Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research starts from the fact in the field that learning carried out by teachers often use conventional
learning models, where teachers are always the center of learning (teaching centered) so that the learning
outcomes of PAI and BP students are not as expected. Therefore, action is taken by using a Jigsaw type cooperative
learning model that makes the students the learning center itself (student centered). This research aims to improve
the learning process of PAI and BP in the classroom so that it can improve the learning outcomes of PKn in class
V SD 02 Sitiung. The approach used in this study is a qualitative approach. Data collection was carried out with
observations, interviews, tests, and observation sheets. Jigsaw type cooperative learning model is a learning model
that places students in study groups of 4 or 5 students. This learning model is done through stages, starting from
conveying learning objectives, providing information about the material studied, organizing students into groups,
reading/ giving materials, placing students in expert groups, presenting materials to members of the original
group, holding quizzes/ tests , give an award. From the results of the study, it is seen that by using the Jigsaw type
cooperative learning model can improve the learning outcomes of PAI and BP students in class V SDN 02 Sitiung.
From the results of student learning for the assessment of results in cycle I obtained a value with an average of 72
and there was an increase in student learning outcomes in cycle II that is the assessment of results obtained a
value with an average of 87.
Abstrak
Penelitian ini berawal dari kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sering
menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru selalu menjadi pusat pembelajaran (teaching
centered) sehingga hasil belajar PAI dan BP siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu dilakukan
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang menjadikan siswa pusat
pembelajaran itu sendiri (student centered). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran PAI
dan BP di kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PKn di kelas V SD 02 Sitiung. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi,
wawancara, tes, dan lembar pengamatan. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4 atau 5 orang siswa. Model
pembelajaran ini dilakukan melalui tahap-tahap yaitu dimulai dari menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan informasi tentang materi yang dipelajari, mengorganisasi siswa ke dalam kelompok, membaca/
pemberian materi, penempatan siswa dalam kelompom ahli, mempresetasikan materi pada anggota kelompok asal,
mengadakan kuis/ tes, memberikan penghargaan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan BP siswa di kelas V SDN 02
Sitiung. Dari hasil belajar siswa untuk penilaian hasil pada siklus I diperoleh nilai dengan rata-rata 72 dan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu penilaian hasil diperoleh nilai dengan rata-rata 87.
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
13
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
Pada pendekatan pembelajaran ini terdapat kelipatan empat, sehingga pertanyaan untuk
kelompok cooperative (asal) dan kelompok ahli. masing-masing topik sama jumlahnya; dan (h)
Kelompok cooperative, yaitu kelompok induk Mempersiapkan alat bantu yang menunjang
siswa yang beranggotakan siswa dengan pembelajaran; (2) Tahap Pelaksanaan: (a)
kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang Penempatan Siswa dalam Kelompok Cooperative:
beragam. Kelompok cooperative merupakan menempatkan siswa ke dalam kelompok yang
gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu masing-masing kelompok terdiri dari empat orang
kelompok siswa yang terdiri dari anggota dengan cara mengurutkan siswa dari atas ke bawah
kelompok cooperative yang berbeda yang berdasarkan kemampuan akademiknya daftar siswa
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga
topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang bagian. Kemudian diambil satu siswa dari tiap
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok
dijelaskan kepada anggota kelompok cooperative. yang sudah terbentuk diusahakan berimbang selain
[3] menurut kemampuan akademik juga diusahakan
Tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan menurut jenis kelamin dan etnis; (b) Penempatan
rasa tanggung jawab siswa terhadap Siswa dalam Kelompok Ahli: penempatan siswa
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran dalam kelompok ahli dengan mendistribusikan
orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi secara acak dalam masing-masing tim atau dengan
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengatur siswa yang masuk dalam kelompok ahli
memberikan dan mengajarkan materi tersebut dimana di dalam masing-masing kelompok-
kepada kelompok yang lain. Dengan demikian, kelompok ahli terdapat anak yang prestasinya
siswa saling tergantung satu sama lain dan harus tinggi, sedang, dan rendah; (c) Membaca
bekerjasama secara cooperative untuk mempelajari (Pemberian Materi): siswa menerima topik-topik
materi yang ditugaskan.”. [4] pakar dam membaca bahan yang akan diberikan
Dengan menggunakan pendekatan belajar ini untuk menemukan informasi. Begitu siwa telah
merupakan alternatif menarik karena materi belajar mendapatkan topik, biarkan mereka membaca
bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bahan-bahan yang telah mereka terima, atau
bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. jadikan membaca tersebut menjadi PR.
Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila Membagikan lembar ahli, dan kemudian menugasi
digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh setiap siswa untuk mengerjakan topik tertentu
siswa lain membentuk kumpulan pengetahuan atau (datangi setiap tim dan tunjuk setiap siswa untuk
keterampilan yang padu.[5] mengerjakan topik tertentu). Jika tim terdiri atas
Beberapa langkah yang dilakukan dalam lima anggota, mengambil salah satu topik bersama-
pelaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw, yaitu: (1) sama; (d) Diskusi Kelas Ahli (Pakar): Para siswa
Tahap Persiapan (Pracooperative): (a) yang memiliki topik-topik ahli yang sama bertemu
Menentukan topik-topik / materi pembelajaran; (b) untuk mendiskusikannya dalam kelompok-
Menemukan buku sumber yang berhubungan kelompok ahli. Masing-masing kelompok memilih
dengan materi pembelajaran yang akan dibahas; (c) pemimpin diskusi. Pemimpin diskusi tidak harus
Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan tertentu.
materi pembelajaran; (d) Membuat “lembar pakar” Pekerjaan pemimpin diskusi adalah sebagai
(expert sheet) untuk masing-masing unit. Lembar moderator diskusi, memanggil para anggota
ini memberi tahu siswa apa yang harus kelompok yang mengangkat tangan dan mencoba
dikonsentrasikan ketika mereka membaca, dan memastikan bahwa setiap orang berpartisipasi.
kelompok ahli yang mana yang akan bekerja Memberikan waktu sekitar dua menit kepada
dengan mereka; (e) Membuat bagan diskusi kelompok-kelompok ahli untuk membahas topik-
(bersifat pilihan). Bagan diskusi untuk masing- topik mereka. Siswa harus telah mencoba
masing topik dapat membantu membimbing menemukan informasi tentang topik-topik mereka
diskusi dalam kelompok-kelompok ahli; (f) dalam teks, dan mereka saling bertukar informasi
Membuat kerangka-kerangka kegiatan yang akan dan saling membantu satu sama lain dalam
dilaksanakan dalam proses pembelajaran; (g) kelompok untuk mempelajari topik tersebut. Para
Buatlah kuis, tes esai, atau asesmen lain untuk anggota kelompok membuat catatan masalah yang
masing-masing unit. Kuis minimal harus terdiri akan didiskusikan. Guru harus membimbing siswa
atas delapan pertanyaan, dua unit setiap topik, dalam melakukan diskusi tanpa mengambil alih
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
14
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
15
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
Siguntur, Kecamatan Sitiung Kabupaten Dari data di atas, dapat dioeroleh gambaran bahwa
Dharmasraya. hasil pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw adalah
Pembelajaran PAI dan BP Dengan Pendekatan sebagai berikut: angka perolehan tertinggi adalah 90
yaitu 1 orang, nilai 80 yaitu 4 orang, nilai 70 yaitu 5
Coopertive Learning Tipe Jigsaw.
