You are on page 1of 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA MATERI

GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DIVARIASIKAN
DENGAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS IV SDN
PASAYANGAN 1 MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Sri Noorhidayati
e-mail: srinoorhidayati_793@yahoo.com

Abstract: The problem faced is the low learning outcomes Civics grade IV SDN
Pasayangan 1 Martapura. Especially on the material due to globalization cause
learning activities are still centered on the teacher, the learning method which
does not vary, the absence of media, students are less involved in the learning
process, the material of globalization is indeed difficult to understand for most
students. Solving this problem using models Numbered Heads Together (NHT)
varied with Two Stay Two Sray (TSTS). The purpose of this study was to
determine the activities of teachers, students and student learning outcomes on
globalization materials by using models Numbered Heads Together (NHT) varied
with Two Stay Two Sray (TSTS). This research is a classroom action research
conducted in two cycles. Setting the research were students of class IV SDN
Pasayangan 1 of the school year 2014/2015, the number of students 19 people
consisting of 9 men and 10 women. This research using instruments such as
teacher observation sheet activities, student activities, and achievement test that
analyzed qualitatively and quantitatively. The results showed that learning by
using learning model Numbered Heads Together (NHT) varied with Two Stay
Two Sray (TSTS) globalization materials can make the activity a good teacher
first cycle and the second cycle category in the excellent category. For activity of
students in the first cycle while in the active category sikus II in a very active
category. Student learning outcomes in the first cycle of student learning
outcomes completeness percentage is 44.73%, while in the second cycle of
student learning outcomes completeness percentage is 89.47%. Based on the
results of this study concluded that through learning model type Numbered Heads
Together (NHT) varied with Two Stay Two Sray (TSTS) can increase student
learning outcomes in the globalization of the material in class IV SDN
Pasayangan 1 Martapura. Thus through the model type Numbered Heads Together
(NHT) varied with Two Stay Two Sray (TSTS) advised teachers can apply in
Civics learning about globalization and with other materials.

Abstrak: Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya hasil belajar PKn siswa
kelas IV SDN Pasayangan 1 Martapura. Terutama pada materi globalisasi
penyebabnya dikarenakan aktivitas belajar masih berpusat pada guru, metode
pembelajaran yang tidak bervariasi, tidak adanya media pembelajaran, siswa
kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, materi globalisasi memang sulit
untuk dipahami bagi sebagian besar siswa. Pemecahan permasalahan ini
menggunakan model Numbered Heads Together (NHT) divariasikan dengan Two
Stay Two Sray (TSTS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru,
siswa dan hasil belajar siswa pada materi globalisasi dengan menggunakan model
Numbered Heads Together (NHT) divariasikan dengan Two Stay Two Sray
(TSTS). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Setting penelitian adalah siswa kelas IV SDN Pasayangan 1
tahun ajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 19 orang yang terdiri dari 9 laki-
laki dan 10 perempuan. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar
observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan tes hasil belajar yang dianalisis
secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) divariasikan dengan Two Stay Two Sray (TSTS) materi
globalisasi dapat membuat aktivitas guru siklus I kategori baik dan siklus II dalam
kategori sangat baik. Untuk aktivitas siswa pada siklus I kategori aktif sedangkan
pada sikus II dalam kategori sangat aktif. Hasil belajar siswa pada siklus I
persentasi ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 44,73% sedangkan pada siklus II
persentasi ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 89,47%. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Tipe Numbered
Heads Together (NHT) divariasikan dengan Two Stay Two Sray (TSTS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi globalisasi di kelas IV SDN
Pasayangan 1 Martapura. Dengan demikian melalui model Tipe Numbered Heads
Together (NHT) divariasikan dengan Two Stay Two Sray (TSTS) disarankan guru
dapat menerapkannya didalam pembelajaran PKn tentang globalisasi maupun
dengan materi lainnya.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Globalisasi, Model Numbered Heads Together (NHT)
divariasikan dengan Two Stay Two Sray (TSTS).

