You are on page 1of 10

i jt veT

I nt er nat io na l Jo ur na l o f T ec hno lo g y Vo cat io na l E ducat io n a nd T r a ining


Vol. 3 No. 1 (2022) 23 – 32 ISSN Media Elektronik:2723-0546

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Penididikan Agama Islam Melalui


Metode Pemberian Tugas Belajar Pada Siswa Kelas III SDN 02 Timpeh
Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Tahun Pelajaran 2017/2018
Lizarni1
1
SDN 02 Timpeh
1
lizarni677@gmail.com

Abstract
Education is a vehicle to improve and develop the quality of human resources. The selection of teaching
methods that are appropriate to the objectives of the curriculum and the potential of students is a basic ability and
skill that must be possessed by a teacher. Researchers aim to measure student learning outcomes through PKN
learning by using the Multi -Representation Discourse Method (DMR) is a great method to generate many creative
ideas that students will not be able to pour just by sitting with a stationery and a sheet of paper. This research is
a class action research of qualitative and quantitative approaches. The subjects of this research are 16 students
of class IV SD Negeri 05 Sitiung. The research was conducted in the academic year 2020/2021. The time required
for research for 3 months, starting from September-November 2020. Research implementation activities with 2
cycles of action, namely cycle 1 and silkus 2. In each cycle there are activities of planning, implementation,
observation and reflection. The results of the study obtained data that the learning outcomes of students (cognitive,
affective, and psychomotor) in cycle I has only reached 56% completion with an average value of 64 students
while in this cycle II has reached 87.5% completion with an average value of students 84. The conclusion of this
activity can be said that the learning results of students of class VI SD Negeri 05 Sitiung Sitiung District in learning
PKn using Multi -Representation Discourse Method (DMR) showed a significant improvement. In cycle I the
average value obtained by new students reached 60% completion with an average value of 69, while in cycle II
showed a fairly high increase with an average value of 82 students with completion reached 86%.
Keywords: Multi-Representation Discourse Method (DMR), Learning Outcomes

Abstrak
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Peneliti bertujuan mengukur hasil belajar siswa melalui
pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) adalah metode yang bagus
untuk menghasilkan banyak ide kreatif yang tidak akan mampu siswa tuangkan hanya dengan duduk dengan
sebuah alat tulis dan selember kertas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 05 Sitiung sebanyak 16 orang. Penelitian
dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian selama 3 bulan, dimulai dari
bulan September-November tahun 2020. Kegiatan pelaksanaan penelitian dengan tindakan 2 siklus yaitu siklus 1
dan silkus 2. Dalam setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil
penelitian diperoleh data bahwa hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) pada siklus I ini baru
mencapai ketuntasan 56% dengan nilai rata-rata siswa 64 sedangkan pada siklus II ini sudah mencapai ketuntasan
87,5% dengan nilai rata-rata siswa 84. Kesimpulan kegiatan ini dapat disebutkan bahwa hasil belajar siswa kelas
VI SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung dalam pembelajaran PKn menggunakan Metode Diskursus Multi
Representasi (DMR) menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh
siswa baru mencapai ketuntasan 60% dengan nilai rata-rata 69, sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan
yang cukup tinggi dengan nilai rata-rata siswa 82 dengan ketuntasan mencapai 86%.
Kata Kunci: Metode Diskursus Multi-Representasi (DMR), Hasil belajar

Diterima Redaksi :14-07-2022 | Selesai Revisi : 31-Juli-2022 | Diterbitkan Online : 31-Juli-2022


