You are on page 1of 9

IMPLEMENTASI MODIFIKASI KURIKULUM PADA MATA PELAJARAN

IPA DI SEKOLAH DASAR INKLUSI (STUDI PADA SISWA KELAS VI


SD 1 TRIRENGGO BANTUL)

Deswita Natalia1, Ana Fitrotun Nisa2


1,2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1,2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: deswitanatalia49@gmail.com1

Abstract: The purpose of this research is to describe the implementation of curriculum


modification in components of purpose, content, process, and evaluation of the subjects of
natural sciences (IPA) in class VI SD 1 Trirenggo Bantul. This type of research is qualitative
descriptive research. Data collection techniques are performed with observations, interviews,
and documentation. The data analysis technique used is the Miles and Huberman model by
using data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing/ verification. The
results showed that modification of the curriculum of science subjects in class VI SD 1
Trirenggo Bantul on components of objective aspects of basic competency has not been
modified and indicator aspects have been modified. The components of the content of science’s
lesson have not been modified or have not adjusted with the ABK (children with special needs).
In the components of the teaching process, the teaching techniques, environment/settings of
learning, and learning time have been modified and aspects of teaching methods, learning
media, and learning resources have not been modified. On the evaluation components, aspect of
evaluation time, the evaluation technique, place of evaluation, approval criteria, and the class
upgrade system have been modified and aspects of the test, the form of results, and the form of
diploma have not been modified.

Keywords: Curriculum modification, science, children with special needs

PENDAHULUAN adalah ing ngarso sung tuladha, ing madya


Pendidikan merupakan dasar yang mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya
penting dalam pembangunan sebuah bangsa. di depan memberi contoh, di tengah
Pendidikan akan mencetak generasi-generasi memberikan dorongan dan di belakang selalu
yang bermutu, sebagaimana fungsi dan tujuan menyemangati. Ajaran tersebut diajarkan untuk
pendidikan yang tertuang dalam Undang- selalu bisa menempatkan diri. Terlebih sebagai
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 seorang pendidik, harus selalu bisa
yaitu: menyesuaikan diri di manapun berada dan
“Pendidikan nasional berfungsi dalam kondisi/keadaan apapun. Baik itu
mengembangkan kemampuan dan memberikan contoh yang baik kepada peserta
membentuk watak serta peradaban didik, memberikan semangat untuk selalu
bangsa yang bermartabat, bertujuan bekerja keras dala menuntut ilmu, dan selalu
untuk berkembangnya potensi siswa mendorong untuk memperoleh kesuksesan
agar menjadi manusia yang beriman (Ana Fitrotun Nisa dan Hidayati, 2015:11).
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, merupakan salah satu provinsi yang sudah
berilmu, sehat, kreatif, mandiri dan menerapkan pendidikan inklusi. Deklarasi
menjadi warga Negara yang demokratis pendidikan Inklusi DIY dan disahkannya
serta bertanggung jawab”. Peraturan Gubernur DIY Nomor 21 Tahun
Ajaran yang selalu diajarkan oleh Ki 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Hadjar Dewantara sekaligus icon kementerian Inklusi menguatkan Provinsi DIY sebagai
pendidikan dan budaya Republik Indonesia daerah yang mendukung pendidikan inklusi

825
826 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 6, Nomor 2, Januari 2020, hlm.825-833

