You are on page 1of 11

i jt veT

I nt er nat io na l Jo ur na l o f T ec hno lo g y Vo cat io na l E ducat io n a nd T r a ining

Vol. 3 No. 1 (2022) 12 - 22 ISSN Media Elektronik:2723-0546

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti melalui Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V
SDN 02 Sitiung
Eka Juliarti1
1
SDN 02 Sitiung
1
ekajuliarti17@gmail.com

Abstract
This research starts from the fact in the field that learning carried out by teachers often use conventional
learning models, where teachers are always the center of learning (teaching centered) so that the learning
outcomes of PAI and BP students are not as expected. Therefore, action is taken by using a Jigsaw type cooperative
learning model that makes the students the learning center itself (student centered). This research aims to improve
the learning process of PAI and BP in the classroom so that it can improve the learning outcomes of PKn in class
V SD 02 Sitiung. The approach used in this study is a qualitative approach. Data collection was carried out with
observations, interviews, tests, and observation sheets. Jigsaw type cooperative learning model is a learning model
that places students in study groups of 4 or 5 students. This learning model is done through stages, starting from
conveying learning objectives, providing information about the material studied, organizing students into groups,
reading/ giving materials, placing students in expert groups, presenting materials to members of the original
group, holding quizzes/ tests , give an award. From the results of the study, it is seen that by using the Jigsaw type
cooperative learning model can improve the learning outcomes of PAI and BP students in class V SDN 02 Sitiung.
From the results of student learning for the assessment of results in cycle I obtained a value with an average of 72
and there was an increase in student learning outcomes in cycle II that is the assessment of results obtained a
value with an average of 87.

Keywords: Cooperative Learning Type Jigsaw, Learning Outcomes

Abstrak
Penelitian ini berawal dari kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sering
menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru selalu menjadi pusat pembelajaran (teaching
centered) sehingga hasil belajar PAI dan BP siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu dilakukan
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang menjadikan siswa pusat
pembelajaran itu sendiri (student centered). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran PAI
dan BP di kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PKn di kelas V SD 02 Sitiung. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi,
wawancara, tes, dan lembar pengamatan. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4 atau 5 orang siswa. Model
pembelajaran ini dilakukan melalui tahap-tahap yaitu dimulai dari menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan informasi tentang materi yang dipelajari, mengorganisasi siswa ke dalam kelompok, membaca/
pemberian materi, penempatan siswa dalam kelompom ahli, mempresetasikan materi pada anggota kelompok asal,
mengadakan kuis/ tes, memberikan penghargaan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan BP siswa di kelas V SDN 02
Sitiung. Dari hasil belajar siswa untuk penilaian hasil pada siklus I diperoleh nilai dengan rata-rata 72 dan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu penilaian hasil diperoleh nilai dengan rata-rata 87.

Kata Kunci: Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw, Hasil belajar

Diterima Redaksi : 14-07-2022 | Selesai Revisi : 31-07-2022 | Diterbitkan Online : 31-07-2022


12
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

1. Pendahuluan waktu memberikan respons pada guru. Walaupun


Latar Belakang demikian ketidakpuasan tidak cukup mengganti
Pelaksanaan pendidikan di sekolah dasar konsepsi lama dengan konsepsi baru yang
merupakan fenomena menggambarkan kondisi diperoleh dari tanggapan guru dan teman-teman.
yang sesaat akan berlalu, maka perlu memahami Pembangunan pengetahuan pada struktur kognitif
arti belajar adalah ilmu yang pertama-tama sekali peserta didik, baik secara super-ordinat maupun
harus dikuasai oleh seorang guru untuk secara sub ordinat. Membentuk suatu peta konsep
menyiapkan diri melalui pembelajaran. Pendidikan dengan hearachie konsep dan hubungan antara
Al-Qur’an di Sekolah Dasar sebagai landasan yang konsep secara bermakna bergantung pada kesiapan
integral dari pendidikan Agama, memang bukan dan kemampuan seorang untuk membangunnya.
satu-satunya faktor yang menentukan dalam [1]
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, Pada dasarnya dalam keadaan normal, pikiran
tetapi secara substansial memiliki kontribusi dalam anak usia sekolah dasar berkembang secara
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berangsur-angsur dan secara tenang. Anak betul-
mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan betul ada dalam stadium belajar. Disamping
(tauhid) dan Ahlakul karimah dalam kehidupan keluarga. Sekolah memberikan pengaruh yang
sehari-hari. sistematis terhadap pembentukan akal budi anak.
Pembaharuan pendidikan yang dilakukan Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini mencapai
melalui rumusan kebijakan memberikan dasar intensitas paling besar dan paling kuat. Daya
hukum dan rujukan operasional. Walaupun menghafal dan daya memorisasi (dengan sengaja
diharapkan bahwa anak-anak yang datang dari memasukkan dan meletakkan pengetahuan dalam
lingkungan yang kuat agamanya, berstatus ingatan ) adalah paling kuat dan anak mampu
pendidikan atau berstatus sosial ekonomi yang memuat jumlah materi ingatan paling banyak.
lebih tinggi, akan mempunyai kebiasaan-kebiasaan Cooperative Learning Tipe Jigsaw yang
yang baik. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diberikan kepada siswa kelas V SDN 02 Sitiung
dan Budi Pekerti pada yang dimaksud untuk pada pembelajaran PAI dan BP akan terjadi proses
memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, pembelajaran aktif yaitu proses pembelajaran tidak
kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang hanya pengajar yang menjadi sumber belajar satu-
terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga satunya. Peserta didik diharapkan dapat
dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari melaksanakan apa yang menjadi tanggung
sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah jawabnya baik di dalam kelas maupun di luar
SWT. kelas.. Peserta didik yang tidak bergairah belajar
Berdasarkan realitas yang sekarang sedang seorang diri akan menjadi bergairah bila dia
berkembang di daerah otonomi, nampak secara dilibatkan dalam kerja kelompok.
meyakinkan bahwa sektor pendidikan telah Dari latar belakang diatas peneliti tertarik
melahirkan kemampuan peserta didik. Kunci untuk untuk meniliti lebih jauh tentang “Upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran adalah Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama
kemampuan guru mengajar. Pendekatan yang Islam dan Budi Pekerti melalui Cooperative
khusus dan tidak ada tugas yang berat yang Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN 02
dipersyaratkan dari pihak guru yang Sitiung”.
memungkinkan anak belajar. Dengan perkataan
lain asal saja guru mendekati anak lebih banyak Tujuan Penelitian
dengan pengertian dari pada dengan perintah, Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan
asalkan guru yang lebih banyak memberikan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan
pengalaman dari pada memberikan tugas. Dalam Agama Islam dan Budi Pekerti melalui
memelihara kesucian serta kemurnian Al-Qur'an, Cooperative Learning Tipe Jigsaw di kelas IV SD
Allah SWT memberikan kemudahan kepada Negeri 02 Sitiung.
hamba-hambaNya yang berminat dan sungguh-
sungguh untuk menghafal kitab suci Al-Qur'an. 2. Tinjauan Pustaka
Ditinjau dari faktor anak itu sendiri, mula-mula
anak itu merasa tidak puas dengan konsepsinya Cooperative Learning Tipe Jigsaw [2]