23
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

1. Pendahuluan kesulitan bagi siswa dan menyebabkan


Latar Belakang pendangkalan pemahaman siswa tentang konsep
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan dan hubungan yang mendasar bagi mata pelajaran
pondasi yang pertama untuk mencapai suksesnya yang telah mereka pelajari.
pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Guru seharusnya tidak hanya semata-mata
tujuan pendidikan SD yang terdapat dalam PP No. sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of
28 pasal 3 yaitu Pendidikan dasar bertujuan knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang
memberikan bekal kepada siswa untuk melakukan transfer of values dan “pembimbing”
mengembangkan kemampuan dasar agar dapat yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa
mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Salah dalam proses belajar. Walaupun demikian, dari
satu bidang studi yang dipelajari pada jenjang fakta dilapangan memperlihatkan dalam
pendidikan SD adalah Pendidikan penyampaian materi PKn masih kurang applicable
Kewarganegaraan (PKn). Pembelajaran PKn sehingga kurang mampu mendorong pola pikir
bertujuan untuk membekali siswa dengan ilmu- siswa dalam hal yang berkaitan dengan materi dan
ilmu dan wawasan nusantara supaya menjadi problematikanya dalam kehidupan sehari-hari.
manusia Indonesia yang seutuhnya yaitu manusia Banyak siswa kurang mampu merespon berbagai
yang memiliki rasa tanggung jawab dan kesadaran masalah yang terjadi dilingkungan mereka. Oleh
penuh sebagai warga Negara Indonesia. Depdiknas karena itu, sudah seharusnya guru meningkatkan
(2006: 271) menyatakan bahwa PKn merupakan kompetensi dalam pelaksanaan pembelajaran PKn
mata pelajaran yang memfokuskan pada melalui salah satu cara yaitu menciptakan
pembentukan warga negara yang memahami dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya hasil belajar PKn dapat tercapai optimal.
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, Berdasarkan hasil pengamatan dalam
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 05
Pancasila dan UUD 1945. Sitiung Kecamatan Sitiung, terlihat bahwa selama
Guna menunjang tercapainya tujuan proses pembelajaran berlangsung keadaan siswa
pembelajaran PKn, salah satu kemampuan dan cenderung pasif dan tidak berani untuk bertanya,
keterampilan yang harus dikuasai guru adalah serta siswa kurang terlatih untuk mengungkapkan
bagaimana merancang dan melaksanakan suatu ide atau gagasan mereka baik dalam lisan maupun
metode mengajar yang sesuai dengan tujuan atau tulisan. Ide atau gagasan yang mereka miliki
kompetensi yang ingin dicapai. Lebih lanjut cenderung hanya terpendam di hati karena mereka
Moedjiono (1993:7) menjelaskan bahwa pemilihan tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka
metode mengajar ini disebabkan karena tujuan miliki dan pikirkan. Kompleksnya materi-materi
yang berbeda pada setiap materi pembelajaran, yang terdapat pada mata pelajaran PKn, membuat
perbedaan latar belakang individu anak, perbedaan siswa menjadi jenuh atau bosan, sehingga dalam
situasi dan kondisi di mana pendidikan pembelajaran sering timbul kekacauan atau
berlangsung, perbedaan pribadi dan kemampuan keributan di dalam kelas. Keaktifan dan motivasi
guru, serta perbedaan fasilitas yang ada baik siswa untuk belajar dirasa masih rendah, hal
kualitas maupun kuantitasnya. tersebut ditunjukkan dalam perilaku mereka ketika
Pemilihan metode mengajar yang sesuai mengikuti pembelajaran. Ada beberapa siswa yang
dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa sering membuat suasana kelas menjadi gaduh
merupakan kemampuan dan keterampilan dasar dengan lelucon yang mereka buat, akibatnya siswa
yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kualitas dan yang lain menjadi ikut tertawa. Di samping itu, ada
keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi juga siswa yang tidak memperhatikan dan
oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam mengacuhkan penjelasan dari guru yang sedang
memilih dan menggunakan metode pembelajaran memberikan penjelasan, bahkan siswa cenderung
tersebut sehingga dapat memperbesar minat belajar lebih menikmati obrolan dengan teman-teman
siswa dan mempertinggi hasil pembelajaran siswa. mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan
Menurut Suryosubroto (2002:6) mengemukakan dari guru. Hal ini menjadikan siswa tidak dapat
bahwa guru yang asal mengajar dengan target menyerap materi pelajaran dengan maksimal
selesainya jatah kurikulum dan tidak akan sehingga hasil belajar siswa pun kurang optimal.
menghiraukan keanekaragaman siswa dan hanya Sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
mementingkan mengajar akan memberikan dan perkembangan zaman yang semakin pesat,