Undang-Undang RI Nomor dirinya, masyarakat, bangsa dan


20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Negara” (Hasbullah, 2006:304).
sistem pendidikan nasional yang Pembelajaran yang harus
berbunyi: “Pendidikan adalah usaha diberikan pada generasi bangsa
sadar dan terencana untuk dalam rangka mengembangkan
mewujudkan suasana belajar dan kemampuan, membentuk watak yang
proses pembelajaran agar peserta bermartabat dalam mencerdaskan
didik secara aktif mengembangkan kehidupan bangsa adalah dengan
potensi dirinya untuk memiliki pelajaran Pkn (Pendidikan
kekuatan spiritual keagamaan, Kewarganegaraan). Karena Pkn
pengendalian diri, kepribadian, secara luas mencakup “proses
kecerdasan, akhlak mulia, serta penyiapan generasi muda untuk
keterampilan yang diperlukan mengambil peran dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara” membantu agar tujuan dari
(Bedjo, 2010:11). pembelajaran Pendidikan
Pendidikan kewarganegaraan Kewarganegaraan dapat terlaksana
adalah program pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
berdasarkan nilai-nilai pancasila Nomor 19 Tahun 2005, khususnya
sebagai wahana untuk pada Bab IV pasal 19 yang
mengembangkan dan melestarikan menyatakan bahwa pembelajaran
nilai luhur dan moral yang berakar pada satuan pendidikan hendaknya
pada budaya bangsa Indonesia yang diselenggarakan secara: “Interaktif,
diharapkan menjadi jati diri yang Inspiratif, Menyenangkan,
diwujudkan dalam bentuk prilaku Menantang, Memotivasi peserta
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan
didik sebagai individu, anggota Memberi ruang yang cukup bagi
masyarakat dalam kehidupan prakarsa, kreativitas dan kemandirian
berbangsa dan bernegara. sesuai dengan bakat, minat dan
Pendidikan Kewarganegaraan perkembangan fisik serta psikologis
adalah mata pelajaran yang secara peserta didik”.
umum bertujuan untuk Berdasarkan kenyataan
mengembangkan potensi individu dilapangan pembelajaran PKn
warga negara Indonesia, sehingga sebagian besar cenderung masih
memiliki wawasan, sikap, dan diajarkan secara konseptual dengan
keterampilan kewarganegaraan yang hanya menggunakan metode
memadai dan memungkinkan untuk ceramah di sekolah-sekolah,
berpartisipasi secara cerdas dan khususnya di sekolah dasar. Hal ini
bertanggung jawab dalam berbagai menyebabkan siswa belum dapat
kehidupan bermasyarakat, berbangsa terlibat secara aktif dalam kegiatan
dan bernegara. pembelajaran di sekolah. Selama ini
Mengingat pentingnya siswa cenderung hanya mempelajari
pendidikan Kewarganegaraan untuk dan menghapal definisi atau konsep–
peserta didik, diperlukan berbagai konsep.
strategi pembelajaran yang dapat
Hal inilah yang dialami oleh hanya duduk manis ditempat masing-
siswa kelas IV SDN Pasayangan 1 masing sambil mendengar dan
Martapura, hal ini terlihat dari hasil mencatat apa yang disampaikan
belajar siswa pada angkatan tahun guru. Tidak ada keaktifan siswa
2013/2014 dalam mata Pelajaran dalam proses belajar mengajar di
PKn, hasil belajar siswa yang masih kelas. Mereka hanya berkutat pada
rendah tidak memenuhi nilai kriteria penghapalan materi-materi tanpa
ketuntasan minimal (KKM) pada pemahaman. Kalau dilihat dari sisi
mata pelajaran PKn yang mana nilai materi pelajaran, materi globalisasi
kriteria ketuntasan minimalnya memang sulit untuk dipahami bagi
adalah 70 di SDN Pasayangan 1 sebagian besar siswa karena
Martapura. Data tersebut merupakan sebuah materi tentang
menunjukkan 60% dari jumlah siswa pemahaman suatu globalisasi yang
20 orang dengan yang tidak tuntas pada umumnya bersifat
terdiri dari 12 orang yang belum membosankan.
memenuhi Kriteria Ketuntasan Akibat dari permasalahan-
Minimal dan hanya 40% siswa atau 8 permasalahn yang muncul tersebut
orang yang memenuhi Kriteria apabila dibiarkan begitu saja tanpa
Ketuntasan Minimal untuk mata adanya perbaikan dalam kegiatan