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
13
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

Pada pendekatan pembelajaran ini terdapat kelipatan empat, sehingga pertanyaan untuk
kelompok cooperative (asal) dan kelompok ahli. masing-masing topik sama jumlahnya; dan (h)
Kelompok cooperative, yaitu kelompok induk Mempersiapkan alat bantu yang menunjang
siswa yang beranggotakan siswa dengan pembelajaran; (2) Tahap Pelaksanaan: (a)
kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang Penempatan Siswa dalam Kelompok Cooperative:
beragam. Kelompok cooperative merupakan menempatkan siswa ke dalam kelompok yang
gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu masing-masing kelompok terdiri dari empat orang
kelompok siswa yang terdiri dari anggota dengan cara mengurutkan siswa dari atas ke bawah
kelompok cooperative yang berbeda yang berdasarkan kemampuan akademiknya daftar siswa
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga
topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang bagian. Kemudian diambil satu siswa dari tiap
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok
dijelaskan kepada anggota kelompok cooperative. yang sudah terbentuk diusahakan berimbang selain
[3] menurut kemampuan akademik juga diusahakan
Tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan menurut jenis kelamin dan etnis; (b) Penempatan
rasa tanggung jawab siswa terhadap Siswa dalam Kelompok Ahli: penempatan siswa
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran dalam kelompok ahli dengan mendistribusikan
orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi secara acak dalam masing-masing tim atau dengan
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengatur siswa yang masuk dalam kelompok ahli
memberikan dan mengajarkan materi tersebut dimana di dalam masing-masing kelompok-
kepada kelompok yang lain. Dengan demikian, kelompok ahli terdapat anak yang prestasinya
siswa saling tergantung satu sama lain dan harus tinggi, sedang, dan rendah; (c) Membaca
bekerjasama secara cooperative untuk mempelajari (Pemberian Materi): siswa menerima topik-topik
materi yang ditugaskan.”. [4] pakar dam membaca bahan yang akan diberikan
Dengan menggunakan pendekatan belajar ini untuk menemukan informasi. Begitu siwa telah
merupakan alternatif menarik karena materi belajar mendapatkan topik, biarkan mereka membaca
bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bahan-bahan yang telah mereka terima, atau
bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. jadikan membaca tersebut menjadi PR.
Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila Membagikan lembar ahli, dan kemudian menugasi
digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh setiap siswa untuk mengerjakan topik tertentu
siswa lain membentuk kumpulan pengetahuan atau (datangi setiap tim dan tunjuk setiap siswa untuk
keterampilan yang padu.[5] mengerjakan topik tertentu). Jika tim terdiri atas
Beberapa langkah yang dilakukan dalam lima anggota, mengambil salah satu topik bersama-
pelaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw, yaitu: (1) sama; (d) Diskusi Kelas Ahli (Pakar): Para siswa
Tahap Persiapan (Pracooperative): (a) yang memiliki topik-topik ahli yang sama bertemu
Menentukan topik-topik / materi pembelajaran; (b) untuk mendiskusikannya dalam kelompok-
Menemukan buku sumber yang berhubungan kelompok ahli. Masing-masing kelompok memilih
dengan materi pembelajaran yang akan dibahas; (c) pemimpin diskusi. Pemimpin diskusi tidak harus
Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan tertentu.
materi pembelajaran; (d) Membuat “lembar pakar” Pekerjaan pemimpin diskusi adalah sebagai
(expert sheet) untuk masing-masing unit. Lembar moderator diskusi, memanggil para anggota
ini memberi tahu siswa apa yang harus kelompok yang mengangkat tangan dan mencoba
dikonsentrasikan ketika mereka membaca, dan memastikan bahwa setiap orang berpartisipasi.
kelompok ahli yang mana yang akan bekerja Memberikan waktu sekitar dua menit kepada
dengan mereka; (e) Membuat bagan diskusi kelompok-kelompok ahli untuk membahas topik-
(bersifat pilihan). Bagan diskusi untuk masing- topik mereka. Siswa harus telah mencoba
masing topik dapat membantu membimbing menemukan informasi tentang topik-topik mereka
diskusi dalam kelompok-kelompok ahli; (f) dalam teks, dan mereka saling bertukar informasi
Membuat kerangka-kerangka kegiatan yang akan dan saling membantu satu sama lain dalam
dilaksanakan dalam proses pembelajaran; (g) kelompok untuk mempelajari topik tersebut. Para
Buatlah kuis, tes esai, atau asesmen lain untuk anggota kelompok membuat catatan masalah yang
masing-masing unit. Kuis minimal harus terdiri akan didiskusikan. Guru harus membimbing siswa
atas delapan pertanyaan, dua unit setiap topik, dalam melakukan diskusi tanpa mengambil alih