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
24
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan khusus rincian tujuan penelitian ini adalah: (1)
ketrampilan dan kualitas intelektual didalam Bentuk perencanaan pembelajaran PKn
kegiatan pembelajaran. Guru perlu tampil disetiap menggunakan Metode Diskursus Multi
kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, Representasi (DMR) di kelas IV SD Negeri 05
pelatih, inovator, fasilisator maupun sebagai Sitiung Kecamatan Sitiung; (2) Pelaksanaan
dinamisator dengan cara menerapkan metode pembelajaran PKn menggunakan Metode
pembelajaran yang berkompeten. Oleh karena itu, Diskursus Multi Representasi (DMR) di kelas IV
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung dan (3)
penulis mencoba memberi solusi untuk mengatasi Hasil pembelajaran PKn menggunakan Metode
permasalahan pembelajaran PKn di kelas IV SD Diskursus Multi Representasi (DMR) di kelas IV
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung melalui SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung.
penggunaan Metode Diskursus Multi Representasi
(DMR). Tinjauan Pustaka
Roestiyah (2008:73-74) menyatakan bahwa
Hasil Belajar
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk
merupakan suatu cara mengajar yang dilaksanakan
melihat keberhasilan siswa dalam menguasai
oleh guru di dalam kelas dengan melontarkan suatu
materi pelajaran yang disampaikan selama proses
masalah ke kelas, kemudian siswa menjawab dan
pembelajaran. Menurut Oemar (2007:10) hasil
menyatakan pendapat, atau komentar sehingga
belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya
mungkin masalah tersebut berkembang menjadi
dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai
pertanyaan baru, perubahan dalam setiap
suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari
kebiasaan, keterampilan, kesanggupan
sekelompok manusia dalam waktu yang sangat
menghargai, perkembangan sikap sosial,
singkat. Metode Diskursus Multi Representasi
emosional, dan pertumbuhan jasmani. Sedangkan
(DMR) merupakan perpaduan dari metode tanya
menurut Sudjana (2009:14) hasil belajar adalah
jawab dan diskusi. Metode ini sesuai sebagai upaya
kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa
untuk mengumpulkan pendapat yang dikemukakan
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
oleh seluruh anggota kelompok, baik secara
individual maupun kelompok. Pengunaan Metode
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Diskursus Multi Representasi (DMR) dapat
meningkatkan pemikiran kolektif kelompok
PKn merupakan mata pelajaran yang wajib
dengan melibatkan satu sama lain, mendengarkan
dipelajari oleh semua siswa mulai dari tingkat SD
dan membangun ide-ide lain. Tidak adanya
sampai tingkat perguruan tinggi. Pelajaran PKn
penghakiman sebelum sesi evaluasi akan
memiliki dua unsur yakni Pendidikan Pancasila dan
membantu meningkatkan kepercayaan diri setiap
Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan
siswa dalam menyampaikan idenya, sehingga
Pancasila mengarah pada permasalahan moral
memungkinan untuk setiap siswa lebih aktif dan
sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan lebih
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
ditekankan pada pendidikan hak dan kewajiban
Berdasarkan paparan permasalahan yang telah
warga negara. Depdiknas (2006:271) menyatakan
dijabarkan diatas, penulis tertarik untuk
bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang
memberikan solusi mengatasi permasalahan
memfokuskan pada pembentukan warga negara
pembelajaran PKn melalui sebuah penelitian
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Hasil Belajar PKn Menggunakan Metode
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
Diskursus Multi-Representasi (DMR) Pada Siswa
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Kelas IV SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung
Senada dengan Aziz (2000:1.6) bahwa PKn
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021”
merupakan usaha untuk membekali siswa dengan
Tujuan Penelitian
pengetahuan dan kemampuan yang berkenaan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk dengan hubungan antara warga negara dengan
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
menggunakan menggunakan Metode Diskursus agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan
Multi Representasi (DMR) pada siswa kelas IV SD oleh bangsa dan negara. Sedangkan Soemantri
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung. Secara (Aziz, 2000:14) menyatakan bahwa PKn