pelajaran PKn di kelas IV SDN pembelajaran, maka akan
Pasayangan 1 Martapura. mengakibatkan proses dan hasil
Penyebab dari rendahnya pembelajaran PKn di sekolah dasar
hasil belajar siswa dapat dilihat dari tidak akan mengalami peningkatan.
berbagai sisi, guru,siswa, maupun Munculnya permasalahan dan
dari sisi materi pelajaran itu sendiri. kenyataan yang negatif tentang hasil
Bagi guru, aktivitas belajar masih belajar yang rendah ini. Maka
berpusat pada guru, metode peneliti mencoba untuk mengatasi
pembelajaran yang tidak bervariasi, hal tersebut, salah satu upaya untuk
tidak adanya media pembelajaran. memudahkan mempelajari konsep–
Bagi siswa, kurangnya dilibatkan konsep PKn adalah dengan
dalam proses pembelajaran, mereka menerapkan suatu sistem
pembelajaran yang melibatkan peran dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa secara aktif dalam kegiatan siswa (Shoimin, 2014:108).
belajar mengajar, guna Untuk mengatasi
meningkatkan hasil belajar siswa. permasalahan tersebut maka peneliti
Salah satu implementasi berpendapat bahwa konsep ini sangat
strategi dalam belajar yaitu cocok dan cukup relevan dengan
digunakannya pendekatan dan pembelajaran model NHT
model-model dalam pembelajaran di divariasikan dengan TSTS, karena
kelas, karena saat ini model keunggulan model ini lebih
pembelajaran dipandang paling menekankan pada kinerja kelompok
punya peran strategis dalam upaya secara heterogen serta memberi
mendongkrak keberhasilan proses kesempatan kelompok untuk
hasil belajar mengajar, sehingga guru membagikan hasil dan informasi
diharapkan mampu menyampaikan dengan kelompok lain sehingga
materi dengan tepat tanpa siswa dalam belajar berdiskusi dan
mengakibatkan kebosanan. saling membantu dalam mempelajari
Model pembelajaran isi materi pelajaran yang mendukung
Kooperatif Tipe Numbered Heads tercapainya tujuan pembelajaran.
Together (NHT) divariasikan dengan Akhirnya, siswa lebih mudah untuk
Two Stay Two Stray (TSTS), model memahami konsep-konsep yang sulit
pembelajaran kooperatif tipe NHT atau sifatnya kompleks. Dengan
setiap anggota kelompoknya demikian kegiatan pembelajaran
bertanggung jawab atas tugas lebih efektif dan dapat dicapai secara
kelompoknya, sehingga tidak ada optimal karena sesuai dengan
pemisahan antara siswa yang satu pengetahuan yang dibangun secara
dan siswa yang lain dalam satu aktif oleh individu dan kelompok.
kelompok untuk saling memberi dan Menurut Trianto (2009:82),
menerima antara satu dengan yang Numbered Heads Together (NHT)
lainnya. Sedangkan model kooperatif atau penomoran berpikir adalah
tipe TSTS membuat siswa lebih merupakan jenis pembelajaran
termotivasi untuk mempelajari PKn kooperatif yang dirancang untuk
memengaruhi pola interaksi siswa METODE PENELITIAN
dan sebagai alternative terhadap Pendekatan yang digunakan
struktur kelas tradisional. Numbered dalam penelitian ini adalah
Heads Together (NHT) pertama kali pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
dikembangkan oleh Spencer Kagen Pendekatan kualitatif digunakan
(1999) untuk melibatkan lebih peneliti untuk memperbaiki kualitas
banyak siswa dalam menelaah materi pembelajaran dan kinerja peneliti
yang tercakup dalam suatu pelajaran sebagai tenaga pendidik, sedangkan
dan mengecek pemahaman mereka pendekatan kuantitatif digunakan
terhadap isi pelajaran tersebut. untuk memperbaiki hasil
Teknik belajar mengajar Dua pembelajaran siswa. Sedangkan jenis
Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two penelitiannya adalah penelitian
Stray) dikembangkan oleh Spencer tindakan kelas (PTK).
Kagan (1992). Struktur dua tinggal Prosedur penelitian yang
dua tamu memberi kesempatan dilaksanakan adalah Penelitian
kelompok untuk membagikan hasil Tindakan Kelas (PTK) yang
dan informasi dengan kelompok lain dikenalkan Kurt Lewin terdiri dari 4