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
14
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

kepemimpinan kelompok. Guru harus menekankan masing-masing, kemudian setiap anggota


kepada pemimpin diskusi untuk memastikan setiap kelompok asal menjelaskan dan menjawab
anggota berpartisipasi dalam diskusi; dan (e) pertanyaan mengenai sub materi pelajaran yang
Laporan Kelompok: Setelah diskusi kelas ahli menjadi keahlian kepada anggota kelompok asal,
(pakar) para anggota kelompok kembali pada diskusi kelas dan pemberian kuis, pemberian
kelompok cooperative dan mangajarkan kepada penghargaan kelompok, kepada kelompok yang
teman sekelompoknya apa yang telah mereka memperoleh nilai tertinggi diberikan penghargaan.
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat
Mereka membutuhkan waktu lima belas menit mengembangkan potensi siswa secara efektif,
untuk mengulas sesuatu yang telah mereka pelajari sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator dan
tentang topik-topik mereka yang mereka temukan motivator dalm pembelajaran.
dari bacaan dan diskusi pada kelompok ahli. Disini
guru menekankan kepada siswa bahwa mereka Hasil Belajar
harus bertanggungjawab kepada teman-teman tim Hasil belajar merupakan faktor yang penting
mereka untuk menjadi guru yang baik dan dalam pendidikan. Secara umum hasil belajar
pendengar yang baik. Selain itu juga guru dapat dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh
membantu kelompok yang mendapat kesulitan dan siswa melalui proses pembelajaran. Hasil belajar
memberi penekanan terhadap konsep yang sedang yang diperoleh siswa akan tergantung pula dari
dibahas; dan (3) Tahap Penutup (Pasca pendekatan pembelajaran yang dipakai guru dalam
Cooperative): (a) Mengadakan Kuis/ Tes: Siswa pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan
mengambil kuis individu yang mencakup semua yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses
topik yang telah dibahas. Seluruh siswa pembelajaran. [7]
menukarkan kuis dengan para anggoata tim-tim Hasil belajar adalah sesuatu akibat dari proses
yang lain untuk skoring atau dapat juga dilakukan belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu
oleh guru sendiri. Tes ini juga dilakukan untuk berupa tes yang di susun secara terencana, baik tes
melihat pemahaman siswa terhadap materi yang tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. [8]
dibahas dan melihat kemajuan perkembangan Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar siswa; (b) Penghargaan Kelompok: Setelah hasil belajar siswa dapat kita lihat dari perubahan-
kuis dilakukan penghitungan skor perkembangan perubahan yang terjadi dari siswa itu sendiri baik
individu dan skor kelompok, terlebih dahulu dari aspek pengetahuan, sikap, ataupun
tentukan skor dasar yang diambil dari tes formatif keterampilan yang diperlihatkan oleh siswa. Hasil
yang telah dilakukan sebelumnya, lalu hitung skor belajar siswa dapat dilihat, salah satunya melalui
peningkatan individu , yaitu selisih perolehan skor hasil tes dan ujian siswa.
dasar dengan skor kuis terakhir. [6]
Pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw 3. Metode Penelitian
ini dapat digunakan dalam penyampaian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
pembelajaran PAI. Terlebih dahulu memotivasi
kelas dengan cara pelaksanaanya menggunakan
dan menyampaikan tujuan, menyajikan atau
pendekatan kualitatif yang difokuskan pada
menyampaikan materi pelajaran, pembentukan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 3-4
proses pembelajaran.
orang, memberikan materi yang berbeda pada
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas
setiap anggota kelompok.
V SDN 02 Sitiung yang berjumlah 13 orang terdiri
Pembelajaran pada kelompok asal, setiap
dari laki-laki 7 orang dan perempuan 6 orang.
anggota sekelompok asal mempelajari sub materi
Mereka berasal dari keluarga yang berekonomi
pelajaran yang akan menjadi keahliannya,
menengah kebawah. Padaumumnya meraka kurang
pembentukan kelompok ahli, kemudian masing-
ceria atau serius dalam belajar. Untuk kelas V
masing ahli sub materi yang sama dari kelompok
merupakan kelas yang harus ditingkatkan hasil
yang berlainan bergabung membentuk kelompok
belajar karena hanya ada beberapa peserta didik
baru yang disebut kelompok ahli, diskusi kelompok
saja yang memiliki kemampuan belajar yang baik
ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi
dalam proses pembelajaran. Waktu pelaksanaan
tentang materi yang menjadi tanggung jawabnya,
penelitian pada Semester I tahun Pelajaran
diskusi kelompok asal (induk), anggota
2021/2022 yang dilaksanakan di SD Negeri 02
sekelompok ahli kembali ke kelompok asal
Sitiung Terletak di Jorong Siguntur, Nagari

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
15
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

Siguntur, Kecamatan Sitiung Kabupaten Dari data di atas, dapat dioeroleh gambaran bahwa
Dharmasraya. hasil pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw adalah
Pembelajaran PAI dan BP Dengan Pendekatan sebagai berikut: angka perolehan tertinggi adalah 90
yaitu 1 orang, nilai 80 yaitu 4 orang, nilai 70 yaitu 5
Coopertive Learning Tipe Jigsaw.
orang, nilai 60 yaitu 3 orang. Jadi, hasil pembelajaran
PAI dan BP pada siklus I ini masih dalam kategori
belum tuntas.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Ketuntasan
Hasil %
Nama Belajar
No Tes Ketuntasan
Siswa Tun Belum
Akhir Perorangan
tas Tuntas
Dea
1 Silviana 80 80% √
Putri
Earlie
2 Damara 90 90% √
Ibharani
3 Habibullah 70 70% √
Hafif
4 100 100% √
Alvaro
Ikhsan
5 90 90% √
Saputra
4. Hasil dan Pembahasan Kevin
Hasil Penelitian 6 Dearly 70 70% √
Anandira
Khalisa
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 7 Amaturrahi 90 90% √
mi
Ketuntasan Muhammad
Hasil % 8 Zafran 100 100% √
Belajar
No Nama Siswa Tes Ketuntasan Idwan
Tun Belum
Akhir Perorangan Olivia Putri
tas Tuntas 9 100 100% √
Dea Pevita
1 Silviana √ 10 Revaldo 90 90% √
Putri 70 70% 11 Sahira Elsa 80 80% √
Earlie Tegar
2 Damara √ 12 Milan 90 90% √
Ibharani 80 80% Ramadhan
3 Habibullah 60 60% √ Nay Putri
13 80 80% √
Hafif Aisyah
4 √
Alvaro 90 90% Jumlah 1130 11 2
Ikhsan Rata-rata 87 85 15
5 √
Saputra 80 80% Persentase 87% 85% 15%
Kevin
6 Dearly √
Anandira 60 60% Dari data di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa
Khalisa hasil pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan
7 Amaturrahi √ pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw adalah
mi 80 80% sebagai berikut: perolehan tertinggi adalah 100 yaitu 3
Muhammad
8 Zafran √ √
orang, nilai 90 yaitu 5 orang, nilai 80 yaitu 3 orang, ,
Idwan 80 80% nilai 70 yaitu 2 orang,. Jadi, hasil pembelajaran PAI dan
9
Olivia Putri BP pada siklus II ini kategori tuntas.
Pevita 60 60% √
10 Revaldo 70 70% √ Pembahasan Penelitian
11 Sahira Elsa 70 70% √ Pembahasan Siklus I
Tegar Milan
12
Ramadhan 70 70% √ Bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
Nay Putri pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw: Rencana
13 √
Aisyah 70 70 pelaksanaan pembelajaran ini dirancang berdasarkan
Jumlah 940 5 8 langkah-langkah pembelajaran cooperative learning tipe
Rata-rata 72 38 62
Jigsaw. Sesuai dengan pendapat Menurut Robert (dalam
Persentase 72% 38% 62% Muhammad, 2006:29), langkah-langkah pembelajaran
cooperative learning tipe Jigsaw adalah: (1) Guru
memberikan pengenalan mengenai topik yang akan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
16
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