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
25
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan kesatuan bangsa. 2) Norma, hukum dan peraturan.
membina dan mengembangkan siswa agar menjadi 3) Hak asasi manusia. 4) Kebutuhan warga negara
warga negara yang baik, yaitu warga negara yang 5) Konstitusi negara. 6) Kekuasaan dan politik. 7)
tahu dan mampu berbuat baik atau secara umum Pancasila. 8) Globalisasi.
mengetahui, menyadari dan melaksanakan hak dan Sedangkan menurut Aziz (2002:15)
kewajiban sebagai warga negara. menyatakan bahwa ruang lingkup PKn adalah
Berdasarkan pendapat di atas dapat pemahaman dan pengalaman serta konsep, nilai,
disimpulkan bahwa pengertian PKn merupakan moral, norma Pancasila, hak dan kewajiban
mata pelajaran sosial yang bertujuan membekali warganegara untuk kepentingan kehidupan sehari-
peserta didik dengan pengetahuan agar menjadi hari dan dasar pendidikan SD. Jadi ruang lingkup
warga Negara yang baik yaitu mengetahui, dari PKn adalah persatuan dan kesatuan bangsa,
menyadari dan melaksanakan hak dan kewajiban norma, kebutuhan warganegara, kontitusi Negara,
sebagai warga negara yang baik. PKn di SD kekuasaan dan politik, Pancasila dan globalisasi.
diharapkan dapat mempersiapkan siswa menjadi
warga negara yang memiliki komitmen kuat dan Hakekat Metode Pembelajaran
konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta untuk meningkatkan Metode adalah cara yang digunakan guru
kesadaran dan wawasan siswa akan status hak dan dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, saat berlangsungnya pengajaran, dan dianggap
berbangsa dan bernegara maupun meningkatkan suatu cara yang efisien digunakan guru dalam
kualitasnya sebagai manusia. menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kepada siswa, seperti yang telah diungkapkan Wina
merupakan usaha untuk membekali siswa dengan (2006:149) guru harus memiliki strategi agar anak
pengetahuan dan kemampuan dasar dengan didik dapat belajar secara efisien dan efektif
hubungan antara warga negara dan negara. mengenai tujuan yang diharapkan salah satu
Menurut Depdiknas (2006: 43), mata pelajaran langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus
PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan menguasai teknik-teknik pengajaran atau biasanya
sebagai berikut: 1) Berfikir secara kritis, rasional, disebut metode pengajaran, dengan demikian
dan kreatif dalam menanggapi isu tujuan yang dirumuskan di dalam kegiatan
kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif.
bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas Menurut Nana Sudjana (2004:79) metode
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam
bernegara serta anti-korupsi. 3) Berkembang secara mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
positif dan demokratis untuk membentuk diri berlangsungnya pengajaran.
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan atas maka dapat penulis simpulkan bahwa metode
bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan adalah suatu cara yang dipergunakan guru untuk
bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara menyampaikan suatu materi pelajaran pada siswa
langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
tujuan dari PKn adalah agar siswa dapat menjadi Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
warga negara yang berkemampuan sosial, baik dan pertama kali diperkenalkan oleh Alex Osborne
bertanggung jawab dengan menggunakan pada tahun 1930-an. Roestiyah (2008:73-74)
kemampuan dasar dalam kehidupan sosial. menyatakan bahwa Metode Diskursus Multi
Pembelajaran PKn di SD mempunyai pokok- Representasi (DMR) adalah suatu cara mengajar
pokok bahasan yang wajib dipelajari oleh siswa yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas,
dalam pembelajaran. Pokok-pokok bahasan ini dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
nantinya akan tergambar aspek-aspek dari guru, kemudian siswa menjawab dan menyatakan
pelajaran PKn. Depdiknas (2006: 271) pendapat, atau komentar sehingga mungkin
menyatakan, ruang lingkup mata pelajaran PKn masalah tersebut berkembang menjadi masalah
meliputi aspek-aspek yaitu: 1) Persatuan dan baru, atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
26
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok tepat dapat diperbaiki lagi sehingga menjadi ide
manusia dalam waktu yang sangat singkat. yang relevan dengan masalah yang diberikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Setiap metode yang sudah ada selama ini
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga
merupakan salah cara yang bagus untuk dengan Metode Diskursus Multi Representasi
memunculkan banyak ide. Metode ini merupakan (DMR). Menurut Roestiyah (2008:87) Metode
perpaduan dari metode tanya jawab dan diskusi Diskursus Multi Representasi (DMR) memiliki
sebagai upaya untuk mengumpulkan pendapat yang banyak keunggulan, seperti: (1) Anak-anak aktif
dikemukakan oleh seluruh anggota kelompok, baik berfikir untuk menyatakan pendapat; (2) Melatih
secara individual maupun kelompok. Pendapat dari siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis; (3)
setiap siswa mungkin berbeda-beda tapi tidak ada Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat
kritik sebelum sesi evaluasi. yang berhubungan dengan masalah yang diberikan
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) oleh guru; (4) Meningkatkan partisipasi siswa
adalah metode yang bagus untuk menghasilkan dalam menerima pelajaran; (5)Siswa yang kurang
banyak ide kreatif yang tidak akan mampu siswa aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai
tuangkan hanya dengan duduk dengan sebuah alat atau dari guru; (6) Terjadi persaingan yang sehat;
tulis dan selember kertas. Metode Diskursus Multi (7) Anak merasa bebas dan gembira dan (8)
Representasi (DMR) ditujukan untuk Suasana demokrasi dan disiplin dapat
meningkatkan pemikiran kolektif kelompok, ditumbuhkan.
dengan melibatkan satu sama lain, mendengarkan Menurut Roestiyah (2008: 89) Metode
dan membangun ide-ide lain. Tidak adanya Diskursus Multi Representasi (DMR) juga
penghakiman sebelum sesi evaluasi akan memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi
membantu meningkatkan kepercayaan diri setiap ialah: (1) Guru kurang memberi waktu yang cukup
siswa dalam menyampaikan idenya, sehingga kepada siswa untuk berfikir dengan baik, sehingga
memungkinan untuk setiap siswa lebih aktif dan anak yang kurang, selalu ketinggalan; (2) Guru
berpartisipasi. Suasana yang menyenangkan akan hanya menampung pendapat tidak merumuskan
muncul ketika sesi curah pendapat berlangsung. kesimpulan; (3) Siswa tidak segera tahu apakah
Demi tercapainya hasil terbaik dalam sesi pendapatnya itu betul atau salah; (4) Tidak
berbagi ide/curah pendapat, menurut Alex Osborne menjamin hasil pemecahan masalah dan (5)
dalam Roestiyah (2008:75) ada beberapa peraturan Masalah bisa berkembang kearah yang tidak
yang perlu diperhatikan, yaitu: diharapkan.
1) Fokus pada kuantitas. Asumsi yang berlaku
disini adalah semakin banyak ide, semakin besar 2. Metode Penelitian
pula kemungkinan ide yang menjadi solusi
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
masalah.
kelas (action research) dengan cara pelaksanaanya
2) Penundaan kritik. Dalam Metode Diskursus
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Multi Representasi (DMR), kritikan atas ide
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung yang
di akhir sesi, hal ini untuk membuat para siswa
berjumlah 16 orang siswa.
merasa bebas untuk memunculkan berbagai
Pertimbangan penulis mengambil subjek
macam ide. Hal ini pun dilakukan agar guru
penelitian tersebut adalah berdasarkan pengamatan
dapat melihat cara berpikir siswa berdasarkan
penulis terhadap rendahnya hasil belajar dan
ide-ide yang dilontarkan, dengan begitu guru
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
dapat memberikan pemahaman yang sesuai
PKn. Rendahnya hasil belajar di kelas ini
dengan pemikiran siswa tersebut.
mengindikasikan lemahnya pemahaman siswa
3) Sambutan terhadap ide yang tidak biasa. Ide
terhadap materi pembelajaran PKn, sehingga
yang tidak biasa muncul disambut dengan baik.
diperlukan tindakan perbaikan proses
Bisa jadi, ide yang tidak biasa ini merupakan
pembelajaran.
solusi masalah yang akan memberikan
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran
perspektif yang bagus untuk kedepannya.
2020/2021. Waktu yang dibutuhkan untuk
4) Kombinasi dan perbaikan ide. Ide-ide yang
penelitian selama 3 bulan, dimulai dari bulan
bagus dapat dikombinasikan menjadi satu ide
September sampai dengan bulan November tahun
yang lebih baik dan ide-ide yang masih kurang
2020. Kegiatan pelaksanaan penelitian dengan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
27
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

