matematika ISSN: 2579-9444.

12

You might also like