dibahas; (2) Siswa dibagi atas kelompok kecil masing- yang akan diperolehnya atau pengetahuan yang
masing beranggotakan sebanyak 5 orang; (3) Guru diperoleh sekarang dengan pengalaman yang telah
membagi materi pelajaran; (4) Siswa dengan materi dimilikinya. Pada siklus I siswa sudah dapat menerima
yang sama membentuk kelompok baru (ini disebut pelajaran, mereka serius dalam mendengarkan
dengan kelompok ahli); (5) Peserta kelompok yang telah penjelasan guru dalam menyampaikan tujuan
memiliki keahlian sesuai dengan topik yang mereka pembelajaran, sehingga siswa mengetahui apa yang
bahas dikelompok ahli, kembali kekelompok semula harus dikuasai setelah melaksanakan pembelajaran ini
(kelompok awal). Mereka bertanggung jawab untuk nantinya, sehingga dengan sendirinya pikirannya dapat
menyampaikan keahlian yang telah mereka dapatkan terfokus terhadap materi yang didiskusikan. [10]
kepada anggota kelompoknya; (6) Pada akhir Tujuan pembelajaran yang disampaikan akan dapat
pembelajaran diberikan tes kepada siswa secara membantu dan mengarahkan siswa dalam belajar. Oleh
individual atau materi yang dijelaskan meliputi materi sebab itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas
yang telah dibahas; dan (7) Memberikan penghargaan akan dapat membantu siswa dalam belajar, hal ini
pada kelompok. Rancangan pembelajaran yang disusun disebabkan karena dengan memberikan tujuan
berdasarkan program semester sesuai dengan penelitian. pembelajaran dapat mengarahkan siswa terhadap materi
3.2 Memahami makna Asmaul Husna: al- Mumit, al- yang harus dikuasai atau dicapai oleh siswa setelah
Hayy, al- Qayyum, dan al-Ahad. Rencana pelaksanaan melaksanakan kegiatan pembelajaran. [11]
pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
pracooperative, tahap cooperative, dan tahap Tahap Cooperative
pascacooperative. Penempatan Siswa dalam Kelompok Cooperative.
Pelaksanaan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Kegiatan yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah
Siklus I: Pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP dengan penempatan siswa dalam kelompok cooperative.
menggunakan pendekatan cooperative learning tipe Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang
Jigsaw dengan materi pembelajaran Mengenal Allah siswa. dengan alasan jika anggota kelompok terlalu
SWT melalui asmaul husna. banyak akan sulit terjadi kerjasama antara siswa dan
Pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap mengeluarkan pendapat, sehingga didomonasi oleh
pracooperative, tahap cooperative, dan tahap siswa yang pandai dan jika anggota kelompok terlalu
pascacooperative. Antara lain: kecil akan mengakibatkan terbatasnya interaksi yang
dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama untuk
Tahap Pra Cooperative menyelesaikan tugas.
Memotivasi Siswa dan Menyampaikan Tujuan Menyarankan empat orang, dimana para siswa
Pembelajaran, Pada tahap ini langkah yang dilakukan bekerja secara berpasangan, dan kemudian kedua
peneliti adalah kegiatan membuka pelajaran berupa pasangan dari keempat orang tersebut saling berintekrasi
menyiapkan kondisi kelas untuk belajar dengan satu sama lain”. Pembentukan kelompok dengan cara
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebelum kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang telah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, praktisi diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga tingkat
terlebih dahulu memotivasi siswa untuk belajar yaitu kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kemudian
dengan menyanyikan lagu secara bersama yang ambil satu siswa dari tiap bagian sebagai anggota
berkaitan dengan materi yang akan di pelajari. kelompok. [12]
Hanya dengan motivasilah siswa dapat tergerak Kelompok yang sudah dibentuk diusahakan
hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang berimbang selain menurut kemampuan akademik juga
lain”. Dari hasil penelitian bahwa pada siklus I ini diusahakan menurut jenis kelamin dan latar belakang.
dilaksanakan dengan memotivasi siswa untuk belajar Membaca (Pemberian Materi) Setelah siswa duduk
yaitu dengan menyanyikan lagu secara bersama yang dalam kelompok cooperative, peneliti membagikan
berkaitan dengan materi yang akan di pelajari yaitu lagu lembar ahli berupa LKPD yang akan didiskusikan pada
asmaul husna. Pada saat bernyanyi semua siswa terlihat kelompok ahli. Untuk memahami tugas yang akan
bersemangat karena siswa hafal dengan lagu yang dikerjakan, siswa terlebih dahulu membaca dan
dinyanyikan. Kemudian guru melanjutkan dengan tanya memahami LKPD yang diberikan. Penempatan Siswa
jawab tentang isi lagu. Sebagian besar siswa tunjuk dalam Kelompok Ahli. Setelah siswa memahami tugas
tangan dan guru menunjuk salah seorang siswa dan yang akan dikerjakan, siswa ditempatkan dalam
siswapun langsung menjawab pertanyaan yang kelompok ahli berdasarkan kesamaan topik yang
dilontarkan guru. Hal ini penting dilakukan karena terdapat pada LKPD. Jadi, keanggotaannya terdiri dari
pengetahuan di bangun berdasarkan informasi yang kelompok cooperative yang berbeda dan tingkat
diperoleh siswa atau pengetahuan yang diperoleh kemampuan akademis yang berbeda. Keanggotaan ini
sekarang dengan pengalaman yang telah dimilikinya.[9] dapat ditentukan sendiri oleh peneliti.
Dengan membangkitkan skemata siswa dapat
menyebabkan terjadinya hubungan antara informasi Diskusi Kelompok Ahli