tindakan 2 siklus yaitu siklus 1 dan silkus 2. Dalam 1. Nayla 81 √ -


setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan, Rahm 80 80 85
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. atul
2. Siska 80 √ -
Okta 80 80 80
viani
3. Indra - √
Setia 65 65 70 66
wan
4. Syahr 80 √ -
ul
80 90 70
Rama
dhan
5. Baraq 66 - √
60 60 80
Azam
6. Faiza 60 - √
h
60 60 60
Najm
i
7. Jefri 80 √ -
Vebri
o 80 80 80
Mars
el
8. Khali 66 - √
fatul
80 60 60
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Zahra
h
9. Muha 80 √ -
3. Hasil dan Pembahasan mma
80 80 80
Hasil Penelitian d
Dafa
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah 1 Muha 75 √ -
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui hasil 0. mma
belajar Pkn Menggunakan Metode Diskursus d 70 70 85
Multi-Representasi (DMR) siswa kelas IV di SD 05 Ikhw
Sitiung yang dilakukan dengan 2 tahapan siklus an
yaitu siklus pertama dan siklus kedua dan disetiap 1 Muha 66 - √
siklus terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, 1. mma 80 60 60
pengamatan dan refleksi, maka diperoleh hasil d Afif
sebagai berikut: 1 Tisa 80 √ -
2. Okta 80 90 70
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I nalia
1 Marc 78 √ -
65 65 80
KET 3. el
HASIL NI UN 1 70 - √
75 80 60
NAM PENILAIAN LA TASA 4. Fino
N A I N 1 Mukh 80 √ -
80 90 70
o SIS Ko Psik AK 5. olifa
Af
WA g o HI B 1 Nasyf 60 - √
ek T
niti mot R T 6. a 60 60 60
tif
f or Putri

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
28
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