bagi semua siswa berkebutuhan khusus usia September 2019, dan 8 Oktober 2019 pada
sekolah hingga mereka dapat diterima dan pembelajaran IPA siswa kelas VI di SD 1
belajar bersama dengan siswa lain di kelas Trirenggo Bantul diketahui bahwa siswa
reguler. Hal ini berdampak pada semakin berkebutuhan khusus kurang dapat mengikuti
banyaknya sekolah di DIY yang pembelajaran IPA di dalam kelas dengan
menyelenggarakan pendidikan inklusi. menggunakan rencana pelaksanaan
Dedy Kustawan (2012:9) menyebutkan pembelajaran umum sehingga sering tertinggal
bahwa tujuan pendidikan inklusi adalah agar dalam proses pembelajaran. Hal ini juga
semua siswa memperoleh pendidikan yang berpengaruh pada hasil akademik yang
bermutu sesuai dengan kebutuhan dan diperoleh siswa berkebutuhan khusus, yaitu
kemampuannya serta untuk mewujudkan nilainya berada di bawah rata-rata. Guru masih
penyelenggaraan pendidikan yang menghargai menerapkan sistem konvensional dalam
keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi pembelajaran IPA sehingga masih kurang
semua siswa. Seiring dengan hal itu, semakin optimal untuk siswa berkebutuhan khusus di
banyak kesempatan bagi siswa berkebutuhan dalam kelas.
khusus untuk dapat bersekolah di sekolah Secara tidak langsung guru sudah
reguler terdekat dengan rumah mereka. Untuk melakukan modifikasi kurikulum pada mata
merealisasikan hal tersebut perlu sebuah pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo
perencanaan matang yang tertuang dalam Bantul. Namun, belum dituangkan dalam
bentuk kurikulum. rencana pelaksanaan pembelajaran karena
Acuan kurikulum yang digunakan dalam kurangnya pemahaman dalam merancang
penyelenggaraan pendidikan inklusi adalah rencana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
kurikulum standar nasional yang berlaku di melakukan modifikasi kurikulum sehingga
sekolah umum, namun karena ragam hambatan proses pembelajaran di dalam kelas masih
yang dialami siswa disabilitas sangat bervariasi belum maksimal. Selain itu, di SD 1 Trirenggo
maka diperlukan penyelarasan. Penyelarasan Bantul belum dilakukan penggambaran terkait
kurikulum dilakukan dengan dasar bahwa modifikasi kurikulum pada mata pelajaran IPA
setiap siswa hakikatnya berbeda satu dengan kelas VI. Dengan demikian, maka perlu
yang lainnya, baik kemampuan di bidang dilakukan penelitian untuk mendeskripsikan
akademik maupun dibidang non akademik. atau menggambarkan implementasi modifikasi
Kurikulum yang sesuai dengan standar nasional kurikulum pada komponen tujuan, isi, proses,
perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) dan evaluasi mata pelajaran IPA untuk siswa
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan berkebutuhan khusus kelas VI SD 1 Trirenggo
hambatan dan kebutuhan siswa. Bantul agar siswa-siswa berkebutuhan khusus
Menurut Budiyanto, dkk (2009:70) dapat mengikuti pembelajaran seperti siswa
modifikasi berarti mengubah untuk pada umumnya di sekolah reguler yang sudah
disesuaikan. Dalam kaitan dengan model menerapkan pendidikan inklusi.
kurikulum untuk siswa berkebutuhan khusus, Berdasarkan identifikasi masalah di atas
maka modifikasi berarti cara pengembangan maka rumusan masalah dalam penelitian ini
kurikulum yaitu kurikulum umum yang adalah “bagaimana implementasi modifikasi
diberlakukan untuk siswa-siswa reguler diubah kurikulum komponen tujuan, isi, proses, dan
untuk disesuaikan dengan kemampuan siswa evaluasi pada mata pelajaran IPA di kelas VI
berkebutuhan khusus. Dengan demikian, siswa SD 1 Trirenggo Bantul?”. Tujuan dalam
berkebutuhan khusus menjalani kurikulum penelitian ini adalah ”mendeskripsikan
yang sesuai dengan kebutuhan dan implementasi modifikasi kurikulum komponen
kemampuannya. Modifikasi dapat diberlakukan tujuan, isi, proses, dan evaluasi pada mata
(terjadi) pada empat komponen utama pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo
pembelajaran yaitu tujuan, materi, proses, dan Bantul”.
evaluasi.
Berdasarkan hasil observasi terhadap METODE
pembelajaran dan wawancara terhadap guru Desain Penelitian
kelas VI yang dilakukan tanggal 21, 23
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 827

