Professional Documents
Culture Documents
825
826 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 6, Nomor 2, Januari 2020, hlm.825-833
bagi semua siswa berkebutuhan khusus usia September 2019, dan 8 Oktober 2019 pada
sekolah hingga mereka dapat diterima dan pembelajaran IPA siswa kelas VI di SD 1
belajar bersama dengan siswa lain di kelas Trirenggo Bantul diketahui bahwa siswa
reguler. Hal ini berdampak pada semakin berkebutuhan khusus kurang dapat mengikuti
banyaknya sekolah di DIY yang pembelajaran IPA di dalam kelas dengan
menyelenggarakan pendidikan inklusi. menggunakan rencana pelaksanaan
Dedy Kustawan (2012:9) menyebutkan pembelajaran umum sehingga sering tertinggal
bahwa tujuan pendidikan inklusi adalah agar dalam proses pembelajaran. Hal ini juga
semua siswa memperoleh pendidikan yang berpengaruh pada hasil akademik yang
bermutu sesuai dengan kebutuhan dan diperoleh siswa berkebutuhan khusus, yaitu
kemampuannya serta untuk mewujudkan nilainya berada di bawah rata-rata. Guru masih
penyelenggaraan pendidikan yang menghargai menerapkan sistem konvensional dalam
keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi pembelajaran IPA sehingga masih kurang
semua siswa. Seiring dengan hal itu, semakin optimal untuk siswa berkebutuhan khusus di
banyak kesempatan bagi siswa berkebutuhan dalam kelas.
khusus untuk dapat bersekolah di sekolah Secara tidak langsung guru sudah
reguler terdekat dengan rumah mereka. Untuk melakukan modifikasi kurikulum pada mata
merealisasikan hal tersebut perlu sebuah pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo
perencanaan matang yang tertuang dalam Bantul. Namun, belum dituangkan dalam
bentuk kurikulum. rencana pelaksanaan pembelajaran karena
Acuan kurikulum yang digunakan dalam kurangnya pemahaman dalam merancang
penyelenggaraan pendidikan inklusi adalah rencana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
kurikulum standar nasional yang berlaku di melakukan modifikasi kurikulum sehingga
sekolah umum, namun karena ragam hambatan proses pembelajaran di dalam kelas masih
yang dialami siswa disabilitas sangat bervariasi belum maksimal. Selain itu, di SD 1 Trirenggo
maka diperlukan penyelarasan. Penyelarasan Bantul belum dilakukan penggambaran terkait
kurikulum dilakukan dengan dasar bahwa modifikasi kurikulum pada mata pelajaran IPA
setiap siswa hakikatnya berbeda satu dengan kelas VI. Dengan demikian, maka perlu
yang lainnya, baik kemampuan di bidang dilakukan penelitian untuk mendeskripsikan
akademik maupun dibidang non akademik. atau menggambarkan implementasi modifikasi
Kurikulum yang sesuai dengan standar nasional kurikulum pada komponen tujuan, isi, proses,
perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) dan evaluasi mata pelajaran IPA untuk siswa
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan berkebutuhan khusus kelas VI SD 1 Trirenggo
hambatan dan kebutuhan siswa. Bantul agar siswa-siswa berkebutuhan khusus
Menurut Budiyanto, dkk (2009:70) dapat mengikuti pembelajaran seperti siswa
modifikasi berarti mengubah untuk pada umumnya di sekolah reguler yang sudah
disesuaikan. Dalam kaitan dengan model menerapkan pendidikan inklusi.
kurikulum untuk siswa berkebutuhan khusus, Berdasarkan identifikasi masalah di atas
maka modifikasi berarti cara pengembangan maka rumusan masalah dalam penelitian ini
kurikulum yaitu kurikulum umum yang adalah “bagaimana implementasi modifikasi
diberlakukan untuk siswa-siswa reguler diubah kurikulum komponen tujuan, isi, proses, dan
untuk disesuaikan dengan kemampuan siswa evaluasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI
berkebutuhan khusus. Dengan demikian, siswa SD 1 Trirenggo Bantul?”. Tujuan dalam
berkebutuhan khusus menjalani kurikulum penelitian ini adalah ”mendeskripsikan
yang sesuai dengan kebutuhan dan implementasi modifikasi kurikulum komponen
kemampuannya. Modifikasi dapat diberlakukan tujuan, isi, proses, dan evaluasi pada mata
(terjadi) pada empat komponen utama pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo
pembelajaran yaitu tujuan, materi, proses, dan Bantul”.
evaluasi.