orang, nilai 60 yaitu 3 orang. Jadi, hasil pembelajaran
PAI dan BP pada siklus I ini masih dalam kategori
belum tuntas.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Ketuntasan
Hasil %
Nama Belajar
No Tes Ketuntasan
Siswa Tun Belum
Akhir Perorangan
tas Tuntas
Dea
1 Silviana 80 80% √
Putri
Earlie
2 Damara 90 90% √
Ibharani
3 Habibullah 70 70% √
Hafif
4 100 100% √
Alvaro
Ikhsan
5 90 90% √
Saputra
4. Hasil dan Pembahasan Kevin
Hasil Penelitian 6 Dearly 70 70% √
Anandira
Khalisa
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 7 Amaturrahi 90 90% √
mi
Ketuntasan Muhammad
Hasil % 8 Zafran 100 100% √
Belajar
No Nama Siswa Tes Ketuntasan Idwan
Tun Belum
Akhir Perorangan Olivia Putri
tas Tuntas 9 100 100% √
Dea Pevita
1 Silviana √ 10 Revaldo 90 90% √
Putri 70 70% 11 Sahira Elsa 80 80% √
Earlie Tegar
2 Damara √ 12 Milan 90 90% √
Ibharani 80 80% Ramadhan
3 Habibullah 60 60% √ Nay Putri
13 80 80% √
Hafif Aisyah
4 √
Alvaro 90 90% Jumlah 1130 11 2
Ikhsan Rata-rata 87 85 15
5 √
Saputra 80 80% Persentase 87% 85% 15%
Kevin
6 Dearly √
Anandira 60 60% Dari data di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa
Khalisa hasil pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan
7 Amaturrahi √ pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw adalah
mi 80 80% sebagai berikut: perolehan tertinggi adalah 100 yaitu 3
Muhammad
8 Zafran √ √
orang, nilai 90 yaitu 5 orang, nilai 80 yaitu 3 orang, ,
Idwan 80 80% nilai 70 yaitu 2 orang,. Jadi, hasil pembelajaran PAI dan
9
Olivia Putri BP pada siklus II ini kategori tuntas.
Pevita 60 60% √
10 Revaldo 70 70% √ Pembahasan Penelitian
11 Sahira Elsa 70 70% √ Pembahasan Siklus I
Tegar Milan
12
Ramadhan 70 70% √ Bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
Nay Putri pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw: Rencana
13 √
Aisyah 70 70 pelaksanaan pembelajaran ini dirancang berdasarkan
Jumlah 940 5 8 langkah-langkah pembelajaran cooperative learning tipe
Rata-rata 72 38 62
Jigsaw. Sesuai dengan pendapat Menurut Robert (dalam
Persentase 72% 38% 62% Muhammad, 2006:29), langkah-langkah pembelajaran
cooperative learning tipe Jigsaw adalah: (1) Guru
memberikan pengenalan mengenai topik yang akan
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
16
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
dibahas; (2) Siswa dibagi atas kelompok kecil masing- yang akan diperolehnya atau pengetahuan yang
masing beranggotakan sebanyak 5 orang; (3) Guru diperoleh sekarang dengan pengalaman yang telah
membagi materi pelajaran; (4) Siswa dengan materi dimilikinya. Pada siklus I siswa sudah dapat menerima
yang sama membentuk kelompok baru (ini disebut pelajaran, mereka serius dalam mendengarkan
dengan kelompok ahli); (5) Peserta kelompok yang telah penjelasan guru dalam menyampaikan tujuan
memiliki keahlian sesuai dengan topik yang mereka pembelajaran, sehingga siswa mengetahui apa yang
bahas dikelompok ahli, kembali kekelompok semula harus dikuasai setelah melaksanakan pembelajaran ini
(kelompok awal). Mereka bertanggung jawab untuk nantinya, sehingga dengan sendirinya pikirannya dapat
menyampaikan keahlian yang telah mereka dapatkan terfokus terhadap materi yang didiskusikan. [10]
kepada anggota kelompoknya; (6) Pada akhir Tujuan pembelajaran yang disampaikan akan dapat
pembelajaran diberikan tes kepada siswa secara membantu dan mengarahkan siswa dalam belajar. Oleh
individual atau materi yang dijelaskan meliputi materi sebab itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas
yang telah dibahas; dan (7) Memberikan penghargaan akan dapat membantu siswa dalam belajar, hal ini
pada kelompok. Rancangan pembelajaran yang disusun disebabkan karena dengan memberikan tujuan
berdasarkan program semester sesuai dengan penelitian. pembelajaran dapat mengarahkan siswa terhadap materi
3.2 Memahami makna Asmaul Husna: al- Mumit, al- yang harus dikuasai atau dicapai oleh siswa setelah
Hayy, al- Qayyum, dan al-Ahad. Rencana pelaksanaan melaksanakan kegiatan pembelajaran. [11]
pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
pracooperative, tahap cooperative, dan tahap Tahap Cooperative
pascacooperative. Penempatan Siswa dalam Kelompok Cooperative.