Penelitian ini menggunakan metode ini adalah wawancara semistruktur yang


penelitian kualitatif deksriptif. Menurut menggunakan pedoman wawancara. Tujuan
Sugiyono (2017:9) metode penelitian kualitatif dari wawancara ini adalah untuk menemukan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk informasi secara lebih terbuka, pihak yang
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, diwawancara diminta pendapat ide-idenya.
peneliti sebagai instrumen kunci, teknik Pihak yang diwawancara yaitu kepala sekolah,
pengambilan data menggunakan triangulasi guru kelas VI, dan guru pendamping khusus.
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan data dari observasi dan wawancara sebagai
makna dari pada generalisasi yang bersifat bukti data yang mendukung pengamatan di
memahami makna, memahami keunikan, lapangan secara keseluruhan. Dokumentasi ini
memahami fenomena, dan menemukan berupa dokumen, foto, video, dan data-data
hipotesis. Zainal Arifin (2012:54) menjelaskan yang ada di sekolah.
bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu Instrumen Penelitian
peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat Instrumen dalam penelitian ini adalah
perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus peneliti, pedoman observasi, pedoman
terhadap peristiwa tersebut. wawancara, dan pedoman dokumentasi
(checklist dokumen).
Setting Penelitian Keabsahan Data
Penelitian ini dilaksanakan di SD 1 Keabsahan data dalam penelitian ini
Trirenggo Bantul, yang beralamatkan menggunakan uji kredibilitas. Teknik yang
Klembon, Kel. Trirenggo, Kec. Bantul, Prov. dilakukan yaitu meningkatkan ketekunan,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55714. Penelitian triangulai teknik dan sumber serta
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran menggunakan bahan referensi.
2019/2020.
Teknik Analisis Data
Data dan Sumber Data Teknik analisis yang digunakan pada
Sumber data dalam penelitian ini meliputi penelitian ini adalah analisis data model Miles
sumber data primer dan sumber data sekunder. and Huberman. Miles and Huberman (dalam
Sumber data primer atau subjek penelitian Sugiyono, 2017:133) mengemukakan bahwa
adalah kepala sekolah, guru kelas VI, dan GPK. “aktivitas dalam analisis data kualitatif
Sumber data sekunder diperoleh melalui dilakukan secara interaktif dan berlangsung
observasi dan dokumentasi. secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
Teknik Pengumpulan Data datanya sudah jenuh”. Tahapan analisis data
Menurut Sugiyono (2017:104) “teknik dalam penelitian ini adalah pengumpulan data,
pengumpulan data merupakan langkah yang reduksi data, penyajian data dan penarikan
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan kesimpulan.
utama dari penelitian adalah mendapatkan
data”. Teknik pengumpulan data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan adalah observasi, wawancara, dan Hasil
dokumentasi. Deskripsi Data
Observasi dilakukan dengan cara Hasil deskripsi data masing-masing dari
melakukan pengamatan dan pencatatan. Jenis pertanyaan penelitian yang ditunjukkan dalam
wawancara yang digunakan dalam penelitian tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Deskripsi Data Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen Tujuan, Isi, Proses,
dan Evaluasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul

Aspek Hasil Deskripsi Data


Bagaimana implementasi modifikasi a. Modifikasi kurikulum komponen tujuan aspek
kurikulum komponen tujuan pada mata kompetensi dasar dasar belum dilakukan
828 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 6, Nomor 2, Januari 2020, hlm.825-833