(Lie, 2007:61). Model pembelajaran langkah, menurut (Suharsimi,

kooperatif dua tinggal dua tamu 2010:137) yaitu: Tahap Perencanaan

adalah dua orang siswa tinggal di (Planing), Tahap Pelaksanaan


Tindakan Kelas (Action), Tahap
kelompok dan dua orang siswa
Observasi dan Evaluasi (Observation
bertamu ke kelompok lain. Dua
and Evaluation), Refleksi (Refleksy).
orang yang tinggal bertugas
Penelitian Tindakan Kelas ini
memberikan informasi kepada tamu
dilaksanakan di SDN Pasayangan 1
tentang hasil kelompoknya,
yang beralamat Jalan Pangeran
sedangkan yang bertamu bertugas
Abdurrahman No. 1 Kelurahan
mencatat hasil diskusi kelompok
Pasayangan Kecamatan Martapura
yang dikunjunginya (Shoimin,
Kota Kabupaten Banjar tahun ajaran
2014:222).
2014/2015 dengan materi
Globalisasi. Subjek penelitiannya
adalah siswa kelas IV dengan jumlah mengembangkan keberanian siswa,
siswa 19 0rang yang terdiri dari baik dalam mengembangkan
siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan keahlian dalam bekerjasama yang
siswa perempuan sebanyak 10 orang. meliputi mendengarkan dengan
seksama, mengembangkan rasa
HASIL DAN PEMBAHASAN empati, maupun berkomunikasi saat
Hasil observasi aktivitas guru bertanya, mengemukakan pendapat
dalam upaya meningkatkan hasil atau menyampaikan
belajar pada materi globalisasi permasalahannya. Pemberian arahan,
menggunakan model Numbered bimbingan dan motivasi tersebut
Heads Together (NHT) divariasikan dimaksudkan agar proses
dengan Two Stay Two Stray (TSTS) pembelajaran bisa terlaksana dengan
dapat dikatakan berhasil dengan efektif.
kategori sangat baik. Keberhasilan Secara keseluruhan proses
aktivitas ini terjadi karena dari tiap- pembelajaran sudah bisa
tiap pertemuan guru berusaha dilaksanakan oleh guru dengan
memperbaiki kekurangan dan sangat baik dan maksimal.
kelemahan yang dimiliki agar Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
kegiatan pembelajaran berikutnya tipe Numbered Heads Together
bisa lebih baik lagi. (NHT) divariasikan dengan Two Stay
Dalam kegiatan pembelajaran Two Stray (TSTS) telah sesuai
guru telah mampu mengelola dengan kompetensi yang ingin
jalannya kegiatan kelompok yang dicapai dimana guru sebagai
dilakukan siswa dengan selalu fasilitator jalannya pembelajaran
memberikan arahan dan bimbingan yaitu memberikan fasilitas atau
serta motivasi kepada siswa. kemudahan dalam proses belajar
Menurut Isjoni (2012:93-94) mengajar, misalnya saja dengan
mengemukakan bahwa sebagai menciptakan suasana kegiatan
motivator guru berperan sebagai belajar yang sedemikian rupa, serasi
pemberi semangat dan dorongan dengan perkembangan siswa,
belajar kepada siswa dalam sehingga interaksi belajar-mengajar
akan berlangsung secara efektif bersama. Berdasarkan teori
(Sardiman, 2007:146). motivator, peranan teman sebaya
Hasil observasi aktivitas dalam belajar bersama memegang
siswa dalam pembelajaran dengan peranan penting untuk memunculkan
menggunakan model Numbered motivasi dan keberanian siswa agar
Heads Together (NHT) divariasikan mampu mengembangkan potensi
dengan Two Stay Two Stray (TSTS) belajarnya secara maksimal (Isjoni,
dapat dikatakan berhasil sesuai 2012:94).
indikator keberhasilan yang Para siswa juga sudah mulai
ditetapkan dengan sangat aktif. Hal terbiasa dengan kegiatan
ini menunjukkan adanya pengaruh berkelompok (kooperatif) sehingga
positif dengan diterapkanya aktivitas siswa dalam pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe menjadi lebih aktif. Karena dengan
Numbered Heads Together (NHT) belajar kelompok secara kooperatif
divariasikan dengan Two Stay Two dapat melatih dan membiasakan
Stray (TSTS), karena perpaduan siswa untuk saling berbagi (sharing)