Pelaksanaan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Kegiatan yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah
Siklus I: Pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP dengan penempatan siswa dalam kelompok cooperative.
menggunakan pendekatan cooperative learning tipe Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang
Jigsaw dengan materi pembelajaran Mengenal Allah siswa. dengan alasan jika anggota kelompok terlalu
SWT melalui asmaul husna. banyak akan sulit terjadi kerjasama antara siswa dan
Pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap mengeluarkan pendapat, sehingga didomonasi oleh
pracooperative, tahap cooperative, dan tahap siswa yang pandai dan jika anggota kelompok terlalu
pascacooperative. Antara lain: kecil akan mengakibatkan terbatasnya interaksi yang
dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama untuk
Tahap Pra Cooperative menyelesaikan tugas.
Memotivasi Siswa dan Menyampaikan Tujuan Menyarankan empat orang, dimana para siswa
Pembelajaran, Pada tahap ini langkah yang dilakukan bekerja secara berpasangan, dan kemudian kedua
peneliti adalah kegiatan membuka pelajaran berupa pasangan dari keempat orang tersebut saling berintekrasi
menyiapkan kondisi kelas untuk belajar dengan satu sama lain”. Pembentukan kelompok dengan cara
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebelum kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang telah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, praktisi diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga tingkat
terlebih dahulu memotivasi siswa untuk belajar yaitu kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kemudian
dengan menyanyikan lagu secara bersama yang ambil satu siswa dari tiap bagian sebagai anggota
berkaitan dengan materi yang akan di pelajari. kelompok. [12]
Hanya dengan motivasilah siswa dapat tergerak Kelompok yang sudah dibentuk diusahakan
hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang berimbang selain menurut kemampuan akademik juga
lain”. Dari hasil penelitian bahwa pada siklus I ini diusahakan menurut jenis kelamin dan latar belakang.
dilaksanakan dengan memotivasi siswa untuk belajar Membaca (Pemberian Materi) Setelah siswa duduk
yaitu dengan menyanyikan lagu secara bersama yang dalam kelompok cooperative, peneliti membagikan
berkaitan dengan materi yang akan di pelajari yaitu lagu lembar ahli berupa LKPD yang akan didiskusikan pada
asmaul husna. Pada saat bernyanyi semua siswa terlihat kelompok ahli. Untuk memahami tugas yang akan
bersemangat karena siswa hafal dengan lagu yang dikerjakan, siswa terlebih dahulu membaca dan
dinyanyikan. Kemudian guru melanjutkan dengan tanya memahami LKPD yang diberikan. Penempatan Siswa
jawab tentang isi lagu. Sebagian besar siswa tunjuk dalam Kelompok Ahli. Setelah siswa memahami tugas
tangan dan guru menunjuk salah seorang siswa dan yang akan dikerjakan, siswa ditempatkan dalam
siswapun langsung menjawab pertanyaan yang kelompok ahli berdasarkan kesamaan topik yang
dilontarkan guru. Hal ini penting dilakukan karena terdapat pada LKPD. Jadi, keanggotaannya terdiri dari
pengetahuan di bangun berdasarkan informasi yang kelompok cooperative yang berbeda dan tingkat
diperoleh siswa atau pengetahuan yang diperoleh kemampuan akademis yang berbeda. Keanggotaan ini
sekarang dengan pengalaman yang telah dimilikinya.[9] dapat ditentukan sendiri oleh peneliti.