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
17
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

Pada kelompok ahli siswa mendiskusikan tugas yang telah diperoleh selama kegiatan belajar. Hadiah
yang terdapat dalam LKPD. Siswa saling mengeluarkan yang diperoleh beranekaragam sesuai dengan kriteria
ide dan pendapat untuk menyelesaikan tugas. Tetapi yang telah ditentukan. Seperti kelompok super
kegiatan diskusi ini kurang terlaksana dengan baik, memperoleh buku tulis, kelompok hebat memperoleh
karena kegiatan diskusi yang mengandung unsur pena dan kelompok terbaik memperoleh rol.
kerjasama baru pertama kali dilakukan siswa dan siswa Hadiah yang diberikan dapat membuat siswa
masih malu-malu dalam mengeluarkan pendapat, hanya merasa bangga karena hasil kerjanya dihargai dalam
10 orang yang berani mengeluarkan pendapat. Selain bentuk materi, sehingga siswa dengan semangat yang
berdiskusi siswa juga mencari informasi yang berkaitan tinggi berusaha menunaikan tugasnya dengan baik. [13]
dengan tugas, agar pertanyaan dapat dijawab dengan Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok
benar, karena keterbatasan sarana informasi yang mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Untuk
diperoleh siswa sangat sedikit. skor rata-rata kelompok lebih atau sama dengan 25 poin
Setelah melakukan diskusi dan menguasai materi penghargaan kelompok yang diperoleh adalah kelompok
yang telah dibahas pada pada kelompok ahli, siswa super. Skor rata-rata kelompok 16-25 poin adalah
kembali ke kelompok cooperative untuk mengajarkan kelompok hebat. Dan skor rata-rata kelompok 5-15 poin
materi yang telah didiskusikan. Masing-masing siswa adalah kelompok terbaik.
bertanggung jawab terhadap materi yang telah diterima
dan mengajarkan kepada teman didalam kelompoknya. Pembahasan Siklus II
Kegiatan ini tidak boleh berakhir sampai semua Tahap pembelajaran pada siklus II sama dengan
anggota kelompok dapat memahami materi yang langkah-langkah cooperative learning tipe Jigsaw pada
diajarkan temannya. Siswa diberi kesempatan secara siklus I, hanya perbaikan pada tahap penempatan siswa
bergantian menjelaskan materi Mengenal Allah SWT dalam kelompok cooperative, diskusi kelompok ahli dan
melalui asmaul husna. Dalam belajar cooperative siswa laporan kelompok. Dengan memberikan tindakan
belajar bersama, saling menyumbang pikiran dan berupa peninjauan kembali kelompok cooperative
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar dengan mengganti keanggotaan kelompok pada siklus I,
baik secara individu maupun kelompok. [6] pemberian teks bacaan dan pelaksanaan diskusi kelas.
Kegiatan penyampaian materi kepada teman sebaya Pembelajaran mengenal kitab-kitab Allah pada siklus II
baru pertama kali dilakukan siswa sehingga dalam sudah berjalan dengan baik, walau masih ada dua orang
penyampaian materi siswa mengalami kesulitan dan siswa yang belum dapat menyelesaikan soal.
malu-malu dalam menyampaikan materi karena takut Tahap pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP
salah dan dicemoohkan temannya. Akibatnya materi dengan menggunakan pendekatan cooperative learning
yang disampaikan kurang dipahami siswa. Hanya 5 tipe Jigsaw dapat dijelaskan sebagai berikut:
orang saja yang mampu melakukannya. Setelah itu siswa
di bawah bimbingan guru menyimpulkan pelajaran yang Tahap Pra Cooperative
telah dipelajari, dan siswa kembali duduk secara Memotivasi Siswa dan Menyampaikan Tujuan
klasikal. Untuk memotivasi siswa dalam belajar, maka
sebelum melaksanakan pembelajaran seorang guru
Tahap Pasca Cooperative harus dapat membangkitkan skemata siswa dengan
Mengadakan Kuis/ Tes. Kegiatan akhir dari melakukan tanya jawab tentang pengetahuan
pembelajaran ini adalah mengadakan tes. Tes yang sebelumnya yang berhubungan dengan materi yang akan
diberikan guru berupa objektif dengan jumlah soal 10 diajarkan pada saat itu. Selain itu, dapat juga dilakukan
buah. Tes ini dilaksanakan secara individual dan tidak dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
diperbolehkan kerjasama maupun melihat buku dalam hendak dikuasai siswa setelah melaksanakan
menjawabnya. Hasil tes pada dasarnya bertujuan pembelajaran.
memberikan gambaran tentang keberhasilan proses Pada siklus II kegiatan ini sudah terlaksana dengan
pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dari segi baik, dimana pada kegiatan ini guru sudah memberikan
keberhasilan proses dan keberhasilan produk. [13] motivasi kepada siswa dengan baik, serta sudah
Hasil tes yang diperoleh pada siklus I masih kurang menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
memuaskan terdapat siswa dengan nilai rendah dengan Sehingga pada saat diskusi tersebut siswa belajar dengan
perincian sebagai berikut, nilai 90 sebanyak 1 orang, baik. Hal ini disebabkan dengan menyampaikan tujuan
nilai 80 sebanyak 4 orang. Jadi jumlah siswa yang pembelajaran yang jelas, maka pikiran siswa akan
bernilai rendah sebanyak 8 orang, dari 13 orang siswa terfokus terhadap apa yang harus dicapai dan
kelas V. dikuasainya setelah melaksanakan pembelajaran, oleh
karena itu, penyampaian tujuan pembelajaran sangat
Penghargaan Kelompok penting dilakukan oleh seorang guru dalam
Kegiatan penghargaan kelompok dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran.
siswa selesai mengerjakan tes. Penghargaan yang Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
diberikan berupa hadiah berdasarkan poin kelompok siswa dapat memberikan pengaruh yang berarti