kedua model ini lebih menekankan pengetahuan, pengalaman tugas dan
kepada siswa untuk aktif, bertukar tanggung jawab serta bertukar ide-
ide-ide, baik dalam berdiskusi, tanya ide atau pendapat. Disamping itu,
jawab, mencari jawaban, tujuan penting lain dari pembelajaran
menjelaskan dan juga menyimak kooperatif adalah untuk mengajarkan
materi yang dijelaskan teman serta kepada siswa keterampilan
lebih menekankan pada siswa lebih kerjasama dan kolaborasi.
bertanggung jawab atas tugas yang Keterampilan ini amat penting untuk
didapatnya sesuai dengan nomor dimiliki di dalam masyarakat di
kepala yang didapatnya. Dalam mana banyak kerja orang dewasa
perpaduaan model ini juga menuntut sebagian besar dalam organisasi
siswa untuk lebih aktif dan kreatif yang saling bergantung sama lain di
dalam menyelidiki suatu masalah mana masyarakat secara budaya
sehingga menumbuhkan minat dan semakin beragam (Rusman,
motivasi mereka untuk belajar 2012:210).
Hasil belajar yang diperoleh KESIMPULAN
siswa dalam pembelajaran dengan Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan model Numbered tindakan kelas terhadap siswa kelas
Heads Together (NHT) divariasikan IV SDN Pasayangan 1 Martapura
dengan Two Stay Two Stray (TSTS) Kabupaten Banjar, dapat
dapat dikatakan tuntas/berhasil disimpulkan sebagai berikut:
sesuai dengan indikator keberhasilan 1. Aktivitas guru pada pelajaran
yang ditetapkan, baik secara PKn tentang Globalisasi melalui
individual maupun klasikal. model pembelajaran kooperatif
Ketuntasan tersebut dapat tercapai tipe Numbered Heads Together
karena dalam kegiatan kelompok (NHT) divariasikan dengan Two
siswa mampu bekerjasama dengan Stay Two Stray (TSTS) pada
baik dan saling memberikan gagasan siswa kelas IV SDN Pasayangan
yang dimiliki guna menyelesaikan 1 Martapura Kabupaten Banjar
tugas yang diberikan serta saling terlaksana dengan sangat baik.
memberikan ide-ide kepada sesama 2. Aktivitas siswa pada pelajaran
anggota kelompoknya. Hal ini telah PKn tentang Globalisasi melalui
sesuai dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif
kooperatif yang merupakan suatu tipe Numbered Heads Together
kegiatan pembelajaran dimana siswa (NHT) divariasikan dengan Two
belajar dalam kelompok-kelompok Stay Two Stray (TSTS) pada
kecil yang memiliki tingkat siswa kelas IV SDN Pasayangan
kemampuan berbeda. Dalam 1 Martapura Kabupaten Banjar
menyelesaikan tugas kelompok, mengalami peningkatan dengan
setiap anggota harus saling bekerja kategori sangat aktif.
sama dan membantu untuk 3. Pembelajaran dengan
memahami suatu bahan pelajaran menerapkan model kooperatif
(Rusman, 2012:209). Dengan tipe Numbered Heads Together
pengembangan materi tersebut siswa (NHT) divariasikan dengan Two
mampu mengetahui dan memahami Stay Two Stray (TSTS) dapat
konsep-konsep materi lebih luas. meningkatkan hasil belajar PKn
pada materi globalisasi di Kelas
IV SDN Pasayangan 1
Martapura Kabupaten Banjar.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktiik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bedjo. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan.
Banjarmasin: Laboraturium
Pendidikan Kewarganegaraan
FKIP Unlam.
Hasbullah. 2006. Dasar-Dasar Ilmu
Kependidikan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Lie, A. 2007. Pembelajaran


Kooperatif. Jakarta: Grasindo

Sardiman, 2007. Interaksi &


Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : Raja Grafindo
Persada

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model


Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media

Trianto, 2009. Mendesain Model


Pembelajaran INOVATIF-
PROGRESIF: Konsep,
Landasan, dan
Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.

You might also like