Dengan membangkitkan skemata siswa dapat
menyebabkan terjadinya hubungan antara informasi Diskusi Kelompok Ahli
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
17
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
Pada kelompok ahli siswa mendiskusikan tugas yang telah diperoleh selama kegiatan belajar. Hadiah
yang terdapat dalam LKPD. Siswa saling mengeluarkan yang diperoleh beranekaragam sesuai dengan kriteria
ide dan pendapat untuk menyelesaikan tugas. Tetapi yang telah ditentukan. Seperti kelompok super
kegiatan diskusi ini kurang terlaksana dengan baik, memperoleh buku tulis, kelompok hebat memperoleh
karena kegiatan diskusi yang mengandung unsur pena dan kelompok terbaik memperoleh rol.
kerjasama baru pertama kali dilakukan siswa dan siswa Hadiah yang diberikan dapat membuat siswa
masih malu-malu dalam mengeluarkan pendapat, hanya merasa bangga karena hasil kerjanya dihargai dalam
10 orang yang berani mengeluarkan pendapat. Selain bentuk materi, sehingga siswa dengan semangat yang
berdiskusi siswa juga mencari informasi yang berkaitan tinggi berusaha menunaikan tugasnya dengan baik. [13]
dengan tugas, agar pertanyaan dapat dijawab dengan Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok
benar, karena keterbatasan sarana informasi yang mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Untuk
diperoleh siswa sangat sedikit. skor rata-rata kelompok lebih atau sama dengan 25 poin
Setelah melakukan diskusi dan menguasai materi penghargaan kelompok yang diperoleh adalah kelompok
yang telah dibahas pada pada kelompok ahli, siswa super. Skor rata-rata kelompok 16-25 poin adalah
kembali ke kelompok cooperative untuk mengajarkan kelompok hebat. Dan skor rata-rata kelompok 5-15 poin
materi yang telah didiskusikan. Masing-masing siswa adalah kelompok terbaik.
bertanggung jawab terhadap materi yang telah diterima
dan mengajarkan kepada teman didalam kelompoknya. Pembahasan Siklus II
Kegiatan ini tidak boleh berakhir sampai semua Tahap pembelajaran pada siklus II sama dengan
anggota kelompok dapat memahami materi yang langkah-langkah cooperative learning tipe Jigsaw pada
diajarkan temannya. Siswa diberi kesempatan secara siklus I, hanya perbaikan pada tahap penempatan siswa
bergantian menjelaskan materi Mengenal Allah SWT dalam kelompok cooperative, diskusi kelompok ahli dan
melalui asmaul husna. Dalam belajar cooperative siswa laporan kelompok. Dengan memberikan tindakan
belajar bersama, saling menyumbang pikiran dan berupa peninjauan kembali kelompok cooperative
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar dengan mengganti keanggotaan kelompok pada siklus I,
baik secara individu maupun kelompok. [6] pemberian teks bacaan dan pelaksanaan diskusi kelas.
Kegiatan penyampaian materi kepada teman sebaya Pembelajaran mengenal kitab-kitab Allah pada siklus II
baru pertama kali dilakukan siswa sehingga dalam sudah berjalan dengan baik, walau masih ada dua orang
penyampaian materi siswa mengalami kesulitan dan siswa yang belum dapat menyelesaikan soal.
malu-malu dalam menyampaikan materi karena takut Tahap pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP
salah dan dicemoohkan temannya. Akibatnya materi dengan menggunakan pendekatan cooperative learning
yang disampaikan kurang dipahami siswa. Hanya 5 tipe Jigsaw dapat dijelaskan sebagai berikut:
orang saja yang mampu melakukannya. Setelah itu siswa
di bawah bimbingan guru menyimpulkan pelajaran yang Tahap Pra Cooperative
telah dipelajari, dan siswa kembali duduk secara Memotivasi Siswa dan Menyampaikan Tujuan
klasikal. Untuk memotivasi siswa dalam belajar, maka
sebelum melaksanakan pembelajaran seorang guru
Tahap Pasca Cooperative harus dapat membangkitkan skemata siswa dengan
Mengadakan Kuis/ Tes. Kegiatan akhir dari melakukan tanya jawab tentang pengetahuan
pembelajaran ini adalah mengadakan tes. Tes yang sebelumnya yang berhubungan dengan materi yang akan
diberikan guru berupa objektif dengan jumlah soal 10 diajarkan pada saat itu. Selain itu, dapat juga dilakukan
buah. Tes ini dilaksanakan secara individual dan tidak dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
diperbolehkan kerjasama maupun melihat buku dalam hendak dikuasai siswa setelah melaksanakan
menjawabnya. Hasil tes pada dasarnya bertujuan pembelajaran.