Asyu 8. Khali - √
rra fatul
80 80 73
JUMLAH 102 Zahr
9 7
5 ah 60
RATA-RATA 64 9. Muh 86 √ -
% KETUNTASAN 5 4 amm
80 80
6 4 ad
% % Dafa 100
10. Muh 83 √ -
Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran amm
bahwa hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan ad 80 70
psikomotor) pada siklus I ini baru mencapai Ikhw
ketuntasan 56% dengan nilai rata-rata siswa 64. an 100
11. Muh 83 √ -
amm
80 80
Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ad
Afif 90
HASIL KETUN 12. Tisa 83 √ -
NAM PENILAIAN NILA TASAN Okta
85 85
A Psik I nalia 80
No Afe
SISW Kog o AKH 13. Marc 86 √ -
k T BT 80 80
A nitif moto IR el 100
tif
r 14. Fino
75 80
76 75 √ -
1. Nayl 86 √ - 15. Muk 80 √ -
a holif
80 80
Rah 80 80 a 80
matu 16. Nasyfa 80 √ -
l 100 Putri
2. Siska 86 √ - 80 80
Asyurr
Okta 80 80 a 80
viani 100 JUMLAH
134
3. Indra - √ 14 2
5
Setia 80 80 73 RATA-RATA 84
wan 60 KETUNTASAN 87
4. Syah 83 √ - 12,
,5
rul 5%
%
Ram 80 80
adha Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran
n 90 bahwa nilai akhir hasil belajar siswa (kognitif,
5. Bara 83 √ - afektif, dan psikomotor) pada siklus II ini sudah
q mencapai ketuntasan 87,5% dengan nilai rata-rata
80 80
Aza siswa 84.
m 90
6. Faiza 76 √ - Pembahasan
h Kegiatan Siklus I
70 70
Najm 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn
i 90 Menggunakan Metode Diskursus Multi
7. Jefri 76 √ - Representasi (DMR): Sebelum melaksanakan
Vebr proses pembelajaran peneliti terlebih dahulu
io 75 75 merancang rencana pelaksanaan pembelajaran
Mars (RPP). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
el 80 Kunandar (2007:262) bahwa RPP merupakan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
29
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

persiapan yang harus dilakukan oleh guru dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya
sebelum mengajar. Rencana pelaksanaan untuk meminta penjelasan. Klasifikasi, dimana
pembelajaran berisi garis besar (outline) tentang pada tahap ini siswa mengklasifikasi
apa yang akan dikerjakan oleh guru dan siswa permasalahan berdasarkan kriteria yang dibuat
selama proses pembelajaran, baik untuk satu dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa
kali pertemuan maupun beberapa kali juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
pertemuan. Jadi, RPP harus dirancang oleh guru Verifikasi, dimana pada tahap ini setiap
sebelum melaksanakan pembelajaran agar kelompok secara bersama meninjau kembali
pembelajaran berlangsung sistematis. RPP yang pendapat, saran dan pemikiran yang telah
dirancang merupakan gambaran dari kegiatan diklasifikasikan. Setiap pendapat, saran dan
yang akan dilaksanakan. Melalui RPP yang pemikiran diuji relevansinya dengan
dirancang dapat diketahui kegiatan apa yang permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat
akan dilakukan oleh guru dan kegiatan apa yang kesamaan maka yang diambil adalah salah
akan dilakukan oleh siswa. Selain itu, dengan satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun
adanya RPP pembelajaran yang akan kepada pemberi pendapat, saran dan pemikiran
dilaksanakan tersusun secara sistematis bisa dimintai argumentasinya. Konklusi
sehingga pembelajaran menjadi efektif dan (Penyepakatan), dimana pada tahap ini guru
efisien. Secara umum langkah-langkah yang atau pimpinan kelompok beserta peserta lain
perlu dilakukan guru dalam menyusun RPP mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif
adalah memilih standar kompetensi (SK), pemecahan masalah yang disetujui. Setelah
menentukan kompetensi dasar (KD), semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir
menentukan indikator, memilih materi yang cara pemecahan masalah yang dianggap paling
sesuai, merancang proses pembelajaran, dan tepat. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
merancang evaluasi. Selain itu juga memilih dan belum sempurna dan belum berhasil dengan
merancang suatu permasalahan yang akan baik, karena masih ada langkah-langkah dari
didiskusikan dalam pembelajaran. Semua Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
kegiatan ini berdasarkan kepada langkah- yang tidak berjalan dengan baik. Pada siklus I
langkah pembelajaran menggunakan Metode pelaksanaan pembelajaran belum bisa dikatakan
Diskursus Multi Representasi (DMR). berhasil dan belum memenuhi kriteria yang
Berdasarkan data aspek penilaian terhadap RPP diharapkan. Hal tersebut dikarenakan sebagian
siklus I, terlihat persentase skor yang diperoleh besar siswa belum terbisa dengan Metode
adalah 75% dengan kategori baik. Diskursus Multi Representasi (DMR) ini.
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn Menggunakan Dalam membentuk kelompok yang disesuaian
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR): dengan pandangan atau prespektif topik
Pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas IV SD pembelajaran yang ada terlalu menyita waktu
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung membuat keributan. Selain itu, dalam
menggunakan Metode Diskursus Multi pembelajaran siklus I terlihat siswa belum
Representasi (DMR) pada siklus I disajikan mampu mengembangkan keterampilan berpikir
dalam satu kali pertemuan dengan langkah- (thinking skill) maupun keterampilan sosial
langkah yang dijabarkan menurut Roestiyah (social skill) seperti keterampilan untuk
(2008: 74) seperti berikut: Pemberian mengemukakan pendapat, menerima saran dan
informasi, dimana pada tahap ini guru masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia
menjelaskan masalah yang akan dibahas dan kawan. Siswa belum mampu mengungkapkan
latar belakangnya, kemudian siswa dibentuk idenya secara verbal dan membandingkan
beberapa kelompok beranggotakan 4-5 siswa. dengan ide temannya. Mereka juga belum
Guru juga mengajak siswa agar aktif untuk mampu saling bertukar pendapat dan terlihat
memberikan tanggapannya. Identifikasi, enggan menyampaikan pendapatnya karena
dimana pada tahap ini siswa diajak memberikan mereka malu dan takut salah.
pendapat, saran dan pemikiran sebanyak- 3. Hasil Belajar PKn Menggunakan Metode
banyaknya pada masing-masing kelompok. Diskursus Multi Representasi (DMR):
Semua pendapat, saran dan pemikiran yang Berdasarkan catatan pada lembar observasi dan
diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan diskusi peneliti dengan teman sejawat,
dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta penyebab dari masih rendahnya keterlibatan dan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
30
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