Aspek Hasil Deskripsi Data


pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo modifikasi karena kompetensi dasar yang
Bantul? digunakan sama seperti kompetensi dasar dari
pusat atau dari buku guru.
b. Modifikasi kurikulum komponen tujuan aspek
indikator sudah dilakukan modifikasi kurikulum
dengan menurunkan tingkat kognitif dari C2 ke C1.
Bagaimana implementasi modifikasi Modifikasi kurikulum komponen isi berupa materi
kurikulum komponen isi pada mata pelajaran belum dilakukan modifikasi atau belum
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo disesuaikan dengan ABK karena materi yang
Bantul? digunakan masih sama sehingga tingkat kesulitannya
juga masih sama.
Bagaimana implementasi modifikasi a. Modifikasi kurikulum aspek metode mengajar
kurikulum komponen proses pada mata belum dilakukan modifikasi karena metode yang
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo digunakan masih sama antara siswa reguler dan
Bantul? ABK.
b. Modifikasi kurikulum aspek teknik mengajar
sudah dilakukan modifikasi dengan cara
menjelaskan materi dengan ucapan pelan dan
intonasi yang jelas serta mendekati ABK pada saat
menjelaskan perintah terkait tugas yang diberikan.
c. Modifikasi kurikulum komponen proses aspek
metode mengajar belum dilakukan modifikasi
karena metode yang digunakan masih sama antara
siswa reguler dan ABK.
d. Modifikasi kurikulum komponen proses aspek
lingkungan/ setting belajar sudah dimodifikasi
atau disesuaikan dengan ABK yaitu setting tempat
duduk siswa berkebutuhan khusus diatur ditempat
yang mudah dipantau oleh guru dan ABK mudah
untuk melihat guru.
e. Modifikasi kurikulum komponen proses aspek
waktu belajar sudah dilakukan modifikasi dengan
memberikan toleransi waktu belajar dan
kesempatan untuk belajar secara perlahan kepada
ABK.
f. Modifikasi kurikulum komponen proses aspek
media pembelajaran belum dilakukan modifikasi
atau belum disesuaikan dengan ABK karena
media yang digunakan masih sama antara siswa
reguler dan ABK.
g. Modifikasi kurikulum komponen proses aspek
sumber belajar belum dilakukan modifikasi karena
sumber belajar yang digunakan masih sama antara
siswa reguler dan ABK.
Bagaimana implementasi modifikasi a. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
kurikulum komponen evaluasi pada mata waktu evaluasi sudah dimodifikasi atau
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo disesuaikan dengan memberikan toleransi waktu
Bantul? pada saat mengerjakan soal evaluasi sampai ABK
selesai mengerjakannya.
b. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
teknik/ cara evaluasi sudah dimodifikasi atau
disesuaikan dengan ABK yaitu dengan cara
evaluasi secara tertulis untuk ABK tuna rungu-
wicara dan praktek langsung tanpa menjelaskan
secara lisan.
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 829

Aspek Hasil Deskripsi Data


c. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
tempat evaluasi sudah dimodifikasi yaitu di dalam
kelas, di tempat duduknya masing-masing yang
sudah diatur dan disesuaikan oleh guru serta di
ruangan khusus (metode pull out) jika keadaan
siswa sedang tidak stabil.
d. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
kriteria kelulusan sudah dilakukan modifikasi
membedakan persentase absensinya, jika untuk
siswa reguler 75-80% maka untuk ABK
dibawahnya.
e. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
sistem kenaikan kelas sudah dilakukan modifikasi
dengan membedakan persentase absensinya yaitu
untuk ABK minimal 60% dan untuk siswa reguler
minimal 75%.
f. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
soal ujian belum dilakukan modifikasi karena soal
ujian yang digunakan masih sama antara siswa
reguler dan ABK.
g. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
bentuk rapot belum dilakukan modifikasi karena
bentuk rapot masih sama antara siswa reguler dan
ABK.
h. Modifikasi kurikulum komponen evaluasi aspek
bentuk ijazah belum dilakukan modifikasi karena
bentuk ijazah masih sama antara siswa reguler dan
ABK