memberikan gambaran tentang keberhasilan proses Pada siklus II kegiatan ini sudah terlaksana dengan
pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dari segi baik, dimana pada kegiatan ini guru sudah memberikan
keberhasilan proses dan keberhasilan produk. [13] motivasi kepada siswa dengan baik, serta sudah
Hasil tes yang diperoleh pada siklus I masih kurang menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
memuaskan terdapat siswa dengan nilai rendah dengan Sehingga pada saat diskusi tersebut siswa belajar dengan
perincian sebagai berikut, nilai 90 sebanyak 1 orang, baik. Hal ini disebabkan dengan menyampaikan tujuan
nilai 80 sebanyak 4 orang. Jadi jumlah siswa yang pembelajaran yang jelas, maka pikiran siswa akan
bernilai rendah sebanyak 8 orang, dari 13 orang siswa terfokus terhadap apa yang harus dicapai dan
kelas V. dikuasainya setelah melaksanakan pembelajaran, oleh
karena itu, penyampaian tujuan pembelajaran sangat
Penghargaan Kelompok penting dilakukan oleh seorang guru dalam
Kegiatan penghargaan kelompok dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran.
siswa selesai mengerjakan tes. Penghargaan yang Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
diberikan berupa hadiah berdasarkan poin kelompok siswa dapat memberikan pengaruh yang berarti
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
18
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
kepada kemampuan siswa”. Di mana dengan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang
menyampaikan tujuan pembelajaran ini dapat telah diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga tingkat
membantu siswa dan mengarahkan siswa untuk kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah.
dapat menciptakan kondisi mental siswa untuk Kemudian ambil satu siswa dari tiap bagian sebagai
menerima pembelajaran yang telah ditetapkan. anggota kelompok. Kelompok yang sudah dibentuk
Maka dengan sendirinya dengan kegiatan ini siswa diusahakan berimbang selain menurut kemampuan
dapat memahami dan mengerjakan tugas-tugas akademik juga diusahakan menurut jenis kelamin
yang diberikan dengan baik. [5] dan latar belakang.
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
19
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
tidak menjawab/memberi penjelasan atas Pada akhir pembelajaran peneliti akan menguji
pertanyaan teman, aktifitas sikap acuh/belajar kemampuan siswa dengan memberikan lembar soal
sendiri, aktifitas permisi keluar sudah tidak ada tes kepada masing-masing siswa. Pada saat inilah
lagi. Selama proses pembelajaran tidak ada siswa masing-masing siswa berusaha dan bertanggung
mengobrol, mereka sungguh-sungguh jawab secara individual melakukan yang terbaik
memanfaatkan waktu yang diberikan untuk demi keberhasilan kelompoknya. Pada saat
berdiskusi membahas materi pembelajaran. mengerjakan soal tes ini tidak diperkenankan siswa
untuk saling membantu dalam menjawab soal.