Berdasarkan hasil observasi terhadap METODE
pembelajaran dan wawancara terhadap guru Desain Penelitian
kelas VI yang dilakukan tanggal 21, 23
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 827
Tabel 1. Hasil Deskripsi Data Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen Tujuan, Isi, Proses,
dan Evaluasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul
penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan khusus bahwa ada yang sudah dilakukan modifikasi
inklusi, dan (b) melakukan rapat dengan guru kelas dan ada juga yang belum dilakukan modifikasi oleh
untuk memantau kemajuan siswa, menyelesaikan guru pada komponen proses mata pelajaran IPA di
persoalan yang menjadi perhatian secara bersama- kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk
sama dengan guru kelas, dan mengoordinasikan (2009:70) menyatakan bahwa modifikasi proses
layanan bagi siswa berkebutuhan khusus. berarti ada perbedaan dalam kegiatan pembelajaran
yang dijalani oleh siswa berkebutuhan khusus
Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen dengan yang dialami oleh siswa pada umumnya.
Isi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SD 1 Modifikasi proses atau kegiatan
Trirenggo Bantul pembelajaran bisa berkaitan dengan penggunaan
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi metode mengajar, lingkungan/setting belajar, waktu
(checklist dokumen) dan wawancara terhadap belajar, media belajar, sumber belajar dan lain-lain.
kepala sekolah, guru kelas VI dan guru pendamping Jadi, modifikasi proses adalah mengubah strategi
khusus bahwa guru belum melakukan modifikasi pembelajaran umum untuk disesuaikan dengan
kurikulum komponen isi pada mata pelajaran IPA kondisi ABK yang berkaitan dengan metode
di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk mengajar, teknik mengajar, lingkungan/ setting
(2009:70) menyatakan bahwa modifikasi isi berarti belajar, waktu belajar, media pembelajaran, dan
materi-materi pelajaran yang diberlakukan untuk sumber belajar.
siswa reguler diubah untuk disesuaikan dengan Implementasi modifikasi kurikulum
kondisi siswa berkebutuhan khusus. komponen proses aspek teknik mengajar,
Modifikasi materi bisa berkaitan dengan lingkungan/ setting belajar, waktu belajar pada mata
keluasan, kedalaman, dan atau tingkat kesulitan. pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul
Artinya, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan yang sudah dilakukan modifikasi. Aspek teknik
materi pelajaran yang tingkat kedalaman, keluasan mengajar dilakukan modifikasi dengan menjelaskan
dan kesulitannya berbeda (lebih rendah) daripada materi secara pelan dan intonasi yang jelas serta
materi yang diberikan kepada siswa reguler. Jadi, mendekati ABK pada saat memberikan penjelasan
modifikasi isi adalah mengubah tingkat kesulitan terkait tugas.
materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi Aspek lingkungan/ setting belajar sudah
ABK. dimodifikasi atau disesuaikan dengan ABK yaitu
Implementasi modifikasi kurikulum setting tempat duduk siswa berkebutuhan khusus
komponen isi berupa materi pelajaran pada mata diatur ditempat yang mudah dipantau oleh guru dan
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul ABK mudah untuk melihat guru. Hal ini merupakan
belum dilakukan modifikasi atau belum disesuaikan salah satu cara pengelolaan ruang kelas menurut
dengan ABK. Hal ini dikarenakan materi yang Everton dan Weintein (dalam Marilyn Friend dan
digunakan masih sama sehingga tingkat William D Bursuck, 2015:285) siswa berkebutuhan
kesulitannya juga masih sama. Oleh karena itu, khusus diatur pada tempat yang mudah dijangkau
guru perlu melakukan modifikasi berupa materi oleh guru untuk dibimbing, hal ini juga
pada mata pelajaran IPA untuk ABK sesuai dengan memudahkan guru dalam memantau perkembangan
kebutuhan berdasarkan tingkat intelegensinya. siswa berkebutuhan khusus tersebut. Aspek waktu
Hal tersebut senada dengan Mohammad belajar sudah dilakukan modifikasi dengan
Takdir Ilahi (2013:172-173) menjelaskan bahwa memberikan toleransi waktu belajar dan
bahan ajar atau materi bagi ABK dapat ditentukan kesempatan untuk belajar secara perlahan kepada
berdasarkan tingkat inteligensinya. Bagi ABK yang ABK.
memiliki inteligensi di atas normal dapat diberikan Selain itu, modifikasi kurikulum aspek
materi yang lebih luas. Bagi ABK yang memiliki metode mengajar, media pembelajaran dan sumber
inteligensi normal dapat menggunakan materi yang belajar belum dilakukan modifikasi atau belum
sama dengan sekolah reguler. Bagi ABK yang disesuaikan dengan ABK karena tidak ada
memiliki inteligensi di bawah normal materi yang perbedaan antara siswa reguler dan ABK. Oleh
diberikan dikurang atau diturunkan tingkat karena itu, guru harus melakukan modifikasi pada
kesulitannya. aspek tersebut karena ABK lebih banyak
membutuhkan modifikasi berkaitan dengan metode/
Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen cara mengajar dan media pembelajaran. Hal ini
Proses pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SD sejalan dengan pendapat Isnaini Mukarromah
1 Trirenggo Bantul (2016:38) bahwa ABK biasanya lebih banyak
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi membutuhkan modifikasi dalam proses
(checklist dokumen) dan wawancara terhadap pembelajaran yakni berkaitan dengan metode dan
kepala sekolah, guru kelas VI dan guru pendamping media dalam penyajian informasi.
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 831
Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen serta di ruangan khusus (metode pul out) jika
Evaluasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI keadaan siswa sedang tidak stabil. Hal tersebut
SD 1 Trirenggo Bantul sesuai dengan pengertian pendidikan inklusi model
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi pullout yang mengatakan bahwa model pullout
(checklist dokumen) dan wawancara terhadap yaitu siswa berkebutuhan khusus belajar bersama
kepala sekolah, guru kelas VI dan guru pendamping siswa reguler di kelas reguler namun dalam waktu-
khusus bahwa ada yang sudah dilakukan modifikasi waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang
dan ada juga yang belum dilakukan modifikasi oleh lain untuk belajar dengan guru pendamping khusus
guru pada komponen evaluasi mata pelajaran IPA (Indah Permata Darma & Binahayati Rusyidi,
di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk 2015:166-167).
(2009:70) menyatakan bahwa modifikasi evaluasi Aspek kriteria kelulusan sudah dilakukan
berarti ada perubahan dalam sistem penilaian untuk modifikasi dengan membedakan persentase
disesuaikan dengan kondisi siswa berkebutuhan absensinya, jika untuk siswa reguler 75-80% maka
khusus. Dengan kata lain, siswa berkebutuhan untuk ABK dibawahnya. Aspek sistem kenaikan
khusus menjadi sistem evaluasi yang berbeda kelas sudah dilakukan modifikasi dengan
dengan siswa-siswa lainnya. membedakan persentase absensinya yaitu untuk
Perubahan bisa berkaitan dengan perubahan ABK minimal 60% dan untuk siswa reguler
dalam soal-soal ujian, perubahan dalam waktu minimal 75%. Kriteria kelulusan dan sistem
evaluasi, teknik/cara evaluasi, atau tempat evaluasi kenaikan kelas masih berkaitan dengan sistem
dan lain-lain. Termasuk juga bagian dari modifikasi penilaian. Sistem penilaian untuk ABK disesuaikan
evaluasi adalah perubahan dalam kriteria kelulusan, dengan kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan
sistem kenaikan kelas, bentuk rapot, ijazah dan lain- pendapat Mohammad Takdir Ilahi (2013:47) bahwa
lain. Jadi, modifikasi evaluasi adalah mengubah dalam sistem penilaian di sekolah inklusi adalah
sistem penilaian untuk disesuaikan dengan kondisi sistem penilaian yang fleksibel.