hasil belajar siswa pada siklus I adalah diskusi dengan teman sejawat. Kegiatan inti
kurangnya pengorganisasian waktu dan pembelajaran tetap mengedepankan
pemberian motivasi oleh peneliti. Penyebab lain penggunaan Metode Diskursus Multi
dari belum berhasilnya pelaksanaan Metode Representasi (DMR). Pada siklus II aktifitas
Diskursus Multi Representasi (DMR) ini adalah siswa sudah meningkat, karena hampir seluruh
kebiasaan siswa dalam belajar yang masih siswa mau terlibat secara aktif dalam
terbiasa menerima informasi dari guru sehingga pembelajaran. Pada siklus II alokasi waktu
siswa sulit menyesuaikan diri dengan model sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah
pembelajaran ini. Dari hasil analisis hasil belajar ditentukan dan siswa sudah terbiasa dengan
siswa, baik dari kognitif, afektif, dan Metode Diskursus Multi Representasi (DMR).
psikomotor yang diperoleh selama Pada siklus II guru memberi arahan yang jelas.
pembelajaran pada siklus I, nilai akhir yang Siswa berusaha untuk aktif dan berusaha untuk
diperoleh siswa baru mencapai mencapai mampu mengeluarkan ide-ide dan gagasan
ketuntasan 56% dengan nilai rata-rata siswa 64. dalam dalam memberi tanggapan, bantahan
Hal ini masih jauh dari target yang diharapkan. atau koreksi dalam kegiatan diskusi. Jadi, dapat
Keadaan ini disebabkan karena guru dalam disimpulkan bahwa pada siklus II penggunaan
menyajikan materi belum mencakup dengan Metode Diskursus Multi Representasi (DMR)
tujuan dan materi pembelajaran dengan jelas, dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri
serta belum termotivasinya siswa untuk 05 Sitiung Kecamatan Sitiung sudah berjalan
berdiskusi. Berdasarkan hasil pengamatan optimal dalam melibatkan siswa secara
siklus I yang diperoleh, maka direncanakan langsung dan siswa sudah mampu berpikir kritis
untuk melakukan siklus II. Peneliti harus terhadap suatu permasalahan yang diajukan.
meningkatkan pembelajaran dan Dalam waktu yang bersamaan siswa dapat
pengorganisasian waktu dengan tetap berbicara mengungkapkan pendapat dan lebih
memperhatikan perbedaan yang ada pada setiap banyak ide yang di munculkan oleh siswa. Hal
siswa karena masing-masing indiIVdu memiliki ini dapat mempengaruhi motivasi, dan keaktifan
karakteristik dan potensi yang berbeda dan setiap indiIVdu dan mereka mempunyai rasa
pemberian motivasi untuk berpendapat. percaya diri dan dapat menilai kemampuan diri
Kegiatan Siklus II mereka sendiri. Atmosfer di dalam kelas pun
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn menjadi kondusif dan menyenangkan.
Menggunakan Metode Diskursus Multi 3. Hasil Belajar PKn Menggunakan Metode
Representasi (DMR): Dari kekurangan pada Diskursus Multi Representasi (DMR): Pada
siklus I maka disusunlah rencana tindakan pada siklus II pembelajaran menggunakan Metode
siklus II dengan melakukan perbaikan. Sebelum Diskursus Multi Representasi (DMR) sudah
memulai pembelajaran peneliti juga merancang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Ini
RPP seperti halnya pada siklus I. Pada dasarnya dapat dibuktikan melalui peningkatan perolehan
perencanaan siklus II ini merupakan nilai siswa dibandingkan pada siklus I.
penyempurnaan dari perencanaan siklus Berdasarkan nilai akhir dari siklus II
sebelumnya. Materi yang akan diajarkan adalah menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi
kelanjutan dari materi siklus I. Berdasarkan dengan nilai akhir hasil belajar siswa (kognitif,
aspek penilaian terhadap RPP siklus II, terlihat afektif, dan psikomotor). Pada siklus II ini sudah
persentase skor yang diperoleh mencapai 88% mencapai ketuntasan 87,5% dengan nilai rata-
dengan kategori sangat baik. rata siswa 84. Dengan demikian, pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn Menggunakan PKn menggunakan Metode Diskursus Multi
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR): Representasi (DMR) telah berhasil
Pembelajaran PKn menggunakan Metode meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
Diskursus Multi Representasi (DMR) pada hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 05
siklus II di kelas IV SD Negeri 05 Sitiung Sitiung Kecamatan Sitiung dalam pembelajaran
Kecamatan Sitiung ini sudah berjalan dengan PKn ini sejalan dengan pandangan Roestiyah
baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (2008:70) bahwa pembelajaran dengan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sama menggunakan Metode Diskursus Multi
seperti siklus sebelumnya dengan melakukan Representasi (DMR) dapat meningkatkan
beberapa perbaikan berdasarkan refleksi dan pemikiran kolektif kelompok, dengan melibatkan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
31
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23 – 32