Pembahasan siswa-siswa reguler, baik berkaitan dengan standar


Hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi
peneliti membahas tentang implementasi modifikasi (SK), kompetensi dasar (KD) maupun indikator.
kurikulum komponen tujuan, komponen isi, Jadi, modifikasi tujuan adalah mengubah
komponen proses dan komponen evaluasi pada kurikulum umum untuk disesuaikan dengan ABK
mata pelajaran IPA di Kelas VI SD 1 Trirenggo yang berkaitan dengan kompetensi dasar dan
Bantul. Pembahasan tersebut diantaranya sebagai indikator.
berikut. Implementasi modifikasi kurikulum
komponen tujuan aspek indikator pada mata
Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul
Tujuan pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI sudah dilakukan modifikasi kurikulum dengan cara
SD 1 Trirenggo Bantul menurunkan tingkat kognitifnya dari C2 ke C1.
Berdasarkan hasil dokumentasi (checklist Aspek kompetensi dasar belum dilakukan
dokumen) dan wawancara terhadap kepala sekolah, modifikasi karena kompetensi dasar yang
guru kelas VI dan guru pendamping khusus bahwa digunakan sama seperti kompetensi dasar dari pusat
ada yang sudah dilakukan modifikasi dan ada juga atau dari buku guru. Oleh karena itu, guru kelas VI
yang belum dilakukan modifikasi oleh guru pada maupun guru pendamping khusus mempunyai
komponen tujuan mata pelajaran IPA di kelas VI tanggung jawab untuk bekerja sama dalam
SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk (2009:70) melakukan penyesuian/ modifikasi pada aspek
menyatakan bahwa modifikasi tujuan, berarti indikator yang terdapat dalam RPP mata pelajaran
tujuan-tujuan pembelajaran yang ada dalam IPA.
kurikulum umum diubah untuk disesuaikan dengan Hal tersebut sependapat dengan Marilyn
kondisi siswa berkebutuhan khusus. Friend dan William D Bursuck (2015:70)
Sebagai konsekuensi dari modifikasi tujuan, menjelaskan bahwa guru pendidikan khusus
maka siswa berkebutuhan khusus akan memiliki memiliki tanggung jawab untuk (a) mengelola dan
rumusan kompetensi sendiri yang berbeda dengan mengatur layanan yang diterima siswa, meliputi
830 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 6, Nomor 2, Januari 2020, hlm.825-833

penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan khusus bahwa ada yang sudah dilakukan modifikasi
inklusi, dan (b) melakukan rapat dengan guru kelas dan ada juga yang belum dilakukan modifikasi oleh
untuk memantau kemajuan siswa, menyelesaikan guru pada komponen proses mata pelajaran IPA di
persoalan yang menjadi perhatian secara bersama- kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk
sama dengan guru kelas, dan mengoordinasikan (2009:70) menyatakan bahwa modifikasi proses
layanan bagi siswa berkebutuhan khusus. berarti ada perbedaan dalam kegiatan pembelajaran
yang dijalani oleh siswa berkebutuhan khusus
Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen dengan yang dialami oleh siswa pada umumnya.
Isi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SD 1 Modifikasi proses atau kegiatan
Trirenggo Bantul pembelajaran bisa berkaitan dengan penggunaan
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi metode mengajar, lingkungan/setting belajar, waktu
(checklist dokumen) dan wawancara terhadap belajar, media belajar, sumber belajar dan lain-lain.
kepala sekolah, guru kelas VI dan guru pendamping Jadi, modifikasi proses adalah mengubah strategi
khusus bahwa guru belum melakukan modifikasi pembelajaran umum untuk disesuaikan dengan
kurikulum komponen isi pada mata pelajaran IPA kondisi ABK yang berkaitan dengan metode
di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk mengajar, teknik mengajar, lingkungan/ setting