ABK yang berkaitan dengan waktu evaluasi, teknik/ Modifikasi kurikulum aspek soal ujian,
cara evaluasi, tempat evaluasi, kriteria kelulusan, bentuk rapot dan bentuk ijazah belum dilakukan
sistem kenaikan kelas, soal ujian, bentuk rapot, dan modifikasi karena tidak ada perbedaan antara siswa
bentuk ijazah. reguler dan ABK. Oleh karena itu, SD 1 Trirenggo
Implementasi modifikasi kurikulum Bantul perlu melakukan modifikasi pada aspek
komponen evaluasi yaitu aspek waktu evaluasi, tersebut sebagai sekolah yang menyelenggarakan
teknik/ cara evaluasi, tempat evaluasi, kriteria pendidikan inklusi sehingga sesuai dengan
kelulusan, dan sistem kenaikan kelas pada mata kebutuhan yang diperlukan oleh ABK. Hal ini
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul sejalan dengan Pedoman Umum Penyelenggara
sudah dilakukan modifikasi. Aspek waktu evaluasi Pendidikan Inklusi mengenai sekolah dasar inklusi
sudah dimodifikasi atau disesuaikan dengan yang menyatakan bahwa sekolah inklusi merupakan
memberikan toleransi waktu pada saat mengerjakan sekolah yang menyediakan program pendidikan
soal evaluasi sampai ABK selesai mengerjakannya. yang layak dan menantang tetapi sesuai dengan
Hal yang dilakukan oleh guru tersebut sejalan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa.
dengan pendapat Novita Citra Sari Cahyani Selain itu, sebagai sekolah yang
(2015:126) bahwa tuntutan waktu dan penjadwalan menyelenggarakan pendidikan inklusi maka SD 1
dilakukan dengan cara memberikan toleransi pada Trirenggo Bantul masih perlu melakukan
siswa ketika siswa belum menyelesaikan tugas yang modifikasi terhadap aspek tersebut agar terwujud
diberikan. pendidikan inklusi yang benar-benar
Aspek teknik/ cara evaluasi sudah mengakomodasi kebutuhan khusus masing-masing
dimodifikasi atau disesuaikan dengan ABK yaitu anak. Hal ini senada dengan pendapat Indianto
dengan cara evaluasi secara tertulis untuk ABK (2013:9) bahwa pendidikan inklusif adalah
rungu-wicara dan praktek langsung tanpa pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
menjelaskan secara lisan. Hal ini sejalan dengan semua anak belajar bersama-sama di sekolah umum
pendapat Mohammad Takdir Ilahi (2013:189) dengan memperhatikan keberagaman dan
menjelaskan bahwa bagi ABK jenis evaluasi yang kebutuhan individual sehingga potensi anak dapat
diberikan harus disesuaikan dengan tingkat berkembang secara optimal.
kemampuan dan kecerdasannya dalam menerima
materi pelajaran. SIMPULAN DAN SARAN
Aspek tempat evaluasi sudah dimodifikasi SIMPULAN
yaitu di dalam kelas, di tempat duduknya masing-
masing yang sudah diatur dan disesuaikan oleh guru
832 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 6, Nomor 2, Januari 2020, hlm.825-833
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan kurikulum yang lain seperti akomodasi
pembahasan yang mengacu pada tujuan penelitian kurikulum
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Implementasi modifikasi kurikulum komponen DAFTAR PUSTAKA
tujuan pada mata pelajaran IPA aspek
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan.