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
18
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

kepada kemampuan siswa”. Di mana dengan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang
menyampaikan tujuan pembelajaran ini dapat telah diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga tingkat
membantu siswa dan mengarahkan siswa untuk kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah.
dapat menciptakan kondisi mental siswa untuk Kemudian ambil satu siswa dari tiap bagian sebagai
menerima pembelajaran yang telah ditetapkan. anggota kelompok. Kelompok yang sudah dibentuk
Maka dengan sendirinya dengan kegiatan ini siswa diusahakan berimbang selain menurut kemampuan
dapat memahami dan mengerjakan tugas-tugas akademik juga diusahakan menurut jenis kelamin
yang diberikan dengan baik. [5] dan latar belakang.

Menyajikan atau Menyampaikan Materi Membaca atau Pemberian Materi


Sebelum siswa belajar di dalam kelompoknya, Setelah siswa duduk dalam kelompok
terlebih dahulu guru menyampaikan materi cooperative, peneliti membagikan lembar ahli
pelajaran kepada siswa secara klasikal. Dalam berupa LKPD dan bagan diskusi yang akan
menyampaikan materi kepada siswa dapat didiskusikan pada kelompok ahli. Untuk
dilakukan secara verbal atau secara non verbal. memahami tugas yang akan dikerjakan, siswa
Pada siklus II kegiatan ini sudah berjalan dengan terlebih dahulu membaca dan memahami LKPD
baik karena sudah terjalinnya interaksi antara siswa dan bagan diskusi yang diberikan.
dan guru, dimana dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran tersebut guru melakukan tanya- Menempatkan Siswa dalam Kelompok Ahli
jawab dengan siswa, sehingga pembelajaran tidak Dari hasil penelitian bahwa pada siklus II
didominasi oleh guru saja, akan tetapi siswa juga kegiatan ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. disebabkan karena sebelum melaksanakan belajar
kelompok guru dengan tegas memberikan
Tahap Cooperative informasi kepada masing-masing kelompok,
Menempatkan Siswa dalam Kelompok ke dimana keberhasilan kelompok sangat ditentukan
Dalam Kelompok Asal oleh kerja sama yang baik diantara sesama anggota
Tahap pembelajaran pada siklus II sama kelompok, jika kelompok tersebut ingin
dengan langkah-langkah cooperative learning tipe mendapatkan penghargaan yang lebih meningkat
Jigsaw pada siklus I, hanya perbaikan pada tahap dari penghargaan yang diperoleh sebelumnya.
penempatan siswa dalam kelompok cooperative, Maka, masing-masing anggota kelompok harus
diskusi kelompok ahli dan laporan kelompok. belajar dengan baik dikelompoknya, supaya semua
Dengan memberikan tindakan berupa peninjauan anggota kelompok dapat memahami dengan baik
kembali kelompok cooperative dengan mengganti materi yang sedang didiskusikan. Dan dengan
keanggotaan kelompok pada siklus I, pemberian sendirinya pada akhir pelajaran siswa tersebut
bagan diskusi dan teks bacaan dan pelaksanaan dapat menjawab soal tes dengan baik. Hal ini
diskusi kelas. disebabkan karena penghargaan kelompok sangat
Kegiatan yang dilakukan peneliti selanjutnya ditentukan oleh keberhasilan dari semua anggota
adalah penempatan siswa dalam kelompok kelompok menjawab soal tes yang diberikan oleh
cooperative. Masing-masing kelompok terdiri dari guru. Sehingga dengan sendirinya masing-masing
empat orang siswa, dengan alasan jika anggota kelompok akan berusaha semaksimal mungkin
kelompok terlalu banyak akan sulit terjadi belajar didalam kelompoknya demi keberhasilan
kerjasama antara siswa dan mengeluarkan kelompok.
pendapat, sehingga didomonasi oleh siswa yang
pandai dan jika anggota kelompok terlalu kecil Diskusi Kelompok Ahli
akan mengakibatkan terbatasnya interaksi yang Pada diskusi kelompok ahli semua aktifitas
dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama positif sudah mencapai persentase maximum yang
untuk menyelesaikan tugas. sangat baik sekali. Peneliti berkeyakinan bahwa
Menyarankan empat orang, dimana para siswa peningkatan aktifitas positif ini disebabkan oleh
bekerja secara berpasangan, dan kemudian kedua rasa tanggung jawab pada kelompok pada diri
pasangan dari keempat orang tersebut saling siswa sudah terbina sehingga siswa sudah semakin
berintekrasi satu sama lain.[6] berani mengemukakan pendapat, berani bertanya
Pembentukan kelompok dengan cara bila mengalami kesulitan dan berani menanggapi
mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan pendapat teman. Aktifitas negatif seperti sikap