(2009:70) menyatakan bahwa modifikasi isi berarti belajar, waktu belajar, media pembelajaran, dan
materi-materi pelajaran yang diberlakukan untuk sumber belajar.
siswa reguler diubah untuk disesuaikan dengan Implementasi modifikasi kurikulum
kondisi siswa berkebutuhan khusus. komponen proses aspek teknik mengajar,
Modifikasi materi bisa berkaitan dengan lingkungan/ setting belajar, waktu belajar pada mata
keluasan, kedalaman, dan atau tingkat kesulitan. pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul
Artinya, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan yang sudah dilakukan modifikasi. Aspek teknik
materi pelajaran yang tingkat kedalaman, keluasan mengajar dilakukan modifikasi dengan menjelaskan
dan kesulitannya berbeda (lebih rendah) daripada materi secara pelan dan intonasi yang jelas serta
materi yang diberikan kepada siswa reguler. Jadi, mendekati ABK pada saat memberikan penjelasan
modifikasi isi adalah mengubah tingkat kesulitan terkait tugas.
materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi Aspek lingkungan/ setting belajar sudah
ABK. dimodifikasi atau disesuaikan dengan ABK yaitu
Implementasi modifikasi kurikulum setting tempat duduk siswa berkebutuhan khusus
komponen isi berupa materi pelajaran pada mata diatur ditempat yang mudah dipantau oleh guru dan
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul ABK mudah untuk melihat guru. Hal ini merupakan
belum dilakukan modifikasi atau belum disesuaikan salah satu cara pengelolaan ruang kelas menurut
dengan ABK. Hal ini dikarenakan materi yang Everton dan Weintein (dalam Marilyn Friend dan
digunakan masih sama sehingga tingkat William D Bursuck, 2015:285) siswa berkebutuhan
kesulitannya juga masih sama. Oleh karena itu, khusus diatur pada tempat yang mudah dijangkau
guru perlu melakukan modifikasi berupa materi oleh guru untuk dibimbing, hal ini juga
pada mata pelajaran IPA untuk ABK sesuai dengan memudahkan guru dalam memantau perkembangan
kebutuhan berdasarkan tingkat intelegensinya. siswa berkebutuhan khusus tersebut. Aspek waktu
Hal tersebut senada dengan Mohammad belajar sudah dilakukan modifikasi dengan
Takdir Ilahi (2013:172-173) menjelaskan bahwa memberikan toleransi waktu belajar dan
bahan ajar atau materi bagi ABK dapat ditentukan kesempatan untuk belajar secara perlahan kepada
berdasarkan tingkat inteligensinya. Bagi ABK yang ABK.
memiliki inteligensi di atas normal dapat diberikan Selain itu, modifikasi kurikulum aspek
materi yang lebih luas. Bagi ABK yang memiliki metode mengajar, media pembelajaran dan sumber
inteligensi normal dapat menggunakan materi yang belajar belum dilakukan modifikasi atau belum
sama dengan sekolah reguler. Bagi ABK yang disesuaikan dengan ABK karena tidak ada
memiliki inteligensi di bawah normal materi yang perbedaan antara siswa reguler dan ABK. Oleh
diberikan dikurang atau diturunkan tingkat karena itu, guru harus melakukan modifikasi pada
kesulitannya. aspek tersebut karena ABK lebih banyak
membutuhkan modifikasi berkaitan dengan metode/
Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen cara mengajar dan media pembelajaran. Hal ini
Proses pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI SD sejalan dengan pendapat Isnaini Mukarromah
1 Trirenggo Bantul (2016:38) bahwa ABK biasanya lebih banyak
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi membutuhkan modifikasi dalam proses
(checklist dokumen) dan wawancara terhadap pembelajaran yakni berkaitan dengan metode dan
kepala sekolah, guru kelas VI dan guru pendamping media dalam penyajian informasi.
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 831