kompetensi dasar belum dilakukan modifikasi
Bandung: PT Remaja Rosakarya.
dan aspek indikator sudah dilakukan modifikasi
di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk. 2009. Modul Training of Trainer
2. Implementasi modifikasi kurikulum komponen Pendidikan Inklusi. Jakarta: Depdiknas
isi berupa materi pelajaran IPA belum bekerjasama dengan MCMP-AIBEP.
dilakukan modifikasi di kelas VI SD 1 Cahyani, N. C. Sari. 2015. “Identifikasi Akomodasi
Trirenggo Bantul. Pembelajaran Guru Kelas Terhadap Siswa
3. Implementasi modifikasi kurikulum komponen Berkesulitan Belajar di SD N 4 Wates,
proses aspek teknik mengajar, lingkungan/ Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo,”
setting belajar, dan waktu belajar sudah Skripsi, diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
dilakukan modifikasi serta aspek metode Negeri Yogyakarta.
mengajar, media pembelajaran, dan sumber
belajar belum dilakukan modifikasi pada mata Darma, I. P., & Rusyidi, B. (2015).
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Pelaksanaan sekolah inklusi di
Bantul. indonesia. Prosiding Penelitian dan
4. Implementasi modifikasi kurikulum komponen Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2).
evaluasi aspek waktu evaluasi, teknik/ cara
evaluasi, tempat evaluasi, kriteria kelulusan, Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20
dan sistem kenaikan kelas sudah dilakukan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
modifikasi, serta aspek soal ujian, bentuk rapot Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan bentuk ijazah belum dilakukan modifikasi Nasional.
pada mata pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Friend, Marilyn., & Bursuck, William D. 2015.
Trirenggo Bantul. Menuju Pendidikan Inklusi Panduan Praktis
untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Saran Pelajar.
1. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat meningkatkan Gubernur DIY. 2013. Peraturan Gubernur Nomor
kelengkapan administrasi tertulis berupa 21 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Inklusi
rencana pelaksanaan pembelajaran modifikasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta:
untuk siswa berkebutuhan khusus. Hal ini Gubernur DIY.
dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas Ilahi, M. Takdir. 2013. Pendidikan Inklusi Konsep
proses pembelajaran di kelas. dan Aplikasinya. Yogyakarta: Arr-Ruzz
2. Bagi Guru Media.
a. Guru kelas dapat bekerjasama dengan guru
pendamping khusus dalam pelaksanaan Indiyanto. 2013. Implementasi Pendidikan Inklusif.
modifikasi kurikulum baik secara tindakan Surakarta: FKIP UNS.
langsung maupun secara administrasi untuk Kustawan, Dedy. 2012. Pendidikan Inklusi dan
siswa berkebutuhan khusus. Upaya Implementasinya. Jakarta Timur:
b. Guru pendamping khusus dapat Luxima Metro Media.
meningkatkan kerjasama yang baik dengan
guru kelas dalam pembuatan PPI dan RPP Mukarromah, Isnaini. 2016. “Pelaksanaan
modifikasi. Kurikulum Adaptif Di Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusi Di
3. Bagi Siswa Sekolah Dasar Negeri Giwangan
Saat proses pembelajaran berlangsung Yogyakarta,” Skripsi, diterbitkan.
sebaiknya siswa memperhatikan guru sehingga Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
pembelajaran di dalam kelas akan lebih Nisa, A. F., & Hidayati. “Implementasi Ajaran Ki
kondusif. Hajar Dewantara dalam Pembelajaran Ilmu
4. Bagi Peneliti Lain Pengetahuan Alam untuk Membangun Sikap
Penelitian ini menggunakan pengembangan Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
kurikulum berupa modifikasi kurikulum, Dasar,” Laporan Penelitian Pemula.
peneliti lain bisa menggunakan pengembangan
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 833