Memperesentasekan Menyampaikan Materi ke Pelaksanaan kegiatan pada siklus II sudah
Kelompok Asal berjalan dengan baik, dimana siswa dapat
Setelah melakukan diskusi dan menguasai mengerjakan soal tes dengan baik. Hal ini
materi yang telah dibahas pada pada kelompok ahli, disebabkan karena pada siklus II ini soal tes yang
siswa kembali ke kelompok cooperative untuk diberikan oleh guru kepada siswa dapat dipahami
mengajarkan materi yang telah didiskusikan. dengan mudah, karena soal tes yang diberikan
Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tersebut sudah jelas. Sehingga siswa dapat
materi yang telah diterima dan mengajarkan kepada menjawab soal tersebut dengan baik. Dari hasil
teman didalam kelompoknya. Kegiatan ini tidak penelitian siklus I nilai rata-rata siswa hanya
boleh berakhir sampai semua anggota kelompok mencapai 72, sedangkan setelah dilaksanakan
dapat memahami materi yang diajarkan temannya. perbaikan pada siklus II hasil belajar siswa
Siswa diberi kesempatan secara bergantian meningkat daya serap siswa sudah mencapai 85%
menjelaskan materi. Dalam belajar cooperative baik, 15 cukup, dengan nilai persentase rata-rata
siswa belajar bersama, saling menyumbang pikiran kelas 87%. Dari persentase ini dapat penulis
dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil simpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini
belajar baik secara individu maupun kelompok. [6] telah tuntas, sebagaimana yang ditetapkan
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dijelaskan Susanto (dalam BNSP) ketuntasan
dilakukan dengan mempresentasikan hasil diskusi belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%
kelompok ke depan kelas, dan kelompok lain dengan kriteria ideal minimum 75%. Berdasarkan
menanggapi hasil diskusi yang telah dilaporkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh maka
oleh temannya. Setelah siswa mempresentasikan pelaksanaan pembelajaran sudah baik dan guru
hasil diskusinya ke depan kelas, maka guru sudah berhasil dalam usaha meningkatkan
memberikan kunci jawaban dari LKPD yang telah pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan
dikerjakan dikelompoknya tersebut. Pada kegiatan pendekatan cooperative learning tipe Jigsaw bagi
ini siswa akan memeriksa sendiri hasil diskusi yang siswa kelas V SDN 02 Sitiung. [14]
telah dilakukannya serta melengkapinya, jika Keberhasilan dalam pembelajaran tidak
masih terdapat kekurangan dari jawaban LKPD terlepas dari persiapan yang harus dilakukan guru
yang sudah didiskusikan di dalam kelompoknya sebelum pelaksanaan pembelajaran, seperti
berdasarkan kunci jawaban yang telah diberikan menentukan pendekatan yang digunakan,
kepada masing-masing kelompok tersebut. menentukan materi yang akan diajarkan,
Pada siklus II kegiatan ini sudah berjalan membentuk kelompok-kelompok kecil,
dengan baik, dimana pada saat siswa mengembangkan materi pelajaran, menyampaikan
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas tugas dan peran siswa, dan menentukan waktu dan
guru menugasi kelompok tersebut untuk mencatat tempat yang akan digunakan dalam proses
hasil diskusinya di papan tulis, sehingga dengan pembelajaran.
kegiatan ini semua kelompok dapat memperhatikan
dengan jelas hasil diskusi yang telah dilaporkan Penghargaan Kelompok.
oleh temannya. Pada siklus II ini ada kelompok Kegiatan penghargaan kelompok dilakukan
yang menanggapi hasil diskusi temannya, yaitu dengan memberikan hadiah sebagai penghargaan
dengan menambahkan jawaban terhadap hasil atas usaha yang telah diperolehnya selama
diskusi kelompok yang telah dipresentasikan. pembelajaran berlangsung. Pemberian
penghargaan kepada kelompok ini dapat dilihat
Tahap Pasca Cooperative dengan menghitung selisih skor dasar yang
Mengadakan Kuis/ Tes diperoleh siswa dengan hasil tes yang didapatkanya
pada akhir pembelajaran. Dimana skor peningkatan
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
20
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
21
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 12 – 22
Daftar Rujukan
[1] Jean Piaget, 2002. Tingkat Perkembangan
Kognitif. Jakarta, Gramedia.
[2] Nurhadi, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan
penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.
[3] Yusuf, M. 2003. Pendidikan bagi Anak dengan
Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai
[4] Aronson, E. 2008. The Jigsaw Classroom, Web
Site Copyright, Social Psycology Network.
Diambil pada tanggal 9 Januari 2019, dari
http://www.aronson.sosialpychology.org.
[5] Melvin L Silberman, Active Learning, Nusa
Media, Bandung, 2011 Muhibbin Syah,
Psikologi Belajar, Rajawali Pers, 2011
[6] Asma, Nur. 2008. Model Pembelajaran
Kooperatif. Padang: UNP.
[7] Gagne, R. M. 1997. Kondisi Belajar dan Teori
Pembelajaran. Terjemahan Munandir. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
[8] Nana Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, Rosda Karya, Bandung
[9] Subroto, Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar
di Sekola. (Jakarta: Rineka. Cipta).
[10] Pearson, Judy C.. Paul E. Nelson, Scott
Titsworth, Lynn Harter, Human
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 12 – 22
22