satu sama lain, mendengarkan dan membangun ide- Soal Cerita Pecahan Menggunakan Strategi
ide lain yang akan membantu meningkatkan Polya. Jurnal JVEIT. Vol. 1 No. 1.
kepercayaan diri setiap siswa dalam menyampaikan [6] Sanjaya W. 2007. Strategi Pembelajaran
idenya, sehingga memungkinan untuk setiap siswa Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta.
lebih aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Kencana Prenada Media Group.
[7] Hamalik H, 2003. Perencanaan Pengajaran
4. Kesimpulan Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung:
Bumi Aksara, 2003.
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan
[8] Surakhmad W. Pengantar Interaksi Belajar-
dapat disimpulkan sebagai berikut: Mengajar. Pakguruonlinependidikan.net/buku
1. Sebelum melaksanakan pembelajaran PKn di kelas tua pakguru dasar kpdd.
VI SD Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung, guru [9] Hidayat AA, 2007. Metode Penelitian
membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
disesuaikan dengan langkah-langkah Metode Jakarta. Salemba Medika.
Diskursus Multi Representasi (DMR). [10] Friska. Sonia Y., Dkk. 2022. Pengembangan e-
2. Pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas VI SD LKPD dengan 3D Pageflip Berbasis Problem
Negeri 05 Sitiung Kecamatan Sitiung menggunakan Solving pada Tema Lingkungan Sahabat Kita
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) terdiri di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 6 No.
beberapa tahap kegiatan, yang dibagi menjadi
2.
kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir pembelajaran. Kegiatan inti [11] Friska. Sonia Y., Novitasari Ana. 2020.
pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah Peningkatan Hasil Belajar Pemecahan
Metode Diskursus Multi Representasi (DMR) yang
Masalah Soal Cerita Pecahan Menggunakan
meliputi: (1) Pemberian informasi; (2) Identifikasi;
Strategi Polya. Jurnal JVEIT. Vol. 1 No. 1.
(3) Klasifikasi; (4) Verifikasi; dan (5) Konklusi [12] Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran
(Penyepakatan) Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
3. Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 05 Sitiung
Prestasi Pustaka
Kecamatan Sitiung dalam pembelajaran PKn
[13] Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran,
menggunakan Metode Diskursus Multi Representasi Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(DMR) menunjukkan peningkatan yang cukup Jakarta : Kencana
signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh
siswa baru mencapai ketuntasan 60% dengan nilai
rata-rata 69, sedangkan pada siklus II menunjukkan
peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai rata-rata
siswa 82 dengan ketuntasan mencapai 86%.

Daftar Rujukan
[1] A Hasan, 2014. Prose Pendidikan Agama
Islam. Dikutip dari alamat URL
http://eprints.wali
songo.ac.id/3562/2/093111010_bab1.pdf.
[2] M Mashuri, 2010. Pembelajaran Agama Islam
di MTS AL-Amin. Dikutip dari alamat URL
http://digilib.uinsby.ac.id/8384/1/bab1.pdf.
[3] Iswati RN, 2019. Memahami Kisah
Keteladanan Nabi lewat Bermain Peran.
Dikutip dari alamat URL:
https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/unt
ukmu-guruku/2019/12/03/memahami-kisah-
keteladanan-nabi-lewat-bermain-peran/
[4] Friska. Sonia Y., Dkk. 2022. Pengembangan e-
LKPD dengan 3D Pageflip Berbasis Problem
Solving pada Tema Lingkungan Sahabat Kita
di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 6 No.
2.

[5] Friska. Sonia Y., Novitasari Ana. 2020.


Peningkatan Hasil Belajar Pemecahan Masalah

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 23– 32
32

You might also like