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
19
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

tidak menjawab/memberi penjelasan atas Pada akhir pembelajaran peneliti akan menguji
pertanyaan teman, aktifitas sikap acuh/belajar kemampuan siswa dengan memberikan lembar soal
sendiri, aktifitas permisi keluar sudah tidak ada tes kepada masing-masing siswa. Pada saat inilah
lagi. Selama proses pembelajaran tidak ada siswa masing-masing siswa berusaha dan bertanggung
mengobrol, mereka sungguh-sungguh jawab secara individual melakukan yang terbaik
memanfaatkan waktu yang diberikan untuk demi keberhasilan kelompoknya. Pada saat
berdiskusi membahas materi pembelajaran. mengerjakan soal tes ini tidak diperkenankan siswa
untuk saling membantu dalam menjawab soal.
Memperesentasekan Menyampaikan Materi ke Pelaksanaan kegiatan pada siklus II sudah
Kelompok Asal berjalan dengan baik, dimana siswa dapat
Setelah melakukan diskusi dan menguasai mengerjakan soal tes dengan baik. Hal ini
materi yang telah dibahas pada pada kelompok ahli, disebabkan karena pada siklus II ini soal tes yang
siswa kembali ke kelompok cooperative untuk diberikan oleh guru kepada siswa dapat dipahami
mengajarkan materi yang telah didiskusikan. dengan mudah, karena soal tes yang diberikan
Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tersebut sudah jelas. Sehingga siswa dapat
materi yang telah diterima dan mengajarkan kepada menjawab soal tersebut dengan baik. Dari hasil
teman didalam kelompoknya. Kegiatan ini tidak penelitian siklus I nilai rata-rata siswa hanya
boleh berakhir sampai semua anggota kelompok mencapai 72, sedangkan setelah dilaksanakan
dapat memahami materi yang diajarkan temannya. perbaikan pada siklus II hasil belajar siswa
Siswa diberi kesempatan secara bergantian meningkat daya serap siswa sudah mencapai 85%
menjelaskan materi. Dalam belajar cooperative baik, 15 cukup, dengan nilai persentase rata-rata
siswa belajar bersama, saling menyumbang pikiran kelas 87%. Dari persentase ini dapat penulis
dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil simpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini
belajar baik secara individu maupun kelompok. [6] telah tuntas, sebagaimana yang ditetapkan
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dijelaskan Susanto (dalam BNSP) ketuntasan
dilakukan dengan mempresentasikan hasil diskusi belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%
kelompok ke depan kelas, dan kelompok lain dengan kriteria ideal minimum 75%. Berdasarkan
menanggapi hasil diskusi yang telah dilaporkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh maka
oleh temannya. Setelah siswa mempresentasikan pelaksanaan pembelajaran sudah baik dan guru
hasil diskusinya ke depan kelas, maka guru sudah berhasil dalam usaha meningkatkan
memberikan kunci jawaban dari LKPD yang telah pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan
dikerjakan dikelompoknya tersebut. Pada kegiatan pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw bagi
ini siswa akan memeriksa sendiri hasil diskusi yang siswa kelas V SDN 02 Sitiung. [14]
telah dilakukannya serta melengkapinya, jika Keberhasilan dalam pembelajaran tidak
masih terdapat kekurangan dari jawaban LKPD terlepas dari persiapan yang harus dilakukan guru
yang sudah didiskusikan di dalam kelompoknya sebelum pelaksanaan pembelajaran, seperti
berdasarkan kunci jawaban yang telah diberikan menentukan pendekatan yang digunakan,
kepada masing-masing kelompok tersebut. menentukan materi yang akan diajarkan,
Pada siklus II kegiatan ini sudah berjalan membentuk kelompok-kelompok kecil,
dengan baik, dimana pada saat siswa mengembangkan materi pelajaran, menyampaikan
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas tugas dan peran siswa, dan menentukan waktu dan
guru menugasi kelompok tersebut untuk mencatat tempat yang akan digunakan dalam proses
hasil diskusinya di papan tulis, sehingga dengan pembelajaran.
kegiatan ini semua kelompok dapat memperhatikan
dengan jelas hasil diskusi yang telah dilaporkan Penghargaan Kelompok.
oleh temannya. Pada siklus II ini ada kelompok Kegiatan penghargaan kelompok dilakukan
yang menanggapi hasil diskusi temannya, yaitu dengan memberikan hadiah sebagai penghargaan
dengan menambahkan jawaban terhadap hasil atas usaha yang telah diperolehnya selama
diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. pembelajaran berlangsung. Pemberian
penghargaan kepada kelompok ini dapat dilihat
Tahap Pasca Cooperative dengan menghitung selisih skor dasar yang
Mengadakan Kuis/ Tes diperoleh siswa dengan hasil tes yang didapatkanya
pada akhir pembelajaran. Dimana skor peningkatan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
20
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

yang di perolehnya tersebut disumbangkan menjadi b. Pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP


skor kelompok. Bagi kelompok yang memperoleh dengan menggunakan pendekatan
poin perkembangan yang telah ditentukan cooperative learning tipe Jigsaw terdiri dari
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan akan 7 langkah. Pembelajaran menggunakan
mendapatkan penghargaan. Dimana kelompok pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw
yang memperoleh poin rata-rata 27,5, maka dibagi atas tiga tahapan yaitu tahap
penghargaan yang diperoleh kelompok adalah pracooperative, tahap cooperative dan tahap
super, bagi kelompok yang memperoleh poin pasca cooperative. Namun pada tahap ini
perkembangan rata-rata 20 dan 23, maka masih memiliki kekurangan dan kesalahan
penghargaan yang diperoleh adalah hebat. seperti tumpang tindihnya langkah
Pada siklus II kegiatan ini sudah dilaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan guru,
dengan baik, dimana pada siklus II kelompok yang permasalahan dalam diskusi kelompok,
berprestasi diberikan penghargaan sesuai yang pengaturan waktu dan motivasi dari guru.
telah ditentukan telah direncanakan. Sehingga c. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat
siswa tersebut merasa senang atas prestasi yang dengan mengisi instrument penilaian
diperolehnya. pengamatan baik untuk aspek guru, siswa
Pada pelaksanaan siklus II siswa sudah saling dan RPP sehingga apabila terjadi kesalahan
bekerjasama antara satu dengan yang lainnya tanpa dan kekurangan akan terlihat pada lembaran
melihat perbedaan. Hal ini terbukti siswa dengan tersebut.
cepat dapat menyelesaikan tugas yang diberikan d. Refleksi ini dilakukan antara peneliti dan
baik dalam kelompok cooperative maupun dalam teman sejawat untuk mendapatkan masukan
kelompok ahli. Dalam melakukan diskusi siswa dan saran yang membangun berdasarkan
tidak lagi mengalami kesulitan karena telah dibantu pengamatan proses pembelajaran. Hal ini
dengan teks bacaan yang berkaitan dengan materi bertujuan untuk perbaikan siklus II.
yang sedang dipelajari. Selain itu siswa tidak lagi e. Hasil/ penilaian dari aspek hasil belajar
merasa malu dengan memberikan pendapatnya, siswa pada siklus I diambil dari hasil skor tes
saling bekerjasama, dan lebih kreatif dalam kuis. Sedangkan untuk peneliti dan RPP
mencari informasi yang berkaitan dengan materi. berdasarkan instrumen penilaian dan format
Dalam kegiatan laporan kelompok siswa sudah pencatatan lapangan. Pada pendekatan
bertanggungjawab untuk mengajarkan materi pembelajaran tipe Jigsaw ini menekan pada
kepada temannya dalam kelompok cooperative dan peningkatan pemahaman siswa. Pada siklus
saling bekerja sama untuk memahami materi yang I terjadi peningkatan nilai dari tes awal yaitu
dipelajari. Ini membuktikan pembelajaran yang kemudian setelah diadakan tes akhir siklus I
telah peneliti laksanakan telah berhasil. menjadi 72. Walaupun masih di bawah
kriteria ketuntasan yang peneliti takarkan
5. Kesimpulan yaitu > 75. Jadi, pembelajaran dengan
Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian menggunakan pendekatan cooperative
serta pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan learning tipe Jigsaw harus dilanjutkan pada
sebagai berikut: siklus II.
1. Pada siklus I ini terdapat beberapa kesalahan 2. Siklus II adalah hasil refleksi dari siklus I,
dan kekurangan yang terjadi baik ketika dimana segala kekurangan dan kesalahan yang
refleksi, perencanaan, tindakan, pelaksanaan, terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II,
maupun pengamatan. Dapat disimpulkan penjabarannya dapat disimpulkan sebagai
masing-masing langkah sebagai berikut: berikut:
a. Bentuk rancangan pembelajaran cooperative a. Perencanaan dibuat berdasarkan hasil
learning tipe Jigsaw tidak jauh beda dengan refleksi siklus I dimana segala kekurangan
rancangan pembelajaran yang ditentukan dan kesalahan pada siklus I diperbaiki pada
oleh kurikulum. Karena pembelajaran siklus II dengan memperhatikan media
cooperative ini mengutamakan kerja pembelajaran, RPP yang sesuai dengan
kelompok, perlu disediakan lembar ahli langkah-langkah pembelajaran tipe Jigsaw,
berupa LKPD dan bagan diskusi yang dan kesiapan guru mengajar. Pada siklus II
memudahkan siswa dalam menyelesaikan ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan
tugasnya dalam kelompok.

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
21
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22

b. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan Communication, New york: The McGraw-Hill


perencanaan dan telah mengalami Companies, 2003.
peningkatan yang tergambar ketika proses [11] Kemp dan Dayton, 1985. dalam kutipan Arsyad
pembelajaran berlangsung yaitu guru dan (2002) Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja
Garfindo Perasada.
siswa sama-sama bersemangat dalam proses
[12] Kagan. 2000. Cooperative Learning Structure.
pembelajaran. Numbered Heads Together. (Online),
c. Pengamatan dilakukan ketika proses (http://Alt.Red/clnerwork/numbered.htm)
pembelajaran dengan menggunakan diakses 3 Desember 2011.
instrumen penilaian dan pencatatan lapangan [13] Sagala Syaiful. 2003. Konsep dan Makna
yang telah disedia untuk pengamat. Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
d. Refleksi dilakukan secara kolaboratif. Pada [14] BNSP, 2006. Standar Kompetensi Mata
siklus II ini mencakup refleksi terhadap Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Dirjen.
perencanaan, pelaksanan, evaluasi dan hasil [15] Friska. Sonia Y., Dkk. 2022. Pengembangan e-
yang diperoleh siswa. yakni dilihat dari hasil LKPD dengan 3D Pageflip Berbasis Problem
paparan siklus II bahwa perencanaan Solving pada Tema Lingkungan Sahabat Kita di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol. 6 No. 2.
pembelajaran sudah lebih baik dari siklus I,
[16] Friska. Sonia Y., Novitasari Ana. 2020.
serta dilaksanakan sesuai dengan langkah- Peningkatan Hasil Belajar Pemecahan Masalah
langkah yang tertulis dalam perencanaan. Soal Cerita Pecahan Menggunakan Strategi
e. Hasil/ Penilaian dilakukan berdasarkan Polya. Jurnal JVEIT. Vol. 1 No. 1.
siklus I dan hasil belajar siswa merupakan
gambaran ketuntasan mengajar guru. Rata-
rata skor siswa meningkat dari rata-rata skor
siklus I dari 72, kemudian setelah diadakan
tes akhir siklus II menjadi 87. Jadi dilihat
dari rata-rata yang diperoleh siswa dengan
menggunakan pendekatan cooperative
learning tipe Jigsaw hasil pembelajaran
siswa dapat ditingkatkan.

Daftar Rujukan
[1] Jean Piaget, 2002. Tingkat Perkembangan
Kognitif. Jakarta, Gramedia.
[2] Nurhadi, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan
penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.
[3] Yusuf, M. 2003. Pendidikan bagi Anak dengan
Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai
[4] Aronson, E. 2008. The Jigsaw Classroom, Web
Site Copyright, Social Psycology Network.
Diambil pada tanggal 9 Januari 2019, dari
http://www.aronson.sosialpychology.org.
[5] Melvin L Silberman, Active Learning, Nusa
Media, Bandung, 2011 Muhibbin Syah,
Psikologi Belajar, Rajawali Pers, 2011
[6] Asma, Nur. 2008. Model Pembelajaran
Kooperatif. Padang: UNP.
[7] Gagne, R. M. 1997. Kondisi Belajar dan Teori
Pembelajaran. Terjemahan Munandir. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
[8] Nana Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, Rosda Karya, Bandung
[9] Subroto, Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar
di Sekola. (Jakarta: Rineka. Cipta).
[10] Pearson, Judy C.. Paul E. Nelson, Scott
Titsworth, Lynn Harter, Human

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
22

You might also like