Implementasi Modifikasi Kurikulum Komponen serta di ruangan khusus (metode pul out) jika
Evaluasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI keadaan siswa sedang tidak stabil. Hal tersebut
SD 1 Trirenggo Bantul sesuai dengan pengertian pendidikan inklusi model
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi pullout yang mengatakan bahwa model pullout
(checklist dokumen) dan wawancara terhadap yaitu siswa berkebutuhan khusus belajar bersama
kepala sekolah, guru kelas VI dan guru pendamping siswa reguler di kelas reguler namun dalam waktu-
khusus bahwa ada yang sudah dilakukan modifikasi waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang
dan ada juga yang belum dilakukan modifikasi oleh lain untuk belajar dengan guru pendamping khusus
guru pada komponen evaluasi mata pelajaran IPA (Indah Permata Darma & Binahayati Rusyidi,
di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk 2015:166-167).
(2009:70) menyatakan bahwa modifikasi evaluasi Aspek kriteria kelulusan sudah dilakukan
berarti ada perubahan dalam sistem penilaian untuk modifikasi dengan membedakan persentase
disesuaikan dengan kondisi siswa berkebutuhan absensinya, jika untuk siswa reguler 75-80% maka
khusus. Dengan kata lain, siswa berkebutuhan untuk ABK dibawahnya. Aspek sistem kenaikan
khusus menjadi sistem evaluasi yang berbeda kelas sudah dilakukan modifikasi dengan
dengan siswa-siswa lainnya. membedakan persentase absensinya yaitu untuk
Perubahan bisa berkaitan dengan perubahan ABK minimal 60% dan untuk siswa reguler
dalam soal-soal ujian, perubahan dalam waktu minimal 75%. Kriteria kelulusan dan sistem
evaluasi, teknik/cara evaluasi, atau tempat evaluasi kenaikan kelas masih berkaitan dengan sistem
dan lain-lain. Termasuk juga bagian dari modifikasi penilaian. Sistem penilaian untuk ABK disesuaikan
evaluasi adalah perubahan dalam kriteria kelulusan, dengan kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan
sistem kenaikan kelas, bentuk rapot, ijazah dan lain- pendapat Mohammad Takdir Ilahi (2013:47) bahwa
lain. Jadi, modifikasi evaluasi adalah mengubah dalam sistem penilaian di sekolah inklusi adalah
sistem penilaian untuk disesuaikan dengan kondisi sistem penilaian yang fleksibel.
ABK yang berkaitan dengan waktu evaluasi, teknik/ Modifikasi kurikulum aspek soal ujian,
cara evaluasi, tempat evaluasi, kriteria kelulusan, bentuk rapot dan bentuk ijazah belum dilakukan
sistem kenaikan kelas, soal ujian, bentuk rapot, dan modifikasi karena tidak ada perbedaan antara siswa
bentuk ijazah. reguler dan ABK. Oleh karena itu, SD 1 Trirenggo
Implementasi modifikasi kurikulum Bantul perlu melakukan modifikasi pada aspek
komponen evaluasi yaitu aspek waktu evaluasi, tersebut sebagai sekolah yang menyelenggarakan
teknik/ cara evaluasi, tempat evaluasi, kriteria pendidikan inklusi sehingga sesuai dengan
kelulusan, dan sistem kenaikan kelas pada mata kebutuhan yang diperlukan oleh ABK. Hal ini
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul sejalan dengan Pedoman Umum Penyelenggara
sudah dilakukan modifikasi. Aspek waktu evaluasi Pendidikan Inklusi mengenai sekolah dasar inklusi
sudah dimodifikasi atau disesuaikan dengan yang menyatakan bahwa sekolah inklusi merupakan
memberikan toleransi waktu pada saat mengerjakan sekolah yang menyediakan program pendidikan
soal evaluasi sampai ABK selesai mengerjakannya. yang layak dan menantang tetapi sesuai dengan
Hal yang dilakukan oleh guru tersebut sejalan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa.
dengan pendapat Novita Citra Sari Cahyani Selain itu, sebagai sekolah yang
(2015:126) bahwa tuntutan waktu dan penjadwalan menyelenggarakan pendidikan inklusi maka SD 1
dilakukan dengan cara memberikan toleransi pada Trirenggo Bantul masih perlu melakukan
siswa ketika siswa belum menyelesaikan tugas yang modifikasi terhadap aspek tersebut agar terwujud
diberikan. pendidikan inklusi yang benar-benar
Aspek teknik/ cara evaluasi sudah mengakomodasi kebutuhan khusus masing-masing
dimodifikasi atau disesuaikan dengan ABK yaitu anak. Hal ini senada dengan pendapat Indianto
dengan cara evaluasi secara tertulis untuk ABK (2013:9) bahwa pendidikan inklusif adalah
rungu-wicara dan praktek langsung tanpa pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
menjelaskan secara lisan. Hal ini sejalan dengan semua anak belajar bersama-sama di sekolah umum
pendapat Mohammad Takdir Ilahi (2013:189) dengan memperhatikan keberagaman dan
menjelaskan bahwa bagi ABK jenis evaluasi yang kebutuhan individual sehingga potensi anak dapat
diberikan harus disesuaikan dengan tingkat berkembang secara optimal.
kemampuan dan kecerdasannya dalam menerima
materi pelajaran. SIMPULAN DAN SARAN
Aspek tempat evaluasi sudah dimodifikasi SIMPULAN
yaitu di dalam kelas, di tempat duduknya masing-
masing yang sudah diatur dan disesuaikan oleh guru
832 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 6, Nomor 2, Januari 2020, hlm.825-833

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan kurikulum yang lain seperti akomodasi
pembahasan yang mengacu pada tujuan penelitian kurikulum
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Implementasi modifikasi kurikulum komponen DAFTAR PUSTAKA
tujuan pada mata pelajaran IPA aspek
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan.
kompetensi dasar belum dilakukan modifikasi
Bandung: PT Remaja Rosakarya.
dan aspek indikator sudah dilakukan modifikasi
di kelas VI SD 1 Trirenggo Bantul. Budiyanto, dkk. 2009. Modul Training of Trainer
2. Implementasi modifikasi kurikulum komponen Pendidikan Inklusi. Jakarta: Depdiknas
isi berupa materi pelajaran IPA belum bekerjasama dengan MCMP-AIBEP.
dilakukan modifikasi di kelas VI SD 1 Cahyani, N. C. Sari. 2015. “Identifikasi Akomodasi
Trirenggo Bantul. Pembelajaran Guru Kelas Terhadap Siswa
3. Implementasi modifikasi kurikulum komponen Berkesulitan Belajar di SD N 4 Wates,
proses aspek teknik mengajar, lingkungan/ Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo,”
setting belajar, dan waktu belajar sudah Skripsi, diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
dilakukan modifikasi serta aspek metode Negeri Yogyakarta.
mengajar, media pembelajaran, dan sumber
belajar belum dilakukan modifikasi pada mata Darma, I. P., & Rusyidi, B. (2015).
pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Trirenggo Pelaksanaan sekolah inklusi di
Bantul. indonesia. Prosiding Penelitian dan
4. Implementasi modifikasi kurikulum komponen Pengabdian kepada Masyarakat, 2(2).
evaluasi aspek waktu evaluasi, teknik/ cara
evaluasi, tempat evaluasi, kriteria kelulusan, Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20
dan sistem kenaikan kelas sudah dilakukan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
modifikasi, serta aspek soal ujian, bentuk rapot Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan bentuk ijazah belum dilakukan modifikasi Nasional.
pada mata pelajaran IPA di kelas VI SD 1 Friend, Marilyn., & Bursuck, William D. 2015.
Trirenggo Bantul. Menuju Pendidikan Inklusi Panduan Praktis
untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Saran Pelajar.
1. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat meningkatkan Gubernur DIY. 2013. Peraturan Gubernur Nomor
kelengkapan administrasi tertulis berupa 21 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Inklusi
rencana pelaksanaan pembelajaran modifikasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta:
untuk siswa berkebutuhan khusus. Hal ini Gubernur DIY.
dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas Ilahi, M. Takdir. 2013. Pendidikan Inklusi Konsep
proses pembelajaran di kelas. dan Aplikasinya. Yogyakarta: Arr-Ruzz
2. Bagi Guru Media.
a. Guru kelas dapat bekerjasama dengan guru
pendamping khusus dalam pelaksanaan Indiyanto. 2013. Implementasi Pendidikan Inklusif.
modifikasi kurikulum baik secara tindakan Surakarta: FKIP UNS.
langsung maupun secara administrasi untuk Kustawan, Dedy. 2012. Pendidikan Inklusi dan
siswa berkebutuhan khusus. Upaya Implementasinya. Jakarta Timur:
b. Guru pendamping khusus dapat Luxima Metro Media.
meningkatkan kerjasama yang baik dengan
guru kelas dalam pembuatan PPI dan RPP Mukarromah, Isnaini. 2016. “Pelaksanaan
modifikasi. Kurikulum Adaptif Di Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusi Di
3. Bagi Siswa Sekolah Dasar Negeri Giwangan
Saat proses pembelajaran berlangsung Yogyakarta,” Skripsi, diterbitkan.
sebaiknya siswa memperhatikan guru sehingga Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
pembelajaran di dalam kelas akan lebih Nisa, A. F., & Hidayati. “Implementasi Ajaran Ki
kondusif. Hajar Dewantara dalam Pembelajaran Ilmu
4. Bagi Peneliti Lain Pengetahuan Alam untuk Membangun Sikap
Penelitian ini menggunakan pengembangan Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
kurikulum berupa modifikasi kurikulum, Dasar,” Laporan Penelitian Pemula.
peneliti lain bisa menggunakan pengembangan
Deswita Natalia, Ana Fitrotun Nisa., Implementasi Modifikasi Kurikulum… 833

Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan


Tamansiswa. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

You might also like